Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN KEBIASAAN KELUAR PADA MALAM HARI DAN MEMAKAI OBAT

NYAMUK DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA LEMPASING KECAMATAN


TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN 2015

Melisah1, Dina Dwi Nuryani2

ABSTRAK

Kabupaten Pesawaran merupakan daerah endmis malaria. Kasus di Kecamatan


Hanura 2013 sebanyak 1.988, Padang Cermin 63 kasus, dan Pedada 262 kasus.
Lempasing salah satu desa di Wilayah kerja Kecamatan Teluk Pandan merupakan salah
satu desa endemis malaria, Tahun 2014 Lempasing terjadi kasus malaria Teriana,
Tropica dan Mix Malaria. Tujuan penelitian diketahui hubungan kebiasaan keluar pada
malam hari dan memakai obat nyamuk dengan kejadian malaria di Desa Lempasing
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.
Rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel 92 orang dipilih dengan random sampling sederhana. Analisis menggunakan uji
Chi-square dengan derajat kepercayaan 95%.
Hasil Penelitian ini memunjukkan bahwa ada hubungan kebiasaan keluar pada
malam hari dengan kejadian malaria (p=0,000), kebiasaan memakai obat nyamuk
(p=0,000) dengan kejadian malaria. Disarankan bagi masyarakat desa Lempasing jika
harus ada kegiatan di luar rumah pada malam hari harus menggunakan obat anti
nyamuk atau menggunakan pakaian yang menutup badan.

Kata Kunci : Malaria, keluar, obat nyamuk.

LATAR BELAKANG endemis malaria. Sekitar 40% penduduk


Malaria Merupakan salah satu dunia beresiko tertulat malaria hidup di
masalah kesehatan masalah kesehatan daerah Asean, 15% dari kasus malaria
masyarakat yang dapat menyebabkan dunia yang dilaporkan dan 2,7%
kematian terutama pada resiko tinggi penduduk dunia yang meninggal dunia
yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, serta akibat malaria berasal dari negara-
dapat secara langsung menyebabkan negara di Asia Tenggara (Soedarto,
anemia dan menurunnya produktivitas 2011).
kerja. Malaria merupakan penyakit Asia Tenggara 70% dari jumlah
menular yang sangat dominan di daerah penduduk atau sekitar 1216 juta jiwa,
tropis dan subtropis dan dapat bertempat tinggal di daerah endemis
menatikan. Setidaknya 270 penduduk malaria. Sekitar 96% dari penduduk
dunia meninggal denia menderita yang beresiko tertular malaria di Asia
malaria. WHO mencatat setiap tahunnya Tenggara tinggal di Bangladesh, India,
tidak kurang dari 1 hingga 2 juta Indonesia, Myanmar, dan Thailand dan
penduduk meninggal karena penyakit menyebabkan 95% kasus-kasus malaria
yang disebarluaskan oleh nyamuk (baik yang sakit maupun yang
Anopheles. Di Indonesia rata-rata kasus meninggal dunia) di daerah tersebut
malaria klinis sebesar 15 juta per tahun (Soedarto, 2011).
dan mengancam penduduk di daerah Kasus malaria di Indonesia
endemis, 60% diantaranya menyerang fluktuatif, jumlah daerah endemis tinggi
usia produktif. terlihat turun, dimana 2011
Malaria merupakan salah satu kabupaten/kota sebanyak 18%, 2012
masalah kesehatan yang penting di Asia sebanyak 16%, dan 2012 menjadi 14%.
Tenggara. Sepuluh dari 11 negara di Angka kesakitan secara nasional 2005-
Asia Tenggara merupakan daerah 2013 cenderung menurun, 4,1 per 1000

1) Puskesmas Hanura, Kabupaten Pesawaran


2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 2. April 2016 91


penduduk beresiko 2005 menjadi 1,38 Pengumpulan data dilakukan dengan
per 1000 2013. Sementara target angka menggunakan kuesioner, dan analisis
kesakitan malaria (API/annual parasite data secara univariat dan bivariat (uji
incidence) 2013 <1,25 per 1000 Chi-Square) dengan derajat kepercayaan
penduduk berisiko (Kemenkes RI, 2014). 95%.
AMI Provinsi Lampung 2012
sebesar 2,42 per 1.000 penduduk, angka HASIL DAN PEMBAHASAN
ini telah berada di bawah target sebesar a. Hasil Uji Univariat
5,5 per 1000 penduduk. API per 1000
penduduk 2012 sebesar 0,22, lebih Tabel 1
rendah dari target yang ditetapkan, Distribusi Variabel Penelitian
kurang dari 1 per 1000 penduduk
(Dinkes Provinsi Lampung, 2012). Jumlah
Variabel
Kasus malaria di wilayah kerja (%)
Puskesmas Hanura 2013 sebanyak Kejadian malaria
1.988, padang cermin 63 kasus, dan  Terkena malaria 66 (71,7%)
pedada 262 kasus (Data Puskesmas  Tidak terkena malaria 26 (28,3)
Hanura, 2013). Desa Lempasing salah Kebiasaan keluar pada
satu desa di wilayah kerja Puskesmas malam hari
Hanura merupakan salah satu desa  Keluar malam 66 (71,7%)
endemis malaria.Tahun 2014 Desa  Tidak keluar malam 26 (28,3)
Lempasing dengan jumlah KK 876 terjadi Kebiasaan memakai
kasus malaria teriana, malaria tropica obat nyamuk
dan mix malaria (Puskesmas Hanura,  Memakai obat nyamuk 71 (77,2%)
2014).  Tidak memakai obat 21 (22,8%)
nyamuk
METODE PENELITIAN
Penelitian kuantitatif dengan Berdasarkan tabel 1, diketahui
pendekatan cross sectional. Populasi bahwa kebiasaan keluar rumah,
dalam penelitian ini seluruh jumlah sebagian besar terbiasa keluar rumah
penduduk di desa Lempasing yaitu sebanyak 66 (71,7%). Demikian
sebanyak 876 KK dengan sampel 92 responden yang mempunyai kebiasaan
orang. Pemilihan sampel dengan random memakai obat nyamuk pada malam hari
sederhana. Variabel independen lebih besar (71 (77,2%)) dibandingkan
kebiasaan keluar malam, kebiasaan dengan yang tidak memakai obat
memakai obat nyamuk, dan nyamuk (21 (22,8%)).
dependennya kejadian malaria.

b. Hasil Uji Chi Square

Tabel 2
Hubungan antar Variabel dengan Kejadian Malaria di Desa Lempasing
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran 2015

P
OR
Hubungan Variabel
(95%)
 Kebiasaan keluar pada malam hari dengan kejadian malaria 0,001 93,53
 Kebiasaan memakai obat nyamuk dengan kejadian malaria 0,001 3,36

Hubungan kebiasaan keluar rumah yang berarti responden yang memiliki


pada malam hari dengan kejadian kebiasan keluar rumah pada malam hari
malaria berisiko terkena malaria 93,53 kali
Hasil uji chi square diperoleh dibandingkan dengan responden yang
p=0,001, dapat disimpulkan ada tidak keluar rumah pada malam hari.
hubungan antara kebiasaan keluar pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
malam hari dengan kejadian malaria. Pranoto dkk (1980), yang laksanakan di
Hasil ujin resiko diperoleh nilai OR 93,53 Klademak, menyatakan bahwa nyamuk

92 Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 2. April 2016


lebih banyak menggigit pada responden OR=3,36 berarti responden yang tidak
nyamuk yaitu penelitian yang di menggunakan obat nyamuk berisiko
klademak, sorong. Dimana presentase terkena malaria 3,36 kali dibandingkan
menyang sering keluar rumah. Proporsi dengan responden yang memakai obat
responden yang keluar rumah dan digigit nyamuk tersebut. Hasil penelitian ini
nyamuk sebesar (80%), sementara sejalan dengan (Arsin 2009),
mereka yang berada didalam rumah menyatakan responden dirumahnya
(14%). Nyamuk ini menggigit sepanjang menggunakan obat anti nyamuk (bakar
malam dengan fluktuasi gigitan aktif (fumigen), semprot (aerosol), listrik
pada empat jam pertama (18.30 – (electrik), dan zat penolak nyamuk
22.15) setelah matahari terbenam. (repellent), dapat mengurangi resiko
Hasil penelitian ini juga sejalan gigitan nyamuk yang dapat
dengan pengamatan yang dilakukan menimbulkan penyakit malaria.
peneliti pada saat penelitian, Karena kebiasaan nyamuk
menunjukkan dari 64 responden yang Anopheles untuk mencari darah adalah
memiliki kebiasaan keluar pada malam pada malam hari, dengan demikian jika
hari sebanyak 61 responden (95,3%) saat tidur malam hari menggunakan
terkena malaria dan 3 responden kelambu/penangkal, dapat mencegah
(4,7%) yang tidak terkena malaria, atau melindungi dari gigitan nyamuk
sedangkan dari 19 responden yang tidak anopheles.Hasil penelitian ini juga
memiliki kebiasaan keluar malam sejalan dengan pengamatan yang
sebanyak 5 responden (17,9%) terkena dilakukan peneliti pada saat penelitian,
malaria dan sebanyak 23 responden menunjukkan dari 55 responden yang
(82,1%) yang tidak terkena malaria. memiliki kebiasaan yang tidak memakai
Hasil penelitian ini sesuai dengan Yulianti obat nyamuk sebanyak 55 responden
(2013), menyatakan terdapat hubungan (100%) terkena malaria, sedangkan
yang siknifikan antara kebiasaan keluar dari 37 responden yang memiliki
pada malam hari dengan kejadian kebiasaan memkai obat nyamuk
malaria (p=0,002). Kegiatan di luar yang sebanyak 11 responden (29,7%) terkena
dilakukan oleh responden biasanya malaria dan sebanyak 26 responden
hanya sekedar bincan-bincang dengan (70,3%) yang tidak terkena malaria.
sesama tetangga atau saudara, seperti Berdasarkan uraian di atas bahwa
adanya kegiatan ronda malam atau responden yang memiliki kebiasan
bekerja pada sebagian malam hari. dirumahnya tidak menggunakan obat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penangkal nyamuk lebih beresiko
penelitian Firman (2011), di lakukan terkena gigitan nyamuk anopeles
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten dibandingkan yang menggunakan
Pesawaran, menyatakan ada hubungan perlindungan. Oleh karena itu bagi
kebiasaan berada diluar rumah pada masyarakat yang bertempat tinggal di
malam hari dengan kejadian malaria. daerah endemis malaria disarankan
Masyarakat mempunyai kebiasaan untuk menggunakan obat anti nyamuk
berbincang-bincang diluar rumah pada dengan merek apapun, yang penting
malam hari sekaligus sambil menonton dapat terlindung dari gigitannya.
televisi sampai larut malam. Kegiatan
seperti ini biasanya dilakukan bagi KESIMPULAN
mereka yang tidak memiliki pesawat Berdasarkan uraian di atas dapat
sendiri biasanya menonton di rumah disimpulkan sebagian besar responden
tetangga, sehingga sangat beresiko oleh terkena malaria, sementara responden
gigitan nyamuk anopheles. yang memiliki kebiasaan keluar pada
malam hari lebih banyak dibandingkan
Hubungan Kebiasaan Memakai Obat dengan yang tidak. Masyarakat yang
Nyamuk Dengan Kejadian Malaria memiliki kebiasaan memakai obat
Hasil uji chi square diperoleh p nyamuk saat tidur hanya sebagian kecil.
value 0,001, dapat disimpulkan ada Hasil perbedaan proporsi disimpulkan
hubungan bermakna antara kebiasaan responden yang mempunyai kebiasaan
memakai obat nyamuk dengan kejadian keluar pada malam hari beresiko terkena
malaria. Hasil uji juga diperoleh nilai malaria. Sementara obat nyamuk

Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 2. April 2016 93


ternyata mampu mengurangi gigitan Firman, (2011), Hubungan Tempat
nyamuk yang mengakibatkan malaria. Perindukan Nyamuk dan Perilaku
Masyarakat dengan Kejadian
SARAN Malaria di Wilayah Kerja
Bagi Masyarakat Puskesmas Hanura Kecamatan
Masyarakat hendaknya tidak Padang Cermin, Kabupaten
melakukan kegiatan keluar rumah pada Pesawaran;
malam hari untuk menghindari gigitan Harijanto, (2000), Malaria (Epidemiologi
nyamuk, jika aktifitas keluar rumah pada Patogenesis, Manifestasi Klinis, dan
malam hari tidak dapat dihindari Penanganan), EGC, Jakarta;
disarankan untuk memakai baju lengan Hastono, Prio Sutanto, (2007), Analisis
panjang dan celana panjang, atau dapat Data, FKM Universitas Indonesia,
pula menggunakan obat nyamuk oles Jakarta.
(rappelent), memakai kelambu saat tidur Kementrian Kesehatan Republik
malam hari dengan baik dan benar dan Indonesia, (2012), Profil Kesehatan
digunakan rutin setiap malamnya. Indonesia,
Jakarta;
Bagi Peneliti Kementrian Kesehatan Republik
Pada dasarnya masih banyak Indonesia, (2013), Profil Kesehatan
faktor lain menjadi penyebab penyakit Indonesia,
malaria seperti tingkat imunitas, Jakarta;
resistensi obat malaria, kondisi rumah, Kementrian Kesehatan Republik
pemeliharaan ternak besar sebagai Indonesia, (2014), Profil Kesehatan
barrier dan lain-lain, oleh karena itu Indonesia,
dapat melakukan penelitian dengan Jakarta;
variabel tersebut. Riyanto, (2011), Aplikasi Metodelogi
Penelitian Kesehatan;
Bagi puskesmas Soedarto, (2011), Malaria, Sagung Seto,
Menjadi bahan masukan bagi Jakarta;
puskesmas/dinas kesehatan setempat, Sugiono, (2013), Metode Peneltian
dalam rangka menetapkan program Kualitatif dan R & D, Bandung;
penanggulangan malaria, khususnya di Puskesmas Hanura (2013), Profil
wilayah kerja Puskesmas Hanura Puskesmas Tahun 2013,
Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran;
Pesawaran Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura (2014), Profil
puskesmas Tahun 2014,
DAFTAR PUSTAKA Pesawaran;
Arsin, Andi Arsunana, (2009), Malaria di Widoyono (2008), Penyakit Tropis
Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi, Penularan,
Epidemiologi, Masagentapress, Pencegahan dan Pemberantasan,
Makasar; Erlangga, Jakarta;
Dinas KesehatanKaabupaten Pesawaran, WHO (2012), Pedoman Tata Laksana
(2012), Profil kesehatan provinsi Malaria;
Lampung Tahun 2012, Lampung; Yulianti, (2013), Hubungan Perilaku
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, Masyarakat Dengan Kejadian
(2013), Profil Kesehatan Malaria di Desa Pulau Pahawang
Kabupaten Pesawaran Tahun Kecamatan Punduh Pedada
2013, Pesawaran; Kabupaten Pesawaran;

94 Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 2. April 2016

Anda mungkin juga menyukai