1
Artikel Penelitian
terakhir yaitu dengan API pada tahun 2011 pengendalian vektor malaria yang sasaranya
sebesar 7,14/1000 penduduk, pada tahun 2012 adalah sistem saraf. Bendiocarb mengandung
sebesar 15,29/1000 penduduk dan pada tahun senyawa C-H-N-O yang terdiri dari unsur karbon,
2013 sebesar 28,28/1000 penduduk (Puskesmas hydrogen, nitrogen dan oksigen dan bahan
Batakte, 2014). aktifnya 80%. Cara kerjanya menghambat enzim
Tingginya kasus malaria yang terjadi di kolinesterase dan menyebabkan penumpukan
masyarakat sangat erat kaitannya dengan asetikolin pada sinaps saraf. Penggunaan dosis
keberadaan nyamuk Anopheles spp sebagai insektisida Bendiocarb 80 WP untuk proses
pembawa penyakit. Sehingga untuk menurunkan pengendalian vektor Malaria terdiri atas 53g yang
jumlah kasus malaria diperlukan pengendalian disuspensikan dengan 8.5 L air (WHO, 2011).
vektor. Pengendalian vektor merupakan semua Berdasarkan klasifikasi toksisitas menurut
kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk WHO, penggunaan dosis 53g termasuk dalam
menurunkan populasi vektor serendah mungkin kategori berbahaya yang dapat mempengaruhi
sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko untuk efek samping residu yang membahayakan bagi
terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu pangan dan lingkungan, manusia dan hewan
wilayah atau menghindari kontak masyarakat ternak. Toksisitas merupakan suatu
dengan vektor sehingga penularan penyakit tular kemampuan yang melekat pada suatu bahan
vektor dapat dicegah (Kemenkes RI, 2010). kimia untuk menimbulkan keracunan atau
Pengendalian vektor di hampir semua negara dan kerusakan. Toksisitas biasanya dinyatakan dalam
daerah endemis pada dasarnya tidak tepat suatu nilai yang dikenal sebagai dosis atau
sasaran, tidak berkesinambungan dan belum konsentrasi mematikan pada hewan coba yang
mampu memutus rantai penularan. Hal ini dinyatakan dengan lethal dose (LD) atau lethal
disebabkan metode yang diterapkan belum concentration (LC) (WHO, 2011).
mengacu kepada data atau informasi tentang Berdasarkan buku Pedoman Penggunaan
vektor (Sukowati, 2010). Insektisida (Peptisida) dalam Pengendalian Vektor
Banyak cara pengendalian kimiawi yang yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI
sering dilakukan untuk mengendalikan nyamuk (2012), semakin tinggi perlakuan dosis yang
Anopheles spp melalui IRS (Indoor Residual diberikan pada insektisida, semakin tinggi pula
Spraying), salah satu diantaranya yaitu dengan efek toksisitas yang akan terjadi. Hal ini sejalan
menggunakan insektisida Bendiocarb 80 WP dengan penelitian dari Wiliams dalam Arief
(Depkes, 2003). Bendiocarb 80 WP merupakan Muhammad tentang Resistensi dan Insektisida
satu-satunya insektisida non-peritroid yang masih pada nyamuk yang menyatakan bahwa semakin
diterima masyarakat dan digunakan dalam tinggi dosis yang diberikan, semakin tinggi
3
Artikel Penelitian
paparan efek yang terjadi. Penelitian lain yaitu Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)
menurut Gallo (1991) menyatakan bahwa faktor Perbedaan efektivitas insektisida Bendiocarb 80
yang mempengaruhi keracunan insektisida antara WP dengan dosis 38g/8,5 L, 43g/8,5 L, 48g/8,5 L,
lain dosis, toksisitas senyawa pestisida, lamanya 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, 63g/8,5 L dan 68g/8,5 L pada
terpapar pestisida dan jalan pestisida masuk dinding tembok terhadap kematian nyamuk
dalam tubuh. Anopheles spp. (2) Dosis yang paling efektif dalam
Efek samping dari penggunaan dosis membunuh nyamuk Anopheles spp. (3) Waktu
Insektisida Bendiocarb 80 WP 53g antara lain yang paling efektif dalam membunuh nyamuk
lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera Anopheles spp.
makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan
kabur, keluar air mata, keringat, air liur METODE
berlebihan, tremor, pupil mengecil, denyut jantung Jenis penelitian ini adalah Eksperimen
lambat, tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan
dan sesak, buang air besar dan kecil tidak 7 perlakuan dosis insektisida Bendiocarb 80 WP
terkontrol, inkontinensi, tidak sadar, kejang-kejang yaitu : dosis 38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g, 68g
dan menyebabkan residu membahayakan bagi dengan 5 kali ulangan dan jumlah sampel pada
pangan dan lingkungan serta hewan dan ternak. setiap ulangan sebanyak 25 ekor nyamuk
Insektisida Bendiocarb 80 WP merupakan Anopheles spp. Penelitian ini dilakukan di Desa
golongan insektisida yang lagi digunakan di Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Provinsi NTT sekarang dalam mengendalikan Kupang.
nyamuk Anopheles spp sebagai vektor penularan Dalam penelitian ini, jenis data yang
penyakit Malaria dengan menggunakan dosis digunakan adalah data primer, yaitu data yang
standar yang direkomendasikan oleh WHO yaitu diperoleh dari hasil observasi terhadap genus
53g/8,5 L. Namun dalam pelaksanaan pemerintah nyamuk Anopheles spp selama perlakuan. Data
sulit untuk mendatangkan insektisida Bendiocarb sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi
80 WP, karena untuk mendapatkan satu sachet terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Kupang dan
53g insektisida Bendiocarb 80 WP membutuhkan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
biaya yang cukup mahal. Selain itu penggunaan Data dikumpulkan menggunakan lembar
dosis 53g insektisida Bendiocarb 80 WP termasuk observasi mengenai variabel yang diteliti.
dalam kategori berbahaya yang dapat Pengolahan data dilakukan melalui pengkodean,
menimbulkan resisten dan memberikan efek pemasukan, pengeditan, dan pembersihan data
samping yang membahayakan bagi pangan dan kemudian akan dianalisis secara statistik
lingkungan, manusia dan hewan ternak. menggunakan analisis Uji Anova.
4
Artikel Penelitian
5
Artikel Penelitian
Tabel 1. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 16,80 ekor (67,20%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam untuk perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 38g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 38g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 15 60 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 17 68 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 19 76 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 16 64 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 17 68 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 16,80 67,20 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 2. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian Nyamuk Anopheles spp sebanyak 16,80 ekor (67,20%), 3 jam
kemudian menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 38g/8,5 L mampu
membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp mati
pada 3 jam berikutnya.
2) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis 43g/
8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 3. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP dengan
Dosis 43g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 43g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 23 92,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 22 88,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 23 92,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 24 96,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 22 88,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 22,80 91,20
6
Artikel Penelitian
Tabel 3. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 43g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 22,80 ekor (91,20%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap jam untuk perlakuan dengan dosis 43g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 43g/8,5 L setiap 1 Jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 43g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 23 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 22 88,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 23 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 22 88,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 22,80 91,20 25 100,00 25 100,00 25 100,00
3) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis 48g/
8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 5. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
48g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 48g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 23 92,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 23 92,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 24 96,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 22 88,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 23 92,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 23,00 92,00
Tabel 5. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 23,00 ekor (92,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap jam untuk perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 6.
7
Artikel Penelitian
Tabel 6. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 48g/8,5 L Setiap 1 Jam, 3 Jam, 6 Jam dan 24 Jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 48g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 24 96,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 22 88,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 23,00 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 6. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 23,00 ekor (92,00%), 3 jam
kemudian bertambah menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 48g/8,5 L
mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp
mati pada 3 jam berikutnya.
4) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
53g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 7. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
53g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 53g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 24 96,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 24 96,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 24,60 98,40
Tabel 7. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 24,60 ekor (98,40%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 8.
8
Artikel Penelitian
Tabel 8. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 53g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 53g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 24,60 98,40 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 8. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 24,60 ekor (98,40%), 3 jam
kemudian bertambah menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 53g/8,5 L
mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp
mati pada 3 jam berikutnya.
5) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
58g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 9. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
58g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 58g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 25 100,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 25 100,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 25 100,00
Tabel 9. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 10.
9
Artikel Penelitian
Tabel 10. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 58g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 58g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 10. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 58g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
6) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
63g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 11. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
63g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
10
Artikel Penelitian
Tabel 12. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 63g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 63g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 12. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 63g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 63g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
7) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
68g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 13. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
68g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
11
Artikel Penelitian
Tabel 14. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 68g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 68g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 14. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 68g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 68g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
2. Perbedaan Efektivitas Insektisida Bendiocarb 80 WP dengan Dosis 38g/8,5 L, 43g/8,5 L, 48g/8,5
L, 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, 63g/8,5 L dan 68g/8,5 L Selama 1 jam terhadap Kematian Nyamuk
Anopheles spp pada Dinding Tembok
Tabel 15. Perbedaan Efektivitas Insektisida Bendiocarb 80 WP dari Berbagai Dosis (38g, 43g, 48g,
53g, 58g, 63g dan 68g) selama 1 jam terhadap Kematian Nyamuk Anopheles spp pada Dinding
Tembok di Desa Lifuleo
Dosis Insektisida Bendiocarb 80 WP
Ulangan
38g/8,5 L 43g/8,5 L 48g/8,5 L 53g/8,5 L 58g/8,5 L 63g/8,5 L 68g/8,5 L Sig.
I (%) 60 92,00 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00 0,000
II (%) 68 88,00 92,00 100,00 100,00 100,00 100,00
III (%) 76 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00 100,00
IV (%) 64 96,00 88,00 100,00 100,00 100,00 100,00
V (%) 68 88,00 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00
Rata-rata (%) 67,20 91,20 92,00 98,40 100,00 100,00 100,00
Tabel 15. menunjukkan bahwa perlakuan dari masing-masing dosis dapat memberikan efek
terhadap kematian nyamuk Anopheles spp dengan rata-rata perbedaan efektivitas dari masing-masing
perlakuan dosis terhadap kematian nyamuk Anopheles spp pada dinding tembok selama 1 jam antara lain
: dosis 38g/8,5 L (67,20%), dosis 43g/8,5 L (91,20%), dosis 48g/8,5 L (92,00%), dosis 53g/8,5 L (98,40%),
dosis 58g/8,5 L (100,00%), dosis 63g/8,5 L (100,00%) dan dosis 68g/8,5 L (100,00%). Hasil uji Kruskal-
Wallis menunjukkan nilai Sig. p=0,000 (p<0,05) sehingga ada perbedaan yang bermakna efektivitas
12
Artikel Penelitian
insektisida Bendiocarb 80 WP dari berbagai dosis (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dan 68g) pada dinding
tembok terhadap kematian nyamuk Anopheles spp.
3. Perbedaan Dosis yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp
Tabel 16. Dosis yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp pada Dinding
Tembok Selama 1 Jam
Dosis Insektisida Bendiocarb 80 WP
Ulangan
38g/8,5 L 43g/8,5 L 48g/8,5 L 53g/8,5 L 58g/8,5 L 63g/8,5 L 68g/8,5 L
I 15 23 23 24 25 25 25
II 17 22 23 25 25 25 25
III 19 23 24 25 25 25 25
IV 16 24 22 25 25 25 25
V 17 22 23 24 25 25 25
Rata-rata 16,80 22,80 23,00 24,60 25 25 25
Ratio (%) 0,44 (44%) 0,53 (53%) 0,48(48%) 0,47 (47%) 0,43 (43%) 0,39 (39%) 0,36 (36%)
Tabel 16. menunjukkan bahwa dosis yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp
selama 1 jam dengan 5 kali ulangan yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio kematian sebesar 0,53 (53%).
Kemudian dosis 48g/8,5 L sebesar 0,48 (48%), dosis 53g/8,5 L sebesar 0,47 (47%), dosis 38g/8,5 L
sebesar 0,44 (44%), dosis 58g/8,5 L sebesar 0,43 (43%), dosis 63g/8,5 L sebesar 0,39 (39%) dan dosis
68g/8,5 L sebesar 0,36 (36%). Dosis yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp selama
1 jam dengan 5 kali ulangan dapat digambarkan pula dalam bentuk kurva sebagai berikut :
60
53
50
48 47
44 43
40 39
36
30
Efektivitas Kematian Nyamuk
20
10
0
38g 43g 48g 53g 58g 63g 68g
13
Artikel Penelitian
900
800 811
700
600
500
300 291.66
200
145.83
100
36.4
0
1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
B. Bahasan
1. Perbedaan Efektivitas Insektisida terhadap Kematian Nyamuk Anopheles spp
Bendiocarb 80 WP dengan Dosis 38g/8,5 L, pada Dinding Tembok
43g/8,5 L, 48g/8,5 L, 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, Berdasarkan hasil pengamatan bahwa
63g/8,5 L dan 68g/8,5 L Selama 1 jam perlakuan dari masing-masing dosis dapat
14
Artikel Penelitian
Dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang paling Dirjen PP dan PL. 2011. Pengendalian nyamuk
Anopheles. Jakarta. Diunduh dari:
efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pe
yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio kematian rmenkes/PMK/pdf.
Ditjen PPM dan PLP. 1986. Petunjuk Melakukan
sebesar 0,53 (53%). Waktu yang paling efektif
Macam-macam Uji Entomologi Yang
dari insektisida Bendioacarb 80 WP dalam Diperlukan Untuk Menunjang Operasional
Program Pemberantasan Penyakit Yang
membunuh nyamuk Anopheles spp yaitu pada 1
Ditularkan Serangga. Jakarta.
jam pertama dengan ratio kematian sebanyak 811 Gallo. 1991. Organic Phosphorus Pepticides
dalam Handbook of Pepticide Toxicology.
ekor.
vol.11, 92 1-95 1.
Disarankan bagi instansi kesehatan dapat Harbach. 2008. Habitat dan morfologi Nyamuk
Anopheles spp. Jakarta. Diunduh dari:
melakukan upaya pengendalian nyamuk
http://dies.unud.ac.id/wpcontent/uploads/20
Anopheles spp dengan menggunakan insektisida 08/09/-baru.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Bendiocarb 80 WP dosis 43g/8,5 L.
2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Pengendalian Vektor. Diunduh
DAFTAR PUSTAKA
dari:http://www.hukor.depkes.go.id/up_pro
Anonim. 2003. Modul Entomologi Malaria. Jakarta: d_permenkes/PMK%20No.%20374%20ttg
Ditjen Penyakit Bersumber Binatang. %20Pengendalian%20Vektor.pdf.
Anonim. 2007. Survei Entomologi Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014. Riskesdas Data
Ditjen PP dan PL, Jakarta. Malaria Tahun 2011. Jakarta: Kementerian
Andriani, Hasanuddin Ishak, Ruslan. 2008. Kesehatan Republik Indonesia. Diunduh
Gambaran Aktivitas Nyamuk Anopheles dari:http://www.scribd.com/cocadaver/d/42
Pada Manusia dan Hewan. Jakarta. 935322-Riskesdas-Malaria/03/27/pdf.
Arief Muhammad. 2015. Resistensi dan Insektisida Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
pada Nyamuk. Jakarta. Diunduh dari: 2013. Informasi Pengendalian Penyakit &
http://ac.id/wp-content/uploads/2016/09/- Penyehatan Lingkungan: Jakarta. Diunduh
baru.pdf. dari:http://www.hukor.depkes.go.id/up_pro
Arsin A. Andi. 2012. Malaria di Indonesia. Jakarta. d_permenkes/PMK%20No.%20374%20ttg
Jurnal UNIMUS. Diunduh dari: %20Pengendalian%20Vektor.pdf.
http://jurnal.unimus.ac.id./03/27/pdf. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian
Bayer Chemical. 2001. Indoor Residual Spraying. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
WHO Media Centre Journal. Nurzidah N, Monika Noshirma, Ruben Wadu Wila.
Bernad. 2011. Lethal concentrate 50. 2008. Identifikasi Nyamuk Anopheles Sp
http://bioassayanalysisblogspot.com/p/blog Dewasa Di Wilayah Endemis Dan Non
Diunduh pada tanggal 8 Oktober 2016. Endemis Malaria Kecamatan Bonto Bahari
Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Profil Kesehatan Bulukumba. Fakultas Kesehatan
NTT. Profil kesehatan Indonesia. 2014. Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang. Profil Diunduh dari:
Kesehatan Kabupaten Kupang. 2014. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=
2003. Pedoman Penyemprotan Indoor 8&ved=0CDwQFjAD&.
Residual Spraying Dalam Kegiatan Peraturan Daerah NTT No. 3 Tahun 2005 Tentang
Program Pemberantasan Penyakit Malaria. Pemberantasan Nyamuk di NTT.
Jakarta.
17
Artikel Penelitian
18