Anda di halaman 1dari 18

Artikel Penelitian

PERBEDAAN EFEKTIVITAS INSEKTISIDA Bendiocarb 80 WP DENGAN BERBAGAI DOSIS PADA


DINDING TEMBOK TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Anopheles spp

Marianus Lino, Pius Weraman, Andreas Umbu Roga


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang,
Indonesia
Email : marianuslino@gmail.com
Abstrak
Selama ini berbagai upaya pengendalian untuk mengeliminasi terhadap nyamuk Anopheles spp telah
dilakukan, namun keberadaan nyamuk Anopheles spp masih ada hingga sekarang. Nyamuk Anopheles
spp merupakan vektor penyakit Malaria. Salah satu cara pengendalian vektor Malaria yaitu melalui
pengendalian kimiawi yaitu Insektisida Residual Spraying (IRS) dengan menggunakan insektisida
Bendiocarb 80 WP. Bendiocarb 80 WP merupakan insektisida residual dari golongan karbamat yang
sampai saat ini digunakan dalam pengendalian nyamuk vektor malaria di NTT. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan efektivitas insektisida Bendiocarb 80 WP dengan dosis 38g, 43g, 48g, 53g,
58g, 63g dan 68g/8,5 L, dosis serta waktu yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp.
Jenis penelitian yaitu Eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan dosis
insektisida Bendiocarb 80 WP. Hasil pengamatan selama 1 jam perlakuan menunjukkan rata-rata jumlah
kematian dari berbagai dosis antara lain dosis 38g/8,5 L (67,20%), dosis 43g/8,5 L (91,20%), dosis
48g/8,5 L (92,00%), dosis 53g/8,5 L (98,40%), dosis 58g/8,5 L (100,00%), dosis 63g/8,5 L (100,00%) dan
dosis 68g/8,5 L (100,00%). Hasil analisis Kruskal-Wallis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna
efektivitas insektisida Bendiocarb 80 WP dari berbagai dosis (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dan 68g) pada
dinding tembok terhadap kematian nyamuk Anopheles spp dengan nilai Sig. p=0,000 (p<0,05). Dilihat dari
ratio kematian dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang paling efektif dalam membunuh nyamuk
Anopheles spp yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio kematian sebesar 0,53 (53%) dan waktu yang paling
efektif dari insektisida Bendiocarb 80 WP dalam membunuh nyamuk Anopheles spp yaitu pada 1 jam
pertama dengan ratio kematian sebanyak 811 ekor. Sehingga diharapkan dapat melakukan upaya
pengendalian nyamuk Anopheles spp dengan menggunakan insektisida Bendiocarb 80 WP dosis 43g/8,5
L.
Kata kunci : Anopheles spp, Bendiocarb 80 WP, Insektisida Residual Spraying

1
Artikel Penelitian

PENDAHULUAN malaria di Provinsi NTT masih tinggi jika


Malaria merupakan salah satu penyakit dibandingkan dengan standar API Nasional yaitu
menular yang masih menjadi masalah kesehatan 1/1000 penduduk (Dinkes Provinsi NTT, 2014).
masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia Laporan data kasus malaria dari Dinas
yang dapat menyebabkan kematian terutama Kesehatan Kabupaten Kupang tahun 2013,
pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita, ibu Kabupaten Kupang mempunyai kasus malaria
hamil dan secara langsung menyebabkan anemia dengan API pada tahun 2010 sebesar 6,48/1000
dan dapat menurunkan produktivitas kerja penduduk, pada tahun 2011 sebesar 9,4/1000
(Kemenkes RI, 2011). World Malaria Report 2013, penduduk, pada tahun 2012 sebesar 2,91/1000
kasus malaria di dunia sebanyak 207 juta kasus, penduduk dan pada tahun 2013 sebesar
dan diantaranya terdapat 627.000 kasus kematian. 21,14/1000 penduduk (Dinkes Kab. Kupang,
Laporan WHO 2014 menyebutkan pada tahun 2014). Kabupaten Kupang memiliki 24 Kecamatan
2012, jumlah kasus malaria di Indonesia sebanyak dan salah satu Kecamatan di Kabupaten ini
417.819 orang dengan Annual Parasit Insidence adalah Kecamatan Kupang Barat. Kecamatan
(API) sebesar 1,69/1000 penduduk, pada tahun Kupang Barat merupakan Kecamatan yang ada
2013 menurun dengan API sebesar 1,38/1000 dalam wilayah kerja Puskesmas Batakte yang
penduduk dan pada tahun 2014 menurun dengan merupakan daerah endemis malaria yang
API sebesar 0,99/1000 penduduk. menempati urutan ke-11 dari 24 Kecamatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun (Dinkes Kab. Kupang, 2014). Kasus malaria
2013 merupakan Provinsi dengan angka tertinggi selama 3 tahun berturut-turut di Kecamatan
API yang ke 3 (setelah Provinsi Papua dan Papua Kupang Barat yaitu dengan API pada tahun 2011
Barat) yaitu sebesar 16,37/1000 penduduk sebesar 2,89/1000 penduduk, pada tahun 2012
(Kemenkes RI, 2013). Kejadian kasus malaria di sebesar 4,92/1000 penduduk dan pada tahun
Provinsi NTT selama 3 tahun terakhir berfluktuasi 2013 sebesar 12,14/1000 penduduk. Kecamatan
antara lain pada tahun 2011 dengan API sebesar Kupang Barat memiliki 12 desa dan salah satu
25/1000 penduduk, pada tahun 2012 menurun desa di Kecamatan ini adalah Desa Lifuleo.
dengan API sebesar 23/1000 penduduk, pada Laporan data malaria di Puskesmas Batakte
tahun 2013 menurun dengan API sebesar pada tahun 2013, Desa Lifuleo merupakan wilayah
16,37/1000 penduduk dan pada tahun 2014 tertinggi kasusnya dibandingkan dengan 11 desa
menurun dengan API sebesar 13/1000 penduduk. lainnya di Kecamatan Kupang Barat yang
Data ini menunjukan bahwa kejadian kasus mengalami peningkatan kasus pada 3 tahun
2
Artikel Penelitian

terakhir yaitu dengan API pada tahun 2011 pengendalian vektor malaria yang sasaranya
sebesar 7,14/1000 penduduk, pada tahun 2012 adalah sistem saraf. Bendiocarb mengandung
sebesar 15,29/1000 penduduk dan pada tahun senyawa C-H-N-O yang terdiri dari unsur karbon,
2013 sebesar 28,28/1000 penduduk (Puskesmas hydrogen, nitrogen dan oksigen dan bahan
Batakte, 2014). aktifnya 80%. Cara kerjanya menghambat enzim
Tingginya kasus malaria yang terjadi di kolinesterase dan menyebabkan penumpukan
masyarakat sangat erat kaitannya dengan asetikolin pada sinaps saraf. Penggunaan dosis
keberadaan nyamuk Anopheles spp sebagai insektisida Bendiocarb 80 WP untuk proses
pembawa penyakit. Sehingga untuk menurunkan pengendalian vektor Malaria terdiri atas 53g yang
jumlah kasus malaria diperlukan pengendalian disuspensikan dengan 8.5 L air (WHO, 2011).
vektor. Pengendalian vektor merupakan semua Berdasarkan klasifikasi toksisitas menurut
kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk WHO, penggunaan dosis 53g termasuk dalam
menurunkan populasi vektor serendah mungkin kategori berbahaya yang dapat mempengaruhi
sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko untuk efek samping residu yang membahayakan bagi
terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu pangan dan lingkungan, manusia dan hewan
wilayah atau menghindari kontak masyarakat ternak. Toksisitas merupakan suatu
dengan vektor sehingga penularan penyakit tular kemampuan yang melekat pada suatu bahan
vektor dapat dicegah (Kemenkes RI, 2010). kimia untuk menimbulkan keracunan atau
Pengendalian vektor di hampir semua negara dan kerusakan. Toksisitas biasanya dinyatakan dalam
daerah endemis pada dasarnya tidak tepat suatu nilai yang dikenal sebagai dosis atau
sasaran, tidak berkesinambungan dan belum konsentrasi mematikan pada hewan coba yang
mampu memutus rantai penularan. Hal ini dinyatakan dengan lethal dose (LD) atau lethal
disebabkan metode yang diterapkan belum concentration (LC) (WHO, 2011).
mengacu kepada data atau informasi tentang Berdasarkan buku Pedoman Penggunaan
vektor (Sukowati, 2010). Insektisida (Peptisida) dalam Pengendalian Vektor
Banyak cara pengendalian kimiawi yang yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI
sering dilakukan untuk mengendalikan nyamuk (2012), semakin tinggi perlakuan dosis yang
Anopheles spp melalui IRS (Indoor Residual diberikan pada insektisida, semakin tinggi pula
Spraying), salah satu diantaranya yaitu dengan efek toksisitas yang akan terjadi. Hal ini sejalan
menggunakan insektisida Bendiocarb 80 WP dengan penelitian dari Wiliams dalam Arief
(Depkes, 2003). Bendiocarb 80 WP merupakan Muhammad tentang Resistensi dan Insektisida
satu-satunya insektisida non-peritroid yang masih pada nyamuk yang menyatakan bahwa semakin
diterima masyarakat dan digunakan dalam tinggi dosis yang diberikan, semakin tinggi
3
Artikel Penelitian

paparan efek yang terjadi. Penelitian lain yaitu Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)
menurut Gallo (1991) menyatakan bahwa faktor Perbedaan efektivitas insektisida Bendiocarb 80
yang mempengaruhi keracunan insektisida antara WP dengan dosis 38g/8,5 L, 43g/8,5 L, 48g/8,5 L,
lain dosis, toksisitas senyawa pestisida, lamanya 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, 63g/8,5 L dan 68g/8,5 L pada
terpapar pestisida dan jalan pestisida masuk dinding tembok terhadap kematian nyamuk
dalam tubuh. Anopheles spp. (2) Dosis yang paling efektif dalam
Efek samping dari penggunaan dosis membunuh nyamuk Anopheles spp. (3) Waktu
Insektisida Bendiocarb 80 WP 53g antara lain yang paling efektif dalam membunuh nyamuk
lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera Anopheles spp.
makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan
kabur, keluar air mata, keringat, air liur METODE
berlebihan, tremor, pupil mengecil, denyut jantung Jenis penelitian ini adalah Eksperimen
lambat, tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan
dan sesak, buang air besar dan kecil tidak 7 perlakuan dosis insektisida Bendiocarb 80 WP
terkontrol, inkontinensi, tidak sadar, kejang-kejang yaitu : dosis 38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g, 68g
dan menyebabkan residu membahayakan bagi dengan 5 kali ulangan dan jumlah sampel pada
pangan dan lingkungan serta hewan dan ternak. setiap ulangan sebanyak 25 ekor nyamuk
Insektisida Bendiocarb 80 WP merupakan Anopheles spp. Penelitian ini dilakukan di Desa
golongan insektisida yang lagi digunakan di Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten
Provinsi NTT sekarang dalam mengendalikan Kupang.
nyamuk Anopheles spp sebagai vektor penularan Dalam penelitian ini, jenis data yang
penyakit Malaria dengan menggunakan dosis digunakan adalah data primer, yaitu data yang
standar yang direkomendasikan oleh WHO yaitu diperoleh dari hasil observasi terhadap genus
53g/8,5 L. Namun dalam pelaksanaan pemerintah nyamuk Anopheles spp selama perlakuan. Data
sulit untuk mendatangkan insektisida Bendiocarb sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi
80 WP, karena untuk mendapatkan satu sachet terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Kupang dan
53g insektisida Bendiocarb 80 WP membutuhkan Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
biaya yang cukup mahal. Selain itu penggunaan Data dikumpulkan menggunakan lembar
dosis 53g insektisida Bendiocarb 80 WP termasuk observasi mengenai variabel yang diteliti.
dalam kategori berbahaya yang dapat Pengolahan data dilakukan melalui pengkodean,
menimbulkan resisten dan memberikan efek pemasukan, pengeditan, dan pembersihan data
samping yang membahayakan bagi pangan dan kemudian akan dianalisis secara statistik
lingkungan, manusia dan hewan ternak. menggunakan analisis Uji Anova.
4
Artikel Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN selama 1 jam kemudian dilanjutkan pengamatan


A. Hasil setiap 3 jam, 6 jam dan 24 jam. Data kuantitatif
Pengujian tentang perbedaan efektifitas yang diperoleh dari pengamatan dianalisis dengan
insektisida Bendiocarb 80 WP dengan berbagai menggunakan uji One-Way Anova untuk melihat
dosis dilakukan di Desa Lifuleo Kecamatan perbedaan efektifitas perlakuan dari masing-
Kupang Barat Kabupaten Kupang pada tanggal 24 masing dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang
sampai 28 September 2016. Pengujian ini diberikan.
dilakukan pada nyamuk Anopheles spp sebanyak Kegiatan dalam pengujian ini meliputi
875 ekor menggunakan dosis insektisida penyemprotan insektisida Bendiocarb 80 WP
Bendiocarb 80 WP (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dengan masing-masing dosis terlebih dahulu pada
dan 68g) dengan ulangan sebanyak 5 kali. dinding tembok yang telah disiapkan dengan
Penyemprotan insektisida Bendiocarb 80 WP waktu mulainya penyemprotan tepat pada pukul
dengan berbagai dosis dilarutkan dengan air 18.00 WITA, setelah itu penangkapan nyamuk
bersih (PDAM) sebanyak 8,5 L kemudian Anopheles spp, kemudian melakukan percobaan
disemprotkan pada dinding tembok menggunakan melalui prosedur penelitian yang telah rencanakan
alat semprot standard dari Kemenkes dengan dengan menggunakan alat dan bahan yang telah
merk Hudson. Setelah itu ditempelkan Cone disiapkan untuk proses penelitian. Adapun hasil
nyamuk pada dinding tembok yang telah di yang didapatkan peneliti selama proses penelitian
semprot untuk melihat perbedaan paparan antara lain sebagai berikut :
nyamuk Anopheles spp yang mati dari setiap dosis
1. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dari Berbagai Dosis
1) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis 38g/
8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 1. Jumlah Kematian nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
38g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 38g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 15 60
II 30,62 90,00 25 0 0 25 17 68
III 31,37 88,50 25 0 0 25 19 76
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 16 64
V 30,53 91,13 25 0 0 25 17 68
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 16,80 67,20

5
Artikel Penelitian

Tabel 1. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 16,80 ekor (67,20%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam untuk perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 38g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 38g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 15 60 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 17 68 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 19 76 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 16 64 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 17 68 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 16,80 67,20 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 2. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 38g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian Nyamuk Anopheles spp sebanyak 16,80 ekor (67,20%), 3 jam
kemudian menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 38g/8,5 L mampu
membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp mati
pada 3 jam berikutnya.
2) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis 43g/
8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 3. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP dengan
Dosis 43g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 43g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 23 92,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 22 88,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 23 92,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 24 96,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 22 88,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 22,80 91,20

6
Artikel Penelitian

Tabel 3. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 43g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 22,80 ekor (91,20%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap jam untuk perlakuan dengan dosis 43g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 43g/8,5 L setiap 1 Jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 43g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 23 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 22 88,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 23 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 22 88,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 22,80 91,20 25 100,00 25 100,00 25 100,00
3) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis 48g/
8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 5. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
48g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 48g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 23 92,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 23 92,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 24 96,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 22 88,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 23 92,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 23,00 92,00
Tabel 5. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 23,00 ekor (92,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil pengamatan terhadap kematian nyamuk Anopheles spp
setiap jam untuk perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 6.

7
Artikel Penelitian

Tabel 6. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 48g/8,5 L Setiap 1 Jam, 3 Jam, 6 Jam dan 24 Jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 48g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 24 96,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 22 88,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 23 92,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 23,00 92,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 6. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 48g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 23,00 ekor (92,00%), 3 jam
kemudian bertambah menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 48g/8,5 L
mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp
mati pada 3 jam berikutnya.
4) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
53g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 7. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
53g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 53g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 24 96,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 24 96,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 24,60 98,40
Tabel 7. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 24,60 ekor (98,40%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 8.

8
Artikel Penelitian

Tabel 8. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 53g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 53g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 24 96,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 24,60 98,40 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 8. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 53g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 24,60 ekor (98,40%), 3 jam
kemudian bertambah menjadi 25 ekor (100,00%). Perlakuan dengan menggunakan dosis 53g/8,5 L
mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama hingga seluruh nyamuk Anopheles spp
mati pada 3 jam berikutnya.
5) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
58g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 9. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
58g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Kontrol Dosis 58g/8,5 L
Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 25 100,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 25 100,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 25 100,00
Tabel 9. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 10.

9
Artikel Penelitian

Tabel 10. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 58g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 58g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 10. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 58g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 58g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
6) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
63g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 11. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
63g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo

Kontrol Dosis 63g/8,5 L


Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 25 100,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 25 100,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 25 100,00
Tabel 11. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 63g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 63g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 12.

10
Artikel Penelitian

Tabel 12. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 63g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 63g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,00
25 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 12. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 63g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 63g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
7) Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp setelah Mendapatkan Perlakuan dengan Dosis
68g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok
Tabel 13. Jumlah Kematian Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80 WP Dosis
68g/8,5 L Selama 1 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo

Kontrol Dosis 63g/8,5 L


Ulangan Suhu Kelembaban Jumlah Jumlah
Mati % Mati %
Nyamuk Nyamuk
I 30,75 88,25 25 0 0 25 25 100,00
II 30,62 90,00 25 0 0 25 25 100,00
III 31,37 88,50 25 0 0 25 25 100,00
IV 31,41 89,21 25 0 0 25 25 100,00
V 30,53 91,13 25 0 0 25 25 100,00
Rata-rata 30,93 89,41 25 0 0 25 25 100,00
Tabel 13. menunjukkan bahwa setelah 1 jam perlakuan dengan dosis 68g/8,5 L pada dinding
tembok, rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%), kemudian
nyamuk Anopheles spp yang masih hidup dipindahkan ke wadah penyimpanan nyamuk yang telah
disiapkan dan diamati sampai 24 jam dan hasil terhadap kematian nyamuk Anopheles spp setiap jam
untuk perlakuan dengan dosis 68g/8,5 L dapat dilihat pada tabel 14.

11
Artikel Penelitian

Tabel 14. Jumlah Kematian Kumulatif Nyamuk Anopheles spp dengan insektisida Bendiocarb 80
WP Dosis 68g/8,5 L setiap 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam pada Dinding Tembok di Desa Lifuleo
Pengamatan pada Dosis 68g/8,5 L setelah
Ulangan 1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
M % M % M % M %
I 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
II 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
III 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
IV 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
V 25 100,0025 100,00 25 100,00 25 100,00
Rata-rata 25 100,00 25 100,00 25 100,00 25 100,00
Tabel 14. menunjukkan bahwa dalam waktu 1 jam, 3 jam, 6 jam dan 24 jam setelah mendapatkan
perlakuan dengan dosis 68g/8,5 L terjadi kematian nyamuk Anopheles spp antara lain yaitu pada 1 jam
pertama rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp sebanyak 25 ekor (100,00%). Perlakuan
dengan menggunakan dosis 68g/8,5 L mampu membunuh nyamuk Anopheles spp sejak 1 jam pertama.
2. Perbedaan Efektivitas Insektisida Bendiocarb 80 WP dengan Dosis 38g/8,5 L, 43g/8,5 L, 48g/8,5
L, 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, 63g/8,5 L dan 68g/8,5 L Selama 1 jam terhadap Kematian Nyamuk
Anopheles spp pada Dinding Tembok
Tabel 15. Perbedaan Efektivitas Insektisida Bendiocarb 80 WP dari Berbagai Dosis (38g, 43g, 48g,
53g, 58g, 63g dan 68g) selama 1 jam terhadap Kematian Nyamuk Anopheles spp pada Dinding
Tembok di Desa Lifuleo
Dosis Insektisida Bendiocarb 80 WP
Ulangan
38g/8,5 L 43g/8,5 L 48g/8,5 L 53g/8,5 L 58g/8,5 L 63g/8,5 L 68g/8,5 L Sig.
I (%) 60 92,00 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00 0,000
II (%) 68 88,00 92,00 100,00 100,00 100,00 100,00
III (%) 76 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00 100,00
IV (%) 64 96,00 88,00 100,00 100,00 100,00 100,00
V (%) 68 88,00 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00
Rata-rata (%) 67,20 91,20 92,00 98,40 100,00 100,00 100,00
Tabel 15. menunjukkan bahwa perlakuan dari masing-masing dosis dapat memberikan efek
terhadap kematian nyamuk Anopheles spp dengan rata-rata perbedaan efektivitas dari masing-masing
perlakuan dosis terhadap kematian nyamuk Anopheles spp pada dinding tembok selama 1 jam antara lain
: dosis 38g/8,5 L (67,20%), dosis 43g/8,5 L (91,20%), dosis 48g/8,5 L (92,00%), dosis 53g/8,5 L (98,40%),
dosis 58g/8,5 L (100,00%), dosis 63g/8,5 L (100,00%) dan dosis 68g/8,5 L (100,00%). Hasil uji Kruskal-
Wallis menunjukkan nilai Sig. p=0,000 (p<0,05) sehingga ada perbedaan yang bermakna efektivitas

12
Artikel Penelitian

insektisida Bendiocarb 80 WP dari berbagai dosis (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dan 68g) pada dinding
tembok terhadap kematian nyamuk Anopheles spp.
3. Perbedaan Dosis yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp
Tabel 16. Dosis yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp pada Dinding
Tembok Selama 1 Jam
Dosis Insektisida Bendiocarb 80 WP
Ulangan
38g/8,5 L 43g/8,5 L 48g/8,5 L 53g/8,5 L 58g/8,5 L 63g/8,5 L 68g/8,5 L
I 15 23 23 24 25 25 25
II 17 22 23 25 25 25 25
III 19 23 24 25 25 25 25
IV 16 24 22 25 25 25 25
V 17 22 23 24 25 25 25
Rata-rata 16,80 22,80 23,00 24,60 25 25 25
Ratio (%) 0,44 (44%) 0,53 (53%) 0,48(48%) 0,47 (47%) 0,43 (43%) 0,39 (39%) 0,36 (36%)
Tabel 16. menunjukkan bahwa dosis yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp
selama 1 jam dengan 5 kali ulangan yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio kematian sebesar 0,53 (53%).
Kemudian dosis 48g/8,5 L sebesar 0,48 (48%), dosis 53g/8,5 L sebesar 0,47 (47%), dosis 38g/8,5 L
sebesar 0,44 (44%), dosis 58g/8,5 L sebesar 0,43 (43%), dosis 63g/8,5 L sebesar 0,39 (39%) dan dosis
68g/8,5 L sebesar 0,36 (36%). Dosis yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp selama
1 jam dengan 5 kali ulangan dapat digambarkan pula dalam bentuk kurva sebagai berikut :

60
53
50
48 47
44 43
40 39
36
30
Efektivitas Kematian Nyamuk

20

10

0
38g 43g 48g 53g 58g 63g 68g

13
Artikel Penelitian

4. Waktu yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp


Tabel 17. Waktu yang Paling Efektif dalam Membunuh Nyamuk Anopheles spp
Waktu
Dosis
1 jam 3 jam 6 jam 24 jam
38g 84 125 125 125
43g 114 125 125 125
48g 115 125 125 125
53g 123 125 125 125
58g 125 125 125 125
63g 125 125 125 125
68g 125 125 125 125
Jumlah 811 875 875 875
Ratio 811 291,66 145,83 36,45
Tabel 17. menunjukkan bahwa waktu yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp
selama 5 kali ulangan yaitu pada 1 jam pertama dengan ratio kematian sebesar 811. Kemudian 3 jam
berikutnya sebesar 291,66, 6 jam berikutnya sebesar 145,83 dan 24 jam berikutnya sebesar 36,45.
Waktu yang paling efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp selama 5 kali ulangan dapat
digambarkan pula dalam bentuk kurva sebagai berikut :

900

800 811

700

600

500

400 Efektivitas Kematian Nyamuk

300 291.66
200
145.83
100
36.4
0
1 jam 3 jam 6 jam 24 jam

B. Bahasan
1. Perbedaan Efektivitas Insektisida terhadap Kematian Nyamuk Anopheles spp
Bendiocarb 80 WP dengan Dosis 38g/8,5 L, pada Dinding Tembok
43g/8,5 L, 48g/8,5 L, 53g/8,5 L, 58g/8,5 L, Berdasarkan hasil pengamatan bahwa
63g/8,5 L dan 68g/8,5 L Selama 1 jam perlakuan dari masing-masing dosis dapat
14
Artikel Penelitian

memberikan efek terhadap kematian nyamuk mengandung senyawa Carbon, Hidrogen,


Anopheles spp dengan rata-rata perbedaan Nitrogen dan Oksigen (C-H-N-O) dengan bahan
efektivitas dari masing-masing perlakuan dosis aktif 80% yang mampu membunuh nyamuk
terhadap kematian nyamuk Anopheles spp pada Anopheles spp melalui kontak langsung dengan
dinding tembok selama 1 jam antara lain : dosis residual, dengan cara kerjanya yaitu menghambat
38g/8,5 L (67,20%), dosis 43g/8,5 L (91,20%), enzim kolinesterase dan menyebabkan
dosis 48g/8,5 L (92,00%), dosis 53g/8,5 L penumpukan asetikolin pada sinaps saraf nyamuk
(98,40%), dosis 58g/8,5 L (100,00%), dosis Anopheles spp (WHO, 2011).
63g/8,5 L (100,00%) dan dosis 68g/8,5 L 2. Dosis yang Paling Efektif dalam Membunuh
(100,00%). Nyamuk Anopheles spp
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata jumlah kematian nyamuk Anopheles spp
efektivitas insektisida Bendiocarb 80 WP dari setelah mendapatkan perlakuan dari masing-
berbagai dosis (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dan masing dosis (38g, 43g, 48g, 53g,58g, 63g, dan
68g) pada dinding tembok terhadap kematian 68g) selama 1 jam dengan 5 kali ulangan mampu
nyamuk Anopheles spp dengan nilai Sig. p=0,000 membunuh nyamuk Anopheles spp dengan rata-
(p<0,05). rata jumlah kematian yang berbeda-beda baik.
Perbedaan ini terjadi karena adanya variasi Perbedaan ini terjadi karena adanya variasi
dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang
diberikan pada setiap perlakuan, sehingga diberikan pada setiap perlakuan dengan rata-rata
menyebabkan adanya perbedaan terhadap jumlah kemtian selama 1 jam antara lain : dosis
kematian nyamuk Anopheles spp pula. Perbedaan 38g/8,5 L (67,20%), dosis 43g/8,5 L (91,20%),
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dosis 48g/8,5 L (92,00%), dosis 53g/8,5 L
Utomo (2008) yang menyatakan ada perbedaan (98,40%), dosis 58g/8,5 L (100,00%), dosis
terhadap kematian nyamuk Anopheles spp pada 63g/8,5 L (100,00%) dan dosis 68g/8,5 L
konsentrasi dosis yang berbeda. Selain itu sejalan (100,00%). Hal ini sejalan dengan penelitian dari
dengan penelitian dari Yuliani (2012) yang Yuliani (2012) yang menyatakan semakin besar
menyatakan semakin besar konsentrasi yang konsentrasi yang diberikan maka akan semakin
diberikan maka akan semakin tinggi pula tinggi pula kandungan racun yang terpajan dalam
kandungan racun yang terpajan dalam insektisida insektisida yang dibutuhkan untuk membunuh
yang dibutuhkan untuk membunuh nyamuk. nyamuk.
Kematian yang terjadi karena Bendiocarb 80 Hal ini menunjukan bahwa pemberian
WP merupakan salah satu insektisida yang dengan berbagai variasi dosis insektisida
15
Artikel Penelitian

Bendiocarb 80 WP efektif dalam membunuh WP dalam membunuh nyamuk Anopheles spp


nyamuk Anopheles spp. Dari hasil pengamatan yaitu pada 1 jam pertama dengan ratio kematian
dosis yang paling efektif dalam membunuh sebesar 811. Kemudian 3 jam berikutnya sebesar
Nyamuk Anopheles spp selama 1 jam dengan 5 291,66, 6 jam berikutnya sebesar 145,83 dan 24
kali ulangan yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio jam berikutnya sebesar 36,45.
kematian sebesar 0,53 (53%). Kemudian dosis Hal ini menunjukan khasiat insektisida
48g/8,5 L sebesar 0,48 (48%), dosis 53g/8,5 L untuk membunuh serangga tergantung pada
sebesar 0,47 (47%), dosis 38g/8,5 L sebesar 0,44 bentuk, cara masuk ke dalam tubuh serangga,
(44%), dosis 58g/8,5 L sebesar 0,43 (43%), dosis macam bahan kimia, konsentrasi dan dosis
63g/8,5 L sebesar 0,39 (39%) dan dosis 68g/8,5 L insektisida. Bendiocarb 80 WP merupakan salah
sebesar 0,36 (36%). satu insektisida yang mengandung senyawa
Efektif dari dosis insektisida Bendiocarb 80 Carbon, Hidrogen, Nitrogen dan Oksigen (C-H-N-
WP terhadap kematian nyamuk Anopheles spp O) dengan bahan aktif 80% yang mampu
terjadi karena cara kerja bahan aktif 80% membunuh nyamuk Anopheles spp melalui
Insektisida Bendiocarb 80 WP yang mampu kontak langsung dengan residual, dengan cara
membunuh nyamuk Anopheles spp melalui kontak kerjanya yaitu menghambat enzim kolinesterase
langsung dengan residual, menghambat enzim dan menyebabkan penumpukan asetikolin pada
kolinesterase dan menyebabkan penumpukan sinaps saraf nyamuk Anopheles spp (WHO,
asetikolin pada sinaps saraf nyamuk yang dapat 2011). Meningkatnya toksisitas zat yang
menyebabkan kematian pada nyamuk Anopheles dikandung menyebabkan kandungan zat yang
spp (WHO, 2011). terabsorbsi oleh nyamuk sebagai nyamuk uji
3. Waktu yang Paling Efektif dalam Membunuh melebihi batas toleransinya sehingga
Nyamuk Anopheles spp mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tubuh nyamuk dan mempercepat kematian
jumlah kematian nyamuk Anopheles spp setelah nyamuk (Bernad, 2011).
mendapatkan perlakuan dari masing-masing
dosis (38g, 43g, 48g, 53g,58g, 63g, dan 68g) PENUTUP
selama 5 kali ulangan baik dari 1 jam pertama, 3 Ada variasi perbedaan yang bermakna
jam, 6 jam hingga 24 jam sangat bervariasi efektivitas insektisida Bendiocarb 80 WP dari
terhadap rata-rata jumlah kematian nyamuk berbagai dosis (38g, 43g, 48g, 53g, 58g, 63g dan
Anopheles spp dan berdasarkan ratio kematian 68g) pada dinding tembok terhadap kematian
yang diperoleh menunjukan bahwa waktu yang nyamuk Anopheles spp dengan hasil uji Kruskal-
paling efektif dari insektisida Bendioacarb 80 Wallis menunjukkan nilai Sig. p=0,000 (p<0,05).
16
Artikel Penelitian

Dosis insektisida Bendiocarb 80 WP yang paling Dirjen PP dan PL. 2011. Pengendalian nyamuk
Anopheles. Jakarta. Diunduh dari:
efektif dalam membunuh nyamuk Anopheles spp
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pe
yaitu dosis 43g/8,5 L dengan ratio kematian rmenkes/PMK/pdf.
Ditjen PPM dan PLP. 1986. Petunjuk Melakukan
sebesar 0,53 (53%). Waktu yang paling efektif
Macam-macam Uji Entomologi Yang
dari insektisida Bendioacarb 80 WP dalam Diperlukan Untuk Menunjang Operasional
Program Pemberantasan Penyakit Yang
membunuh nyamuk Anopheles spp yaitu pada 1
Ditularkan Serangga. Jakarta.
jam pertama dengan ratio kematian sebanyak 811 Gallo. 1991. Organic Phosphorus Pepticides
dalam Handbook of Pepticide Toxicology.
ekor.
vol.11, 92 1-95 1.
Disarankan bagi instansi kesehatan dapat Harbach. 2008. Habitat dan morfologi Nyamuk
Anopheles spp. Jakarta. Diunduh dari:
melakukan upaya pengendalian nyamuk
http://dies.unud.ac.id/wpcontent/uploads/20
Anopheles spp dengan menggunakan insektisida 08/09/-baru.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Bendiocarb 80 WP dosis 43g/8,5 L.
2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Pengendalian Vektor. Diunduh
DAFTAR PUSTAKA
dari:http://www.hukor.depkes.go.id/up_pro
Anonim. 2003. Modul Entomologi Malaria. Jakarta: d_permenkes/PMK%20No.%20374%20ttg
Ditjen Penyakit Bersumber Binatang. %20Pengendalian%20Vektor.pdf.
Anonim. 2007. Survei Entomologi Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014. Riskesdas Data
Ditjen PP dan PL, Jakarta. Malaria Tahun 2011. Jakarta: Kementerian
Andriani, Hasanuddin Ishak, Ruslan. 2008. Kesehatan Republik Indonesia. Diunduh
Gambaran Aktivitas Nyamuk Anopheles dari:http://www.scribd.com/cocadaver/d/42
Pada Manusia dan Hewan. Jakarta. 935322-Riskesdas-Malaria/03/27/pdf.
Arief Muhammad. 2015. Resistensi dan Insektisida Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
pada Nyamuk. Jakarta. Diunduh dari: 2013. Informasi Pengendalian Penyakit &
http://ac.id/wp-content/uploads/2016/09/- Penyehatan Lingkungan: Jakarta. Diunduh
baru.pdf. dari:http://www.hukor.depkes.go.id/up_pro
Arsin A. Andi. 2012. Malaria di Indonesia. Jakarta. d_permenkes/PMK%20No.%20374%20ttg
Jurnal UNIMUS. Diunduh dari: %20Pengendalian%20Vektor.pdf.
http://jurnal.unimus.ac.id./03/27/pdf. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian
Bayer Chemical. 2001. Indoor Residual Spraying. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
WHO Media Centre Journal. Nurzidah N, Monika Noshirma, Ruben Wadu Wila.
Bernad. 2011. Lethal concentrate 50. 2008. Identifikasi Nyamuk Anopheles Sp
http://bioassayanalysisblogspot.com/p/blog Dewasa Di Wilayah Endemis Dan Non
Diunduh pada tanggal 8 Oktober 2016. Endemis Malaria Kecamatan Bonto Bahari
Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Profil Kesehatan Bulukumba. Fakultas Kesehatan
NTT. Profil kesehatan Indonesia. 2014. Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang. Profil Diunduh dari:
Kesehatan Kabupaten Kupang. 2014. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=
2003. Pedoman Penyemprotan Indoor 8&ved=0CDwQFjAD&.
Residual Spraying Dalam Kegiatan Peraturan Daerah NTT No. 3 Tahun 2005 Tentang
Program Pemberantasan Penyakit Malaria. Pemberantasan Nyamuk di NTT.
Jakarta.
17
Artikel Penelitian

Puskesmas Batakte. 2014. Profil Puskesmas


Batakte
Rattanarithikul dan Harrison. 2005. Habitat
Nyamuk Anopeles. Jakarta. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/117679082/jrnal.h
abitatanopheles#scribd/23/07.
Sembel D. 2009. Entomologi Kedokteran.
Yogyakarta: ANDI.
Siti Alfiah, Damar TB, Mujiyono, Farida DH.
Pemilihan Hospes Anopheles Sp. di
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Diunduh dari:
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membac
a_t-tes.pdf.
Sukowati. 2011. Pengendalian Vektor Anopheles.
Jakarta. Diunduh dari: Buletin Jendela
Epidemiologi volume 2. Pusat data dan
Surveilans Epidemiologi Kementerian
Kesehatan RI.
Susana. 2005. Penularan nyamuk Anopheles spp.
Jakarta. Diunduh dari:
http://www.slideshare.net/Susana/lappenular
an-ii-nyamuk.
Susetya. N.P. 1994. Serangga di Sekitar Kita.
Kanisius: Yogyakarta.
Syamruth. Y.K. 2009. Biostatistika Inferensial.
Kupang: Undana Press.
Utomo. 2008. Daya Bunuh Bahan Nabati Serbuk
Biji Pepaya terhadap Kematian Larva Aedes
aegypti. Isolat Laboratorium B2P2VRP
Salatiga. Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang.
WHO. 2011. Malaria Fact Sheet N94. WHO
Media Centre Journal.
Yuliani. 2012. Perilaku Penggunaan Pestisida :
studi kasus Pengendalian Hama Pemukiman
di Pemukiman DKI Jakarta. Forum
Pascasarjana Vol. 34 No. 3 Juli 2012:195-
212.

18

Anda mungkin juga menyukai