Disusun Oleh :
2014 - 83 - 038
Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura
Kota Ambon
2015
A. LATAR BELAKANG
Penyebaran malaria di dunia sangat luas yakni antara garis lintang 60◦ di utara dan
40◦ di selatan katulistiwa yang meliputi lebih dari 100 negara tropis dan sub-
tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau
41 % dari penduduk dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah 300-500
juta dan mengakibatkan 1,5 sampai dengan 2,7 juta kematian, terutama di Afrika
Sub Sahara. Wilayah di dunia yang kini sudah bebas malaria adalah Eropa,
Amerika Utara, sebagian besar Amerika Timur Tengah, sebagian besar Karibia,
1.100.000 kasus klinis malaria di Indonesia dan pada tahun 2010 meningkat
menjadi 1.800.000 kasus dengan insiden parasit malaria (API) dalam satu tahun
sasaran World Health Organization (WHO) dan The Roll Back Malaria
pada tahun 2010 dengan tujuan mencapai target Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015. Kemenkes RI tahun 2010 menyatakan bahwa malaria
merupakan salah satu penyakit yang menjadi sasaran prioritas komitmen global
sebagian besar wilayah dan menjangkiti semua kelompok umur. Letak geografis
Indonesia di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi,topografi berawa, dan
malaria di Kota Ambon tahun 2010 tercatat malaria klinis 5.592 dan malaria
positif sebanyak 1.662 kasus, Pada tahun 2011 meningkat sebanyak 8.257 kasus
dan malaria positif sebanyak 3.490 kasus. Pada tahun 2012 terjadi penurunan
menjadi malaria klinis 6.648 kasus dan malaria positif 1.660 kasus, sedangkan
tahun 2013 terjadi penurunan menjadi malaria klinis 5.845 kasus dan malaria
Desease yaitu penyakit yang pernah muncul sebelumnya tetapi dapat meningkat
pesat pada kejadian tertentu dalam jarak geografis dan potensi menimbulkan
wabah serta memberikan kerugian ekonomi. Kondisi ini dapat terjadi karena
transmigrasi penduduk, resistensi obat, dan adanya vektor potensial yang dapat
nyamuk Anopheles betina. Penyebaran malaria dapat terjadi bila suatu daerah
terdapat tiga faktor yang berperan dan saling mendukung yaitu parasit, inang dan
adalah faktor lingkungan yaitu kondisi lingkungan secara biologis seperti hujan
adanya hujan yang deras terutama saat musim hujan memberi peluang besar
dalam peningkatan perkembangbiakkan nyamuk yang diakibatkan karena
banyaknya genangan air yang tidak dialirkan sehingga digunakan nyamuk sebagai
tempat perindukkan terutama jika daerah tersebut rawan kejadian banjir yang
pinggir pantai sehingga nyamuk malaria yang umumnya tinggal di hutan dapat
diamati secara fisik Perumahan masyarakat yang memiliki kondisi rumah terbuka
tanpa plafon, ventilasi jendela yang tidak dipasang kawat kasa dan dinding yang
terlindungi merupakan faktor resiko kejadian malaria dengan besar resiko 2,4%1
(p=0,0001). Faktor lainnya adalah konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang
malaria seperti keberadaan genangan air, keberadaan semak, dan kandang hewan.
hubungan dan peta sebaran malaria di Kota Ambon dengan cara observasi desain
cross sectional dan mengambil data populasi dari 22 puskesmas di Kota Ambon
dengan hasil positif nilai p = 0,000 yang mengindikasikan hubungan yang kuat
rumahnya kumuh berisiko 62% menderita penyakit malaria dan responden yang
sang peneliti tidak meneliti semua variabel yang berkaitan dengan kejadian
malaria di Kota Ambon yakni kondisi dinding rumah masyarakat, genangan air
kotor dan keberadaan semak – semak. Penelitian ini juga tidak dapat digunakan
pengamatan pada subyek studi dilakukan satu kali selama penelitian, kemudian
setelah atau sebelum terpajan dan penelitian ini tidak dirancang untuk penelitian
analitik.3,4
yang berhubungan dengan kejadian malaria lebih mendalam di Kota Ambon yaitu
lingkungan fisik seperti kondisi dinding rumah dan tempat perindukan nyamuk
seperti genangan air kotor dan keberadaan semak di wilayah tempat masyarakat
bermukim.
B. RUMUSAN MASALAH
Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah kasus Malaria 300-500 juta kasus
dan mengakibatkan 1,5 sampai dengan 2,7 juta kematian, terutama di Afrika sub
Sahara. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau
penyakit yang pernah muncul sebelumnya tetapi dapat meningkat pesat pada
kejadian tertentu dalam jarak geografis dan potensi menimbulkan wabah serta
salah satu penyakit yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam
(WHO) dan The Roll Back Malaria Partnership adalah menurunkan angka
kesakitan malaria menjadi separuhnya pada tahun 2010 dengan tujuan mencapai
Ambon tahun 2010 tercatat malaria klinis 5.592 dan malaria positif sebanyak
1.662 kasus, Pada tahun 2011 meningkat sebanyak 8.257 kasus dan malaria positif
sebanyak 3.490 kasus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marisca tahun
2014 mengenai hubungan dan peta sebaran malaria di Kota Ambon dengan cara
observasi dengan desain cross sectional dan mengambil data populasi dari 22
dengan kejadian malaria sehingga didapatkan dari hasil penelitian responden yang
memiliki rumah dengan kondisi lingkungan yang kumuh beresiko 62% dan yang
kekurangan yaitu sang peneliti tidak meneliti semua variabel yang berkaitan
dengan kejadian malaria di Kota Ambon yakni dari kondisi dinding rumah
masih menjadi daerah endemis penyakit malaria yaitu pada lingkungan fisik
seperti kondisi dinding rumah dan tempat perindukan nyamuk berupa genangan
C. PERTANYAAN PENELITIAN :
1. Apakah ada hubungan antara kondisi fisik rumah yang kumuh pada kejadian
malaria?
di Kota Ambon
E. Jenis Masalah :
malaria di Kelurahan Batu Merah Kota Ambon dan terdiri dari satu
F. Hipotesis Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari
Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area
(udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang
1. Etiologi
menimbulkan kematian.5
Parasit malaria (plasmodium) mempunyai dua siklus daur hidup, yaitu pada tubuh
Pada waktu nyamuk Anopheles. spp infeksi menghisap darah manusia, sporozoit
yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk Anopheles masuk ke dalam aliran
darah selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu sporozoit menuju ke hati dan
skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati. Siklus ini
lebih cepat sedangkan plasmodium vivax dan plasmodium ovale ada siklus yang
ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut bentuk hipnozoit. Bentuk hipnozoit
dapat tinggal didalam sel hati selama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-
tahun yang pada suatu saat bila penderita mengalami penurunan imunitas tubuh,
sporozoit infektif segera menginvasi sel-sel dan keluar dari kelenjar ludah. Masa
inkubasi adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk kedalam tubuh sampai
timbulnya gejala klinis berupa demam. Lama masa inkubasi bervariasi tergantung
spesies plasmodium. Masa prapaten adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk
berikut:
1. Siklus pre eritrositik : periode mulai dari masuknya parasit ke dalam darah
3. Masa inkubasi : waktu antara terjadinya infeksi dengan mulai terlihatnya gejala
penyakit.
hepatik, merozoit menginfeksi ulang sel hati dan terulangnya kembali skizogoni.
darah manusia sehingga terjadi perpindahan sporozoit plasmodium dari air ludah
nyamuk ke jaringan kapiler darah manusia. Dalam beberapa jam parasit akan
gigitan nyamuk sampai munculnya gejala yakni 7 sampai 30 hari. Gejala yang
terjadi ialah demam, sakit kepala, mual, muntah dan mialgia. Bersamaan dengan
gejala setiap 2 atau 3 hari sekali, tergantung pada jenis plasmodium yang
hidup yang rumit yang melibatkan infeksi dihati dan eritrosit. Pada saat sporozoit
masuk kedalam hati dia akan memperbanyak diri kemudian masuk kedalam aliran
darah dalam bentuk merozoit. Merozoit akan masuk kedalam eritrosit dimana sel
darah yang terinfeksi di fagosit oleh limpa. Gejala malaria terutama disebabkan
oleh terserangnya eritrosit serta respon inflamasi oleh tubuh. Infeksi malaria
pembuluh darah perifer dan merusak organ yang disebabkan perdarahan maupun
namun juga berperan dalam terjadinya anemia dan defisiensi asam folat.10
3. Faktor Resiko Malaria
manusia sebagai host intermediate (dimana siklus aseksual parasit terjadi) dan
nyamuk anopheles betina sebagai host definitive (tempat siklus seksual parasit
berlangsung).11
a. Kekebalan / Imunitas
memerlukan infeksi lebih dahulu. Kekebalan yang didapat ada yang merupakan
kekebalan aktif sebagai akibat dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi, dan ada
juga kekebalan pasif yang didapat melalui pemindahan antibodi dari ibu kepada
anak atau pemberian serum dari seseorang yang kebal terhadap penyakit. Faktor
non-endemis lebih mudah mengalami malaria berat. Hal ini mungkin dikarenakan
pada individu di daerah endemis imun sudah terbentuk antibody protektif yang
Perbedaan angka kesakitan malaria pada laki-laki dan wanita atau pada
setiap 48 jam atau setiap hari ketiga, pada siang atau sore. Masa inkubasi
plasmodium vivax antara 12 sampai 17 hari dan salah satu gejala adalah
gejala nyeri kepala, pegal linu, demam ringan serta kadang dapat
ovale adalah 12 sampai 17 hari dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif
terdapat pada daerah gunung, dataran rendah pada daerah tropik yang
a. Suhu
maka inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu udara makin pendek masa inkubasi
ekstrinsik.1
b. Kelembaban Udara
c. Angin
Jarak terbang nyamuk dapat diperpendek arau diperpanjang tergantung kepada
arah angin.3
d. Arus Air
An. barbirostris menyukai tempat perindukan denga air yang statsi atau mengalir
Pencahayaaan yang menjadi indikator untuk mengukur kondisi fisik rumah yang
Kebiasaan untuk berada di luar rumah sampai larut malam, dimana vektornya
lebih bersifat eksofilik (lebih suka hinggap/ istirahat di luar rumah) dan eksofagik
(lebih suka menggigit di luar rumah) akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk,
keberadaan jendela, dinding rumah yang kumuh dan dinding yang tidak lengkap
memiliki banyak genangan air seperti rawa, kolam, bekas galian dan got yang
tidak mengalir airnya dapat berpotensi besar sebagai tempat hidup dan
anopheles.sp pada siang hari karena semak yang rimbun akan menghalangi sinar
teduh dan lembab serta dapat menjadi tempat perindukkan nyamuk jika di bawah
semak terdapat genangan air dan pada kandang hewan merupakan tempat yang
B. Tinjaun Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Marisca dkk pada tahun 2014 di Kota
Ambon mengenai hubungan dan peta sebaran malaria di Kota Ambon dengan cara
puskesmas di Kota Ambon dengan uji statistik Chi square didapatkan hasil positif
nilai p = 0,000 (< 0,05) yang membuktikan adanya pengaruh yang kuat antara
kondisi fisik rumah berdasarkan bahan lantai, dinding, atap rumah, keberadaan
rumahnya terdapat semak dan 6 responden tidak terdapat semak, sedangkan pada
semak dan 30 responden yang di sekitarnya tidak terdapat semak. Hasil analisis
rumahnya tidak terdapat semak. Keberadaan kandang hewan di rumah warga juga
Marisca tahun 2014 di Kota Ambon diperoleh nila p = 0,000 (< 0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara genangan air sebagai tempat
didapatkan adanya hubungan antara genangan air dengan kejadian malaria dengan
nilai p = 0,003 dan OR = 0,011 dengan demikian warga yang di sekitar rumahnya
terdapat genangan air berisiko 0,11 kali di bandingkan warga yang di sekitar
kejadian malaria dan penulis ingin meneliti lebih mendalam hubungan lingkungan
dari sisi yang belum diteliti sebelumnya yakni kondisi dinding rumah warga,
keberadaan genangan air kotor dan keberadaan semak di Kota Ambon khususnya
METODOLOGI PENELETIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Simple Random Sampling, dimana sampel diambil secara acak dari populasi
yang ada.
Untuk menentukan besarnya sampel pada penelitian analitik korelatif
𝑍𝛼+𝑍𝛽 2
n = ( 1+𝑟 ) +3
0,5𝑙𝑛 [ ]
1−𝑟
Keterangan :
Jadi jumlah sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1,960+1,282 2
n=( 1+0,40 ) +3
0,5𝑙𝑛 [ ]
1−0,40
3,242 2
= ( ) +3
0,4235]
= 58,60 + 3
= 61,60
= 62 orang
D. Instrumen Penelitian
E. Variabel Penelitian
Batu Merah.
Alat
Variabel Definisi Operasional Skala Hasil Ukur
Ukur
Variabel Terikat:
0. Tidak Pernah
Penyakit menular
parasit (protozoa)dari
genus plasmudium
yang ditularkan
melalui gigitan
nyamuk Anopheles
melalui pemeriksaan
darah .
Variabel Bebas :
Karakteristik
Keluarga
membatasi ruangan
dalam suatu
bangunan serta
menyokong struktur
lainnya yang
berfungsi untuk
melindungi suatu
area.
3. Kurang Kotor
4. Sangat Kotor
1. Tidak Terlalu
Tumbuhan berukuran
Banyak
rendah yang
0. Sedikit
bercabang banyak
berkelompok.
Variabel Terikat :
Pengendalian Vektor
Variabel Bebas :
Karakteristik Keluarga
pada kuesioner
pada kuesioner
pada kuesioner
DAFTAR PUSTAKA
Malaria Pada Balita di Indonesia Tahun 2012. [online]. 2012 [cited 2015
URL:
http://www.%3A%2F%2Flibrary.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile3Ddigital%2F203181
59-T-Endang%2520Uji%2520Wahyuni.pdf
URL :
https://internis.files.wordpress.com/2fmalaria-berat.pdf
3. Sanaky MJ. Hubungan dan Peta Sebaran Malaria di Kota Ambon Tahun 2014.
[online]. 2014 [cited 2015 desember 3]; [12 screen]. Avalaible from:
URL:
http://scholar.google.co.id/cholar_url?url=http%3A%2F%2Fpasca.unhas.ac.id.
%2Fjurnal%2Ffiles%2F7954bdc1d2611aa0b1638551d4F97dd.pdf
URL :
http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=http%3A%2Feprints.uns.ac.id%2F1
078%2F&hl=id&sa=T&ct=res&cd=1&ei=omxvVou2Doi32AbzzZO4Bw&scis
ig=AAGBfmOzgez-B62zetEzCFrVp-fFJoNJJ3nw&nossl=1&ws=360x566
URL :
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/6478
URL:
http://repository.usu.ac.id/2F123456789%2F39503/2FChapter/2520II.pdf
8. Harijanto PN . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed. 2006. p. 1732 - 1744.