Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BIOLOGI KONSERVASI

ANGGOTA KELOMPOK 6:
Nabila Fitriani Derajat (2224170063)
Zahra Khoirunnisa (2224170064)
Rizka Nur Fadhilah (2224170065)

BUDAYA TE ARO NAWEAK LARO DARI SUKU AMUNGME DI


TEMBAGAPURA, PAPUA

Salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Indonesia yang memiliki fungsi dalam
konservasi dan pelestarian sumber daya alam dan manusia yang masih dilakukan sampai
sekarang oleh masyarakat Papua adalah budaya kepercayaan Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan Te Aro Neweak Lako (alam adalah aku) merupakan salah satu bentuk kearifan
lokal yang mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati. Salah satu suku yang
hidup di Tembagapura Papua yaitu suku Amungme memandang tanah sebagai ibu atau mama
yang digambarkan sebagai seorang ibu yang memberi makan, memelihara, mendidik dan
membesarkan dari bayi hingga lanjut usia sampai akhirnya mati. Bumi diciptakan oleh sang
pencipta dengan kelengkapan yang hampir sempurna. Hutan diibaratkan jantung manusia
yang berfungsi mengatur dan menyeimbangkan cuaca. Hutan adalah sesuatu yang sangat
sakral karenanya menebang pohon atau berburu satwa harus seizin ammatoa (kepala adat).
Mereka yang hidup saat ini bertugas menjaganya untuk dinikmati generasi selanjutnya.
Tanah dengan lingkungan hidup habitatnya dipandang sebagai tempat tinggal,
berkebun, berburu dan pemakaman. Karena itu, bagi meraka, tanah adalah tempat kediaman
rih halus dan arwah para leluhur. Sehingga, ada beberapa lokasi tanah seperti gunung, gua, air
terjun dan kuburan yang sangat dikeramatkan. Budaya te aro naweak lako memiliki niai-nilai
yang dapat dijadikan sebagai salah satu ciri khas kepercayaan Papua yaitu:
1. Nilai Pelestarian Alam
Menurut kepercayaan ini “alam adalah aku”. Sehingga pemanfaatan sumber daya
alam dilakukan secara hati-hati. Pemfaatan sumber daya alam dilakukan dengan cara
tidak boleh menebang pohon secara sembarangan karena akan mengakibatkan banjir dan
hutan menjadi gundul sehingga penebangan pohon dilakukan saat ada waktunya,
kemudian dilakukan upacara penebangan pohon sebagai salah satu adat untuk
melestarikan alam.
2. Nilai Religius
Budaya ini memiliki nilai religiusitas yang berkaitan idividu yang memiliki kekuatan
sakral dan suci dengan mempercayai alam sebagai sumber segalanya.
3. Nilai Gotong Royong
Masyarakat ini menggunakan unsur kerja sama untuk meringankan beban pekerjaan
yang harus ditanggung agar pekerjaan lebih cepat selesai, contihnya ritual penebangan
pohon dan melakukan ritual upacara ritual.

Penjelasan di atas menyatakan bahwa budaya te aro naweak lako harus dilestarikan dan
dikenalkan kembali kepada generasi muda. Adapun cara pelestarian nudaya ini dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Adanya pelajaran muatan lokal.
Dengan adanya mata pelajaran muatan lokal di sekolah, kita dapat menanamkan dan
mempelajari sejarah tentang budaya kepercayaan te aro naweak lako serta
mengembangkan ilmu pengetahuan agar budaya itu tidak hilang selalu diingat oleh semua
masyarakat khususnya generasi pelajar.
2. Festival budaya.
Dengan adanya festival kebudayaan di daerah kita, masyarakat tidak akan melupakan
kultur budaya bangsa ini, salah satunya budaya te aro naweak lako dengan cara
meneyediakan media pelestarian festifal budaya agar nilai-nilai budaya tersebut tidak
dilupakan.
3. Membudayakan lagi dongeng cerita-cerita rakyat sebelum tidur oleh keluarga kepada
anaknya.
Dengan menceritakan dongeng cerita-cerita rakyat kepada anak sebelum tidur budaya kita
tidak akan terdengar asing bagi generasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai