Anda di halaman 1dari 3

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum pada Sabtu, 22 Februari 2020 pukul 13.00 WIB
bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum volume udara pernapasan
dan pengukuran molekul CO2 hasil respirasi adalah spirometer (ember, selang, jirigen
5 L) yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur aliran udara ke dalam dan ke luar
dari pari-paru. Air sebagai media pengukuran volume udara pernapasan pengukuran
molekul CO2 hasil respirasi. Selang plastik berdiameter 0,5 cm berfungsi
menyalurkan udara nafas ke dalam kantung plastik. Kantung plastik ukuran 2,5 liter
(25 x 40 cm) sebagai penampung hembusan nafas. Tiga gelas ukur berfungsi
menampung air yang akan ditetesi brom thimol blue. Botol tetes sebagai tempat
menyimpan larutan NaOH dan brom thimol blue. Ember sebagai penampung air.
NaOH berfungsi sebagai pembentuk asam karbonat (H2CO3) jika berikatan dengan
CO2. Brom thimol blue sebagai indikator penunjuk dalam penambahan NaOH, apakah
H2CO3 sudah netral atau belum.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Volume Pernapasan

1. Spirometer sederhana dirangkai seperti gambar di bawah ini:

2. Kegiatan ini dilakukan oleh 2-3 anggota kelompok.


3. Teknik bernapas dilakukan seperti keterangan pada empat macam volume
udara paru-paru secara bergantian.
4. Masning-masing volume udara yang ditiupkan dihitung dengan cara
menghitung letak perubahan skala pada spidometer.
5. Hasil dicatat pada tabel.
6. Perlakuan tersebut diulang setelah berlari di tempat selama 5 menit.
7. Hasil dicatat pada tabel.
8. Empat macam kapasitas paru-paru dihitung berdasarkan empat macam
volume udara yang diperoleh.
9. Hasil ditulis pada tabel.

3.3.2 Pengukuran Molekul CO2 Hasil Respirasi

1. Kantung plastik diikat dengan pipa plastik dengan erat sehingga tidak
terjadi kebocoran.
2. Tiga gelas ukur 100 ml disediakan, masing-masing diisi dengan 50 ml air.
Indikator brom thimol ditambahkan sebanyak 10 tetes, diaduk sampai
merata. Jika air tidak berwarna biru, beberapa tetes NaOH ditambahkan
sampai warna menjadi biru.hal yang sama dilakukan pada gelas ukur yang
lain. Ketiga gelas ukur diberi tanda A,B, dan C.
3. Nafas dihembuskan secara normal dalam keadaan istirahat. Nafas
dihembuskan ke dalam kantung plastik.jika dalam keadaan biasa
hembusan nafas dikeluarkan pada udara terbuka, maka sekarang
hembusan nafas ditampung dalam kantung plastik sampai kantung plastik
penuh.
4. Pipa plastik dilipat bagian tengahnya setelah kantung plastik penuh
dengan hembusan nafas agar tidak ada udara yang keluar dari kantung
plastik. Ujung pipa plastik dimasukkan ke dalam gelas ukur A. Udara di
dalam kantung plastik dikeluarkan sedikit demi sedikit.
5. Gelas ukur A (sekarang berwarna kuning) diberi setetes larutan NaOH dan
diaduk. Jika larutan tidak berubah biru, NaOH ditambahkan satu tetes lagi.
Terus diulang sampai warna menjadi biru.
6. Berapa ml NaOH yang dipakai diukur dengan cara menampung sejumlah
tetesan yang sama banyaknya di dalam gelas ukur 10 ml.
7. Tahapan no. 3-6 dilakukan setelah berlari mengelilingi kampus Untirta
sampai terengah-engah. Perbedaannya, ujung pipa plastik dimasukkan
dalam gelas ukur C. Volume kantung plastik diukur dengan cara mengisi
air ke dalam kantung plastik. Kantung plastik harus ada di dalam air agar
kantung plastik tidak pecah sewaktu mengisis air (kantung plastik
dimasukkan ke dalam ember yang berisi air)., kemudian air yang di dalam
kantung plastik diukur volumenya.
8. Banyaknya mikromolekul CO2 dihitung yang terdapat dalam satu liter
udara yang berasal dari hembusan nafas.

Anda mungkin juga menyukai