Anda di halaman 1dari 15

Nama : Andi Sahputra

NPM : 200202002

Pemahaman Konsep teori GGK

A. Pengertian

Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat


fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara
medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau
filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.  Ginjal berfungsi menyaring limbah dan
kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap hari,
kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar
1-2 liter urine.

Di dalam setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk
dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang
berbentuk protein.Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus,
mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang
sebagai limbah. Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal
lain yang penting dalam tubuh, di antaranya:

 Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam
dalam tubuh tetap normal.

 Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang


memproduksi sel darah merah.

 Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan


tulang.
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat
menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal sudah
semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat berbahaya
jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah.

B. Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis

Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap lanjut.
Gejala tersebut meliputi:

 Kemunculan darah dalam urine.

 Pembengkakan pada tungkai.

 Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.

Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat penyakit
yang terjadi dalam jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa
menjadi penyebab gagal ginjal tersebut, antara lain diabetes, tekanan darah
tinggi, atau penyakit asam urat.

C. Cara Mengobati dan Mencegah Gagal Ginjal Kronis

Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi


penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan dari
tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat diperlukan.
Secara umum, pengobatan gagal ginjal kronis meliputi:

 Pemberian obat-obatan
 Cuci darah
 Transplantasi ginjal

Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan menghindari
kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis.
D. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:

 Gangguan elektrolit, seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia atau


kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah.
 Penyakit jantung dan pembuluh darah.
 Penumpukan kelebihan cairan di rongga tubuh, misalnya edema paru
atau asites.
 Anemia atau kekurangan sel darah merah.
 Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang.

NB :

Selain pemberian obat, penderita gagal ginjal kronis juga disarankan untuk
melakukan perubahan pola hidup yang meliputi:

 Menjalankan diet khusus, yaitu dengan mengurangi konsumsi garam, serta


membatasi asupan protein dan kalium dari makanan untuk meringankan kerja
ginjal. Makanan dengan kadar kalium tinggi, di antaranya adalah pisang,
jeruk, kentang, bayam, dan tomat. Sedangkan  makanan dengan kadar kalium
rendah, antara lain adalah apel, kol, wortel, buncis, anggur, dan stroberi.
Selain itu, batasi juga konsumsi minuman beralkohol.
 Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
 Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas.
 Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal.
 Menerima vaksinasi karena GGK membuat tubuh rentan terserang infeksi.
Contohnya adalah vaksinasi flu dan dan pneumonia.
 Berkonsultasi dan senantiasa mengamati kondisi kesehatan dengan
memeriksakan diri ke dokter secara teratur.
Pemahaman Konsep teori GGA

A. Pengertian

Gagal ginjal akut atau acute kidney injury adalah kondisi ketika ginjal berhenti
berfungsi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke
ginjal, gangguan pada ginjal, atau masalah sumbatan pada saluran urine.

Ginjal adalah organ yang memiliki fungsi utama untuk menyaring limbah sisa
metabolisme dari dalam darah dan membuangnya melalui urine. Jika fungsi
tersebut terhenti, limbah yang seharusnya dibuang malah menumpuk di dalam
tubuh.

Kerusakan ginjal pada gagal ginjal akut dapat terjadi tiba-tiba. Kondisi ini dapat
membahayakan nyawa penderitanya. Meskipun demikian, jika dideteksi dan
diobati secara cepat dan tepat, kerusakan ginjal akibat gagal ginjal akut dapat
disembuhkan.

B. Penyebab Gagal Ginjal Akut


Penyebab gagal ginjal akut, mulai dari gangguan aliran darah ke ginjal (prerenal),
kerusakan pada ginjal itu sendiri, atau sumbatan pada aliran urine (postrenal).
Berikut adalah penjelasannya:

1. Gangguan aliran darah ke ginjal

Ada beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menghambat aliran darah ke
ginjal dan memicu gagal ginjal, yaitu:

 Kehilangan darah atau cairan akibat perdarahan, dehidrasi berat,


atau diare berat

 Operasi

 Sepsis atau anafilaksis
 Penyakit hati, seperti sirosis hati

 Penyakit jantung, seperti gagal jantung atau serangan jantung

 Luka bakar berat

 Konsumsi obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, atau obat


antihipertensi

2. Kerusakan pada ginjal

Gagal ginjal akut juga dapat terjadi akibat cedera atau kerusakan pada ginjal
itu sendiri, misalnya akibat:

 Glomerulonefritis atau peradangan pada saringan di ginjal


 Rhabdomyolisis atau kerusakan pada jaringan otot
 Penumpukan kolesterol yang menyumbat aliran darah ke ginjal
 Penggumpalan darah di pembuluh darah vena dan arteri di ginjal
 Skleroderma, yaitu kelompok penyakit yang menyerang kulit dan jaringan
ikat
 Sindrom hemolitik uremik, yaitu penyakit akibat sel darah merah pecah
terlalu cepat
 Sindrom tumor lisis, yaitu hancurnya sel-sel tumor yang berakibat pada
lepasnya racun yang menyebabkan kerusakan ginjal
 Penggunaan obat-obatan, seperti antibiotik aminoglikosida, obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat hipertensi (seperti ACE
inhibitor atau diuretik) dan obat kemoterapi
 Penggunaan cairan kontras, yaitu cairan yang digunakan pada pemeriksaan
foto Rontgen atau CT scan
 Paparan racun, alkohol, kokain, atau logam berat

3. Penyumbatan pada saluran urine


Adanya sumbatan pada saluran urine, termasuk pelvis ginjal, ureter, kandung
kemih, atau uretra, akan menyebabkan kembalinya cairan ke ginjal. Kondisi
ini akan merusak ginjal dan bisa menyebabkan gagal ginjal akut. Beberapa
penyakit yang dapat menyumbat saluran urine adalah:

 Batu ginjal
 Tumor pada saluran kemih, ginjal, atau organ yang ada di sekitar ginjal
 Pembesaran prostat
 Striktur atau jaringan ikat pada saluran kemih
 Kerusakan pada saraf kandung kemih (neurogenic bladder)
 Efek samping operasi pada panggul
 Trombosis pada pembuluh darah vena ginjal

C. Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang gagal
ginjal, yaitu:

 Berusia 65 tahun ke atas


 Sedang menjalani kemoterapi atau perawatan intensif lain
 Pernah menderita gagal ginjal sebelumnya
 Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
 Menderita kanker atau sedang menjalani pengobatan kanker
 Menderita penyakit ginjal atau pernah mengalami gagal ginjal sebelumnya
 Menderita diabetes, hipertensi, gagal jantung, penyakit liver, penyakit arteri
perifer atau obesitas.

D. Gejala Gagal Ginjal Akut


Gejala gagal ginjal akut bisa muncul dalam hitungan hari atau bahkan jam setelah
gangguan pada ginjal terjadi. Gejalanya berupa:

 Jumlah dan frekuensi urine berkurang


 Pembengkakan pada tungkai akibat penumpukan cairan
 Tubuh mudah lelah
 Sesak napas
 Gangguan irama jantung
 Nyeri atau sensasi tertekan di dada
 Napas berbau tidak sedap
 Muncul ruam atau rasa gatal di kulit
 Nafsu makan menurun
 Mual dan muntah
 Demam
 Sakit di perut dan punggung
 Nyeri atau pembengkakan pada sendi
 Tremor di tangan
 Kejang
 Koma

E. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut

 Tes darah, untuk mengukur kadar kreatinin dan urea nitrogen yang akan
meningkat pada gagal ginjal akut, serta untuk mengukur laju filtrasi
glomerulus (glomerular fitration rate) guna menilai tingkat keparahan gagal
ginjal akut
 Tes urine, untuk mengukur kadar elektrolit dalam urine dan mengukur
volume urine yang keluar
 Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat kondisi ginjal
dan mendeteksi ada tidaknya tumor atau sumbatan pada saluran kemih
atau pembuluh darah ke ginjal
 Biopsi ginjal, untuk mendeteksi ketidaknormalan pada jaringan ginjal

F. Pengobatan Gagal Ginjal Akut

Pengobatan gagal ginjal akut bertujuan untuk mencegah komplikasi dan


mengembalikan fungsi ginjal. Pasien biasanya perlu menjalani rawat inap yang
lamanya tergantung pada seberapa parah kondisinya dan seberapa cepat ginjalnya
dapat kembali pulih.

Metode pengobatan gagal ginjal akut tergantung pada penyebabnya. Beberapa


metode pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:

 Pengaturan pola makan, yaitu dengan membatasi konsumsi makanan tinggi


garam dan kalium selama proses penyembuhan ginjal
 Pemberian obat-obatan, yaitu dengan memberikan obat yang dapat
menyeimbangkan kadar elektrolit di dalam darah, memberikan obat diuretik
untuk mengeluarkan kelebihan cairan, antibiotik jika gagal ginjal disebabkan
oleh infeksi bakteri
 Cuci darah, yaitu prosedur yang dilakukan bila kerusakan ginjal cukup parah

G. Komplikasi Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut dapat menyebabkan kematian dan sejumlah komplikasi berikut:

 Asidosis metabolik (meningkatnya kadar asam dalam darah)


 Ketidakseimbangan elektrolit
 Edema paru atau penumpukan cairan di paru-paru
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, aritmia, atau henti
jantung
 Gangguan pada sistem pencernaan, termasuk perdarahan saluran cerna
 Kerusakan ginjal yang bersifat permanen
 Hiperkalemia atau tingginya kadar kalium
 Gangguan saraf akibat penumpukan ureum atau uremia

H. Pencegahan Gagal Ginjal Akut

Cara untuk mencegah gagal ginjal akut adalah dengan menjaga kesehatan ginjal
dengan melakukan beberapa langkah di bawah ini:

 Mengonsumsi makanan sehat


 Membatasi asupan garam
 Menjaga berat badan ideal
 Mengontrol kadar gula darah
 Mengontrol tekanan darah
 Minum air putih dalam kadar yang cukup
 Membatasi konsumsi obat pereda nyeri
 Membatasi konsumsi minuman beralkohol
 Berhenti merokok
 Mengelola stres dengan baik
 Berolahraga secara teratur

NB :

1. Segera ke IGD bila mengalami gejala gagal ginjal akut, terutama bila Anda
pernah mengalami gagal ginjal atau memiliki keluarga dengan riwayat
penyakit ginjal.
2. Periksakan diri ke dokter secara rutin jika Anda menderita penyakit kronis
yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut, seperti hipertensi dan diabetes.
3. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut akibat penggunaan obat-obatan,
jangan mengonsumsi obat sembarangan dan selalu ikuti aturan yang diberikan
oleh dokter.

Pemahaman Konsep teori BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)

A. Pengertian
Pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah
kondisi ketika kelenjar prostat membesar. Akibatnya, aliran urine menjadi tidak
lancar dan buang air kecil terasa tidak tuntas.
Kelenjar prostat hanya dimiliki oleh pria. Oleh karena itu, penyakit ini hanya
dialami oleh pria. Hampir semua pria mengalami pembesaran prostat,
terutama pada usia 60 tahun ke atas. Meski begitu, tingkat keparahan
gejalanya bisa berbeda pada tiap penderita, dan tidak semua pembesaran
prostat menimbulkan masalah. Pria berusia 60 tahun ke atas sebaiknya
melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin, terutama bila mengalami
gangguan buang air kecil. Bila tidak ditangani, terhambatnya aliran urine
akibat BPH dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan kandung kemih.
Namun perlu diketahui, pembesaran prostat jinak tidak terkait dengan kanker
prostat.

B. Gejala Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Tingkat keparahan gejala pembesaran prostat jinak bisa berbeda pada tiap
penderita, tetapi umumnya akan memburuk seiring waktu. Gejala utama
penderita benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah gangguan saat buang air
kecil, yang bisa berupa:

 Urine sulit keluar di awal buang air kecil.


 Perlu mengejan saat buang air kecil.
 Aliran urine lemah atau tersendat-sendat.
 Urine menetes di akhir buang air kecil.
 Buang air kecil terasa tidak tuntas.
 Buang air kecil di malam hari menjadi lebih sering.
 Beser atau inkontinensia urine.

Pada kasus tertentu, BPH bahkan bisa menyebabkan retensi urine atau


ketidakmampuan mengeluarkan urine sama sekali. Tapi perlu diingat, tidak
semua pembesaran kelenjar prostat menimbulkan keluhan buang air
kecil, baik buang air kecil terus atau tidak bisa buang air kecil sama sekali.

C. Penyebab Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Belum diketahui apa yang menyebabkan pembesaran prostat jinak. Akan


tetapi, kondisi ini diduga terkait dengan perubahan pada keseimbangan kadar
hormon seksual seiring pertambahan usia pria.

Pada sebagian besar pria, prostat akan terus tumbuh seumur hidup. Ketika
ukurannya cukup besar, prostat akan menghimpit uretra, yaitu saluran yang
mengalirkan urine dari kandung kemih ke lubang kencing. Kondisi inilah yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala di atas.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena


pembesaran prostat jinak, yaitu:

 Berusia di atas 60 tahun


 Kurang berolahraga
 Memiliki berat badan berlebih
 Menderita penyakit jantung atau diabetes
 Rutin mengonsumsi obat hipertensi jenis penghambat beta
 Memiliki keluarga yang mengalami gangguan prostat

D. Penatalaksanaan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Untuk menentukan apakah pasien menderita pembesaran prostat jinak, dokter


akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Kemudian dokter akan
melakukan pemeriksaan colok dubur guna mengetahui ukuran prostat.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan selanjutnya adalah:

 USG prostat, untuk melihat ukuran prostat penderita.


 Tes urine, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau kondisi lain
yang memiliki gejala mirip dengan pembesaran prostat jinak.
 Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan gangguan pada ginjal.
 Tes pengukuran kadar antigen (PSA) dalam darah. PSA dihasilkan oleh
prostat dan kadarnya dalam darah akan meningkat bila kelenjar prostat
membesar atau mengalami gangguan.

Guna memastikan pasien menderita pembesaran prostat jinak dan


menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi lain, dokter akan melakukan
pemeriksaan berikut:

 Mengukur kekuatan pancaran urine dan jumlah urine yang keluar.


 Memeriksa kemampuan pasien untuk mengosongkan kandung kemih.
Memeriksa kemungkinan adanya kanker prostat, melalui biopsi atau
pengambilan sampel jaringan prostat untuk diteliti di laboratorium.
 Melihat kondisi uretra dan kandung kemih, dengan memasukkan selang
fleksibel berkamera (sistoskopi) melalui lubang kencing.

E. Pengobatan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)


Pengobatan pembesaran prostat jinak tergantung pada usia dan kondisi pasien,
ukuran prostat, serta tingkat keparahan gejala. Metode pengobatan yang dapat
dilakukan meliputi:

1. Perawatan mandiri

Bila gejala yang dirasakan tergolong ringan, pasien bisa melakukan


penanganan secara mandiri untuk meredakan gejala, yaitu dengan:

 Menghindari minum apapun satu atau dua jam sebelum tidur.

 Membatasi asupan minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

 Membatasi konsumsi obat pilek yang


mengandung dekongestan dan antihistamin.

 Tidak menahan atau menunda buang air kecil.


 Membuat jadwal untuk buang air kecil, misalnya tiap 4 atau 6 jam.
 Menjaga berat badan ideal, dengan menjalani pola makan yang sehat.
 Berolahraga secara teratur dan rutin melakukan senam Kegel.
 Mengelola stres dengan baik.

2. Obat-obatan

Bila pengobatan mandiri tidak bisa meredakan gejala, dokter dapat


meresepkan obat-obatan berikut:

 Penghambat alfa, seperti tamsulosin, untuk memudahkan buang air


kecil.

 Penghambat 5-alpha reductase, seperti finasteride atau dutasteride,


untuk menyusutkan ukuran prostat.

Penelitian menunjukkan bahwa obat untuk menangani disfungsi ereksi,


seperti tadalafil, juga bisa digunakan untuk mengatasi pembesaran prostat
jinak.

3. Operasi
Ada sejumlah metode operasi prostat yang bisa digunakan dokter
urologi untuk mengatasi pembesaran prostat jinak, di antaranya:

a. Transurethral resection of the prostate (TURP)

TURP merupakan metode operasi yang paling sering dilakukan untuk


mengangkat kelebihan jaringan prostat. Dalam prosedur ini, jaringan
prostat yang menyumbat diangkat sedikit demi sedikit, menggunakan
alat khusus yang dimasukkan melalui lubang kencing.

b. Transurethral incision of the prostate (TUIP)

TUIP tidak mengangkat jaringan prostat, namun membuat irisan kecil


pada prostat agar aliran urine menjadi lancar. Prosedur ini dilakukan
pada pembesaran prostat yang ukurannya kecil hingga sedang.

F. Komplikasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Pembesaran prostat jinak yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah


komplikasi serius, yaitu:

 Infeksi saluran kemih


 Penyakit batu kandung kemih
 Tidak bisa buang air kecil
 Kerusakan kandung kemih dan ginjal

G. Pencegahan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Pembesaran prostat jinak tidak dapat dicegah. Upaya pencegahan yang bisa
Anda lakukan adalah mencegah agar gejalanya tidak semakin memburuk,
yaitu dengan perawatan mandiri seperti yang telah dijelaskan di atas.

NB :.

Segeralah periksakan diri bila mengalami gangguan saat buang air kecil, terutama
jika disertai dengan:
 Nyeri saat buang air kecil
 Terdapat darah dalam urine (hematuria) atau sperma (hematospermia)
 Urine tidak keluar sama sekali

Gejala-gejala ini juga dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih, batu kandung
kemih, batu ginjal, bahkan kanker prostat atau kanker kandung kemih. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemeriksaan secara menyeluruh oleh tim medis.

Anda mungkin juga menyukai