15
Dalam pelaksanaan tugas PNS sebagai pelayan masyarakat, nilai
akuntabilitas menjadi penting karena:
a. Sebagai kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (peran belajar)
Apabila nilai akuntabilitas tidak terlaksana maka akan melemahkan
kepercayaan publik terhadap ASN sebagai pelayan masyarakat dan
memberikan pandangan yang buruk terhadap kinerja aparatur negara.
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab.
16
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme memiliki sub nilai dasar yaitu: Cinta tanah air, Kerja
sama, Musyawarah, Tidak diskriminatif, Pantang menyerah,
Semangat dan Gotong royong.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktuliasasikan nasionalism dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih peing. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan Negara.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN diharapkan dapat
bersikap menerapkan nilai Cinta tanah air, Kerja sama, Musyawarah,
Tidak diskriminatif, Pantang menyerah, Semangat dan Gotong
royong sebagai implementasi dari nilai Nasionalisme di lingkungan kerja.
3. Etika Publik
Etika adalah penilaian tentang apa yang baik dan apa yang buruk, apa
yang benar dan apa yang salah. Kode etik adalah serangkaian aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok, ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam ketentuan-ketentuan tertulis. Sedangkan etika publik adalah
standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk memutuskan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika publik
memiliki sub nilai dasar yaitu: santun, sportifitas, respect, arif, peduli,
sabar, empati.
Etika publik sangat penting untuk diaktualisasikan oleh ASN
dikarenakan dengan adanya etika publik akan menjadi penuntun ASN
dalam bertingkah laku sehingga mampu menjadi teladan maupun role
17
model bagi masyarakat dan juga dengan adanya etika publik akan
membuat sebuah indikator keberhasilan dari ASN dalam memberikan
pelayanan publik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014,
kode etik dan kode prilaku berisi pengaturan agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
18
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah perjanjian atau tanggung jawab atas mutu
produk atau jasa tergantung pada persepsi individual dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya tanpa
kesalahan atau tidak ada cacat. Komitmen mutu memiliki sub nilai dasar
yaitu sebagai berikut: Teliti, Inovatif, Efektif, Efisien, Tepat,
Kreatif.Pentingnya komitmen mutu bagi ASN adalah dalam melaksanakan
pelayanan publik berorientasi pada kualitas hasil yang baik, terciptanya
kepuasan semua pihak.
Dalam mengimplementasikan Komitmen Mutu dalam pelayanan,
seorang ASN harus memenuhi standar mutu yang diharapkan. yaitu:
a. Efektifitas; Hemat, Adil, Prosedural
b. Efisiensi; Tangibel, Responsif, Kemudahan
c. Inovasi; Jaminan, Komunikatif, Berkelanjutan (sustainable)
d. Orientasi mutu; Terintegrasi, Fleksibel, Kompetensi.
5. Anti Korupsi
Definisi korupsi menurut Amir Hamzah, 2001 adalah segala perbuatan
yang tidak baik seperti perbuatan kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat di suap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata yang menghina atau memfitnah. Anti Korupsi
memiliki sub nilai dasar yang telah diidentifikasi oleh KPK bersama para
pakar yaitu sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung
Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil.
Pentingnya nilai-nilai anti korupsi bagi ASN adalah untuk menjaga
ASN dalam melakukan tindakan korupsi sehingga dengan adanya nilai-
nilai anti korupsi bagi ASN dapat memaksimalkan kinerja dari ASN dan
juga membuat ASN bekerja dengan baik dengan menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yang diimplementasikan di tempat kerja ASN
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN diharapkan dapat
bersikap menerapkan nilai Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung
19
Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil. sebagai implementasi dari
nilai Anti Korupsi di lingkungan kerja.
20
3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi ANEKA
21
3.4 Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi
22
perintah langsung mengembangkan nilai organisasi
dari atasan. karakter, prestasi memiliki
peserta didik, integritas,
lingkungan sehat dan inisiatif,
asri ” pembelajar,
terlibat aktif
serta tanpa
pamrih.
23
mendengarkan 15 menit motivasi di kelas - Komitmen
sebelum pembelajaran Mutu:
dimulai
Selama 15 menit kreatif, efisien
24
peserta didik serta inisiatif, dan
mendukung pencapaian pembelajar
visi “Menjadi sekolah
yang unggul dan
mengembangkan
karakter, prestasi
peserta didik,
lingkungan sehat dan
asri ”
Analisis Dampak 1. Tidak tersedianya sumber dana unuk pengadaan sudut baca dan buku sumber pada sudut baca
2. Rencana kegiatan tidak berjalan efektif
3. Tidak adanya kerjasama dengan teman sejawat terkait persiapan pembuatan sudut baca
Kegiatan bersumber pada SKP
25
4. Membimbing - Membimbing peserta didik - Terciptanya Akuntabilitas: - Membawa peserta Membimbing
peserta didik membaca buku dan pemahaman Disiplin dan tertib didik ke peserta didik
mengunjungi memahami isi bacaan peserta didik Etika public: perpustakaan membaca buku
- Membimbing peserta didik
perpustakaan mengenai buku Santun dan Sabar sebelum kegiatan dan memahami isi
membuat resume dari buku
yang dibaca pembelajaran dimulai bacaan
yang dibaca - Terbentuknya Komitmen mutu:
mendukung memperkuat nilai
pemahaman Efektif
pencapaian visi – nilai organisasi
peserta didik
“Mengembangkan organisasi kreatif
tentang cara
kompetensi peserta dan inovatif,
membuat resume
didik secara inisiatif, dan
dari buku yang
optimal” pembelajar
telah dibaca.
Analisis Dampak 1. Peserta didik kurang memahami isi bacaan dari buku yang telah dibaca
2. Peserta didik jarang memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah
3. Peserta didik mendapatkan kesulitan untuk membuat resume dari buku yang dibaca
26
5. Pembuatan Membuat desain sudut baca - Terciptanya desain Komitmen Dalam Kegiatan Dalam Kegiatan
Sudut baca kelas kelas sudut baca kelas Mutu : membuat desain sudut membuat sudut
Berdiskusi dengan teman yang inovatif baca dengan menerapkan baca dengan
sejawat,menentukan jenis - Tersedianya daftar kreatifitas,
nilai – nilai kreatifitas, menerapkan nilai
buku yang akan digunakan jenis buku yang efisien dan
efisien dan inovatif – nilai kreatifitas,
di sudut baca kelas digunakan pada inovatif, efektif
efisien dan
Pembuatan sudut baca sudut baca dan efisien. dan menghasilkan sudut baca
Membuat tata tertib inovatif
- Tersedianya sudut tertib kelas yang menarik
penggunaan sudut baca baca kelas yang sehingga dapat dapat memperkuat
menarik, kreatif Nasionalisme:
meningkatkan budaya nilai organisasi
dan inovatif musyawarah
membaca pada peserta organisasikreatif
- Tersedianya dan kerjasama
didik serta mendukung dan inovatif,
tatatertib sudut
Akuntabilitas pencapaian visi inisiatif, dan
baca yang efektif
Kompeten “Menjadi sekolah yang pembelajar
unggul dan
mengembangkan
karakter, prestasi
peserta didik,
lingkungan sehat dan
asri ”
27
2. Kurangnya fasilitas untuk meningkatkan minat membaca peserta
3. Pemilihan buku yang kurang tepat pada sudut baca
4. Pemakaian sudut baca secara sembarangan dan tidak tertib
6. Pemanfaatan - Mengarahkan peserta didik - Terciptanya - Komitmen - Dalam mengarahkan Mengarahkan
sudut baca kelas memanfaatkan sudut baca pembiasaan Mutu:efisien, peserta didik peserta didik
- Membimbing peserta didik
peserta didik kreatif, efektif memanfaatkan memanfaatkan
menuliskan ringkasan dari
untuk - Akuntabilitas: fasilitas sudut baca fasilitas sudut
buku yang telah di baca
memanfaatkan tertib, dengan santun, sabar baca memperkuat
- Membimbing peserta didik
sarana sudut baca tanggung dan penuh tanggung nilai – nilai
menuliskan judul buku
secara efektif dan jawab, jawab dapat organisasi
yang sudah dibaca pada
efisien kompeten meningkatkan organisasi kreatif
pohon literasi
- Terciptanya
- Etika budaya peserta didik dan inovatif,
pemahaman
publik :santun sehingga mendukung inisiatif, dan
peserta didik
dan sabar pencapaian visi pembelajar
dalam membuat
“Mengembangkan
ringkasan dari
kompetensi peserta
buku yang telah
didik secara
dibaca secara
optimal”
kompeten dan
penuh tanggung
jawab
- Terciptanya
28
pembiasan
menuliskan judul
buku pada pohon
literasi setelah
membaca buku
pada sudut baca
secara tertib dan
kreatif
Analisis Dampak - Peserta didik tidak memanfaatkan sudut baca dengan tertib
- Peserta didik tidak terbiasa membuat ringkasan dari buku yang telah dibaca
- Peserta didik kurang memahami bacaan dari buku yang telah dibaca
- Peserta didik kurang termotivasi untuk meningkatkan minat membaca
Table 3. Renacana Kegiatan Aktualisasi
29
30
31
32