Anda di halaman 1dari 18

BAB III

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR


PROFESI PELAKSANA

Sebagai upaya untuk mendukung roformasi birokrasi dan mengarahkan


cita-cita Good Governance, maka Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut
senantiasa mampu mengembangkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Penyusunan rancangan aktualisasi menjadi langkah awal untuk
mengarusutamakan pembinaan ASN baru karena sesuai dasar hukum UU
Nomor 5 Tahun 2014, ASN diposisikan sebagai jabatan profesional yang
membutuhkan proses pembelajaran, pemahaman dan implemntasi nilai-nilai
dasar yang nantinya akan menggiring pada tujuan pencapaian reformasi
birokrasi dan Good Governance.

3.1 Pengertian dan Nilai Dasar ANEKA


ASN sebagai pelayan masyarakat yang memiliki integritas dan
mengutamakan kepentingan publik harus mampu menerapkan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Dari nilai-nilai dasar profesi ASN memiliki indikator yang akan
digunakan untuk menerapkan kegiatan yang dilakukan ASN adalah sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai bagi individu, kelompok atau institusi terhadap amanahnya.
Akuntabilitas mengacu dalam beberapa aspek diantaranya, aktualisasi
merupakan suatu hubungan, berorientasi kepada hasil, membutuhkan
adanya laporan, memerlukan konsekuensi dan memperbaiki kinerja. Sub
nilai dasar dalam akuntabilitas antara lain: Tanggung jawab, Amanah,
Tertib, Kompeten, Disiplin dan Konsisten.

15
Dalam pelaksanaan tugas PNS sebagai pelayan masyarakat, nilai
akuntabilitas menjadi penting karena:
a. Sebagai kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (peran belajar)
Apabila nilai akuntabilitas tidak terlaksana maka akan melemahkan
kepercayaan publik terhadap ASN sebagai pelayan masyarakat dan
memberikan pandangan yang buruk terhadap kinerja aparatur negara.
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab.

16
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme memiliki sub nilai dasar yaitu: Cinta tanah air, Kerja
sama, Musyawarah, Tidak diskriminatif, Pantang menyerah,
Semangat dan Gotong royong.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktuliasasikan nasionalism dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih peing. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan Negara.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN diharapkan dapat
bersikap menerapkan nilai Cinta tanah air, Kerja sama, Musyawarah,
Tidak diskriminatif, Pantang menyerah, Semangat dan Gotong
royong sebagai implementasi dari nilai Nasionalisme di lingkungan kerja.

3. Etika Publik
Etika adalah penilaian tentang apa yang baik dan apa yang buruk, apa
yang benar dan apa yang salah. Kode etik adalah serangkaian aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok, ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam ketentuan-ketentuan tertulis. Sedangkan etika publik adalah
standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk memutuskan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika publik
memiliki sub nilai dasar yaitu: santun, sportifitas, respect, arif, peduli,
sabar, empati.
Etika publik sangat penting untuk diaktualisasikan oleh ASN
dikarenakan dengan adanya etika publik akan menjadi penuntun ASN
dalam bertingkah laku sehingga mampu menjadi teladan maupun role

17
model bagi masyarakat dan juga dengan adanya etika publik akan
membuat sebuah indikator keberhasilan dari ASN dalam memberikan
pelayanan publik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014,
kode etik dan kode prilaku berisi pengaturan agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

18
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah perjanjian atau tanggung jawab atas mutu
produk atau jasa tergantung pada persepsi individual dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya tanpa
kesalahan atau tidak ada cacat. Komitmen mutu memiliki sub nilai dasar
yaitu sebagai berikut: Teliti, Inovatif, Efektif, Efisien, Tepat,
Kreatif.Pentingnya komitmen mutu bagi ASN adalah dalam melaksanakan
pelayanan publik berorientasi pada kualitas hasil yang baik, terciptanya
kepuasan semua pihak.
Dalam mengimplementasikan Komitmen Mutu dalam pelayanan,
seorang ASN harus memenuhi standar mutu yang diharapkan. yaitu:
a. Efektifitas; Hemat, Adil, Prosedural
b. Efisiensi; Tangibel, Responsif, Kemudahan
c. Inovasi; Jaminan, Komunikatif, Berkelanjutan (sustainable)
d. Orientasi mutu; Terintegrasi, Fleksibel, Kompetensi.
5. Anti Korupsi
Definisi korupsi menurut Amir Hamzah, 2001 adalah segala perbuatan
yang tidak baik seperti perbuatan kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat di suap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata yang menghina atau memfitnah. Anti Korupsi
memiliki sub nilai dasar yang telah diidentifikasi oleh KPK bersama para
pakar yaitu sebagai berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung
Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil.
Pentingnya nilai-nilai anti korupsi bagi ASN adalah untuk menjaga
ASN dalam melakukan tindakan korupsi sehingga dengan adanya nilai-
nilai anti korupsi bagi ASN dapat memaksimalkan kinerja dari ASN dan
juga membuat ASN bekerja dengan baik dengan menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yang diimplementasikan di tempat kerja ASN
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN diharapkan dapat
bersikap menerapkan nilai Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung

19
Jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, Adil. sebagai implementasi dari
nilai Anti Korupsi di lingkungan kerja.

3.2 Flow Chart Kegiatan


Bagan alur atau flow chart dari kegiatan aktualisasi ini dituangkan
pada bagan berikut:

Melakukan Konsultasi Melakukan kegiatan


kepada atasan terkait pembiasaan gerakan
kegiatan aktualisasi literasi membaca di
sekolah

Membimbing peserta Mencari donatur untuk


didik mengunjungi pengadaan buku pada
perpustakaan sudut baca kelas

Pembuatan Sudut baca Pemanfaatan sudut baca


kelas
kelas

20
3.3 Rencana Kegiatan Aktualisasi ANEKA

Unit Kerja : SD Negeri Babakanmadang 02


Identifikasi Isu : 1. Rendahnya pemahaman peserta didik
terkait pentingnya kebersihan
2. Rendahnya budaya baca peserta didik
3. Minimnya kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah

Isu yang di angkat : Rendahnya budaya baca peserta didik


Gagasan pemecahan isu : Meningkatkan budaya baca melalui gerakan
literasi baca peserta didik
Dampak Isu : Jika isu rendahnya budaya baca peserta didik
tidak diatasi maka kreatifitas dan
intelektualitas peserta didik tidak
berkembang, ngalami masalah dalam
memahami, menguasai, meneruskan, dan
menggunakan ilmu pengetahuan serta
kualitas pendidikan akan menurun ketika akan
meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi

21
3.4 Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
substansi Visi Misi Organisasi

1. Melakukan - Menyampaikan gagasan/ide - Mendaptkan - Etika Publik : Penyampaian gagasan/ Penyampaian


konsultasi kepada kepada atasan terkait saran dan hormat dan sopan ide terkait rencana gagasan/ide
atasan terkait rencana meningkatkan masukan terkait - Nasionalisme : meningkatkan budaya kepada atasan dan
rencana budaya baca melalui rencana musyawarah baca melalui gerakan mentor terkait
meningkatkan gerakan literasi baca peserta meningkatkan literasi baca peserta didik rencana
budaya baca didik budaya baca dengan cara meningkatkan
melalui gerakan - Meminta izin kepada atasan melalui gerakan musyawarah budaya baca
literasi baca terkait rencana literasi baca dapat menghasilkan melalui gerakan
peserta didik meningkatkan budaya baca peserta didik rancangan yang matang literasi baca
melalui gerakan literasi baca - Mendapatkan izin mengenai rencana peserta didik
peserta didik terkait rencana meningkatkan budaya merupakan
meningkatkan baca melalui gerakan perwujudan dari
budaya baca literasi baca peserta didik nilai-nilai
melalui gerakan serta pendukung hormat, dan
literasi baca pencapaian visi sopan, serta
peserta “Menjadi sekolah yang musyawarah
didikberupa surat unggul dan dapat memperkuat

22
perintah langsung mengembangkan nilai organisasi
dari atasan. karakter, prestasi memiliki
peserta didik, integritas,
lingkungan sehat dan inisiatif,
asri ” pembelajar,
terlibat aktif
serta tanpa
pamrih.

Analisis Dampak 1. Tidak mendapatkan izin untuk melakukan kegiatan aktualisasi


2. Kegiatan aktualisasi tidak didukung
3. Tidak mendapatkan saran dan masukan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Melakukan  Membimbing peserta didik  Terciptanya  Akuntabilitas: Kegitan ini memberikan Dengan
kegiatan untuk membaca buku non pembiasaan Tanggung kontribusi pada melaksanakan
pembiasaan pelajaran 15 menit sebelum gerakan literasi jawab, tertib, pencapaian visi dan missi kegiatan ini,
gerakan literasi jam pelajaran dimulai membaca di disiplin sekolah penulis dapat
membaca di melalui membaca buku sekolah - Nasionalisme: “Mengembangkan menguatkan nilai
sekolah dalam hati pantang kompetensi peserta organisasi, yaitu
 Membimbing seorang  Tumbuhnya rasa
menyerah didik secara optimal” Memiliki
peserta didik untuk percaya diri - Etika Publik Integritas dan
mendongeng di depan kelas peserta didik Sabar, peduli, Pembelajar
dan peserta didik lain santun, hormat
 Tersedianya pohon

23
mendengarkan 15 menit motivasi di kelas - Komitmen
sebelum pembelajaran Mutu:
dimulai
 Selama 15 menit kreatif, efisien

membimbing peserta didik dan inovatif

menuliskan kata – kata Semangat,

motivasi dan menempelkan pantang

pada pohon motivasi menyerah


Analisis Dampak 1. Rendahnya budaya membaca peserta didik
2. Kemampuan membaca peserta didik kurang meningkat
3. Kurang kompeten dalam menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik
4. Kreatifitas peserta didik kurang terasah
3. Mencari donatur  Pengusulan kepada atasan  Tersedianya  Nasionalisme: Kegiatan pengusulan dan Kegiatan
untuk pengadaan mengenai sumber dana sumber dana musyawarah diskusi dengan teman pengusulan
buku pada sudut untuk pengadaan sudut pengadaan sudut dan kerjasama sejawat mengenai pengadaan buku
baca kelas baca di kelas V baca dan buku persiapan pengadaan pada sudut baca
 Berdiskusi dengan mentor  Etika Publik :
penunjang sudut buku pada sudut baca di di kelas V dengan
mengenai persiapan hormat dan
baca kelas V dengan cara cara musyawarah
pembuatan sudut baca sopan
musyawarah dan dan kerjasama

- Akuntabilitas: kerjasama menghasilkan dapat memperkuat

Tanggung sudut baca kelas sehingga nilai organisasi

jawab dapat meningkatkan organisasi kreatif


budaya membaca pada dan inovatif,

24
peserta didik serta inisiatif, dan
mendukung pencapaian pembelajar
visi “Menjadi sekolah
yang unggul dan
mengembangkan
karakter, prestasi
peserta didik,
lingkungan sehat dan
asri ”

Analisis Dampak 1. Tidak tersedianya sumber dana unuk pengadaan sudut baca dan buku sumber pada sudut baca
2. Rencana kegiatan tidak berjalan efektif
3. Tidak adanya kerjasama dengan teman sejawat terkait persiapan pembuatan sudut baca
Kegiatan bersumber pada SKP

25
4. Membimbing - Membimbing peserta didik - Terciptanya Akuntabilitas: - Membawa peserta Membimbing
peserta didik membaca buku dan pemahaman Disiplin dan tertib didik ke peserta didik
mengunjungi memahami isi bacaan peserta didik Etika public: perpustakaan membaca buku
- Membimbing peserta didik
perpustakaan mengenai buku Santun dan Sabar sebelum kegiatan dan memahami isi
membuat resume dari buku
yang dibaca pembelajaran dimulai bacaan
yang dibaca - Terbentuknya Komitmen mutu:
mendukung memperkuat nilai
pemahaman Efektif
pencapaian visi – nilai organisasi
peserta didik
“Mengembangkan organisasi kreatif
tentang cara
kompetensi peserta dan inovatif,
membuat resume
didik secara inisiatif, dan
dari buku yang
optimal” pembelajar
telah dibaca.

Analisis Dampak 1. Peserta didik kurang memahami isi bacaan dari buku yang telah dibaca
2. Peserta didik jarang memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah
3. Peserta didik mendapatkan kesulitan untuk membuat resume dari buku yang dibaca

Kegiatan bersumber pada inovasi

26
5. Pembuatan  Membuat desain sudut baca - Terciptanya desain  Komitmen Dalam Kegiatan Dalam Kegiatan
Sudut baca kelas kelas sudut baca kelas Mutu : membuat desain sudut membuat sudut
 Berdiskusi dengan teman yang inovatif baca dengan menerapkan baca dengan
sejawat,menentukan jenis - Tersedianya daftar kreatifitas,
nilai – nilai kreatifitas, menerapkan nilai
buku yang akan digunakan jenis buku yang efisien dan
efisien dan inovatif – nilai kreatifitas,
di sudut baca kelas digunakan pada inovatif, efektif
efisien dan
 Pembuatan sudut baca sudut baca dan efisien. dan menghasilkan sudut baca
 Membuat tata tertib inovatif
- Tersedianya sudut tertib kelas yang menarik
penggunaan sudut baca baca kelas yang sehingga dapat dapat memperkuat
menarik, kreatif  Nasionalisme:
meningkatkan budaya nilai organisasi
dan inovatif musyawarah
membaca pada peserta organisasikreatif
- Tersedianya dan kerjasama
didik serta mendukung dan inovatif,
tatatertib sudut
 Akuntabilitas pencapaian visi inisiatif, dan
baca yang efektif
Kompeten “Menjadi sekolah yang pembelajar
unggul dan
mengembangkan
karakter, prestasi
peserta didik,
lingkungan sehat dan
asri ”

Analisis Dampak 1. Pembuatan sudut baca tidak terencana dan terarah

27
2. Kurangnya fasilitas untuk meningkatkan minat membaca peserta
3. Pemilihan buku yang kurang tepat pada sudut baca
4. Pemakaian sudut baca secara sembarangan dan tidak tertib
6. Pemanfaatan - Mengarahkan peserta didik - Terciptanya - Komitmen - Dalam mengarahkan Mengarahkan
sudut baca kelas memanfaatkan sudut baca pembiasaan Mutu:efisien, peserta didik peserta didik
- Membimbing peserta didik
peserta didik kreatif, efektif memanfaatkan memanfaatkan
menuliskan ringkasan dari
untuk - Akuntabilitas: fasilitas sudut baca fasilitas sudut
buku yang telah di baca
memanfaatkan tertib, dengan santun, sabar baca memperkuat
- Membimbing peserta didik
sarana sudut baca tanggung dan penuh tanggung nilai – nilai
menuliskan judul buku
secara efektif dan jawab, jawab dapat organisasi
yang sudah dibaca pada
efisien kompeten meningkatkan organisasi kreatif
pohon literasi
- Terciptanya
- Etika budaya peserta didik dan inovatif,
pemahaman
publik :santun sehingga mendukung inisiatif, dan
peserta didik
dan sabar pencapaian visi pembelajar
dalam membuat
“Mengembangkan
ringkasan dari
kompetensi peserta
buku yang telah
didik secara
dibaca secara
optimal”
kompeten dan
penuh tanggung
jawab
- Terciptanya

28
pembiasan
menuliskan judul
buku pada pohon
literasi setelah
membaca buku
pada sudut baca
secara tertib dan
kreatif

Analisis Dampak - Peserta didik tidak memanfaatkan sudut baca dengan tertib
- Peserta didik tidak terbiasa membuat ringkasan dari buku yang telah dibaca
- Peserta didik kurang memahami bacaan dari buku yang telah dibaca
- Peserta didik kurang termotivasi untuk meningkatkan minat membaca
Table 3. Renacana Kegiatan Aktualisasi

29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai