Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN PERNAPASAN


(ASMA)

VIDYA ANJELINE BABU


Nim :16010042
DEFINISI
Asma adalah kondisi jangka
panjang yang mempengaruhi
saluran napas-saluran kecil yang
mengalirkan udara masuk ke dan
keluar dari paru-paru. Asma
adalah penyakit inflamasi
(peradangan).
ETIOLOGI
 Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang
disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal
seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
 Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan
dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.
 Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum.
Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik
dan non-alergik.
MANIFESTASI KLINIS

 Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa
tanda dan gejala asma atau keluhan khusus baik
dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma
akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus
atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di
laboratorium.
NEXT..
 Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun
pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tetapi dengan tes
fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari
serangan asma.
 Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan
tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru
memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita
merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan
asma akan kambuh.
NEXT..
 Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit
yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.Pada
serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang
makin banyak antara lain :
 Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo
mastoideus
 Sianosis
 Silent Chest
 Gangguan kesadaran
 Tampak lelah
 Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
 Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis
beberapa serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara
terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma
bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk
mengembalikan nafas ke kondisi normal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pengukuran fungsi paru (spirometri)
 Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
brokodilator aerosol golongan adrenergi. Peningkatan FEV atau
FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma.
 Tes provokasi bronkus
 Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan FEV
sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi dan denyut
jantung 80-90% dari maksimum dianggap bermakna bila
menimbulkan penurunan PEVR 10% atau lebih.
 Pemeriksaan kulit
 Untuk menunjukkan adanya antibodi IgE hipersensitif yang
spesifik dalam tubuh.
 Pemeriksaan laboraturium
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Biodata
 Keluhan Utama
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan
dengan gangguan suplai oksigen (bronkospasme),
penumpukan sekret, sekret kental.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen (bronkospasme).
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen (bronkuspasme).
 Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
tidak adekuat imunitas.
INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Tidak efektifnya bersihan jalan Pencapaian bersihan jalan napas dengan Mandiri 1. Beberapa derajat spasme
nafas berhubungan dengan kriteria hasil sebagai berikut: 1. Auskultasi bunyi nafas, catat bronkus terjadi dengan obstruksi
gangguan suplai oksigen 1. 1.Mempertahankan jalan napas adanya bunyi nafas, ex: men2. 2. jalan nafas dan dapat/tidak
(bronkospasme), penumpukan paten dengan bunyi napas bersih atau kaji/pantau frekuensi pernafasan, dimanifestasikan adanya nafas
sekret, sekret kental jelas. catat rasio inspirasi/ekspiras advertisius.
2. Menunjukan perilaku untuk 3. Catat adanya derajat dispnea, 2. Tachipnea biasanya ada pada
memperbaiki bersihan jalan nafas ansietas, distress pernafasan, beberapa derajat dan dapat
misalnya batuk efektif dan mengeluarkan penggunaan obat bantu. ditemukan pada penerimaan atau
sekret. 4. Tempatkan posisi yang nyaman selama stress/adanya proses infeksi
pada pasien, contoh: meninggikan akut.
kepala tempat tidur, duduk pada 3. Disfungsi pernafasan adalah
sandara tempat tidur. variable yang tergantung pada
5. Pertahankan polusi lingkungan tahap proses akut yang
minimum, contoh: debu, asap dll. menimbulkan perawatan di rumah
6. Tingkatkan masukan cairan sampai sakit.
dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi 4. Peninggian kepala tempat tidur
jantung memberikan air hangat. memudahkan fungsi pernafasan
Kolaborasi dengan menggunakan gravitasi.
7. Berikan obat sesuai indikasi 5. Pencetus tipe alergi pernafasan
bronkodilator. dapat mentriger episode akut.
6. Hidrasi membantu menurunkan
kekentalan sekret, penggunaan
cairan hangat dapat menurunkan
kekentalan sekret, penggunaan
cairan hangat dapat menurunkan
spasme bronkus.
7.Merelaksasikan otot halus dan
menurunkan spasme jalan nafas,
mengi, dan produksi mukosa.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

2 Pola nafas tidak Perbaikan pola nafas Mandiri 1. Membantu pasien


efektif berhubungan dengan kriteria hasil 1. Ajarkan pasien memperpanjang

NEXT..
dengan gangguan sebagai berikut: pernapasan dalam. waktu ekspirasi
suplai oksigen 1.Mempertahankan 2. Tinggikan kepala sehingga pasien
(bronkospasme) ventilasi adekuat dengan dan bantu mengubah akan bernapas lebih
menunjukan RR:16-20 posisi. Berikan posisi efektif dan efisien.
x/menit dan irama napas semi fowler. 2. Duduk tinggi
teratur. Kolaborasi memungkinkan
2. Tidak mengalami 3. Berikan oksigen ekspansi paru dan
sianosis atau tanda tambahan. memudahkan
hipoksia lain. pernapasan.
3. Pasien dapat 3.Memaksimalkan
melakukan pernafasan bernapas dan
dalam. menurunkan kerja
napas.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

3 Gangguan pertukaran gas Perbaikan pertukaran gas dengan Mandiri 1. Sianosis mungkin perifer
berhubungan dengan kriteria hasil sebagai berikut: 1. Kaji/awasi secara rutin kulit atau sentral keabu-abuan dan
gangguan suplai oksigen 1. Perbaikan ventilasi. dan membrane mukosa. sianosis sentral
(bronkuspasme) 2. Perbaikan oksigen jaringan 2. Palpasi fremitus. mengindikasikan beratnya
adekuat. 3. Awasi tanda-tanda vital dan hipoksemia.
irama jantung. 2. Penurunan getaran vibrasi
Kolaborasi diduga adanya pengumplan
3. Berikan oksigen tambahan cairan/udara.
sesuai dengan indikasi hasil 3. Tachicardi, disritmia, dan
AGDA dan toleransi pasien. perubahan tekanan darah
dapat menunjukan efek
hipoksemia sistemik pada
fungsi jantung.
Dapat memperbaiki atau
mencegah memburuknya
hipoksia.
4 Risiko tinggi terhadap infeksi Tidak terjadinya infeksi dengan Mandiri
berhubungan dengan tidak kriteria hasil sebagai berikut: 1. Awasi suhu. 1. Demam dapat terjadi
adekuat imunitas 1.Mengidentifikasikan intervensi 2. Diskusikan adekuat kebutuhan karena infeksi dan atau
untuk mencegah atau menurunkan nutrisi. dehidrasi.
resiko infeksi. Kolaborasi 2. Malnutrisi dapat
2. Perubahan pola hidup untuk 3. Dapatkan specimen sputum mempengaruhi kesehatan
meningkatkan lingkungan yang dengan batuk atau pengisapan umum dan menurunkan
nyaman. untuk pewarnaan gram, tahanan terhadap infeksi.
kultur/sensitifitas. 3. Untuk mengidentifikasi
organisme penyabab dan
kerentanan terhadap

Anda mungkin juga menyukai