Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


MATERNITAS DI RUANG MAWAR RSMY KOTA BENGKULU

PENDAHULUAN

1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa
kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai
sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2002).

2. Perubahan Fisiologis pada Trimester III


Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
a. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan
pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan
16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus
uteri terletak antara ½  jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36
minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu
adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada
kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada
primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
b. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas
jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka
saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti
spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-
kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir
kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan.

c. VAGINA DAN VULVA


Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan atau persalinan maka perdarahan akan banyak  sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.

d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam
darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat
(± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung
tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut
jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi
obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang
kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava.
Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena
vulva) pada wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga
mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah
pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita
“merasa panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh
kongesti hidung.

f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan
lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada
keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.

g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada
(heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.

h. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula
poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi
tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid,
glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.

i. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG, IgA
dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar
terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.
j. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.


Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MSH)
yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan
hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.
3. Perubahan psikologis ibu pada kehamilan trimester ketiga

Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman


dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-persiapan
kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan yang lebih
ketat. Menjelang dua minggu kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin
melihat dan menyentuh bayinya (Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan
klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat
periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan ketidaknyamanan
bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama. Reaksi calon ibu
terhadap persalinan secara umum tergantung pada persiapan dan persepsi ibu terhadap
kehamilan ini (Hamilton,1995).

Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan


mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah ia
bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi sesuatu
dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah bayinya akan lahir normal?. Sementara
itu sang suami hendaknya memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika
kehamilan ini bukan yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan
terhadap kakak-kakak “si bayi” agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan
demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putra-putrinya setelah
melahirkan.

Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada
ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan
senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam
memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu
sehingga memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami
dukungan dari keluarga juga sangat berarti (Hulliana,2001).

4. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III

Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif


29-33 minggu a. Fatigue (perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut
untuk bekerja hingga disebabkan tekanan uterus,
perasaan letih yang berat mild hiatus hernia dan
sesudah melakukan kerja muntahan asam perut ke
fisik dan mental). dalam esophagus.
b. Ansietas tentang masa b. Kontaraksi braxton-hick.
depan. c. Fundus terletak diantara
c. Mimpi buruk. umbilikus dan xipoid
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis, nyeri
perubahan gaya berjalan. dada).
b. Ketidaksabaran untuk b. Konstipasi.
mengakhiri kehamilan. c. Vena varikosa (varicose
c. Perasaan buaian tentang veins).
masa depan yang d. Edema kaki.
ambivalen. e. Haemoroid (wasir).
Sebelum kelahiran a. Lightening atau tanda dini Fundus ada di bawah
dimulainya persalinan. diafragma sampai kepala janin
b. Sakit perut bagian bawah. masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut
kelihatan maju ke depan.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester ke III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan Perkembangan janin
Minggu 28 – 31 a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur, respiratory
distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
Minggu 32 – 36 a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
Minggu 37 – 40 a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.

6. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang,
Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia
menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche,
siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
yang lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT,
periksa ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok,
minum minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan peliharaan, gerakan janin, dan
rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya, alas an berhenti,
renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil (nutrisi,
eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene), Psikososiospiritual
(perasaan dengan kehamilan, respon keluarga terhadap kehamilan, dan pengambil
keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
 Tingkat Kesadaran
 Berat Badan dan Tinggi Badan
 LILA
 TTV
 Status Obstetri
3) Inspeksi
 Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
 Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
 Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
 Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
 Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
 Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian
Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin.
 Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan
melenting.
 Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum
masuk PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -
b. Diagnosa yang mungkin muncul
1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus.
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh
hormonal.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
5) Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk persalinanserta
perawatan bayi.
c. Rencana keperawatan
1) Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan
pola eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi cara-
cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan.
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami alasan
perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga. ketiga.
2. anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi miring saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien untuk menghindari Posisi ini memungkinkan terjadinya
posisi tegak dalam waktu yang sindrom vena kava dan menurunkan
lama. aliran vena.
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat cairan dan
perlunya masukan cairan 6-8 perfusi ginjal adekuat, yang
gelas/ hari, penurunan masukan 2- mengurangi natrium diet untuk
3 jam sebelum beristirahat, dan mempertahankan status isotonik.
penggunaan garam, makanan, dan
produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan natrium
bahaya menggunakan diuretik dan dapat sangat menekan regulator renin-
penghilangan natrium dari diet. angiotensin-aldosteron dari kadar
cairan, mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
6. Tes urin midstream untuk Dapat mengidentifikasi spasme
memeriksa albumin glomerulus atau penurunan perfusi
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena


pembesaran uterus.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola napas klien efektif

Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, Klien tidak sesak


1. Kaji TTV Merupakan data dasar dalam
menentukan intervensi selanjutnya.
2. Monitor status pernapasan klien Menentukan luas dan beratnya masalah
pada pergerakan dada. yang terjadi.
3. Anjurkan klien untuk banyak Mengurangi pemakaian O2.
istirahat.
4. Anjurkan klien untuk tidur Posisi semi fowler dapat
setengah duduk. mengefektifkan expansi paru dan
mengurangi sesak.

3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/
atau dikontrol dan mencari pertolongan medis dengan tepat.
No Intervensi Rasional
1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji satatus pernapasan klien. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh
ketegangan pada punggung dan pengaruh hormon (relaksin, progesteron)
perubahan cara jalan. Anjurkan pada sambungan pelvis dan perpindahan
penggunaan sepatu hak rendah, pusat gravitasi sesuai dengan perbesaran
latihan pelvicrock, girdle uterus. Intervensi multipel biasanya
maternitas, penggunaan kompres membantu untuk menghilangkan
panas, sentuhan terapeutik atau ketidaknyamanan.
stimulasi saraf elektrikal
transkutan dengan tepat.
4. Perhatikan adanya kram pada Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
kaki. Anjurkan klien untuk dengan perubahan kadar kalsium/
meluruskan kaki dan ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
mengangkat telapak kaki bagian karena tekanan dari pembesaran uterus pada
dalam keposisi dorsofleksi, saraf yang mensuplai ekstremitas bawah.
menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat menciptakan
frekuensi kontraksi braxton ketidaknyamanan pada multigrafida pada
Hick. Berikan informasi trimester kedua. Primigrafida biasanya
mengenai fisiologi aktifitas tidak mengalami ketidaknyamanan ini
uterus. sampai trimester akhir.
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester ketiga
BAK dan tekanan pada kandung menurunkan kapasitas kandung kemih,
kemih. mengakibatkan sering berkemih.
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan posisi uterus
hemoroid. memperberat masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu Masalah sering terjadi pada trimester kedua
hati). Tinjau pembatasan diet. dan dapat berlanjut, khususnya bila diet
tidak dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea dan Saat kadar estrogen tinggi, sekresi kelenjar
pruritus. Anjurkan klien untuk servikal menghasilkan media asam yang
sering mandi, menggunakan mendorong proliferasi organisme.
celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila intoleransi
dengan tepat. Anjurkan dapat menjadi masalah. Jeli dapat
penggunaan jel aluminium menurunkan kadar fosfor dan memperbaiki
hidroksida sesuai kebutuhan. ketidak seimbangan kalsium-fosfor.

4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa
sejahtera dan perasaan segar
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal berkenaan untuk menetapkan pola tidur yang
dengan kehamilan. Tentukan pola berbeda.
tidur saat ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
4. Perhatikan keuslitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur pada uterusserta organ abdomen menekan
posisi semi fowler. diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
dan kadar Hb. mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan siklus tidur-terjaga,
mempengaruhi aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari memodifikasi komitmen
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Hamilton, Persis.(1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hulliana, Mellyna.(2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara

Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai