Anda di halaman 1dari 15

ASMA ATTACK

Dosen pengampu:
Ns.Lestari Eko Darwati,S.Kep.,M.Kep

KELOMPOK 1 6A

1. 1. Adinda Devi Ariyani (SK120001)


2. 2. Alvita Desma Fitriani (SK120004)
Pembahasan Topik
Definis Etiolog
01 02 i

Manifestas
i klinis 03 04 Klasifikasi

Patofisiologi
s 05 06
Pemeriksaan
diagnostik

Penatalaksana 07 08
Askep (Diagnosa-
intervensi)
Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
Penyempitan karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu,
yang Mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat
sementara (Wahid & Suprapto, 2013).
penyakit jalan napas obstruktif Intermitten,
bersifat reversibel dimana trakea dan bronchi
berespon secara Hiperaktif terhadap stimuli
tertentu serta mengalami peradangan atau
Inflamasi.
Etiologi
Etiologi asma adalah hiperresponsif jalan napas yang menyebabkan inflamasi
kronik dan obstruksi saluran napas. Asma dapat dicetuskan oleh infeksi saluran
napas atas, aktivitas fisik, suhu dingin, dan paparan asap rokok atau polutan lain
Manifestasi klinis
manifestasi klinis dari asma adalah wheezing (mengi)batuk dyspnea dan dada
sesak setelah terpapar oleh faktor-faktor presipitasi atau serangan tersebut.
Mekanisme yang terjadi adalah tahap ekspirasi mengeluarkan udara setelah
pernapasan menjadi memanjang secara normal rasio antara inspirasi dan ekspirasi
adalah 1 berbanding 2 pada saat serangan asma bisa menjadi satu banding 3 atau 1
banding 4 normalnya bronkiola menyempit kontriksi pada saat ekspirasi sehingga
berakibat pada bronkospasme adanya mukus pada bronkiolus jalan nafas menjadi
penyempit dari keadaan normal (Lewis,et al.2007)
Patofisiologi
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor
pencetus seperti debu,Asap rokok, bulu binatang,
hawa dingin terpapar pada penderita. Benda
benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak
dikenali oleh sistem di tubuh penderita sehingga
dianggap sebagai benda asing (antigen).
Pemeriksaan diagnostik
01 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan LB 02
• Tes fungsi paru
• Pemeriksaan Sputum
• Pemeriksaan Radiologi
• Pemeriksaan Darah • Pemeriksaan tes kulit
• Elektrokardiografi
• Scaning paru
Penatalaksana

01 Farmakologis

02 Non farmakologis
KASUS
Seorang pria 32 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas dan batuk.
Klien merasa sesak jika bernafas dengan berbaring dan terasa nyaman jika
duduk. Klien sering terjaga saat malam karena sesak nafas dan batuk. Klien
mempunyai riwayat Asma sejak kecil. Dari hasil pengkajian didapatkan takipnea
28x/menit, suara wheezing yang terdengar di kedua lapang paru, klien kesulitan
dalam mengeluarkan dahak/sputum. Saat ini klien terpasang nabulizer. Hasil ttv:
TD: 120/90 mmHg, Suhu: 36,5 °C, Nadi 90x/menit
Analisa Data
DS: DO:
• Klien mengeluh sesak nafas dan • Terdapat suara nafas wheezing
batuk pada kedua lapang paru
• Klien merasa sesak saat bernafas • Klien kesulitan mengeluarkan
sambil berbaring dahak/sputum
• Klien sering terjaga saat malam • Klien terpasang nabulizer
• Klien mempunyai riwayat asma • Hasil TTV: TD: 120/90 mmHg,
sejak kecil Suhu: 36,5 °C, Nadi 90x/menit
Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas
(D.0005)

2. Gangguan pola tidur b.d sesak nafas (D.0055)


Diagnosa Tujuan dan kriteria
hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d Pola nafas (L.01004) Manajemen jalan nafas Observasi
obstruksi jalan nafas (D.0005) (I.01011) 1. Untuk mengetahui pola
1. Dispnea, meningkat (1) • Observasi nafas klien
menjadi menurun (5) 1. Monitor pola nafas 2. Untuk mengetahui bunyi
2. Penggunaan otot bantu 2. monitor bunyi nafas nafas tambahan
nafas, meningkat (1) tambahan (wheezing)
menjadi menurun (5) 3. Monitor sputum 3. Untuk memudahkan
3. Ortopnea, meningkat (1) • terapeutik pengeluaran sputum
menjadi menurun (5) 1. Posisikan klien semi Terapeutik
4. Frekuensi nafas, fowler 4. Untuk memaksimalkan
mmburuk (1) menjadi 2. berikan air minum hangat ekpansi Paru
membaik (5) 3. berikan oksigen 5. untuk memudahkan
• Edukasi keluarnya dahak
1. Ajarkan teknik batuk 6. Untuk menjaga kepatenan
efektif jalan nafas
Edukasi
7. Untuk memaksimalkan
pengeluaran dahak
Kolaborasi
Untuk mengencerkan dahak
Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
keperawatan hasil
Gangguan pola tidur b.d sesak Pola tidur (L.05045) Pengaturan posisi (I. 01019) Observasi
nafas (D.0055) 1. Untuk mengetahui saturasi
1. Keluhan sulit tidur, Observasi oksigen klien Terapeutik
meningkat (5) menjadi 1. Monitor status oksigen 2. Untuk mempermudah
menurun (1) sebelum dan sesudah ventilasi/nafas
mengubah posisi 3. Untuk mempermudah
2. Keluhan sering terjaga, Terapeutik ventilasi/nafas
meningkat (5) menjadi 1. Atur posisi semi fowler 4. Untuk mempermudah
menurun (1) pada klien ventilasi/nafas
2. Tinggikan tempat tidur Edukasi
bagian kepala 5. Untuk memberikan
3. Posisikan untuk kenyamanan saat bernafas
mempermudah ventilasi Kolaborasi
Edukasi 1. Untuk mengetahui tindakan
1. Ajarkan cara yang akan dilakukan
menggunakan postur dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
premedikasi
Daftar pustaka
1. Lewis, S. L., Heitkemper, M. M., Dirksen, S. R., O’brien, P. G. & Bucher, L. (2007). Medical
Surgical Nursing: Assesment and Management of Clinical Problem. Sevent Edition.
Volume 2. Mosby Elsevier

2. Manjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1Edisi 3. Jakarta:


MediaAesculuplus

3. Michael Hostiadi (2015). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Frekuensi


Kekambuhan Keluhan Sesak Napas pada Pasien Asma Bronkial di SMF Paru RSD
DR.Soebandi Jember. Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember

4. Mubarak, W dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai