Ke pe r a w ata n G a w at D a r u r a t
disusun oleh:
1. AVELA EARLY ANANTYA ( SK120007 )
2. BUNGA RIZKI FEBRIYANI ( SK120008 )
CONTENTS
1 Pengertian 4 ManifestasiKlinis
2 Etiologi 5 Penatalaksanaan
3 Patofisiologi 5 PemeriksaanDiagnostik
01 Pengertian
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan
zat asam arang dari tubuhnya.
Asfiksia ini dapat terjadi karena adanya gangguan pertukaran gas serta transport
O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan
dalam menghilangkan CO2.
02 Et iologi
kemudian disusul dengan pernapasan teratur, bila terjadi gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan terjadi asfiksia janin atau neonatus. Gangguan ini
dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah kelahiran. Penyebab
kegagalan pernapasan pada bayi yang terdiri dari: faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan
faktor persalinan.
03 Patofisiologi
Pembuluh darah arteriol yang ada di paru-paru bayi masih dalam keadaan kontraksi dan hampir
seluruh darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru-paru sehingga darah dialirkan melalui
duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta namun suplai oksigen melalui plasenta ini terputus ketika
bayi memasuki kehidupan ekstrauterii. Hilangnya suplai oksigen melalui plasenta pada masa
ekstrauteri menyebabkan fungsi paru neonatus diaktifkan dan terjadi perubahan pada alveolus yang
awalnya berisi cairan kemudian digantikan oleh oksigen. Proses penggantian cairan tersebut terjadi
akibat adanya kompresi dada (toraks) bayi pada saat persalinan kala II dimana saat pengeluaran kepala,
menyebabkan badan khususnya dada (toraks) berada dijalan lahir sehingga terjadi kompresi dan cairan
kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun,
Pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit
masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai
apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan
prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir
bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor apgar).
Asfiksia neonatorum di klasifikasikan :
1 ). Asfiksia Ringan ( vigorus baby)
Skor APGAR 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit,
tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x
permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadangkadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Pada
asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum
lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum, pemeriksaan fisik sama pada asfiksia berat.
06 Pemeriksaan Diagnostik
• 2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan sistim i munitas belum berkembang
optimal. (D.0142)
• Kesimpulan
• Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan sebagai
berikut:
• 1. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia berdasarkan gambaran kejadian asfikisa bayi
sebagian besar mengalami asfiksia sedang.
• 2. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia mayoritas lahir dari ibu yang berusia sehat.
• 3. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia mayoritas lahir pada usia kehamilan yang aterm.
• 4. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia mayoritas tidak memiliki riwayat preeklampsia
dalam kehamilan ibu.
• 5. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia mayoritas yang tidak mengalami ketuban pecah dini.
• 6. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi asfiksia mayoritas lahir dengan cara persalinan spontan .
• D A F TA R P U S TA K A
• A l f i t r i , N . A . , B a k h t i a r, R . , & N g o , N . F. ( 2 0 2 1 ) . H u b u n g a n U m u r K e h a m i l a n , J e n i s P e r s a l i n a n , d a n K e t u b a n
• P e c a h D i n i d e n g a n D e r a j a t A s f i k s i a N e o n a t o r u m d i R S U D A b d u l Wa h a b S j a h r a n i e S a m a r i n d a P e r i o d e 2 0 1 9 -
• B a t u b a r a , A . R . , & F a u z i a h , N . ( 2 0 2 0 ) . F a k t o r Ya n g M e m e n g a r u h i K e j a d i a n A s f i k s i a N e o n a t o r u m D i R s u
• S a k i n a h L h o k s e u m a w e . J o u r n a l o f H e a l t h c a r e Te c h n o l o g y a n d M e d i c i n e , 6 ( 1 ) , 4 11 – 4 2 3 .
• C o l e m a n , J . , G i n s b u r g , A . S . , M a c h a r i a , W. M . , O c h i e n g , R . , C h o m b a , D . , Z h o u , G . , D u n s m u i r, D . , K a r l e n ,
W. , & A n s e r m i n o , J . M . ( 2 0 2 2 ) . A s s e s s m e n t o f n e o n a t a l r e s p i r a t o r y r a t e v a r i a b i l i t y. J o u r n a l o f C l i n i c a l
Monitoring and Computing, 0123456789. https://doi.org/10.1007/s10877-022-00840-2
• D w i e n d a , O . , M a i t a , L . , M a y a , E . , & Yu l v i a n a , R . ( 2 0 1 4 ) . A s u h a n K e b i d a n a n N e o n a t u s , B a y i / B a l i t a d a n A n a k
• H e r i a n t o . ( 2 0 1 2 ) . F a k t o r F a k t o r Ya n g M e m e n g a r u h i Te r j a d i n y a A s p h y x i a N e o n a t o r u m D i R u m a h S a k i t
• U m u m S t E l i s a b e t h M e d a n Ta h u n 2 0 0 7 – 2 0 1 2 . J u r n a l K e s e h a t a n M a s y a r a k a t , 3 ( 2 ) , 1 2 .
THANKS