Anda di halaman 1dari 12

A.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data umum
1. Identitas Klien
Nama : An. M
Umur : 12 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Tegal
Tanggal/jam MRS : 20-07-2012/23.00
Tanggal/jam pengkajian : 21-07-2012/10.00
No. registrasi : 070061
Diagnose medis : DIARE  
2. Identitas Orang Tua
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agam : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Tegal
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan keluarga : Ayah (orang tua)
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari
b. Riwayat keluhan utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali
di rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua
klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak
makan  mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli
diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang
tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada
tanggal 20-07-2012, jam 23.00 wita
c. Keluhan saat dikaji
Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali
sejak pagi hari , klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien
mengatakan anaknya muntah 1 kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya
terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada  seluruh bagian perut, nyeri di
rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit 
dan di rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD,  orang tua klien juga
mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak
ada riwayat alergi terhadap obat-obatan.
2) Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan
e. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita berak-berak
namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan bahwa
dalam keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obat-obatan.
 
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum :    lemah
Kesadaran                  :    compos mentis
Tanda-tanda vital
Suhu                         :    38oc
Nadi                           :    102 x/menit
R R                             :    20 x/menit
BB sebelum masuk RS :    37 kg
BB masuk RS       :    35 kg
BB ideal                        : 2n+9 (n=umur) 2×12+9=33 = 33 kg
2. Head to toe
1) Kepala dan wajah
- Inspeksi : Bentuk kepala bronchiocepalus,Rambut warna hitam,
Rambut lurus. wajah terlihat pucat, wajah klien terlihat meringis.
Tidak ada oedema pada wajah, ada bercak-barcak putih 
(teniapersikolor) pada wajah klien.
- Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa,Tidak ada nyeri tekan.
2) Mata
- Inspeksi : Kedua mata simetris kiri kanan,Konjungtiva tidak anemis,
Sklera tidak ikterus, reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran
pupil simetris kiri kanan, Mata tidak cekung, Tidak ada tanda-tanda
peradangan pada konjungtiva
- Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, Tekanan bola mata
seimbang kiri kanan fungsi penglihatan baik, lapang pandang
normal.
3) Hidung
- Inspeksi : Bentuk lubang hidung simetris kiri kanan, Tampak ada
pengeluaran cairan dari hidung, Mukosa hidung hiperemis, Tidak
ada pernapasan kuping hidung, tidak ada deformitas pada tulang
hidung.
- Palpasi   : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri
tekan pada sinus maksilaris, sinus edmodalis dan sinus frontalis,
fungsi penciuman baik
4) Telinga
- Inspeksi : Tidak ada pengeluaran cairan dari telinga,Tidak ada tanda-
tanda radang pada telinga,Keadaan telinga luar bersih, serumen tidak
ada, Membran tympani utuh.
- Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan
pada tulang mostoideus fungsi pendengaran baik
5) Mulut/Tenggorokan
- Inspeksi : Selaput  mukosa mulut Nampak kering, Lidah tidak kotor,
Fungsi mengecap dan mengunyah baik,Tonsil tidak meradang,
mukosa bibir lembab
- Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan.
6) Leher
- Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada leher.
- Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba denyut nadi
karotis dua jari lateral sinistra adam apel.
7) Dada dan paru-paru
- Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan,Pengembangan dada
seimbang mengikuti alur nafas, Frekuensi pernafasan 20 x/menit,
Jenis pernafasan dada,tidak ada retraksi dinding dada.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada.
- Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada area paru-paru
- Auskultasi : Bunyi nafas vasikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.
8) Jantung
- Inspeksi : Bentuk dada piquen chest, tidak ada pembesaran pada
salah satu dinding dada.
- Auskultasi : Terdengar Bj I “ lup “ pada ICS 2 dan 3,Terdengar Bj II
“ dup “ pada ICS 4 dan 5
- Perkusi : Terdengar suara pekak pada area dada sebelah kiri.
- Palpasi : Teraba denyut jantung apeks pada ICS 5 dan 6
9) Abdomen
- Inspeksi : Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo /
hiperpigmentasi kulit, Tidak nampak dalam keadaan acites.
- Auskultasi : Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+).
- Perkusi : Terdengar bunyi hypertimpani
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak
teraba adanya pembesaran limpa, Tidak teraba adanya massa.
-
10) Genetalia/Anus
Inspeksi : Tampak adanya kemerahan

C. Analisa Data

N
Data Etiologi Problem
o
1 Data Subjektif : Proses infeksi Diare
-Klien mengatakan BAB encer  ± 4 kali
tadi pagi
-klien mengatakan warna facesnya
kuning kecoklatan
-klien mengatakan perutnya terasa nyeri
-Konsistensi feces cair
Data Objektif :
- keadaan umum : lemah
- kesadaran : composmentis
- BAB encer ± 4
- Ekspresi wajah klien meringis
- Peristaltik usus 24 kali/menit
- Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
- Terpasang IVFD RL 20 Tpm
- Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan
dialac)
- WBC 19,5 103/µ
N Data Etiologi Problem
o
2 Data Subjektf : Hiperperistaltik usus Nyeri
- Klien mengatakan sakit perut, nyeri
di rasakan seperti melilit, nyeri di
rasakan di seluruh bagian perut, di
rasakan hilang timbul.
Data Objektif :
- Ekspresi wajah meringis
- Skala nyeri 6
- TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
- WBC 19,5 103/µL

No Data Etiologi Problem


3 Data Subjektif : Kurang terpajan Kurang
- Orang tua klien mengatakan tidak informasi tentang pengetahu
tahu tentang penyakit anaknya penyakit an
Data Objektif :
- Orang tua klien gelisah dan
bertanya-tanya tentang penyakit
anaknya.

D. Diagnosa keperawatan
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi
2. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang
penyakit. 
E. PERENCANAAN

No DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


D KEPERAWATAN
X
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan - Observasi - Membantu
dengan proses tindakan dan catat membedakan
infeksi. keperawatan selam frekuensi penyakit
Dengan data : 3×24 jam, diare defekasi, individu dan
DS: klien hilang dengan karakteristik, mengkaji
- Klien kriteria hasil : dan jumlah beratnya
mengatakan - Frekuensi keluaran episode.
BAB encer ± BAB faces. - Istirahat
4 kali sejak normal 1 - Tingkatkan menurunkan
tadi pagi kali sehari tirah baring, mobilitas dan
- Klien - Faces tidak dekatkan alat- menurunkan
mengatakan ada darah alat di laju
perutnya dan lender samping metabolisme
terasa nyeri - Nyeri perut tempat tidur. bila infeksi
- Klien tidak ada  
mengatakan - Tidak ada
fesesnya dehidrasi
berwarnah - Vital sign
kuning dalam batas
kecoklatan normal
- Nd:60-
DO : 100x/menit
- KU : lemah - Perdarahan
- Kesadaran: - Rr:12- adalah
composmenti 16x/menit - Mulai lagi komplikasinya
s - Sb:36- pemasukan  
- Ekspresi 37,5ºc cairan peroral - Memberikan
wajah klien secara istirahat kolon
meringis bertahap, dengan
- Peristaltik tawarkan menghilanghka
usus 24 kali minuman n atau
per menit jernih menurunkan
- Vital sign: - Hindari motalitas usus.
HR : 102 minuman  
kali/menit dingin - Rangsang
RR : 20 makanan atau
kali/menit cairan. Makan
SB : 38ºc kembali secara
- Terpasang bertahap,
IVFD RL 20 cairan
Tpm mencegah
- WBC 19,5 keram
3/mL
10
 
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


DX KEPERAWATAN
I Diare berhubungan - Mengobservasi dan S:
dengan proses infeksi mencatat catat frekuensi - Klien mengatakan masih BAB
Dengan data : defekasi, karakteristik, dan encer
Data Subjektif: jumlah kaluaran faces. - Klien juga mengatakan
- Klien Hasil : perutnya masih sakit saat ingin
mengatakan BAB encer ± 4 kali, faces BAB.
dia BAB encer cair campur lendir. O:
± 4 kali sejak - Mengukur TTV - Ku: lemah
tadi pagi Hasil : - TTV
- Klien HR :102x/menit HR : 102x/menit
mengatakan SB : 37ºc
perutnya RR : 20x/menit
terasa nyeri
- Klien
mengatakan
fesesnya
berwarna
kuning
kecoklatan

G. CATATAN PERKEMBANGAN

No Dx Jam SOAPIER
I   S:
  - Klien mengatakan hanya BAB encer berampas 4 kali sejak semalam
  - Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi sakitnya sudah tidak seperti
  kemarin
  O:
- KU : lemah
BAB 1 kali
Ekspresi wajah meringis
Skala nyeri 5
Terpasang IVFD RL 28 tpm
A : Diare berhubungan dengan proses infeksi
P : Intervensi di lanjutkan
- Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan jumlah
kaluaran faces.
- Observasi ttv
- Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping tempat tidur.
- Pertahankan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih,
hindari minuman dingin.
- Kolaborasi pemberian obat antibiotik (cefotaxsim)

I:
- Mengobservasi frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah keluaran
faces
- Hasil: bab encer berampas 1 kali
- Mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
- Menganjurkan kepada klien dan keluarga agar dan tidak memberikan
Minuman dingin kepada klien
- Memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/iv
E : masalah belum teratasi
R : intervensi di lanjutkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda
Juall, 2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi
dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas
kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan
secara terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Pada kasus Tn. H pasien mengalami diare karena infeksi bakteri, setelah diberikan asuhan
keperawatan 1x24 jam diadapatkan :
S : pasien mengatakan sudah tidak lemas lagi, pasien mengatakan BAB 2x sehari,
bau khas feses warna kuning, konsistensi lembek.
O : bising usus pasien 10x/ menit.
A : tujuan no 1, 2, 3, 4, 5, 6 tercapai, masalah diare teratasi.
P : pertahankan kondisi pasien

B. Saran
Kami harap laporan ini dapat berguna untuk semua yang membacanya, untuk pasien
yang mengalami diare diharapkan untuk banyak minum sebagai pengganti cairan elektrolit
seperti oralit dan norit.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2017. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai