TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Etiologi
a. Kekerasan langsung
kekerasan.
6
7
3. Patofisiologi
4. Pathway
Trauma
Fraktur Femur
Terjadi bengkak
Keterbatasan
Asupan darah ke Adanya luka rentang gerak
ekstremitas
Koordinasi gerak
Nyeri Akut
Kerusakan saraf perifer
Gangguan
Gangguan rasa
Tekanan jaringan mobilitas fisik
nyaman
Anoksia jaringan
5. Klasifikasi
a. Klasifikasi etiologis
1) Fraktur traumatik
gerak atas.
b. Klasifikasi klinis
perlukaan dikulit.
nonumion,infeksi tulang.
10
c. Klasifikasi radiologis
dislokasi.
buckle atau torus, fraktur garis rambut, dan fraktur green stick.
1) Derajat I :
c) Kontaminasi minimal.
2) Derajat II :
a) Laserasi> 1 cm
d) Kontaminasi sedang.
11
3) Derajat III :
tinggi.
langsung
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur yaitu (Nur Arif dan Kusuma, 2016 hal. 226) :
b. Nyeri pembengkakan.
e. Deformitas.
f. Kelainan gerak
7. Pemeriksaan Penunjang
vaskular
terhadap peradangan
ginjal
13
8. Penatalaksanaan
1) Terapi konseratif
a) Traksi kulit
2) Terapi Operasi
1. Pengertian
terbuka dan memasang pen, sekrup, kawat, paku, batang, dan atau
2009:341)
2. Tujuan
stabilitas.
b) Mengurangi nyeri.
terkena
(T.M.Marrelli, 2007)
3. Indikasi
(2006:291) meliputi
a) Reduksi fraktur yang tidak stabil dan jenis fraktur yang apabila
yang memuaskan
4. Kontraindikasi
tulang
mengalami
penyembuhan.
b) Lag screw
dalam dan luar untuk menyamai garis tengah luar dan dalam
d) Lempeng kompresi
Karena lebih kuat dari lempeng mini, maka lempeng ini serring
e) Lempeng konstruksi
kompresi.
sekitarnya.
komplikasi.
operasi.
a. Pengertian
fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus
menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan
bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada
tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan
fragmen tulang.
2) Mengurangi nyeri
parah.
1. Pengertian
evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Salah satu efek yang
operasi tersebut.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma, benda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, atau gigitan hewan (Sjamsuhidayat & Jong,
2004)
2. Etiologi
3. Jenis luka
kontaminasi luka post operasi ORIF fraktur femur termasuk dalam Clean
Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak
b) Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga
Wilkins, 2003)
adalah, sealu menjaga secara rutin dan benar benar bersih sebelum
membalut luka tersebut. Fungsi dari membalut luka antara lain untuk
a. Pengertian
merasakan nyeri (Mc Caffery dalam Potter & Perry 2007 : 1502)
b. Fisiologi Nyeri
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya
2006:1504)
1) Usia
terhadap nyeri.
2) Jenis Kelamin
3) Kebudayaan
psikologi seseorang.
4) Makna Nyeri
5) Perhatian
6) Keletihan
kemampuan koping.
28
7) Pengalaman sebelumnya
individu akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang
akan muncul, dan juga sebaliknya. Akibatnya klien lebih siap untuk
menghilangkan nyeri.
d. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri Akut
2) Nyeri Kronis
asa dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya
Skala wajah
30
7,8,9 : Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan
aktifitas yang bisa dilakukan. Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh
klien.
f. Penatalaksanaan Nyeri
1) Penatalaksanaan Farmakologis
tergantung dari rasa nyeri (Kee dan Hayes,1998 dalam judha 2017:
82)
a) Imaginery
(2) Distraksi
32
E. Konsep Asuhan Keperawatn Nyeri pada Pasien Post Operasi ORIF Fraktur
1. Pengkajian
2016: 89) Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
tahap ini. Tahap ini terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
1) Anamnesis
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
atau menusuk.
dapat reda.
kemampuan fungsinya.
siang hari.
f. Riwayat psikososial
dan vitamin C.
i. Pola eliminasi
Kaji apakah terdapat kesulitan atau tidak saat BAB dan BAK
Pada semua klien fraktur timbul rasa nyeri dan keterbatasan gerak
k. Pola aktivitas
lama pernikahannya.
36
2) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik
e) Penggerakan = Berkurang
b. Pemeriksaan Setempat
a) Inspeksi
(Abnormal)
b) Palpasi
tulang.
37
c) Penggerakan tubuh
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Radiologi
2. Diagnosa Keperawatan
Maka masalah keperawatan yang sering muncul pada post operasi adalah
a. Definisi
b. Penyebab
berlebihan)
c. Batasan karakteristik
a) Subjektif
Mengeluh Nyeri
b) Objektif
nyeri)
(3) Gelisah
a) Subjektif
(Tidak tersedia)
b) Objektif
(7) Diaforesis
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
5) Glaukoma
3. Fokus Intervensi
c. Intervensi :
dilakukan.
keluhan pasien.
pernafsan meningkat.
lama.
indikasi.
4. Implementasi
indikasi
5. Evaluasi
belum teratasi. Hasil yang diharapkan pada kasus ini setelah klien