PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus
sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mulut
3
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.
2. Tenggorokan ( Faring)
Tekak terdiri dari; Bagian superior yaitu bagian yang sangat tinggi
dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut,
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring.
4
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan
laring
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. Lambung
5
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
a. Lendir
b. Asam klorida
6
bawah sekat rongga badan.Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah,
yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas,
daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan .Fundus adalah
bagian tengah, bentuknya membulat.Pilorus adalah bagianbawah,
daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum).
5. Usus halus
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
7
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
6. Pankreas
8
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).
7. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk
ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang.
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga
dapat digunakan oleh tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini
kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
9
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk
ke dalam duodenum.
10
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati
dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai
sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami
sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil
garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon).Di dalam kolon,
bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.Beberapa
dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
9. Usus besar
11
10. Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak
yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda buang air besar.
B. DEFINISI BULIMIA
12
Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa
mengalami komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah
kondisi kerja hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan
kematian.Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya.Biasa mereka
orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung
ferfeksionis.Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang
rendah dan sering mengalami depresi.
C. ETIOLOGI
1. Model adikasi
2. Model keluarga
13
3. Model sosial budaya
5. Model psikodinamik
- Faktor psikososial
14
- Faktor genetik
- Faktor biologik
- Faktor budaya
- Perasaan pribadi
15
sering dihubungkan dengan depresi.Kebanyakan, penderita bulimia berasal
dari keluarga yang tidak bahagia, umumnya mereka memiliki orang tua yang
gemuk, atau mereka sendiri kegemukan pada masa kanak-kanak.Namun
hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional ini sebagai sebab
atau akibat dari bulimia.
D. PATOFISIOLOGI
16
sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka
mempersepsikan tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan
lain-lain yang intinya tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh
orang lain. Akibat pemikiran yang sudah terpatri ini, seorang remaja akan
selalu melihat tubuh mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru
berat badan mereka semakin turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat
kurus. Mereka akan dihantui perasaan bersalah manakala mereka makan
banyak karena hal itu akan menyebabkan berat badannya naik. Masalah
“body” ini akhirnya menyebabkan remaja menjadi tidak percaya diri dan sulit
untuk menerima kondisi dirinya. Mereka beranggapan bahwa kepercayaan
diri akan tumbuh kalau mereka juga memiliki tubuh yang sempurna.
17
karena pengaruh stress emosional terhadap masalah yang dialami, atau
karena faktor keturunan. Penyakit ini menyebabkan kondisi patologis
pada organ tubuh seperti sistem gastrointestinal dan juga rongga mulut.
Bila hal ini dibiarkan maka potensi terjadinya perubahan lebih lanjut
akan bersifat permanen. Ada tiga macam tindakan yang dilakukan oleh
penderita untuk mengeluarkan zat makanan dalam tubuhnya yaitu
muntah yang dirangsang oleh dirinya sendiri, mengkonsumsi obat
pencahar dan diuretik (obat yang dapat merangksang sekresi urine).
Umumnya pasien bulimia nervosa dapat muntah tanpa adanya stimulasi
mekanik, tetapi semakin banyak frekuensi muntah, risiko terjadinya
gangguan kesehatan rongga mulut akan semakin berat.
18
merasa sakit atau tidak nyaman, memakan dalam porsi yang jauh lebih
banyak dibanding yang lain, berolahraga berlebihan, menggunakan
laksative, diuretik atau pencahar, terus menerus mempermasalahkan berat
dan bentuk tubuh, body image negatif, pergi ke kamar mandi setelah
makan, menimbun makanan, depresi, dan sering terlihat gelisah.
19
Tanda-tanda lain dari bulimia nervosa adalah :
20
Muntah secara berulang dapat merusak lambung dan saluran
esofagus, saluran antara kerongkongan dan lambung, karena memaksa
lambung untuk melakukan kontraksi secara tidak wajar. Asam lambung
yang keluar bersama muntah, akan membuat gusi menyusut dan email gigi
mengikis. "Jika kita salah mencolok di dalam tenggorokan itu akan
mengakibatkan stroke ringan”.Sekali lagi, bulimia nervosa dipengaruhi
oleh faktor psikologis. Jika faktor ini tak segera ditangani, si penderita
bulimia akan merasa takut melihat makanan. "Dengan makan satu suap
saja, dia akan merasa berat badannya bertambah”.Penyakit ini bisa
membaik atau pun memburuk. Bisa semakin lama semakin buruk tanpa
ada tanda-tanda perbaikan sama sekali.
21
Selain itu masih ada beberapa gambaran klnis yang lain seperti BN
yang digambarkan pada orang yang mengalami episode konsumsi makanan
dengan jumlah yang sangat banyak (misalnya, binge-eating) secara rekuren
dan sering, dan merasakan kurangnya penguasaan terhadap makan. Perilaku
binge-eating diikuti dengan perilaku yang mengkompensasi binge dengan
menyingkirkan makanan yang dimakan (misalnya, muntah, penggunaan obat
cuci perut atau diuretik yang berlebihan), berpuasa dan/atau senaman yang
berlebihan.
22
2. Uji kadar clektrolit serum. Bisa muncul hipokalemia, hiponatremia,
alkalosis metabolik, hipokloremik.
23
f. Berikan obat antidepresan seperti imipramine dapat diberikan dengan
dosis 3-5 mg/KgBB/Hari, dinaikan bertahap setiap minggu sampai dosis
300 mg/hari atau sampai terdapat respon klinis yanga adekuat.
g. Terapi Kelompok sangat membantu penyembuhan.
h. Bila penderita menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena
terjadi retensi cairan bila diuretik diberikan.
H. KOMPLIKASI BULIMIA
24
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
1. Anamnese
b) Keluhan utama
25
jarang diungkapkan klien.Klien biasa mengungkapkan bahwa dia
tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge.
26
2. Pemeriksaan fisik
a) Penampilan Umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
d) Nutrisi
Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan,
pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien bulimia makan
berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien
27
mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk
menyembunyikanya dari orang lain.
e) Cairan
f) Aktivitas
B. Diagnosa
28
C. Evaluasi
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bulimia nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa
muda, namun mempunyai rentang umur yang lebar yaitu 13-58 tahun.Sekitar
90-95% BN mengenai remaja putri.Di negara maju angka kejadian BN sekitar
1-3%.Mula-mula BN dilaporkan hanya mengenai kelompok masyarakat
dengan status sosial ekonomi tinggi, namun belakangan dilaporkan dapat
mengenai semua kelompok masyarakat.
30
DAFTAR PUSTAKA
31