Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa


Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok
selebriti sampai orang biasa. Kalau tidak diobati secara serius, gangguan pola
makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri,
termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Seseorang dapat
dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan
pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang
ekstrem untuk menjaga berat badannya.

Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena


cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil
langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang
menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan
body image.Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan
(menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori
setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000
kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang
telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan
menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu
biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.

Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia


menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus.
Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering

1
berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus
sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI GASTROINTESTINAL

Sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem


organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),


kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

1. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan


air.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian


dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di


kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil

3
yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara
langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.

2. Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan


kerongkongan.Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar


limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan
nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan


perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari; Bagian superior yaitu bagian yang sangat tinggi
dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut,
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba


yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media
disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian

4
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan
laring

3. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang


dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: oeso
“membawa”, dan phagus “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang


belakang.Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

a. bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)


b. bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
c. serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

4. Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan


berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia,
fundus dan antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot


berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.

5
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:

a. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung


dan enzim. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena
infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa
menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.

b. Asam klorida

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan


oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam dirangsang oleh:

- saraf yang menuju ke lambung


- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).

c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin


merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang
merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging. Hanya
beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya
alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di

6
bawah sekat rongga badan.Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah,
yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas,
daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan .Fundus adalah
bagian tengah, bentuknya membulat.Pilorus adalah bagianbawah,
daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum).

5. Usus halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),


yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna
oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima
enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut
(yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter )
merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan


cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya
memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang
lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya
permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi
yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum,
terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas
penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh
permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan
mikrovili.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang

7
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan


perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat
dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika
melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena
mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.

6. Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:

- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan


melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan
oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus
pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran
empedu pada sfingter, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang
dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim
ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.

Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang


berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

8
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).

7. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena
yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk
ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:

- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang.
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga
dapat digunakan oleh tubuh.

Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat


empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam
kandung empedu.

8. Kandung empedu & Saluran empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini
kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.

9
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk
ke dalam duodenum.

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung


empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di
dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf
sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu
mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

- Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin


yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan.

- Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk


membantu menggerakkan isinya.

- Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu


sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan.

- Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya


dibuang dari tubuh.

- Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di


dalam empedu.

10
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati
dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai
sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami
sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil
garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon).Di dalam kolon,
bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.Beberapa
dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

9. Usus besar

Usus besar terdiri dari:

- Kolon asendens (kanan)


- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti


tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens
dengan usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi
menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus
berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat.

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam
usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus
besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.

11
10. Rektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak
yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda buang air besar.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan


limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani)
menjaga agar anus tetap tertutup.

B. DEFINISI BULIMIA

Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani Boulimia,


yang artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat, mereka
cenderung makan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, seperti
orang yang kelaparan, dan selanjutnya sebagai “kompensasi” dari pola
makannya tersebut, mereka akan melakukan berbagai cara yang intinya
supaya berat badan mereka tidak bertambah meski mereka sudah makan
banyak. Bulimia nervosa merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan
terjadinya gangguan pola makan ditandai dengan makan terlalu banyak dan
diikuti dengan muntah yang dirangsang sendiri.Ganguan pola makan biasanya
muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti depresi, menjadi bagian dari
sebuah kekerasan, dan gangguan kecemasan.

12
Dalam hal ini, orang yang menderita gangguan pola makan bisa
mengalami komplikasi kesehatan fisik yang lebih jauh lagi, termasuk masalah
kondisi kerja hati dan gagal ginjal, yang mana dapat menyebabkan
kematian.Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan
kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya.Biasa mereka
orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung
ferfeksionis.Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang
rendah dan sering mengalami depresi.

C. ETIOLOGI

Penyebab Bulimia nevosa dapat dijelaskan dengan pendekatan


beberapa jenis model yaitu :

1. Model adikasi

Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah


laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang
menekan kan pada penghentian, dukungan sosial dan mencegah
kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap
alcohol maupun obat-obatan.

2. Model keluarga

Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi


antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita bulimia
nervosa adalah disfungsi interaksi dalam keluarga.Penderita bulimia
nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual
semasa kanak-kanak.

13
3. Model sosial budaya

Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan


karier yang sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet
supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai
keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita bulimia nervosa.

4. Model kognitif dan tingkah laku

Bulimia nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional


tentang bentuk tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri. Fokus
pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu
menumbuhkan keyakinan yang rasional.Penderita diberikan jadwal makan
yang jelas dan teratur.

5. Model psikodinamik

Bulimia nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau


menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan.
Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari
penderita bulimia nervosa terutama gambaran psikososialnya.

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor-faktor yang diduga berperan


dalam terjadinya bulimia nervosa adalah :

- Faktor psikososial

Berupa perkembangan individu, dinamika keluarga, tekanan sosial untuk


berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan identitas diri.

14
- Faktor genetik

Adanya bukti bahwa bulimia banyak didapat pada penderita dengan


riwayat keluarga gangguan depresi dan kecemasan, serta lebih banyak
pada kembar monozigot dibandingkan dizigot.

- Faktor biologik

Penurunan sintesis, uptake dan turnover serotonin serta penurunan


sensitivitas reseptor serotonin post sinaptik. Berdasarkan studi ditemukan
fakta bahwa genetik, hormon dan bahan kimia yang terdapat di otak
berpengaruh terhadap efek perkembangan dan pemulihan bulimia.

- Faktor budaya

Kebanyakan orang menilai bahwa cantik identik dengan kurus dan


terkadang kondisi tersebut menjadi suatu tuntutan kerja. Anggapan ini
pun menjadi budaya yang berkembang di masyarakat.

- Perasaan pribadi

Penderita bulimia senantiasa berputus asa terhadap dirinya sendiri, tidak


percaya diri sehingga mereka diet dengan cara menggunakan pil diet
bahkan memuntahkan makanan. Penilaian orang terhadapa dirinya
menyebabkan kecemasan dan tekanan yang dapat menyebabkan stress
sehingga untuk mengatasinya mereka cenderung ke arah bulimia.

Faktor lain yang mendorong timbulnya bulimia nervosa adalah


masalah keluarga, pubertas, gangguan adaptasi, lingkungan dan penerimaan
teman sebaya, media dan masyarakat serta krisis identitas. Bulimia juga

15
sering dihubungkan dengan depresi.Kebanyakan, penderita bulimia berasal
dari keluarga yang tidak bahagia, umumnya mereka memiliki orang tua yang
gemuk, atau mereka sendiri kegemukan pada masa kanak-kanak.Namun
hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional ini sebagai sebab
atau akibat dari bulimia.

D. PATOFISIOLOGI

Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja


menjadi sangat focus atas pertambahan berat badan mereka. Terjadi
perubahan fisiologis tubuh yang kadangkala mengganggu.Biasanya, hal ini
lebih sering dialami oleh remaja putri daripada remaja pria. Bagi remaja putri,
mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga mereka
akan mudah untuk gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori
tinggi. Kalau dulu makan apapun tidak berefek bagi berat badan, tapi setelah
masa pubertas (biasanya ditandai dengan menstruasi), baru makan coklat dua
potong, kok beratnya sudah tambah 1 kg.

Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan


kurus karena mereka beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat
mereka bahagia, sukses dan populer. Apalagi kalau melihat ‘body’ para
selebritis yang langsing (sebenarnya lebih tepat dikatakan kurus-ceking- tidak
berisi) sehingga kalau pakai baju model apapun terlihat pas dan pantas
dipakai. Sementara kalau tubuh kita gendut, pakai baju apapun rasanya
seperti sedang memakai karung terigu.Akhirnya, lingkungan sekitar juga ikut
mempengaruhi.Semakin sering diledek ‘gendut’ maka dietnya semakin
gencar. Maka tidak mengherankan bila ketidakpuasan seseorang dengan
tubuhnya akan mengembangkan masalah pada gangguan makan. Remaja
dengan gangguan makan seperti di atas memiliki masalah dengan body
imagenya. Artinya, mereka sudah memiliki suatu mind set (pemikiran yang

16
sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka
mempersepsikan tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan
lain-lain yang intinya tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh
orang lain. Akibat pemikiran yang sudah terpatri ini, seorang remaja akan
selalu melihat tubuh mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru
berat badan mereka semakin turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat
kurus. Mereka akan dihantui perasaan bersalah manakala mereka makan
banyak karena hal itu akan menyebabkan berat badannya naik. Masalah
“body” ini akhirnya menyebabkan remaja menjadi tidak percaya diri dan sulit
untuk menerima kondisi dirinya. Mereka beranggapan bahwa kepercayaan
diri akan tumbuh kalau mereka juga memiliki tubuh yang sempurna.

GEJALA DAN TANDA-TANDA

1. Gejala-gejala bulimia nervosa adalah :

a. Rasa lelah dan lemah


b. Pembengkakan pada tangan dan kaki
c. Sakit kepala
d. Perut teras penuh
e. Mual-mual
f. Haid tidak teratur
g. Kram otot
h. Nyeri dada dan ras terbakar
i. Rambut rontok
j. Mudah mengalami perdarahan (karena hipokalemia atau disfungsi
platelet)
k. Diare berdarah (pada penyalahgunaan laksan)

Bulimia nervosa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain


akibat adanya obsesi seseorang untuk memiliki tubuh yang langsing, atau

17
karena pengaruh stress emosional terhadap masalah yang dialami, atau
karena faktor keturunan. Penyakit ini menyebabkan kondisi patologis
pada organ tubuh seperti sistem gastrointestinal dan juga rongga mulut.
Bila hal ini dibiarkan maka potensi terjadinya perubahan lebih lanjut
akan bersifat permanen. Ada tiga macam tindakan yang dilakukan oleh
penderita untuk mengeluarkan zat makanan dalam tubuhnya yaitu
muntah yang dirangsang oleh dirinya sendiri, mengkonsumsi obat
pencahar dan diuretik (obat yang dapat merangksang sekresi urine).
Umumnya pasien bulimia nervosa dapat muntah tanpa adanya stimulasi
mekanik, tetapi semakin banyak frekuensi muntah, risiko terjadinya
gangguan kesehatan rongga mulut akan semakin berat.

Gejala umum bulimia yaitu depresi, kepercayaan diri yang


rendah, penampilan yang tidak proporsional, hubungan keluarga yang
terganggu, nafsu makan berkurang, sulit mengontrol emosi, mudah
terjangkit penyakit, berat badan ringan dan kekurangan nutrisi. Secara
umum gejala fisik yang akan dialami penderita bulimia yaitu :
Abnormalitas fungsi usus, kerusakan gigi dan gusi akibat sifat asam
muntah, pembengkakan kelenjar saliva di dagu akibat tekanan pada
perangsangan muntah, luka di tenggorokan dan mulut, pembengkakan,
dehidrasi, sering diare tanpa sebab, kelelahan, kulit kering, detak jantung
tidak teratur akibat ketidakseimbangan kimiawi (defisiensi potasium),
luka atau bekas luka di buku jari akibat menusukkan jari ke tenggorokan,
menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi
(amenorrhea). Seringkali tampak sehat dan sukses bahkan cenderung
perfeksionis, namun penderita bulimia merasa rendah diri, tertekan, dan
kadang berperilaku kompulsif. Seorang dokter di Amerika Serikat
menyebutkan sepertiga pasiennya sering mengutil dan seperempatnya
pernah terlibat penyalahgunaan alkohol. Gejala lain yang berkaitan
dengan masalah emosi yaitu : Terus menerus melakukan pengaturan
makan, merasa tidak dapat mengontrol kebiasaan makan, akan hingga

18
merasa sakit atau tidak nyaman, memakan dalam porsi yang jauh lebih
banyak dibanding yang lain, berolahraga berlebihan, menggunakan
laksative, diuretik atau pencahar, terus menerus mempermasalahkan berat
dan bentuk tubuh, body image negatif, pergi ke kamar mandi setelah
makan, menimbun makanan, depresi, dan sering terlihat gelisah.

Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat


berlebihan. Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang
telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan
menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan
itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.

2. Tanda-tanda Bulimia Nervosa adalah :

a. Makan Banyak berkelanjutan


b. Menguruskan badan dengan diet berlebihan, puasa, latihan berlebihan
atau memuntahkan kembali
c. Memaksakan diri secara berlebihan untuk kurus
d. Secara berkelanjutan masuk ke kamar mandi setelah makan
e. Jari-jari memerah
f. Pipi lembam
g. Selalu mengukur diri dengan bentuk badan dan berat badan
h. Depresi atau emosi tidak stabil
i. Periode menstruasi yang tidak umum
j. Gigi bermasalah, seperti gigi bolong
k. Mulas-mulas.

19
Tanda-tanda lain dari bulimia nervosa adalah :

a. Perubahan kulit : terutama bagian dorsum jari berhubungan dengan


penggunaan jari untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi,
kalus atau luka parut.

b. Pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis bilateral tanpa


nyeri.

c. Erosi email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian


lingual, palatal dan posterior.

d. Berulang-ulang makan dalam jumlah sangat banyak (rata-rata dua kali


dalam seminggu selama sedikitnya tiga bulan).

e. Merasa tidak dapat mengontrol dirinya ketika sedang makan.

f. Secara teratur menggunakan obat-obatan untuk mencegah berat


badannya naik, seperti obat perangsang muntah, obat pencahar,
berpuasa atau berdiet ketat, atau berolahraga secara berlebihan.

g. Sangat mencemaskan bentuk dan berat badannya.

Di samping semua ini, orang-orang dengan bulimia mungkin


mengeluh kelemahan umum, nyeri perut dan hilangnya siklus
menstruasi.Kadang-kadang, mereka mungkin juga mengeluhkan muntah
atau diare tanpa memberitahu bahwa itu adalah disebabkan diri.Pada saat
makanan yang dimakan dikeluarkan, zodium dan potasium juga ikut
keluar. "Kalau hal itu sampai terjadi, penderita akan menjadi lemas dan
jantung berdebar-debar”. Selain itu, penderita juga dapat terkena
osteoporosis jika kalsiumnya ikut keluar.

20
Muntah secara berulang dapat merusak lambung dan saluran
esofagus, saluran antara kerongkongan dan lambung, karena memaksa
lambung untuk melakukan kontraksi secara tidak wajar. Asam lambung
yang keluar bersama muntah, akan membuat gusi menyusut dan email gigi
mengikis. "Jika kita salah mencolok di dalam tenggorokan itu akan
mengakibatkan stroke ringan”.Sekali lagi, bulimia nervosa dipengaruhi
oleh faktor psikologis. Jika faktor ini tak segera ditangani, si penderita
bulimia akan merasa takut melihat makanan. "Dengan makan satu suap
saja, dia akan merasa berat badannya bertambah”.Penyakit ini bisa
membaik atau pun memburuk. Bisa semakin lama semakin buruk tanpa
ada tanda-tanda perbaikan sama sekali.

Tubuh penderita bereaksi terhadap kondisi ini dengan cara


menghentikan beberapa proses, seperti tekanan darah menurun, napas
melemah, menstruasi terhenti, dan keluar kelenjar teroid yang mengatur
pertumbuhan menghilang. Kulit menjadi kering dan rambut dan kuku
rapuh. Jika gangguan ini tak segera ditangani, penderita bisa meninggal
dunia.

E. MANIFESTASI KLINIS BULIMIA NERVOSA

Ada beberapa manifestasi klini yang akan muncul pada penderita


bulimia nervosa menurut Towsend 1998, yakni sebagai berikut :

1. Makan dalam jumlah berlebhan


2. Terobsesi dengan makanan dan kalori
3. Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut
4. Merasa kehilangan kontrol

21
Selain itu masih ada beberapa gambaran klnis yang lain seperti BN
yang digambarkan pada orang yang mengalami episode konsumsi makanan
dengan jumlah yang sangat banyak (misalnya, binge-eating) secara rekuren
dan sering, dan merasakan kurangnya penguasaan terhadap makan. Perilaku
binge-eating diikuti dengan perilaku yang mengkompensasi binge dengan
menyingkirkan makanan yang dimakan (misalnya, muntah, penggunaan obat
cuci perut atau diuretik yang berlebihan), berpuasa dan/atau senaman yang
berlebihan.

Gejala lain yang terkait termasuklah inflamasi kronis dan sakit


tenggorokan, pembengkakan kelenjar di leher dan di bawah rahang, robekan
enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan kerusakan gigi akibat daripada
pemaparan terhadap asam perut, penyakit refluks gastroesofagus, intestinal
distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat cuci perut, masalah pada ginjal
akibat penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan
cairan dari tubuh.Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan BN dan
simptom cemas dan tegang (tension). Kebanyakan pasien dengan BN
mengalami depresi ringan dana sesetengah mengalami gangguan mood dan
perilaku yang serius seperti cobaan membunuh diri dan penyalahgunaan
alkohol dan obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN merasa malu
dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahsiakannya daripada
keluarga dan teman-teman.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG BULIMIA NERVOSA

Uji Laboratorium dan Diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien


dengan bulimi nervosa adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan fisik yang menyeluruh.

22
2. Uji kadar clektrolit serum. Bisa muncul hipokalemia, hiponatremia,
alkalosis metabolik, hipokloremik.

3. Kadar amilase serumMungkin meningkat.

4. Evaluasi faktor-faktor psikologis.

G. PENATALAKSANAAN BULIMIA NERVOSA

Penanganan diberikan seperti untuk pasien rawat jalan kecuali bila


timbul masalah medis yang berat.Diperlukan penanganan antardisiplin untuk
mendapatkan basil yang optimal. Pengobatan rawat jalan mencakup
pemantauan medis, rencana diet untuk memulihkan status nutrisi, dan
psikoterapi keluarga. Penanganan meliputi membantu individu mempelajari
pemantauan sendiri dan untuk mengidentifikasi distorsi pola pikir tentang
berat badan, makanan, citra tubuh, dan hubungan.Tujuan penanganan adalah
mengembalikan pada makan yang normal.Penanganan psikofarmakologis
(misal, antidepresan) juga dapat digunakan.Prognosis lebih baik bila kondisi
ditangani sejak dini, sebelum purgasi diperkuat dengan penurunan berat
badan.

Prinsip Penatalaksanaan Bulimia Nevosa menurut Soetjiningsih ada


beberapa hal yakni sebagai berikut :

a. Fokus utama pengobatan adalah menurunkan pola makan ala bulimik.


b. Hindari makanan yang merangsang pola makan binge seperti es krim.
c. Obati depresi yang biasanya menyertai bulimia
d. Libatkan para remaja dalam psikoterapi individu dengan atau tanpa
melibatkan keluarga.
e. Latihan olahraga yang ringan sampai sedang.

23
f. Berikan obat antidepresan seperti imipramine dapat diberikan dengan
dosis 3-5 mg/KgBB/Hari, dinaikan bertahap setiap minggu sampai dosis
300 mg/hari atau sampai terdapat respon klinis yanga adekuat.
g. Terapi Kelompok sangat membantu penyembuhan.
h. Bila penderita menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena
terjadi retensi cairan bila diuretik diberikan.

H. KOMPLIKASI BULIMIA

Jika tidak segera ditangani, bulimia bisa memicu komplikasi yang


serius dan bahkan berakibat fatal. Frekuensi muntah yang sering terjadi akan
merusak gigi (akibat asam lambung) dan memicu pembengkakan kelenjar air
liur. Demikian pula dengan sakit tenggorokan serta bau mulut.

Kekurangan nutrisi juga termasuk komplikasi serius akibat


bulimia.Komplikasi ini dapat memicu dehidrasi, sulit untuk hamil karena
siklus menstruasi yang tidak teratur, kulit dan rambut yang kering, kuku yang
rapuh, gagal ginjal, serta gagal jantung.

Sementara penggunaan obat pencahar yang tidak terkendali dapat


mengakibatkan kerusakan pada organ-organ pencernaan serta mengganggu
keseimbangan kadar senyawa alami tubuh. Ketidakseimbangan ini berpotensi
memicu kelelahan, lemas, detak jantung yang tidak teratur, serta kejang.

24
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Pengkajian

1. Anamnese

a) Identitas klien, Meliputi:

Nama : Kristin Lidia


Umur : 23 tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Karo/Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : Diploma III
pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal masuk : 05 Oktober 2017
Tanggal pengkajian : 06 Oktober 2017
Nomor register : 652201
Diagnosamedic : Bulimia
Alamat : Kabanjahe

semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan


tindakan selanjutnya.

b) Keluhan utama

Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh


klien saat pengkajian.Biasanya keluhan utama yang klien rasakan

25
jarang diungkapkan klien.Klien biasa mengungkapkan bahwa dia
tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge.

c) Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui


metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama
keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan
purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar binge dan
purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat
mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman dan Time (T)
yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purge tersebut.

d) Riwayat kesehatan yang lalu Perlu dikaji

Apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat


sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan
sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia nervosa sering berfokus pada
cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien
dengan bulimia sering memiliki perilaku impulsif seperti
penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas, depresi, dan gangguan
keperibadian.

e) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit


bulimia nervosa.

26
2. Pemeriksaan fisik

a) Penampilan Umum

Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.catat kehilangan


berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien bulimia nervosa
dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi
biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia
dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan
klien tampak terbuka dan mau berbicara.

b) Kesadaran

Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan


klien.Klien bulimia malu dengan perilaku makan berlebihan dan
pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan
berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien
merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut
meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang
patologis.

c) Tanda-tanda Vital

Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).

d) Nutrisi

Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan,
pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien bulimia makan
berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien

27
mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk
menyembunyikanya dari orang lain.

e) Cairan

Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan


berlebih, keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium,
albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.

f) Aktivitas

Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan


binge, mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot.Hal
membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan
cairan yang cukup.

B. Diagnosa

1) Kekurangan volume cairan dan elektrolit tubuh berhubungan dengan


output yang berlebih.

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.

3) Ketidakefektifan koping individu

4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang


tidak wajar.

28
C. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir. Evaluasi adalah kegiatan yang


disengaja dan terus-menerus dan melibatkan pasien, perawat, dokter dan
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi.Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian
ulang.

29
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan


berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori
(muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya).Makan berlebihan disertai
dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan.Muntah yang
dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta
penyalahgunaan pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi.

Bulimia nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa
muda, namun mempunyai rentang umur yang lebar yaitu 13-58 tahun.Sekitar
90-95% BN mengenai remaja putri.Di negara maju angka kejadian BN sekitar
1-3%.Mula-mula BN dilaporkan hanya mengenai kelompok masyarakat
dengan status sosial ekonomi tinggi, namun belakangan dilaporkan dapat
mengenai semua kelompok masyarakat.

Manifestasi klinis yang merupakan ciri khas dari bulimia nervosa


yaitu binge eating, purging, dan body image disertai dengan gangguan
psikologis berupa depresi.

Gangguan makan seperti bulimia nervosa sangat sering terjadi pada


masa remaja.Hal ini disebabkan oleh karena masa remaja sebagai peralihan
masa anak ke masa dewasa penuh dengan konflik baik dalam diri maupun
dengan lingkungan keluarga dan masyarakat di sekitarnya sebagai jenjang
menuju kemandirian dan eksistensi diri.

30
DAFTAR PUSTAKA

- Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.

- Menita, Sherli. 20 Oktober 2010.Elhy. 2008. Bulimia Nervosa. http://www.


bulimia-nervosa.com.

- Angelia, Silvia. 2009. Bulimia nervosa. http://www.pojokgizi.com.


file:///G:/bulimia%20nervosa/BULIMIA%20NERVOSA%20%C2%AB
%20DokMud's%20zone.htm

31

Anda mungkin juga menyukai