Anda di halaman 1dari 19

Kegiatan Belajar 3: Sistem Pencernaan

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Menentukan upaya menjaga kesehatan dari gangguan pada sistem pencernaan

Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


1. Menggambarkan alur proses pencernaan makanan pada tubuh manusia
2. Menganalisis fungsi organ pencernaan dan kelenjar aksesoris system pencernaan.
3. Mengidentifikasi penyakit-penyakit system pencernaan.
4. Menentukan upaya menjaga kesehatan dari gangguan pada sistem pencernaan.

Pokok-Pokok Materi
1. Sistem Pencernaan
2. Zona Tahapan Pencernaan dan Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Pencernaan
3. Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
4. Upaya Pencegahan Gangguan Pada Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan
Sistem organ pada makhluk hidup terdiri atas beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu, begitu pula pada sistem pencernaan makanan yang berfungsi untuk memproses zat
makanan dari molekul kompleks menjadi molekul lebih sederhana, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah. Di dalam sel, molekul tersebut dapat dibentuk kembali untuk keperluan
penyusunan struktur sel serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu. Secara lebih lengkap organ-organ dan kelenjar
aksesorisnya dapat dilihat pada gambar 3.1 dan dapat dilihat pada tautan berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=g_yPf-f2v5A .
https://www.youtube.com/watch?v=_QYwscALNng

71
Gambar 3.1. Organ-Organ pencernaan dan kelenjar aksesoris
Sumber: Campbel, dkk
Zona Tahapan Pencernaan Dan Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Sistem
Pencernaan
1. Zona Ingresif
Zona ingresif adalah bagian awal tempat makanan diambil dan dimasukkan. Di
dalam zona ini sudah dimulai proses pemecahan makanan baik secara mekanik maupun
kimiawi menjadi fragmen-fragmen yang lebih lembut yang memudahkan ditelan, disalurkan
atau dicerna pada zona berikutnya. Zona ini meliputi celah mulut (rima oris), bibir (labia)
rongga mulut (cavum oris), gigi (dentes) dan lidah (lingua).
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan yang dibatasi oleh
dua lipatan berotot dapat digerakkan secara aktif untuk mengunyah makanan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin, pahit, dan gurih. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius
di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan yang telah masuk ke dalam mulut akan dipotong-potong oleh gigi
bagian depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham)
menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Proses pemotongan dibantu
oleh lidah agar letak makanan lebih teratur dan mempermudah proses menelan
makanan. Ludah yang dihasilkan dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
72
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Jika tubuh kekurangan cairan,
pengeluaran air ludah akan berkurang sehingga mulut terasa kering dan haus.

Gambar 3.2 Bagian-Bagian dalam Mulut


Sumber: sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Pada rongga mulut bermuara tiga pasang saluran dari kelenjar ludah seperti terlihat
pada gambar 3.3, yaitu:
1) Glandula parotis, di dekat telinga menghasilkan ludah yang berbentuk cair
2) Glandula submandibular atau kelenjar ludah bawah rahang bagian atas
3) Glandula sublingual atau kelenjar ludah di bawah lidah

73
Gambar 3.3 Kelenjar Ludah
Sumber: sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

2. Zona progresif
Pada zona ini makanan didorong lebih jauh dalam saluran pencernaan dan
mengalami pemecahan lebih lanjut. Organ yang berperan dalam tahapan ini adalah faring,
esophagus dan ventrikulus.
a. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynx. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel )
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian
superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan
laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga, Bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
Faring memiliki katup yang dapat mengatur agar makanan yang ditelan tidak
salah menuju saluran pernapasan, katup tersebut bernama epiglotis. Katup ini akan
menutup saluran nafas ketika seseorang menelan makanan sehingga makanan dapat
masuk kerongkongan dengan lancar. Sebaliknya, katup tersebut akan terbuka ketika
seseorang bernapas, sehingga udara dapat melewati tenggorokan dan masuk paru-
paru.

74
b. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Saluran ini
panjangnya tergantung dari leher seseorang. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik seperti pada gambar 3.4.
Sering juga disebut esophagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan
έφαγον, phagus – “memakan”).
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) Bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)

Gambar 3. 4. Tahapan Pencernaan Makanan Zona Progresif


Sumber: informazone.com

c. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
75
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Getah Lambung
a) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
b) Enzim
Enzim-enzim yang dihasilkan oleh lambung antara lain: pepsin dan
renin. Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang telah diubah oleh asam
lambung. Pada dinding lambung terdapat lendir yang berfungsi melindungi
lambung. Apabila jumlah lendir terlalu sedikit, atau asam lambung terlalu
banyak, bisa terjadi luka pada dinding lambung. Enzim renin berfungsi
untuk mencerna casein/susu. Dinding lambung terdiri atas lapisan-lapisan
otot yang tersusun memanjang, melingkar, dan menyerong. Akibat dari
kontraksi otot tersebut makanan akan teraduk dengan baik sehingga
tercampur merata dengan getah lambung, dan menyebabkan makanan di
dalam lambung berbentuk seperti bubur yang disebut chime.
3) Hormon Gastrin
Hormon yang berfungsi untuk merangsang sekresi getah lambung
3. Zona Degresif
Pada zona ini makanan yang telah mengalami modifikasi kemudian dicampur
dengan bilus, cairan pankreas dan sekresi sejumlah kelenjar lainnya untuk kemudian
diserap dinding-dinding intestinum.

a. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta seperti terlihat
pada gambar 3.5. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
76
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M
sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah
Luar) Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1) Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari
merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum
digitorum, yang berarti dua belas jari.
Chime dari lambung akan masuk usus 12 belas jari untuk dicerna lebih lanjut.
Asam amino dan asam lemak dari chime akan mempengaruhi usus untuk
melepaskan hormon kolesitokinin dan sekretin. Kolesitokinin akan
mempengaruhi pankreas untuk mensekresikan enzim pencernaan dan memicu
sekresi empedu oleh kantong empedu. Sedangkan sekretin akan mempengaruhi
pankreas untuk melepaskan HCO3- ifat basa) yang akan menetralkan chime yang
asam. Enzim-enzim dalam lambung bekerja optimal dalam kondisi asam, namun
sebaliknya enzim dalam usus bekerja optimum dalam kondisi cukup netral, oleh
sebab itu usus melepaskan HCO3- untuk menetralkan chime. Empedu yang
dikeluarkan dalam usus akan mengemulsikan lemak untuk mempermudah
pencernaan lemak oleh enzim lipase. Enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dan
dilepaskan ke dalam usus antara lain:

a) Amilase pankreas yang akan memecah karbohidrat menjadi maltosa,


b) Tripsin dan kimotripsin yang akan memecah potongan protein menjadi
proteosa dan pepton,
c) Karboksipeptidase yang berfungsi memecah protein menjadi proteosa,
pepton, dan asam amino,
77
d) Nuklease yang akan memecah DNA dan RNA menjadi nukleotida,
e) Lipase pankreas yang akan memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
2) Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-
8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Makanan dari usus
12 jari akan masuk usus kosong untuk menjalani pencernaan berikutnya.
Dinding usus kosong akan mensekresikan enzim-enzim sebagai berikut:
a) Disakarase yang akan memecah disakarida menjadi monosakarida,
b) Peptidase yang akan memotong proteosa dan pepton menjadi asam amino,
c) Nuklease yang akan memecah nukleotida menjadi nukleosida,
d) Nuklease dan fosfatase yang akan memecah nukleosida menjadi basa
nitrogen, gula, dan fosfat.
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia,) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu. Zat-zat makanan yang dicerna tersebut kemudian
akan diserap di usus penyerapan. Usus penyerpaan memiliki dinding dalam yang
berlekuk-lekuk dan memiliki jonjot usus (vili) untuk memperluas bidang
penyerapan. Asam amino, asam lemak, monosakarida, vitamin, mineral dan zat
lain akan diserap menuju jaringan usus dan masuk peredaran darah untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Sebelum diedarkan ke seluruh tubuh zat makanan
tersebut akan dibawa ke hati terlebih dahulu untuk menjalani proses
detoksifikasi racun dan penyesuaian kadar.

78
Gambar 3.5 Usus Halus
Sumber: www.edubio.info

4. Zona egresif
Pada zona ini organ yang berperan penting adalah usus besar yang berfungsi untuk
absorbsi air dan pembentukan faeces dalam bentuk bolus-bolus, kemudian disimpan
sementara di dalam rektum sebelum kemudian dikeluarkan melalui anus.
a. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari: Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens
(kiri), dan Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
b. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
c. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang
parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi

79
manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan
caecum.
d. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Untuk melihat organ yang terlibat pada zona ini dapat diamati pada gambar 3.6
di bawah ini.

Gambar 3.6 Organ pencernaan pada zona egresif


Sumber: www.ilmudasar.com

80
5. Kelenjar Aksesoris
a. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu: Asini yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan Pulau
pancreas yang menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.
Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas
juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
b. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis
protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting
dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya
dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan
proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
c. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah
pir seperti yang terlihat pada gambar 3.7. kantung ini dapat menyimpan sekitar
81
50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,
panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap –
bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: membantu
pencernaan dan penyerapan lemak dan berperan dalam pembuangan limbah
tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Gambar 3.7. Kantong Empedu


Sumber: www.ilmudasar.com

Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia


Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem organ pada manusia yang sangat
penting. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar dan anus. Dimana semua organ itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan. Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna nutrisi tubuh.
Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh manusia akan selalu
aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau jalan masuknya zat dari luar dengan

82
bebas ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan
dimana penyakit tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya.
Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja organ-organ
yang lainnya. Diperlukan kewaspadaan dan pengetahuan untuk menghindari penyakit atau
gangguan yang akan mengancam, seperti memperhatikan kebersihan makanan dan minuman
yang akan kita konsumsi, kebersihan mulut dan gigi, konsumsi makanan bergizi dan masih
banyak yang lainnya. Ada beberapa penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan
manusia. Untuk menambah pengetahuan, di bawah ini kami uraikan apa saja penyakit yang
dapat menyerang sistem pencernaan.
1. Diare
Diare merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami.
Dimana gangguan pencernaan ini akan membuat perut terasa mulas dan feses
penderita menjadi encer. Gangguan ini terjadi karena selaput dinding usus besar si
penderita mengalami iritasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang
menderita diare, dimana salah satunya yaitu karena penderita mengkonsumsi
makanan yang tidak higenis atau mengandung kuman, sehingga dengan begitu
gerakan peristaltik usus menjadi tidak terkendali serta di dalam usus besar tidak
terjadi penyerapan air. Jika fases penderita bercampur dengan nanah atau darah,
maka gejala tersebut menunjukan bahwa si penderita mengalami desentri yang mana
gangguan itu disebabkan karena adanya infeksi bakteri Shigella pada dinding usus
besar orang yang menderitanya.
2. Gastritis
Gastritis merupakan penyakit atau gangguan dimana dinding lambung mengalami
peradangan. Gangguan ini disebabkan karena kadar asam klorida atau Hcl terlalu
tinggi. Selain itu, Gastritis juga dapat disebabkan karena penderita mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung kuman penyebab penyakit.
3. Maag
Maag merupakan penyakit yang sudah tidak aneh lagi untuk kita semua, karena
penyakit yang satu ini biasanya dialami oleh banyak orang. Maag merupakan
penyakit atau gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya rasa perih
pada dinding lambung, selain itu maag juga disertai dengan adanya rasa mual dan
perut menjadi kembung. Gangguan ini terjadi karena tingginya kadar asam lambung.
Penyebab utama gangguan ini yaitu karena pola makan penderita tidak baik atau

83
tidak teratur, stres dan lain sebagainya. Helicobakter pylori, merupakan bakteri
penyebab terjadinya maag pada manusia.

4. Konstipasi atau sembelit


Sembelit merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan dimana si
penderita akan mengeluarkan fases yang keras. Gangguan ini terjadi disebabkan
karena usus besar menyerap air terlalu banyak. Sembelit disebabkan karena kurang
mengkonsumsi makanan berserat seperti misalkan buah dan sayur atau kebiasaan
buruk yang selalu menunda buang air besar.
5. Hemaroid atau wasir
Hemaroid atau yang lebih dikenal dengan wasir yaitu pembengkakan berisi
pembuluh darah yang membesar. Pembuluh darah yang terkena gangguan ini yaitu
berada di sekitar atau di dalam bokong, entah itu di dalam anus atau di dalam rektum.
Biasanya kebanyakan hemaroid yaitu penyakit ringan serta tidak menimbulkan
adanya gejala. Jika saja seseorang terdapat gejala wasir, maka hal yang sering terjadi
seperti misalkan:
a. Adanya pendarahan setelah buang air besar, dimana dengan warna darah merah
terang.
b. Adanya benjolan yang tergantung di luar anus. Biasanya benjolan ini harus
didorong kembali ke dalam anus setelah melakukan buang air besar.
c. Adanya rasa gatal di sekitaran anus.
Hemaroid atau wasir biasanya sering dialami oleh mereka yang terlalu lama
duduk atau wanita yang tengah hamil.
6. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan sistem pencernaan yang mana umbai cacing atau
usus buntu mengalami peradangan. Apendisitis ini biasanya terjadi ketika ada sisa-
sisa makanan yang terjebak serta tidak bisa keluar di umbai cacing. Sehingga lama
kelamaan umbai cacing tersebut akan menjadi busuk serta akan menimbulkan
peradangan yang menjalar ke usus buntu. Jika umbai cacing tidak segera dibuang,
maka lama kelamaan akan pecah. Dimana peradangan usus buntu ini biasanya
ditandai dengan terdapatnya nanah. Bila gangguan atau penyakit ini tidak terawat,
maka akan menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi. Untuk menangani ini
dapat dialkukan dengan prosedur operasi seperti terlihat dalam tautan berikut
https://www.youtube.com/watch?v=ea54T7dNGnM
84
7. Tukak lambung
Tukak lambung merupakan keadaan dimana dinding lambung terluka. Gangguan ini
disebabkan karena terkikisnya lapisan dinding lambung itu sendiri. Luka yang
muncul ini juga bisa saja muncul pada dinding duodenum atau usus kecil serta
esofagus atau kerongkongan.
Penyakit yang satu ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Namun
meskipun begitu, orang di atas usia 60 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi
mengalmi penyakit ini.
Gejala yang biasanya muncul yaitu, penderita akan merasa nyeri atau perih pada
bagian perut. Rasa nyeri yang muncul akan menyebar ke leher, terasa semakin perih
saat perut kosong, muncul ketika malam hari, akan hilang dan kambuh lagi pada
minggu kemudian.
8. Radang usus buntu
Gangguan atau penyakit yang satu ini menyerang usus buntu. Dimana keadaan ini
terjadi karena usus buntu terinfeksi oleh bakteri. Radang usus buntu terjadi karena
lubang antara usus buntu dan usus besar tersumbat oleh lendir atau biji cabai.
9. Sariawan
Seperti yang kita ketahui, sariawan merupakan gangguan sistem pencernaan yang
biasanya muncul di sekitar mulut. Ketika kita mengalami gangguan ini maka ketika
makan akan merasakan perih. Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga lidah
atau rongga mulut. Dimana penyebab yang paling mendasar dari penyakit ini yaitu
kurangnya vitamin C.
10. Kolik
Kolik merupakan suatu rasa nyeri yang muncul pada perut, dimana rasa nyeri ini
akan hilang dan timbul. Rasa nyeri yang timbul biasanya disebabkan karena saluran
di dalam rongga perut tersumbat, seperti misalkan usus, saluran kencing, empedu dan
saluran telur pada wanita. Salah satu penyebab gangguan ini yaitu karena
mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam atau makan terlalu banyak.
11. Gizi buruk atau malnutrisi
Gizi buruk terjadi karena pembentukan enzim mengalami gangguan. Gizi buruk ini
disebabkan karena sel-sel pankreas atropi mengalami kehilangan reticulum
endoplasma terlalu banyak.
12. Keracunan

85
Keracunan biasanya disebabkan karena salah mengkonsumsi makanan. Dimana
keracunan biasanya terjadi karena pengaruh bakteri seperti bakteri Salmonela, yang
mana akan menyebabkan penyakit tipus dan paratipus.

13. Cacingan
Penyakit cacingan tentunya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat
Indonesia, hal ini disebabkan karena hampir 80 % orang Indonesia mengalami
penyakit yang satu ini. Cacingan merupakan penyakit yang menyerang sistem
pencernaan manusia. Penyakit ini biasanya dialami oleh anak-anak, namun bukan
berarti orang dewasa tidak akan mengalaminya.
Itulah beberapa penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan. Semoga setelah
mengetahui berbagai macam penyakit di atas, anda bisa lebih waspada lagi untuk menjaga
kesehatan sistem pencernaan anda sendiri. Banyak orang kadang-kadang merasakan mulas
dan gangguan pencernaan, terutama setelah makan besar atau banyak. Tetapi sebagian orang
mendapatkan masalah pencernaan lebih sering daripada orang kebanyakan. Kebiasaan
makan yang buruk, seperti tidak cukup mengunyah ketika makan, makan di ketika larut
malam dan makan sebelum aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pencernaan. Hal tersebut dapat terjadi karena menyebabkan produksi yang tidak
cukup dari enzim pencernaan.
Ketika makan, tubuh akan melepaskan sekitar 22 jenis enzim pencernaan dari
kelenjar saliva, lambung, dan usus kecil. Setiap salah satu dari enzim yang bekerja pada
jenis makanan tertentu, misalnya protease memecah protein, amilase membantu mencerna
karbohidrat, dan lipase memecah lemak dan lipid. Dengan memecah jenis-jenis makanan
tersebut, enzim-enzim pencernaan membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi yang
dibutuhkan. Untuk pria, penuaan juga dapat berkontribusi untuk gangguan pencernaan.
Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh mulai menghasilkan tingkat lebih rendah dari
enzim pencernaan, sehingga tidak cukup untuk mencerna makanan.

Upaya Pencegahan Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Berikut adalah cara untuk membantu mencegah gangguan pencernaan dan
meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan antara lain:
1. Makan banyak serat setiap hari
Serat tidak hanya kunci untuk menjaga pencernaan, tetapi penting untuk kesehatan
secara keseluruhan. Sayangnya, makanan sehari-hari seringkali termasuk, junk food, daging

86
merah, dan makanan yang tinggi lemak yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Diet tinggi serat merupakan bagian penting dari makanan sehat, selain membantu
pencernaan, juga dapat membantu mencegah diabetes, penyakit jantung koroner, wasir,
kanker kolorektal, dan penyakit lainnya. Hindari makanan yang dapat menyebabkan
kembung atau gas, termasuk brokoli, kacang panggang, kubis, kembang kol, dan minuman
berkarbonasi.
Jika intoleransi laktosa sebaiknya menghindari produk susu atau mengambil enzim
laktase untuk membantu pencernaan. Selain itu, sebaiknya juga minum banyak air, karena
dapat melumasi makanan di saluran pencernaan, membantu melarutkan mineral, vitamin,
dan nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan supaya tinja lebih lunak untuk mencegah
sembelit.
2. Mengunyah makanan dengan cukup
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan,
namun mungkin justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah
makanan, namun juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung dan usus kecil untuk
mulai melepaskan enzim pencernaan.
3. Berolahraga secara teratur dan menghindari stres
Selain membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat membantu
pencernaan. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam Gastroenterology and Hepatology
journal telah menunjukkan bahwa, aktivitas fisik benar-benar dapat membantu mengurangi
masalah pencernaan. Stres di sisi lain dapat memiliki efek negatif pada pencernaan.
4. Jangan terlalu sering menggunakan antasida
Asam di perut membantu tubuh mencerna makanan, namun dalam beberapa kasus
asam dapat kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dari
gangguan pencernaan. Ketika hal tersebut terjadi, orang sering mengonsumsi antasida yang
bekerja dengan menetralkan asam lambung. Namun, bila terlalu sering digunakan, antasida
dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi bakteri.
5. Suplemen enzim pencernaan
Enzim pencernaan yang berasal dari sumber tanaman dapat membantu
mempromosikan pencernaan yang baik dan bahkan meningkatkan penyerapan gizi. Dalam
kasus di mana orang yang kurang cukup enzim pencernaan karena pola makan yang buruk
dan kesehatan, mengkonsumsi suplemen enzim dapat mengurangi gejala gangguan
pencernaan dan sakit perut. Bahkan pada pria sehat, dengan enzim ekstra dapat membantu
menjaga kesehatan pencernaan. Sebuah enzim pencernaan yang baik berisi campuran
87
amilase, lipase, selulase (untuk mencerna serat tanaman), dan protease. Enzim-enzim
tersebut merupakan berbagai enzim kunci untuk mencapai pencernaan yang lebih baik dari
banyak makanan

Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul kegiatan belajar 3 tentang sistem pencernaan dan
penyakitnya. Hal yang penting dalam kegiatan belajar 3 ini adalah sebagai berikut.
1. Sistem organ pada makhluk hidup terdiri atas beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu, begitu pula pada sistem pencernaan makanan yang berfungsi untuk
memproses zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul lebih sederhana,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
2. Zona ingresif adalah bagian awal tempat makanan diambil dan dimasukkan. Di
dalam zona ini sudah dimulai proses pemecahan makanan baik secara mekanik
maupun kimiawi menjadi fragmen-fragmen yang lebih lembut yang memudahkan
ditelan, disalurkan atau dicerna pada zona berikutnya. Zona ini meliputi celah mulut
(rima oris), bibir (labia) rongga mulut (cavum oris), gigi (dentes) dan lidah (lingua).
3. Zona progresif adalah zona saat makanan didorong lebih jauh dalam saluran
pencernaan dan mengalami pemecahan lebih lanjut. Organ yang berperan dalam
tahapan ini adalah faring, esophagus dan ventrikulus.
4. Zona Degresif adalah zona saat makanan yang telah mengalami modifikasi
kemudian dicampur dengan bilus, cairan pankreas dan sekresi sejumlah kelenjar
lainnya untuk kemudian diserap dinding-dinding intestinum.
5. Zona egresif terdiri dari usus besar dan anus. Pada zona ini organ yang berperan
penting adalah usus besar yang berfungsi untuk absorbsi air dan pembentukan faeces
dalam bentuk bolus-bolus, kemudian disimpan sementara di dalam rektum sebelum
kemudian dikeluarkan melalui anus.
6. Penyakit atau gangguan yang menyerang system pencernaan akan menghambat
sistem kerja organ-organ pencernaan untuk menjalankan fungsinya. Beberapa
penyalit organ pencernaan diantaranya Diare, Gastritis, Maag, Konstipasi, hemaroid
atau wasir dll.
7. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menecegah penyakit sistem
pencernaan. Beberapa cara tersebut diantaranya: Makan banyak serat setiap hari,
Mengunyah makanan dengan cukup, Berolahraga secara teratur dan menghindari

88
stress, Jangan terlalu sering menggunakan antasida dan mengkonsumsi suplemen
enzim pencernaan.

89

Anda mungkin juga menyukai