Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

ETIKA PROMOSI KESEHATAN


Dosen Pembimbing: Heri Triwibowo.SKM.S,Kep.,Ns, M.Kes

Disusun oleh Kelompok 4:


1. Vidia Aulia R 201804021
2. Prajna Paramita P. 201804022
3. Heni Rachmawati 201804023
4. Ratna Yunia Indriani 201804024
5. Ika Septyaningrum 201804025
6. Julfiyah Lusiana 201804026
7. Khusnul Khotimah 201804027
8. Musrifat 201804028
9. Dinda Ayu Juniarti 201804029
10. Nita Rizki Anggani 201804030
11. Khofifah Indah P. 201804032
12. Anita Vivi Lestari 201804033
13. Diah Maimunah 201804034
14. Fera Widia Sari 201804035
15. Firdha Irma Dhani 201804036
16. Vinda Istianti 201804038
17. Astria Devi Agustin 201804039
18. Wardatul Mukhlishoh 201804040
19. Sintya Clarinda 201804055

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN – 2A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa terimakasih kami
ucapkan kepada dosen Promosi Kesehatan dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun bertujuan agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang Etika Promosi Kesehatan yang kami sajikan berdasarkan berbagai
sumber.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.

Terimakasih.

Mokjokerto, 25 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Analisa Masalah Kesehatan dan Perilaku.........................................................................3
2.2 Menetapkan Tujuan...........................................................................................................4
2.3 Menetapkan Sasaran.........................................................................................................5
2.4 Menetapkan Pesan Pokok.................................................................................................5
2.5 Menetapkan Metode dan Saluran Komuniasi...................................................................5
2.6 Menetapkan Kegiatan Operasional...................................................................................7
2.7 Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi.............................................................................9
2.8 Hubungan Dengan Klien.................................................................................................10
2.9 Kepedulian Dengan Determinan.....................................................................................10
2.10 Praktik Promosi Kesehatan.............................................................................................11
2.11 Pertimbangan Pertimbangan Etis....................................................................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau buruk (jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang
adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang
adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral
atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak
baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada
prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut
suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan
pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan
terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan
komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika. Dilema
muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara
nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menganalisa masalah kesehatan dan perilaku?
2. Bagaimana cara menetapkan tujuan?
3. Bagaimana cara menetapkan sasaran?
4. Bagaimana cara menetapkan pesan pokok?
5. Bagaimana cara menetapkan metode dan saluran komunikasi?
6. Bagaiman cara menetapkan kegiatan operasional?

1
7. Bagaimana cara menetapkan pemantauan dan evaluasi?
8. Bagaimana cara hubungan dengan klien?
9. Bagaiaman cara kepedulian dengan determinan?
10. Bagaimana cara praktik promosi kesehatan?
11. Bagaimana cara pertimbangan pertimbangan etis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menganalisa masalah kesehatan dan perilaku
2. Untuk mengetahui cara menetapkan tujuan
3. Untuk mengetahui cara menetapkan sasaran
4. Untuk mengetahui cara menetapkan pesan pokok
5. Untuk mengetahui cara menetapkan metode dan saluran komunikasi
6. Untuk mengetahui cara menetapkan kegiatan operasional
7. Untuk mengetahui cara menetapkan pemantauan dan evaluasi
8. Umtuk mengetahui cara hubungan dengan klien
9. Untuk mengetahui cara kepedulian dengan determinan
10. Untuk menegetahui cara praktik promosi kesehatan
11. Untuk mengetahui cara pertimbangan pertimbangan etis

2
BAB II

PEMBAHASAN

Etika dalam promosi kesehatan diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah
mencapai, tujuan yang berorientasi pada masyarakat, mengetahui masing-masing peran baik
sebagai petugas kesehatan atau masyarakat agar program promosi kesehatan yang akan
dijalankan dapat terkoordinasi dengan baik dan sinergis. Langkah-langkah dalam etik promosi
kesehatan sebagai berikut:

2.1 Analisa Masalah Kesehatan dan Perilaku


1. Identifikasi masalah
Ada 4 hal dalam melakukan identifikasi masalah di masyarakat:
a. Latar belakang masyarakat
1) Letak geograf antara lain iklim, keadaan tanah, (bukti, laut, gunung), lokasi
(urban, ural)
2) Mata pencaharian (petani, nelayan, buruh, pekerja)
3) Karakteristik demografi antara lain pendidikan, sosial budaya, sosial ekonomi,
agama.
4) Perilaku kesehatan masyarakat (kebiasaan buang air besar, kebiasaan merokok,
dll). (Hikmawati, isna. 2011)
b. Status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari vital statistic seperti angka kematian,
angka kelahiran, fertilitas dan angka kesakitan/morbidity baik penyakit infeksi dan
non infeksi. (Hikmawati, isna. 2011)
c. Sistem layanan kesehatan masyarakat, meliputi ketersediaan sumber daya manusia
kesehatan, dan sarana prasarana (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan baik
negeri maupun swasta), serta keterjangkauan dari segi jarak tempuh. (Hikmawati,
isna. 2011)
d. Sistem sosial masyarakat yang ada meliputi pola partisipasi masyarakat dan
organisasi sosial maupun keagamaan yang ada. (Hikmawati, isna. 2011)
2. Menetapkan masalah dan prioritas masyarakat
a. Langkah-langkah
3
1) Tentukan status kesehatan
2) Tentukan pola pelayanan kesehatan
3) Tentukan hubungan antar status dan pelayanan kesehatan
4) Tentukan determinan kesehatan
b. Hal yang perlu dipertimbangkan
1) Beratnya masalah
2) Akibat yang ditimbulkan
3) Besarnya masalah
4) Aspek politis
5) Sumber daya yang ada di masyarakat
c. Sumber data
1) Dokumen
2) Langsung dari masyarakat
3) Petugas lapangan
4) Tokoh masyarakat formal dan informal
d. Cara pengumpulan data
1) Key informant approach: FGD, indepth interview
2) Community form approach: forum diskusi
3) Sample survey approach: wawancara dan observasi.
(Hikmawati, isna. 2011)

2.2 Menetapkan Tujuan


Tujuan berorientas meningkatkan, pengetahuan sikap dan perilaku kesehatan
masyarakat, sehingga masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Tujuan dalam kegiatan promosi kesehatan harus jelas, ada indicator tingkat keberhasilan,
dinyatakan dalam bentuk performance bukan effart, realitis, dapat diukur, sesuai, logis,
layak dan dapat diamati.
Macam-macam Tujuan:
1. Tujuan program (jangka panjang)
2. Tujuan pendidikan (jangka menengah)
3. Tujuan perilaku (jangka pendek). (Hikmawati, isna. 2011)

4
Tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
(notoatmodjo, soekidjo. 2007)

2.3 Menetapkan Sasaran


Sasaran dalam promosi kesehatan dapat dibedakan menjadi dua:
1. Sasaran langsung (primer)
Yaitu sasaran yang nantinya akan melaksanakan kebiasaan/perilaku baru dari
kegiatan promosi kesehatan (bumil, nifas, dan balita)
2. Sasaran tidak langsung (sekunder dan tersier)
Yaitu sasaran yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer anatar lain:
keluarga, kerabat, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama (sasaran
sekunder) dan sasaran yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan program
antara lain: pengambil keputusan, penyandang dana (sasaran tersier). (Hikmawati, isna.
2011)

2.4 Menetapkan Pesan Pokok


1. Pesan dibuat sederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran
2. Pesan sebaiknya dibuat menggunakan gambar dan bahasa setempat, sehingga sasaran
mudah memahaminya.
(Hikmawati, isna. 2011)

2.5 Menetapkan Metode dan Saluran Komuniasi


Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan aspek yang akan dicapai:
1. Aspek pengetahuan metode yang digunakan adalah: poster, radio, spanduk leaflet.
2. Aspek sikap metode yang digunakan adalah: foto, film, slide, dan drama.
3. Aspek keterampilan metode yang digunakan adalah: stimulasi, dan demonstrasi.
(Hikmawati, isna. 2011)

Dalam peningkatan keberhasilan program promosi kesehatan perlu adanya upaya


pengembangan konsep, metod, dan teknik yang tepat dan dapat berhasil.Sejalan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat, konsep, metode, dan teknik promosi kesehatan perlu
5
dikembangkan sesuai dengan situasu dan kondisi masyarakat yang ada.Pengembangan
konsep, metode dan teknik promosi kesehatan dilakukan di tingkat pusat dan juga dio
daerah disesuaikan dengan spesifikasi daerah masing-masing.
(depkes RI, 2003)

1. Metode individual
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode sebagai berikut:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam lagi.

2. Meode kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnmya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Kelompok besar metodenya akan
berbeda dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu meode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar

6
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli
atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
2) Curah pendapat (brain storming)
3) Bola salju (snow balling)
4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
5) Role play (memainkan peranan)
6) Memainkan simulasi (simulation game)

3. Metode massa
a. Ceramah umum
b. Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media cetak
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah
d. Tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel maupun Tanya jawab atau
konsultasi kesehatan dan penyakit
e. Bill board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
(notoatmodjo, soekidjo. 2010)

2.6 Menetapkan Kegiatan Operasional


Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka yang terpenting adalah
menetapkan kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Imunisasi

7
6. Pengobatan dan pengadaan obat
7. Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan:
Perikemanusiaan, Kesehatan sebagai hak asasi, Pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat
8. Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif
9. Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
10. Dukungan sumber daya kesehatan
11. Misi Pembangunan Kesehatan
12. Dalam mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan.
kesehatan (DepKes RI, 1999)
13. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
14. Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan
Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.
15. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
16. Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
17. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
18. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta.
19. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
20. Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif.

8
21. Strategi Pembangunan Kesehatan
22. Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada kebijakan nasional, mencakup
garis besar kegiatan dimana semua sektor yang terlibat untuk mewujudkan
kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah
pembangunan berwawasan kesehatan.
(DepKes RS, 1999)
23. Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan
sehat dan pembentukan perilaku sehat.

2.7 Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi


1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi
Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan
terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku
oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui,
diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene
untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau
bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana,
positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti
poster, leaflet.
2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan
identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat
ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-
anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.
3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi
orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk memilih beberapa perubaha
perilaku yang diharapkan dapat diterapkan.
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut
melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran.
9
2.8 Hubungan Dengan Klien
Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah
perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal
PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit
menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program
ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan
mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF,
WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan
kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat
serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan
menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi
kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam
promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup
berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup
untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka
bekerja.

2.9 Kepedulian Dengan Determinan


Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor
internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek
dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek.
Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang
perilaku kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian – penelitian
kesehatan yaitu:
3. Teori Lawrence Green
Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu Behavioral factor (faktor perilaku)
dan Non Behavioral factor (faktor non perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3
faktor utama yaitu:
10
a. Faktor – faktor predisposisi, yaitu faktor – faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai – nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor – faktor pemungkin, yaitu faktor – faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan.
c. Faktor – faktor penguat, yaitu faktor- faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku.
4. Teori Snehandu B.Karr
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu:
a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau
stimulus diluar dirinya.
b. Adany dukungan dari masyarakat sekitar (social support)
c. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi – informasi terkait dengan
tindakan yang akan di ambil oleh seseorang
d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan
e. Adanya kondisi dan situasi yang memuingkinkan
5. Teori WHO
Ada 4 determinan yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai
c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat
d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.

2.10 Praktik Promosi Kesehatan


1. Pendekatan Medik
Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang
didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan penyakit jantung.
Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan,
mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic. Sebagai contoh,
memberitahu orang tua agar membawa anak mereka untuk imunisasi, wanita untuk
11
memanfaatkan klinik keluarga berencana dan pria umur pertengahan untuk dilakukan
screening takanan darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari tindakan
pencegahan medic dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian
bahwa pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan.
2. Pendekatan Perubahan Perilaku
Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup “sehat”. Contohnya antara lain
mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok, pendidikan tentang minum
alcohol “wajar”, mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi,
makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan
ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi
kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.
3. Pendekatan Edukasional
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan
pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat keputusan yang
ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi tentang kesehatan disajikan dan
orang dibantu untuk menggali nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.
Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek
kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya
menekankan membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya
memperoleh pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan
memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal individu untuk
memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka
mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal
yang paling baik bagi klien mereka.
4. Pendekatan Berpusat Pada Klien
Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu
mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat
keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka.
Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang
mengidentifikasi kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta

12
ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan.
Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai
sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan
siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.
5. Pendekatan Perubahan Sosial
Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada
lingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung
untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah mengubah masyarakat, bukan pada
pengubahan perilaku individu-individunya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan
ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat,
mempunyai komitmen pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai
tingkat dan pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada
pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat itu.

2.11 Pertimbangan Pertimbangan Etis


Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni:
1. Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi,
dilihat dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien,
mereka berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
2. Promotor kesehatan akan menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses
kecuali atas permintaan hokum dan demi kepentingan klien
3. Promotor kesehatan harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak
kompoten bisa kerjakan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian promosi kesehatan yaitu sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan
(health education), karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat
berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik. Etika dalam promosi kesehatan Pada tahun 2002, American Public
Health Association secara resmi mengadopsi dua belas prinsip praktek kode etik untuk
umum. Menetapkan sasaran yaitu sasaran primer sasaran sekunder dan sasaran tersier.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. Selain menetapkan
tujuan yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar yaitu menetapkan pesan
pokok menetapkan metode dan saluran komunikasi, menetapkan kegiatan operasional,
menetapkan pemantauan dan evaluasi, hubungan dengan klien, kepedulian dengan
determinan sosial dan hubungan dengan kesehatan, pertimbangan-pertimbangan etis, serta
pendekatan promosi kesehatan.

3.2 Saran
Menghimbau untuk masyarakat agar tetap ikut serta dalam melakukan promosi
kesehatan guna untuk kepentingan individu, kelompok, serta masyarakat di sekitar guna

14
membentuk informasi kesehatan serta melakukan pengembangan sumber daya kesehatan
hingga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat pada bidang-bidang kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

RI, D. K. (2003). Profil Promosi Kesehatan.

Suryani, Eko. 2009. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta :


Fitramaya
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan.Bantul : Nuha Medika
Departeman Kesehatan RI :Profil Promosi Kesehatan. 2003

16

Anda mungkin juga menyukai