Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Alfina Yuli Prasetia NIM 20002


2. Dwi Rasyah Nafisah NIM 20018
3. Elvira Putri PJ NIM 20020
4. Infahni Tafrijiyah A NIM 20027
5. Najla Riasvi NIM 20031
6. Putri Dewi Meiliana NIM 20038
7. Rizka Fadlia Mahfuz NIM 20043
8. Stephanie Joanna NIM 20047
9. Yunita NIM 20050

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

JL. Yos Sudarso, Komplek Marinir Cilandak, Jakarta Selatan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah- Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah promosi kesehatan dengan judul
“ Area Tindakan Promosi Kesehatan”. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya
terhadap makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri dan
khususnya pembaca.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan . Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan kesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah promosi kesehatan yang kami harapkan sebagai pengoreksi untuk kami.

Jakarta, 18 Maret 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.1 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................5
- 11
2.1 Berorientasi pada Layanan Kesehatan.................................................................................5
BAB III
PENUTUP…...................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................1
1
3.2 Saran.................................................................................................................................................1
1
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa
Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental
dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah
sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang
positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan
tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk
lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


 Apa penjelasan dari area berorientasi pada layanan kesehatan? berikan contohnya!
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahuai area berorientasi pada layanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berorientasi pada Layanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien
menjadi strategi utama bagi organisasi pelayanan kesehatandi Indonesia, agar tetap eksis
ditengah persaingan global yang semakin kuat. Salah satu strategi yang paling tepat dalam
mengantisipasi adanya persaingan terbuka adalah melalui pendekatan mutu paripurna yang
berorientasi pada proses pelayanan yangbermutu, dan hasil mutu pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien (Wijono,1999). 
Ada 4 konsep inti yang ada dalam konsep PCC (patient centered care) dalam PFCC 2012,
Benchmarking Project, Executive Summary and Strategy Map yaitu :
a) Martabat dan Respek
Dalam aspek ini, sikap seorang tenaga kesehatan mendengarkan, peduli dan
menghormati pilihan pasien. Pengetahuan, nilai-nilai yang dianut, dan background
budaya pasien ikut berperan penting selama perawatan pasien dan mementukan outcome
pelayanan kesehatan kepada pasien. Kultur (kebudayaan) adalah determinan paling
fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Seorang anak memperoleh
serangkaian nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui keluarganya (Thamrin, 2012).
b) Berbagai Informasi
Komunikasi dalam menginformasikan sesuatu kepada konsumen layaknya
dilakukan dengan efektif. Tanpa komunikasi yang efektif di berbagai pihak, pola
hubungan yang kita sebut organisasi tidak akan melayani kebutuhan seorang konsumen
dengan baik (Nugroho J. Setiadi, 2013).
c) Partisipasi
Pasien dan keluarga dilibatkan dan di-support untuk ikut serta dalam perawatan
dan pembuatan keputusan (PFCC, 2012). Partisipasi adalah hal yang dapat mendorong
peran serta pasien dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan dengan
memperhatikan aspirasi, dan harapan pasien.
d) Kolaborasi
Tenaga kesehatan mengajak pasien dan keluarga pasien dalam membuat
kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi
program yang akan didapatkan oleh pasien (Kusumaningrum, 2009).
Salah satu model desain dari patient centered care adalah planetree model yang
mempunyai konsep (Dewi, 2011):
1. Pasien memiliki hak untuk membuka dan komunikasi yang jujur dalam keperdulian
dan kehangatan lingkungannya.
2. Para pasien, keluarga dan staf professional mempunyai peran yang vital daam tim.
3. Pasien bukan unit yang diisolasikan namun anggota dari keluarga, komunitas dan
sebuah budaya.
4. Pasien adalah seorang individu dengan hak, tanggungjawab dan pilihan tentang
gaya hidup.
5. Sebuah lingkungan yang mendukung, ramah dan peduli adalah komponen penting
yang memberikan kesehatan berkualitas tinggi.
6. Lingkungan fisik sangat penting untuk proses penyembuhan dan harus dirancang
untuk mempromosikan penyembuhan dan pembelajaran, serta pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam perawatan.

2.2 Hak dan Kewajiban Pasien di Pelayanan Kesehatan


(UU no. 44 Tahun 2009 : UU tentang Rumah Sakit pasal 31 dan 32)
Setiap pasien mempunyai hak:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban
1. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.
2.3 Pemberdayaan Pasien
Pemberdayaan Individu Pasien
1. Kategori pasien
a. Pasien yang sedang sakit akut
Selama pasien sakit akut, semua perhatian dan tenaga pasien serta petugas kesehatan
dipusatkan pada upaya untuk menyelamatkan pasien dari ancaman maut dan dari penderitaan.
b. Pasien yang dalam penyembuhan
Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya ia sangat ingin
mengetahui seluk-beluk tentang penyakitnya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan adanya
pasien yang acuh-tak acuh karena mereka sudah terbebas dari penya-kitnya. Bagi pasien yang
seperti ini,
c. Pasien dengan penyakit kronis.
Adapun pasien dengan penyakit kronis dapat menunjukkan reaksi yang berbeda-beda
seperti misalnya agresif, apatis, atau menarik diri.
2. Tujuan pemberdayaan terhadap individu-individu pasien
Tujuan pemberdayaan terhadap individu-individu pasien adalah agar yang bersangkutan:
a. Mengembangkan pengertian dan sikap tentang penyakit yang dideritanya, sehingga
tahu apa yang harus dilakuka dan kemudian terdorong untuk:
1) Mengembangkan pengertian dan sikap tentang penyakit yang dideritanya.
2) Membantu mempercepat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatannya.
3) Mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sedang dideritanya.
4) Mencegah terjadinya penularan penyakitnya kepada orang lain.
5) Memberi penjelasan (penyuluhan) kepada orang lain agar tidak terserang oleh
penyakit yang sedang dideritanya.
b. Mengembangkan pengertian dan sikap tentang peman-faatan sarana kesehatan
secara benar (sesuai dengan kaidah rujukan). Yaitu jika sakit sebaiknya tidak lang-sung ke
Rumah Sakit, melainkan ke Puskesmas terdekat terlebih dulu. Selanjutnya, Puskesmaslah yang
akan menentukan apakah ia perlu dikirim ke Rumah Sakit atau tidak.

2.4 Case management


1. Pengertian
Case management didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, koordinasi,
pengelolaan, dan penelaahan asuhan seorang pasien. Tujuan umum adalah untuk
mengembangkan cara-cara yang efisien dengan biaya efektif dalam mengkoordinasikan
pelayanan-pelayanan yang meningkatkan kualitas hidup (Ross, Curry, dan Goodwin, 2011).
2. Jenis Case Management
Menurut Kasim (2008), jenis case management antara lain:
1. Acute care case management (unit based, disease based, continuity of care,
primary nursing) – Di Indonesia
2. Large case management
3. Disease management
4. Insurance case management
5. Hospice case management
6. Home health care case management
7. Community based cased management
Perkembangan case manager mengikuti perkembangan “landscape” pada tempat
bekerjanya, antara lain :
1. Perawat kepala ruangan difungsikan sebagai case manager
2. Nurse case manager
3. Case manager dari profesi social worker
4. Case manager dengan kualifikasi dari profesi kesehatan lainnya
5. Bidang case management
6. Direktur case management
3. Ruang Lingkup Case Management
Adapun lingkup dari case management berdasarkan KARS (2012) yaitu:
a. Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient Centered Care)
Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen : Martabat dan Respek, Berbagi informasi,
Partisipasi, Kolaborasi/kerjasama.
b. Tujuan
Tujuan MPP adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya,
menjaga kontinuitas pelayanan.
c. Hubungan Profesional
Para MPP harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan staf
klinis.
d. Hubungan dengan Pasien
Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi yang kondusif dengan pasien dan
keluarga.
e. Kelompok Pasien
MPP melakukan skrining pasien, kelompok : anak-anak, usia lanjut, dan yang dengan
penyakit kronis.
f. Fungsi Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
Asesmen utilitas, Perencanaan, Fasilitasi, Advokasi.
g. Tanggung jawab
MPP bertanggungjawab ke Direktur Medis.

2.5 Pengelolaan Keluhan Pasien


Rumah sakit harus memiliki sistem yang baik dalam menangani komplain yang ada.
Harus terdapat kebijakan yang menaungi proses merespon komplain ini yang kemudian
pelaksanaannya akan nyata dalam bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO).
1. Pemberitahuan Hak-Hak Pasien.
2. Proses Penanganan Komplain
3. Respon Tertulis
4. Keluhan/Komplain dan Peningkatan Mutu
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pemilihan area tindakan promosi kesehatan promosi ada sendiri agar masyarakat
lebih mudah untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka harus
menerapkan area tindakan promosi kesehatan yaitu:
1. membangun kebijakan kesehatan public
2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. pemberdayaaan masyarakat
4. mengembangkan kemampuan personal
5. berorientasi pada layanan kesehatan
6. meningkatkan tanggung jawab social terhadap kesehatan
7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama bidang kesehatan
9. membangun infrastruktur yang kuat
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon tenaga
kesehatan dapat memahami tentang area tindakan promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyaraka, dan dengan promosi
kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai analis
kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Dignan MB., Carr PA., 1992. Program Planning for Health Education and Promotion. Second
Edition. USA : Lea & Febiger Fertman, Cl., & Allensworth, DD.2010. Health Promotion
Program. San Francisco, US : A Wiley Imprint. Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B.
2007. Understanding Health Promotion. Victoria, Australia : Oxford University Press.
www.who.int. 1998 Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
https://mankeskel5.blogspot.com/2019/03/pelayanan-kesehatan-berorientasi-pada.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai