Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN 1
TREND DAN ISSUE DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Di Susun Oleh :
1. Yulia Mawar Melati (1130020014)
2. Faizah (1130020036)

Fasilitator :
Umdatus Soleha, SST., M.Kes,

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang


telahmemberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan
pikiran danketerbukaan hati penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
topik “Tren Dan Issue Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasihkepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan
masukan berupa gagasan maupun saran hingga terselesaikannya makalah
ini.Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yangsifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini kedepan agar dapat
berguna bagikita semua.

Surabaya, 19 November 2021

Kelompok 8
Table of Contents
Type chapter title (level 1) 1
Type chapter title (level 2) 2
Type chapter title (level 3) 3
Type chapter title (level 1) 4
Type chapter title (level 2) 5
Type chapter title (level 3) 6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan
kesejahteraan umat manusia dalam tingkatan prekilinik maupun klinik.
Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut
untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya
setiap hari.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga
tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi
alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai
trend dan issue yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk
membahas Trend dan Issue Dalam Pelayanan Kesehatan serta
implikasinya terhadap perawat di Indonesia.
Perawat dalam menjalankan peran dan tanggung jawab sangat
dituntut memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik yang
yang dapat menunjang tindak perilaku profesionalnya. Pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang baik akan dapat diperoleh dalam lingkungan
perguruan tinggi yang memiliki komitmen yang kuat untuk mencetak
perawat yang professional.
Dekade ini begitu banyak perguruan tinggi keperawatan yang
berdiri dengan mekanisme yang ada. Perguruan tinggi ini ternyata
memiliki andil dalam pembangunan bangsa utamanya dunia keperawatan
untuk mencetak sumber daya keperawatan yang professional, dan itu patut
kita acungi jempol atas segala upayanya. Namun disatu sisi bahwa dengan
maraknya perguruan tinggi keperawatan tersebut.
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam
bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk
menunjang praktek perawatan luka ini. Selain itu, isu terkini yang berkait
dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil
pasien, dimana pasien dengan kondisi peningkatan penyakit kronis
semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai
kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar
proses penyembuhan bias tercapai dengan optimal.
Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga
kelembaban area luka. Luka yang lembab akan dapat mengaktivasi
berbagai growth factor yang berperan dalam proses penutupan luka. Yang
perlu diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan kelembapan
pada luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain
itu prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-
unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk sel-sel tubuh
tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap
prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. Hal ini akan
berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien
serta memperpendek lama hari perawatan, meningkatkan kepuasan pasien
serta memperpendek lama hari perawatan. Namun, demikian prinsip ini
belum diterapkan disemua rumah san kitdiseluruh Indonesia.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang
dimulai dan pengkajian yang komprehensif, perencanaa intervensi yang
tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama
perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis.
1.2 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah tentang Trend Dan Issue
Pelayanan Kesehatan DIbidang Komunikasi Keperawatan dan Mahasiswa
mampu menganalisi Trend dan Issue Pelayanan Kesehatanyentang
Perawatan Luka dengan prinsip Moisture Balance ini adalah sebagai
berikut
Mahasiswa mampu menjadi pemimpin dan manajer keperawatan
yang sesuai dengan peminatan dalam perkembangan ilmu manajemen
pelayanan kesehatan (medikal bedah). Memiliki perspektif pelayanan
kesehatan yang baik, mampu menganalisa dan mengambil kebijakan dan
pemanfaatan teknologi terkini.
1.3 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Konsep penyembuhan
luka.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip dasar penyembuhan
luka.
c. Mahasiswa mengetahui dan memahami teknik mempertahankan
penyembuhan luka.
d. Mahasiswa mengetahui perkembangan prinsip Moisture Balance di
Indonesia.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penyusunan
makalah ini adalah pola deskripsi, yakni menggambarkan, memaparkan
serta menjelaskan kembali apa yang telah penulis dapat dan telah penulis
pelajari sebelumnya dari berbagai sumber yang telah penulis padukan
menjadi satu rangkaian berdasarkan pemahaman penulis, agar mahasiswa
juga dapat mengerti dan memahami tentang salah satu mata kuliah yang
kami sajikan dalam Contemporary Issue In Health Care Service
Managemen.
Adapula metode penulisan untuk bahan sumber yang penulis
dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Mencari bahan diperpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai dengan
materi
2. Mencari jurnal yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan
3. Menanyakan kepada pakar yang lebih memahami materi ini
4. Mencari di Website
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
1. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas
hidup dari lahir sampai mati (Bagolz. 2010)
2. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikolososial
dan spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Hidayat, 20004)
3. Trend dan Issue Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issue keperawatan tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. (Depkes, 2009)
4. Definisi Pelayanan Kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.sesuai dengan
batasan seperti yang ditemukan banyak macamnya.

2.2 Pelayanan Kesehatan


1. Definisi
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan
pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat
sasaran.

2. Sistem pelayanan kesehatan


Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan. Sistem terbentuk
dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Sistem terdiri : input, proses, output, dampak, umpan balikdan
lingkungan.
a. Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi :
potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
b. Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil
yang diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan
kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
c. Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output
pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan
terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
d. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam
waktu yang relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah
masyarakat sehat, angka kesakitan dan kematian menurun.
e. Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari
sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Umpan balik dalam dalam pelayanan kesehatan dapat berupa
kualitas tenaga kesehatan.
f. Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi
pelayanan kesehatan.

3. Tingkat Pelayanan Kesehatan


Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang
akan diberikan, yaitu :
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui
peningkatan kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Contoh : kebersihan perorangan, perbaikan
sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan Khusus adalah masyarakat terlindungi dari bahaya
atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh : imunisasi, perlindungan
keselamatan kerja.
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan
segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit. Contoh : survey penyaringan kasus

4. Lembaga Pelayanan Kesehatan


Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat
untuk meningkatkan status kesehatan. Bervariasi berdasdarkan tujuan
pemberian pelayanan kesehatan.
a. Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi
pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut
mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara
mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang
dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan
mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap, tetapi
sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat
inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari
pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan
prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik,
dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang
memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau
penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat
menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang
kedaruratan rumah sakit.
b. Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan
yang diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya
menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima
masuk dan tinggal di suatu institusi untuk penentuan diagnosa,
menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar
institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung
ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau
pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c. Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang
bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman,
mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus
perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan
kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada
tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati,
sclerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang
dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana pelaksanaan
perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.

5. Lingkup sistem pelyanan kesehatan


Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan, dsn pelayanan, dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan
masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan.
Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-
masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang.ini dapat
diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 bentuk, yaitu :
a) Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan Kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada
masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau
masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan
agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan
kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan
ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan
masyarakat dan lain-lain.
b) Secondary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau
klien yang membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap
dan tidak dilaksanakan dipelayanan kesehatan utama. Pelayanan
kesehatan ini dilaksanakan dirumah sakit yang tersedia tenaga
spesialis atau sejenisnya.
c) Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi
dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan
pelayanan pada tingkat pertama dan kedua. Biasanya pelayanan ini
membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis dan sebagai
rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.

6. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan


Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.
Pada tingkat pelayanan dasar dilakukan dilingkup puskesmas dengan
pendekatan askep keluarga dan komunitas yang berorientasi pada tugas
keluarga dalam kesehatan, diantaranya mengenal masalah kesehatan
secara dini, mengambil keputusan, menanggulangi keadaan darurat,
memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga yang sakit serta
memodifikasi lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan
askep pada ruang atau lingkup rujukannya, seperti : asuhan keperawatan
anak, askep jiwa, askep medikal bedah, askep maternitas, askep gawat
darurat, dan sebagainya.

7. Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan


Dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya tercapai
sasaran, akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk mengetahui
masalah yang ditimbulkannya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya
pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan
teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah penyakit-penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan
alat seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu,
maka pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal
dan pelayanan akan lebih professional dan butuh tenaga-tenaga yang
ahli dalam bidang tertentu.
b. Pergeseran Nilai Masyarakat
Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat
dipengaruhi oleh nilai yang ada di masyarakat sebagai penggunaan
jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka dapat
menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka
akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada
masyarakat yang memilki pengetahuan yang kurang akan memiliki
kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga
kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan
kesehatan.
c. Aspek Legal dan Etik
Dengan tinggginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi
pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga
pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan serta professional dengan
memperhatikan nilai-nilai hukum dan etika yang ada dimasyarakat.
d. Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang,
pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau,
demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi sesorang rendah,
maka akan sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya
dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup
mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam
sistem pelayanan kesehatan.
e. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan.
Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem
pelayanan.

2.3 Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan medikal bedah merupakan pelayanan professional
yang didasarkan dari ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif
ditunjukkan pada orang dewasa dengan atau yang cenderung mengalami
gangguan fidiologi dengan atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
Keperawatan medikal bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana
keperawatan itu sendiri adalah : bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditunjukkan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang
diberikan dengan alasan: kelemahan fisik, mental, masalah psikososial,
keterbatasan pengetahuan, dan ketidak mampuan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan pafisiologis, (HS,
1992).
Pengertian keperawatan medikal bedah mengandung empat hal
seperti dibawah ini :
1. Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasien, selalu memandang pasien secara holistik/menyeluruh baik Bio-
Psiko-Sosio-Kultural-Spiritua. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional sesuai
dengan standarisasi profesi keperawatan. Pelayanan ini diberikan oleh
seseorang perawat yang berkompetisi dan telah menyelesaikan
pendidikan profesi keperawatan medikal bedah pada jenjang yang lebih
tinggi.

2. Berdasarkan illmu Pengetauan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang
pendidikan formal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Ilmu
pengetahuan terus berubah dari waktu ke waktu (dinamis), sehingga
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.
3. Menggunakan scvientific Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan mealui tahap-tahap dalam
proses keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan
menggunakan standarisasi asuhan keperawatan yang ada (NANDA,
NIC, NOC).
4. Berdasarkan Etika Keperawatan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat
menerapkn asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas
Autonomy (menghargai hak pasien/(kejujuran, veracity (kejujuran),
justice (keadilan).

2.4 Konsep Dasar Luka


Type luka .
Secara garis besar luka, berdasarksan typenya, luka terdiri atas luka akut
dan luka kronik.
1. Luka Akut
Luka akut adalah luka yang dapat sembuh sesuai dengn konsep
penyembuhan luka. Luka akut berlangsung secara tiba-tiba, luka akut
dapat dikategorikan, karena pembedahan (insisi, eksisi, skin graft, dll)
dan karena trauma (abrasi, laserasi, injuri dll).
2. Luka Kronik
Adapun luka kronik yaitu luka yang tidak dapat sembuh sesuai dengan
konsep penyembuhan luka dan sembuh disertai dengan adanya
komplikasi. Luka kronik terjadi secara perlahan. Contoh luka kornik
seperti : decubitus, luka diabetic, venous ulcer, dll.

2.5 Konsep Penyembuhan Luka


Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena
adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan
berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan, dan lama
penyembuhan.
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera
dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan
pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus (Joyce M.Black,
2001). Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi
organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon
yang berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan
tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali
normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.

2.6 Proses Penyembuhan


a. Fase Inflamasi (0-3 hari)
Fase inflamasi dimulai sesaat setelah luka terjadi. Tujuan dari fase
ini adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan luka baik itu
dari mikroorganisme maupun dari jaringan yang mati (debris).
b. Fase Poliferasi (3-24 hari)

Tujuan dari fase ini adalah pembentukan jaringan granulasi untuk


menutupi efek yang hilang dan pembentukan pembuluh darah baru
melalui proses angiogenesis.

c. Fase Maturasi (24-1 tahun)


Merupakan proses pematangan, utamanya jaringan fibrin yang
diproduksi oleh kolagen. Tujuan akhir dari fase ini adalah
meningkatkan kekuatan jaringan parut yang terbentuk. Selama fase
ini luka masih beresiko cedera teutama tarikan dan tekanan.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Antara lain ialah
1. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis,penurunan fungsi hati
dapar mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi
Pasien dengan status nutrisi kurang memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan. Pasien yang
obesitas mengalami penundaan penyembuhan karena suplai darah
(oksigenasi) jaringan adiposa tidak adekuat. Pasien obesitas juga
memiliki resiko tinggi terkena infeksi, seroma, dan dehisensi.
3. Asupan Nutrisi
Penyembuhan luka memerlukan berbagai nutrien. Pada dasarnya
nutrien yang berguna ialah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan
mineral.
a. Protein
Deplesi protein dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Terjadi
peningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya luka.
Peningkatan kebutuhan tersebut diperlukan untuk proses inflamasi,
imun, dan perkembangan jaringan granulasi. Protein utama yang
desintesis selama fase penyembuhan luka adalah kolagen.
Kekuatan kolagen menentukan kekuatan kulit luka seusai sembuh.
Kekurangan intake protein prabedah, secara signifikan menunda
penyembuhan luka pascabedah.
b. Karbohidrat
Selama fase hipermetabolik, kebutuhan akan karbohidrat
meningkat. Segala aktifitas seluler dipengaruhi oleh ATP yang
diperoleh dari glukosa (karbohidrat), sehingga penyediaan energi
untuk respon inflamasi dapat berlangsung. Kekurangan karbohidrat
dalam tubuh menyebabkan penghancuran protein untuk aktifitas
seluler. Dengan kata lain, sedikitnya karbohidrat berpeluang
membuat semakin sedikitnya protein.
c. Lemak
Lemak memiliki peran penting dalam struktur dan fungsi
membrane sel. Asam lemak esensial tidak bias disintesis oleh
tubuh, sehingga harus didapatkan dari diet keseharian. Peran asam
lemak esensial untuk penyembuhan luka masih belum begitu
dimengerti, tetapi diketahui bahwa lemak berperan untuk sintesis
sel baru. Kekurangan lemak tubuh dapat menunda penyembuhan
luka. Omega-3 Polyunsaturated fatty acids (PUFAs) diketahui
lebih bermanfaat ketimbang omega-6 PUFAs. Omega-3
merupakan anti-inflamasi yang berguna untuk penyembuhan luka,
tetapi pemakaiannya dapat menghambat pembekuan darah,
sehingga dinilai merugikan.
d. Vitamin
Vitamin B kompleks merupakan kofaktor sejumlah fungsi
metabolik termasuk penyembuhan luka. Selain vitamin B, yang
berperan dalam penyembuhan luka ialah vitamin K. Vitamin K
merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu
protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gamma-
karboksiglutamat (gla). Gla disebut juga gla-protein. Gla protein
dapat mengikat ion kalsium, yang mana kinerja ini merupakan
langkah hang esensial untuk pembekuan darah. Ion kalsium
berguna untuk mengaktifkan faktor pembekuan tidak aktif (darah
tidak dapat menggumpal), sehingga menyebabkan perdarahan pada
luka (operasi).
e. Mineral
Mineral yang diketahui bermanfaat untuk penyembuhan luka ialah
besi dan seng. Besi berfungsi sebagai kofaktor pada sintesis
kolagen, sehingga defisiensi besi membuat penyembuhan luka
tertunda. Seng juga berperan dalam penyembuhan luka.
Pembahasan mengenai seng ada pada sub-bab yang lain.
4. Oksigenasi
Oksigenasi jaringan menurun pada sesorang penderita anemia ataupun
gangguan pernapasan kronik (Penyakit paru obstruktif kronik,
misalnya). Keadaan semacam ini membuat ketersediaan oksigen untuk
penyembuhan luka sedikit.
5. Diabetes
Pada diabetes, terjadi defisiensi sekresi insulin (DM Tipe 2). Insulin
ialah polipeptida yang berfungsi meningkatkan ambilan glukosa oleh
sel. Apabila insulin sedikit, maka ambilan glukosa oleh sel menjadi
sedikit., sehingga “energi” bagi sel untuk bergenerasi makin sedikit.
Hal inilah yang menyebabkan luka pada diabetes kurang sembuh.

2.8 Mode Penyembuhan


Berdasarkan tipe penyembuhan, maka ada 3 modalitas luka yaitu :
a. Primary Intention Healing.
Primary intention adalah modalitas penyembuhan luka dimana luka
dapat sembuh hanya dengan mempertemukan kembali kedua tepi luka.
Tepi luka dapat direkatkan kembali dengan menggunakan plester,
jahitan, klip, dll.
b. Dealyed Primary Intention Healing.
Dealyed Primary Intention Healing terjadi apabila ada faktor-faktor
yang menghambat proses penyembuhan luka, seperti : adanya benda
asing atau adanya infeksi pada luka.
c. Secondary Intention Healing
Secondary intention healing adalah proses penyembuhan yang harus
melalui tahapan inflamasi, granulasi dan epitelisasi.
2.9 Jenis-jenis Luka
1. Berdasarkan Kategori
a. Luka Accidental
Adalah cedera yang tidak disengaja, seperti kena pisau, luka tembak,
luka bakar, tepi luka bergerigi, berdarah, tidak steril.
b. Luka bedah
Merupakan terapi yang direncanakan, seperti insisi bedah, needle
introduction, tepi luka bersih, perdarahan terkontrol, dikendalikan
dengan asepsis bedah.
2. Berdasarkan Integritas Kulit
a. Luka Terbuka
Kerusakan melibatkan kulit atau membrane mukosa, kemungkinan
perdarahan disertai kerusakan jaringan dan resiko infeksi.
b. Luka Tertutup
Tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit, tetapi terdapat
kerusakan jaringan lunak, mungkin cedera internal dan perdarahan.
3. Berdasarkan Descriptors
a. Aberasi
Luka akibat gesekan kulit, superficial, terjadi akibat prosedur
dermatologic untuk pengangkatan jaringan skar.
b. Puncture
Trauma penetrasi yang terjadi secara disengaja atau tidak disengaja
oleh akibat alat-alat yang tajam yang menusuk kulit dan jaringan di
bawah kulit.
c. Laserasi
Tepi luka kasar disertai sobekan jaringan, objek mungkin
terkontaminasi dan beresiko infeksi.
d. Kontusio
Luka tertutup, perdarahan dibawah jaringan akibat pukulan tumpul
dan memar.
4. Klasifikasi
a. Luka Bersih
Luka boleh tertutup yang tidak mengenai sistem gastrointestinal,
pernapasan atau sistem genito urinary dan resiko infeksi rendah.
b. Bersih Terkontaminasi
Luka melibatkan sistem gastrointestinal, pernafasan atau sistem
genito urinary dan beresiko infeksi.
c. Kontaminasi
Luka terbuka, luka traumatik, luka bedah dengan asepsis yang
buruk dan resiko tinggi infeksi.
d. Infeksi
Area luka terdapat pathogen dan disertai tanda-tanda infeksi.

2.10 Prinsip Dasar Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka adalah proses yang komplek dan dinamis
dengan perubahan lingkungan luka dan status kesehatan individu.
Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase
hemostasis, inflamasi, granulasi, dan manutrasi yang merupakan suatu
kerangka untuk memahami prinsip dasar perawatan luka. Melalui
pemahaman ini professional keperawatan dapat mengembangkan
ketrampilan yang dibutuhkan untuk merawat luka dan dapat membantu
perbaikan jaringan. Luka kronik mendorong para professional
keperawatan untuk mencari cara mengatasi masalah ini. Penyembuhan
luka kronik membutuhkan perawatan yang berpusat pada pasien, holistik,
interdisiplin, cos efektive dan evidence based yang kuat.

2.11 Konsep Time Dalam Perawatan Luka


Konsep “moisture balance” dalam penyembuhan luka pertama
kali deperkenalkan oleh George Winter (1962). Schultz, et al (2003)
menyimpulkan bahwa keuntungan lingkungan yang lembab bagi
penyembuhan luka adalah sebagai berikut :
1. Membantu migrasi epitel.
2. Mendukung pH dan kadar oksigen.
3. Mempertahankan gradient elektrolit.
4. Mengikat eksudat pada permukaan luka.

Teori Wound Bed Preparation (WBP) merupakan sebuah konsep


pendekatan yang bersifat dinamis dalam perawatan luka. Konsep ini
diperkenalkan oleh Falanga (2004) ke dalam sebuah kerangka kerja yang
disebut TIME. Inti dari konsep ini adalah persiapan untuk penyembuhan
secara optimal.

T = Tissue Management

I = Inflammation and Infection Control

M = Moisture balance

E = Ephitelial (edge) advancement

Anda mungkin juga menyukai