Anda di halaman 1dari 21

TREN DAN ISSUE DALAM KEPROFESIAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS

KELOMPOK III

1. NUR NADHILAH I.D.S BARANUDDIN 2117008


2. IKHSAN POU 2117012
3. WAHYUNI SYAMSUDIN 2117039
4. DONAL SUBONG 2117016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend an
Issue dalam Keprofesian Keperawatan Komunitas” dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal


baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan,
dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas
terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak


kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan
yang berhubungan dengan judul makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk
mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan
preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan
juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut,
seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik
intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi
akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk
membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta
Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
yang semakin meningkat dan mendesak, perlu mendapatkan
perhatian yang serius bagi semua kalangan yang berkompeten,
khususnya Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Trend dan Issue
a. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai
pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu
gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang
biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang
saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia
memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya
pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar
dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu
masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana
pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya
aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi,
kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.
Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan
yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang
lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan
masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada
pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh
tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi
bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memenuhi standart global internasional dalam memberikan
pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan
professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka
terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas
dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang
professional di Indonesia masih belum menggembirakan,
banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran perawat professional, diantaranya :
1) Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi
keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan
pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada
tahun 1869.
2) Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat
professional.
3) Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart,
bentuk praktik keperawatan, lisensi). Menyadari peran
profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu
pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “
sehat untuk semua pada tahun 2020 “, maka solusi yang
harus ditempuh adalah :
a) Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat
penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi
keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang
menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini
masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan
praktik dan sarana serta prasarana penunjang
pendidikan.
b) Memantapkan system pelayanan perawatan
professional Depertemen Kesehatan RI sampai saat
ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional
dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
c) Penyempurnaan organisasi keperawatan Organisasi
profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan
cepat dan dinamis serta kemampuan
mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi
organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat
guna menciptakan suatu organisasi profesi yang
mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui
upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan
keperawatan yang bermutu baik secara mandiri
ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya
pelayanan keperawatan professional. Nilai
professional yang melandasi praktik keperawatan
dapat di kelompokkan dalam :
a) Nilai intelektual. Nilai intelektual dalam praktik
keperawatan terdiri dari
1) Body of Knowledge
2) Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
3) Menggunakan pengetahuan dalam berpikir
secara kritis dan kreatif.
b) Nilai komitmen moral. Pelayanan keperawatan
diberikan dengan konsep altruistic, dan
memperhatikan kode etik keperawatan.
Menurut Beauchamp & Walters (1989)
pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integritas, komitmen moral dan
tanggung jawab etik. Aspek moral yang harus
menjadi landasan perilaku perawat adalah :
1) Beneficience : Selalu mengupayakan
keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien. (Johnstone, 1994)
2) Fair : Tidak mendeskriminasikan klien
berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi
memprlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki.
3) Fidelity : Berperilaku caring (peduli, kasih
sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan
harapan yang memadahi, komitmen moral
serta memperhatikan kebutuhan spiritual
klien.
c) Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan
kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada
pengendalian kehidupan diri sendiri yang
berarti bahwa perawat memiliki kendali
terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesedian mengambil resiko dan
tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap
tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur
dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai
implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap
sesuatu atau seseorang. Bagi profesi
keperawatan, harus ada kewenangan untuk
mengendalikan praktik, menetapkan peran,
fungsi dan tanggung jawab anggota profesi.
Tanggung gugat berarti perawat bertanggung
jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien
b. Definisi Issue
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.
Beberapa issue keperawatan pada saat ini :
1) EUTHANASIA : Membunuh bisa dilakukan secara legal.
Itulah euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai kini masih
jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam
jenisnya. Secara umum, kematian adalah suatu topik yang
sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di
dalam dunia kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks
kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu
yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir
menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal
kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang
individu secara tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut
dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan
penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.
c. Tren dan Isu Keperawatan Komunitas
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan
berkembang secara terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat
yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat
berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain
karena focus asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam
pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta
keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik peserta
didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan
masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 atau
kesehatan.
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di
berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi
dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan
aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan
keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan
professional menggambarkan trend an praktik keperawatan.
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
a. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
b. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
c. Puskesmas Idaman
2. Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas.
Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti
F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah
mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya
perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah
memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan
komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada
pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak
tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena
mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi
laki-laki (Marson,1990) .
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian
yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawtan professional.
Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua
upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-
council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam
kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam
organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan
menjalankan tempat pelayanan kesehatan.
3. Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system
pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti
perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat
berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi
keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan
akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat
a. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat
(population) dan perubahan dalam gambaran penduduk,
diantaranya perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya,
dan kepadatan penduduk kota besar.
b. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi
penyakit yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit
degenerative, seperti penyakit jantung, kanker, depresimental
dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan
yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika.
c. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social
yang cepat dengan di sertai perubahan-perubahan sikap, niali,
gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat
baru, masalh individu, dan masyarakat.
d. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan
kesehatan akan meningkatkan juga harapan mereka terhadap
mutu pelayanan keperawatan dan kesehatanpola pelayanan
kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian kesehatan
bagi semua orang pada tahun 2000.
e. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung
jawab atau wewenang pada perawat. Masyarakat akan menjadi
rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Banyak
pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya
pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.
f. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan meningkat
b. Motivasi Tenaga kesehatan meningkat
c. Kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat
d. Tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan: profesioanal sesuaidengan pendidikannya,
unggul dalam prestasi serta sopan dan santun dalam
memberikan pelayanan.
e. Tenaga kesehatan berpenampilan rapi dan bersih, khusus
untuk dokter dan dokter gigi memakai jas dokter pada saat
melayani pasien.
f. Obat yang diberikan kepada pasien adalah obat generik
berblister
g. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta
dengan penuh simpati dibantu sepenuhnya keperluaanya
datang ke Puskesmas.
h. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon
keluhan dan keinginan pelanggan
i. Semua pegawai Puskesmas mempunyai komitmen, etika
dan semangat/motivasi yang tinggi untuk melaksanakan
pelayanan prima di Puskesmas
j. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan
ber-AC, sehingga member kenyamanan pada pasien dan
tenaga kesehatan yang melayaninya
k. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta
dilengkapai sarana hiburan yang sesuai dengan harapan
pasien
l. Kamar mandi dan WC bersih, tidak bau dan cukup air, serta
dibersihkan setiap hari
m. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat
suasana asri dan segar.
n. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan
ditindaklanjuti dengan pertemuan pemecahan masalah di
Dinas Kesehatan
o. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan
sekali serta ditindaklanjuti dengan perbaikan pelayanan
kesehatan
p. Manajemen Puskesmas Idaman berpedoman pada SK
Menkes RI No: 128/MENKES/SK/II/2004 tentang: Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Upaya dan Azas
Penyelenggaraan
i. Upaya Kesehatan . Upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas Idaman upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan
menjadi dua yakni:
ii. Upaya Kesehatan wajib adalah upaya kesehatan
yang wajib dillaksanakan oleh Puskesmas Idaman,
upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkugan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta Keluarga
Berencana
4. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
5. Upaya Pengobata
q. Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya
kesehatanMPengembangan adalah upaya kesehatan
inovatif berdasarkan permasalahan kesehatan di masyarakat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
i. Upaya Kesehatan Sekolah
ii. Upaya Kesehatan Olah Raga
iii. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
iv. Upaya Kesehatan Kerja
v. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
vi. Upaya Kesehatan Jiwa
vii. Upaya Kesehatan Mata
viii. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
ix. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
r. Azas Penyelenggaraan
i. Azas pertanggungawaban wilayah, artinya
Puskesmas Idaman bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya.
ii. Azas pemberdayaan masyararakat, artinya
Puskesmas Idaman wajib memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan
aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas.
iii. Azas keterpaduan, artinya penyelenggaraan setiap
upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu baik keterpaduan lintas program aupun lintas
sektor.
iv. Azas rujukan, artinya untuk menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan di Puskesmas yang mempunyai
kemampuan terbatas, perlu ditopang oleh azas
rujukan, baik rujukan upaya kesehatan perorangan
maupun upaya kesehatan masyarakat.
4. Upaya Peningkatan Mutu
a. Fokus utama peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Idaman, terletak pada dua aspek:
b. Peningkatan wawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan,
serta
c. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
d. Memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan yang fokus
pada pelanggan, artinya perbaikan manajemen ditujukan
untuk memberikan kepuasan pada pelanggan
e. Kepuasan pelanggan dapat diperoleh jika pelayanan
kesehatan dapat mengatasi hal-hal yang tidak disukai
pelanggan
f. Pelanggan yang puas akan menjadi loyal yang juga
berakibat pada peningkatan kunjungan
g. Peningkatan kunjungan akan berakibat bertambahnya
pendapatan bagi Puskesmas Idaman Pendapatan yang
diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan disamping memberi insentif pada tenaga
kesehatan.
5. Trend dan issue keperawatan komunitas
a. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas.
Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti
F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia
Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai
bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai
kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada
perwat mengenai masalah keperawatan komunitas.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak
pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan
dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan
(Rogge,1987). Perawat merasa tidak nyaman dengan politik
karena mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik
merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) . Keterlibatan
perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih
besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawtan professional. Organisasi
keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti
pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-
council,1991). Strategi spesifik pengintegrasian peraturan
public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini,
berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas
lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan
kesehatan.
b. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan.
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam
system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat
kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi
sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan
datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan.
Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran
yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan
masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar
dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan,
dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Komponen–komponen perubahan dalam
masyarakat
1) Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara
cepat (population) dan perubahan dalam gambaran
penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia,
penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
2) Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi
penyakit yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit
degenerative, seperti penyakit jantung, kanker,
depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan
kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak
adalah penyalahgunaan narkotika.
3) Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi
social. Perkembangan industrialisasi serta perubahan
kondisi social yang cepat dengan di sertai perubahan-
perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan,
kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu,
dan masyarakat.
4) Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai
pelayanan kesehatan akan meningkatkan juga harapan
mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan
kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan
meningkatkan pencpaian kesehatan bagi semua orang
pada tahun 2000.
5) Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan
tanggung jawab atau wewenang pada perawat.
6) Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan
kesehatan masyarakat. Banyak pelayanan yang akan
dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya pelayanan
pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.
6. Manfaat Trend Dan Issue Dalam Keperawatan
Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak
manfaat dan keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien,
petugas kesehatan dan pemerintah. Aspek kemudahan dan
peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi
keuntungan yang bisa terlihat secara langsung Dengan adanya
kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah atau
homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh
pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan
termasuk juga pemerintah dalam hal ini adalah Departemen
Kesehatan.
Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth
dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan
hambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya manusia,
kebijakan dan perilaku. Peluang Perawat dalam Memanfaatkan
Trend Issue Jurnal Perawat sangat berpeluang dalam menerapkan
teknologi Telenursing ini dimana perawat dapat memanfaatkan
komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan baik.
Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam
keperawatan untuk meningkatkan perawatan bagi pasien
(Skiba, 1998) Telenursing menggunakan tehnologi komunikasi
dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada
klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang
magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal
komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan
sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan
optik, antar manusia dan atau computer. Salah satu contoh
program tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio
dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan
telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara
elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan
kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
7. Peran Perawat Terhadap Trend Issue
Peran perawat dalam peerapan trend issue pada yaitu dapat
melakukan perannya sebagai pembari asuhan keperawatan (Care
giver) dengan lebih baik. Pemberian asuhan keperawatan akan
lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang
berbasis teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini perawat
hendaknya dapat melakukan tindakan keperawatan dengan lebih
efisien dan tepat. Dengan demikian Perawat sebagai pemberi
layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut
semakin profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi
kesehatandalam memberi pelayanan kesehtan.
Dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan
keperawatan tersebut bisa diberikan hasil yang lebih baik. Perawat
juga dapat melakukan perannya sebagai kolaborator dengan tim
kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada telenursing
sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk
berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk self
management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat
untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan
memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan
pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang
sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan
keluarga-keluarga merek Telenursing saat ini semakin berkembang
pesat di banyak Negara.
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di
berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi
dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan
aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan
keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi, dan kode etik.
DAFTAR PUSTAKA

1. American Nurses’ Association, Council of Community Health


Nurses, 2011. “Standards of Community Health Nursing Practice”.
Kansas city: ANA.
2. American Nurses’ Association.2012. “Standards of Community
Health Nursing Practice”. Washington DC: Author
3. Departemen RI.1993. ”Perawatan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta:
Depkes RI Departemen RI.1998. “Proyek Peningkatan Pelayanan
Puskesmas, Modul A-E, pengembangan Program Jaminan Mutu
Pelayanan Kesehatan Dasar”.
4. https://stikeskabmalang.com/2009/10/04/tren-dan-issue-legal-
dalam-keperawatan-profesional/

Anda mungkin juga menyukai