PKK 1
Dosen pembimbing :
Mutiara Nana Putri, S.ST
Disusun Oleh :
Nur Soraya
NPM : 044.175.10.095
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu
mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa
kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi
masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan
sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau
mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan
berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang
mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
Dalam kehamilan banyak ditemukan ketidaknyamanan yang timbul khususnya yang
terjadi pada trimester III yaitu diantaranya oedema atau bengkak, sakit pinggang,
haemoroid, obstipasi atau kesulitan BAB, sering BAK dan gangguan pernafasan. Maka
dari itu untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut dan untuk mencegah keadaan yang
patologis, maka dilakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan cara pemeriksaan
kehamilan yang sesuai dengan manajemen kebidanan ibu hamil yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan (Prawihardjo, 2010).
Indikator keberhasilan kesehatan ibu dan anak (KIA) berdasarkan kebijakan WHO
yang di anut oleh Depkes RI yaitu dengan melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali
dalam masa kehamilan di mana trimester 1 (0-12 minggu) minimal 1 kali, trimester 2 (13-
28 minggu) minimal satu kali, trimester 3 (28-40 minggu) minimal dua kali. Dan cakupan
kunjungan ibu hamil (ANC) yang pertama K1 95,26% cakupan kunjungan pemeriksaan
kehamilan (ANC) minimal 4 kali K4 85,56%. (WHO, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi, di bandingkan di negara-
negara Asia. Data SKDI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan di banding tahun-
tahun sebelumnya, target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 5 yaitu menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan perhatian khusus dan kerja
keras. Berbagai upaya telah di lakukan untuk menurunkan AKI, salah satunya dengan
pelaksanaan paket pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar
dan Komprehensif PONED-PONEK. (Kepmenkes RI, 2012).
Di Indonesia pemeriksaan kehamilan (ANC) menjadi prioritas utama dalam rangka
menjaga kesehatan ibu dan anak yang tercermin dalam perilaku ibu hamil untuk
meningkatkan kesehatan diantaranya dengan melakukan kunjungan kehamilan pada
cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2007 cakupan K1 sebesar 83% di bawah target 100% dan
cakupan K4 sebesar 65,90% di bawah target 95%. (DEPKES RI, 2008).
Sedangkan di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 cakupan K1 sebesar 88,95% di bawah
target 100% dan cakupan K4 sebesar 77,34% di bawah target 95%. (Dinkes Jabar, 2008).
Kabupaten Purwakarta melaporkan bahwa Purwakarta sendiri dapat memenuhi
target sasaran, terlihat bahwa cakupan KI di Purwakarta tahun 2010 sebanyak 100%
sedangkan cakupan K4 sebanyak 96,64%. Hal ini menunjukan bahwa Purwakarta sudah
mencapai target KI dan K4. (Dinkes Purwakarta, 2010).
Berdasarkan pengamatan untuk data cakupan di Puskesmas Purwakartatahun 2010-
2011. K1 sebesar 98% di atas target 95% dan K4 sebesar 93,09% di atas target 85%
(PKM Purwakarta 2011).
Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pemenuhan target
pelayanan Asuhan Kebidanan sudah tercapai, tetapi kita selaku tenaga kesehatan tetap
harus selalu meningkatkan untuk dapat memenuhi suatu target yang sudah diputuskan
oleh Mentri Kesehatan. Dalam pencegahan komplikasi pada Asuhan Kebidanan harus
dimulai dari awal sebelum kehamilan sampai lahirnya bayi. Tujuannya agar dapat
memenuhi suatu target pelayanan Asuhan Kebidanan pada tahun 2011.
Oleh karena itu, penulis melakukan praktek asuhan kebidanan I ini untuk dapat
memantau dan menjaga kesehatan ibu selama masa hamil dengan menggunakan acuan
pada manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang berdasarkan data subjektif dan
objektif di Puskesmas Purwakarta, sehingga penulis mampu nengkaji dan mengevaluasi
data kasus tersebut. Diharapkan dengan praktek asuhan kebidanan I ini penulis menjadi
lebih terampil dan mempunyai wawasan lebih mengenai asuhan kebidanan pada ibu
hamil. Maka penulis membuat laporan tentang manajemen kebidanan pada
Ny.I G1P0A0umur kehamilannya 33 minggu di Puskesmas Purwakarta pada tanggal 22
juli2011.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dilakukanya manajemen kebidanan ibu hamil pada Ny.I G1P0A0 33 minggu
diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
2. Tujuan khusus
a. Dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu
diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli2011.
b. Dilakukan analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli2011.
c. Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli2011.
d. Dilakukan tindakan segera yang melakukan penanganan dan kolaborasi pada Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
e. Dilakukan perencana asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1P0A0hamil 33 minggu
diPuskesmas Purwakarta pada tanggal juli 2011.
f. Dilakukanya pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.IG1P0A0 hamil 33
minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
g. Dilakukanya evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
kepada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas Purwakarta pada tanggal Juli2011.
C. Manfaat Penulisan
1. Instansi kesehatan
Diharapkan dengan adanya mahasiswa yang praktek di Institusi Kesehatan para tenaga
kesehatan merasa terbantu dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan dapat
memberikan masukan tentang implementasi pelayanan antenatal care yang baik dan
benar kepada ibu.
2. Instansi pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan praktek klinik kebidanan 1 oleh mahasiswa dilapangan
serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang telah
diberikan.
3. Masyarakat
Diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan khususnya
untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan ibu hamil serta merasa
terbantunya dalam pelaksanaan kegiatan puskesmas sehingga pelayanan menjadi lebih
cepat.
4. Mahasiswa
Dengan adanya praktek klinik kebidanan 1 ini mahasiswa dapat mengaplikasikan secara
langsung teori yang telah didapatkan diperkuliahan. Menjadi lebih mengetahui mengenai
gambaran umum kesehatan ibu baik fisik dan psikologis saat kehamilan, dapat
mengetahui dan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi saat hamil.
D. Ruang Lingkup
Praktek klinik kebidanan 1 pada Ny.I dengan diagnosa G1P0A0 hamil 33 minggu,
dilaksanakan ditempat pelayanan kesehatan yaitu diPuskesmas Purwakarta. Purwakarta
pada tanggal 22 juli 2011, yang ditujukan untuk ibu hamil dengan cara pemberian Asuhan
Antenatal Care (ANC) untuk mengidentifikasi resiko dan komplikasi-komplikasi yang
terjadi pada ibu hamil, data yang diambil dengan cara data primer yaitu dengan cara
wawancara langsung pada klien / pasien ibu hamil pemeriksaan fisik dengan cara infeksi,
palpasi, auskultasi, dan pemeriksaan laboratorium, yang mengacu pada format
manajemen ibu hamil, dengan menggunakan 7 langkah varney’s.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstertic buruk.
Dengan ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium
normal (Saefudin, 2010).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia didalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravida 0 (cermin dunia kedokteran No.139, 2010 /Wikipedia Bahasa Indonesia).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga
dimulai dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9 (Saifudin, 2007).
Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 27 sampai 36 minggu
disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2007).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2007).
7. Mammae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen dan
progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga mamae menjadi lebih besar, apabila mamae akan membesar, lebih tegang
dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih disebut colostrum.
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya meningkat
hinggga mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara. Areola menjadi lebih gelap
dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar sebasae yang menonjol (tuberkel montgomery),
kelenjar ini terlihat pada kehamilan sekitar 12 minggu.
8. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan
puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiak output yang meninggi sebanyak
kira-kira 30%. Dalam referensi Wiknjosastro (2007).
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport
zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam
volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar,
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh
dikatakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada
wanita hamil dan keseluruhannya lebih besar dari pada sewaktu belum hamil. Jumlah
leukosit meningkat mencapai sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit pun
meningkat pula.
9. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang
rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dapat ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas,
oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat
kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah
toraksnya juga melebar ke sisi.
10. Truktus Digestivus
Tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus
juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicerna lebih lama berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan
tetapi menimbulkan pula obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
11. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul, keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan,
ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan
lebih membesar dari ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah
kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering mamakai tangan kanannya, atau
disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat
tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering di jumpai hidroureter dekstra dan pielitis
dekstra. Terdapat pula poliuria yang disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah
di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam
urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
12. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi
ini disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone(MSH) yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan
menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae
livide. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama dengan striae
albikan.
13. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga
meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tiroidea). BMR meningkat
hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang
dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya
sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu
untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari.
Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat
kandungan, mamae, dan untuk janin, protein harus disimpan untuk kelak dapat
dikeluarkan untuk laktasi. Maka dari itu, perlu diperhatikan agar wanita hamil
memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan satu gram protein dapat
memenuhi setiap kilogram berat kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein
ditemukan adanya penurunan dalam fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma
globulin. Hidrat arang : seorang wanita hamil haus, nafsu makannya besar, sering
kencing, dan kadang-kadang memperlihatkan pula glukosuria, sehinngga menyerupai
diabetes melitus. Segala sesuatu ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan
plasma urine dan hormon-hormon adrenal. Hormmon somatomammotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak dan mamae, lemak terhimpun pula pada badan, paha,
dan lengan. Kadar kolesterol dapat meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 ml.
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tuiang-tulangnya dan
ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah
mengandung 1,5-2,5 gram kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam
badan untuk keperluan selama hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin,
tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang rendah, mungkin
oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi
hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani. Fosfor, magnesium,
dan tembaga lebih banyak tertahan dalam masa tidak hamil. Kadar tembaga dalam
plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg per 100 ml, akan tetapi dalam
eritrosit kadarnya tetap. Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800
mg. Sebaiknya diet wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg besi sehari.
Segera setelah haid, kadar amino-oksidase meningkat dari 3-6 satuan dalam masa
tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 6 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 mingggu, dan seterusnya sampai akhir
kehamilan. Kadar diamino oksidase ini tudak meningkat wanita dengan koriokarsinoma
oleh karena tingginya kadar korionik gonadotropin. Kadar alkalin fosfatase meningkat
empat kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Peningkatan ini dimulai pada
kehamilan 4 bulan. Kadar yang ditemukan pada janin adalah setengahnya dari apa yang
ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar alkalin fosfatase dapat dipakai untuk menilai
fungsi plasenta. Pitosinatase adalah enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif.
Pinositase ditemukan banyak sekali dalam darah ibu pada kehamilan 14 sampai 38
minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6.5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg.
Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan pada preeklamsia dengan
akibat peningkatan morbiditas dan mortilitas ibu dan janin. Sebaiknya wanita tersebut
diawasi dan diberi pengertian, sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah
kehamilan 20 minggu. Dan adanya penurunan berat badan dalam bulan terakhir dianggap
sebagai suatu tanda yang baik. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh
hasil konsepsi seperti fetus, plasenta dan likuor amnion, dari ibu sendiri seperti uterus dan
mamae yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak,
dan akhirnya adanya retensi air.
WHO menyatakan batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) /Body Massa Indeks (BMI). IMT didefinisikan sebagai berat
badan yang dibagi tinggi badan kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kecuali bayi, anak-
anak, ibu hamil, olah raga dan orang penyakit khusus seperti sites, diabetes mellitus, dan
lain-lain.
IMT = berat badan (kg)______
Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
E. Pertumbuhan janin
Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase, yaitu : Dalam Referensi (Armina, 2007).
1. Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang
belakang yang masih sederhana, tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.
2. Fase 4-8 minggu
Ketika kehamilan mulai mencapai 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua
organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan
tangan.
3. Fase 7-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar dari pada badannya, sehingga dapat menampung otak
yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak
mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat
melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin
kini telah terbentuk.
4. Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat di dengar melalui
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat terbentuk ekspresi tertentu dan mulai
tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut.
Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.
5. Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar tetap gigi telah muncul
dibelakang gigi susu, tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini
mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap
suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan
rasa manis dan pahit, sidik jarinya mulai tampak.
Susu - 1 gelas
a. Sakit punggung
Hal ini dikarenakan ada peningkatan berat atau beban yang dibawa ileh ibu hamil
yaitu bayi dalam kandungan. Penanganannya yaitu dengan memakai sepatu tumit rendah,
hindari mengangkat benda yang berat, berdiri dan berjalan dengan punggung dan dahu
yang tegak, anjurkan ibu untuk tidak terlalu sering membungkuk, mengambil barang
dengan cara berjongkok, pakailah kasur yang tipis dan mengguunakan bantal untuk
meluruskan punggung, serta kompres bagian yang sakit dengan menggunakan air hangat.
b. Konstipasi
Pada trimester ketiga ini konstipasi menjadi ketidak nyamanan yang disebabkan
akibat pengaruh hormon progesterone, selain itu dikarenakan adanya penekanan rahim
yang semakin membesar ke arah colon. Penangananya yaitu dengan makan makanan yang
berserat, buah-buahan, sayuran dan minum air putih yang banyak serta olah raga yang
teratur. Apabila semua hal ini ddilakukan dengan baik dan benar, maka dapat membantu
memperlancar buang air besar.
c. Sesak nafas
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru
meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam yang
lebih menonjol adalah pernafasan dada.
d. Sering BAK
Karena pembesaran rahim dan kepala bayi turun ke rongga panggul akan semakin
menekan kandung kemih. Akibatnya, kapasitas kandung kemih menjadi terbatas sehingga
ibu sering merasa ingin buang air kecil. Penangananya yaitu dengan menyarankan agar 2-
3 jam sebelum tidur tidak minum dan mengkosongkan kandung kemih sebelum tidur.
Agar kebutuhan minum ibu tetap terpenuhi, maka anjurkan kepada ibu untuk
memperbanyak minum di siang hari.
e. Masalah tidur
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan merupakan perubahan hormonal,
melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu bertambah sekiar 10 kg bahkan
lebih. Pada trimester ini juga bahkan ibu sering mengalami ketidak nyamanan lain, seperti
sakit pinggang, sering BAK, dan lain-lain. Penangananya dengan mengatur posisi tidur
yaitu dengan tidur miring dengan menggunakan sebuah bantal yang dijepit di kedua lutut
untuk mengurangi tekanan pada panggul dan lutut.
f. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena kaki yang menyebabkan vena menonjol. Pada akhir kehamilan kepala
bayi juga akan menekan vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
Penangananya dengan mengangkat kaki ke atas
ketika istirahat atau tiduran, pakaailah celana atau kaos kaki yang menopang kaki.
Pakai di pagi hari dan lepaskan ketika tidur,, jangan berdiri atau duduk terlalu lama,
cobalah untuk berjalan-jalan.
g. Kontraksi perut
Braxton hicks atau kontraksi palsu, kontraksinya berupa rasa sakit yang ringan, tidak
teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat.
h. Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan
kaki, kadang-kadang terjadi juga pada tangan. Disebabkan oleh perubahan hormonal
yang menybabkan retensi cairan. Penangananya dengan menghindari posisi berbaring
terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring
miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk
ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika duduk atau istirahat, hindari kaos kaki atau
tali/pita yang ketat pada kaki, lakukan senam secara teratur.
i. Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III dan biasanya berhubungan
dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf di kaki atau karena rendahnya kadar
kalsium.
j. Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih,
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Yang
terpenting adalah tetap menjaga kebersihan badan. Hubungi petugas kesehatan bila cairan
tersebut berbau, terasa gatal dan sakit.
H. Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengenalkan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ibu mengalami
tanda-tanda bahaya sebagai berikut : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
1. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan
banyak, atau perdarahan dengan nyari (berarti abortus, KET, mola hidatidosa). Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak/sedikit, nyeri
(berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang
hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari preeclampsia.
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kkabur, rabun senja)
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau bayangan.
4. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti
appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gadtritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lain.
5. Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beriistirahat, dan disaerai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeclampsia.
I. Pengawasan Antenatal
Antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medic pada ubu hamil untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman, nyaman, dan sehat (Admin, 2007).
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini
disebut antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua untuk
mendapatkan diagnosa kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada kemungkinan
ketidak normalan pada janinn, calon orang tua serta dokter yang menangani dapat segera
mengambil tindakan (Admin, 2006).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim
ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang
optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin
(Prawirohardjo, 2007).
d. Pemeriksaan penunjang
1) haemoglobin
pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuuk
mengetahui kadar haemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan
haemoglobin ialah untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan hb sahli dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
Hb 11 gr % dikatakan tidak anemia.
9-10 gr % anemia ringan.
7-8 gr % anemia sedang.
<7 gr % anemia berat.
2) Protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya
preeklamsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan
maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila
tidak sefera diantisipasi(Rukiyah dkk, 2009).
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
Negative : urine jernih
Positif 1 (+) : ada kekeruhan
Positife 2 (+) : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
Positife 3 (+++) : urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
Positife 4 (++++) : urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal.
3) Urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine.
Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine
mengandung glukosa seperti pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM (diabetes
mellitus) (Rukiyah dkk, 2009).
2. Analisa masalah/interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan
adalah diagnosa yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Salmah dkk, 2006).
3. Antisipasi masalah
Pada langkah ini kita menidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Salmah dkk, 2006).
4. Kebutuhan dan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Salmah dkk, 2006).
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya (Salmah dkk, 2006).
6. Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagai bagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Akan tetapi walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab mengarahkan pelaksanaannya (Salmah dkk, 2006).
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Di dalam pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan dalam
bentuk SOAP (Salmah dkk, 2006).
S :Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa,
merupakan suatu ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
O :Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab dan tes diagnostic
lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesment.
A :Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan, hasil analisa dan hasil interpretasi
subyektif dan obyektif dalam suatu indikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa potensial/masalah potensial
P :Planing of Action
Perencanaan, membuat rencana saat itu dan yang akan datang. Proses ini termasuk
kriteria tujuan dari kebutuhan pasien dan tindakan yang diambil harus membantu pasien
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam
menejemen kolaborasi atau rujukan (Salmah dkk, 2006).
BAB III
TINJAUAN KASUS
V. Perencanaan Tindakan
1. Informasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
2. Jelaskan terjadinya sakit pinggang adalah hal fisiologis dan anjurkan untuk tidur dan
beristirahat dalam posisi yang benar.
3. Menganjurkan ibu agar beristirahat secukupnya.
4. Anjurkan ibu untuk olahraga ringan.
5. Berikan ibu tablet penambah darah Fe 1x1/ hari 60 mg dan multivitamin.
6. Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan.
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan
baik, ibu hanya mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan TD : 110/80 mmHg dan
janinnya baik, masalah yang dialami adalah hal normal.
2. Menjelaskan terjadinya sakit pinggang pada kehamilan tua disebabkan karena perut
semakin besar yang menyebabkan perubahan pada tubuh ibu dan anjurkan ibu untuk
tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan
mengganjal dengan bantal.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berat.
4. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau senam
hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan
janin.
5. Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari 60 mg dan multivitamin 1x1
perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.
6. Memberikan penkes tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 yaitu pendarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan
dan segera lekas kebidan bila ada tanda-tanda bahaya tersebut.
7. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah diberi penjelasan dan mengerti dengan keadaan saat ini.
2. Ibu sudah mengerti fisiologis terjadinya sakit pinggang dan mengatakan akan tidur miring
kekiri atau kanan dan mengganjal kaki menggunakan bantal.
3. Penjelasan pola istirahat sudah diberikan dan ibu mengatakan akan banyak beristirahat.
4. Bidan sudah mengajarkan senam hamil dan ibu mengatakan akan melakukannya.
5. Ibu sudah diberi tablet penambah darah 1x1/hari 60 mg dan cara meminumnya.
6. Penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.
7. Semua hasil pemeriksaan telah selesai didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini didasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan antara teori
dan realita di lapangan mengenai asuhan kebidanan pada Ny. I yang berumur 27 tahun
dengan diagnosa G1P0A0 Hamil 33 minggu di PuskesmasPurwakarta. Dalam pembahasan
ini penulis mengkaji dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang
terdiri dari pengkajian data, interpretasi data, potensial masalah, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian Data
Pada pengkajian data ini, data subjektif yang dibutuhkan diperoleh dari anamnesa
dengan cara wawancara kepada pasien, sedangkan untuk mendapatkan data objektif
dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Rukiyah
dkk, 2009). Tanggal 22 juli 2011 pukul 10.00 WIB bertempat di
Puskesmas Purwakarta dengan identitas Ny.I berumur 20 tahun, beragama Islam,
kebangsaan sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP (tamat), pekerja ibu rumah
tangga, dengan suami bernama Tn.A, berumur 25 tahun, beragama Islam, kebangsaan
sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP (tamat), pekerjaan wiraswasta, pengahasilan
Rp. 1.000.000,-/bulan, pasangan suami istri ini tinggal di ds Nagri tengah Rt : 17/03
kab.Purwakarta.
Riwayat menstruasi menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya ganti pembalut
2x/ hari,tidak ada dismenorhoe pada saat mentruasi, menstruasi teratur tiap bulan,
lamanya menstruasi 7 hari, sifat darah encer dan ada gumpalan, HPHT 03 Januari 2011,
TP 10 Oktober 2011 dengan menggunakan Rumus Neagle (Rukiyah dkk, 2009).
Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa Ny. P mempunyai keluhan utama sakit
pinggang dan bengkak pada kaki sejak usia kehamilan 8 bulan, bengkak pada kaki ini
menghilang jika diistirahatkan dan buang air kecil 4-5 kali dalam sehari, dengan warna
kuning jernih, tidak ada gumpalan dan tidak sakit ketika ibu buang air kecil. Keluhan
yang dirasakan ini merupakan masalah yang fisiologis dalam kehamilan trimester III.
Menurut Rukiyah dkk,(2009), yang termasuk masalah fisiologis dalam trimester III seperti
sakit punggung, konstipasi, sesak nafas, sering BAK, masalah tidur, varises, kontraksi
perut, bengkak pada kaki, kram kaki, dan adanya cairan pervaginam. Menurut Rukiyah
dkk,( 2009).
Pemeriksaan ANC menurut Saefudin, 2009 dilakukan paling sedikit 4 kali selama
hamil yaitu 1 kali pada kehamilan trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Dalam kasus ini Ny. I sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 kali,
yaitu pada trimester 1 melakukan kunjungan ANC sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak
1 kali dan pada trimester III sebanyak 2 kali.
Menurut Rukiyah dkk, 2009, Imunisasi TT 1 dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu
dan 4 minggu kemudian dilakukan Imunisasi TT2. Dalam kasus Ny. IImunisasi
TT1 dilakukan usia kehamilan 16 minggu pada tanggal 17 Mei 2011 dan TT2 dilakukan 4
minggu kemudian pada tanggal 18 Juni 2011.
Pemberian Tablet Fe dimulai pada trimester kedua sampai akhir bulan kehamilan
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Rukiyah dkk, 2009). Pada kasus
Ny. I sesuai dengan teori diberikan pada trimester kedua sebanyak 90 tablet.
kebutuhan istirahat yang baik untuk ibu hamil yaitu tidur 8 jam dalam sehari
(Rukiyah dkk, 2009). sedangkan pada Ny. I dalam sehari ibu hanya tidur 7 jam sehari,
maka dari itu penulis menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan tidur 8 jam dalam
sehari.
Timbang Berat Badan, pada pemeriksaan dilakukan penimbangan berat badan dengan
kenaikan berat badan normal 8 kg, keadaan tersebut normal asalkan tidak kurang dari6,5
-16,5 kg (Prawiroharjo, 2005). Ukur tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan
darah ibu 110/70 mmHg, keadaan tersebut normal untuk ibu hamil asal tidak melewati
sistol 140 mmHg dan diastol 90 mmHg. (Rukiyah dkk, 2009).
Pemeriksaan abdomen ukur TFU ibu 30 cm sesuai dengan usia kehamilan 33minggu,
pada kehamilan di atas 24 minggu memakai ukuran Mc Donnal yaitu dengan mengukur
tinggi fundus uteri dengan cm di atas simpisis ke atas fundus uteri sesuai rumus yaitu
jarak fundus sampai simpisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan umur kehamilan dalam
bulan, 30 cm : 3,5 = 8 (DepKes RI, 2001).
Palpasi Leopold I : TFU : 30 cm, FU teraba satu bagian janin kurang bulat, tidak
melenting, lunak yaitu bokong.
Leopold II: Kanan teraba satu bagian janin panjang seperti papan, keras dan ada
tahanan besar yaitu punggung. Kiri teraba satu bagian-bagian kecil janin yaitu ektremitas.
Leopold III : Bagian bawah teraba satu bagian janin keras, melenting, bulat dan
mudah digerakan yaitu kepala dan belum masuk PAP.
Leopold IV : konvergen dan bagian terbawah janin belum masuk PAP, teraba 5/5
bagian.
Normal DJJ 120-160 kali permenit (Rukiyah dkk, 2009), pada Ny. I DJJ 140x/menit
normal sesuai dengan teori.
Tes PMS tidak dilakukan Dikarenakan keterbatasan sarana pelayanan kesehatan,
menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan Infeksi Menular Seksual untuk mengetahui
ada tidaknya risiko untuk terjadi resiko PMS (PPIBI, 2008). Temu wicara ibu diberikan
konseling untuk mengatasi masalah yang dihadapi ibu (Saefudin, 2002).
Janin baik dengan DJJ 140x/menit. Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan cara Hb sahli didapat hasil Hb
11 gr %, pemeriksaan urine dilakukan yaitu ptotein urine dan glukosa dengan hasil
negative (-). Pemeriksaan Hb normal 11-11,2 gr% (Rukiyah dkk, 2009) dan Pemeriksaan
Hb ibu normal 11 gr%.
Pada tahap ini penulis telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara sistematis dan
bertahap sesuai dengan 7 langkah varney. Hal ini ditandai dengan adanya wawancara
langsung antara pemeriksa dengan klien serta pada pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengacu pada standar pelayanan yang dianjurkan oleh
DEPKES 2010 yaitu menggunakan standar 7T (timbang berat badan, ukur tekanan
darah,ukur TFU,pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe,temuwicara,dan
tes PMS). Semuanya telah dilakukan, kecuali pemeriksaan PMS dikarenakan pasilitas
sarana dan prasarana yang tidak memadai.
B. Interprestasi Data
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu hamil normal G1P0A0H 33 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala. Hal ini sesuai dengan teori yang ada
bahwa diagnose didasari dengan data subjektif yang diperoleh, dimana ibu mengaku ini
kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran, ibu
mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 13Nopember 2010, TP : 20-08-2011 data
objektif didapatkan dari perut membesar sesuai dengan usia kehamilan. Pada Leopold 1
TFU 30 cm sesuai dengan usia kehamilan 33 minggu, TFU terisi : teraba satu bagian bulat,
lunak, tidak melenting (bokong), pada pemeriksaan Leopold II bagian kanan teraba satu
bagian keras, memanjang seperti papan dan ada tahanan (punggung). Kiri teraba bagian-
bagian kecil yaitu ekstremitas. Leopold III bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat,
keras, melenting (kepala) Leopold IV konvergent dan 5/5 bagian belum masuk PAP.
Taksiran berat janin : (30-13) x 155 : 2635 gram. His dan frekuensi belum ada, DJJ
(+), Puntum maximum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah pusat, dengan
frekuensi 140x/menit teratur.
C. Masalah Potensial
Pada langkah ini, penulis tidak menemukan masalah yang serius yang menjadi
potensial masalah. Penulis hanya menemukan masalah fisiologis sesuai dengan keluhan
yang dirasakan oleh Ny. I
Abdul Bari, Saifudin (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat (2006). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil.Diakses 25 Oktober
2011. http://www.diskes.jabarprov.go.id/
Dinkes Kab. Purwakarta (2007). Kebijakan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Program
Unggulan Tahun 2007.
Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan : Cipta, ECG. Jakarta.
Saifudin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.
▼ 2013 (3)
o ▼ September (3)
PKK 1
pkk 1
keluarga binaan
Mengenai Saya
yhu midwifery
Lihat profil lengkapku
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.