Anda di halaman 1dari 55

Laporan

Minggu, 22 September 2013

PKK 1

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH


PURWAKARTA

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL


 PADA NY. I G1P0A0 HAMIL 33 MINGGU
 DI PUSKESMAS PURWAKARTA 
 TANGGAL 22 JULI 2011

Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Praktek Klinik Kebidanan 1 (Antenatal Care)

Dosen pembimbing :
Mutiara Nana Putri, S.ST

Disusun Oleh :
Nur Soraya
NPM : 044.175.10.095
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu
mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa
kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi
masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan
sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau
mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan
berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang
mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
Dalam kehamilan banyak ditemukan ketidaknyamanan yang timbul khususnya yang
terjadi pada trimester III yaitu diantaranya oedema atau bengkak, sakit pinggang,
haemoroid, obstipasi atau kesulitan BAB, sering BAK dan gangguan pernafasan. Maka
dari itu untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut dan untuk mencegah keadaan yang
patologis, maka dilakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan cara pemeriksaan
kehamilan yang sesuai dengan manajemen kebidanan ibu hamil yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan (Prawihardjo, 2010).
Indikator keberhasilan kesehatan ibu dan anak (KIA) berdasarkan kebijakan WHO
yang di anut oleh Depkes RI yaitu dengan melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali
dalam masa kehamilan di mana trimester 1 (0-12 minggu) minimal 1 kali, trimester 2 (13-
28 minggu) minimal satu kali, trimester 3 (28-40 minggu) minimal dua kali. Dan cakupan
kunjungan ibu hamil (ANC) yang pertama K1 95,26% cakupan kunjungan pemeriksaan
kehamilan (ANC) minimal 4 kali K4 85,56%. (WHO, 2010).
         Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi, di bandingkan di negara-
negara Asia. Data SKDI tahun 2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Walaupun angka ini dipandang mengalami perbaikan di banding tahun-
tahun sebelumnya, target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 5 yaitu menurunkan
AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan perhatian khusus dan kerja
keras. Berbagai upaya telah di lakukan untuk menurunkan AKI, salah satunya dengan
pelaksanaan paket pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar
dan  Komprehensif PONED-PONEK. (Kepmenkes RI, 2012).
       Di Indonesia pemeriksaan kehamilan (ANC) menjadi prioritas utama dalam rangka
menjaga kesehatan ibu dan anak yang tercermin dalam perilaku ibu hamil untuk
meningkatkan kesehatan diantaranya dengan melakukan kunjungan kehamilan pada
cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2007 cakupan K1 sebesar 83% di bawah target 100% dan
cakupan K4 sebesar 65,90% di bawah target 95%. (DEPKES RI, 2008).
    Sedangkan di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 cakupan K1 sebesar 88,95% di bawah
target 100% dan cakupan K4 sebesar 77,34% di bawah target 95%. (Dinkes Jabar, 2008).
Kabupaten Purwakarta melaporkan bahwa Purwakarta sendiri dapat memenuhi
target sasaran, terlihat bahwa cakupan KI di Purwakarta tahun 2010 sebanyak 100%
sedangkan cakupan K4 sebanyak 96,64%. Hal ini menunjukan bahwa Purwakarta sudah
mencapai target KI dan K4. (Dinkes Purwakarta, 2010).
       Berdasarkan pengamatan untuk data cakupan di Puskesmas Purwakartatahun 2010-
2011. K1 sebesar 98% di atas target 95% dan K4 sebesar 93,09% di atas target 85%
(PKM  Purwakarta 2011).
Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pemenuhan target
pelayanan Asuhan Kebidanan sudah tercapai, tetapi kita selaku tenaga kesehatan tetap
harus selalu meningkatkan untuk dapat memenuhi suatu target yang sudah diputuskan
oleh Mentri Kesehatan. Dalam pencegahan komplikasi pada Asuhan Kebidanan harus
dimulai dari awal sebelum kehamilan sampai lahirnya bayi. Tujuannya agar dapat
memenuhi suatu target pelayanan Asuhan Kebidanan pada tahun 2011.
Oleh karena itu, penulis melakukan praktek asuhan kebidanan I ini untuk dapat
memantau dan menjaga kesehatan ibu selama masa hamil dengan menggunakan acuan
pada manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang berdasarkan data subjektif dan
objektif di Puskesmas Purwakarta, sehingga penulis mampu nengkaji dan mengevaluasi
data kasus tersebut. Diharapkan dengan praktek asuhan kebidanan I ini penulis menjadi
lebih terampil dan mempunyai wawasan lebih mengenai asuhan kebidanan pada ibu
hamil. Maka penulis membuat laporan tentang manajemen kebidanan pada
Ny.I G1P0A0umur kehamilannya 33 minggu di Puskesmas Purwakarta pada tanggal 22
juli2011.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Dilakukanya manajemen kebidanan ibu hamil pada Ny.I G1P0A0 33 minggu
diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
2.      Tujuan khusus
a.       Dilakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu
diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli2011.
b.      Dilakukan analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli2011.
c.       Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli2011.
d.      Dilakukan tindakan segera yang melakukan penanganan dan kolaborasi pada Ny.I
G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
e.       Dilakukan perencana asuhan yang akan diberikan kepada Ny.I G1P0A0hamil 33 minggu
diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal juli 2011.
f.       Dilakukanya pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.IG1P0A0 hamil 33
minggu diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli 2011.
g.      Dilakukanya evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
kepada Ny.I G1P0A0 hamil 33 minggu diPuskesmas  Purwakarta pada tanggal Juli2011.

C.    Manfaat Penulisan
1.      Instansi kesehatan
Diharapkan dengan adanya mahasiswa yang praktek di Institusi Kesehatan para tenaga
kesehatan merasa terbantu dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas dan dapat
memberikan masukan tentang implementasi pelayanan antenatal care yang baik dan
benar kepada ibu.
2.      Instansi pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan praktek klinik kebidanan 1 oleh mahasiswa dilapangan
serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang telah
diberikan.
3.      Masyarakat
Diharapkan akan menambah pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan khususnya
untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan ibu hamil serta merasa
terbantunya dalam pelaksanaan kegiatan puskesmas sehingga pelayanan menjadi lebih
cepat.

4.      Mahasiswa
Dengan adanya praktek klinik kebidanan 1 ini mahasiswa dapat mengaplikasikan secara
langsung teori yang telah didapatkan diperkuliahan. Menjadi lebih mengetahui mengenai
gambaran umum kesehatan ibu baik fisik dan psikologis saat kehamilan, dapat
mengetahui dan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi saat hamil.
D.    Ruang Lingkup
Praktek klinik kebidanan 1 pada Ny.I dengan diagnosa G1P0A0 hamil 33 minggu,
dilaksanakan ditempat pelayanan kesehatan yaitu diPuskesmas Purwakarta. Purwakarta
pada tanggal 22 juli 2011, yang ditujukan untuk ibu hamil dengan cara pemberian Asuhan
Antenatal Care (ANC) untuk mengidentifikasi resiko dan komplikasi-komplikasi yang
terjadi pada ibu hamil, data yang diambil dengan cara data primer yaitu dengan cara
wawancara langsung pada klien / pasien ibu hamil pemeriksaan fisik dengan cara infeksi,
palpasi, auskultasi, dan pemeriksaan laboratorium, yang mengacu pada format
manajemen ibu hamil, dengan menggunakan 7 langkah varney’s.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstertic buruk.
Dengan ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium
normal (Saefudin, 2010).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia didalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravida 0 (cermin dunia kedokteran No.139, 2010 /Wikipedia Bahasa Indonesia).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga
dimulai dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9 (Saifudin, 2007).
Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 27 sampai 36 minggu
disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2007).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2007).

B.      Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


1.       Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio    
Pertumbuhan embrio bermula dari lempeng embrional (embrional plate) kemudian
berdiferensiasi menjadi 3 lapisan, yaitu eksodermal, mesodermal, dan endodermal. Ruang
amnion akan tumbuh pesat mendesak exocoeloma, sehingga dinding ruang amnion
mendekati korion. Mesoblas di ruang amnion dan mudigah menjadi padat disebut body
stalk yang merupakan jembatan antara embrio dan dinding trofoblas, yang kelak akan
menjadi tali pusat (Prawihardjo, 2007).
Dalam referensi Prawirohardjo (2007). Perkembangan embrio antara lain :
                         : sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi menjadi morulla masuk untuk
menempel ± 11 hari setelah konsepsi.
bulan ke-1       : dari embrio, bagian tubuh pertama muncul adalah tulang belakang, otak dan syaraf,
jantung, sirkulasi darah dan pencernaan terbentuk.
bulan ke-2        : perkembangan embrio lebih cepat, jantung mulai  memompa darah.
2/ bulan ke-3      : embrio berubah menjadi janin. Denyut jantung janin dapat dilihat dengan pemeriksaan
USG, berbentuk manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin sudah bisa ditentukan,
ginjal sudah memproduksi urine.
6/ bulan ke-4      : sistem muskuloskeletal matang, sistem syaraf terkontrol, pembuluh darah berkembang
cepat, denyut jantung janin terdengar lewat dopler, pankreas memproduksi insulin.
0/bulan ke-5       : verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh, janin membuat jadwal untuk tidur,
menelan dan menendang.
4/bulan ke-6       : kerangka berkembang cepat, perkembangan pernafasan dimulai.
8/bulan ke-7       : janin bernafas, menelan dan mengatur suhu, surfactant mulai terbentuk diparu-paru,
mata mulai buka dan tutup, bentuk janin 2/3 bentuk saat lahir.
2/bulan ke-8       : lemak coklat berkembang di bawah kulit, mulai simpan zat besi, kalsium dan fosfor.
8/bulan ke-9       : seluruh uterus digunakan bayi sehingga tidak bisa bergerak banyak, antibody ibu
ditransfer ke bayi untuk mencapai kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai kekebalan
bekerja bayi bekerja sendiri.

C.    Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat
genitalia externa dan  interna dan juga pada payudara (mamae). Dalam hal ini hormon
somatommamotropin, estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting. Dalam
referensi Prawirohardjo (2007). Perubahan yang terdapatpada wanita hamil ialah sebagai
berikut :
1.      Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar
sebesar telur bebek, pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa. Pada 16 minggu
sebesar kepala bayi/tinju orang dewasa, dan semakin membesar sesuai dengan usia
kehamilan dan ketika usia kehamilansudah aterm dan pertumbuhan janin sudah normal,
pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm, pada 32 minnggu 27 cm, pada 36
minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak  3 jari dibawah
prosesus xyfoideus.
Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk pertumbuhan janin
rahim menjadi besar, endometrium menjadi desidua, ukuran kehamilan 30 x 25 x  20
kapasitas lebih dari 4000 cc. Triwulan 1 yang aktif tumbuh oleh pengaruh hormone
estrogen, bentuk yang awaknya seperti buah alpukat pada bulan pertama, bentuknya
bulat pada kehamilan 4 bulan, akhir hamil bentuknya seperti bujur telur.
Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang dan hipertropi sehingga terasa
lebih lunak (tanda hegar), kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban
dinding rahim tipis karena itu bagian-bagian anak dapat diraba melalui dinding perut dan
rahim, terbentuk segmen atas rahim (S.A.R) dan segmen bawah rahim (S.B.R).
2.      Serviks Uteri
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung
jaringan otot tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter pada multipara dengan porsio yang
bundar, porsio tersebut mengalami cedera lecet dan robekan, sehingga post partum
tampak adanya porsio yang terbelah-belah dan menganga. Perubahan ditentukan sebulan
setelah konsepsi, perubahan kekenyalan, tanda goodel serviks menjadi lunak warna
menjadi biru, membesar (oedema) pembuluh darah meningkat, lender menutupi oestrum
uteri (kanalis servikalis) serviks menjadi lebih mengkilap.
Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormone plasenta relaksin membuat serviks
lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum terbentuk dari sekresi kelenjar serviks
pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus tetap berada dalam serviks sampai
persalinan dimulai, dan pada saat itu dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut
terlepas. Terlihat mucus serviks merupakan salah satu tanda dini persalinan.
3.      Segmen Bawah Rahim
Segmen bawah rahim berkembang dari bagian atas  kanalis servikalis setinggi ostium
interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan
menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga
memungkinkan segmen tersebut menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah
baru menipis dan menegang setelah persalinan terjadi.
4.      Kontraksi Braxton-Hicks
Merupakan kontraksi tak teratur rahimdan terjadi tanpa rasa nyeri di sepanjang
kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah dalam plasenta.
5.      Vagina dan Vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina tampak lebih merah agak kebiruan
(livide) disebut tanda chadwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah, PH
3,5-6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci
acidophilus, keputihan, selaput lendir vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebih
sensitive meningkat seksual terutama triwulan III.
Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang hampir biru
(normalnya, warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna
biru ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron.
6.      Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditas
berdiameter kira-kira 3 cm. Lalu ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Ditemukan pada
awal ovulasi hormon relaxing, suatu immunoreaktiveinhibin dalam sirkulasi maternal.
Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik
hingga aterm.

7.      Mammae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen dan
progesteron akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk
lemak sehingga mamae menjadi lebih besar, apabila mamae akan membesar, lebih tegang
dan tampak lebih hitam seperti seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih disebut colostrum.
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya meningkat
hinggga mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara. Areola menjadi lebih gelap
dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar sebasae yang menonjol (tuberkel montgomery),
kelenjar ini terlihat pada kehamilan sekitar 12 minggu.
8.      Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %, dengan
puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiak output yang meninggi sebanyak
kira-kira 30%. Dalam referensi Wiknjosastro (2007).
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport
zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam
volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar,
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh
dikatakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada
wanita hamil dan keseluruhannya lebih besar dari pada sewaktu belum hamil. Jumlah
leukosit meningkat mencapai sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit pun
meningkat pula.
9.      Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang
rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dapat ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas,
oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen  yang meningkat
kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah
toraksnya  juga melebar ke sisi.
10.  Truktus Digestivus
Tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus
juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicerna lebih lama berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan
tetapi menimbulkan pula obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
11.  Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul, keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan,
ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan
lebih membesar dari ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah
kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering mamakai tangan kanannya, atau
disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat
tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering di jumpai hidroureter dekstra dan pielitis
dekstra. Terdapat pula poliuria yang disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah
di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam
urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
12.  Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi
ini disebabkan oleh peningkatan melanophore stimulating hormone(MSH) yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Di daerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan
menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisera. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-
olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae
livide. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama dengan striae
albikan.
13.  Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga
meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tiroidea). BMR meningkat
hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang
dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya
sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu
untuk mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari.
Protein diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat
kandungan, mamae, dan untuk janin, protein harus disimpan untuk kelak dapat
dikeluarkan untuk laktasi. Maka dari itu, perlu diperhatikan agar wanita hamil
memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan satu gram protein dapat
memenuhi setiap kilogram berat kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein
ditemukan adanya penurunan dalam fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma
globulin. Hidrat arang : seorang wanita hamil haus, nafsu makannya besar, sering
kencing, dan kadang-kadang memperlihatkan pula glukosuria, sehinngga menyerupai
diabetes melitus. Segala sesuatu ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan
plasma urine dan hormon-hormon adrenal. Hormmon somatomammotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak dan mamae, lemak terhimpun pula pada badan, paha,
dan lengan. Kadar kolesterol dapat meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 ml.
 Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tuiang-tulangnya dan
ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah
mengandung 1,5-2,5 gram kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam
badan untuk keperluan selama hamil. Ini kiranya telah cukup  untuk pertumbuhan janin,
tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang rendah, mungkin
oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi
hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani. Fosfor, magnesium,
dan tembaga lebih banyak tertahan dalam masa tidak hamil. Kadar tembaga dalam
plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg per 100 ml, akan tetapi dalam
eritrosit  kadarnya tetap. Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800
mg. Sebaiknya diet wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg besi sehari.
Segera setelah haid, kadar amino-oksidase meningkat dari 3-6 satuan dalam masa
tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 6 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 mingggu, dan seterusnya sampai akhir
kehamilan. Kadar diamino oksidase ini tudak meningkat wanita dengan koriokarsinoma
oleh karena tingginya kadar korionik gonadotropin. Kadar alkalin fosfatase meningkat
empat kali dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Peningkatan ini dimulai pada
kehamilan 4 bulan. Kadar yang ditemukan pada janin adalah setengahnya dari apa yang
ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar alkalin fosfatase dapat dipakai untuk menilai
fungsi plasenta. Pitosinatase adalah enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif.
Pinositase ditemukan banyak sekali dalam darah ibu pada kehamilan 14 sampai 38
minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6.5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg.
Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan pada preeklamsia dengan
akibat peningkatan morbiditas dan mortilitas ibu dan janin. Sebaiknya wanita tersebut
diawasi dan diberi pengertian, sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah
kehamilan 20 minggu. Dan adanya penurunan berat badan dalam bulan terakhir dianggap
sebagai suatu tanda yang baik. Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh
hasil konsepsi seperti fetus, plasenta dan likuor amnion, dari ibu sendiri seperti uterus dan
mamae yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak,
dan akhirnya adanya retensi air.
WHO menyatakan batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) /Body Massa Indeks (BMI). IMT didefinisikan sebagai berat
badan yang dibagi tinggi badan kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kecuali bayi, anak-
anak, ibu hamil, olah raga dan orang penyakit khusus seperti sites, diabetes mellitus, dan
lain-lain.
 IMT =                            berat badan (kg)______
Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

BMI dapat diinterpretasikan dalam kategori sebagai berikut :


1.    Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah.
2.    19,8 sampai dengan 26,0 normal.
3.    26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi.
4.    Lebih dari 29 obesitas.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah
12,5 sampai dengan 18 kg. Sedangkan untuk wanita dengan BMI normal, peningkatan
berat badan  idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai 16 kg dan untuk wanita denagn
BMI obesitas, peningkatan berat badannya antara 7 sampai dengan 11,5 kg.
D.    Menentukan Usia Kehamilan
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur
hamil dapat ditentukan dengan :
1.      Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang sering kali dipergunakan oleh tenaga kesehatan
dilapangan, perhitungannya sesuai denagn rumus yang direkomendasikan Naegle yaitu
dihitung dari tanggal haid terakhir, ditambah 7, bulan ditambah 9 atau dikurang 3, tahun
ditambah 1 (Rukiyah dkk, 2009).
2.      Quickening (goyang anak)
Kadang-kadang riwayat haid tidak pasti, terutama jika wanita hamil itu tidak ingat
tanggalnya. Pada kasus-kasus semacam ini, kita harus menanyakan saat ia merasakan
quickening (gerakan anak yang terasa pertama kali) dan kemudian mencatat tanggalnya.
Tanggal atau saat quickening kemudian ditambah 5 bulan kalender agar kita dapat
memperoleh tanggal perkiraan persalinan (Farrer, 2001) atau ditambah 4,5 bulan dari
waktu ibu merasakan gerakan janin hidup (Prawirohardjo, 2007).
3.      Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri diukur pada setiap kali kunjungan. Pertumbuhan uterus akan
terus terjadi dan dapat diperkirakan sehingga tinggi fundus uteri merupakan pedoman
yang baik untuk menentukan usia kehamilan. Mengukur tinggi fundus uteri dapat
dilakukan dengan beberapa metode antara lain : menurut Sepielberg dengan mengukur
tinggi fundus uteri dari sympisis, menurut Mac Donald merupakan modifikasi Spielberg
yaitu tinggi fundus dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan, menurut ahfled
yaitu ukuran kepala bokong = 0,5 panjang sebenarnya. Rumus Johnson tausak untuk
menentukan  taksiran berat janin adalah (Mac Donald-12) x 155 (Rukiyah dkk, 2009).
Menurut umur kehamilan menurut Spielberg: Referensi (Prawirohardjo 2007).
22-28 minggu              : 24-25 cm di atas sympisis
28 minggu                   :26,7 cm di atas simpisis
30 minggu                   :29,5-30 cm di atas simpisis
32 minggu                   :29,5-30 cm di atas simpisis
34 minggu                   :31 cm di atas simpisis
36 minggu                   :32 cm di atas simpisis
38 minggu                   :33 cm di atas simpisis
40 minggu                   :37,7 cm di atas simpisis.
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika : Referensi (Prawirohardjo,
2007).
opold I                :menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua
telapak tangan.
opold II              :kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien,
mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat
(kepala) janin.
pold III             :satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simpisis) sementara
tangan lainnya menekan fundus untuk fiksasi dan memastikan apakah sudah masuk pintu
atas panggul
pold IV            :kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien
untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah
masuk atau melewati pintu panggul.
4.      Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar X akan memperlihatkan osifikasi berbagai bagian skeleton janin
dari sejak usia kehamilan 16 minggu. Namun demikian, pemeriksaan ini hampir tidak
pernah dilakukan untuk menilai usia kehamilan mengingat bahaya yang dapat
ditimbulkannya (Farrer, 2007).
5.      Pemeriksaan USG
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan 6-7 minggu dan kepala janin dapat
diukur pada usia 13 minggu dan menggunakan USG (pemantulan gelombang suara
frekuensi tinggi dengan panjang gelombang yang pendek). USG merupakan cara
pemeriksaan non invasive. Pada hakekatnya pemeriksaan USG kini sudah menggantikan
peranan sinar X dalam menilai maturitas janin (Farrer, 2007).

E.     Pertumbuhan janin
Dalam pertumbuhan janin ada beberapa fase, yaitu : Dalam Referensi (Armina, 2007).
1.      Fase 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2mm.
Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang
belakang yang masih sederhana, tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.
2.      Fase 4-8 minggu
Ketika kehamilan mulai mencapai 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua
organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan
tangan.
3.      Fase 7-12 minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk.
Kepalanya berukuran lebih besar dari pada badannya, sehingga dapat menampung otak
yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak
mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat
melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin
kini telah terbentuk.
4.      Fase 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat di dengar melalui
ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat terbentuk ekspresi tertentu dan mulai
tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut.
Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.
5.      Fase 16-20 minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar tetap gigi telah muncul
dibelakang gigi susu, tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini
mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap
suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan
rasa manis dan pahit, sidik jarinya mulai tampak.

6.      Fase 20-24 minggu


Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat
kelaminnya mulai terbentuk, kuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan
pernafasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki
waktu-waktu tertentu untuk tidur.
7.      Fase 24-28 minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut
mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat
mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat
mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara.
Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai
mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
8.      Fase 28-32 minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin
bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui
dinding  perut ibunya. Kepala sudah mengarah ke bawah.

F.     Kebutuhan Ibu Hamil


1.      Kebutuhan Fisik Ibu Hamil akan Oksigen
Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan sistem pernafasan pada masa
kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh
terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada
payudara, hasil konsepsi dan massa uterus, akibat :
a.       Terjadi perubahan anatomi paru, diameter thorak meningkat 2 cm, lingkaran dada
meningkat 5-7 cm, dudut kosta 68 sebelum kehamilan menjadi 103 pada kehamilan
trimester ketiga.
b.      Fungsi pulmonary
1)      Wanita hamil bernafas lebuih dalam karena meningkatnya tidal volume, jumlah
pertukaran gas pada setiap kali nafas.
2)      Meningkatnya valume tidal respiratory dihubungkan dengan respiratory rate normal
akibat dari meningkatnya volume respiratory kira-kira 26% per menit. Hal ini yang
menyebabkan menurunnya konsentrasi CO2 ke alveoli.
3)      Perubahan pusat de respiratory ini akibat dari menurunnya ambang CO2. Progesteron
dan estrogen di duga bertanggung jawab terhadap meningkatnya sensitivitas pada pusat
persyarafan (Rukiyah dkk, 2009).
c.       BMR
Meningkat 15%-20%, vasodilatasi perifer dan akselerasi aktifitas kelenjar keringat
membantu menghilangkan panas yang berlebihan dan dihasilkan dari peningkatan
metabolisme selama kehamilan (Rukiyah dkk, 2009).

2.      Kebutuhan Fisik Ibu hamil akan nutrisi


Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori
a.       Proses phisik 66% (pernafasan + sirkulasi + digestivus + secrete + temperatur + tubuh) +
(pertumbuhan + perbaikan)=1.440 Kcal/Dag.
b.      Aktivitas seperti jalan, posisi tubuh, berbicara, berpindah-pindah dari tempat satu ke
tempat lain maka menghabiskan 17% total tidak hamil.
c.       Bekerja rata-rata 7-10% membutuhkan 150-200 Kcal.
d.      Metabolisme 7% membutuhkan 144 Kcal.
1)      Kondisi tidak hamil    =2100 Kcal/hari.
2)      Hamil              =2500 Kcal/hari (fetus, plasenta, uterus, mamae)
3)      Laktasi                        =3000 Kcal/hari (Rukiyah dkk, 2009).
Sedangkan asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 bulan sampai 9 bulan menurut gizi
Litbang antara lain :
Tabel 2.1
Asupan makanan untuk ibu hamil usia 7 – 9 bulan

Bahan makanan Wanita dewasa tidak hamil Wanita dewasa hamil


7-9 bulan

Nasi 3,5 piring 3 potong

Ikan 1,5 potong 3potong

Tempe 3 potong 3 potong

Sayuran 1,5 mangkok  3 mangkok

Buah 2 potong 2 potong


Gula 5 sdm 5 sdm

Susu - 1 gelas

Air putih 4 gelas 6-10 gelas

Sumber : Varney’s 2002.

3.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan personal hygiene


Personal hygiene ini berkaitan dengan perubahan system pada tubuh ibu hamil. Dalam
Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
a.       Selama kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5 akibat vagina
mudah terkena infeksi.
b.      Stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albus (keputihan).
c.       Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat.
d.      Uterus yang membesar menekan kandung kencing, mengakibatkan keinginan wanita
hamil untuk sering berkemih.
e.       Mandi teratur mencegah iritasi vagina, tekhnik pencucian dari depan ke belakang.
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah. Keadaan ini
menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies,
gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan
baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia, sepsis
puerperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut misalnya pulpitis yang telah menahun,
dapat terjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan
memungkinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu
hamil.
4.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan pakaian
Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang
longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat, bagian pinggang
harus longgar, kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar,
pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk/pita yang menekan
dibagian pergelangan tangan, pakaian juga tidak perlu ketat di leher, stocking tungkai
yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat
sirkulasi darah. Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan
berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan karena stabilitas
tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi, hindari pula sepatu yang bertali
karena akan merepotkan.
Brach disiapkan paling sedikit dua buah dengan bukaan di depan untuk memudahkan
menyusui. Desainnya juga harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara yang
tambah menjadi beasr pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH
harus tali besar sehingga tidak terasa sakit di bahu.
5.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi
a.       Berikan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menurunkan tonus dan motility
lambung dan usus terjadi reabsorpsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga
menyebabkan obtipasi.
b.      Penekanan kandung kencing karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron sehingga
menyebabkan sering buang air kecil.
c.       Terjadi pengeluaran keringat (Rukiyah dkk, 2009).
6.      Kebutuhan ibu hamil akan seksual
Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan
meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan hubungan intercourse sebaiknya
ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin akan mengakibatkan menurunnya pola
seksualitas, anjuran yang diberikan yaitu jangan melakukan intercourse sesudah buang
air kecil (Rukiyah dkk, 2009).
Bila dalam anamnesa ada abortus selama kehamilan yang sekarang, sebaiknya coitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih besar. Pada umumnya coitus diperbolehkan pada
masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah
masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan (Prawirohardjo, 2007). 
7.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan istirahat/tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori ada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk
menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk
banyak istirahat atau tidur atau hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi
darah, jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan, ibu hamil sebaiknya tidur selama 8
jam dalam sehari (Rukiyah dkk, 2009).
8.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan mobilisasi, body mekanik
Berhubungan dengan sistem muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro koksigis
dan pubik yang menyebabkan adanya keretakan, pusat gravitasi berubah sehingga postur
tubuh berubah. Terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosis fisiologis, penekanan
pada ligament dan pelvik, cara baring, duduk, berjalan, dan berdiri dihindari, jangan
sampai mengakibatkan injuri karena jatuh (Rukiyah dkk, 2009).
9.      Kebutuhan fisik ibu hamil akan exercise
Berhubungan dengan adanya peregangan otot-otot, pelunakan ligament-ligament dan
perlonggaran persendian sehingga area yang paling bawah terpengaruh adalah tulang
belakang (culva lumbal yang berlebihan), otot-otot yang abdominal (meregang di atas
uterus), otot dasar panggul (menahan berat badann dan tekanan uterus). Tujuannya yaitu
untuk menyangga dan menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban
kehamilan, memperkuat otot untuk menopang adanya pertambahan berat badan dan
merupakan keseimbangan, meredakan ketegangan dan membangun relaksasi, membentuk
kebiasaa bernafas yang baik, memperoleh kepercayaan sikap mental yang baik (Rukiyah
dkk, 2009).
10.  Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit
yang dapat dicegah, hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan
janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya vaksin tetanus untuk
neonatorum (Rukiyah dkk, 2009). Dianjurkan agar imunisasi pertama sebaiknya
dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu (Prawirohardjo, 2007).
11.  Persiapan laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena
persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Tujuan pemeriksaan
payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainann, sehingga diharapkan
dapat dikoreksi sebelum kehamilan (Rukiyah dkk, 2009).
12.  Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan
pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan
yang sesuai serta tepat waktu (Rukiyah dkk, 2009).
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
a.       Membuat rencana persalinan
b.      Membuat rencana untuk pengambilan keputusan
c.       Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan
d.      Membuat rencana/ pola menabung
e.       Mempersiapkan langkah yang dilakukan untuk persalinan.
13.  Memantau kesejahtraan janin dan kelahiran bayi
Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung
gerakan janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah
mengalami peningkatan atau tidak (Rukiyah dkk, 2009).
14.  Kebutuhan psikologis ibu hamil
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi
berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan
mengemban tanggung jawab yang lebih besar.oleh karena itu, ibu hamil sangat
memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga, dan tenaga kesehatan. Adanya
dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati kehamilannya.
Psikologi ibu  hamil sangatlah unik dan sensitive, oleh karena itu dukungan yang
diberikan harus serius dan maksimal. Apabila ibu melwati kehamilannya dengan perasaan
tidak nyaman dan aman yang disebabkan oleh faktor lingkungan akan menybabkan
gangguan yang berarti bagi ibu dan janin (Rukiyah dkk, 2009).
Selain itu persiapan menjadi orang tua merupakan hal yang sangat penting dilakukan
sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah memiliki anak, hal yang perlu
diperhatikan adalah persiapan anak tertua dalam menghadapi kelahiran adik barunya.
Dua keadaan ini perlu disiapkan oleh setiap keluarga sebelum kelahiran bayi mereka, agar
dapat melewati kehidupan yang nyaman setelah kelahiran. Persiapan yang tidak matang
akan menyebabkan kekacauan-kekacauan yang dapat menyita pikiran sehingga
kemungkinan jatuh dalam stress sangat besar (Rukiyah dkk, 2009).
                            
G.    Ketidak nyamanan dalam kehamilan
Hampir semua kehamilan timbul masalah-masalah yang fisiologis baik itu masalah
fisik ataupun mental pada ibu dan janinnya, perubahan yang sangat jelas sekali khususnya
alat genitalia eksterna dan interna serta payudara. Timbulnya masalah-masalah ini dapat
disebabkan oleh perubahan hormone yang terjadi dalam masa kehamilan (Rukiyah dkk,
2009). Berikut macam-macam ketidak nyamanan pada trimester III :

a.      Sakit punggung
Hal ini dikarenakan  ada peningkatan berat atau beban yang dibawa ileh ibu hamil
yaitu bayi dalam kandungan. Penanganannya yaitu dengan memakai sepatu tumit rendah,
hindari mengangkat benda yang berat, berdiri dan berjalan dengan punggung dan dahu
yang tegak, anjurkan ibu untuk tidak terlalu sering membungkuk, mengambil barang
dengan cara berjongkok, pakailah kasur yang tipis dan mengguunakan bantal untuk
meluruskan punggung, serta kompres bagian yang sakit dengan menggunakan air hangat.
b.      Konstipasi
Pada trimester ketiga ini konstipasi menjadi ketidak nyamanan yang disebabkan
akibat pengaruh hormon progesterone, selain itu dikarenakan adanya penekanan rahim
yang semakin membesar ke arah colon. Penangananya yaitu dengan makan makanan yang
berserat, buah-buahan, sayuran dan minum air putih yang banyak serta olah raga yang
teratur. Apabila semua hal ini ddilakukan dengan baik dan benar, maka dapat membantu
memperlancar buang air besar.
c.       Sesak nafas
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru
meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam yang
lebih menonjol adalah pernafasan dada.
d.      Sering BAK
Karena pembesaran rahim dan kepala bayi turun ke rongga panggul akan semakin
menekan kandung kemih. Akibatnya, kapasitas kandung kemih menjadi terbatas sehingga
ibu sering merasa ingin buang air kecil. Penangananya yaitu dengan menyarankan agar 2-
3 jam sebelum tidur tidak minum dan mengkosongkan kandung kemih sebelum tidur.
Agar kebutuhan minum ibu tetap terpenuhi, maka anjurkan kepada ibu untuk
memperbanyak minum di siang hari.
e.       Masalah tidur
Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan merupakan perubahan hormonal,
melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu bertambah sekiar 10 kg bahkan
lebih. Pada trimester ini juga bahkan ibu sering mengalami ketidak nyamanan lain, seperti
sakit pinggang, sering BAK, dan lain-lain. Penangananya dengan mengatur posisi tidur
yaitu dengan tidur miring dengan menggunakan sebuah bantal yang dijepit di kedua lutut
untuk mengurangi tekanan pada panggul dan lutut.
f.       Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah
panggul dan vena kaki yang menyebabkan vena menonjol. Pada akhir kehamilan kepala
bayi juga akan menekan vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
Penangananya dengan mengangkat kaki ke atas
ketika istirahat atau tiduran, pakaailah celana atau kaos kaki yang menopang kaki.
Pakai di pagi hari dan lepaskan ketika tidur,, jangan berdiri atau duduk terlalu lama,
cobalah untuk berjalan-jalan.
g.      Kontraksi perut
Braxton hicks atau kontraksi palsu, kontraksinya berupa rasa sakit yang ringan, tidak
teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat.

h.      Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan
kaki, kadang-kadang terjadi juga pada tangan. Disebabkan oleh perubahan hormonal
yang menybabkan retensi cairan. Penangananya dengan menghindari posisi berbaring
terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring
miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan, jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk
ketika duduk atau berdiri, angkat kaki ketika duduk atau istirahat, hindari kaos kaki atau
tali/pita yang ketat pada kaki, lakukan senam secara teratur.
i.        Kram kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III dan biasanya berhubungan
dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf di kaki atau karena rendahnya kadar
kalsium.
j.        Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih,
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Yang
terpenting adalah tetap menjaga kebersihan badan. Hubungi petugas kesehatan bila cairan
tersebut berbau, terasa gatal dan sakit.
H.    Tanda Bahaya dalam Kehamilan
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengenalkan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ibu mengalami
tanda-tanda bahaya sebagai berikut : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).

1.      Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan
banyak, atau perdarahan dengan nyari (berarti abortus, KET, mola hidatidosa). Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak/sedikit, nyeri
(berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
2.      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang
hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari preeclampsia.
3.      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kkabur, rabun senja)
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau bayangan.
4.      Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti
appendicitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gadtritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi
lain.
5.      Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beriistirahat, dan disaerai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeclampsia.

6.      Bayi kurang bergerak seperti biasa


Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu bisa
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3jam. Gerakan bayi akan lebih terasa
jika ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu makan atau minum dengan baik.

I.       Pengawasan Antenatal
Antenatal care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medic pada ubu hamil untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman, nyaman, dan sehat (Admin, 2007).
Metode pendeteksian yang melibatkan pemeriksaan rutin sejak masa kehamilan dini
disebut antenatal care. Sebuah tes yang dapat membantu calon orang tua untuk
mendapatkan diagnosa kecendrungan keadaan bayi, sehingga jika ada kemungkinan
ketidak normalan pada janinn, calon orang tua serta dokter yang menangani dapat segera
mengambil tindakan (Admin, 2006).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim
ibunya adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang
optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin
(Prawirohardjo, 2007).

J.      Tujuan Pengawasan Antenatal


Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting uuntuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil mormal dda mendeteksi secara dini kehamilan ibu
dengan komplikasi. Adapun tujuan dari pengawasan antenatal,antara lain :
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi
3.      Menangani secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi secara
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4.      Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5.      Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2006).
K.    Standar Pengawasan Antenatal
Setiap wanita hamil akan menghadapi komplikasi yang dapat mengancamm jiwa ibu
maupun bayinya. Oleh karena itu, ibu memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama kehamilan : Dalam Referensi (Saifudin, 2002).
1.      Satu kali pada trimester I (umur kehamilan < 14 minggu)
2.      Satu kali pada trimester II (umur kehamilan antara 14-28 minggu)
3.      Dua kali pada trimester III (umur kehamilan 28-36 minggu).
Ibu hamil juga dapat dianjurkan untuk memmeriksakan kehamilannya dengan jadwal
kunjungan sebagai berikut : Dalam Referensi (Prawirohardjo, 2007).
1.      Sampai kehamilan 28 minggu periksa 1 bulan sekali
2.      Kehamilan 28-36 minggu perlu memeriksakan 2 minggu sekali
3.      Kehamilan 36-40 minggu 1 minggu sekali.
Jadwal kunjungan ulang :              
1.      Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
a.       Penapisan dan pengobatan anemia
b.      Perencanaan persalinan
c.       Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2.      Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk:
a.       Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b.      Penapisan preeclampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
3.      Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir dilakukan untuk : Dalam Referensi (Saifuddin,
2006)
a.       Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
b.      Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
c.       Memantapkan rencana persalinan
d.      Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pelayanan/asuhan standar minimal “ 7T “ : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).


1.      Timbang berat badan dan pengukur tinggi badan
Total pertambahan berat  badan pada kehamilan yang normal adalah 11,5-16 kg. Adapun
tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik untuk ibu
hamil antara lain < 145 cm.
2.      Ukur tekanan darah
Tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan
dapat mengidentifikasi potensi hipertensi.
3.      Ukur tinggi fundus uteri
Apa bila kurang dari 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila
kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran Mc.Donald yaitu dengan cara
mengukur fundus uteri memakai cm dari simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya.
4.      Pemeriksaan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toksoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada kunjungan awal untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian.
5.      Pemberian tablet Fe selama kehamilan
Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat
secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu
tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet
semasa kehamilan. Jika ditemukan diduga anemia diberikan 2-3 tablet zat besi perhari.
Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin yang
dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia
kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.
6.      Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjukan untuk pemeriksaa infeksi menular seksual (IMS) lain pada kecurigaan
adanya resiko IMS.
7.         Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.

L.     Manajemen Kebidanan Antenatal Care


1.      Pengkajian data
a.      Identitas
Untuk mengidentifikasi klien dan menentukan status sosial ekonomi, serta
pendidikannya agar dapat menentukan bagaimana cara menyampaikan informasi,
anjuran, dan pengobatan secara tepat.
b.     Anamnesa
1)      Keluhan utama
Apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan karena ada keluhan yang ibu
rasakan saat kunjungan dan apakah ada informasi yang penting yang berhubungan
dengan kesehatan ibu.

2)     Riwayat penyakit sekarang


Kehamilan yang disertai dengan suatu penyakit tertentu maka akan mengakibatkan
gangguan pada kehamilan itu sendiri dan mungkin apabila penyakitnya berkelanjutan
dapat mmenyebabkan komplikasi yang dapat membahayakan kelangsungan hidup ibu dan
janinnya, dan sebaiknya hal ini ditanyakan dan diperhatikan secara khusus.
3)   Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat diketahui untuk menetapkan tanggal perkiraan
kelahiran. Dengan demikian memungkinkan bidan untuk memprediksi tanggal lahir dan
selanjutnya menghitung usia kehamilan.
4)   Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan penting untuk diketahui, hal ini untuk mengetahui apakah sudah
lama menikah dan belum mempunyai anak, maka besar sekali harapan terhadap anak
tersebut, oleh karena hal itu maka dapat diperhitungkan dengan matang dalam proses
persalinan dan impian persalinanya.
5)   Riwayat kehamilan lalu
Pengalaman melahirkan sebelumnya merupakan bagian yang terpenting dalam
memperkirakan kemungkinan adanya masalah atau perkiraan proses persalinan yang
berikutnya dan untuk mengetahui ibu hamil tersebut sudah pernah hamil berapa kali,
melahirkan keberapa, pernah abortus atau tidak, persalinan  sidiologis atau patologis, dan
jumlah anak yang hidup.

6)      Riwayat hamil ini


a)      Trimester I
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan ibu yang fisiologis seperti
konstipasi, sering BAK, mual, muntah, pusing, hipersaliva, nyeri ulu hati, dan varises.
Menentukan apakah masalah fisiologis ini akan menjadi masalah yang serius untuk ibu.
Mengetahui apakah ada perubahan pola makan pada ibu yang diakibatkan oleh
kehamilan. Menurut kebijakan pemerintah, sebaiknya kunjungan antenatal care pada
trimester ini dilakukan sebanyak 1 kali. Pemeriksaan dialakukan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan 7 T (timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes PMS
dan temu wicara).
b)      Trimester II
Riwayat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan ibu yang fisiologis seperti
kram otot betis, hiperpegmentasi, anemia, mudah lelah, dan rasa nyeri pada payudara.
(1).   Pemberian imunisasi tetanus toxoid
 Pada setiapm kehamilan umumnya diberikan 2 kali imunisasi selama kehamilan,
imunisasi pertama diberikan pada umur kehamilan 16 minggu di lengan dan yang kedua
diberikan 4 minggu dari pemberian imunisasi yang pertama.
(2).    Pemberian vitamin zat besi dan asam folat
    Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil adalah untuk mencegah defisiensi zat besi
pada ibu hamil, untuk persiapan persalinan dan nifas. Pemberian zat besi ini dimulai dari
trimester kedua sampai akhir bulan kehamilan. Pemberian dosis cukup satu tablet
perhari, diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Dosis dapat ditambah untuk ibu
hamil yang mengalami anemia sesuai dengan tingkatannya.
Asam folat sangat penting diberikan pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan untuk
mencegah terjadinya kecacatan, karena setelah terjadinya pembuahan pada hari ke 17-30
tabung syaraf mulai dibentuk dan kemudian akan menutup. Tabung syaraf ini akan
berkembang menjadi sum-sum tulang belakang, otak tulang belakang, dan tulang
tengkorak. Apabila pada masa ini asupan folat kurang, maka tabung syaraf tersebut tidak
bisa menutup dengan sempurna, sehingga bayi akan dengan kondisi cacat pada otak dan
syaraf tulang belakang atau neural tube defect yang mengakibatkan bentuknya mmenjadi
spins bifida (tulang belakang tidak menutup, anencephaly (tidak memiliki tengkorak), atau
encephaly (radang otak)). Selain menyebabkan kecacatan, kekurangan folat juga dapat
menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, BBLR, keguguran dan Sindroma Down,
serta bayi bisa mengalami kelainan pembuluh darah. Wanita usia subur terutama yang
sedang merencanankan kehamilan membutuhkan 400 mcg asam folat setiap hari.
Kebutuhan ini akan meningkat hingga 50% pada saat kehamilan menjadi 600 mcg setiap
hari. Asupan folat yang cukup  pada 2-3 sebelum hamil pada awal kehamilan dapat
mengurangi resiko cacat tabung syaraf pada bayi. Kebutuhan folat ini dapat dipenuhi
dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah-buahan segar seperti brokoli,
jeruk, bayam, gandum, kacang-kacangan, dan strowberi. Akan tetapi bagi wanita hamil
apabila hanya mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan saja, maka kebutuhan asam
folatnya tidak akan terpenuhi.
c)        Trimester III
   Pada masa kehamilan ini, ibu hamil mungkin akan mengalami keluhan-keluahan
fisiologis seperti sesak nafas, insomnia, rasa khawatir dan cemas, rasa tidak nyaman
karena adanya penekanan pada perineum dan anus, adanya Kontraksi Braxton hicks,
kram pada betis, dan oedema pada kaki dan tungkai.
7)      Riwayat keluarga berencana
Riwayat keluarga berencana sangat penting untuk diketahui dengan tujuan
mengetahui pola fertilisasi ibu dan kesuburan ibu tersebut.
8)      Riwayat penyakit sistemik
Untuk menentukan apakah ada penyakit sistemik atau tidak yang dapat
mempengaruhi kehamilan dan dikhawatirkan penyakit ini akan timbul kembali selama
kehamilan.
9)      Riwayat penyakit yang lalu/riwayat operasi
Riwayat ini untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut pernah operasi sebelumnya
terutama di daerah abdomen dan genitalia yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
10)  Riwayat penyakit keluarga
Penyaki yang bersifat genetic seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, TBC, asma,
dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kehamilan maka dari itu riwayat penyakit ini
perlu diketahui.

11)   Riwayat kebiasaan dan psikososial


Riwayat ini untuk mengetahui pola kebiasaan, psikososial dan gaya hidup ibu apakah
sesuai dengan pola hidup sehat atau tidak. Bidan perlu mengkaji respon keluarga terhadap
kehamilan serta dukungan seluruh komponen masyarakat pada kehamilan ibu. Pola
kebiasaan ibu antara lain apakah ibu suka meminum minuman keras, jamu, ataupun
merokok. Untuk pola istirahat, ibu dianjurkan untuk istirahat secukupnya dan tidur
sekitar 8 jam perhari.
12)  Riwayat sosial
Riwayat ini untuk mengetahui kehamilan ini diinginkan atau tidak, berjenis kelamin,
susunan keluarga yang tinggal serumah serta kepercayaan yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas.
c.       Pemeriksaan fisik
1)      Pemeriksaan umum
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi keadaan umum, tekanan darah, suhu, berat
badan, kesadaran, nadi, respirasi, dan tinggin badan. Keadaan umum seperti kecemasan,
kemarahan atau peka. Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan
nilain dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu uuntuk
mempertahankan fungsi plasenta, tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastiloc 90
mmHg pada saat awal kehamilan dapat mengidentifikasi adanya hipertensi.
Pemeriksaan suhu normal pada ibu hamil yaitu antara 36,5-37,7 C. Pertambahan berat
badan yang normal pada ibu hamil sekitar 2 kg dalam satu bulan atau antara 6,5-16,5 kg
pertambahannya selama hamil. Kesadaran compos mentis, somnolen, apatis, spoor. Nadi
pada ibu hamil normalnya agak lebih tinggi dari orang dewasa biasa. Respirasi ibu hamil
agak meningkat pada trimester terakhir ini dikarenakan adanya penekanan diafragma
oleh uterus yang membesar sehingga nafas ibu menjadi lebih pendek dan lebih sering.
Tinggin badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil yaitu >145 cm (Prawirohardjo, 2007).  
2)      Pemeriksaan sistematis
a)      Kepala :rambut, mata bagian palpebra, konjungtiva dan sclera, muka, mulut, gigi serta
telinga.
b)      Leher : memeriksa ada atau tidaknya pembengkakan pada kelenjar tyroid dan kelenjar
getah bening.
c)      Dada dan axilla : menginspeksi bentuk mammae, adakah hiperpigmentasi pada areola,
puting susu menonjol, apakah sudah ada pengeluaran kolostrum atau belum, dan apakah
ada pembengkakan pada ketiak.
d)     Perut : status lokasi/status obstetric.
e)      Anogenital : status lokasi, kebersihannya, adakah tumor atau tidak, ada atau varises,
oedema, tumor dan kelainan lainnya.
f)       Extremitas : keadaan tungkai simetris atau tidak, ada atau tidaknya varises dan oedema,
bagaimana reflex patella dan refleks babinsky.
3)      Pemeriksaan khusus obstetric
a)      Abdomen : perut membesar dengan arah yang memanjang atau melebar, ada linea
albikan atau nigra, ada bekas operasi. Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan
kehamilan dengan leopold yaitu leopld I ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri.
Dengan demikian, tua kehamilan dapat diketahui. Tua kehamilan ini disesuaikan dengan
hari pertama haid terakhir. Bila tidak sesuai, dipekirkan ke arah patiologik. Selain itu,
dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala,
akan teraba benda bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak. Pada
leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak
punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan
kepala. Pada letak lintang dapat ditentukan kepala janin. Pada leopold III dapat
ditentukan bagian apa yang terletak disebelah bawah. Sedangkan Leopold IV, selain
menentukan bagian janin mana yang terletak disebelah bawah, juga dapat menentukan
berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul. Bila belum masuk
teraba ballottement kepala. Dari letak janin ini dapat di dengarkan bunyi jantung janin di
tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap depleksi bunyi jantung janin
terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada (Prawirohardjo, 2007).
b)      Anogenital : genetalia lauar (eksterna) : varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar.
Kelenjar bartolin : bengkak (massa), cairan yang keluar. Genetalia dalam (interna) :
serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilisasi, tertutup atau
membuka. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah. Ukuran adneksa, bentuk,
posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada trimester pertama).

d.      Pemeriksaan penunjang
1)      haemoglobin
pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuuk
mengetahui kadar haemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan
haemoglobin ialah untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan hb sahli dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Dalam Referensi (Rukiyah dkk, 2009).
Hb 11 gr % dikatakan tidak anemia.
9-10 gr % anemia ringan.
7-8 gr % anemia sedang.
<7 gr % anemia berat.
2)      Protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya
preeklamsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan
maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila
tidak sefera diantisipasi(Rukiyah dkk, 2009). 
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
Negative                : urine jernih
Positif 1 (+)           : ada kekeruhan
Positife 2 (+)         : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
Positife 3 (+++)     : urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
Positife 4 (++++)  : urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal.

3)     Urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine.
Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urine
mengandung glukosa seperti pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM (diabetes
mellitus) (Rukiyah dkk, 2009).
2.      Analisa masalah/interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan
adalah diagnosa yang ditegakan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Salmah dkk, 2006).
3.      Antisipasi masalah
Pada langkah ini kita menidentifikasi masalah potensial dan diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Salmah dkk, 2006).
4.      Kebutuhan dan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Salmah dkk, 2006).
5.      Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya (Salmah dkk, 2006).
6.      Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagai bagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Akan tetapi walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung
jawab mengarahkan pelaksanaannya (Salmah dkk, 2006).
7.       Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Di dalam pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan dalam
bentuk SOAP (Salmah dkk, 2006).
S    :Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa,
merupakan suatu ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

O   :Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab dan tes diagnostic
lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesment.
A  :Assesment                     
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan, hasil analisa dan hasil interpretasi
subyektif dan obyektif dalam suatu indikasi.
1.      Diagnosa/masalah
2.      Antisipasi diagnosa potensial/masalah potensial
P    :Planing of Action
Perencanaan, membuat rencana saat itu dan yang akan datang. Proses ini termasuk
kriteria tujuan dari kebutuhan pasien dan tindakan yang diambil harus membantu pasien
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam
menejemen kolaborasi atau rujukan (Salmah dkk, 2006).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


I.  Pengkajian Data
A.    Anamnesa ( Data Subjektif)
a.      Identitas
Ny.I berusia 20 tahun, berkebangsaan Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir
SMA (tamat), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yang bersuamikan Tn.A berusia 25
tahun, berkebangsaan Indonesia,beragama Islam, pendidikan terakhir SMA (tamat),
pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan penghasilan Rp. 1300.000,-/bulan, beralamat di
Kp. Malang nengah Ds. Malang nengah, Kec. Malang nengah Purwakarta Rt.24/04.
b.      Alasan Kunjungan
Anamnesa dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2011, jam 09.30 WIB tes periksa kehamilan
positif, tanggal 20 desember 2010 oleh Bidan. Ibu mengatakan bahwa ini merupakan
kunjungan ulang.
c.       Keluhan Utama
pada saat kunjungan ibu mengeluh suka merasa sakit pinggang sejak usia kehamilan 7
bulan, terasa saat bangun tidur serta duduk lama ketika beraktivitas.Ibu tidak merasakan
pandangan kabur, sakit kepala yang hebat, nyeri ulu hati, pendarahan pervaginan dalam
kehamilan.

d.      Riwayat Penyakit Sekarang


Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan saat ini.
e.       Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi, ibu mengatakan haid pertama kali 12 tahun, siklusnya teratur 28
hari, lamanya 7 hari, sifat darahnya cair, warnanya darah merah segar, ibu tidak pernah
merasakan disminore pada setiap kali menstruasi, dan ibu mengaku HPHT 13-11-2010
dan TP 20-08-2011.
f.       Riwayat Perkawinan
Ibu menikah satu kali dengan status sah ketika usia 19 tahun dan suami umur 24 tahun,
ibu menikah sudah 1 tahun belum mempunyai anak.
g.      Riwayat Hamil Ini
Saat hamil muda ibu sering mengeluh mual, muntah di pagi hari, kepala pusing, sensitife
dan susah makan/makan berkurang. Ibu memeriksakan kandungannya kebidan pada
trimester I , trimester II, trimester III, dan selalu minum tablet zat besi (Fe) 1x/hari, ibu
mengaku sudah melakukan imunisasi TT (Tetanus Tokoid) sebanyak 2 kali,
TT1 pada  tanggal 17 Mei 2011, dan TT2 pada tanggal 18 Juni 2011. Merasakan gerakakan
janin saat usia kehamilan 4  bulan.
h.      Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sudah pernah KB dengan suntik  mikroginon 3 bulan.
i.        Riwayat Penyait Sistemik
Ibu mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit sistemik seperti asma, DM, jantung,
TBC, hipertensi.
j.        Riwayat Penyakit yang Lalu/Oprasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang lalu dan belum pernah dioperasi
k.      Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga seperti DM(-), TBC, hipertensi, dan jantung disangkal.
l.        Riwayat Kebiasaan
Ibu mengaku tidak ada kebiasaan merokok, minum alkohol ataupun jamu-jamuan.
m.    Riwayat Kebiasaan/ Psikologis
Riwayat kebiasaan dan psikologi : Makan 1 kali sehari dengan porsi sedang. sore biskuit
atau buah-buahan, minum ±7-8 gelas sehari, gelas sedang minum air putih dan teh,
Perubahan pola makan selama hamil termasuk ngidam tidak ada,  tidur malam  7-
8  jam  tidur siang 1-2 jam. Sexsualitas 1 kali dalam 2minggu. Buang air besar 1 kali
perhari, konsistensi lembek warna kuning, Buang air kecil 7-8 kali perhari, warna kuning
jernih.  Aktivitas sehari-hari : mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga seperti ngepel,
memasak, mencuci, membereskan rumah dan mengurus anak.
Riwayat sosial, kehamian ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan, jenis
kelamin yang diharapkan perempuan. Ibu tinggal bersama dengan suaminya Tn. A.
dengan umur 25 tahun latar belakang pendidikan terakhir SMP Pekerjaan swasta. Ibu
mengatakan tidak memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan
dan nifas.
B.     Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1.      Pemerikaan Umum
Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : baik, Kesadaran : compos mentis, Tekanan Darah:
110/80 mmHg, Nadi: 80x/mnt, Respirasi : 20x/mnt, Suhu: 36,6 0C,  Berat badan sebelum
hamil: 60 kg, Berat badan sesudah  hamil 70 kg, kenaikan Berat badan 10 kg, Tinggi
badan: 157 cm.
2.      Pemeriksaan Sistematis
Pada pemeriksaan  sistematis, bagian kepala (rambut tidak ada ketombe, tidak rontok,
dengan warna hitam), untuk muka (simetris dan tidak nampak oedema), pada sistem
penglihatan (simetris, kelopak mata tidak oedema, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak
ichterik, tidak memakai lensa kontak atau kacamata ), pada telinga (simetris dan tidak
nampak ada serumen atau kotoran), pada mulut (lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada
gigi palsu dan berlubang, tidak caries). Pada leher  (Tidak ada pembesaran kelenjar
gondok dan kelenjar getah bening).
Pada payudara tampak simetris, bersih, membesar, puting susu menonjol, areola
mengalami hiperpigmentasi (coklat kehitaman), tidak ada striae, tidak ada benjolan, tidak
ada tumor, belum adanya pengeluaran kolostrum, tidak ada rasa nyeri. Pada pemeriksaan
auskultasi bunyi jantung ibu normal tidak terdengar mur-mur, paru-paru terdengar
normal tidak ada ronchi,  rales, dan wheezing. Untuk bagian axilla tidak ada tumor, tidak
ada nyeri, dan tidak ada kelainan.

3.      Pemeriksaan Khusus Obstetri


Pada pemeriksaan khusus obsetri abdomen  tampak pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan dengan arah memanjang, tidak ada pelebaran vena, striae gravidarum livide
ada, ada linea nigra, bekas luka operasi ataupun kelainan lain tidak ada. Pada palpasi
abdomen, ibu mengatakan tidak merasa nyeri saat dilakukan pemeriksaan (tidak ada
nyeri lepas dan nyeri tekan), ibu juga mengatakan tidak merasa nyeri saat janin bergerak,
TFU 30 cm, untuk pemeriksaan palpasi leopold, yaitu :
Leopold I     : Teraba 1 bagian lunak, kurang melenting, kurang bulat
                        ( Bokong ).
Leopold  II : Bagian  kanan, teraba 1 bagian memanjang, keras seperti papan yaitu     punggung.
Bagian  kiri, teraba 1 bagian kecil merupakan bagian – bagian kecil  (ekstremitas ).
Leopold III : Bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat, keras melenting    
                       (kepala) dan masih bisa digoyangkan, belum masuk PAP
Leopold IV   : convergen, penjarian 5/5 diatas sympisis
Tapsiran berat janin (30-13) x 155 : 2635 gr. DJJ normal, Pungtum Maximum:
kuadran kanan bawah tepat 3 jari bawah pusat, frekuensi 140x/menit teratur. His belum
ada.
Pemeriksaan ekstremitas normal tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan ektremitas,
tampak simetris, tidak ditemukan oedema pada tangan dan kaki, kekakuan sendi tidak
ada, tidak ada varises pada tungkai, refleks patella kiri dan kanan positif (+/+).
C.    Pemeriksaan  Laboratorium
Hasil laboratorium :
1.      Hb: 11 gr %,  golongan darah : tidak dilakukan
2.      Urine   : Protein (-) negatif, Reduksi (-) negatif
3.      Pemeriksaan penunjang lainya tidak ada.
II.    Analisa Masalah/ Interprestasi Data
1.      Diagnosa
Ibu : G1 P0 Ao  hamil 33 minggu
Janin : hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala.
Dasar Ibu :
a.       Ibu mengatakan ini kehamilan yang  pertama belum pernah melahirkan dan ibu mengaku
tidak pernah mengalami keguguran.
b.      HPHT : 13-11-2010, dan TP : 20-08-2011.
c.        Adanya pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan, TFU 30 cm, teraba bagian-bagian
janin, adanya pergerakkan janin, serta terdengar denyut jantung janin.
Dasar Janin :
a.       Leopold I Teraba satu bagian lunak tidak melenting, kurang bulat (bokong)
b.      Leopold II Bagian  kanan :  teraba satu bagian memanjang, keras seperti papan yaitu
punggung.  Kiri : teraba bagian – bagi kecil (ekstremitas )
c.       Leopold III Bagian bawah teraba satu bagian bulat, keras melenting (kepala) dan masih
bisa digoyangkan (belum masuk PAP).  Leopold IV posisi tangan convergen.
d.      DJJ normal 140 x/menit, teratur, Pungtum Maximum terdengar jelas pada kuadaran
kanan bawah tepat 3 jari di bawah pusat.
e.       Pada saat dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen ibu tidak merasa kesakitan (nyeri
tekan dan nyeri lepas tidak ada). Begitu punketika ibu bergerak ibu tidak merasakan
nyeri.
2.      Masalah : Sakit pinggang, dan Kurangnya asupan nutrisi
Dasar   :  dilihat dari data subjektif, ibu mengeluh selalu merasa sakit pada bagian
pinggang.
3.      Kebutuhan : Anjurkan ibu  jangan mengerjakan pekerjaan rumah yang berat seperti
mengangkat barang yang berat, anjurkan ibu untuk tidak sering berdiri dan tidur dengan
posisi miring dan beritahu ibu tentang fisiologis pada kehamilan.
Dasar : Ibu mengeluh suka merasa sakit dibagian pinggang

III.  Antisipasi Masalah / Potensial Masalah


Tidak Ada
IV. Tindakan Segera/ Kolaborasi 
Tidak Ada

V.    Perencanaan Tindakan
1.      Informasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
2.      Jelaskan terjadinya sakit pinggang adalah hal fisiologis dan anjurkan untuk tidur dan
beristirahat dalam posisi yang benar.
3.      Menganjurkan ibu agar beristirahat secukupnya.
4.      Anjurkan ibu untuk olahraga ringan.
5.      Berikan ibu tablet penambah darah Fe 1x1/ hari 60 mg dan multivitamin.
6.      Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan.
7.      Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
VI. Pelaksanaan
1.      Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan
baik, ibu hanya mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan TD : 110/80 mmHg dan
janinnya baik, masalah yang dialami adalah hal normal.
2.      Menjelaskan terjadinya sakit pinggang pada kehamilan tua disebabkan karena perut
semakin besar yang menyebabkan perubahan pada tubuh ibu dan anjurkan ibu untuk
tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan
mengganjal dengan bantal.
3.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berat.
4.      Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan dipagi hari atau senam
hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga pertumbuhan dan perkembangan
janin.
5.      Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1 perhari 60 mg dan multivitamin 1x1
perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air putih.
6.      Memberikan penkes tanda bahaya pada kehamilan trimester 3 yaitu pendarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan
dan segera lekas kebidan bila ada tanda-tanda bahaya tersebut.
7.      Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
VII.    Evaluasi
1.      Ibu sudah diberi penjelasan dan mengerti dengan keadaan saat ini.
2.      Ibu sudah mengerti fisiologis terjadinya sakit pinggang dan mengatakan akan tidur miring
kekiri atau kanan dan mengganjal kaki menggunakan bantal.
3.      Penjelasan pola istirahat sudah diberikan dan ibu mengatakan akan banyak beristirahat.
4.      Bidan sudah mengajarkan senam hamil dan ibu mengatakan akan melakukannya.
5.      Ibu sudah diberi tablet penambah darah 1x1/hari 60 mg dan cara meminumnya.
6.      Penkes tentang tanda bahaya dalam kehamilan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.
7.      Semua hasil pemeriksaan telah selesai didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini didasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan antara teori
dan realita di lapangan mengenai asuhan kebidanan pada Ny. I yang berumur 27 tahun
dengan diagnosa G1P0A0 Hamil 33 minggu di PuskesmasPurwakarta. Dalam pembahasan
ini penulis mengkaji dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang
terdiri dari pengkajian data, interpretasi data, potensial masalah, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A.    Pengkajian Data
Pada pengkajian data ini, data subjektif yang dibutuhkan diperoleh dari anamnesa
dengan cara wawancara kepada pasien, sedangkan untuk mendapatkan data objektif
dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Rukiyah
dkk, 2009). Tanggal 22 juli 2011 pukul 10.00 WIB bertempat di
Puskesmas Purwakarta dengan identitas Ny.I berumur 20 tahun, beragama Islam,
kebangsaan sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP (tamat), pekerja ibu rumah
tangga, dengan suami bernama Tn.A, berumur 25 tahun, beragama Islam, kebangsaan
sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMP (tamat), pekerjaan wiraswasta, pengahasilan
Rp. 1.000.000,-/bulan, pasangan suami istri ini tinggal di ds Nagri tengah Rt : 17/03
kab.Purwakarta.

Riwayat menstruasi menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya ganti pembalut
2x/ hari,tidak ada dismenorhoe pada saat mentruasi, menstruasi teratur tiap bulan,
lamanya menstruasi 7 hari, sifat darah encer dan ada gumpalan, HPHT 03  Januari 2011,
TP 10 Oktober  2011 dengan menggunakan Rumus Neagle (Rukiyah dkk, 2009).
Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa Ny. P mempunyai keluhan utama sakit
pinggang dan bengkak pada kaki sejak usia kehamilan 8 bulan, bengkak pada kaki ini
menghilang jika diistirahatkan dan buang air kecil 4-5 kali dalam sehari, dengan warna
kuning jernih, tidak ada gumpalan dan tidak sakit ketika ibu buang air kecil. Keluhan
yang dirasakan ini merupakan masalah yang fisiologis dalam kehamilan trimester III.
Menurut Rukiyah dkk,(2009), yang termasuk masalah fisiologis dalam trimester III seperti
sakit punggung, konstipasi, sesak nafas, sering BAK, masalah tidur, varises, kontraksi
perut, bengkak pada kaki, kram kaki, dan adanya cairan pervaginam. Menurut Rukiyah
dkk,( 2009).
Pemeriksaan ANC menurut Saefudin, 2009 dilakukan paling sedikit 4 kali selama
hamil yaitu 1 kali pada kehamilan trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada
trimester III. Dalam kasus ini Ny. I sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 kali,
yaitu pada trimester 1 melakukan kunjungan ANC sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak
1 kali dan pada trimester III sebanyak 2 kali.
Menurut Rukiyah dkk, 2009, Imunisasi TT 1 dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu
dan 4 minggu kemudian dilakukan Imunisasi TT2. Dalam kasus Ny. IImunisasi
TT1 dilakukan usia kehamilan 16 minggu pada tanggal 17 Mei 2011 dan TT2 dilakukan 4
minggu kemudian pada tanggal 18 Juni 2011.
 Pemberian Tablet Fe dimulai pada trimester kedua sampai akhir bulan kehamilan
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Rukiyah dkk, 2009). Pada kasus
Ny. I sesuai dengan teori diberikan pada trimester kedua sebanyak 90 tablet.
kebutuhan istirahat yang baik untuk ibu hamil yaitu tidur 8 jam dalam sehari
(Rukiyah dkk, 2009). sedangkan pada Ny. I dalam sehari ibu hanya tidur 7 jam sehari,
maka dari itu penulis menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan tidur 8 jam dalam
sehari.
Timbang Berat Badan, pada pemeriksaan dilakukan penimbangan berat badan dengan
kenaikan berat badan normal 8 kg, keadaan tersebut normal asalkan tidak kurang dari6,5
-16,5 kg (Prawiroharjo, 2005). Ukur tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan
darah ibu 110/70 mmHg, keadaan tersebut normal untuk ibu hamil asal tidak melewati
sistol 140 mmHg dan diastol 90 mmHg. (Rukiyah dkk, 2009).
Pemeriksaan abdomen ukur TFU ibu 30 cm sesuai dengan usia kehamilan 33minggu,
pada kehamilan di atas 24 minggu memakai ukuran Mc Donnal yaitu dengan mengukur
tinggi fundus uteri dengan cm di atas simpisis ke atas fundus uteri sesuai rumus yaitu
jarak fundus sampai simpisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan umur kehamilan dalam
bulan, 30 cm : 3,5 = 8 (DepKes RI, 2001).
Palpasi Leopold I : TFU : 30 cm, FU teraba satu bagian janin kurang bulat, tidak
melenting, lunak yaitu bokong.
 Leopold II: Kanan teraba satu bagian janin panjang seperti papan, keras dan ada
tahanan besar yaitu punggung. Kiri teraba satu bagian-bagian kecil janin yaitu ektremitas.
 Leopold III : Bagian bawah teraba satu bagian janin keras, melenting, bulat dan
mudah digerakan yaitu kepala dan belum masuk PAP.
Leopold IV : konvergen dan bagian terbawah janin belum masuk PAP, teraba 5/5
bagian.
Normal DJJ 120-160 kali permenit (Rukiyah dkk, 2009), pada Ny. I DJJ 140x/menit
normal sesuai dengan teori.
Tes PMS tidak dilakukan Dikarenakan keterbatasan sarana pelayanan kesehatan,
menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan Infeksi Menular Seksual untuk mengetahui
ada tidaknya risiko untuk terjadi resiko PMS (PPIBI, 2008). Temu wicara ibu diberikan
konseling untuk mengatasi masalah yang dihadapi ibu (Saefudin, 2002).
 Janin baik dengan DJJ 140x/menit. Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
laboratorium dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan cara Hb sahli didapat hasil Hb
11 gr %, pemeriksaan urine dilakukan yaitu ptotein urine dan glukosa dengan hasil
negative (-). Pemeriksaan Hb normal 11-11,2 gr% (Rukiyah dkk, 2009) dan Pemeriksaan
Hb ibu  normal 11 gr%.
Pada tahap ini penulis telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara sistematis dan
bertahap sesuai dengan 7 langkah varney. Hal ini ditandai dengan adanya wawancara
langsung antara pemeriksa dengan klien serta pada pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengacu pada standar pelayanan yang dianjurkan oleh
DEPKES 2010 yaitu menggunakan standar 7T (timbang berat badan, ukur tekanan
darah,ukur TFU,pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe,temuwicara,dan
tes PMS). Semuanya telah dilakukan, kecuali pemeriksaan PMS dikarenakan pasilitas
sarana dan prasarana yang tidak memadai.
B.     Interprestasi Data
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu hamil normal G1P0A0H 33 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala. Hal ini sesuai dengan teori yang ada
bahwa diagnose didasari dengan data subjektif yang diperoleh, dimana ibu mengaku ini
kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran, ibu
mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 13Nopember 2010, TP : 20-08-2011 data
objektif didapatkan dari perut membesar sesuai dengan usia kehamilan. Pada Leopold 1
TFU 30 cm sesuai dengan usia kehamilan 33 minggu, TFU terisi : teraba satu bagian bulat,
lunak, tidak melenting (bokong),  pada pemeriksaan Leopold II bagian kanan teraba satu
bagian keras, memanjang seperti papan dan ada tahanan (punggung). Kiri teraba bagian-
bagian kecil yaitu ekstremitas. Leopold III bagian bawah terisi teraba satu bagian bulat,
keras, melenting (kepala) Leopold IV konvergent dan 5/5 bagian belum masuk PAP.
Taksiran berat janin : (30-13) x 155 : 2635 gram. His dan frekuensi belum ada, DJJ
(+), Puntum maximum terdengar jelas pada kuadran kanan bawah pusat, dengan
frekuensi 140x/menit teratur.
C.    Masalah Potensial
Pada langkah ini, penulis tidak menemukan masalah yang serius yang menjadi
potensial masalah. Penulis hanya menemukan masalah fisiologis sesuai dengan keluhan
yang dirasakan oleh Ny. I

D.    Tindakan Segera atau Kolabrasi


Pada langkah ini penulis tidak menulis kebutuhan tindakan segera atau kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain karena tidak terdapat masalah potensial pada kehamilan.
E.     Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah, rencana
tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan ANC sudah sesuai
dengan Depkes. Perencanaan tindakan pada ANC sudah sesuai dengan kebutuhan ibu
seperti : informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, jelaskan pada ibu bahwa yang
dialami adalah hal yang biasa/fisiologis, anjurkan untuk tidur posisi yang benar, seperti
miring kekanan atau ke kiri diganjal dengan menggunakan bantal, Beritahu ibu agar
banyak beristirahat, Anjurkan ibu untuk olahraga ringan, Berikan ibu tablet penambah
darah fe 1x1 /hari 60 mg dan multivitamin, Berikan penkes tentang tanda bahaya dalam
kehamilan pada kehamilan tua, dan beritahu ibu untuk kunjungan ulang.
F.     Pelaksanaan atau Implementasi
Langkah ke enam ini merupakan rencana asuhan yang dilaksanakan secara evisien
aman, dan sesuai dengan teori Varney, dimana perencanaan asuhan sama dengan
perencanaan tindakan yang telah dibuat dan sesuai dengan teori yang ada. Yang pertama
adalah memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu dan janinnya
normal, TD 110/80 mmHg, suhu 36,4 ̊ C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,TB 159 cm,
usia kehamilan 33 minggu, uterus membesar sesuai dengan usia kehamilan TFU 30 cm. BB
70 kg, kenaikan berat badan selama kehamilan 10 kg,trimester II 5 kg, dan trimester III 5
kg, dengan peningkatan berat badan ibu yang cukup baik maka diharapkan berat janin
yang dikandung jugasesuai dengan usia kehamilan. Keadaan janin sehat (DJJ 140x/ menit,
teratur sesuai dengan teoriPrawirohardjo (2009), DJJ normal 120-140 kali /menit,
presentasi kepala. Memberikan penkes mengenai keluhan yang dirasakan oleh ibu untuk
tidur dalam posisi yang benar dan nyaman dengan miring kekanan atau kiri dan
mengganjal dengan bantal. Memberitahu ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi
aktivitas yang berat. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan seperti jalan-jalan
dipagi hari atau senam hamil, untuk melenturkan otot-otot yang kaku dan juga
pertumbuhan dan perkembangan janin. Memberikan ibu tablet penambah darah fe 1x1
perhari 60 mg dan multivitamin 1x1 perhari cara minumnya sebelum tidur dengan air
putih.dikhawatirkan akan mual jika diminum pada siang hari, untuk mencegah
pendarahan pada persalinan karena kekurangan hemoglobin. Memberi ibu tablet calcium
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, menganjurkan ibu untuk mempersiapkan
kebutuhan seperti pakaian bayi, kain ibu, pakaian ibu (Prawirohardjo, 2010).
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan tanda-tanda kala satu seperti mules
yang kuat dan teratur jika dibawa jalan makin terasa, pengeluaran darah,/blood show jika
hal ini terjadi segera untuk datang ke nakes/bidan. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya
menurut Dinkes (2009) pada kehamilan tua tanda-tanda bahaya seperti oedema pada kaki,
tangan dan muka, kejang-kejang, pengeluaran darah pervaginam jika hal ini terjadi untuk
segera menghubungi nakes/bidan terdekat. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 2 minggu dari sekarang yaitu tanggal 3 agustus 2011, yang merupakan kebijakan
depkes juga untuk mengevaluasi keadaan ibu selama 2 minggu.
G.    Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang
dilakukan pada Ny.I pada kasus ini setelah dilakukan implementasi terhadap apa yang
sudah dijelaskan. Sehingga dari data diatas dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan
yang dilakukan berjalan dengan efektif dan lancer, dalam hal ini sesuai dengan yang ada.
Dan dalam evaluasi ini ibu sudah mengerti tentang penjelasan hasil pemeriksaan yang
telah diberikan bidan. Ibu juga dapat menjelaskan kembali tentang informasi yang telah
disampaikan mengenai kondisi ibu dan janin, penjelasan mengenai persiapan persalinan,
tanda-tanda bahaya pada kehamilan, aturan minum obat, serta kunjungan ulang
berikutnya. Ibu mau melaksanakan semua yang dianjurkan oleh bidan. Semua hasil
pemeriksaan telah didokumentasikan.
DAFTAR PUSTAKA
 

Abdul Bari, Saifudin (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.

Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR (2008). Jaringan Nasional pelatihan Klinik-


Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia(JNPK-KR/POGI), dan
JHIEGO Corporation, Cipta, Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat (2006). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil.Diakses 25 Oktober
2011. http://www.diskes.jabarprov.go.id/

Dinkes Kab. Purwakarta (2007). Kebijakan dan Evaluasi Program Kesehatan dan Program
Unggulan Tahun 2007.

Departemen Kesehatan RI (2008). Pelayanan Antenatal K1 dan K4. Jurnal Elektronik, Diakses 25


september 2011: http://www.bankdata.depkes.go.id/.

Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan : Cipta, ECG. Jakarta.

Mochtar Rutam (1998). Synopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi. ECG. Jakarta


Prawirohardjo, Sarwono (2005). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.

Rukiyah, Ai Yeyeh, et. al (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM.

Salmah, et. al (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. ECG. Jakarta.

Saifudin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta.

Sulaiman Sastrawinata (2007). Obstetric Fisiologi FK. UNPAD. ECG. Bandung.

WHO (2005). Antenatal Care. Diakses 30 oktober 2011:http://bankdata.depkes.go.id/

Winkjosastro Hanifa, dkk (2005). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.
Diposting oleh yhu midwifery di 09.08 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Arsip Blog

 ▼  2013 (3)
o ▼  September (3)
 PKK 1
 pkk 1
 keluarga binaan
Mengenai Saya

yhu midwifery 
Lihat profil lengkapku
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai