Anda di halaman 1dari 9

Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa 65% wanita hamil di Indonesia


mengeluhkan tentang perubahan pada sistem pencernaan, yang umumnya dikeluhkan adalah
mual muntah, konstipasi, kembung, dan gusi berdarah. (Suririnah, 2005 ). Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa banyak ibu hamil yang mengalami keluhan pada sistem
pencernaan. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral meningkat
sehingga intake makanan juga harus meningkat. Akan tetapi beberapa wanita hamil
mengalami penurunan nafsu makan dan mengalami mual dan muntah (emesis gravidarum).
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu kehamilan
dan terus berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu gejala biasanya akan
membaik. Namun pada kasus tertentu bisa berlanjut hingga trimester kedua bahkan ketiga,
keadaan itu akan menjadi berbahaya jika ibu hamil tidak melakukanpenanganan yang
berakibat bertambah parah sehingga akan menjadi hyperemesisgravidarum. Penyebab
keluhan ini yang pasti belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan peningkatan
hormone Human Chorionic Gonadotropin termasuk estrogen dan progesteron, relaksasi otot
polos, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, faktor mekanis dan alergis (Pusdiknakes,
2003)
Keluhan gusi berdarah dapat disebabkan karena peningkatan hormon estrogen yang
menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan gingivitis.Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan
mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerperium. Hal ini
mendorong ibu untukmemperhatikan perawatan gigi dan mulut (Varney, 2006 ). Tonus pada
sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang
menyebabkan relaksasi otot polos. Penekanan akibat uterus yang diperburuk oleh hilangnya
tonus sfingter mengakibatkann refluks dan nyeri ulu hati. Kerja progesteron pada otot-otot
polos menyebabkan lambung hipotonus yang disertai penurunan motilitas dan waktu
pengosongan yang memanjang. Semua perubahan yang terjadi akibat progesteron ini dialami
seluruh saluran usus halus. Efek-efek progesteron menjadi lebih jelas seiring kemajuan
kehamilan dan peningkatan progesteron. Efek progesteron pada usus halus adalah
memperpanjang absorpsi nutrien, mineral dan obat-obatan. Absorpsi ini juga meningkat
akibat hipertrofi villi duedonum yang dapat meningkatkan kapasitas absorpsi. Efek
progesteron pada usus besar menyebabkan konstipasi karena waktu transit yang melambat
membuat air semakin banyak diabsorpsi dan menyebabkan peningkatan flatulen karena usus
mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus (Varney, 2006).
Perubahan pada lambung dan esophagus wanita hamil yakni lambung memproduksi
asam hidroklorik lebih tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya
keasaman lambung menurun dan produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan
mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan PH lambung. Produksi gastrik
berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus menurun, menyebabkan
refluksatau relaksasi cardiac sphincter. Gastrik reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan
lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Aliran darah ke panggul dan tekanan
vena meningkat, menyebabkan terbentuknya hemoroid pada akhir kehamilan.
Ketidaknyamanan ini pada umumnya merupakan ketidaknyamanan yang normal dan tidak
mengancam keselamatan jiwa ibu, namun dapat sangat menjemukan dan menyulitkan ibu
hamil.
Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan
menjadi topik yang kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus
gastrointestinal mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang meningkatkan resiko
terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi general (Birnbach, et.al., 2009).
Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa kehamilan. Disposisi
dari abdomen ke arah atas dan anterior memicu ketidakmampuan dari sfingter
gastroesofagus. Peningkatan kadar progestron menurunkan tonus dari sfingter
gastroesofagus, dimana sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam
lambung. Faktor tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada resiko
tinggi terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal. Tekanan intragaster tetap tidak
mengalami perubahan. Banyak pendapat yang menyatakan mengenai pengosongan
lambung. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pengosongan lambung normal
bertahan sampai masa persalinan. Di samping itu, hampir semua ibu hamil memiliki
pH lambung di bawah 2.5 dan lebih dari 60% dari mereka memiliki volume lambung
lebih dari 25mL. kedua faktor tersbut telah dihubungkan memiliki resiko terhadap
terjadinya aspirasi pneumonitis berat. Opioid dan antikolinergik menurunkan
tekanan sfingter esofagus bawah, dapat memfasilitasi terjadinya refluks
gastroesofagus dan penundaan pengosongan lambung. Efek fisiologis ini bersamaan
dengan ingesti makanan terakhir sebelum proses persalinan dan penundaan
pengosongan lambung mengakibatkan nyeri persalinan dan merupakan faktor
predisposisi pada ibu hamil akan terjadinya muntah dan mual (Morgan, 2006)
Masalah Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester II

Masalah kesehatan Intervensi


Peningkatan pigmentasi 1. Jelaskan manifestasi dari kehamilan
karena peningkatan pigmentasi ini
tidak dapat dicegah.
Pruritus non imflamatory 1. Jaga kebersihan kuku
2. Kuku potong pendek
3. Mandi 2 kali / hari
4. Ganti sabun mandi bila tidak cocok
Heart burn 1. Batasi makananyang banyak
mengandung gas
2. Pertahankan postur tubuh secara
benar
3. Minum air hangat
4. Makan permen
5. Kolaborasi pemberian antasida
Nyeri persendian pinggang 1. Hindari kelelahan
2. Posisis tubuh yang baik
3. Gunakan sepatu hak rendah
4. Relaksasi-istirahat
5. Gunakan penghangat pada pinggang
DAFTAR PUSTAKA

Birnbach, David J. , Browne, Inggrid M. 2009. Anesthesia for Obstetrics dalam :


Miller, Ronald D. Miller Anesthesia 7th edition. USA: Churchill Livingstone.
Morgan, GE., Mikhail, M.S., Murray, M.J. 2006. Clinical Anesthesiology 4th edition
USA: Lange Medical Books
Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1.Jakarta : EGC
Faizatul, (2014). jurnal: Ketidaknyamanan Pada Sistem Pencernaan Ibu Hamil
Berdasar kan Trimester Kehamilan. SURYA: Vol.03, No.XIX

Een, sri. 2012. Buku Ajar Maternitas. Akademi keperawatan Kabupaten Sumdang.
PERNYULUAHN

PERSIAPAN PERSALINAN

A. Pengertian persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeluarkan
sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009). Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan
bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut sarwono
persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servks,dan janin turun ke dalam
jalan lahir (Sarwono,2006). Jadi, persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
pada kehamilan cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan atau tanpa
bantuan.
B. Persiapan ibu menghadapi persalinan
1. Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)
Tabulin adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang dilakukan
pada pasangan suami istri sedang dasolin atau dana social bersalin digunakan untuk
merencanakan dalam kehamilannya. Salah satu kegiatan ini adalah membuat
tabungan ibu bersalin (tabulin). Secara psikologis, ibu akan merasa tenang
menghadapi saat persalinan jika semua kebutuhan sudah terpenuhi. Tabulin ini
biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, sehingga akan
menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Adapun manfaat dari diadakannya
tabulin ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai tabungan/simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau
sesudah persalinan.
b. Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
Tabungan yang bersifat social ini sangat membantu warga, terutama bagi
warga yang berekonomi lemah. Proram ini sangat tepat dan efektif dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam
upaya mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan
mellaui proses jimpitan. Melalui tabulin bumil diharapakan dapat menabung
sehingga saat melahirkan, tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah
ada dana tabungan. Kegiatan ini adalah upaya yang sangat baik untuk menurunkan
angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini belum menjamin 100% menjamin
ibu hamil selamat dari maut. Tabungan ini biasanya dibentuk berdasarkan RW atau
posyandu. Sebagai tenaga kesehatan yang akan membantu proses kelahiran biasanya
akan menetukan jumlah tabungan ibu hamil di setiap minggu nya dan memberi
penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat tabulin sehingga ibu hamil
mempunyai kesadaran untuk membayar tabulin.
2. Persiapan Psikologis
a. Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka, akan
tetapi banyak diwarnai dengan komponen psikologis
b. Ada perbedaan yang dialami ibu yang satu dengan yang lain
c. Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu banyak
dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan
d. Ibu merasa cemas dapat lahir dengan lancar, sehat atau cacat
e. Adanya dukungan moral daripara suami dan calon ayah
f. Kesiapan mental untuk menghadapi proses persalinan dan meyakinkan diri
sebelum proses persiapan persalinan normal adalah suatu proses yang alami dan
terbaik
g. Ibu juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang diidamidamkannya.
h. Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi
gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.
i. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama
besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak
secara langsung merasakan efeknya kehamilan.
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam rangka bimbingan persiapan mental
adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan
dengan cara :
o Memberikan pengertian pada ibu tentang peristiwa persalinan
o Menunjukkan kesediaan untuk menolong
o Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan mohon bantuan
kepada Tuhan sesui dengan agama.
b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan
o Dengan penjelasan yang bijaksana
o Dengan menjawab perasaan ibu secara baik dan tidak
menyinggung perasaan
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya
persalinan. Misal :
o His/kontraksi yang mengakibatkan rasa sakit itu penting untuk
membuka jalan kelahiran
o Mengeluarkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his
makin kuat tetapi juga dengan cara yang baik. Penjelasan ini
banyak sekali sesuai dengan perubahan fisiologis dalam
persalinan. Perlu diingat bahwa penjelasan harus sederhana agar
mudah dimengerti oleh ibu.
d. Ibu harus sering ditemani karena akan merasa mendapatkan bantuan
moril orang yang simpati dengan memberi bantuan setiap saat yang
diperlukan dan mendengarkan segala keluhan penderita
e. Mengerti perasaan penderita
f. Menarik perhatian dan kepercayaan ibu dengan perhatian dan tingkah
laku, bijaksana, halus dan ramah serta sopan
g. Berusaha membesarkan kepercayaan dan keselamatan ibu menghadapi
persalinan dengan memberi petunjuk dan mengikutinya.
2. Persiapan yang harus di bawa ke rumah sakit/dokter/bidan terdekat
a. Untuk Ibu :
o Baju tidur, bawa baju tidur yang nyaman dipakai dan tidak sempit (punya
kancing bagian depan sehingga mudah untuk menyusui. Bawa yang cukup
karena untuk persalinan normal butuh 2 hari di RS/Bidan/Puskesmas dan
operasi Caesar dibutuhkan 4 7 hari. Ditambah 1 set baju untuk pulang.
o Pakaian dalam : BH dan celana secukupnya
o Pembalut wanita khusus ibu bersalin
o Kain jarit/selendang (jenis kain lebar dan panjang)
o Korset ibu bersalin
o Perlengkapan Ibu : bedak, sisir, lipstik, deodoran
o Handuk, sabun, sikat gigi
o Sandal (menjaga kaki tetap hangat) jika melakukan perjalanan
b. Untuk Bayi :
o Popok, bawalah beberapa buah
o Baju bayi, minimal 2 karena bayi sering gumoh/muntah susu sedikit
o Selimut/bedong
o Kaos kaki dan tangan,
o Gedongan Persiapkan yang perlu dibawa untuk persalinan dalam tas dan
letakkan di tempat yang mudah dijangkau dan jangan lupa memberitahu
suami atau orang terdekat di rumah untuk tas itu.
3. Memilih persalinan secara alami atau Seksio
a. Seksio (lebih baik dengan indikasi seksio) Tindakan untuk melahirkan bayi
dengan membuka dinding rahim melalui sayatan pada dinding perut.
Memerlukan penyembuhan luka yang lebih lama dari persalinan normal. Ibu
dengan seksio dianjurkan untuk tidak mengandung kembali kurang lebih 18
bulan dari tindakan seksio karena mempunyai resiko tinggi terjadi robekan
rahim
b. Persalinan normal Lebih aman dan tidak perlu kuatir karena proses melahirkan
secara normal merupakan proses/mekanisme alami yang sudah tersedia secara
alami dalam tubuh ibu untuk proses kelahiran bayi. Saat ini bisa berkonsultasi
ke dokter/bidan untuk mengurangi rasa sakit. Yang terpenting kesiapan mental
calon ibu untuk menghadapi proses persalinan ini dan meyakinkan bahwa
proses persalinan secara normal adalah suatu persalinan yang alamiah dan
terbaik, kecuali ada indikasi tertentu secara medis yang memang
mengharuskan untuk operasi seksio. Dan tentu saja dukungan suami/calon
ayah sangat dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Manuaba. 2010. Pengantar Obstetri. Jakarta: EGC

Hamilton P. (1995). Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC

Farrer, Helen. (1999). Perawatan Maternitas. Ed 2. Jakarta : EGC. Persiapan Persalinan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

(www.academia.edu/TABULIN)

Anda mungkin juga menyukai