PEMBAHASAN
Pada pembahasan Studi Kasus ini saya mencoba menyajikan pembahasan yang
hamil, persalinan normal, bayi baru lahir dan nifas yang di terapkan pada Ny. A
sesuai dengan teori atau tidak. Dalam pembahasan juga dibahas mengenai kasus
yang ada sesuai atau tidak dengan teori, menurut argumentasi saya yang didukung
A. KEHAMILAN
Umur Ny. A pada saat hamil ini adalah 24 tahun, hal ini sesuai dengan
teori menurut (Depkes RI, 2011) Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang
keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
Terkait dengan usia Ny. A bahwa usia 24 tahun termasuk usia yang memang
sudah matang untuk kehamilan karena umur <20 tahun alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan fisiknya belum siap. Sedangkan umur >45 rentan sekali untuk
HPHT Ny. A adalah tanggal 13 Juni 2018 sehingga TP nya pada tanggal
20 Maret 2019 dan usia kehamilan Ny. A saat ini adalah 36 minggu. Hal ini
132
seseuai dengan teori menurut ( perhitungan rumus Neagle) bahwa bila hari
pertama haid terakhir diketahui maka dapat diketahui taksiran tanggal persalinan
dengan memakai rumus jika bulan Januari – Maret TP= hari +7, bulan +9, tahun
tetap, dan jika HPHT bulan April – Desember TP= +7, -3, +1. Terkait dengan TP
Ny.A bahwa perkiraan tanggal persalinan nya sudah ditetapkan sesuai dengan
sebanyak 4 kali, hal ini sesuai dengan program teori menurut (Permenkes no.25
usia kehamilan mencapai minggu ke-16, 1 kali pada trimester kedua saat usia
kehamilan menginjak minggu ke-24 hingga 28, dan 2 kali pada trimester ketiga
Dari teori tersebut saya mencoba menerapkannya pada Ny.A karena Studi
kasus ini dimulai pada kehamilan 36 minggu maka ibu hamil dianjurkan minimal
kehamilan, hal ini bertujuan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat agar
dapat mendeteksi diri komplikasi yang terjadi dan memantau kemajuan serta
pertumbuhan janin. Hal ini tidak sesuai dengan teori (Permenkes no.25 tahun
133
Pemeriksaan Tekanan Darah pada Ny. W yaitu 120/80 mmHg hal ini
sesuai dengan teori bahwa rata-rata tekanan sistol pada orang dewasa adalah 100
Terkait dengan Ny.A yaitu 100/80 mmHg dikarenakan Ny.A tidak memiliki
dilakukan pemeriksaan urine protein dan urine reduksi beserta tidak diberikan
kapsul yodium hal ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek yaitu
dilakukan menggunakan standar minimal dari 14T, Yaitu Timbang Berat Badan,
Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundus Uteri, Pemberian Tabet SF atau Fe
VDRL karena tidak ada indikasi yang mengarah ke PMS dan tidak tersedianya
alat, tidak diberikan obat malaria karena Ny.A bukan endemic malaria,tidak
134
Pada Ny.A berat badan selama hamil adalah 60 kg dan kenaikan berat
badan selama hamil 9 kg Hal ini sesuai dengan teori yang ditemukan oleh
hamil 9 kg – 12,5 kg, termasuk penimbunan lemak pada ibu kurang lebih 3,5 kg
yang setara dengan 30.000 kkal. Pada trimester ketiga sekitar 90% dari kenaikan
berat badan ibu digunakan untuk pertumbunhan janin, plasenta, dan cairan
amnion.
bagian bulat tidak melenting yaitu bokong, Leopold II pada bagian kanan
punggung janin dan pada bagian kiri ekstremitas janin, Leopold III teraba bulat,
keras dan melenting yaitu kepala, Leopold IV kepala sudah masuk PAP (pintu
atas panggul). Hal ini sesuai dengan teori menurut (Sarwono Prawirohadjo, 2012)
yaitu pada leopold I Meraba bagian yang ada di fundus, Jika teraba benda bulat,
tidak melenting maka itu adalah bokong, leopold II meraba perut sebelah kanan
menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah kanan jika
teraba benda yang panjang keras seperti papan, maka itu adalah punggung bayi,
namun jika teraba bagian – bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah
bagian kecil janin, leopold III tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian
bawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat
digoyangkan, maka itu adalah kepala, leopold IV dilakukan bila kepala telah
memasuki pintu atas panggul. Posisi janin Ny.A dalam keadaan normal yaitu
135
Pada Ny. A di dapatkan TFU 32 cm, hal ini sesuai dengan teori menurut
(MC Donal) bahwa TFU dalam cm di ukur melalui fundus dengan jari tangan kiri
dan tangan yang lain berada disimfisis pubis dan jari menjepit pita pengukur.
Pada Ny. A diberikan tablet fe <90 tablet karena ibu jarang memeriksakan
persalinan hal ini tidak sesuai dengan Teori. (Permenkes RI. No.88 tahun 2013)
yaitu pada ibu hamil diberikan zat besi atau FE 90 butir selama hamil. Zat besi
adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin).
juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh. Terkait dengan Fe yang diberikan
mengatakan sudah imunisasi TT2 sejak tanggal 13 oktober 2018, hal ini tidak
yang harus diberikan pada ibu hamil adalah sebanyak 5 x dengan jarak yang telah
ditentukan. Yaitu TT1 pada kunjungan pertama, TT2 yaitu 4 minggu setelah TT1
dan TT3 yaitu 6 bulan setelah TT2 sedangkan 2 dosis terakhir harus diberikan
136
DJJ pada Ny. A didapat 130x/menit, hal ini sesuai dengan teori ( Dewi H.
Am. Keb 2010 ) bahwa DJJ normal berkisar antara 120x/menit – 160 x/menit.
Karena jika DJJ kurang dari 120x/menit atau lebih dari 160x/meni maka janin
dalam keadaan asfiksia (kekurangan O2). Terkait dengan hasil DJJ Ny. A detak
jantung janin nya adalah normal karena tidak dibawah 120x/menit, dan tidak juga
diatas 160x/menit.
B. PERSALINAN
semakin lama, keluar lendir bercampur darah. Pada masa tersebut penolong
keluarga berupa dukungan pada saat proses persalinan dan persalinan Ny. A
terjadi kelainan dan penyulit. Sehingga pada saat melahirkan tidak dilakukan
persalinan normal.
1. Kala 1
Kala I Ny. A dimulai pada saat tiba di ruang bersalin pukul 16.00 WIB
dengan keluhan mules-mules dan keluar lendir bercampur darah. Hal ini sesuai
dengan teori (JNPK-KR, 2014) yaitu terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
. Keluhan pada Ny. A merupakan hal yang fisiologis karena merasakan keluhan
137
mules-mules dan keluarnya lendir darah merupakan tanda dan gelaja pada
persalinan.
Detak jantung janin pada Ny. A 145x/ menit teratur dan sedang. Hal ini
sesuai dengan teori ( Dewi H. Am. Keb 2010 ) karena detak jantung janin normal
antara 120 sampai 160x per menit karena jika DJJ <120 atau >160 maka terjadi
gawat janin. Bunyi detak jantung janin pada Ny. A terdengar normal yaitu 145x/
3-4xdalam 10 menit ). His pada Ny. A dalam keadaan normal karena pembukaan
2. Kala II
tekanan pada rectum atau vagina, perenium menonjol dan vulva vagina membuka
terjadi pembukaan lengkap 10 cm dan Ny. A sudah memasuki kala II, hal ini
sesuai dengan teori (JNPK-KR ) bahwa tanda kala II yaitu : Ibu merasakan ingin
Vulva vagina dan sfingter ani membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir
bercampur darah. Terkait dengan kasus Ny. A, Ny.A merasa mules semakin
sering dan ada dorongan ingin meneran, kemudian diajarkan kepada ibu untuk
DJJ pada Ny. A didapat 142 x/menit hal ini sesuai dengan teori ( Dewi H.
Am. Keb 2010 ) bahwa DJJ normal berkisar antara 120 x/menit – 160
138
x/menit.Pemeriksaan ini dilakukan agar mengetahui kondisi janin dalam keadaan
baik atau gawat janin, karena jika DJJ kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160
Posisi meneran Ny. A pada saat persalinan yaitu lateral (dimana posisi
mengharuskan ibu berbaring miring kekiri atau kekanan dengan salah satu kaki
diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus). Hal ini sesuai dengan teori
(Eka Puspita Sari, Am.Keb 2014), dengan posisi seperti itu akan mempersingkat
dari posisi ini adalah peredaran darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman
oksigen dalam darah ibu kejanin melalui plasenta tidak terganggu, karena tidak
Setelah bayi lahir dilakukan penilaian selintas hal ini sesuai dengan teori
(Eka Puspita Sari, Am.Keb 2014) yang menyatakan bahwa setelah bayi lahir
dilakukan penilaian selintas yang meliputi apakah bayi menangis kuat , apakah
warna kulit bayi kemerahan atau sianosis, apakah gerakan bayi aktif. Hal ini
dilakukan untuk menilai apakah bayi dalam keadaan baik dan tidak asfiksia. Jika
terjadi asfiksia maka tindakan resusitasi dapat segera dilakukan. Pada bayi Ny.A
tidak dilakukan resusitasi karna kondisi bayi baik yaitu kulit kemerahan, tonus
Lamanya persalinan kala II adalah selama 30 menit hal ini sesuai dengan
teori (Eka Puspita Sari, Am.Keb 2014) bahwa Pada primigravida kala II
berlangsung selama 2 jam dikarenakan oleh beberapa faktor, his tidak adekuat,
139
faktor janin dan faktor jalan lahir sehingga mempersulit dan lamanya proses kala
II. Terkait dengan waktu yang tepat pada saat persalinan kala II Ny. A, hal ini
juga bisa disebabkan karena cara ibu mengedan benar dan mengikuti pimpinan
Pada bayi Ny. A melakukan IMD. Hal sesuai dengan teori (Asuhan
permulaan menyusui dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahir.
3. Kala III
Pada pemeriksaan TFU pada Ny. A di dapat TFU sepusat. Hal ini sesuai
semakin mengecil, ukuran plasenta tida berubah maka plasenta akan terlipat,
menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
kandung kemih untuk mengetahui bila kandung kemih penuh akan dilakukan
kateterisasi untuk mengeluarkan air kencing. Karena jika kandung kemih penuh
140
Ny. A didapatkan perdarahan kurang lebih 100 cc, hal ini sesuai dengan
teori yaitu perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 500
cc, Memperkirakan kehilangan darah dengan cara untuk menilai kondisi ibu, hal
ini Ny. A tidak mengalami perdarahan karena darah yang keluar masih dalam
masa normal.
Pada kala III menggunakan manajemen aktif kala III hal ini sesuai teori
unit secara IM, kemudian meregangkan tali pusat dan melakukan masase uterus
setelah plasenta lahir. Kemudian terlihat tanda – tanda pelepasan placenta seperti
semburan darah tiba – tiba, tali pusat memanjang, dan uterus gloubuler plasenta
lahir pukul:21:40 wib Hal ini normal karena plasenta lahir 5-30 menit setelah bayi
lahir.
Saat dilakukan pemeriksaan perdarahan yang terjadi pada kala III Ny. A
mengalami pengeluaran perdarahan sebanyak ± 100 cc. Hal ini sesuai dengan
cc,Terkait dengan kasus Ny. A hal ini masing batas normal karena didapatkan
hasil setelah placenta lahir uterus teraba keras dan TFU 1 jari dibawah pusat.
4. Kala IV
yaitu dalam batas normal tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/m hal ini sesuai
tekanan darah dan nadi telah dipantau dan menunjukana hasil yang normal, ibu
juga tidak merasakan pusing maupun berkunang – kunang dan tidak menunjukan
141
kearah yang bahaya seperti syok, Ibu merasa bahagia karena bayi dan dan ari -
arinya telah lahir dan ibu masih merasa mules dan sangat lemas.
TFU pada Ny. A adalah 1 jari bawah pusat. hal ini sesuai dengan teori
(Prawirohardjo, 2013), yaitu pantau TFU setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
setiap 1 jam pada jam ke-2. Terkait dengan TFU Ny. A bahwa TFU ny. A dalam
keadaan normal hal ini ditandai dengan adanya perdarahan yang normal, kontraksi
uterus baik dan keras, jika uterus lembek dan menjadi lebih tinggi maka
Kandung kemih Ny. A didapatkan hasil kandung kemih kosong hal ini
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 1 jam pada jam ke-2 karna jika
Perdarahan pada Ny. A sekitar ± 100 cc, hal ini normal karena menurut
normal yaitu<500 cc, Apabila perdarahan >500 cc hal tersebut sudah dianggap
dengan cara menilai kondisi ibu. yaitujika ibu lemas, pusing dan kesadaran
menurun.
pertama post partum Nadi 128 x/mnt, Respirasi 60 x/mnt dan suhu 36,5C. Hal ini
sesuai dengan teori (Dewi, 2011) yang menyatakan bahwa frekuensi denyut
142
jantung normal yaitu 120-160x/menit, sedangkan pernafasan normal yaitu 40-
60x/menit. Terkait dengan bayi Ny.A bahwa TTV dalam keadaaan batas Normal
Berat Badan Bayi Ny.A yaitu 3100 gram hal ini sesuai dengan teori
(Rukiyah, 2010:) yang menyatakan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Terkait dengan
bayi Ny.A lahir pada usia kehamilan 39 minggu 3 hari dengan berat badan 3100
oksipito saja. Hal ini tidak sesuai dengan teori (Mutiazainivitaloka,2015) yang
(32).
kehangatan bayi hal ini sesuai dengan teori (Asuhan Persalinan Normal,2008)
mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti bayi dengan kain bersih dan hangat,
selimuti bagian kepala bayi, Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya,
jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir, tempatkan bayi
dilingkungan yang hangat jika tidak maka bayi kemungkinan akan mengalami
143
hipotermia, Adapun mekanisme kehilangan panas yaitu dengan cara Evaporasi,
Pada bayi Ny. A 6 jam post partum didapatkan tanda-tanda nadi 120
x/mnt, Respirasi 60 x/mnt, suhu 36,5C. hal ini sesuai dengan teori (Maryunani
dkk,2008) yang menyatakna bahwa keadaan umum bayi baik, warna kulit
kemerahan, gerakan bayi aktif, detak jantung bayi normal yaitu 120-160x/menit,
Pada 13 jam post partum bayi Ny. A juga diberikan salep mata
cloramfenicol 1 % pada kedua mata, hal ini tidak sesuai dengan teori (Asuhan
Persalinan Normal, 2014) bahwa Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi
mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegah infeksi
infeksi mata kurang efektif jika di berikan > 1 jam setelah kelahiran.Terkait
dengan Bayi Ny.A yaitu di berikan pada waktu setelah 13 jam karena kebijakan
13 jam post partum hal ini tidak sesuai dengan teori (Asuhan Persalinan Normal,
menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat
144
Pada bayi Ny. A mendapatkan vaksin HB0 0,5 cc pada 8 hari setelah
persalinan, hal ini tidak sesuai dengan teori ( Sarwono Prawiorhadjo, 2013 ) yang
menyatakan bahwa seharusnya bayi di imunisasi HB0 0,5 cc segera 1 jam setelah
pemberian Vitamin K.Terkait dengan Bayi Ny.A yang diberikan pada usia 8 hari
karena kebijakan dari lahan praktek yaitu diberikan pada kunjungan 1 minggu.
Pada bayi Ny. A 8 hari post partum didapatkan tanda-tanda vital nadi 120
x/mnt, Respirasi 60 x/mnt. Suhu 36,8C warna kulit kemerahan, gerakan aktif hal
ini sesuai dengan teori (Dewi, 2010) yang menyatakan bahwa frekuensi denyut
bawa tanda-tanda vital dalam keadaan normal tidak ada tanda-tanda bayi
Pada kunjungan 8 hari post partum didapatkan tali pusat sudah puput pada
hari ke 6 hal ini sesuai dengan teori (Sarwono Prawirohardjo, 2012) yang bahwa
lepasnya tali pusat dalam minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden
infeksi pada neonatus. Terkait dengan by Ny.A yaitu puput pada hari ke 6 di
karenakan ibu merawat tali pusat dengan baik yaiu dengan cara mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat, kemudian bersihkan
dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus
D. NIFAS
yaitu kunjungan 1 pada 2 jam post partum, kunjungan II 6 jam post partum,
kunjungan III 8 hari post partum. Hal ini tidak sesuai dengan teori (Saifuddin,
145
2010) yang menyatakan kunjungan program dan kebijakan teknis masa nifas
dilakukan paling sedikit 4 kali yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu post
partum yang bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk
Tinggi Fundus Uteri (TFU) Ny. A adalah 2 jari bawah pusat hal ini terjadi
pada saat 2 jam post partum dan 6 jam post partum. Hal ini sesuai dengan teori
(Sitti Soleha, 2010) bahwa tinggi fundus uterus setelah bayi lahir adalah Setinggi
pusat, dan setelah placenta lahir adalah 2 jari dibawah pusat. Hal ini dikarenakan
MAK III berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi perdarahan selain itu ibu
juga mau melakukan masase uterus seperti yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan
Pada 2 jam post partum Ny. A dianjurkan untuk istirahat hal ini sesuai
dengan teori (Rizqidyan,2012) bahwa salah satu kebutuhan dasar pada masa nifas
adalah istirahat dengan cukup.Hal ini bertujuan untuk mencegah kelelahan setelah
Ny.A pada 6 jam post partum tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, pengeluaran lochea rubra, semua
hasil pemantauan tidak ada kelainan tidak terjadi perdarahan hal ini sesuai dengan
teori (sitti saleha,2010) bahwa tinggi fundus uteri 6 jam post partum adalah 2 jari
di bawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea rubra selama 2 hari pasca
persalinan.
146
Pada 8 hari post partum didapatkan pemeriksaan TFU sudah tidak teraba.
Hal ini tidak sesuai dengan teori(Sitti Soleha, 2010) bahwa tinggi fundus uteri
pada 6 hari post partum adalah pertengahan pusat-simfisis. Hal ini dikarenakan
Ny.A melakukan kunjungan pada 8 hari post partum dan pada masa nifas Ny. A
tidak ada komplikasi sehingga involusi uterus berjalan dengan baik dan Ny. A
involusi uterus.
sehingga nifas pada Ny.A termasuk dalam kategori nifas normal, tidak ada tanda-
tanda komplikasi maupun penyulit nifas yang lainnya seperti adanya, perdarahan,
maupun infeksi.
147