TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
kalender internasional.
a. Amenorhea
12
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan
dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan
asam lambung yang berlebihan. Mual muntah pada pagi hari disebut
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
c. Ngidam
e. Payudara Tegang
13
membesat dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit
penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.
h. Pigmentasi Kulit
Pada dinding perut terdapat striae albican, striae livde dan linea nigra
i. Varices
j. Tanda Piskacek’s
14
k. Tanda Hegar
l. Tanda Chadwick’s
m. Kontraksi Uterus
palsu.
b. Palpasi
15
3. Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
a. Uterus
Tabel 2.1
Umur
Tinggi fundus uteri
kehamilan
12 minggu Teraba di atas simfisis pubis
22-27 minggu _
36 minggu _
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
c. Ovarium
16
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos. (Sarwono Prawirohardjo, 2012
:178)
e. Kulit
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
akan merubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.
f. Payudara
17
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara
payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama
g. Perubahan Metabolik
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
12,5 kg.
Tabel 2.2
Tabel 2.3
18
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekstraseluler
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
(Sarwono Prawirohardjo, 2012:180)
h. Sistem Kardiovaskuler
vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena kejantung.
hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan
ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi
miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
i. Traktus Digestivus
polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan
19
esophagus bagian baw ah. mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid
j. Traktus Urinarius
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu atas panggul keluhan itu akan timbul kembali.
k. SistemEndokrin
%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
berjalan dengan lancer. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada
plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu yang
l. SistemMuskuloskeletal
20
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
a. Keputihan
kadar estrogen.
minum pada siang hari, jangan mengurangi minum, batasi minum teh,
kopi, dan soda, jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan
menjaga posisi tidur, miring kekiri dan kaki tinggikan untuk mencegah
diuresis.
c. Konstipasi
21
Meningkatkan kadar CO2 , hiperventilasi yang lebih ringan ini adalah
f. Pusing
g. kaki / vulva
a. Perdarahan Pervaginam
merah, banyak dan kadang – kadang, tapi tidak selalu disertai dengan rasa
nyeri. Perdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa atau absurpsi
22
Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak bulan kelima atau bulan
awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit tida kali dalam periode jam. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan minum dengan
6. Asuhan Antenatal
a. Definisi
Tabel 2.4
23
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 o Mendeteksi masalah yang dapat
jiwa
kebiasaan tradisional yg
membahayakan
percaya
seks dsb)
Trimester II 14 – 28 minggu o Sama dengan trimester I ditambah
memerlukan persalinan di RS
24
(Hui ((hutari puji Astuti, S.Sit.M.Kes , 2011 : 180)
teratur.
25
7. Beri tablet tambah darah ( Tablet besi )
Tabel 2.5
Jadwal Imunisasi TT
Perlindungan
TT1 Kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 minggu setelah TT1 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur hidup 99
( Kemenkes 2014 )
B. PERSALINAN
1. Pengertian Persalinan
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Proses ini dimulai dengan perubahan kontrasi persalinan sejati, yang ditandai
plasenta.
26
Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaa pada tingkat
a. Terjadi Lightening
terjadinya penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
keteganan ligamen rotundum, dan gaya berat janin dimana kepala ke arah
3) Kesulitan berjalan
27
antara ketiga P yaitu Power, pessage, dan pessanger. Sedangkan pada
multigravida tidak begitu jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas
Pada sewaktu umur kehamilan masih muda, yaitu sejak trimester pertama
dikemukakan pertama kali oleh braxton hicks pada tahun 1872 sehingga
biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada sau atau dua minggu
sebelum persalinan.
lebih sering, yang dikenal sebagai his palsu, dengan sifat sebagai berikut :
4) Durasinya pendek
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri
28
diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim dimulai
pada 2 face maker yang letaknya di dekat cornu uteri. His yang menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif
2) Teratur dengan interval yang makin pendek dan kekuatannya makin besar.
serviks membuka.
29
tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas. ( Eka Puspita Sari Am,Keb
2014)
1) Tekanan Darah
peningkatan sistol rata-rata 15-20 mmHg dan diastol rata-rata 5-10 mmHg.
Denyut jantung
fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih
rendah dari pada frekuensi diantara kontraksi dan peningkatan selama fase
2) Pernafasan
3) Suhu Tubuh
setelah melahirkan.
30
apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam
5) Perubahan Hematologi
ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pascapersalinan jika tidak ada
Tahap-Tahap Persalinan
a. kala I
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada permulaan hiss, kala
fase yaitu :
1) Fase laten
31
c. Fase deselerasi, pembukaan menjadi sangat lambat. Dalam waktu 2 jam
Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eskternum
Kemudian ostium ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran serviks terjadi pada saat yang sama. Kala I selesai apabila
b. Waktu kontraksi, segmen bawah rahim dan serviks diregangkan oleh isi
rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyababkan tarikan pada serviks
32
c. Waktu kontraksi, bagian dari selaput uang terdapat di atas kanalis servikalis
membukanya.
b. kala II
pembukaanlengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Tanda dan gejala kala II
100 Detik
4) Kedua kekuata, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oler putar paksi luar, yaitu
6) Setelah putar paksi luar, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan :
33
sedikit untuk mengeluarkan bahu depan.
b. Setelah kedu bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
7) Pada primigravida kala II ini berlangsung rata – rata 1,5 jan dan pada
c. kala III
Kala IV : Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 -10 menit.
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit, maka harus
diberi penanganan yang lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta sudah dapat
4) Terjadi perdarahan
d. kala IV
34
3) Kontraksi uterus
2014)
a. His
His adalah konraksi otot – otot rahim pada persalin. Tiap his dimulai
sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk kedalam dinding
1) Frekuensi : yaitu waktu antara kontraksi atau waktu antara awal kontraksi
dengan awal kontraksi berikutnya. Frekuensi mula – mula masih jarang dan
menjelang akhir kala I intensitas menjadi cukup kuat dan menjadi lebih kuat
35
a.His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur namun menyebabkan
plasenta.
mengandung serabut otot, akan tertarik ke atas oleh retraksi otot –otot
b. tenaga mengejan
Usaha mendorong ke bawah sama seperti yang dilakukan saat buang besar
36
besar (mengedan).
Perbedaan antara his sejati dan his palsu, sebelum terjadinya his sejati,
seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau kontraksi rahim yang tidak
teratur. His ini disebut kontraksi Braxton hicks. Ini merupakan hal yang normal
dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari. Mungkin sulit untuk
membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak sesering dan
tidak sekuat his asli. Kadang satu – satunya cara untuk menbedakan his palsu
dan his sejati adalah melakukan periksa dalam pada periksa dalam bisa
persalinan
hicks) pada his sejati kontraksi timbul secara teratur dan semakin sering,
b. Pengaruh gerakann tubuh jika ibu berjalan atau beristirahat atau jika posisi
menjadi kuat lalu melemah), pada his sejati kontraksi semakin kuat.
namun pada his sejati kontraksi biasanya berawal di punggung dan menjalar
ke depan.
37
Lama proses persalinan, dimana jalan lahir dibagi atas:
coccygis).
antropoid).
d. Passenger (Janin )
janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
a. Sutura frontalis yang menghubungkan kedua os. Frontalis kanan dan kiri.
di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi:
a. Engagement
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah
melalui lubang masuk panggul, terjadi selama proses persalinan karena daya
dorong dari kontraksi uterus yang efektif , posisi serta kekuatan meneran
38
Gambar 2.1 Kepala Engangement Gambar 2.2 Penurunan kepala
Tabel 2.5
Penurunan kepala
Dalam
39
Kepala di atas PAP mudah
= 5/5 digerakan
III
Bagian terbesar kepala sudah
= 1/5 H III –
IV
= 0/5 H IV Di perenium
b. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi hal
yang sangat penting karena dengan cara fleksi diameter kepala janin terkecil
dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat
40
menjadi bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (yang
dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari arah diameter kanan, miring
kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring kekiri, dengan
demikian hubungan normal antara panjang kepala janin dengan panjang dari
bahu akan berubah dan leher akan berputar 45 derajat. Hubungan antara kepala
dan panggul ini akan terus berlanjut selama kepala janin masih berada didalam
panggul.
41
Gambar 2.4 Putar paksi Dalam
d. Ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini
terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang
menyebabkan ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva vagina membuka lebar.
Putaran ini terjadi secara bersamaan denagn putaran internal dari bahu.
Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami
perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar lerletak dalam
42
diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada
e. Ekspulsi
perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu
carus.
43
3. Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan dengan 60 langkah asuhan
persalinan normal
vagina
c. Perineum menonjol
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
kering.
44
III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
amniotomi.
masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 % dan
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali per menit).
Meneran
janin dalam keadaan baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman
45
lanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
temuan-temuan.
meneran.
12. Minta keluarga untuk menyiapakan posisi ibu untuk meneran (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
menasa nyaman).
untuk meneran.
pada ibu.
h. Segera rujuk, jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum terjadi
46
dan 60 menit (1 jam) untuk multigravida.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
16. Letakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
Bahan
Lahirnya kepala
lindungi perineum dengan satu tangan yang di lapisi kain steril dan
kering, tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
20. Perikasa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
47
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas berlanjut ke
48
Bila salah satu jawaban adalah ”TIDAK” lanjut kelangkah
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainya
perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi di dalam
uterus.
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 unit agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit seteelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
49
c) Lepaskan klem dan masukan pada tempat yang telah disediakan
32. Letakan bayi agar ada kontak ibu ke kulit bayi. Letakan bayi tengkurap
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Letakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
atas.
a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
Mengeluarkan Plasenta
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
50
jalan lahir (tetapi lakukan tekanan dorso-kranial)
5) Jika plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
51
IX. Menilai Perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
44. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap melakukan
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
barhasil menyusu
52
paha kiri anterolateral
disusukan
b. Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
berhasil menyusu.
Evaluasi
Vaginam
Kontraksi
50. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
53
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
51. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk memastikan
bayi kulit ke kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan
satu selimut.
53. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
didekontaminasi.
Sesuai
55. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
56. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
54
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
58. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
4. Partograf
5) K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi.
55
1) 0 :tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
Dipisahkan
dipisahkan.
d. Pembukaan mulut rahim (serviks) dinilai setiap 4 jam dan diberikan tanda
silang (x)
tidak putus dari 0-5, tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan
serviks. Berikan tanda ‘O’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai.
f. Waktu : menyatakan beberapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima.
h. Kontraksi uterus : Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam
sela fase laten dan setiap 30 menit selama fase aktif, Nilai frekuensi dan
56
i. Oksitosin tetesan (drip) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan
k. Nadi catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (•)
m. Suhu badan. Catat setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak
yang sesuai.
n. Protein, aseton, dan volume urin. catat setiap kali ibu berkemih. Jika
kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan
a. Jika didapati DJJ tidak normal (<100 atau >180 denyut permenit) curigai
c. Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama,
57
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV
c. Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang
segera berikan dekstrose IV. ( Eka Puspita Sari Am, Keb 2014)
Bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai dengan
4000 gram dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu. Bayi baru
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru-paru.
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai
58
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru –
paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 mingu.
Kardiovaskuler
59
b. Perubahan pada sistem peredaran darah
c. Pengaturan suhu
dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu
d. Metabolisme Glikosa
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
60
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar gluosa darahnnya
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
menelan. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
61
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel
pada BBL sel – sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut
e. Umur kehamilan 37 – 40 mg
g. Panjang lahir 48 – 52 cm
h. Kepala normal 33 – 52
a. penilaian
muda, pucat/ biru?. Ketiga hal di atas dilakukan secara cepat, dan tepat
62
2) bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan
kering/kassa.
lahir.
infeksi pada neonatus. Yang terpenting dalam perawatn tali pusat adalah
Hangat
ujung tali pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci
8. selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian
63
d. Inisiasi menyusui dini dan pemberian nutri
atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada
bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya manfaat IMD adalah
e. pencegahan hipotermi
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
a. Evaporasi
64
b. Konduksi
c. Konveksi
Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka,Kipas angin dan AC
d. Radiasi
secara langsung dengan kulit bayi. Missal: jendela pada musim dingin
b. Letakkan bayi didada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
65
f. Pemberian imunisasi awal
tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3 jam setelah
lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.
terutama pada bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual.
Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%
c. Warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat,
memar)
muntah
66
f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah, bau
segera jika timbul hal tersebut diatas. (Eka Puspita Sari Am.keb 2014)
tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau
Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan
67
e. Refleks menelan
f. Refleks babinski
gores sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan
kedepan.
Tabel 2.9
minimal
POLIO 4x 4 minggu 0 -11 bulan 4 minggu
minimal
Campak 1x - 9 – 11 bulan Lengkapi
sebelum umur
1 tahun
HB 3x 1 dan 6 bulan 0 – 11 bulan -
68
dari suntikan
pertama
D. NIFAS
1. Pengertian
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh otot genetalia
baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
a. Puerpurium dini
berjalan. Pada masa tidak dianggap perlu lagi menahan ibu setelah persalinan
ditempat tidurnya selama 7 – 14 hari hari setelah persalinan. Ibu nifas sudah
Keuntungan dari puerpurium dini adalah ibu merasa lebih sehat dan kuat, faal
usus dan kandung kemih lebih baik, ibu dapat segera belajar merawat bayinya.
b. Puerpurium intermedia
Adalah kepulihan menyeluruh alat – alat genitalia eksterna dan iterna yang
implantasi plasenta, luka jalan lahir, cervik, rndometrium dan ligamen ligamen.
69
c. Remote puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna keutamaan
bagi ibu selama hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi. Waktu sehat
sempurna bisa berminggu – minggu, berbulan – bulan dan tahunan. (Reni Yuli
Rubin melihat beberapa faktor aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu
a. Taking In Period
Periode ini terjadi 1-2 hari setelah melahirkan, ibu baru pada umumnya
pasif dan tergantung pada orang lain, focus perhatian terhadap tubuhnya ibu
Periode ini berlangsung pada hari 3-4 post partum, ibu lebih
sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat
c. Taking Go
Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan menyadari atau merasa
kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya. (Maternal dan Neonatal, 2014)
70
Program dan kebijakan teknis masa nifas
uteri.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
a. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda – tanada
penyulit
merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat,
dibawah umbilikus, tida ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
persalinan.
71
dibawah umbilikus, tida ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda – tanad demam, infeksi, atau kelainan masa nifas
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tida ada tanda – tanda
penyulit
bayinya
a. Uterus
Tabel 2.7
Uteri
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr
1 minggu pertengahan pusat 500 gr
simfisis
2 minggu tidak teraba 350 gr
6 minggu Normal 60 gr
b. Lochea
Lochea adalah cairan sikret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Beberapa jenis lokhea yang terdapat pada
72
masa nifas, yaitu :
1) Lochea rubra (Cruenta), berwarna merah karena berisi darah segar dan
lebih pucat dari lochea rubra. Lochea ini berbentuk serum dan berwarna
merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada
hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan. Lochea alba mengandung
4) Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14
kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai
Lochea mempunyai bau khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini
lebih terasa tercium pada lochea serosa, bau ini juga akan semakin lebih
sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada jam-jam
73
sanguinolenta, serosa dan akhirnya lochea alba. Hal yang biasanya ditemui
pada seorang wanita adalah adanya jumlah lochea yang sedikit pada saat ia
berbaring dan jumlahnya meningkat pada saat ia berdiri. Jumlah rata – rata
c. Serviks
serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus
b. Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti
ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan
rugae kembali.
c. Payudara (mamae)
duktus kelenjar ASI. Isapan langsung pada puting susu ibu menyebabkan
74
yang terdapat disekitar alveoli dan duktus kelenjar ASI berkontraksi dan
Tanda-Tanda Vital
1) Suhu
2) Pernapasan
3) Tekanan darah
30 mmHg dan diastolik 15 mmHg yang disertai dengan sakit kepala dan
d. Sistem kardiovaskuler
kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama
setelah kelahiran bayi. Selama masa ini pasien banyak sekali mngeluarkan
75
dengan meningkatnya vaskular pada jaringan tersebut selama kehamilan
Kunjunganmasa nifas
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah,
Tabel 2.8
Kunjunga
Waktu Tujuan
n
1 6 - 8 jam Mencegah perdarahan masa nifas karena
berlanjut.
76
Kunjunga
Waktu Tujuan
n
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
penyulit.
77
Kunjunga
Waktu Tujuan
n
3 2 minggu Sama seperti diatas (6 hari setelah
setelah persalinan)
persalinan
a. Kebutuhan Gizi
1) Kalori
2) Protein
gelas susu, dan 2 butir telur, 5 putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas
yoghurt. 120 – 140 gram ikan / daging / unggas, 200 – 240 gram tahu atau
protein untuk pertumbuhan dan pengganian sel – sel yang rusak atau mati.
78
Kalsium dan vitamin Dberguna untuk tulang dan gigi. Kalsium dan
vitamin D dapat diperoleh dari susu rendah kalori atau berjemur dipagi
porsi /hari. Satu porsi setara dengan 50 – 60 gram keju, satu cangkir susu
krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu
kalsium.
4) Magnesium
Dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
kacangan.
5) Karbohidrat kompleks
6) DHA
7) Lemak
½
Rata – rata kebutuhan lemak dewasa adalah 4 porsi lemak (14 gram
per porsi)
8) Garam
berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau
acar
9) Cairan
79
Pada masa nifas konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum
sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih,
10) Vitamin
diperlukan antara lain vitamin A 200.000 unit sebanyak 2 kali yaitu pada 1
Kebutuhan zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam
sekitar 12 mg. Sumber zinc terdapat pada seafood, hati dan daging.
b. Ambulasi
80
abnormal, tidak mempunyai penyembuhan luka episiotomi dan tidak
istirahat.
c. Eliminasi
Dalam enam jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat
buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka
Biasanya pasien menahan air kencing karena takut akan merasakan sakit
pada luka jalan lahir. Bidan harus dapat meyakinkan pada pasien bahwa
pasti mampu menahan sakit pada luka jalan lahir akibat terkena air
d. Kebersihan Diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu
keaktifan ibu untuk melakukan personal hygine secara mandiri. Pada tahap
e. Istirahat
81
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup yang
f. Seksual
vagina tanpa rasa sakit. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk
yang bersangkutan.
g. Senam nifas
masa nifas dilakukan sejak awal mungkin, dengan catatan ibu menjalani
a. Perdarahan pervaginam
82
d. Payudara yang berubah merah, panas dan terasa sakit
e. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami
infeksi
f. Infeksi bakteri
i. Kram perut
Pada masa nifas ini terjadi perubahan – perubahan fisik maupun psikis
hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberikan dukungan. Atas dasar
tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam
manajemen kebidanan.
Adapun tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis.
bayinya.
83
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
2. Alat Kontrasepsi
(ASI) secara eksklusif kepada bayi. Metode ini sangat ekonomis, tidak
perlu biaya dan aman untuk digunakan, namun hanya efektif sampai 6
Dan ada 3 syarat yang harus dipenuhi yaitu: Ibu harus menyusui bayi
4jam), bayi harus berusia kurang dari 6 bulan, dan ibu harus dalam masa
b. Suntikan Progestin
84
efek protektif terhadap kanker endometrium dan penyakit jinak payudara.
Salah satu efek samping yang dapat muncul adalah peningkatan berat
badan dan metode ini tidak boleh digunakan apabila ibu memiliki kanker
persalinan dan cukup aman selama menyusui. Sedangkan pada ibu yang
persalinan.
Kontrasepsi pil ini harus dikonsumsi setiap hari dan pada waktu yang
sama, dan apabila lupa satu pil saja maka kegagalan dari metode
haid. Kontrasepsi pil aman dan dapat dikonsumsi oleh ibu yang menyusui
setelah 6 minggu pasca persalinan, dan pada ibu yang tidak menyusui
85
Metode kontrasepsi implan merupakan kapsul batang kecil yang
mungkin dapat muncul adalah perubahan haid bulanan, sakit kepala, nyeri
perut dan rasa tidak nyaman pada payudara. Metode kontrasepsi ini
implan tersebut maka dari itu, jika ibu ingin menghentikan pemakaian
sehingga tidak terjadi pembuahan. Alat ini terdiri dari bahan plastik
pelietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Tembaga
pada IUD menyebabkan reaksi inflamasi steril yang toksik pada sperma
86
caesar. Untuk pasca persalinan, IUD dipasang antara 10 menit – 48 jam
efektivitas yang tinggi yaitu 99,2 – 99,4%, tidak memiliki efek samping
seksual.
f. Kondom
pelicin dan dipasang pada penis yang ereksi sehingga sperma tidak
g. Kontrasepsi Mantap
87
1) Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW)
lagi dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin pada tuba
dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi caessar. Jika tidak
dari seorang pria sehingga alur transportasi dari sperma terhambat dan
MANAJEMEN KEBIDANAN
1. PENGERTIAN
88
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
SEBAGI BERIKUT :
pemeriksaan fisik.
bersama klien.
individu.
89
g. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen
selanjutnya.
Langkah yang secara periodik disaring ulang, proses manajemen ini terdiri
1) DATA SUBYEKTIF
(Hidayat, 2010)
90
a) Identitas pasien
Sosial ekonominya yang harus kita ketahui seperti anjuran apa yang akan
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap untuk menghindari adanya
(2) Umur
kehamilan. Jika umur terlalu tua atau terlalu muda, maka persalinan lebih
(3) Suku/Bangsa
(4) Agama
(5) Pendidikan
(6) Pekerjaan
91
dengan pekerjaan pasien
c) Keluhan Utama :
jalan lahir, berbau khas, belum ada kenceng-kenceng dan belum ada
d) Riwayat Kesehatan :
Adalah riwayat kesehatan yang diderita saat ini oleh pasien. Penyakit
2011)
92
Jantung, Asma, Hipertensi, DM, Kembar, kanker, penyakit ginjal, TB,
e) Riwayat Perkawinan
syah/tidak, menikah pada umur berapa tahun, dengan suami umur berapa
f) Riwayat Obstetri
dan flour albus atau tidak, keluhan (keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi).
93
(a) HPHT : Untuk mengetahui usia kehamilan
jamu), keluhan.
(4) Riwayat KB
94
Untuk mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika
dikerjakan sehari-hari.
kali/hari, ganti celana dalam berapa kali/hari, sikat gigi berapa kali/hari,
Dikaji respon terhadap kehamilan ini senang atau tidak, respon suami
2) DATA OBYEKTIF
95
masalah.
a) Pemeriksaan umum
b) Kesadaran Pemeriksaan
yang bertujuan menilai status kesadaran pasien (Hidayat & Uliyah, 2010)
(3) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh pasien normal atau tidak
36,5-37,6oC .
(7) LILA : Untuk mengetahui adanya faktor kurang gizi bila kurang dari
23,5 cm
96
d) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala : Bagaimana bentuk kepala, warna rambut hitam atau tidak
(4) Telinga : Bersih atau tidak, adakah gangguan pendengaran, adakah masa
didalam telinga.
(5) Hidung : Bersih atau tidak, adakah pernafasan cuping hidung, adakah
polip.
(6) Mulut dan gigi : Mulut, lidah dan gigi bersih atau tidak, adakah caries
(8) Dada : Adakah retraksi dada, denyut jantung teratur atau tidak,
(9) Ekstremitas atas : Ujung jari pucat atau tidak, turgor ikterik atau tidak
(10) Ekstremitas bawah : Turgor baik atau tidak, adakah oedem, bagaimana
reflek patella.
97
(11) Anus : Adakah varises, adakah tanda chadwick, adakah
hemoroid.
e) Pemeriksaan khusus
(1) Inspeksi
pasien .
(d) Genetalia : Adakah pengeluaran per vagina lendir darah, air ketuban,
(2) Palpasi
pengeluaran kolostrum .
(b) Abdomen :
98
Leopold III : Digunakan untuk menentukan bagian apa yang
(d) TBJ (Tafsiran Berat Janin) Jika belum masuk Panggul (TFU-12) X
(3) Auskultasi
pusat, bising usus. Dalam keadaan sehat bunyi jantung janin 120
140 X/menit
f) Pemeriksan Penunjang
99
cairan amnion.
2009)
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
(Arsinah, 2010).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa : Ny X G...P...A... umur ... tahun, hamil ... minggu, janin ...
Data subjektif
100
merasakan kenceng-kenceng
Data objektif
d) Pembukaan .... cm
2) Masalah
Masalah yang dialami oleh pasien dengan ketuban pecah dini adalah
3) Kebutuhan.
101
dilakukan pencegahan (Arsinah dkk. 2010). Pada langkah ini penting sekali
PENANGANAN SEGERA
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan
rujukan.
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama
MENYELURUH
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
102
dilakukan oleh klien.
dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut bisa dianggap efektif jika
DATA PERKEMBANGAN
bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsisp dari metode SOAP ini
a. S (Data Subyektif)
103
melalui anamnesa. Data subyektif ini berhubungan dengan masalah dari
b. O (Data Objektif)
c. A (Assessment)
merujuk klien.
P (Planning)
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam
104
rangka mengatasi masalah pasien.
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
105