PENILAIAN PENDERITA
I. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan teori Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang
dihadapi, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat serta menilai bahaya-
bahaya lain yang dapat terjadi terhadap penderita, penolong maupun orang-orang
di sekitar.
2. Mahasiswa mampu melakukan penilaian terhadap tanda vital kehidupan dan
pemeriksaan fisik penderita (melakukan pertolongan pertama, membersihkan luka
dan mengobati pendarahan)
3. Mahasiswa mampu membuat kesimpulan dari hasil temuannya.
II. Teori
2.1 Pertolongan Pertama
P3K (First Aid) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter atau paramedik. (S Wulandini, dkk. 2017). Berarti pertolongan tersebut bukan
sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang
pertama melihat korban.
Pertolongan pertama merupakan perawatan sementara / segera yang diberikan
kepada korban kecelakaan atau korban yang terserang penyakit mendadak sebelum
tindakan medis oleh dokter. (Ghani, dkk. 2014)
2.1.1 Kecelakaan
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tak terduga dan yang tidak
diharapkan, karena dalam peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih
dalam bentuk perencanaan.
2.1.2 Kedaruratan Medis
Kedaruratan medis merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki riwayat
penyakit ataupun terkena infeksi yang berhubungan dengan peredaran darah dan
pernafasan sehingga segera memerlukan pertolongan. (Imad, Khusnul. dkk)
2.2 Penilaian
1. Penilaian Keadaan
2. Penilaian Dini
3. Pemeriksaan Fisik
4. Riwayat Penderita
6. Pelaporan
Pada saat penolong mencapai tempat kejadian, langkah pertama yang dilakukan
adalah mennilai keadaan. Ini bertujuan untuk memberi gambaran umum tentang apa
yang sedang dihadapi serta faktor pendukung / penghambat pertolongan pertama.
Disamping itu perlu juga dinilai bahaya lain yang dapat terjadi baik terhadap
penderita, penolong maupun orang – orang disekitar tempat kejadian. Pada tahap ini
penolong harus melakukan langkah – langkah pengamanan lokasi , penderita dan
dirinya sendiri serta orang – orang lainnya. Penilaian lain yang harus dilakukan adalah
menentukan bantuan apa yang diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan .
Dalam melakukan penilaian keadaan ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu
penolong melakukan analisa yaitu :
1. Bagaimana kondisi saat itu
Pertanyaan ini ditujukan untuk menilai apa sebenarnya yang terjadi, berapa
jumlah penderita, bagaimana mekanisme kecelakaannya amankan lingkungannya apa
saja yang bisa dimanfaatkan.
Kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan mungkin saja tidak berhenti
sampai disitu saja. Ada kemungkinan peristiwa tersebut dapat berlanjut dan
mengancam berbagai pihak yang ada di sekitar tempat kejadian. Beberapa keadaan
yang berbahaya yang mungkin terjadi di tempat kejadian misalnya : kemungkinan
ledakan , hubungan pendek arus listrik, tanah lonsor, perkelahian, kebakaran dan lain
– lain.
- Nama Penolong
- Nama Organsasi
Dalam melakukan tugas sebagai penolong juga perlu dikumpulkan berbagai informasi
untuk menunjang penilaian. Informasi langsung dapat diperoleh :
- Mekanisme kejadian
a. Kesan Umum
Pada tahap ini pertama – tama penolong harus menenntukan apakah kasus yang dihadapi
adalah kasus Trauma / Medis.
Kasus Trauma : kasus yang disebabkan oleh suatu ruda paksa. Mempunyai tanda –
tanda yang jelas terlihat / teraba misalnya lika terbuka, memar, patah tulang, dsb dan
dapat juga disertai dengan gangguan kesadaran.
Kasus Medis : kasus yang diderita seorang tanpa ada riwayat ruda paksa.
Contohnya sesak napas, pingsan. Pada kasus ini penolong harus berupaya
mencari riwayat gangguannya, misalnya dari penderita itu sendiri, keluarga /
saksi mata untuk menjelaskan keadaan penderita dari awal gejalanya sampai
menjadi parah serinci mungkin.
b. Memeriksa respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapat gambaran
berat ringannya ganngguan yang terjadi di dalam otak
Respon diberikan berdasarkn reaksi yang diberikan seorang penderita terhadap
rangsang yang diberikan penolong
A = Awas
S = Suara
Penderita hanya menjawab / bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara. Penderita
tidak perlu mampu menjawab namun dapat mengikuti perintah sederhana.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong misal
: Cubitan kuat, penekanan di tengah dada ( bila tidak ada cedera dada )
Bila penderitanya respon terhadap suara respon nyeri tidak perlu diberikan. Reaksi
yang terlihat mungkin hanya membuka mata, erangan, melipat / menjauhkan alat
gerak dan gerakannya lainnya. Laporannya penderita adalah respon.
T = Tidak respon
Penderita sam sekali tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh
penolong. Seorang penderita yang tidak sadar pasti memerlukan penanganan jalan
napas dan penata laksanaan lainnya. Penderita dilaporkan sebagai tidak ada respon.
Pastikan jalan napas penderita terbuka dengan baik cara menentukan keadaan jalan napas
tergantung dari keadaan penderita, apakah ada respon atau tidak.
Perhatikan pada saat penderita berbicara. Perhatikan ada tidaknya gangguan berbicara,
atau suara tambahan ? Suara tambahan dapat menjadi petunjuk adanya gigi, darah ,
atau benda lainnya dalam saluran pernapasan. Nilai juga apakah penderita itu dapat
mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus.
setelah jalan napas terbuka dengan baik dan bersih maka penolong harus menentukan
pernapasan penderita. Periksa ada tidaknya napas dengan cara LDR nilai selama 3 – 5
detik, penilaian pernapasan tidak terbatas dari ada tidaknya napas saja tetapi juga
pada kualitas dari pernapasan itu sendiri.
Menilai sirkulasi
1. Penderita Respon
Periksa nadi Radial ( pergelangan tangan ) sedangkan pada bayi yang diperiksa adalah
pada nadi Brakial ( bagian dalam lengan atas )
Pemeriksaan nadi karotis ( leher ) kecuali pada bayi tetap periksa nadi Brakial. Ada
tidaknya nadi diperiksa dalam waktu 5 – 10 detik. Bila tidak ada nadi segera lakukan
Tindakan RJP.
f. Hubungi bantuan
Apabila dirasa perlu segera minta bantuan rujukan, minntalah pada orang lain /
lakukan sendiri. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap. Hubungi
bantuan segera bila penolong menilai bahwa penderita tidak ada respon, bila kita
merupakan penolong pertama mungkin meminta bantuan mungkin tidak diperlukan,
jika memang perlu manfaatkan orang yang ada disekitar tempat kejadian. Dalam
penilaian dini perlu juga dipertimbangkan prioritas Transportasi, apakah sesegera
mungkin atau dapat tertunda, penilaian terarah akan sangat menentukan hal ini.
Peniaian Terarah
Contohnya :
• Ada luka tusuk di daerah kepala, dada, atau perut. Penentuan signifikan / tidak
sangat dipengaruhi oleh mekniame kejadian dan usia penderita.
• Lakukan penilaian trauma cepat, yaitu pemeriksaan fisik menyeluruh secara cepat dan
melakukan penatalaksanaan secara tepat pula.
Pada kasus medis penderita dibagi berdasarkan ada tidaknya respon. Penderita
tidak respon lakukan Pemeriksaan Fisik secara cepat untuk memastikan bahwa tidak
ada trauma, lanjutkan dengan pemeriksaan tanda Vital bila menemukan adanya
perubahan tanda Vital diluar batas normal maka anggap seorang itu mengalami kasus
Medis. Riwayat penderita dilakukan dari kelurga / saksi mata, Bila korban respon
maka dilakukan wawancara langsung.
A. Penderita Respon
• Pastikan jalan napas terbuka dengan baik dan ada nadi, jangan lupa memeriksa ada
tidaknya perdarahan besar
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan dari ujung kepala sampai
ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta.
1. Penglihatan ( Inspeksi )
bagian yang akan diperiksa seadapat mungkin terpapar dengan jelas. Jika
dianggap perlu perlu buka atau potonglah pakaian penderita. Lihat ada tidaknya
tanda khas suatu penyakit atau cedera. Inspeksi ini dilakukan secara menyeluruh
lebih dahulu baru secara khusus
2. Perabaan ( Palpasi )
3. Pendengaran ( Auskultasi )
Penolong mendengarkan tanda suatu penyakit atau gangguan, paling umum
digunakan untuk mendengarkan nafas.
P = Perubahan Bentuk
L = Luka Terbuka
N = Nyeri tekan
B = Bengkak
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dengan teliti.
1. Kepala
Perhatikan adanya cairan bening, darah atau campurannya, bila ada curigai terjadinya
cedera tulang tengkorak dan otak, bila mekanisnya mendukung.
Mata
* Manik mata ( pupil ) adanya besar - kecil , simetris kiri dan kanan, umumnya pupil
mata mengecil bila kena cahaya
Pada saat memeriksa mata perhatikan sumber cahaya, bila memeriksa di tempat yang
terang upayakan melindungi mata dari sumber sinar.
Mulut
Apakah ada perdarahan, bagian gigi yang patah, benda asing atau gangguan lain.
2. Leher
Periksalah leher sebelum memasang pelindung leher ( bila perlu ) selain PLNB apakah
tenggorokan tertarik ke satu sisi, ada perbesaran pembuluh darah, bila ada luka pasang
pembalut kedap.
3. Dada
Perhatikan bentuk luar dari tulang dada, tulang rusuk dan kulitnya, karena berakibat pada
organ dalam rongga dada. Pada penderita respon tanyakan apakah ada nyeri saat menarik
napas. Pemeriksaan pada tulang dada dengan cara merab.
4. Perut
Pemeriksaan perut yang penting adalah perabaan dengan cara mencari daerah yang nmyeri
bila ditekan, bila ada bagian yang nyeri ditekan dengan hati – hati.
5. Punggung
6. Panggul
Pada daerah ini yang sering terjadi adalah patah tulang yang berakibat perdarahan,
panggul bisa menampung darah 2 liter, penderita dengan Cedera Panggul akan
mengalami gangguan berkemih, dan buang air besar, mungkin adanya bau besing dan
kotoran, pada pria kemaluannya akan mengalami ereksi ( Priapismus )
Selain mencari PLNB, juga lakukan GSS ( gerakan, sensasi, sirkulasi) ini bertujuan untuk
mengetahui adanya keadaan tulang, otot maupun saraf.
Bayi : 25 – 50 x / menit
Anak : 15 – 30 x / menit
Dewasa : 12 – 20 x / menit
Diastokik : 60 – 90 mmHg
Kulit
Kondisi kulit :
- Lembab
- Kering
- Berkeringat
Warna kulit
- Biru
- Pucat
- Merah
- Kuning
- Biru kehitaman
- Jam tangan
- Senter kecil
- Stetoskop
- Alat pengukur tekanan darah ( sfigmomanometer )
1. Pemeriksaan nadi
Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung. Denyut yang
mewakili frekwensi, kekuatan dan irama kontraksi otot jantung.
Dapat diperiksa di :
4. Nadi diperiksa selama 15 detik hasil di kali 4 untuk menilai nadi permenit.
5. Laporkan juga kuat / tidak, normal jaraknya teratur antara yang satu dengan yang lain.
III. Percobaan
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tanda vital adalah :
1)Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch
2)Senter kecil
3)Stetoskop
4)Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5)Alat tulis untuk mencatat
6)Termometer badan
B. Penilaian Dini
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam
nyawa penderita dengan tepat , cepat , dan sederhana. Langkah - langkah penilaian
dini :
Alasan :
AIRWAY
Cara :
2. Angkat dagu penderita ( kecuali kalo dicurigai cedera tulang belakang dan
tulang leher )
BREATHING
Jika penderita tidak ada nafas maka perlu Resusitasi Jantung Paru (RJP/CPR)
CIRCULATION
Tahap ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan baik atau tidak , serta untuk
melihat ada tidaknya perdarahan yang harus segera ditangani.
Periksa nadi radial (pergelangan tangan), brakial (bagian dalam lengan) dan karotis
(leher) untuk melihat ada/tidaknya kerja jantung.
Periksa nadi seperti pada penderita respon baik. Jika tidak ada nadi maka lakukan
RJP/CPR
C. Pemeriksaan Fisik
C.1 Kepala
P L N B
P L N B
Gambaran Umum :tidak terjadi msalah pada hidung dan telinga (aman)
Mulut
P L N B
Mata
P L N B
Gambaran Umum : tidak terjadi msalah pada hidung dan telinga (aman)
C.2 LEHER
v
P L N B
Gambaran Umum : terjadi nyeri tekan karena terdapat luka pada bahu
C.3 DADA
P L N B
Gambaran Umum : tidak terjadi msalah pada hidung dan telinga (aman)
C.4 PERUT
P L N B
Gambaran Umum : tidak terjadi msalah pada hidung dan telinga (aman).
C.5 PUNGGUNG
v
P L N B
Gambaran Umum : saat tertimpa material pada bahunya, korban jatuh ke belakang sehingga
terjadi benturan pada punggung dan terjadi nyeri tekan
C.6 PANGGUL
P L N B
Tangan
v
P L N B
Gambaran Umum :.karena terdapat luka pada bahu sehingga terjadi nyeri tekan pada tangan
Kaki
P L N B
Suhu badan : 30 0C
Tekanan Darah
Diastolik : 80.mmHg
4. Mengurangi tekanan manset dengan cara membuka klep secara perlahan-lahan dan
jangan terlalu cepat
7. Terus kurangi tekanan manset sampai tidak terdengar denyutan. Ini merupakan
nilai diastolik.
a. Bising
Selain penilaian seperti yang disebutkan di atas, tetap harus dilakukan wawancara terhadap
penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab atau pencetus
suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau perjalanan suatu penyakit. Wawancara ini dapat
dilakukan dengan penderita, keluarga atau saksi mata. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam
wawancara adalah:
Gejala adalah hal-hal yang hanya dirasakan oleh penderita. Tanda adalah hal-hal yang
dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar maupun diraba. Saat tanya jawab
hindari jawaban “ya” dan “tidak”. Jadi gunakan pertanyaan terbuka.
Tanyakan apakah pada saat ini penderita sedang menjalani suatu pengobatan. Mungkin
gangguan yang dialami adalah akibat lupa minum atau menelan obat tertentu. Ini sering
menjadi petunjuk dalam menghadapi kasus medis.
3. Makanan/minuman terakhir
Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama keracunan racun
melalui saluran cerna.
Riwayat penyakit yang pernah diderita mungkin berhubungan dengan keadaan yang
dialami penderita pada saat ini.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada penderita ini adalah suatu bentuk alergi
terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderita atau keluarga sudah mengetahuinya.
6. Kejadian
Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus yang kita hadapi murni
trauma atau medis atau gabungan dari keduanya.
E. PEMERIKSAAN BERKALA
Penilai dari penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas seseorang penolong
sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala dengan mengulang memeriksa
dari awal atau mencari hal yang terlewati.
F. PELAPORAN
Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat dan jelas kepada
penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
7. Pemeriksaan fisik yang penting : denyut nadi, frekuensi nafas, suhu badan, tekanan
darah sistolik dan diastolik
10. Perkembangan lain yang dianggap penting : luka terbuka yang ada di bahu kanan