Anda di halaman 1dari 51

Selamat Datang!!

Bersemangatlah dalam mempelajari


sesuatu yang bermanfaat
DASAR-DASAR
PERTOLONGAN PERTAMA
BASIC FIRST AID
Pamuji Agung Risdiyanto | HNC.I.14.0023
Materi Pelatihan First Aid
Pengantar (introduction)
01 Apa yang dimaksud dengan “First Aid” ?

Penilaian Korban (victim assessment)


02 Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah umum yang harus
dilakukan oleh penolong.

BHD dan RJP


03 Bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru (CPR).

Perdarahan dan Syok


04 Cara menghentikan perdarahan dan syok
Pertolongan Pertama (First Aid).
What Is Adalah tentang memberikan perawatan penyelamatan jiwa awal sebelum
datangnya bantuan profesional. Dalam pertolongan pertama, tujuan
utama Anda adalah untuk menyelamatkan nyawa korban/penderita

First sampai mendapatkan perawatan oleh profesional medis lainnya.

Pertolongan pertama adalah seseorang yang telah melakukan pelatihan


pertolongan pertama formal tetapi bukan pekerja darurat yang terlatih
Aid secara profesional seperti paramedis, rescuer, pemadam kebakaran, atau
bisa disebut juga responden pertama.

Tujuan Pertolongan Pertama

Menyelamatkan jiwa penderita


atau korban.

Mencegah cacat.

Memberikan rasa nyaman dan


menunjang proses
penyembuhan.
Pertolongan Pertama
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

Dalam membahas Pertolongan Pertama (First Aid) kita akan berhubungan dengan setiap aktivitas
yang dilakukan oleh manusia, tentunya kita tidak akan terlepas dari kejadian-kejadian yang bisa
saja tidak kita inginkan. Sebab tentunya manusia tidak mungkin terlepas dari ancaman bahaya di
sekitarnya. Oleh karena itu, tentunya mereka akan mencari cara untuk melakukan upaya
perlindungan terhadap dirinya.

Dimulai dari upaya pencegahan (preventif) hingga upaya penyembuhan (kuratif).


Meskipun sudah dilakukan upaya pencegahan namun potensi bahaya masih saja bisa muncul dan
menimbulkan kecelakaan.

Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pertolongan terhadap korban kecelakaan agar kondisi
korban tidak bertambah parah dan tidak fatal akibatnya. Hal ini tidak terlepas dari peran
Pertolongan Pertama (First Aid).

Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu
sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).
Expressed Consent Implied Consent
Persetujuan diberikan oleh korban sadar dengan
Persetujuan/ ijin yang diberikan oleh korban/
cara isyarat, atau korban tidak sadar atau terhadap
penderita secara lisan atau tertulis (persetujuan
anak kecil yang tidak mampu memberikan
yang dinyatakan)
persetujuan
Alat Pelindung Diri (APD)
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya setiap penolong
dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai alat perlindungan diri (APD) atau
Personal Protective Equipments (PPE) diantaranya :

Sarung Tangan Kaca Mata Baju Pelindung

01 02 03

Masker Pelindung Masker Resusitasi Helm

04 05 06
Mencuci Tangan

Mencuci
Semua Membersihkan Peralatan

Cairan Tubuh Disinfektan

Dianggap Menggunakan APD


Sterilisasi

Menular
Section Break
Penilaian Keadaan (scene size up)
Penilaian Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada
bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan kita. Keselamatan penolong
adalah nomor satu.
Korban Jika sudah memastikan keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
(victim assessment) • Memastikan keselamatan penolong, pasien/korban, dan orang-orang
di sekitar lokasi kejadian.
• Memperkenalkan diri “bila memungkinkan”.
• Menentukan kesan umum kejadian.
• Kenali dan atasi cedera.
• Stabilkan korban dan terus pantau.
Saat menemukan korban ada • Minta bantuan.
beberapa hal yang harus
dilakukan untuk menentukan
tindakan selanjutnya, baik
itu untuk mengatasi situasi
maupun untuk mengatasi
korbannya.
Penilaian Dini (initial assessment)
Langkah-Langkah penilaian dini :
Kesan Umum
a Seiring mendekati korban, penolong harus bisa menentukan apakah situasi
korban tergolong kasus trauma atau kasus medis.

Kasus Trauma Kasus Trauma


mempunyai tanda-tanda yang jelas
terlihat/teraba, misalkan karena
kecelakaan, dsb. nya.

PowerPoint
Kasus Medis
Presentation
tanpa tanda-tanda yang terlihat atau
teraba, misal maag, usus buntu, dll.

Kasus Medis
Periksa Respon
b Ada 4 tingkatan yang umum di pakai untuk menentukan tingkat respon pada
pasien/korban, yaitu :

ALERT VERBAL PAINFUL UNRESPONSIVE

RESPON

Pasien/korban Pasien/korban Pasien/korban Pasien/korban


sadar hanya bereaksi hanya bereaksi tidak bereaksi
sepenuhnya dan bila dipanggil atau terhadap terhadap
mengenali dapat mengikuti rangsang nyeri rangsang apapun
keadaan atau perintah yang diberikan yang diberikan
keberadaan sederhana. oleh penolong, oleh penolong.
lingkungannya. misalnya dicubit.
Pastikan Jalan Napas Terbuka dengan Baik
c

Pasien dengan Respon


Pasien dengan Cara menilainya dengan
Respon memperhatikan peserta saat
berbicara. Adanya gangguan jalan
napas biasanya akan berakibat pada
gangguan bicara.

Pasien tanpa Respon


Jika tanpa respon, penolong harus
mengambil inisiatif untuk membuka
jalan napas. Cara yang dianjurkan
adalah angkat dagu tekan dahi
Pastikan juga mulut korban bersih,
Pasien tanpa tidak ada sisa makanan atau benda
Respon lain yang mungkin menyumbat
saluran napas..
Menilai Pernapasan
d Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5 detik.

Pernapasan Ciri-cirinya :
1. Dada naik dan turun secara penuh.
Cukup 2. Bernapas mudah dan lancar.
Baik 3. Kualitas pernapasan normal,

<8 x /menit untuk dewasa,


<10x/menit untuk anak-anak, dan
20 x /menit untuk bayi)

Ciri-cirinya :
1. Dada tidak naik atau turun
secara penuh.
Pernapasan 2. Terdapat kesulitan bernapas.
Kurang 3. Cyanosis (warna biru/abu abu
Baik pada kulit, bibir, atau kuku).
4. Kualitas pernapasan tidak normal.
Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
e Pastikan denyut jantung cukup baik, pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat
mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam
jumlah yang cukup banyak.

Hubungi Bantuan
f Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lainnya. Pesan yang disampaikan
harus singkat, jelas dan lengkap.

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang


mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum
melanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik (physical examination)
Empat metode pemeriksaan fisik :

Penglihatan (Inspection)
01 Metode ini dilakukan ketika pertama kali bertemu pasien/korban
dan yang diamati adalah tingkah laku dan keadaan tubuh serta hal
umum dan khusus.

Perabaan (Palpation)
02 Metode ini dilakukan dengan cara meraba dengan sedikit tekanan
pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara
terorganisir dari satu bagian ke bagian lain.

Ada 2 teknik perabaan :


a. Palpasi Ringan
Letakkan tangan pada area yang akan di palpasi, jari-jari ditekan
kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.
b. Palpasi Dalam
Satu tangan untuk merasakan yang dipalpasi, tangan lainnya untuk
menekan kebawah. Dengan posisi rileks, jari-jari tangan kedua
diletakkan melekat pada jari-jari pertama.
Perkusi (Percussion)
03 Metode dengan cara mengetuk, bertujuan menentukan batas-
batas organ atau bagian tubuh.
Pendengaran (Auscultation)
04 Metode yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu stetoskop,
bertujuan untuk dapat mendengarkan bunyi jantung, paru-paru,
bunyi usus, serta untuk mengukur tekanan darah ke nadi.

Cara pemeriksaan korban kecelakaan dengan penderita penyakit adalah


berbeda. Tanda-tanda dari suatu cedera dapat jelas terlihat dan teraba. Masalah
medis berupa gejala yang dirasakan hanya oleh pasien/korban. Untuk
mendapatkan data yang lengkap kita harus dapat membuat pasien/korban
menjelaskan gejalanya dengan baik dan jelas. Lihat tabel di bawah ini ;

Pemeriksaan Trauma Medis


Wawancara 20% 80%
Pemeriksaan 80% 20%
Pada cedera beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa pasien/korban :

P D bandingkan sisi sakit dengan yang sehat

P erubahan bentuk D eformity/deformitas

L O biasanya terlihat adanya darah

L uka terbuka O pen wounds

N T daerah yang cedera lunak bila ditekan

N yeri tekan T enderness


daerah yang cedera mengalami
P S pembengkakan
P embengkakan S welling
Pemeriksaan Fisik ”Head to Toe”
Disebut head to toe karena dilakukan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Adapun caranya adalah dengan mengamati dan meraba (menggunakan
kedua tangan dan dengan sedikit tekanan), bandingkan (simetry), cium bau
yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh)
Pemeriksaan Tanda Vital
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah :
1. Frekuensi atau denyut nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau
lemah, teratur atau tidak.

Dewasa 60 – 100 kali / menit

Anak-anak 80 – 150 kali / menit

Bayi 120 – 150 kali / menit

2. Frekuensi napas, apakah proses bernapas terjadi secara mudah,


atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.

Dewasa 12 – 20 kali / menit


Anak-anak 15 – 30 kali / menit
Bayi 25 – 50 kali / menit
Pemeriksaan Tanda Vital
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah :
3. Tekanan darah, idealnya adalah 120/80 mmHg. Namun meskipun
begitu, tekanan darah cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya usia.
Tekanan darah normal pada anak-anak dibagi dalam tiga kategori berbeda, yaitu :
a) Tekanan darah anak usia 3-5 tahun.
Untuk anak dalam rentang usia 3-5 tahun, American Heart
Association dan American Academy of Pediatrics menyebutkan batas sistolik
berkisar antara 104-116 dan batas diastolik antara 63-74.
Jadi, untuk anak usia 3-5 tahun batas terendah tekanan darah adalah 104/63
mmHg, dan batas tertinggi adalah 116/74 mmHg.

b) Tekanan darah anak usia 6-9 tahun.


Pada usia ini, masih menurut kedua sumber diatas, batas sistolik
berkisar antara 108-121 dengan batas diastolik antara 71-81. Sehingga, batas
tekanan darah terendah untuk anak usia 6-9 tahun adalah 108/71 mmHg dan
batas tertingginya adalah 121/81 mmHg.

c) Tekanan darah anak usia 10-12 tahun.


Sedangkan untuk anak usia 10-12 tahun, kisarannya berada pada
angka 114-127 untuk angka sistolik, dan 77-83 untuk angka diastolik. Sehingga,
batas bawah tekanan darah anak usia ini adalah 114/77 mmHg dengan batas
tertinggi 127/83 mmHg.
Section Break
Bantuan Bantuan hidup dasar adalah serangkaian usaha awal
untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan/atau

Hidup sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti napas


dan/atau henti jantung (cardiac arrest).
Bantuan hidup dasar atau BHD juga kadang disebut
Dasar Basic Life Support.

Resusitasi
Jantung
Paru
Sistem Pernapasan

Mengambil oksigen
Sistem
Utama
Mengeluarkan CO2
Tubuh
Manusia Menghangatkan dan
melembabkan udara
( hidung ).
Sistem Peredaran Darah

Alat angkut : O2,


CO2, zat nutrisi, zat
sampah dan
Sistem pertahanan tubuh
terhadap penyakit
dan racun
Utama
Mengedarkan

Tubuh panas ke seluruh


tubuh

Manusia Membantu
membekukan darah
bila terjadi luka
Sumbatan Jalan Napas
Sumbatan yang terjadi dapat bersifat total ataupun sebagian (parsial)

Sumbatan sebagian
01
penyebab sumbatan berada di
kerongkongan, tetapi tidak menutup
seluruh jalan napas.

Sumbatan total
02
pasien/korban tidak dapat berbicara,
bernapas atau batuk dan kedua
tangan korban memegangi leher
(tanda-tanda universal tersedak).
Untuk mengatasi sumbatan jalan napas total dikenal adanya istilah Heimlich
Maneuver.
Dalam ilmu kedokteran dikenal dua istilah mati ;

MATI KLINIS MATI BIOLOGIS

Mati biologis adalah kematian sel/jaringan


Muncul bila pasien/korban mengalami henti yang sifatnya menetap. Kita sudah
napas dan henti jantung (tidak ditemukan mengetahui bahwa otak merupakan pusat
adanya pernapasan dan denyut nadi) bersifat pengatur kegiatan seluruh tubuh manusia
reversibel, penderita punya kesempatan yang bila rusak tentu akan berakibat pada
waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tubuh lainnya.
tanpa kerusakan otak. Penanganan yang baik Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari
masih memberikan kesempatan kedua sistem henti jantung, dimulai dengan kematian sel
tersebut berfungsi kembali. otak, bersifat irreversibel (kecuali berada di
suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan
melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih
dan berhasil ).
Resusitasi Jantung Paru
Prinsip dasar dalam RJP dikenal dengan sebutan CAB, yaitu Circulation, Airway,
Breathing, berpedoman pada American Heart Association(AHA) 2015
C-A-B sebagai pengganti A-B-C untuk Tidak ditekankan lagi looking,
listening, feeling. Kunci untuk
01 RJP dewasa, anak dan bayi. 02 menolong korban henti jantung adalah
Pengecualian hanya untuk RJP
neonatus (bayi usia 28 hari). aksi (action) tidak lagi penilaian
(assesment).
Tekan lebih dalam. AHA-2015 Tekan lebih cepat. Untuk frekuensi
penekanan, saat ini AHA-2015
03 menganjurkan penekanan dada 04 menganjurkan frekuensi 100-120x/menit.
sampai 5-6 cm.

Untuk orang awam, AHA-2015 tetap Kenali tanda-tanda henti jantung akut dan
05 menganjurkan “Hands only CPR” 06 jangan berhenti memompa/menekan
untuk yang tak terlatih . dada semampunya, sampai AED
dipasang dan menganalisis ritme jantung.
Bila perlu memberikan ventilasi mulut ke
mulut, dilakukan dengan cepat dan
segera kembali menekan jantung.
Circulation Support
Langkah-langkah kompresi jantung :

Penolong berada di sebelah kanan Letakkan korban di tempat yang datar dan
a pasien/korban.
b keras.

Cek nadi selama maksimal 10 detik Jika ada nadi, posisikan korban dalam posisi
c (pada dewasa di arteri karotis, pada
d recovery dan tetap melakukan evaluasi
anak-anak di arteri brakhialis). denyut nadi selama 2 menit, tunggu bantuan
datang.
Posisikan korban supinasi, bila curiga Jika tidak ada denyut nadi, segera berikan
e cedera spinal, pindahkan kepala, bahu
f kompresi.
dan badan secara bersamaan (teknik
log-roll/ in line).

Bebaskan dada korban dari baju yang Perlu diingat sebelum melakukan kompresi
g dikenakan korban. h dada jalan nafas harus dipastikan tetap
bebas.
Pastikan kedua tangan dapat saling terkait
i Letakkan punggung telapak tangan kanan j dengan stabil.
atau tangan yang tidak dominan tepat di di ½
bagian bawah mid sternum, di antara dua Dengan menggunakan bantuan berat badan,
l lakukan penekanan ke dada korban hingga
putting susu dengan metode rib margin. kedalaman 5-6 cm dengan frekuensi 100-
Kunci dengan meletakkan tangan yang domi 120x/menit.

nan di atasnya. Meletakkan tangan yang do


minan di atas tangan yang tidak dominan ber
tujuan untuk mencegah pemberian tenaga
kompresi menggunakan tangan.

Arahkan bahu agar tepat berada diatas


k kedua telapak tangan tersebut hingga
lengan menjadi lurus.
m Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali kemudian
diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2 kali.
Ini merupakan satu siklus.

Setelah 2 menit, dapat diperiksa kembali


n apakah sudah ada denyut jantung. Bila
belum ada, ulangi kembali siklus.
Airway Control
Langkah yang harus dikerjakan untuk pengelolaan jalan napas yaitu:

Pasien/korban diajak berbicara. Berikan oksigen.


a b
Nilai jalan napas (Look, Listen, Feel). Obstruksi (penyumbatan) jalan napas.
c d
Breathing Support
Menjamin terbukanya airway merupakan RJP/CPR harus dimulai sesegera mungkin
langkah penting untuk pemberian oksigen. saat menemukan pasien/korban dengan
Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/menit kasus henti napas atau henti jantung.
(dewasa), anak (20-30x/menit), Tindakan gabungan dari ketiga komponen
bayi (30-40x/menit). C, B dan A

OTAK
TIDAK ADA
dan HIPOKSIA MATI
OKSIGEN
JANTUNG
0 - 4 Menit Mati Klinis Kerusakan Sel-sel otak tidak diharapkan
4 - 6 menit Mungkin sudah terjadi kerusakan sel otak
6 - 10 menit Mati Biologis Sudah mulai terjadi kerusakan otak
> 10 menit Hampir dipastikan terjadi kerusakan sel-sel

otak.
Menurut pedoman AHA-2015, untuk urutan dalam melakukan RJP/CPR adalah :
a) D anger
Pastikan keamanan, baik penolong, pasien/korban dan lingkungan
sekitar. Gunakan sarung tangan dan APD lainnya (jika tersedia).

b) R esponse
Cek respon pasien/korban, panggil, tepuk
bahu atau beri stimulus nyeri.

c) S hout for help


Tetap bersama pasien/korban, gunakan handphone atau minta tolong ke sese
orang (jika ada orang lain) untuk memanggil bantuan. Aktifkan speaker untuk berko
munikasi dan mendengarkan intruksi dari tenaga medis.

Jika ada alat AED, segera pergunakan untuk melakukan RJP/CPR.

Mintalah bantuan, sambal tetap bersama pasien/korban.


d) C irculation
KESALAHAN PADA RJP/CPR Cek napas dan nadi bersamaan
KESALAHAN HASIL
kurang dari 10 detik.
Pasien/korban tidak pada Penekanan tidak efektif
Jika nadi tidak teraba :
bidang keras
Pasien/korban tidak horizontal Bila kepala pasien/korban lebih → Beri 30 kompresi dan 2 ventilasi
tinggi maka jumlah darah yang ke Jika nadi teraba :
otak berkurang. → Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10 kali/menit)
Head tilt chin lift kurang baik. Jalan napas terganggu, tiupan Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari trachea.
tidak maksimal
e) A irway
Kebocoran saat melakukan Tiupan tidak efektif
pernapasan buatan
f) B reathing
Lubang hidung kurang tertutup Tiupan tidak efektif
rapat dan mulut pasien/korban
kurang terbuka saat pernapasan
buatan
Letak tangan kurang tepat, arah Patah tulang iga, luka dalam paru-
tekanan kurang baik paru, penekanan tidak maksimal
Tekanan terlalu dalam atau Jumlah darah yang dialirkan
terlalu cepat kurang
Rasio tekanan dan tiupan tidak Oksigenisasi darah kurang.
baik
Section Break
Pada umumnya jumlah darah orang dewasa berkisar antara 4 – 6
liter, secara umum berfungsi untuk :
a. Transportasi oksigen dan zat makanan.
b. Melawan penyakit/infeksi.

erdarahan c. Membuang zat sampah.

Kemampuan pembekuan darah biasanya antara 6 – 7 menit.

dan
yok
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
ruda paksa (trauma) atau penyakit.
Ada 2 jenis perdarahan yang dapat terjadi pada tubuh manusia, yaitu:

1. Perdarahan Luar
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan,
pendarahan luar dibedakan menjadi:
Penanganan external bleeding : a. Perdarahan Nadi (Arteri) b. Perdarahan Vena
• Tekanan langsung.
• Tinggikan bagian yang luka.
• Tekan di titik penekanan.
• Imobilisasi bagian yang luka
(pada alat gerak).
• Tourniquet.

c. Perdarahan Kapiler
2. Perdarahan Dalam

Beberapa tanda perdarahan internal,


antara lain :
a. Cedera pada bagian luar tubuh.
b. Adanya memar disertai nyeri pada tubuh.
c. Nyeri, bengkak, perubahan bentuk pada
alat gerak.
d. Nyeri tekan atau kekakuan pada dinding
perut, dinding perut membesar.
e. Muntah darah.
f. Buang air besar berdarah, baik darah
segar, maupun darah hitam seperti kopi.
g. Luka tusuk, khususnya pada batang
tubuh.
h. Darah atau cairan mengalir keluar dari
hidung atau telinga.
i. Batuk berdarah.
j. Buang air kecil campur darah.
Penanganan pasien/korban dengan internal bleeding, antara lain :
a. Baringkan pasien/korban di posisi nyaman/normal.
b. Periksa dan pertahankan CAB, berikan oksigen bila ada.
c. Periksa pernafasan dan nadi secara berkala.
d. Jaga suhu pasien/korban senyaman mungkin.
e. Rawat syok.
f. Jangan memberikan makanan atau minuman.
g. Jangan lupa menangani cedera atau gangguan lainnya.
h. Lakukan teknik Rest, Ice, Compress, Elevation (RICE).
Syok
Syok terjadi akibat kegagalan salah satu atau beberapa komponen utama sirkulasi.
Tanda-tandanya adalah :
a Nadi cepat tapi lemah.
Akibat kekurangan pasokan darah maka respon sistem sirkulasi yang pertama adalah
meningkatnya kecepatan pemompaan oleh jantung, nadi akan berdenyut 100X per menit. Jumlah
darah yang berkurang secara banyak akan mengakibatkan penurunan tekanan darah sehingga
nadi menjadi lemah dan halus.
b Pernapasan dangkal dan cepat.
Keadaan hipoperfusi pada alat tubuh menyebabkan alat tubuh ini mengirimkan berita ke otak
bahwa oksigen berkurang. Otak akan memerintahkan paru-paru untuk bekerja makin cepat.
Sejalan dengan makin parahnya syok, nafas menjadi makin cepat, dangkal dan kadang tidak
teratur. Pemicu lainnya adalah kerja antara jantung dan paru-paru, meningkatnya kerja jantung
pasti akan disertai meningkatnya kerja paru-paru.
c Kulit pucat, dingin dan lembab.
Makin berat/parahnya keadaan makin dingin kulitnya, kulit juga mungkin akan menjadi lembab.
d Wajah pucat mungkin sianosis (jari tangan, kuku, dan bibir tampak berwarna kebiruan karena
kurangnya oksigen dalam darah).
Sianosis juga terlihat pada lidah dan cuping telinga.
e Mata menerawang, pupil dilatasi.

c Perubahan keadaan mental.


Bila jumlah oksigen ke otak berkurang walau sedikit, sudah dapat terjadi perubahan mental seperti
gelisah atau anksietas (anxiety), ingin berkelahi. Adakalanya ini merupakan gejala yang pertama
kali terlihat.
Adapun untuk penanganan syok diantaranya sebagai berikut :
a Bawa penderita ketempat teduhdan aman.

b Awasi dan pertahankan CAB, beri oksigen bila ada.


Posisikan terlentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah
c tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu,
maka angkat bagian kaki.

d Hentikan perdarahan bila ada dan longgarkan pakain penderita.


Pertahankan suhu tubuh penderita, tetapi jangan sampai membuat suhu
e
penderita terlalu tinggi (bisa menggunakan selimut).
Posisikan terlentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah
f
tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu,
maka angkat bagian kaki.
Tenangkan penderita, jangan berikan makan dan minum, periksa tanda vital secara
f
berkala serta rujuk ke faskes.
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai