Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Muhammad Faizal Alhas

NPM

: 1406564906

QBD-7 Pengelolaan Bencana


1. Jelaskan langkah bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)!
Jawab:
Bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru) dapat dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut:

Mengamankan situasi
Hal yang pertama dilakukan penolong adalah mengamankan situasi sekitar korban.
Memeriksa respons korban
Hal yang kedua dilakukan penolong adalah memeriksa respons korban dengan cara
menepuk atau menggerak-gerakkan bahu korban. Jika korban merespons, resusitasi
jantung paru tidak perlu dilakukan. Namun, jika tidak ada respons, lanjutkan ke

langkah berikutnya.
Meminta pertolongan
Penolong menunjuk salah satu orang di sekitar untuk meminta pertolongan dengan
cara menelpon rumah sakit terdekat.

Membuka jalan napas


Jalan napas dibuka dengan cara membuka mulut korban dengan teknik head tilt, chin
lift, atau jaw thrust. Bila terdapat sumbatan di jalan napas, segera keluarkan.
Memeriksa pernapasan
Perhatikan gerakkan dada dan suara pernapasan. Penolong harus dapat membedakan
antara pernapasan normal pernapasan agonal. Pernapasan agonal muncul setelah
jantung berhenti. Pernapsan ini ditandai dengan pernapsan sulit, berat, dan terengah-

engah.
Melakukan kompresi dada
Letakkan satu telapak tangan pada tengah-tengah dada dan tangan yang lain
menumpuk tangan sebelumnya. Posisi jari saling mengunci jari lain. Kompresi dada

dilakukan dengan kecepatan 100 kali/menit, dengan kedalaman 4-5 sentimeter.


Perbandingan antara kompresi dan relaksasi adalah sama. Kompresi dada dapat

dilakukan bergantian oleh penolong RJP.


Melakukan bantuan pernapasan
Jepit hidung sehingga lubang hidung tertutup. Ambil napas normal, letakkan bibir
menutupi mulut pasien. Hembuskan udara hingga dada korban terlihat naik selama
kurang lebih 1 detik. Tunggulah hingga dada turun lagi, lalu ulangi. Bantuan

pernapasan dilakukan sebanyak 2 kali tiap 30 kali kompresi dada.


AED (automated external defibrillator)
Kenakan pad pada bagian dada pasien yang telah diekspos. Tunggulah mesin
menganalisis irama jantung dan jangan menyentuh korban. Jika mesin menunjukkan
bahwa korban dapat di defibrilasi, pastikanlah orang sekitar tidak menyentuh korban
dan lakukan shock defibrilasi. Kemudian lakukan kompresi dada dan bantuan
pernapasan seperti tahap sebelumnya. Jika pasien mulai bernapas normal, letakkan
korban pada posisi recovery.

2. Bagaimana cara mengangkat dan memindahkan korban yang membutuhkan bantuan


hidup dasar?
Jawab:
Teknik mengangkat dan memindahkan korban dibagi menjadi dua tipe berdasarkan situasi,
yaitu situasi darurat dan non-darurat. Teknik meindahkan pada kondisi darurat adalah dengan
cara menarik baju korban, menarik lengan atas dan bahu korban, atau menaruh selimut di
bawah korban lalu menarik selimut tersebut. Pada kondisi non-emergensi, pengangkatan
dapat dilakukan secara langsung dari tanah maupun pengangkatan ekstrimitas.
3. Bagaimana melakukan imobilisasi pada pasien yang dicurigai terkena patah tulang?
Jawab:
Imobilisasi pada pasien yang dicurigai terkena patah tulang terdiri dari beberapa cara yang
disesuaikan dengan bagian tulang mana yang patah. Pada tulang panjang, imobilisasi

dilakukan dengan cara mengusahakan dua sendi tetap segaris. Pada imobilisasi leher,
penolong harus menstabilkan daerah kepala, leher, dan bahu.
4. Jelaskan prinsip dari menghentikan perdarahan!
Jawab:
Kontrol perdarahan dilakukan dengan cara menerapkan tekanan pada titik perdarahan, lalu
membalut luka korban dengan perban. Selain itu, penolong juga dapat menggunakan torniquet
untuk menghentikan aliran darah sementara pada luka korban untuk mencegah banyak darah
yang keluar. Penolong juga perlu mencurigai adanya perdarahan internal dengan cara melihat
adanya bengkak, deformitas, memar, atau bengkak.
5. Sebutkan alat proteksi diri yang dibutuhkan tenaga kesehatan saat menolong korban!
Jawab:
Peralatan yang digunakan petugas kesehatan dalam menolong korban disesuaikan dengan
situasi yang dihadapi. Berikut adalah beberapa alat yang biasanya digunakan oleh petugas
kesehatan:

6.

Penutup mata atau google


Masker
Jubah khusus
Apron disposibel
Sarung tangan lateks
Penutup rambut (cap)
Sepatu boot
Jelaskan perbedaan pertolongan pertama pada korban saat kehidupan sehari-hari dan
pada saat terjadinya bencana!

Jawab:
Perbedaan pertolongan pertama pada korban saat kehidupan sehari-hari dan pada saat
terjadinya bencana antaralain:

Frekuensi terjadinya kejadian


Frekuensi terjadinya bencana lebih kecil.
Jumlah korban
Jumlah korban pada saat terjadinya bencana lebih besar.
Jumlah penolong
Jumlah penolong pada saat terjadinya bencana lebih besar.
Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan pada saat terjadinya bencana lebih besar.
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan pada saat terjadi bencana lebih kompleks.

Pada saat terjadi bencana, penolong harus memastikan dirinya telah memakai pengaman
terleibh dahulu sebelum hendak menolong. Selain itu, penolong juga terlebih dahulu
mengamankan situasi di sekitar korban sebelum menolong.

7. Jelaskan mengenai triase pada bencana!


Jawab:
Triase adalah proses pemilihan penderita untuk menentukan penderita mana yang harus
didahulukan untuk menerima perawatan. Tujuan triase adalah untuk memaksimalkan jumlah
orang yang dapat ditolong pada saat terjadi sebuah bencana. Terdapat beberapa penandaan
korban pada triase, antaralain prioritas utama (merah), prioritas sedang (kuning), prioritas
rendah (hijau), bukan prioritas (hitam). Warna-warna yang disebutkan merupakan warna tanda
yang akan diberikan oleh petugas kesehatan terhadap korban.

Prioritas utama (merah)


Pasien dengan gangguan airway, breathing, dan circulation.
Prioritas sedang (kuning)
Pasien dengan gangguan airway breathing tetapi dapat memburuk perlahan.
Prioritas rendah (hijau)
Luka ringan atau histeris.

Bukan prioritas (hitam)


Korban meninggal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bergeron JD, Bizjak G,Baudour CL,

Wesley K.

First Responder. 8th edition. USA:

Prentice

Hall; 2008.
2. Mistovich JJ, Karren KJ. Prehospital Emergency Care. 8 th edition. USA:

Prentice

Hall;

2007.
3. Nolan JP, Soar J, Zideman DA, Biarent D, Bossaert LL, Deakin
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation

C,

et

al.

2010.

Resuscitation 81 (2010) 12191276.


4. Pinkowski J. Disaster Management Handbook. Florida: CRC Press; 2008. [E-BOOK]
5.

(N.D). Lifting and Moving Patients. Jones & Bartlett Learning, LLC, an Ascend Learning

Company. Diunduh dari http://ems.jbpub.com/chapleau/emt/. 2013


6. Bledsoe, Porter, Cherry & Clayden. Essentials of Paramedic Care Volume 1 & 2. Pearson
Education.

Diunduh

pada

http://wps.prenhall.com/ca_ph_bledsoe_ess_1/47/12109/3100010.cw/-/3100099/index.html. 2012
7. Palang Merah Indonesia. Pertolongan Pertama. Jakarta: Percetakan PMI Pusat. 2008

Anda mungkin juga menyukai