Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Faizal Alhas

NPM : 1406564906
Pengelolaan Bencana Kelas 20
QBD-1

Bencana adalah sesuatu yg menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau


penderitaan; kecelakaan; bahaya1 . Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa
bencana dapat mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor alam ataupun faktor manusia.
Kerugian yang disebabkan oleh bencana dapat berupa korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan gangguan psikologis.
Indonesia, sebagai negara yang rentan dengan bencana, telah sering mengalami berbagai
macam bencana, baik bencana alam maupun bencana nonalam. Contoh bencana alam yang
sering terjadi adalah gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, banjir, dan tanah longsor.
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pd kulit bumi
yg ditimbulkan oleh tenaga asal dalam; gempa bumi.1 Gunung meletus adalah peristiwa alam
yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi.1 Kekeringan adalah peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yg sifatnya
sewaktu-waktu yg terjadi apabila curah hujan berada di bawah normal.1 Banjir adalah
peristiwa terbenamnya daratan (yg biasanya kering) krn volume air yg meningkat.1 Tanah
longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah
ke arah bawah.1
Contoh bencana nonalam yang sering dijumpai di Indonesia adalah wabah penyakit,
kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan dalam kegiatan industri. Wabah penyakit merupakan
enyakit menular yg berjangkit dng cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yg luar. 1
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan

dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan.1 Kecelakaan dalam kegiatan industri kejadian
(peristiwa) yg menyebabkan orang, baik pekerja maupun warga sekitar, celaka.1
Bencana selalu memberikan dampak buruk bagi manusia, sehingga diperlukan upaya
pencegahan dan upaya meminimalisir kerugian yang ditimbulkan oleh bencana tersebut.
Seluruh masyarakat diharapkan dapat ikut serta dalam upaya-upaya tersebut, karena
masyarakat adalah kelompok yang paling rentan dengan bencana. Langkah awal untuk
mencegah bencana dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkannya adalah dengan
mengetahui ancaman, risiko dan hal-hal yang dapat menimbulkan bencana.
Ancaman merupakan hasil dari bencana yang dapat membahayakan jiwa dan benda. 2.3
Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian yang berupa kematian, luka, sakit, gangguan
psikologis, kerusakan dan kehilangan harta benda, serta gangguan aktivitas masyarakat. 2,3
Risiko bencana merupakan dampak dari suatu bencana yang berupa hal-hal negatif seperti
yang telah disebutkan sebelumnya. Kerentanan bencana merupakan kondisi geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi
pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat mengurangi kemampuan
mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.2,3 Dengan demikian, pengetahuan tentang ancaman adalah
sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat.
Peraturan penanganan bencana di bidang kesehatan di Indonesia:4
1. Dalam penanganan bencana bidang ksehatan pada prinsipnya tidak dibentuk saran
prasana secara khusus, tetapi menggunakan sarana dan prasarana yang telah ada,
hanya intensitas kerjanya ditingkatkan dengan memberdayakan semua sumber daya
Pemerintah Kabupaten/Kota dan serta masyarakat dan unsur swasta sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Dalam hal terjadinya bencana, pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan
saran kesehatan, tenaga kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang tidak dapat
diatasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, maka Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota terdekat harus memberi bantuan, selanjutnya secara berjenjang


merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan dan Pusat.
3. Setiap Kabupaten/Kota berkewajiban membentuk satuan tugas kesehatan yang
mampu mengatasi masalah kesehatan pada penanganan bencana di wilayahnya
secara terpadu berkoordinasi dengan Satlak PB.
4. Dalam penanganan bencana agar mengupayakan mobilisasi sumber daya dari
instansi terkait, sektor swasta, LSM, dan rakyat setempat.
5. Dalam pelayanan ksehatan dan penanganan bencana sesuai dengan rujukan Rumah
Sakit Indonesia dibagi menjadi empat wilayah:
a. Wilayah tanggung jawab RSUP H. Adam Malik Medan: meliputi wilayah
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau dan Jambi.
b. Wilayah tanggung jawab RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta; meliputi
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Lampung,
Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan Tengah.
c. Wilayah tanggung jawab RSUD Dr. Soetomo Surabaya; meliputi wilayah
Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
d. Wilayah tanggung jawab RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar;
meliputi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan
Papua.
e. Bila rujukan tersebut di atas mengalmai hambatan, makapelaksanaan
pelayanan kesehatan rujuan disesuaikan degan situasi dan kondisi dengan
tujuan memungkinkan.
6. Negara lain, organisasi internasional, lembaga sosial internasional dan masyarakat
internasional dapat memberikan bantuan kepada para korban bencanan dan
pemerintah, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku, tidak mengikat, dilakukan tanpa syarat dan tanpa digunakan dengan
tersedianya pelayanan pemeliharaan.

7. Segala bantuan yang berbentuk bahan makanan harus diserta label/petunjuk


komposisi kandungan, cara pemakaian, halal dan tanggal kadaluwarsa. Khusus
bantuan obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan, memenuhi
standard mutu dan batas kadaluwarsa serta petunjuk yang jelas.
8. Bantuan-bantuan tersebut, dapat berupa bantuan teknis (peralatan maupun tenaga
ahli yang diperlukan) dan bantuan program (keuangan untuk pembiayaan program)
pada tahap penyelamatan, tanggap darurat, rehabilitasi, rekonstruksi dan repatriasi.
9. Institusi dan masyarakatn dapat menolak bantuan yang sekiranya bisa
membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa korban bencana.
10. Apabila bencana yang terjadi disertai gangguan keamanan dan keselamatan petugas
kesehatan, maka dimintakan bantuan TNI dan POLRI.
11. Bila diperlukan angkatan udara, laut, dan darat sesuai keperluan, dikoordinasikan
dengan Departemen Perhubungan, Departemen Pertahanan, TNI, Polri dan instansi
terkait lainnya termasuk BUMN.
12. Pada masa tanggap darurat, pelayanan kesehatan dijamin olehj pemerintah sesuai
ketentuan yang berlaku. Pelayanan kesehatan pasca tanggap darurat disesuaikan
degnan kebijakan Menteri Kesehatan dan Pemda setempat.
.
Daftar Pustaka:
1. Setiawan E. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - definisi kata [Internet].
Kbbi.web.id. 2015 [cited 11 March 2015]. Available from: http://kbbi.web.id/
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana. 2007 2.
3. Schneid TD, Collins L. Disaster Management and Preparedness. America: Lewis
Publishers. 2001
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/MenKes/SK/XII/2005
Tentang Pedoman Penangan Bencana Bidang Kesehatan. [Internet]. 2005 [cited 11
March 2015];. Available from:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201653%20ttg
%20Pedoman%20Penanganan%20Bencana%20Bidang%20Kesehatan.pdf

Anda mungkin juga menyukai