03
KLINIK PRATAMA KOREM 031/WIRABIMA
PROPOSAL
INHOUSE TRAINING BANTUAN HIDUP DASAR
2023
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung dan pembuluh darah sampai saat ini masih merupakan
penyebab kematian nomor satu di dunia. Manifestasi komplikasi penyakit jantung dan
pembuluh darah yang paling sering diketahui dan bersifat fatal adalah kejadian henti
jantung mendadak.
hidup dasar. Berdasarkan penelitian, bantuan hidup jantung dasar akan memberikan hasil
yang paling baik jika dilakukan dalam waktu 5 menit, maka untuk mempertahankan angka
kesehatan dasar yang dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit yang
paripurna. Tindakan bantuan hidup jantung dasar umumnya dilakukan oleh paramedis,
namun dinegara-negara maju dapat dilakukan oleh kaum awam yang telah mendapatkan
pelatihan sebelumnya. Tindakan bantuan hidup jantung dasar secara garis besar
luar maupun sekitar lingkungan rumah sakit tanpa menggunakan alat medis.
Tindakan bantuan hidup jantung dasar bukan merupakan satu jenis keterampilan
pertolongan yang dilakukan, ditentukan oleh kecepatan dalam memberikan tindakan awal
bantuan hidup jantung dasar, membuat para ahli berpikir bagaimana cara untuk
melakukan suatu tindakaN bantuan hidup jantung dasar yang efektif serta melatih
sebanyak mungkin orang awam dan paramedis yang dapat melakukan tindakan tersebut
Dalam melaksanakan bantuan hidup jantung dasar, kita mengenal istilah penolong
pertama (emergency first responder) antara lain polisi, petugas pemadam kebakaran
serta petugas keamanan lainnya. Bantuan jantung hidup dasar, sebenarnya sudah sering
didengar oleh masyarakat awam. Program pelatihannya bersifat sangat bisa diajarkan ke
masyarakat, terbuka, tidak memandang jenis kelamin ataupun umur. Dalam pelaksanaan
pelatihan program bantuan jantung hidup dasar, diharapkan mencakup faktor resiko
penyakit jantung koroner, pencegahan primer serta mengetahui atau mengenali tanda-
tanda orang yang sedang terkena serangan jantung. Sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada
kebutuhan klien.
kelangsungan hidup manusia, perlunya diadakan pelatihan bantuan hidup dasar pada
setiap komponen masyarakat awam yang berada dilingkungan Klinik Pratama Korem
031/WB serta menjaga mutu para pelaksana bantuan, baik dari kaum awam ataupun dari
paramedik, sudah pasti diperlukan bantuan hidup jantung dasar yang terintegrasi serta
komprehensif sehingga program quality dan safety mendapatkan hasil yang baik dengan
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Terselenggaranya pelatihan bantuan jantung hidup dasar pada orang awam yang
3. Diketahuinya cara mempelajari pertolongan pertama pada anak dan dewasa dalam
kondisi-kondisi khusus
C. MANFAAT
sistem yang digunakan untuk pengenalan tanda-tanda serangan jantung dan stroke
jantung dasar pada berbagai situasi kinis memegang peranan yang penting dalam
mengaktifkan sistem layanan gawat darurat, mencegah komplikasi, resusitasi jantung paru
sesegera mungkin setelah penderita menjadi stabil, sesegera mungkin ditransfer ke rumah
obstruksi benda asing, tenggelam, tersengat listrik, trauma dan hipotermia. Pertolongan
juga mencakup neonatus dan pediatrik. Namun kebanyakan pada pediatrik atau neonatus,
utama, yaitu komponen bantuan hidup jantung dasar serta komponen bantuan hidup
jantung lanjut sebagai pelengkap jika bantuan hidup jantung dasar berhasil dilakukan.
Bantuan jantung hidup dasar umumnya tidak menggunakan obat-obatan dan dapat
dilakukan dengan baik setelah melalui pelatihan singkat. Seiring dengan perkembangan
terdapat beberapa perubahan sangat mendasar dan berbeda dengan panduan hidup
2. Perintah “look, listen and feel” dihilangkan dari lagoritma bantuan hidup dasar
5. Resusitasi jantung paru (RJP) yang efektif dilakukan sampai didapatkan kembalinya
Komponen yang harus dikuasai sebelum melakukan bantuan hidup jantung dasar
pernafasan yang baik serta pemberian ventilasi bantuan yang baik dan benar, dilanjutkan
dengan teknik kompresi dada yang baik serta frekuensi yang adekuat, serta penggunaan
serta tekhnik yang telah disebutkan diatas, para penolong pertama yang melakukan
juga harus menguasai teknik mengeluarkan obstruksi jalan nafas karena sumbatan benda
asing.
Apabila kita dapat melakukan bantuan hidup jantung dasar dengan baik dan tepat,
2. Fungsi jantung paru dapat diperbaiki dengan menggunakan AED dan kompresi
3. Otak dapat dijaga dengan baik karena suplai darah ke otak dapat terpelihara selama
Dalam pelatihan ini, akan diajarkan bantuan hidup dasar menggunakan rekomendasi yang
dikeluarkan oleh American Heart Association tahun 2010 yang dikenal dengan mengambil
1. Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat segera (early
access)
5. Penanganan pasca henti jantung yang terintegrasi ( Integrated post cardiac arrest
care)
kelangsungan hidup dilaksanakan secara efektif, maka peluang penderita yang mengalami
fibrilasi ventrikel yang disaksikan diluar rumah sakit untuk terselamatkan bisa sampai 50%.
Namun pelaksanaan sistem pelayanan gawat darurat segera pasien tidak sadarkan diri
baik diluar maupun di dalam rumah sakit sangat bergantung kepada kecepatan
pelaksanaan rantai kelangsungan hiudp yang saling terkait satu dengan lainnya secara
benar. Bila salah satu komponen tidak dilakukan secara benar, maka peluang keberhasilan
Rantai pertama pengenalan kejadian henti jantung dan aktivasi sistem gawat darurat
segera
Pengenalan tanda-tanda kegawatan secara dini, seperti keluhan nyeri dada atau
menghubungi layanan gawat darurat memegang peranan awal yang penting dalam
rantai ini.
Apabila ditemukan kejadian henti jantung, maka lakukan hal sebagai berikut ;
jantung dan atau henti nafas. Kompresi dada sendiri dilakukan dengan melakukan
tekanan dengan kekuatan penuh serta berirama di setengah bagian bawah dari
tulang dada. Tekanan ini dilakukan untuk mengalirkan darah serta menghantarkan
memberikan nafas dalam waktu satu detik serta mencukupi volume tidal dan
Untuk kasus trauma, tenggelam dan overdosis pada dewasa atau anak,
pada penderita. Alat Automated external defibrilator (AED) jika digunakan oleh orang
yang terlatih dapat memperbaiki angka kelangsungan hidup di luar rumah sakit.
Waktu antara penderita kolaps dan dilaksanakan merupakan saat kritis. Angka
penggunaan defibrilator.
penting untuk keberhasilan manajemen henti jantung. Petugas ACLS membawa alat-
alat untuk membantu ventilasi, obat untuk mengkontrol aritmia dan stabilisasi
penderita untuk dirujuk kerumah sakit. ACLS memiliki 3 tujuan dalam penyelamatan
henti jantung :
memelihara, kalau mungkin mengebalikan pasokan oksigen secara normal ke organ tubuh
yang sangat membutuhkan oksigen seperti sel saraf, jantung, paru serta otak yang saling
menyediakan suplai oksigen kepada tubuh yang diangkut dengan menggunakan sel-sel
jantung. Henti jantung serta henti nafas akan menyebabkan aliran oksigen ke otak
terputus.
Survei bantuan hidup dasar berkembang seiring dengan kemajuan ilmu ilmu dan
pelaksanaan RJP dengan memompa secara cepat dan kuat sesegera baik oleh seorang
penolong atau lebih dan dilanjutkan dengan pemberian bantuan nafas dasar dan defibrilasi
segera.
Tujuan survei bantuan hidup dasar adalah berusaha memberikan bantuan sirkulasi
sistematik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai
didapatkan kembali sirkulasi sistematik secara spontan atau telah tiba bantuan dengan
peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung
lanjutan. Pelaksanaan survei bantuan hidup dasar sesegera dan seefektif mungkin
Survei bantuan ihdup dasar primer dilakukan baik untuk penderita yang mengalami
henti jantung mendadak atau tidak sadarkan diri yang kita saksikan atau datang kerumah
sakit sudah tidak sadarkan diri. Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah memerikasa
penderita dalam keadaan tidak sadarkan diri, maka kita meminta bantuan orang lain untuk
menghubungi ambulans atau sistem gawat darurat atau rumah sakit terdekat untuk
meminta pertolongan bantuan datang dengan tambahan tenaga serta peralatan medis
yang lebih lengkap (call for help). Jikalau saat melakukan pertolongan kita hanya seorang
rumah sakit terdekat atau ambulans dan melakukan pertolongan awal kompresi dada
dengan cepat dan kuat dengan frekuensi 30 kali dan diselingi dengan pemberian nafas
bantuan 2 kai dalam satu detik setiap nafas bantuan per 30 kali kompresi sampai bantuan
datang.
Sistematika survei bantuan hidup dasar primer saat ini sekarang lebih dipermudah,
adalah C-A-B. Perlu kita ingat, sebelum kita melakukan bantuan hidup dasar, kita harus
memastikan bahwa langkah yang kita kerjakan adalah langkah yang tepat dengan
sirkulasi, pernafasan, perlu tidaknya defibrilasi), kita harus menganalisis secara cepat dan
tepat sebelum melakukan tindakan yang diperlukan. Setiap langkah yang akan dilakukan
diambil dalam hitungan detik oleh penolong yang mungkin tidak mengenal penderita yang
mengalami henti jantung atau tidak mengerti ada permintaan lebih lanjut. Ketika akan
melakukan pertolongan, penolong harus mengetahui dan memahami hak penderita serta
a. Ada permintaan dari pasien atau keluarga inti yang berhak secara sah dan
b. Henti jantung terjadi pada penyakit dengan stadium akhir yang telah mendapat
tinggi sebagai contoh bayi sangat prematur, anensefali atau kelainan kromosom
a. Tanda-tanda klinis kematian yang irreversible seperti kaku mayat, lebam mayat
c. Penderita dengan trauma yang tidak bisa diselamatkan seperti hangus terbakar
Ada beberapa alasan kuat bagi penolong untuk menghentikan RJP antara lain :
a. Penolong sudah melakukan bantuan hidup dasar dan lanjut secara optimal,
antara lain : RJP, membuka jalan nafas, ventilasi dan oksigenasi menggunakan
bantuan jalan nafas tingkat lanjut serta sudah melakukan semua pengobatan
Tahapan pelaksanaan survei primer bantuan hidup dasar yang terbaru makin
bahwa baik penolong awan maupun tenaga kesehatan kadang kala mengalami
kesulitan dalam melakukan pengecekan pulsasi arteri karotis. Kadang kala tenaga
kesehatan juga memerlukan waktu lama untuk memastikan adanya pulsasi pada
pasien tidak sadarkan diri. Sehingga untuk hal tertentu pengecekan pulsasi tidak
diperlukan seperti :
atau penderita yang tidak berespon dan tidak bernafas atau bernafas tidak
normal.
b. Penillain pulsasi sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 10 detik, jika dalam waktu
10 detik atau lebih, penolong belum bisa meraba pulsasi arteri, maka kompresi
Kompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama
pada setengah bawah dinding sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah
penekanan langsung pada dinding jantung. Komponen yang perlu diperhatikan saat
menit)
c. Bayi dan anak, kompresi dengan kedalaman minimal sepertiga diameter dinding
anterior posterior dada atau bayi 4 cm (1,5 inchi) dan pada anak sekitar 5 cm (2
inchi)
DESKRIPSI KEGIATAN
Nama kegiatan ini adalah “ IN HOUSE TRAINING BANTUAN HIDUP DASAR PADA
ORANG AWAM ”
keamanan.
Kegiatan ini merupakan salah satu program Tim PMKP berupa In House
Hari/tanggal : Menyesuaikan
Materi akan disampaikan dalam 1sesi (bagian) oleh pembicara yaitu ………
menyelenggarakan.
Terlampir
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini disusun untuk memberikan gambaran kegiatan yang
akan dilaksanakan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan ini. Segala
bentuk bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak bukan hanya sebatas penantian dan
Tercapainya harapan kami tidak terlepas dari ketulusan niat dan usaha serta yang
utama adalah doa atas keridhoan Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing dan
memudahkan segala urusan yang direncanakan. Kami selaku pengusul mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan kerja sama semua pihak dalam rencana menyukseskan kegiatan ini.
Akhir kata, kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan dalam pembuatan
Berikut adalah rincian untuk pengadaan keperluan yang berhubungan dengan kegiatan In
House Training . Keperluan tersebut disediakan oleh pihak panitia (bisa disesuaikan dengan
kebutuhan setempat).
1. Pengadaan modul pelatihan Bantuan Hidup Dasar photo copy. Jumlah modul
3. ATK untuk kegiatan In House Training BHD dengan jumlah disesuaikan dengan
Jam kegiatan
08.00-08.30 Register peserta
08.30-09.00 Pembukaan dan sambutan
1. Sambutan ketua pelaksana
2. Sambutan Ketua Tim
3. Sambutan Kepala Klinik Pratama Korem 031/WB
09.00-09.30 Coffee break
09.30-Selesai 1. Materi Inhouse training
2. Tanya jawab
3. Praktek BHD
4. Penutupan