Anda di halaman 1dari 230

Standar

Kurikulum Pelatihan
ADVANCE CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS) bagi DOKTER
di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (FASYANKES)

BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHL)


Bagi DOKTER di FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
(FASYANKES)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN
-2019-
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung dan pembuluh darah sampai saat ini


masih merupakan penyebab kematian nomor satu di
dunia. Setiap tahunnya di dunia diperkirakan semakin
banyak orang yang meninggal karena penyakit jantung
dan pembuluh darah jika dibandingkan dengan penyakit
lainnya. Dari survei yang dilakukan oleh Organisasi
kesehatan sedunia World Health Organization (WHO)
pada tahun 2004, diperkirakan sebanyak 17,1 juta orang
meninggal (29,1 % dari jumlah kematian total) karena
penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari kematian
17,1 juta orang tersebut diperkirakan 7,2 juta kematian
disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Pada tahun
2030, WHO memperkirakan terjadi 23,6 juta kematian
karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Asia
tenggara juga diprediksi merupakan daerah yang
mengalami peningkatan tajam angka kematian akibat
penyakit jantung dan pembuluh darah.

Manifestasi komplikasi penyakit jantung dan pembuluh


darah yang paling sering diketahui dan bersifat fatal
adalah kejadian henti jantung mendadak. Sampai saat
ini, kejadian henti jantung mendadak merupakan
penyebab kematian tertinggi di Amerika dan Kanada.
Walaupun angka insiden belum diketahui secara pasti,
akan tetapi pihak Pusat pengendalian dan pencegahan
penyakit Amerika Serikat memperkirakan sekitar
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 1
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
330.000 orang meninggal karena penyakit jantung
koroner di luar rumah sakit atau di ruang gawat darurat.
250.000 diantaranya meninggal di luar rumah sakit. Di
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, hanya disebutkan
prevalensi nasional penyakit jantung sebesar 7,2 %,
namun angka kejadian henti jantung mendadak belum
didapatkan.

Sebagian besar kejadian henti jantung mendadak yang


terdokumentasi memperlihatkan irama ventricular
fibrillation (VF). Untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, terutama jika henti jantung mendadak tersebut
disaksikan, harus secepatnya dilakukan tindakan
bantuan hidup dasar. Berdasarkan penelitian, bantuan
hidup jantung dasar akan memberikan hasil yang paling
baik jika dilakukan dalam waktu 5 menit pertama saat
pasien diketahui tidak sadarkan diri dengan
menggunakan automated external defibrillator (AED).
Umumnya karena waktu yang ditempuh setelah
dilakukan permintaan tolong awal dengan jarak antara
sistem pelayanan kegawatdaruratan medis serta lokasi
kejadian akan memakan waktu lebih dari 5 menit, maka
untuk mempertahankan angka keberhasilan yang tinggi,
tindakan bantuan hidup jantung dasar bergantung
terhadap pelatihan umum.

Bantuan Hidup Jantung Dasar terhadap orang awam


serta ketersediaan alat automated external defibrillator
(AED) sebagai fasilitas umum. Keberhasilan kejut
jantung menggunakan defibrilasi akan menurun antara
7-10% per menit jika tidak dilakukan tindakan bantuan
hidup dasar. Sebagai konsekuensi, semakin lama waktu
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 2
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
yang diperlukan untuk melakukan tindakan kejut
jantung pertama kali, maka akan semakin kecil peluang
keberhasilan tindakan tersebut. Tindakan bantuan hidup
jantung dasar secara definisi merupakan layanan
kesehatan dasar yang dilakukan terhadap pasien yang
menderita penyakit yang mengancam nyawa sampai
pasien tersebut mendapat pelayanan kesehatan secara
paripurna. Tindakan bantuan hidup jantung dasar
umumnya dilakukan oleh paramedis, namun di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, serta
Inggris, dapat dilakukan oleh orang awam yang telah
mendapatkan pelatihan sebelumnya.

Tindakan bantuan hidup jantung dasar secara garis besar


dikondisikan untuk keadaan di luar rumah sakit sebelum
mendapat perawatan lebih lanjut, sehingga tindakan
bantuan hidup jantung dasar dapat dilakukan di luar
rumah sakit tanpa menggunakan peralatan medis
Tindakan bantuan hidup jantung dasar bukan
merupakan satu jenis keterampilan tindakan tunggal
semata, melainkan suatu kesinambungan tidak terputus
antara pemantauan serta intervensi yang dilakukan
dalam pertolongan. Keberhasilan pertolongan yang
dilakukan, ditentukan oleh kecepatan dalam
memberikan tindakan awal bantuan hidup jantung dasar,
membuat para ahli berpikir tentang cara untuk
melakukan suatu tindakan bantuan hidup jantung dasar
yang efektif serta melatih sebanyak mungkin orang
awam dan paramedis yang dapat melakukan tindakan
tersebut secara baik dan benar. Oleh karena itu pula,
hampir rata-rata di setiap negara maju memiliki standar
tindakan bantuan hidup jantung dasar masing-masing.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 3
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Kejadian mati mendadak masih merupakan penyebab


kematian utama baik di negara maju maupun negara
berkembang seperti di Indonesia. Henti jantung (cardiac
arrest) bertanggung jawab terhadap 60% angka
kematian penderita dewasa yang mengalami penyakit
jantung koroner (PJK). Di Eropa diperkirakan terdapat
700.000 kasus henti jantung setiap tahunnya.
Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Indonesia tahun 2007 yang diterbitkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2008 di Jakarta, prevalensi nasional penyakit jantung
adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dan gejala). Sebanyak 16 propinsi mempunyai
prevalensi penyakit jantung di atas prevalensi nasional,
yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan
Sulawesi Barat, (Riskesdas Indonesia Tahun 2007
hal.xiv).

Berdasarkan proporsi angka kematian di perkotaan pada


kelompok umur 45 - 54 tahun, penyakit jantung iskemik
menduduki urutan ketiga (8.7%) sebagai penyebab
kematian. Urutan pertama adalah stroke (15.9%) dan
urutan kedua adalah diabetes mellitus (14.7%). Pada
kelompok umur yang sama untuk daerah pedesaan,
penyakit jantung iskemik merupakan urutan nomor
empat (Riskesdas Indonesia Tahun 2008).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada sekitar


KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 4
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
40% pasien sindroma koroner akut (SKA) dapat terjadi
irama fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF),
suatu irama yang menyebabkan henti jantung mendadak
(sudden cardiac death/ SCD). Kebanyakan pasien
mengalami takikardia ventrikel (ventricular tachycardia/
VT) sebelum akhirnya berubah menjadi VF, dan pada
saat pasien akhirnya direkam irama jantungnya, irama
jantung sudah mengalami perburukan lagi menjadi
asistol. Terapi optimal untuk mengatasi VF adalah
resusitasi jantung paru (RJP) dan defibrilasi elektrik.

Kursus BHJL/ ACLS (Advanced Cardiac Life Support)


dirancang sedemikian rupa dengan menekankan
pentingnya tindakan-tindakan berkelanjutan yang saling
terkait satu sama lain agar memperoleh hasil yang
maksimal untuk menyelamatkan hidup pasien. Tindakan
yang berkesinambungan ini disebut dengan rantai
kelangsungan hidup (the chainofsurvival).
1. Rantai pertama adalah mendeteksi segera kondisi
pasien dan meminta pertolongan (early access),
2. Rantai kedua adalah resusitasi jantung paru (RJP)
segera (earlycardiopulmonary resuscitation),
3. Rantai ketiga adalah defibrilasi segera (early
defibrillation),
4. Rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup
jantung lanjut segera (early advanced cardivascular
life support)
5. Rantai kelima adalah perawatan pasca henti jantung
(postcardiac-arrestcare). Jika hal tersebut di atas
adalah urutan tindakan pada orang dewasa, pada
anak-anak ada perbedaan yakni dimulai dengan RJP
segera sebelum meminta bantuan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 5
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

B. FILOSOFI PELATIHAN

Pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS)/


Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan mengacu pada filosofi
pelatihan sebagai berikut:

1. Prinsip andragogi, antara lain selama pelatihan


peserta berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam
bidang Advanced Cardiac Life Support (ACLS)/
Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapatnya,
sejauh berada di dalam konteks pelatihan.
c. Diberikan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran.

2. Berorientasi kepada peserta, yaitu bahwa peserta


berhak untuk:
a. Mendapatkan satu paket bahan belajar yaitu
modul pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan dalam kegiatan Advanced Cardiac
Life Support (ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung
Lanjut (BHJL) Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
b. Menggunakan modal pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki masing-masing
tentang Advanced Cardiac Life Support (ACLS)/
Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
proses pembelajaran, serta melakukan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 6
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
peningkatan agar sesuai dengan standar
kompetensi dokter.
c. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat
memfasilitasi, menguasai materi dan dapat
memberikan umpan balik yang konstruktif.
d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan
balik terhadap proses pembelajaran yang
dijalani.
e. Melakukan evaluasi bagi penyelenggara maupun
fasilitator dan dievaluasi tingkat kemampuannya
dalam bidang Advanced Cardiac Life Support
(ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL)
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

3. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta


untuk:
a. Mencapai penguasaan materi yang ditetapkan.
b. Meningkatkan keterampilan langkah demi
langkah dalam memperoleh kompetensi di
bidang manajemen unit gawat darurat.
c. Mendapatkan penilaian tentang keberhasilannya
mencapai kompetensi yang ditetapkan pada
akhir pelatihan.

4. Learning by doing dan Learning by experience,


yang memungkinkan peserta untuk memperoleh
kesempatan melakukan sendiri penerapan teori
dalam praktik melalui metode pembelajaran
latihan/praktik di kelas dibawah pengawasan
fasilitator, sehingga mampu melakukan secara
mandiri.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 7
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. Peran

Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai


dokter penatalaksana Advance Cardiac Life Support
(ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).

B. Fungsi

Dalam melaksanakan perannya, peserta memiliki fungsi


yaitu melakukan tatalaksana Advance Cardiac Life
Support (ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut
(BHJL) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).

C. Kompetensi

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta memiliki


kompetensi sebagai berikut:
1. Melakukan BHD dengan Automatic External
Defibrilator (AED) pada dewasa, anak dan bayi
2. Melakukan tatalaksana obstruksi benda asing pada
dewasa, anak dan bayi
3. Melakukan tatalaksana jalan nafas
4. Melakukan interpretasi EKG
5. Melakukan terapi listrik
6. Melakukan tatalaksana henti jantung
7. Melakukan tatalaksana takiaritmia
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 8
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Melakukan tatalaksana bradiaritmia
9. Melakukan tatalaksana sindrom koroner akut
10. Melakukan tatalaksana kegawatan sirkulasi
11. Melakukan tindak lanjut pasca henti jantung
12. Melakukan pemberian obat-obat resusitasi jantung

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 9
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB III
TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu


melakukan tatalaksana Advance Cardiac Life Support
(ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sesuai
dengan kewenangannya.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:


1. Melakukan BHD dengan Automatic External
Defibrilator (AED) pada dewasa, anak dan bayi
2. Melakukan tatalaksana obstruksi benda asing pada
dewasa, anak dan bayi
3. Melakukan tatalaksana jalan nafas
4. Melakukan interpretasi EKG
5. Melakukan terapi listrik
6. Melakukan tatalaksana henti jantung
7. Melakukan tatalaksana takiaritmia
8. Melakukan tatalaksana bradiaritmia
9. Melakukan tatalaksana sindrom koroner akut
10. Melakukan tatalaksana kegawatan sirkulasi
11. Melakukan tindak lanjut pasca henti jantung
12. Melakukan pemberian obat-obat resusitasi jantung

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 10
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM

WAKTU (JPL)
NO MATERI
T P OL JML
A. Materi Dasar.
1. Aspek Legal dan Etik Resusitasi 2 2 0 4
2. Filosofi ACLS/ BHJL 2 0 0 2
Sub Total 4 2 0 6
B. Materi Inti.
1. BHD dengan Automatic External
2 3 0 5
Defibrilator (AED) pada Dewasa, Anak
Dan Bayi
2. Tatalaksana Obstruksi Benda Asing
1 2 0 3
Pada Dewasa, Anak Dan Bayi
3. Tatalaksana Jalan Nafas 1 3 0 4
4. Interpretasi EKG 1 3 0 4
5. Terapi Listrik 1 3 0 4
6. Tatalaksana Henti Jantung 1 2 0 3
7. Tatalaksana Takiaritmia 1 2 0 3
8. Tatalaksana Bradiaritmia 1 2 0 3
9. Tatalaksana Sindrom Koroner Akut 1 2 0 3
10. Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi 1 2 0 3
11. Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung 1 2 0 3
12. Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung 1 2 0 3
Sub Total 13 28 0 41
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment (BLC) 0 3 0 3
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. RTL 0 2 0 2
Sub Total 2 5 0 7
TOTAL 19 35 0 54
Keterangan :
 T = Teori; P = Penugasan; OL = Observasi Lapangan.
 T dan P : 1 JPL @ 45 menit; OL: 1 JPL = 60 menit
 Megacode/simulasi gabungan dilakukan diakhir sesi dengan
mnggunakan waktu: 4 Jpl diluar waktu struktur program

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 11
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB V
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
(GBPP)

Nomor: MD 1
Materi: Aspek Legal dan Etik Resusitasi
Waktu: 2 Jpl(T = 2; P = 2; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami aspek legal dan etik
resusitasi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan aspek legal 1. Aspek legal  Ceramah  Bahan  UU Praktik Kedokteran ps


resusitasi a. Peran dokter dalam Tanya Tayang 29 tahun 2004
penyelamatan jiwa jawab  Modul  Guidelines for
b. Kewenangan dokter (CTJ)  Laptop cardiopulmonary
dalam penyelamatan  Studi  LCD resuscitation and
jiwa kasus  White board emergency cardiac care
 Spidol AHA part 3 ethical issue,

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 12
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Menjelaskan etik resusitasi 2. Etik Resusitasi  ATK 2015
a. Ketentuan pemberian  Lembar
resusitasi kasus
b. Waktu pemberian  Panduan
resusitasi studi
c. Waktu penghentian
resusitasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 13
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MD 2
Materi : Filosofi ACLS/ BHJL
Waktu : 2 Jpl (T = 2; P = 0; PL/OL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami Filosofi ACLS/ BHJL

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan standar 1. Standar penanganan  Ceramah  Bahan  American Heart


penanganan kegawatdaruratan kegawatdaruratan tingkat Tanya Tayang Association (2015).
tingkat dasar dan lanjut di dasar dan lanjut di rumah jawab  Modul Guideline CPR dan ACC.
rumah sakit sakit (CTJ)  Laptop American Heart
 LCD Association.
2. Menjelaskan filosofi ACLS 2. Filosofi ACLS  White https://eccguidelines.heart
a. Konsep Chain Of Survival board .org/wpcontent/uploads/2
 Early Recognation and  Spidol 015/10/2015-AHA-
activation  Speaker Guidelines-
 Early CPR HighlightsIndonesian.pdf.
 ATK
 Early Defibrillation  Guidelines for
 Advanced life support cardiopulmonary
 Integrated post cardiac resuscitation and
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 14
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
arrest emergency cardiac care
b. Bekerja dalam tim yang AHA 2015
dinamik
 Respect
 Constructive
Intervention
 Closed-Loop
Communication
 Common Language and
Active Listening
 ACLS Algorithms

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 15
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI 1
Materi: BHD dengan Automatic External Defibrilator (AED) pada Dewasa, Anak, dan Bayi
Waktu: 5 Jpl ( T = 2; P = 3; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan BHD dengan AED
pada Dewasa, Anak, dan Bayi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan anatomi dan 1. Anatomi dan fisiologi sistem  Ceramah


 Bahan  Atkins JM.
fisiologi sistem respirasi, respirasi, kardiovaskular dan Tanya Tayang Emergency medical
kardiovaskular dan serebral serebral jawab
 Film/
(CTJ)
services system in
a. Anatomi video
 Sistem Respirasi,  Simulasi
 Modul acute cardiac care
 Kardiovaskuler  Laptop state of the art.
 Serebral  LCD Circulation. 1986;74
b. Fisiologi  White (pt2):IV 4-8
 Sistem Respirasi, board  Berg RA, Hemphill
 Kardiovaskuler  Spidol R, Abella BS, et al.
 Serebral  Speaker
2010 American
 ATK
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 16
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Melakukan rantai 2. Rantai kelangsungan hidup  Manekin Heart Association
kelangsungan hidup dan survei dan survei primer pada dewasa, Guidelines Update
primer pada bantuan hidup bantuan hidup dasar anak, dan
bayi
for Cardiopulmonary
dasar a. Pengertian
b. Tahapan pertolongan  Mesin Resuscitation and
diluar RS AED Emergency
c. Tahapan pertolongan di  AED Cardiovascular Care;
RS patch Part 5: Adult Basic
dewasa, Life Support.
3. Melakukan bantuan hidup 3. Bantuan hidup dasar pada anak, dan
dasar pada orang dewasa, anak, orang dewasa, anak, dan bayi bayi Circulation.
dan bayi pada kondisi khusus pada kondisi khusus dengan  Rescue 2010;122[suppl
dengan AED (Automatic Automatic External mask ]:S685–S705
External Defibrilator) Defibrilator (AED) dewasa,
a. Pengertian BHD anak, dan
b. Pengertian AED bayi
c. Teknik BHD dengan AED  Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 17
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI 2
Materi : Tatalaksana Obstruksi Benda Asing Pada Dewasa, Anak, Dan Bayi
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini pesertamampu melakukan tatalaksana obstruksi
benda asing pada dewasa, anak, dan bayi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi ini,
peserta mampu:

1. Menjelaskan tanda-tanda 1. Tanda-tanda sumbatan jalan  Ceramah


 Bahan  Atkins JM.
sumbatan jalan napas pada orang napas pada orang dewasa, Tanya tanyang Emergency medical
dewasa, anak, dan bayi anak, dan bayi jawab Video
(CTJ) services system in
 Modul
2. Melakukan tata laksana 2. Tata Laksana Sumbatan  Simulasi
 Laptop acute cardiac care
sumbatan jalan napas akibat Jalan Napas Akibat Benda  LCD state of the art.
benda asing pada orang dewasa, Asing Pada Orang Dewasa,  ATK Circulation. 1986;74
anak, dan bayi Anak, Dan Bayi  Manekin (pt2):IV 4-8
a. Metode Batuk Efektif dewasa,  Guidelines for
b. Metode Back Blow/ Slap anak, dan
c. Metode Abdominal cardiopulmonary
bayi
Thrust  Checklist
resuscitation and
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 18
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
d. Metode Chest Thrust simulasi emergency cardiac
e. Metode Heimlich  Panduan care AHA 2015
Manuver simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 19
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI 3
Materi : Tatalaksana Jalan Nafas
Waktu: 4 JPL (T =1; P =3; PL =0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana jalan nafas

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan non advanced Air 1. Non Advanced Air Way  CTJ  Bahan tanyang  Atkins JM.
Way (NAAW) (NAAW)  Simulasi  Video Emergency medical
a. Pengertian NAAW  Modul services system in
b. Jenis-jenis alat bantu  Laptop acute cardiac care
NAAW  LCD state of the art.
c. Teknik NAAW  ATK Circulation. 1986;74
 Head tilt chin lift  Oropharingeal (pt2):IV 4-8
 Jaw Thrust Airway  Kleinman ME,
 Nasopharingeal Brennan EE,
2. Melakukan Advanced Air Way 2. Advanced Air Way(AAW) Airway Goldberger ZD, et al.
(AAW) a. Pengertian AAW  Endotrachel tube 2015 American Heart
b. Jenis dan karakteristif (ETT) Association
alat bantu AAW  Laryngeal Mask Guidelines Update for
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 20
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
c. Teknik AAW sesuai Airway Cardiopulmonary
karakteristik  Combi tube Resuscitation and
 Nasal canule Emergency
 Bag mask Cardiovascular Care;
ventilation Part 5: Adult Basic
 Manekin airway Life Support and
 Mandrain/ ET Cardiopulmonary
Introducer Resuscitation Quality.
 Laryngoscope Circulation.
dgn berbagai 2015;132[suppl
ukuran 2]:S414–S435
 Stetoscope
 Spuit
 Jely
 Mask
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 21
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI. 4
Materi: Interpretasi EKG
Waktu: 4 Jpl( T =1; P =3; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan interpretasi EKG

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan Interpretasi EKG 1. Interpretasi EKG  CTJ  Bahan  Zamroni D, Kosasih A,


a. Pengenalan Irama Henti tanyang
 Simulasi Sugiman T, dkk.
Jantung pada EKG  Modul “Pengenalan Irama
b. Pengenalan Irama Non  Laptop EKG”. Buku Ajar
Henti Jantung pada EKG  LCD Kursus Bantuan Hidup
c. Teknik interpretasi EKG  ATK Jantung Dasar.
Normal  Manekin Penerbit Perhimpunan
d. Teknik interpetasi EKG  Monitor Dokter Spesialis
pada Pasien Kritis EKG Kardiovaskular
 Checklist Indonesia. 2018: 18-39
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 22
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.5
Materi: Terapi Listrik
Waktu: 4 Jpl ( T =1; P =3; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan terapi listrik

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan tindakan 1. Tindakan defibrilasi  CTJ  Bahan  Link MS, Atkins DL,
defibrilasi a. Persiapan pasien  Simulasi tanyang Passman RS, et al.
b. Persiapan penolong  Modul 2010 American Heart
c. Persiapan alat defibrilator  Laptop Association Guidelines
dan penunjang  LCD for Cardiopulmonary
d. Tindakan defibrilasi  ATK Resuscitation and
 Manekin Emergency
2. Melakukan kardioversi 2. Kardioversi Cardiovascular Care
 Defibrilator
a. Persiapan pasien Part 6: Electrical
yang
b. Persiapan penolong Therapies. Circulation.
dilengkapi
c. Persiapan alat kardioversi 2010;122:S706-S719
dengan
dan penunjang  Kosasih A, Sugiman T,
pacu
d. Tindakan kardioversi Hakim AA, dkk.
jantung
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 23
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
3. Melakukan pacu jantung 3. Pacu jantung transkutan transcutan “Terapi Listrik
transkutan a. Persiapan pasien  Jely Defibrilasi,
b. Persiapan penolong  Checlist Kardioversi, AED dan
c. Persiapan alat defibrilator simulasi Pacu Jantung”. Buku
dan penunjang  Panduan Ajar Kursus Bantuan
d. Tindakan pacu jantung simulasi Hidup Jantung Lanjut.
transkutan Penerbit Perhimpunan
Dokter Spesialis
Kardiovaskular
Indonesia. 2018: 31-37

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 24
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.6
Materi: Tatalaksana Henti Jantung
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0 )

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana henti
jantung

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan tata laksana henti 1. Tata laksana henti jantung  CTJ  Bahan tanyang  Neumar RW, Otto CW,
jantung shockable shockable  Simulasi  Modul Link MS, et al. Part 8:
a. Pengertian henti jantung  Laptop Adult Advanced
shockable  LCD Cardiovascular Life
b. Tatalaksana henti  ATK Support : 2010
jantung shockable  Dummy obat American Heart
 Manekin Association Guidelines
2. Melakukan tatalaksana henti 2. Tatalaksana henti jantung for Cardiopulmonary
megacode
jantung non shockable non shockable Resuscitation and
 Defebrilator
a. Pengertian henti jantung Emergency
 Advanced
non shockable Cardiovascular Care.
airway
b. Tatalaksana henti Circulation
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 25
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
jantung non shockable  Infus set 2010;122:S729-S76
 Spuit
 Cateter urine
 Stetoscope
 Airway Suction
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 26
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.7
Materi: Tatalaksana Takiaritmia
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0 )

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana takiaritmia

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan takiaritmia dengan 1. Takiaritmia dengan QRS  CTJ  Bahan  Neumar RW, Otto CW,
QRS sempit sempit  Simulasi tanyang Link MS, et al. 2010
a. Pengertian  Modul American Heart
b. Tatalaksana Takiaritmia  Laptop Association Guidelines
dengan QRS Sempit  LCD for Cardiopulmonary
 Stabil  ATK Resuscitation and
 Tidak stabil  Dummy obat Emergency
 Manekin Cardiovascular Care.
2. Melakukan takiaritmia dengan 2. Takiaritmia dengan QRS Circulation.
megacode
QRS lebar Lebar 2010;122:S729–S767.
 Defebrilator
a. Pengertian  Advanced
b. Tatalaksana Takiaritmia
airway
dengan QRSLebar
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 27
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Stabil  Infus set
 Tidak stabil  Spuit
 Cateter urine
 Stetoscope
 Airway
Suction
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 28
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.8
Materi: Tatalaksana Bradiaritmia
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana
bradiaritmia

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan tata laksana low 1. Tata laksana low degree AV  CTJ Bahan tanyang  Neumar RW, Otto

degree AV block block  Simulasi Modul
 CW, Link MS, et al.
a. Pengertian low degree Laptop
 2010 American Heart
AV block LCD
 Association
b. Tatalaksna low degree ATK
 Guidelines for
AV block Dummy obat
 Cardiopulmonary
 Stabil Manekin
 Resuscitation and
 Tidak stabil megacode Emergency
Cardiovascular Care.
 Defebrilator
2. Melakukan tata laksana high 2. Tata laksana high degree AV Circulation.
yang
degree AV block block 2010;122:S729–S767
dilengkapi
a. Pengertian high degree Transcutaneus
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 29
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
AV block Pacing (TCP)
b. Tatalaksana high degree  Advanced
AV block airway
 Stabil  Infus set
 Tidak stabil  Spuit
 Cateter urine
 Stetoscope
 Airway
Suction
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 30
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.9
Materi: Tatalaksana Sindrom Koroner Akut
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0 )

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana sindrom
koroner akut

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan tatalaksana umum 1. Tatalaksana umum SKA  CTJ  Bahan  Perhimpunan Dokter
SKA a. Pengertian  Simulasi tanyang Spesialis
b. Tatalaksana  Modul Kardiovaskular
 Laptop Indonesia. Pedoman
2. Melakukan tata laksana non ST 2. Tata laksana non ST  LCD Tata Laksana
Elevasi Elevasi  ATK Sindrom Koroner
a. Pengertian  Dummy Akut. Edisi Ketiga.
b. Tatalaksana obat Jakarta: PERKI;
 Manekin 2015.
3. Melakukan tata laksana ST 3. Tata laksana ST Elevasi
megacode
Elevasi a. Pengertian
 Defebrilator
b. Tatalaksana
 Advanced
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 31
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
airway
 Infus set
 Spuit
 Cateter
urine
 Stetoscope
 Airway
Suction
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 32
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.10
Materi: Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0 )

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tatalaksana kegawatan
sirkulasi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan stroke iskemik 1. Stroke iskemik akut  CTJ  Bahan  Zamroni D et al. 2018.
akut a. Pengertian strok  Simulasi tanyang Hipotensi Syok dan
b. Klasifikasi stroke  Modul Edema Paru Akut.
c. Tatalaksana umum  Laptop Buku Ajar Kursus
 LCD Bantuan Hidup Lanjut.
2. Melakukan tatalaksana 2. Tatalaksana hipotensi dan  ATK Edisi 2018. Jakarta:
hipotensi dan syok syok  Dummy obat PERKI, 2018
a. Tatalaksana hipotensi
 Manekin
 Pengertian hipotensi megacode
 Tatalaksana  Defebrilator
b. Tatalaksana syok
 Advanced
airway
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 33
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Pengertian syok  Infus set
 Tanda dan gejala syok  Spuit
 Klasifikasi syok  Cateter urine
 Tatalaksana syok  Stetoscope
 Airway
3. Melakukan tata laksana edem 3. Tatalaksana edem paru akut Suction
paru akut a. Pengertian edem paru  Checklist
akut simulasi
b. Tanda dan gejala  Panduan
c. Tatalaksana simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 34
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.11
Materi: Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan tindak lanjut pasca
henti jantung

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan tindak lanjut pasca 1. Tindak lanjut pasca henti  CTJ  Bahan  Zamroni D et al. 2018.
henti jantung jantung tanyang
 Simulasi Perawatan Pasca Henti
a. Evaluasi airway  Modul Jantung. Buku Ajar
b. Evaluasi breathing  Laptop Kursus Bantuan Hidup
c. Evaluasi terhadap  LCD Lanjut. Edisi 2018.
sirkulasi  ATK Jakarta: PERKI. 2018
d. Evaluasi penyebab henti  Dummy obat
jantung
 Manekin
megacode
 Defebrilator
 Advanced
airway
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 35
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Infus set
 Spuit
 Cateter urine
 Stetoscope
 Airway
Suction
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 36
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MI.12
Materi: Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung
Waktu: 3 Jpl ( T =1; P =2; PL =0 )

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pemberian obat-obat
resusitasi jantung

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi
ini, peserta mampu:

1. Melakukan pemberian obat 1. Pemberian oabat resusitasi  CTJ  Bahan  Perhimpunan Dokter
resusitasi jantung jantung  Simulasi tanyang Spesialis Kardiovaskular
a. Jenis obat jantung  Modul Indonesia. Obat Yang
b. Indikasi  Laptop Digunakan Dalam
c. Cara pemberian  LCD Bantuan Hidup Jantung
 ATK Lanjut. Edisi Ketiga.
 Dummy obat Jakarta: PERKI; 2015
 Checklist
simulasi
 Panduan
simulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 37
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MP. 1
Materi: Komitmen Belajar/Building Learning Commitment (BLC)
Waktu: 3 Jpl (T = 0; P = 3; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen belajar
selama proses pelatihan.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Media dan


Metode Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:

1. Melakukan perkenalan dan 1. Perkenalan dan pencairan  Curah  Bahan  Depkes RI, Pusdiklat
pencairan diantara peserta, diantara peserta, fasilitator dan pendapat tayangan Kesehatan, 2004,
fasilitator dan panitia. panitia.  Permainan (Slide power Kumpulan Games
2. Merumuskan kesepakatan 2. Perumusan kesepakatan tentang  Diskusi point) dan Energizer,
tentang harapan peserta harapan peserta terhadap kelompok  Laptop Jakarta.
terhadap pelatihan, nilai, norma, pelatihan, nilai, norma,  LCD  Munir, Baderel, 2001,
kekhawatiran mencapai harapan kekhawatiran mencapai harapan  Flip chart Dinamika Kelompok,
dan secara kolektif yang dan secara kolektif yang  White board Penerapannya Dalam
disepakati bersama sebagai disepakati bersama sebagai  Spidol (ATK) Laboratorium Ilmu
komitmen belajar. komitmen belajar.  Panduan Perilaku, Jakarta
3. Menetapkan organisasi kelas. 3. Penetapan organisasi kelas. diskusi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 38
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MP. 2
Materi: Anti Korupsi
Waktu: 2 Jpl (T = 2; P = 0; PL = 0)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami anti korupsi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini,
peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep anti 1. Konsep Anti Korupsi  CTJ  Bahan  Undang-undang


korupsi a. Ciri-ciri Korupsi  Diskusi tayang Nomor 20 Tahun
b. Bentuk /Jenis Korupsi kasus  Papan 2001 tentang
c. Tingkatan Korupsi dan Perubahan Atas
kertas Undang-undang
2. Menjelaskan upaya 2. Upaya Pencegahan Korupsi dan flipchart Nomor 31 Tahun
pencegahan korupsi dan Pemberantasan Korupsi  LCD 1999 tentang
pemberantasan korupsi a. Upaya Pencegahan Korupsi projector Pemberantasan
b. Upaya Pemberantasan Korupsi  Laptop Tindak Pidana
c. Strategi Komunikasi Anti Korupsi  White Korupsi
board  Instruksi Presiden
3. Menjelaskan pendidikan anti 3. Pendidikan Anti Korupsi  Spidol Nomor 1 Tahun 2013
korupsi a. Nilai-nilai Anti Korupsi  Keputusan Menteri
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 39
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
b. Prinsip-prinsip Anti Korupsi  Lembar Kesehatan Nomor
c. Dampak Pendidikan Anti Korupsi Kasus 232/MENKES/SK/V/
 Panduan 2013 tentang Strategi
4. Menjelaskan tata cara 4. Tata Cara Pelaporan Dugaan diskusi Komunikasi
pelaporan dugaan pelanggaran Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan dan
tindak pidana korupsi a. Laporan Budaya Anti Korupsi
b. Pengaduan
c. Peran Serta Masyarakat
d. Tatacara Penyampaian Pengaduan
e. Format Penyampaian Pengaduan

5. Menjelaskan Gratifikasi 5. Gratifikasi


a. Pengertian Gratifikasi
b. Undang-undang tentang
Gratifikasi
c. Gratifikasi merupakan Tindak
Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 40
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Nomor: MP. 3
Materi: Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 Jpl (T= 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl)

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
pasca pelatihan

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan 1. RTL  CTJ  Papan dan  Kemenkes RI


ruang lingkup RTL a. Pengertian RTL  Latihan kertas Pusdiklat Aparatur
b. Ruang lingkup RTL menyusun flipchart Rencana Tindak
RTL  Spidol Lanjut
2. Menjelaskan langkah-langkah 2. Langkah langkah penyusunan  Alat bantu
penysunan RTL RTL  Lembar/
Format RTL
3. Menyusun RTL dan Gant 3. Penyusunan RTL dan gant  Panduan
Chart untuk kegiatan yang chart untuk kegiatan yang latihan
akan dilakukan akan dilakukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 41
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB VI
DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN
Pre Test

Pembukaan

Building Learning Commitment (BCL)


Metode: Games, Diskusi

Pengetahuan dan Keterampilan


Wawasan
E 1. BHD dengan Automatic External Defibrilator
V 1. Aspek Legal (AED) Pada Dewasa, Anak Dan Bayi
A dan Etik 2. Tatalaksana Obstruksi Benda Asing Pada
L Resusitasi Dewasa, Anak Dan Bayi
U 2. Filosofi 3. Tatalaksana Jalan Nafas
A ACLS 4. Interpretasi EKG
S 3. Anti korupsi 5. Terapi Listrik
I 6. Tatalaksana Henti Jantung
Metode: 7. Tatalaksana Takiaritmia
 CTJ 8. Tatalaksana Bradiaritmia
9. Tatalaksana Sindrom Koroner Akut
10. Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
11. Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung
12. Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung

Metode:
 CTJ
 Simulasi

Megacode/ Simulasi Gabungan

RTL

Penutupan Post Test & Evaluasi Penyelenggaraan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 42
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Rincian Rangkaian Alur Proses Pembelajaran

1. Pre Test
Sebelum acara pembukaan dilakukan pre test terhadap
peserta, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta
terkait materi.

2. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan
pelatihan secara resmi. Proses pembukaan pelatihan
meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelanggara pelatihan
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang
latar belakang perlunya pelatihan

3. Membangun komitmen belajar/ Building Learning


Commitment (BLC)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan perserta
mengikuti proses pelatihan. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam proses BLC adalah tujuan
pelatihan, peserta (jumlah dan karakteristik), waktu
yang tersedia, saran dan prasarana yang tersedia. Proses
pembelajaran dilakukan dengan berbagai bentuk
permainan sesuai dengan tujuan pelatihan. Proses BLC
dilakukan dengan alokasi waku minimal 3 Jpl dan
proses tidak terputus.

Proses pembelajaran meliputi:


a. Forming
Pada tahap ini setiap peserta masing-masing saling
observasi dan memberikan ide ke dalam kelompok.
Pelatih berperan memberikan rangsangan agar setiap
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 43
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
peserta berperan serta dan memberikan ide yang
bervariasi.

b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin lama
suasananya makin memanas karena ide yang
diberikan mendapatkan tanggapan yang saling
mempertahankan idenya masing-masing. Pelatih
berperan memberikan rangsangan pada peserta yang
kurang terlibat agar ikut aktif menanggapi.

c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah mulai
reda karena kelompok sudah setuju dengan
klarifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan
persepsi. Masing-masing peserta mulai menyadari
dan muncul rasa mau menerima ide peserta lainnya.
Dalam tahap ini sudah terbentuk norma baru
disepakati kelompok. Pelatih berperan membulatkan
ide yang telah disepakati menjadi ide kelompok.

d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi
suasana kerjasama yang harmonis seusai dengan
norma baru yang telah disepakati bersama. Pelatih
berperan memacu kelompok agar masing-masing
peserta ikut serta aktif dalam setiap kegiatan
kelompok dan tetap menjalankan norma yang telah
disepakati.

Hasil yang telah didapatkan pada proses


pembelajaran:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 44
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
1) Harapan yang ingin dicapai
2) Kekhawatiran
3) Norma jelas
4) Komitmen
5) Pembentukan tim (organisasi kelas)

4. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan
materi sebagai dasar pengetahuan wawasan yang perlu
diketahui peserta dalam pelatihan ini, yaitu:
a. Aspek Legal dan Etik Resusitasi
b. Filosofi ACLS
c. Anti korupsi

5. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari
proses pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan metode sebagai berikut: ceramah
tanya jawab, brainstorming, latihan, dan bermain peran
yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta
aktif dalam mencapai kompetensi tersebut.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
a. BHD dengan Automatic External Defibrilator
(AED) Pada Dewasa, Anak Dan Bayi
b. Tatalaksana Obstruksi Benda Asing Pada Dewasa,
Anak Dan Bayi
c. Tatalaksana Jalan Nafas
d. Interpretasi EKG
e. Terapi Listrik
f. Tatalaksana Henti Jantung
g. Tatalaksana Takiaritmia
h. Tatalaksana Bradiaritmia
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 45
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
i. Tatalaksana Sindrom Koroner Akut
j. Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
k. Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung
l. Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung

6. Keterampilan (Skill Site)


Proses pembelajaran di akhir seluruh materi dilanjutkan
dengan megacode/ simulasi gabungan untuk
mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan
seluruh kompetensi secara bersamaan. Di sesi ini,
pelatih dan instruktur akan bertugas mendampingi dan
melakukan penilaian dengan menggunakan checklist.

7. Post Test dan evaluasi penyelenggaraan


Evaluasi peserta (posttest) diberikan setelah semua
materi disampaikan dan sebelum penutupan dengan
tujuan untuk mengukur peningkatan dan kemajuan
peserta selama proses pembelajaran. Evaluasi yang
diberikan dalam bentuk tes tulis, dan megacode/
simulasi gabungan dengan menggunakan checklist
meegacode. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
penyelenggaraan untuk mendapatkan masukan dari
peserta tentang penyelenggaraan pelatihan yang akan
digunakan penyempurnaan penyelenggaraan berikutnya.

8. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap
proses pembelajaran setiap hari dan terhadap pelatih.
a. Evaluasi tiap hari dilakukan dengan cara mereview
kegiatan proses pembelajaran yang sudah
berlangsung, sebagai umpan balik untuk
menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 46
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
b. Evaluasi terhadap pelatih dilakukan setiap hari
dengan mengisi angket evaluasi tentang pelatih.

9. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian
kegiatan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 47
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH

A. Peserta

1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan Advanced Cardiac Life Support
(ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
dokter yang bekerja di Fasyankes dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Latar belakang pendidikan minimal dokter umum.
b. Bersedia mengikuti peraturan yang berlaku.

2. Jumlah Peserta:
Jumlah Peserta dalam 1 kelas maksimal 25 orang,
dengan perbandingan instruktur 1:5

B. Pelatih dan Instruktur


1. Kriteria pelatih sebagai berikut:
a. Latar belakang pendidikan minimal S1
b. Khusus untuk materi inti:
 Materi Anestesi: pendidikan minimal Spesialis
Anestesi
 Materi Inti lainnya: pendidikan minimal Dokter
Spesialis Jantung
 Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Profesi
yang masih berlaku.
c. Menguasai materi/ substansi yang akan diajarkan
d. Telah mengikuti Pelatihan Kediklatan yaitu:
pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 48
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
(TPPK)/ Training Of Trainers (TOT) Advanced
Cardiac Life Support (ACLS) Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang masih
berlaku/ Widyaiswara Dasar.
e. Memahami kurikulum Advanced Cardiac Life
Support (ACLS)/ Bantuan Hidup Jantung Lanjut
(BHJL) Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan khususnya GBPP materi yang akan
disampaikan.

2. Kriteria Instruktur
a. Latar belakang pendidikan minimal dokter
spesialis jantung
b. Pengalam bekerja di ruang intensif minimal 1
tahun
c. Diutamakan yng telah mengikuti pelatihan
Clinical Instruktur bagi Dokter.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 49
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB VIII
PENYELENGGARA
DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara

Pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS)/


Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan diselenggarakan oleh
Institusi Pelatihan Bidang Kesehatan yang
Terakreditasi (BBPK/Bapelkes)/ Instansi lain
dengan pengampuan dari Institusi Pelatihan Bidang
Kesehatan yang terakreditasi (BBPK/Baplekes),
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki seseorang yang ditunjuk menjadi
pengendali pelatihan yang telah mengikuti pelatihan
pengendali pelatihan bidang kesehatan
2. Memiliki minimal 1 orang tenaga/ panitia
penyelenggara pelatihan yang telah mengikuti
pelatihan Training Officer Course (TOC)

B. Tempat Penyelenggaraan

Pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS)/


Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL) Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan diselenggarakan di
Institusi Pelatihan Bidang Kesehatan yang Terakreditasi
(BBPK/Bapelkes)/ Instansi lain yang memiliki sarana
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan pelatihan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 50
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB IX
EVALUASI

Evaluasi dilakukan terhadap:

A. Peserta
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil
pembelajaran dari peserta. Evaluasi terhadap peserta
dilakukan melalui:
1. Penjajagan awal melalui pre test.
2. Ujian megacode
3. Post test untuk mengukur pemahaman peserta
terhadap materi yang telah diterima.

Soal pre dan post test dapat menggunakan soal dari


bank soal (terlampir) sebanyak 30 soal. Komposisi soal
mencakup materi dasar dan materi inti.

B. Pelatih/ Fasilitator

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan


pelatih/ fasilitator dalam menyampaikan materi
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan yang dapat dipahami dan diserap peserta,
yaitu:
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
5. Empati, gaya dan sikap terhadap peserta
6. Penggunaan bahasa dan volume suara
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 51
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta
8. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
9. Memberikan kesempatan tanya jawab
10. Kemampuan menyajikan
11. Kerapihan berpakaian
12. Kerjasama antar Tim pelatih

C. Penyelenggara

Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan


pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan
administrasi dan akademis, yang meliputi:
1. Tujuan pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas
peserta di tempat kerja
4. Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi
5. Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
6. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
7. Pelayanan akomodasi
8. Pelayanan konsumsi
9. Pelayanan perpustakaan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 52
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BAB X
SERTIFIKAT

Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan akan


mendapatkan Sertifikat Pelatihan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu),
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kehadiran 100% dari keseluruhan jumlah jam
pembelajaran yaitu 54 Jpl
2. Lulus Post Tes dngan nilai minimal 80
3. Lulus Ujian Megacode dengan nilai minimal 75
Sertifikat pelatihan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dan oleh panitia penyelenggara,

Bagi peserta yang tidak memenuhi ketentuan tersebut


diatas, TIDAK mendapatkan sertifikat atau surat
keterangan apapun.

Untuk keperluan Satuan Kredit Profesi (SKP),


disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di
Organisasi Profesi terkait.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 53
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 54
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Materi Dasar. 1
Aspek Legal dan Etik Resusitasi

PANDUAN STUDI KASUS

Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus peserta mampu memahami
aspek legal dan etik resusitasi.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @
5 orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1
(satu) orang instruktur.
2. Pelatih dan Instruktur membagikan panduan studi kasus
dan lembar kasus kepada tiap kelompok.
3. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan
studi kasus terkait aspek etik dan legal kegawatdaruratan
selama 10 menit.
4. Pelatih memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil studi kasus kelompoknya @ 5
menit/ kelompok, dan kelompok lain menanggapi/
memberi masukan.
5. Pelatih melakukan klarifikasi terhadap hasil presentasi
sesui dengan waktu yang masih tersedia

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 55
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Dasar. 1
Aspek Legal dan Etik Resusitasi

LEMBAR KASUS

Kasus I
Anda adalah seorang dokter yang harus menghadiri wisuda
anaknya namun di tengah perjalanan Anda menemui ada
seorang ibu yang tergeletak tidak sadarkan diri di pinggir
jalan. Hanya ada masyarakat awam yang mengerumuni
pasien, tidak tampak ada petugas medis yang datang, apa
yang akan Anda lakukan?

Kasus II
Anda adalah seorang dokter yang menjumpai korban
kecelakaan mobil di jalan tol. Korban berlumuran darah dan
menurut keluarga korban yang selamat, korban menderita
HIV/AIDS. Anda berniat untuk melakukan upaya resusitasu
namun Anda tidak memiliki alat pelindung diri yang
memadai, apa yang Anda lakukan?

Kasus III
Salah seorang pasien lama Anda datang ke IGD diantar oleh
keluarganya dalam kondisi tidak sadarkan diri, tidak
bernafas, dan tidak ada nadi. Tidak ada yang mengetahui
pasti kapan pasien tidak sadarkan diri. Keluarga pasien
menangis meminta Anda untuk melakukan usaha resusitasi.
Namun pada pemeriksaan Anda menemukan adanya kaku
mayat. apa yang akan Anda lakukan?

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 56
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kasus IV
Anda adalah seorang dokter jaga di IGD, kemudian datang
seorang pasien yang tidak sadarkan diri, tidak ada nafas dan
denyut nadi. Menurut pengantar pasien, pasien tinggal
sendiri di rumahnya sehingga tidak ada yang mengetahui
kejadian yang dialami pasien. Anda menemukan pupil mid-
dilatasi dan reflex cahaya negatif, apa yang akan Anda
lakukan?

Kasus V
Anda adalah seorang dokter jaga di IGD yang sedang
memberikan bantuan hidup lanjut pada pasien henti jantung.
Bantuan hidup jantung lanjut sudah diberikan selama 30
menit, namun irama EKG tetap asistol (tidak ada respons),
apa yang akan Anda lakukan?

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 57
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 1
BHD dengan Automatic External Defibrilator (AED) pada
Dewasa, Anak, dan Bayi

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan BHD
dengan AED pada Dewasa, Anak, dan Bayi

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu yang akan digunakan dalam kegiatan simulasi kepada
tiap kelompok.
3. Pelatih/ Instruktur memutar video simulasi tatalaksana BHD
dengan AED pada dewasa, anak dan bayi
4. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi BHD dengan Automatic External
Defibrilator (AED) pada Dewasa, Anak, dan Bayi @ 20
menit/ orang, meliputi:
a. Rantai kelangsungan hidup dan survei primer pada bantuan
hidup dasar, terdiri dari:
 Tahapan pertolongan di RS
 Tahapan pertolongan di luar RS
b. Bantuan hidup dasar pada orang dewasa, anak dan pada
kondisi khusus dengan AED (Automatic External
Defibrilator)
5. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist simulasi yang telah disiapkan.
6. Pelatih melakukan evaluasi dan memberikan kesempatan
peserta untuk melakukan simulasi ulang pada peserta yang
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 58
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dianggap kurang kompeten berdasarkan ceklist, @ 5 menit
perorang.
7. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih memberikan masukan atau klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang tepat, sesuai dengan waktu yang
masih tersedia.

Waktu : 3 Jpl x 45 menit = 135 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 59
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 1
BHD dengan Automatic External Defibrilator (AED) pada
Dewasa.

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta:……………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Cek respons: Tepuk dan teriak “Anda
baik-baik saja?” dan perhatikan
pergerakan dada (5–10 detik)
2. Minta seseorang untuk mengaktifkan
sistem emergensi (minta tolong) dan
mengambil AED
3. Cek pulsasi karotis (minimum 5 detik,
maksimum 10 detik)
4. Buka baju yang menutupi dada pasien dan
tentukan lokasi tangan pada posisi RJP
5. Berikan siklus pertama kompresi dengan
kecepatan yang benar (Dapat diterima: 18
detik atau kurang untuk 30 kompresi)
6. Beri 2 napas bantuan (masing-masing 1
detik)
AED Tiba
AED Nyalakan AED, pilih pad yang sesuai, dan
1 letakkan pad dengan benar
AED Jangan menyentuh pasien untuk analisis
2 (peserta harus memeriksa dengan melihat
dan instruksi verbal)
AED Jangan sentuh pasien untuk memberikan
3 shock/ menekan tombol shock (peserta
harus melihat dan instruksi verbal; waktu

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 60
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
maksimum dari AED tiba kurang dari 45
detik)
Peserta Melanjutkan RJP
7. Berikan siklus kedua kompresi pada
posisi tangan yang benar (dapat diterima:
lebih dari 23 dari 30 kompresi dilakukan
dengan benar)
8. Berikan 2 napas bantuan (masing-masing
1 detik) hingga dada terangkat
Langkah berikut dilakukan bila manekin dilengkapi dengan alat
feedback, seperti clicker atau lampu. Jika tidak terdapat alat
feedback, TEST DIHENTIKAN
9. Berikan siklus ketiga kompresi dengan
kedalaman yang cukup dan rekoil dada
yang sempurna (dapat diterima: lebih dari
23 kompresi dilakukan dengan benar).
Lanjutkan selama lima siklus dan
perhatikan konsistensi kualitas RJP di
siklus yang tersisa.
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


18

Pelatih/Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 61
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 1
BHD dengan Automatic External Defibrilator (AED) pada
Anak.

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta:……………………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
Cek respons: Tepuk dan teriak “Anda baik-baik
1. saja?” dan perhatikan pergerakan dada
(5–10 detik)
Minta seseorang untuk mengaktifkan sistem
2.
emergensi (minta tolong) dan mengambil AED
Cek pulsasi brachialis atau femoralis (minimum 5
3.
detik, maksimum 10 detik)
Buka baju yang menutupi dada pasien dan
tentukan lokasi tangan pada posisi RJP
4.
(perhatikan teknik serta posisi tangan untuk RJP
pada anak)
Berikan siklus pertama kompresi dengan
5. kecepatan yang benar (Dapat diterima: 18 detik
atau kurang untuk 30 kompresi)
6. Beri 2 napas bantuan (masing-masing 1 detik)
AED Tiba
AED Nyalakan AED, pilih pad yang sesuai, dan
1 letakkan pad dengan benar
AED Jangan menyentuh pasien untuk analisis (peserta
2 harus memeriksa dengan melihat dan instruksi
verbal)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 62
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
AED Jangan sentuh pasien untuk memberikan shock/
3 menekan tombol shock (peserta harus melihat
dan instruksi verbal; waktu maksimum dari AED
tiba kurang dari 45 detik)
Peserta Melanjutkan RJP
7. Berikan siklus kedua kompresi pada posisi
tangan yang benar (dapat diterima: lebih dari 23
dari 30 kompresi dilakukan dengan benar)/ 15
kali kompresi bila 2 penolong
8. Berikan 2 napas bantuan (masing-masing 1
detik) hingga dada terangkat (15 kompresi: 2
ventilasi apabila 2 penolong)
Langkah berikut dilakukan bila manikin dilengkapi dengan alat
feedback, seperti clicker atau lampu. Jika tidak terdapat alat
feedback, TEST DIHENTIKAN
9. Berikan siklus ketiga kompresi dengan
kedalaman yang cukup dan rekoil dada yang
sempurna (dapat diterima: lebih dari 23 kompresi
dilakukan dengan benar). Lanjutkan selama lima
siklus dan perhatikan konsistensi kualitas RJP di
siklus yang tersisa dengan perbandingan
kompresi : ventilasi (30:2 x 5 atau 15:2 x 10)
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


24

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 63
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 1
BHD dengan/ tanpa Automatic External Defibrilator (AED)
pada Bayi.

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta:……………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Cek respons: lakukan rangsang taktil telapak kaki
bayi dan perhatikan pergerakan dada (5–10 detik)
2. Minta seseorang untuk mengaktifkan sistem
emergensi (minta tolong) dan mengambil AED
3. Cek pulsasi brachialis dan femoralis (minimum 5
detik, maksimum 10 detik)
4. Buka baju yang menutupi dada pasien dan
tentukan lokasi tangan pada posisi RJP (perhatikan
posisi tangan, ujung jari pada dada bayi)
5. Berikan siklus pertama kompresi dengan
kecepatan yang benar (Dapat diterima: 18 detik
atau kurang untuk 30 kompresi)
6. Beri 2 napas bantuan (masing-masing 1 detik)
AED Tiba (optional)
AED Nyalakan AED, pilih pad yang sesuai, dan
1 letakkan pad dengan benar
AED Jangan menyentuh pasien untuk analisis (peserta
2 harus memeriksa dengan melihat dan instruksi
verbal)
AED Jangan sentuh pasien untuk memberikan shock/
3 menekan tombol shock (peserta harus melihat
dan instruksi verbal; waktu maksimum dari AED
tiba kurang dari 45 detik)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 64
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Peserta Melanjutkan RJP
7. Berikan siklus kedua kompresi pada posisi
tangan yang benar (dapat diterima: lebih dari 23
dari 30 kompresi dilakukan dengan benar)/ 15
kali kompresi bila dua penolong. Perhatikan
perbedaan posisi tangan antara 1 penolong dan 2
penolong pada bayi
8. Berikan 2 napas bantuan (masing-masing 1 detik)
hingga dada terangkat
Langkah berikut dilakukan bila manikin dilengkapi dengan alat
feedback, seperti clicker atau lampu. Jika tidak terdapat alat
feedback, TEST DIHENTIKAN
9 Berikan siklus ketiga kompresi dengan
kedalaman yang cukup dan rekoil dada yang
sempurna (dapat diterima: lebih dari 23 kompresi
dilakukan dengan benar). Lanjutkan selama lima
siklus dan perhatikan konsistensi kualitas RJP di
siklus yang tersisa dengan perbandingan
kompresi : ventilasi (30:2 x 5 atau 15:2 x 10)
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


24

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 65
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 2
Tata Laksana Obstruksi Benda Asing Pada Dewasa, Anak
Dan Bayi

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana obstruksi benda asing pada dewasa, anak, dan bayi

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tatalaksana Obstruksi Benda Asing
Pada Orang Dewasa, Anak, Dan Bayi @ 15 menit/ orang,
meliputi:
a. Metode Batuk Efektif
b. Metode back blow
c. Metode Abdominal Thrust
d. Metode chest thrust
e. Metode Heimlich maneuver
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 66
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 2
Tata Laksana Obstruksi Benda Asing Pada Anak Dan Bayi

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Evaluasi tanda-tanda obstruksi jalan napas total
(tersedak)
 Respon pasien
 Buka jalan napas: head tilt chin lift
 Periksa jalan napas dan keluarkan semua
benda asing yang terlihat
 Bila tidak ada napas, berikan ventilasi
2.  Letakkan kepala dan tubuh bayi diantara
kedua lengan anda menggunakan maneuver
sandwich
 Tundukkan kepala bayi dan letakkan lengan
anda pada paha
 Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari
badannya
 Lakukan 5 back blow dengan kuat
menggunakan tumit telapak tangan diantara
dua tulang skapula
3.  Putar bayi sampai terlentang, istirahatkan
diatas paha anda
 Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari
badannya
 Berikan 5 chest thrust pada separuh bawah
sternum sambil menghitung keras “1, 2, 3,
4, 5”

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 67
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
4.  Periksa bilamana benda asing keluar setiap
selesai rangkaian 5 back blow dan 5 chest
thrust
 Keluarkan dengan jari kelingking anda, bila
benda asing terlihat di dalam mulut
 Bila jalan napas tetap tersumbat dan bayi
masih sadar, ulangi rangkaian 5 back blow
dan 5 chest thrust sampai benda asing
keluar atau bayi tidak sadar.
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


28

Pelatih/ Instruktur

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 68
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 2
Tata Laksana Obstruksi Benda Asing Pada Dewasa

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Evaluasi tanda-tanda obstruksi jalan
napas total (tersedak)
 Respon pasien (tidak berespon)
 Buka jalan napas: head tilt chin lift
 Periksa jalan napas dan keluarkan
semua benda asing yang terlihat
 Bila tidak ada napas, berikan ventilasi
(pertama)
2. Berespon, Sumbatan Total: Manuver
Heimlich
 Penolong berdiri di belakang penderita,
kemudian lingkarkan kedua lengan
pada bagian atas abdomen.
3.  Condongkan penderita ke depan,
kepalkan tangan penolong dan letakkan
di antara umbilikus dan iga.
4.  Raih kepalan tangan tersebut dengan
lengan yang lain, dan tarik ke dalam
dan atas secara mendadak sebanyak 5
kali. Bila tindakan tersebut gagal,
lakukan kembali 5 abdominal thrusts
berulang-ulang sampai sumbatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 69
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
berhasil dikeluarkan atau penderita
tidak sadarkan diri.

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


8

Pelatih/ Instruktur

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 70
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 3
Tata Laksana Jalan Nafas

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan tata
laksana jalan nafas.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu simulasi (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam
kegiatan simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tata laksana Jalan Nafas @ 20 menit/
orang, meliputi:
a. Non Advanced Air Way (NAAW)
 Head tilt chin lift
 Jaw Thrust
b. Advanced Air Way (AAW) sesuai karakteristik
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Pelatih melakukan evaluasi dan memberikan kesempatan
peserta untuk melakukan simulasi ulang pada peserta yang
dianggap kurang kompeten berdasarkan ceklist, waktu sekitar
5 menit.
6. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih memberikan masukan atau klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang tepat, sesuai dengan waktu yang
masih tersedia.

Waktu: 3 Jpl x 45 menit = 135 menit


KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 71
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 3
Tata Laksana Jalan Nafas

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Melakukan head tilt-chin lift
2. Melakukan jaw thrust secara benar
3. Pemberian terapi oksigen
4. Melakukan suctioning dalam 10 detik
5. Memilih ukuran masker yang tepat
6. Menentukan ukuran oropharingeal airway
(OPA) atau nasopharingeal airway (NPA)
yang tepat dan memasukan alat tersebut
7. Memegang dan menahan masker dalam 1
tangan
8. Ventilasi dengan kecepatan yang tepat (1 napas
setiap 5 sampai 6 detik)
9. Menghasilkan pengembangan dada yang
adekuat
10. Melakukan simulasi ventilasi manual secara
tepat disertai kompresi dengan perbandingan
30:2
11. Memberikan setiap ventilasi selama 1 detik
12. Melepaskan bag diantara ventilasi
13. Memegang dan menahan dengan 2 tangan
14. Memasang mandrin ke selang ETT
15. Membuka jalan napas dengan laryngoscope
16. Mempertahankan jalan napas
17. Melakukan simulasi insersi intubasi dengan
laringoskop selama 20- 30 detik tanpa
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 72
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
kompresi
18. Melakukan simulasi insersi intubasi disertai
kompresi (interupsi minimal)
19. Memastikan selang ETT sudah masuk ke paru-
paru

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


38

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 73
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 4
Interpretasi EKG

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
interpretasi EKG

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Interpretasi EKG @ 20 menit/ orang,
meliputi:
a. Interpretasi EKG Normal
b. Interpetasi EKG pada Pasien Kritis
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Pelatih melakukan evaluasi dan memberikan kesempatan
peserta untuk melakukan simulasi ulang pada peserta yang
dianggap kurang kompeten berdasarkan ceklist, waktu sekitar
5 menit.
6. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih memberikan masukan atau klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang tepat, sesuai dengan waktu yang
masih tersedia.

Waktu: 3 Jpl x 45 menit = 135 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 74
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 4
Interpretasi EKG

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

No Nilai
Prosedur
. 0 1 2
1. Mengetahui gambaran EKG normal
2. Mengetahui ada atau tidaknya kompleks QRS
3. Mengetahui cepat atau lambatnya kompleks
QRS
4. Mengetahui lebar atau sempitnya kompleks
QRS
5. Mengetahui regularitas irama
6. Mengetahui ada atau tidaknya gelombang P
7. Mengetahui hubungan antara gelombang P
dengan kompleks QRS serta ada tidaknya
pemanjangan interval PR
8. Melakukan langkah interpretasi dengan urut
9. Mengambil kesimpulan irama jantung

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


16
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 75
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 5
Terapi Listrik

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan terapi
listrik.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Terapi Listrik @ 20 menit per-orang,
meliputi:
a. Tindakan defibrilasi
 Persiapan pasien
 Persiapan penolong
 Persiapan alat defibrilator dan penunjang
 Tindakan defibrilasi
b. Kardioversi
 Persiapan pasien
 Persiapan penolong
 Persiapan alat defibrilator dan penunjang
 Tindakan kardioversi
c. Pacu jantung transkutan
 Persiapan pasien
 Persiapan penolong
 Persiapan alat defibrilator dan penunjang
 Tindakan pacu jantung transkutan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 76
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Pelatih melakukan evaluasi dan memberikan kesempatan
peserta untuk melakukan simulasi ulang pada peserta yang
dianggap kurang kompeten berdasarkan ceklist, waktu sekitar
5 menit.
6. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih memberikan masukan atau klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang tepat, sesuai dengan waktu yang
masih tersedia.

Waktu: 3 Jpl x 45 menit = 135 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 77
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 5: Terapi Listrik
Defibrilasi

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

No Nilai
Prosedur
. 0 1 2
1. Lakukan RJP sambil mempersiapkan alat
defibrilator
2. Persiapan alat defibrilator
3. Memasang elektroda pada pasien
4. Menghentikan resusitasi untuk membaca irama
EKG, memastikan irama shockable
5. Mengatur dosis energi defibrilasi dan memastikan
unsynchronized
6. Pemberian jely
7. Melakukan charging sambil melanjutkan resusitasi
sampai energi terisi penuh
8. Memastikan keadaan CLEAR
9. Memastikan irama shockable dengan melihat
monitor EKG
10. Melakukan defibrilasi
11. Melanjutkan resusitasi
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


22 Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 78
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 5: Terapi Listrik
Kardioversi

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Melakukan informed consent
2. Persiapan alat defibrilator dan sedasi
3. Memasang elektroda pada pasien
4. Memberikan sedasi
5. Mengatur dosis energi kardioversi dan
memastikan energi synchronized
6. Pemberian jely
7. Melakukan charging sambil sampai energi terisi
penuh
8. Memastikan keadaan CLEAR
9. Memastikan irama dengan melihat monitor EKG
10. Melakukan kardioversi tersinkronisasi
11. Melakukan evaluasi irama setelah kardioversi

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


22
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 79
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 5: Terapi Listrik
Pacu Jantung Transkutan

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Melakukan penjelasan atas rencana tindakan yang
akan dilakukan
2. Persiapan alat defibrilator (dirubah ke mode
pacing) dan sedasi
3. Memasang pad pacu jantung pada pasien
4. Memberikan sedasi
5. Memilih mode pacu demand dengan laju 60-
70x/menit
6. Atur output pacu. Bila hemodinamik tidak stabil
pacu dapat dimulai dari output maksimal kemudian
dirutunkan bertahap dan dipertahankan 5-10 mA di
atas batas ambang pacu
7. Perhatikan cardiac capture, ditandai dengan
timbulnya satu kompleks QRS setelah setiap
stimulus pacu
8. Melakukan konfirmasi cardiac capture dengan
perabaan nadi
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


16
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 80
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 6
Tata Laksana Henti Jantung

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan tata
laksana henti jantung.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tata laksana Henti Jantung @ 15
menit/ orang, meliputi:
a. Tata laksana henti jantung shockable
b. Tata laksana henti jantung non shockable
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 81
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 6
Tata Laksana Henti Jantung

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Mengenali pasien tidak responsif
2. Memanggil bantuan (tim kode biru) dan troli
emergency
3. Memeriksa monitor EKG / meraba nadi
4. Mengetahui perbedaan shockable dan non shockable
5. Menentukan dan membagi tugas kepada anggota tim
6. Melakukan kompresi kuat (kedalaman 5-6 cm) DAN
cepat 100-120 x/menit, recoil dada sempurna,
meminimalisir interupsi pada kompresi
7. Tidak melakukan ventilasi yang berlebihan
8. Melakukan rotasi penolong yang melakukan kompresi
tiap 2 menit
9. Melakukan pemasangan advanced airway/ intubasi
10. Pemberian dosis obat yang sesuai
11. Memastikan anggota tim melakukan tindakan dengan
benar
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


22
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 82
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 7
Tata Laksana Takiaritmia

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana takiaritmia.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tatalaksana Takiaritmia @ 15 menit/
orang, meliputi:
a. Tata laksana Takiaritmia dengan QRS sempit
 Stabil
 Tidak stabil
b. Tata laksana Takiaritmia dengan QRS lebar
 Stabil
 Tidak stabil
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 83
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 7
Tata Laksana Takiaritmia

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………………..

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Menentukan dan membagi tugas kepada anggota tim
2. Memastikan anggota tim melakukan tindakan dengan
benar
3. Berikan oksigen bila diperlukan, cari akses IV/IO,
pasang monitor tekanan darah, nadi, dan irama
4. Meletakkan elektroda monitor dengan benar
5. Mengidentifikasi irama yang ada pada monitor
6. Mengecek tanda kestabilan: hipotensi, penurunan
kesadaran, gejala syok, nyeri dada iskemik, gagal
jantung akut
Jika STABIL: lanjut ke poin 7
Jika TIDAK STABIL: lanjut ke poin 13
7. Cek EKG 12 lead jika stabil
8. Cek tanda kestabilan kembali (lihat poin 6)
9. Apabila stabil: tentukan apakah kompleks QRS lebar/
sempit
Jika QRS sempit (< 0,12 detik): lanjut ke poin 10
Jika QRS lebar (> 0,12 detik): lanjut ke poin 13
10. Lakukan manuver vagal selama 5-10 detik sambal
terus memperhatikan monitor. Hati-hati
kontraindikasi! Manuver vagal dapat diulang 1x di sisi
kontralateral jika tidak berhasil
11. Apabila irama tidak berubah, cek tanda kestabilan
kembali (lihat poin 6)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 84
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
12. Apabila kompleks QRS lebar dan teratur dapat dicoba
pemberian adenosin 6 mg IV (ATP 10 mg) bolus
cepat diikuti dengan flush menggunakan cairan NaCl
0.9% 20 mL, setelah itu dapat diberikan bolus 12 mg
(ATP 20 mg) yang pertama dan kemudian bolus 12
mg yang kedua (ATP 20 mg) jika irama tidak
terkonversi. Pertimbangkan konsultasi ahli jika irama
tidak berubah.
13. Apabila tidak stabil: tentukan apakah kompleks QRS
lebar/ sempit:
Jika QRS sempit (< 0,12 detik) : lanjut ke poin 14
Jika QRS lebar (> 0,12 detik) : lanjut ke poin 15
14. Jika kompleks QRS sempit. Lakukan kardioversi
tersinkronisasi dengan dosis:
 QRS sempit teratur: 50-100 J
 QRS sempit tidak teratur: 120-200 J bifasik
atau 200 J monofasik
15. Jika kompleks QRS lebar teratur: kardioversi
tersinkronisasi dengan dosis 100 J
Jika kompleks QRS lebar tidak teratur: defibrilasi
(TIDAK) disinkronisasi

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


32
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 85
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 8
Tata Laksana Bradiaritmia

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana bradiaritmia.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @
5 orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1
(satu) orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi
dan alat bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam
kegiatan simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi tata laksana bradiaritmia @ 15
menit/ orang, meliputi:
a. Tata laksana low degree AV block
1) Stabil
2) Tidak stabil
b. Tata laksana high degree AV block
1) Stabil
2) Tidak stabil
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta
dalam kelompok yang melakukan simulasi dengan
menggunakan checklist yang telah disiapkan.
5. Pelatih melakukan evaluasi dan memberikan kesempatan
peserta untuk melakukan simulasi ulang pada peserta
yang dianggap kurang kompeten berdasarkan ceklist,
waktu sekitar 5 menit.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 86
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
6. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih memberikan masukan atau klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang tepat, sesuai dengan waktu
yang masih tersedia.

Waktu: 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 87
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 8
Tata Laksana Bradiaritmia

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No. Prosedur
0 1 2
1. Menugaskan anggota tim pada peran masing-
masing
2. Memastikan anggota tim melakukan tindakan
dengan benar
3. Berikan oksigen bila diperlukan, cari akses
intravena, pasang monitor tekanan darah, nadi,
dan irama
4. Mengidentifikasi irama yang ada pada monitor
5. Cek EKG 12 lead, jangan menunda terapi
6. Mengecek tanda kestabilan: hipotensi, penurunan
kesadaran, gejala syok, nyeri dada iskemik, gagal
jantung akut
Jika tidak ada tanda tidak stabil: lanjut ke poin 7
Jika ada tanda tidak stabil: lanjut ke poin 8
7. Observasi dan monitoring jika stabil
8. Jika tidak stabil: mengenali apakah irama pasien
merupakan high degree atau low degree AV
block
Jika low degree AV block: lanjut ke poin 9
Jika high degree AV block: lanjut ke poin 10
9. Memberikan atropin IV 0,5 mg bolus, diulang
setiap 3-5 menit dengan sebelumnya mengecek
tanda kestabilan terlebih dahulu

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 88
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
10. Untuk high degree AV block, pertimbangkan
transcutaneous pacing (TCP) atau temporary
pacemaker (TPM)
11. Jika TPM atau TCP tidak tersedia, berikan
dopamine 2-20 mcg/kg/menit atau epinefrin 2-10
mcg/menit

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


Nilai maks

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 89
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 9
Tata Laksana Sindrom Koroner Akut

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana sindrom koroner akut.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tata laksana Sindrom Koroner Akut
@ 15 menit/ orang, meliputi:
a. Tata laksana umum ACS
b. Tata laksana non ST Elevasi
c. Tata laksana ST Elevasi
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu: 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 90
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 9
Tata Laksana Sindrom Koroner Akut

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ………………………………………………….

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Memposisikan pasien, berikan suplementasi
oksigen jika SpO2 < 90%, pasang IV line, dan
monitor tekanan darah, nadi, dan irama
2. Mengidentifikasi irama pada monitor, meminta
pemeriksaan EKG 12 lead
3. Melakukan anamnesis dan PF terarah kearah
SKA dan menyingkirkan diagnosis banding
nyeri dada lainnya (emboli paru, diseksi aorta,
tension pneumothorax)
4. Memberikan aspirin 160-325 mg
5. Untuk mengatasi nyeri dada akut, memberikan
nitrat sublingual/spray kepada pasien dengan
dosis yang tepat dan memastikan tidak ada
kontraindikasi nitrat (severe tachycardia, severe
bradycardia, hipotensi, penggunaan sildenafil
dalam 24 jam atau tadalafil dalam 48 jam
terakhir). Nitrat boleh diulang hingga 3x.
6. Jika masih ada nyeri dada, memberikan morfin
dengan dosis, cara pengenceran dan cara
pemberian yang tepat, memastikan tidak ada
kontraindikasi morfin dan mempersiapkan
nalokson dan peralatan resusitasi. Morfin dapat
diulang hingga 2x.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 91
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
7. Jika masih ada nyeri dada, memberikan nitrat/
nitrogliserin secara intravena dengan dosis, dan
cara pengenceran yang tepat, memastikan tidak
ada kontraindikasi nitrat. Mengetahui kapan
menghentikan pemberian nitrat drip (jika
keluhan hilang, jika dosis maksimal terpenuhi,
jika efek samping muncul)
8. Melakukan interpretasi pemeriksaan EKG 12
lead dengan tepat
9. Mengetahui indikasi terapi reperfusi dan dapat
menentukan strategi reperfusi yang tepat bagi
pasien
10. Mengetahui kontraindikasi absolut fibrinolitik
11. Mengetahui cara mempersiapkan streptokinase
untuk fibrinolitik, cara pemberiannya dan apa
saja yang harus diperhatikan selama fibrinolitik
(perdarahan, arritmia, hipotensi, alergi)

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


22

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 92
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 10
Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
tatalaksana kegawatan sirkulasi.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang perkelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tata laksana Kegawatan Sirkulasi @
15 menit perorang, meliputi:
a. Tata laksana hipotensi dan syok
b. Tata laksana edem paru akut
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 93
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 10
Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
Pengenalan Stroke Iskemik Akut

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Mengenali pasien dalam keadaan stroke
iskemik akut
2. Mengenali gejala dan tanda stroke
3. Mampu melakukan tata laksana umum stroke
iskemik akut

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


6

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 94
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 10
Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
Hipotensi dan Syok

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ………………………………………………….

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Mengenali pasien dalam keadaan hipotensi/ syok
2. Mengidentifikasi penyebab syok dari problem irama
jantung, problem volume, atau problem kontraktilitas
pompa jantung
3. Melakukan tatalaksana syok dari gangguan irama
(lihat algoritma takiaritmia dan bradiaritmia)
4. Melakukan tes uji cairan (fluid challenge test) untuk
menentukan gangguan pompa/ volume
5. Menilai respon terhadap pemberian cairan
6. Mengidentifikasi masalah problem pompa jantung dan
memberikan inotropik/vasopressor yang tepat sesuai
tekanan darah
7. Melakukan up-titrasi inotropik/ vasopressor dengan
benar hingga mencapai target MAP
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


14
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 95
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 10
Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi
Edema Paru Akut

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ………………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Menegakkan diagnosis edema paru akut
2. Memposisikan pasien kondisi fowler/ semifowler
3. Memberikan terapi oksigen non-rebreathing
mask
4. Memasang IV line, melakukan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan (Lab, AGD, EKG,
rontgen bila memungkinkan)
5. Memberikan tatalaksana lini pertama (terapi
nitrat sublingual/ furosemid IV dan morfin bila
diindikasikan)
 Memberikan nitrat kepada pasien dengan dosis,
cara pemberian yang tepat dan memastikan
tidak ada kontraindikasi nitrat (severe
tachycardia, severe bradycardia, hipotensi,
penggunaan sildenafil dalam 24 jam atau
tadalafil dalam 48 jam terakhir). Nitrat boleh
diulang hingga 3x.
 Memberikan furosemide kepada pasien dengan
dosis, cara pemberian yang tepat dan
memastikan tidak ada kontraindikasi.
Furosemide dapat diulang hingga 2x.
 Memberikan morfin dengan dosis, cara
pengenceran dan cara pemberian yang tepat,
memastikan tidak ada kontraindikasi morfin

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 96
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dan mempersiapkan nalokson dan kit resusitasi.
Morfin dapat diulang hingga 2x.
6. Memasang kateter urin
7. Melakukan tatalaksana lini kedua untuk edema
paru akut (pemberian nitrogliserin intravena atau
inotropik) bila diperlukan

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


14

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 97
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 11
Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan tindak
lanjut pasca henti jantung.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung @
15 menit perorang, meliputi:
a. Evaluasi airway
b. Evaluasi breathing
c. Evaluasi terhadap sirkulasi
d. Evaluasi penyebab henti jantung
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 98
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 11
Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
1. Identifikasi ROSC
2. Memastikan tidak ada sumbatan pada airway, lakukan
suction bila curiga ada sumbatan
3. Memastikan ada tidaknya napas spontan dan melakukan
inspeksi dan auskultasi napas pasien (simetris/ tidak)
4. Memastikan posisi ETT dengan melakukan inspeksi
kesimetrisan dinding dada dan auskultasi
5. Memastikan saturasi O2 >94%
6. Memastikan sirkulasi tidak dalam keadaan syok,
tatalaksana syok sesuai penyebab (irama/ volume/ pompa)
7. Mengidentifikasi penyebab reversibel dari henti jantung
(5H5T)
8. Melakukan EKG 12 lead untuk menentukan perlu tidaknya
revaskularisasi segera
9. Melakukan evaluasi status neurologis dengan melihat
apakah pasien mengikuti perintah
10. Merencanakan targeted temperature management pada
pasien yang tidak mengikuti perintah
11. Melakukan evakuasi pasien ke ruangan ICU
Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


22 Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 99
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 12
Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung

PANDUAN SIMULASI

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi ini peserta mampu melakukan
pemberian obat-obat resusitasi jantung.

Petunjuk:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 (lima) kelompok, @ 5
orang/ kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh 1 (satu)
orang instruktur.
2. Pelatih dan instruktur membagikan panduan simulasi dan alat
bantu (lihat GBPP) yang akan digunakan dalam kegiatan
simulasi kepada tiap kelompok.
3. Setiap peserta dalam kelompok diberi kesempatan untuk
melakukan simulasi Pemberian Obat-Obat Resusitasi
Jantung @ 15 menit perorang.
4. Pelatih bersama instruktur mengamati setiap peserta dalam
kelompok yang melakukan simulasi dengan menggunakan
checklist yang telah disiapkan.
5. Setelah semua peserta selesai melakukan simulasi dalam
kelompok, pelatih melakukan evaluasi dan memberikan
masukan atau klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang tepat,
sesuai dengan waktu yang masih tersedia.

Waktu : 2 Jpl x 45 menit = 90 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 100
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 12
Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung
Obat–Obatan Vasoaktif

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
A. Persiapan Alat:
a. Spuit 2.5 mL
b. Spuit 20 mL
c. Spuit 50 mL
d. Three way
e. Syringe pump
B. Prosedur:
1. Obat Epinefrin
a. Persiapan obat
 NaCl 0.9 %
 Epinefrin 1/1000 (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
1) Bolus
 Ambil obat epineprin 1 ampul dalam
spuit 2.5 mL (tidak perlu diencerkan)
 Masukkan secara intravena atau
intraosseus
 Kemudian flush dengan NaCl 0.9 %
sebanyak 20 mL
 Setelah di flush tangan diangkat
selama 10 detik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 101
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2) Drip
 Ambil 1 ampul di encerkan sampai
dengan 50 mL dengan dengan NaCl
0.9 %
 Diberikan dengan dosis 0.1-0.5
mcg/kg/menit
2. Obat Norepinefrin
a. Persiapan
 Norepinefrin 1 ampul
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat 1 ampul dalam spuit 2.5
mL
 Diencerkan kedalam syringe pump 50
mL
 Berikan dosis 0,1 – 0,5 mcg/kg
BB/menit secara drip
3. Obat Dopamin
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Dopamin (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat dopamin 1 ampul dalam
spuit 2.5 mL
 Diencerkan kedalam syringe pump 50
mL
 Berikan dosis 2 – 20 mcg/kgBB/menit
secara drip
4. Obat Dobutamin
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Dobutamin (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat dopamin 1 ampul dalam
spuit 2.5 mL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 102
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Encerkan dengan NaCl 0.9 % sebanyak
50 mL
 Kemudian masukan kedalam syringe
pump
 Berikan dosis 2 – 20 mcg/kgBB/menit
secara drip

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


18
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 103
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 12
Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung
Obat–Obatan Antiaritmia

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: ……………………………………………

Nilai
No Prosedur 1 2
0
A. Persiapan Alat
1. Spuit 2.5 mL
2. Spuit 20 mL
3. Spuit 50 mL
4. Three way
5. Syringe pump
B. Prosedur
1. Obat Lidokain
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Lidokain sediaan 100 mg
b. Tata Cara Pemberian
1) Bolus
 Diberikan dosis awal 1–1,5
mg/kgBB/bolus IV
 Lakukan flush NaCl 0.9 % sebanyak
20 mL
 Lakukan pengulangan 5–10 menit
pada kondisi cardiac arrest shockable
dengan dosis 0,5–0,75 mg/kgBB/IV
(maks pemberian: 3 kali atau dengan
total dosis 3 mg/kgBB)
2) Pemberian Melalui Trakea
 1 ampul diencerkan sampai dengan 10
mL dengan NaCl 0.9%
 Berikan dengan dosis 2–4 mg/kgBB

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 104
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Obat Amiodaron
a. Persiapan Obat
• Pengenceran dengan dekstrosa 5%
(jangan NaCl 0.9%)
• Amiodaron 150 mg (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
1) Henti Jantung
 Dosis Pertama
 2 ampul (300 mg) di encerkan
sampai dengan 20 mL dengan
dekstrosa 5%
 Lakukan bolus lambat dalam 30
detik
 Dosis kedua
 Lakukan pengulangan bolus 1x
dengan jeda waktu 3 – 5 menit
dengan dosis 150 mg IV
2) Takiaritmia
 Loading Dose
 1 ampul (150 mg) di encerkan
sampai dengan 100 mL dengan
dekstrosa 5%
 Drip dalam 10 menit
 Maintenance Dose
 6 ampul (900 mg) diencerkan
sampai dengan 100 mL dengan
dekstrosa 5%
 Masukan kedalam syringe pump
 Berikan sesuai instruksi (1
mg/menit dalam 6 jam pertama,
kemudian 0.5 mg/menit dalam 18
jam berikutnya)
3. Obat Verapamil
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Verapamil 5 mg (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat verapamil 1 ampul dalam
spuit 2.5 mL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 105
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Encerkan dengan NaCl 0.9 % sebanyak
10 mL
 Berikan dosis 2,5-5 mg
 Secara bolus lambat 30 detik
4. Obat Diltiazem
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Diltiazem injeksi
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat diltiazem 1 ampul dalam spuit
2.5 mL
 Encerkan dengan NaCl 0.9 % sebanyak
10 mL
 Berikan berikan 15-20 mg (0,25 mg/kg)
IV
 Secara bolus selama 2 menit
5. Obat Adenosin/ATP
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Adenosin 6 mg (1/2 Ampul)
 Three Way
 Pemasangan infus di vena antecubiti
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat adenosin 1 ampul dalam spuit
2.5 mL (jangan diencerkan)
 Masukkan obat secara intravena
 Flush dengan NaCl 0.9 % sebanyak 20
mL
 Setelah di flush tangan diangkat selama
10 detik
6. Obat Digoksin
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Digoksin 0.5 mg (1 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat digoksin 1 ampul dalam spuit
2.5 mL diencerkan dengan NaCl 0.9%

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 106
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Masukkan obat secara intravena bolus
pelan dalam 5 menit
7. Obat Sulfas Atropin
a. Persiapan Obat
 NaCl 0.9 %
 Sulfas atropin 0.5 mg (2 ampul)
b. Tata Cara Pemberian
 Ambil obat sulfas atropin 1 ampul dalam
spuit 2.5 mL (tidak perlu diencerkan)
 Masukkan obat yang secara intravena
 Dapat diulang tiap 5 menit 0.5 mg IV,
dosis maksimal 3 mg IV

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


16

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 107
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 12
Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung
Obat–Obatan Anti Trombotik

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………………

Nilai
No Prosedur
0 1 2
A. Persiapan Alat
1. Spuit 2.5mL
2. Spuit 20 mL
3. Spuit 50 mL
4. Three way
5. Syringe pump
B. Prosedur
1. Obat Aspirin
 160–320 mg tablet (bukan salut selaput)
secepat mungkin (dikunyah lebih baik)
 Diikuti dosis 80 mg/hari besoknya
 Dapat digunakan sediaan supositoria
sebesar 300 mg bila tidak dapat diberikan
per-oral
2. Obat Clopidogrel
Dosis awal 300 mg (600 mg jika
direncanakan IKP), diikuti 75 mg/hari
besoknya
3. Obat Ticagrelor
Dosis awal 180 mg, diikuti 90 mg per 12
jam
4. Obat Heparin
Bolus 60 unit/kgBB (maksimum bolus 4000
IU), dilanjutkan 12 unit/KgBB/jam (dosis
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 108
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
maksimum 1000 IU/jam).
5. Obat Enoxaparin
Protokol IMA EST
 Usia < 75th, creatinin clearance normal;
bolus inisial 30 mg IV dengan bolus
kedua 1mg/kgBB subkutan 15 menit
kemudian, ulangi tiap 12 jam (maksimal
100 mg/dosis untuk 2 dosis pertama).
 Usia > 75th, tidak diberikan dosis bolus
IV, berikan 0,75 mg/kgBB subkutan tiap
12 jam (maksimal 75 mg untuk 2 dosis
pertama).
 Jika creatinin clearance < 30 mL/menit
berikan 1 mg/kgBB subkutan tiap 24 jam
Protokol APTS/IMA NEST
 Bolus inisial 30 mg IV, dosis
pemeliharaan 1 mg/kgBB subkutan tiap
12 jam.
 Jika klirens kreatinin < 30 mL/menit
berikan tiap 24 jam.
6. Obat Fondaparinux
 IMA EST: Dosis awal 2,5 mg IV bolus
diikuti 2,5 mg subkutan setiap 24 jam
hingga 8 hari
 IMA NEST/ APTS: 2,5 mg subkutan
setiap 24 jam
7. Obat Streptokinase
 Selalu pastikan tidak ada kontraindikasi
pemberian
 Informed consent sebelum memberikan
obat
 Dosis obat 1,5 juta Unit, diencerkan
dalam dekstrosa 5% 100 cc, diberikan
dalam 30-60 menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 109
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 Evaluasi ada tidaknya tanda-tanda
perdarahan, hipotensi, aritmia, reaksi
alergi
8. Obat Alteplase
 Selalu pastikan tidak ada kontraindikasi
pemberian
 Informed consent sebelum memberikan
obat
 < 67 kg: 15 mg IV bolus dalam 1-2 menit,
kemudian 0,75 mg/kgBB infus dalam 30
menit (tidak boleh melebihi 50 mg),
kemudian 0,5 mg/kgBB IV dalam 60
menit berikutnya (tidak melebihi 35 mg
dalam 1 jam)
 > 67 kg: total dosis 100 mg dalam 1,5
jam, dengan pembagian: 15 mg IV bolus
dalam 1-2 menit, kemudian 50 mg IV
infus dalam 30 menit, kemudian 35 mg
sisanya dalam 60 menit berikutnya
 Evaluasi ada tidaknya tanda-tanda
perdarahan, hipotensi, aritmia

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total) x100


18
Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 110
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Materi Inti. 12
Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung
Obat–Obatan Kegawatdaruratan Lainnya

CHECKLIST SIMULASI

Nama Peserta: …………………………………………………..

Nilai
No Prosedur
0 1 2
A. Persiapan Alat
1. Spuit 2.5 mL
2. Spuit 20 mL
3. Spuit 50 mL
4. Three way
5. Syringe pump
Prosedur
1. Obat Diuretik
Furosemid:
 0.5–1mg/kgBB diberikan selama 1-2
menit
 Jika tidak ada respon, dosis dinaikkan
hingga 2 mg/kgBB, diberikan perlahan-
lahan selama 1- 2 menit.
 Pada kondisi edema paru akut (new onset)
yang disertai hipovolemia: <0.5mg/kgBB.
 Pasang kateter urine
2. Obat Vasodilator
Nitrogliserin:
 Pastikan tidak ada kontraindikasi sebelum
pemberian
 Tablet: 1 tablet (0,3–0,4 mg nitrogliserin
atau 5 mg ISDN) sublingual, dapat
diulang hingga 3 dosis, interval 5 menit.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 111
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 IV: Dosis maintenance mulai 5-10 μg/
menit (tidak tergantung berat badan/kg),
kemudian dinaikkan tiap 5 menit 10 μg/
menit sesuai klinis dan tekanan darah.
Dosis maksimal 200 μg/ menit.
3. Obat Sedatif Dan Analgetik Kuat
 Midazolam:
0,1 – 0,3 mg/kg (maksimal dosis dalam
satu kali pemberian: 10 mg). Onset efek
akan dimulai dalam 2-5 menit, dengan
durasi antara 15–30 menit.
 Morfin:
Pada STEMI berikan 2 - 4 mg IV. Dapat
diberikan dosis tambahan 2 - 8 mg IV
dalam interval waktu 5 - 15 menit.

Keterangan
 0= tidak dilakukan
 1=dilakukan tetapi tidak sempurna
 2=dilakukan dengan sempurna

Nilai= (Nilai Total)x100


10

Pelatih/ Instruktur,

(…………………………)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 112
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Form RTL

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Tempat Dana PJ


1.
2.
3.
dst

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 113
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 114
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JADWAL PELATIHAN
ACLS/ BHJL bagi DOKTER di FASYANKES

PELATIH
WAKTU MATERI JPL
T P
Hari ke-1
Hari/ Tanggal
07.00-08.00 Registrasi
08.00-08.30 Pretest
08.30-09.00 Pembukaan
09.00-11.15 Membangun Komitmen 3
Belajar (Building
Learning Commitment/
BLC)
11.15-11.30 Istirahat
11.30-13.00 Aspek Legal dan Etik 2
Resusitasi
13.00-14.00 ISHOMA
14.00-15.30 Aspek Legal dan Etik 2
Resusitasi (Lanjutan)
15.30-17.00 Filosofi ACLS 2
Hari ke-2
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
07.30-09.00 BHD dengan Automatic 2
External Defibrilator
(AED) pada dewasa,
anak dan bayi
09.00-09.15 Istirahat
09.15-11.30 BHD dengan Automatic 3
External Defibrilator
(AED) pada dewasa,
anak dan bayi (Lanjutan)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 115
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
11.30-12.15 Tatalaksana Obstruksi 1
Benda Asing Pada
Dewasa, Anak, dan bayi
12.15-13.15 ISOMA
13.15-14.45 Tatalaksana Obstruksi 2
Benda Asing Pada
Dewasa, Anak, dan bayi
(Lanjutan)
14.45-15.30 Tatalaksana Jalan 1
15.30-15.45 Istirahat
15.45-18.00 Tatalaksana Jalan 3
(Lanjutan)
Hari ke-3
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
07.30-10.30 Interpretasi Gambaran 1 3
EKG
10.30-10.45 Istirahat
10.45-12.15 Terapi Listrik 1 1
12.15-13.15 ISHOMA
13.15-14.45 Terapi Listrik (Lanjutan) 2
14.45-17.00 Tatalaksana Henti 1 2
Jantung
Hari ke-4
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
07.30-09.45 Tatalaksan Takiaritmia 1 2
09.45-10.00 Istirahat
10.00-12.15 Tatalaksana Bradiaritmia 1 2
12.15-13.15 ISHOMA
13.15-15.30 Tatalaksana Sindrom 1 2
Koroner Akut
15.30-17.45 Tatalaksana Kegawatan 1 2
Sirkulasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 116
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Hari ke-5
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
07.30-09.45 Tindak Lanjut Paska 1 2
Henti Jantung
09.45-10.00 Istirahat
10.00-12.15 Pemberian Obat-Obat 1 2
Resusitasi Jantung
12.15-13.15 ISHOMA
13.15-14.45 Anti Korupsi 2
Rencana Tindak Lanjut
14.45-16.15 2
(RTL)
Hari ke-6
Hari/ Tanggal
07.15-07.30 Refleksi
07.30-09.00 Post Test dan Evaluasi
Paska Pelatihan
09.00-09.45 Istirahat
09.45-11.00 PENUTUPAN
PENYELESAIAN
11.00-12.00
ADMINISTRASI
12.00-13.00 ISOMA
13.00- PESERTA PULANG
TOTAL 19 35

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 117
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 118
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
SOAL
PRE dan POST Test

Petunjuk:
1. Jawablah soal-soal di bawah ini pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
2. Tuliskan nama Saudara pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap
benar.
4. Pilih jawaban yang menurut Saudara paling tepat
5. Untuk setiap soal hanya ada satu pilihan jawaban.
6. Apabila ada pilihan jawaban yang dianggap belum tepat,
berilah tanda bulatan (○) pada jawaban yang sudah diberi
tanda silang dan silahkan memilih jawaban lain yang
dianggap benar.

MD.1 Aspek Legal dan Etik Resusitasi

SOAL:

1. Fungsi regulasi profesi dokter berdasarkan UU praktik


kedokteran pasal 3 no 29 tahun 2004 adalah
A. Meningkatan rasa percaya antara dokter dan pasien
B. Meningkatkan jumlah layanan kesehatan
C. Sebagai syarat pembuatan surat ijin praktik
D. Mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis
E. Sebagai standar pedoman pelayanan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 119
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Berikut ini adalah uraian yang sesuai berdasarkan uu
praktik kedokteran mengenai persetujuan tindakan
medis:
A. Persetujuan tindakan medis dilakukan hanya untuk
tindakan medis beresiko tinggi
B. Tindakan pemasangan infus tidak wajib dilakukan
permintaan persetujuan
C. Melakukan tindakan operasi apabila mengancam
nyawa dapat dilakukan tanpa persetujuan
D. Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan harus
mendapat persetujuan medis
E. Persetujuan tindakan medis hanya dilakukan pada
kasus emergensi

3. Kapankah waktu yang tepat untuk meminta persetujuan


medis berdasarkan UU praktik kedokteran pasal 45
A. Pada saat setelah resusitasi
B. Ketika melakukan tindakan elektif saja
C. Ketika selesai memberikan informasi tindakan yang
akan dilakukan
D. Ketika melakukan tindakan emergensi saja
E. Persetujuan dapat dilakukan kapan saja dan di
situasi apapun

4. Dibawah ini adalah kondisi dimana tindakan resusitasi


secara etik tidak perlu dilakukan
A. Korban tenggelam
B. Korban tersengat listrik
C. Korban akibat toksin
D. Situasi dimana tindakan resusitasi dapat
membahayakan penolong (kondisi dari tempat
resusitasi yang membahayakan atau korban

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 120
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dicurigai memiliki penyakit infeksi serius yang
dapat menularkan ke penolong)
E. Kondisi penyakit yang memiliki prognosis buruk

5. Dibawah ini adalah alasan bagi dokter untuk selalu


menambah ketrampilan kompetensi klinis berdasarkan
UU praktik kedokteran:
A. Setiap dokter diwajibkan untuk mendapatkan
pelatihan hubungan dokter pasien yang efektif
B. Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib
mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau
kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang
diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka
penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran atau kedokteran gigi
C. Setiap dokter wajib mengikuti seminar internasional
D. Setiapdokter wajib berperan aktif dalam organisasi
profesi
E. Setiap dokter disarankan untuk menjadi pengurus
dalam organisasi profesi

6. Berikut ini terkait mengenai hak dokter dalam


penyelamatan jiwa di uu praktik kedokteran yaitu
A. Memperoleh jasa medis yang sepadan
B. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
C. Mendapatkan tempat praktik yang sesuai
kompetensinya
D. Memperoleh jasa medis tepat waktu

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 121
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
E. Mendapatkan pelatihan pelatihan yang terkait
dengan bidang keahliannya

7. Di bawah ini adalah salah satu kondisi dimana tindakan


resusitasi tidak perlu dilakukan pada kasus henti jantung
A. Stroke Hemorragik Berat
B. Dengue Shock Sindrom dengan gangguan multi
organ
C. Sudah ada permintaan keluarga untuk tidak
melakukan upaya resusitasi terutama pada kasus
medis yang terminal (kanker stadium akhir, dll) dan
permintaan tersebut dalam bentuk tertulis (do not
resuscitate order/ DNR)
D. Resusitasi yang dilakukan di dalam rumah sakit dan
penolong kelelahan
E. Alat defibrilasi tidak tersedia

8. Berikut ini adalah kewajiban dokter dalam


melaksanakan praktik sesuai UU praktik kedokteran
yaitu:
A. melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya
B. Melakukan penelitian untuk perkembangan ilmu
pengetahuan
C. Melakukan tindakan pengabdian kepada masyarakat
D. Melakukan resusitasi pada kondisi kegawatan
meskipun belum mendapatkan persetujuan
E. Mengikuti segala permintaan keluarga pasien demi
kepentingan pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 122
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
9. Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun korban
tenggelam dan tidak sadarkan diri dibawa ke ruang
gawat darurat. Dari pemeriksaan telah didapatkan tanda
mati batang otak, awal dari kekakuan mayat dan EKG
asystole. Kejadian Henti jantung tidak disaksikan. Mana
tindakan yang tepat dibawah ini:
A. Melakukan intubasi
B. Melakukan penjelasan dan persetujuan kepada
keluarga untuk tidak dilakukan resusitasi (DnR)
C. Membersihkan mulut dan mengangkat hidung
D. Tidak mengangkat anak tersebut karena lehernya
patah
E. Lakukan kompresi 30:2

10. Kapan waktu yang tepat untuk menghentikan resusitasi


dan menilai kematian batang otak:
A. 30 menit dilakukan defibrilasi tidak memberikan
respon
B. Intubasi sulit dilakukan
C. 1 jam tidak ada nadi
D. 10 menit asistol
E. Menunggu hingga lebam mayat

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN

1. D 6. B
2. D 7. C
3. C 8. A
4. D 9. B
5. B 10. D

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 123
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MD.1 Filosofi ACLS/ BHJL

SOAL:

1. Berapa lama sel sel otak akan mulai mengalami


kerusakan akibat penurunan pasok oksigen:
A. 30 menit
B. 20 menit
C. 3-5menit
D. 12 menit
E. 1-2 jam

2. Berikut ini adalah hal yang patut menjadi perhatian


mengenai sistem kardiovaskular
A. Henti nafas dapat terjadi beberapa detik setelah
henti jantung
B. Henti jantung terjadi akibat hipotensi
C. Henti nafas ditangani terlebih dahulu sebelum henti
jantung
D. Penurunan fungsi otak tidak ada kaitannya dengan
penurunan curah jantung
E. Henti nafas tidak ada kaitannya dengan henti
jantung

3. Mana uraian yang tepat terkait henti jantung dan henti


nafas
A. Henti jantung dapat disertai dengan henti nafas
B. Henti jantung pasti disertai dengan henti nafas
C. Henti nafas belum tentu terjadi henti jantung
D. Mati batang otak bukan merupakan akibat dari henti
jantung
E. Henti nafas pasti didahului mati batang otak

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 124
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
4. Dibawah ini manakah yang merupakan penyebab henti
jantung
A. Syok sepsis
B. Gastritis akut
C. Stroke non hemorragik berat
D. Nyeri dada khas acute coronary sindrom
E. Stroke Hemoragik

5. Resiko terberat ketika resusitasi dilakukan lebih dari 10


menit terhadap sistem fisiologis tubuh adalah
A. Gangguan fungsi ginjal
B. Sindrom hepato renal
C. Kerusakan dan mati batang otak
D. Gangguan faktor pembekuan darah
E. Gangguan jalan nafas

6. Pada kasus henti jantung di dalam rumah sakit langkah


yang paling tepat dapat dilakukan untuk dapat
meningkatkan angkaharapan dan kualitas hidup
A. Memastikan semua pasien dilakukan ronsen toraks
B. Melakukan deteksi dini penyebab henti jantung
C. Melakukan anamnesis secara komprehensif
D. Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
pada kasus edem paru
E. Melakukan pemeriksaan EKG 12 lead pada semua
pasien

7. Siapa saja yang harus mengetahui tentang fisiologi dan


prinsip bantuan hidup dasar
A. Dokter IGD
B. Semua tenaga medis bahkan non medis yang bekerja
di area publik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 125
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Paramedis
D. Dokter spesialis jantung
E. Dokter spesialis anesthesia

8. Kasus di manakah yang paling berisiko terjadi henti


jantung di bawah ini
A. Demam typhoid
B. Appendisitis Akut
C. Diare dengan dehidrasi berat
D. Sindrom nefrotik
E. Gagal ginjal kronik

9. Berikut ini secara fisiologis dan prinsip resusitasi adalah


hal yang paling krusial dilakukan untuk
mempertahankan perfusi ke otak dan organ organ
penting lainnya saat henti jantung
A. High quality CPR
B. Pemberian bantuan nafas yang adekuat
C. Melakukan look listen and feel
D. Memberikan loading cairan
E. Melakukan head tilt chin lift

10. Manakah gangguan dibawah ini yang secara


patofisiologis dapat menyebabkan henti jantung
A. Penyempitan pembuluh darah arteri renalis
B. Penyempitan pembuluh darah arteri koroner
C. Patah tulang paha terbuka
D. Demam dengue
E. Sumbatan pembuliuh darah otak

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 126
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN

1. C 6. B
2. A 7. B
3. B 8. C
4. D 9. A
5. C 10. B

MI.1 BHD dengan Automatic External Defibrilator


(AED) pada Dewasa, Anak Dan Bayi

SOAL:

1. Bila kita memberikan pertolongan pada seorang laki-


laki dewasa yang mengalami henti nafas, tindakan apa
yang anda lakukan pertama kali anda lakukan :
A. Memberikan bantuan nafas secepatnya
B. Memanggil bantuan gawat darurat secepatnya..
C. Memeriksa kesadaran pasien kemudian melakukan
kompresi jantung dan bantuan nafas.
D. Memastikan semua keadaaan aman sebelum
memeriksa kesadaran pasien, dilanjutkan kompresi
jantung dan bantuan nafas.
E. Memasang AED

2. Saat anda sedang bertugas di ruang gawat darurat,


seorang ibu datang membawa bayi yang tidak sadar,
apakah langkah pertama yang anda lakukan untuk
menolong pasien tersebut:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 127
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
A. Memberikan airway
B. Melakukan chest trust
C. Mengecek kesadaran
D. Melakukan RJP
E. Melakukan back blow

3. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada


seorang anak umur 6 tahun yang mengalami henti
jantung, berapakah perbandingan antara frekuensi
kompresi dengan pemberian frekuensi nafas yang akan
anda berikan dalam satu menit :
A. 30 : 2
B. 15 : 2
C. 5 : 2
D. 20 : 2
E. 10:2

4. Bila dua orang memberikan pertolongan pada bayi


yang mengalami henti nafas, berapakah pemberian
frekuensi nafas yang akan anda berikan dalam satu
menit:
A. 4-6 x/menit
B. 8-10 x/menit
C. 12-20 x/menit
D. 6-8 x/menit
E. 3-5x/menit

5. Saat melakukan kompresi dada, dimanakah anda


meletakkan posisi tangan anda di dada korban
A. ½ bagian atas tulang dada
B. Di atas jantung, di sebelah kiri dada pada papillae
mamae

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 128
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. 1/3 atas tulang dada
D. ½ bagian bawah tulang dada
E. ¼ bagian bawah tulang dada

6. Jika anda mendapatkan perempuan berumur 50 tahun


tergeletak tidak bergerakkarena terjatuh dari motor.
Apakah langkah yang anda lakukan untuk menolong
pasien tersebut:
A. Mengamankan situasi, memeriksa kesadaran
pasien, memanggil bantuan memeriksa nadi di
arteri karotis, bila tidak teraba dilanjutkan dengan
melakukan kompresi dada dan memberikan airway
dengan jaw thrust
B. Memeriksa jalan nafas, memeriksa pernafasan,
memeriksa nadi di arteri karotis, bila tidak teraba
dilanjutkan dengan melakukan kompresi dada
C. Memanggil bantuan, memadamkan listrik,
memeriksa kesadara pasien kemudian melakukan
kompresi dada
D. Memeriksa pernafasan kemudian memberikan
bantuan pernafasan 2 nafas bantuan cepat
E. Memberikan kompresi 30 kali dan 2 ventilasi

7. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada


seorang wanita 50 tahun yang mengalami henti
jantung, berapakah perbandingan antara frekuensi
kompresi dengan pemberian frekuensi nafas yang akan
anda berikan dalam satu menit :
A. 30 : 2
B. 15 : 2
C. 5 : 2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 129
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. 20 : 2
E. 10:2

8. Anda sedang melakukan tindakan bantuan hidup dasar


pada orang yang pingsan namun tidak bernafas.
Tindakan apa yang anda pikirkan untuk meyakinkan
apakah nafas bantuan yang anda berikan sudah
adekuat:
A. Melihat perubahan warna kulit
B. Periksa tanda sirkulasi secara regular
C. Melihat ada tidaknya pergerakan dada/
pengembangan dada saat memberikan bantuan
pernafasan
D. Periksa jalan nafas secara regular
E. Memeriksa nadi

9. Anda menolong orang yang henti jantung dengan


AED. Anda telah menekan tombol power on, pada
AED, dan menempelkan lembaran electrode di dada
korban, dan menekan tombol analisis. Alat AED
menginstruksikan shock tidak disarankan. Langkah
anda selanjutnya
A. Tekan tombol shock
B. Menjauh dari korban dan pastikan tidak ada orang
yang tidak orang yang menyentuh korban
C. Melakukan kompresi dan pernafasan yang adekuat
secepat mungkin sebelum melakukan shock
D. Periksa nadi
E. Melakukan head tilt chin lift

10. Keadaan berikut dapat kita pakai sebagai pedoman


untuk tidak melakukan bantuan hidup dasar pada

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 130
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
pasien tidak sadarkan diri yang baru saja masuk ke
ruang gawat darurat adalah :
A. Gambaran EKG pasien menunjukkan gambaran
asistole
B. Ekg menunjukan gambaran total AV blok
C. Kaku mayat atau lebam mayat
D. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda denyut nadi
E. EKG menunjukan irama idioventrikular

11. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada


seorang bayi umur 6 bulan yang mengalami henti
jantung, berapakah perbandingan antara frekuensi
kompresi dengan pemberian frekuensi nafas yang akan
anda berikan dalam satu menit :
A. 30 : 2
B. 15 : 2
C. 5 : 2
D. 20 : 2
E. 10:2

12. Jika anda sebagai penolong orang tidak sadarkan diri di


ruang gawat darurat dan mengunakan monitor
defibrillator. Manakah irama di bawah ini yang tidak
memerlukan pemberian terapi kejut listrik (defibrilasi)
secara manual :
A. Ventrikular Takikardia
B. Ventrikular Fibrilasi kasar
C. Atrial takikardia
D. Ventrikular fibrilasi halus
E. VT polimorphik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 131
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13. Anda seorang diri ketika memberikan bantuan nafas
dengan kantong nafas pada penderita anak berumur 3
tahun, dengan pernafasan yang tidak adekuat kemudian
mengalami tanda-tanda perfusi yang buruk. Saat
dilakukan pemeriksaan nadi arteri karotis, teraba nadi
dengan frekuensi 55 x/menit. Langkah selanjutnya
yang anda lakukan adalah :
A. Tetap lanjutkan pemberian nafas bantuan dengan
frekuensi 20 x/menit
B. Berikan oksigen 100% dan tempatkan penderita
pada posisi mantap
C. Hubungi UGD RS dan nomor telepon gawat
darurat lainnya
D. Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100
x/menit sambil tetap memberikan bantuan nafas
E. Lakukan abdominal thrust

14. Seorang ibu hamil besar tidak sadarkan diri dibawa ke


ruang gawat darurat. Setelah pemeriksaan lanjutan
pasien diketahui tidak bernafas. Langkah pertolongan
apakah yang anda lakukan sebagai pelayan kesehatan
A. Mengkonsulkan ke dokter spesialis kebidanan dan
kandungan
B. Memanggil bantuan dokter spesialis anestesi untuk
melakukan intubasi
C. Periksa kesadaran, dilanjutkan melakukan kompresi
serta ventilasi sesuai protocol dengan posisi
terlentang
D. Periksa kesadaran, dilanjutkan melakukan kompresi
serta ventilasi sesuai protocol dengan posisi
terlentang miring ke kiri 30 derajat atau
memposisikan rahim ke sebelah kiri.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 132
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
E. Tunda cek respon hingga AED tiba

15. Anda mendapatkan seorang bayi yang tidak sadar.


Anda telah mengirim teman untuk menghubungi UGD
RS terdekat. Selanjutnya langkah apa yang anda
lakukan untuk melakukan pertolongan
A. Beri 2 nafas bantuan cepat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
B. Beri 2 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
C. Beri 1 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
D. Periksa nadi, bila tidak teraba berikan kompresi
dada
E. Lakukan back blow

16. Anda menemukan seorang laki-laki berumur 27 tahun


mengalami kedinginan sampai beku pada cuaca yang
sangat dingin dan kulit terasa dingin. Orang tersebut
tidak bernafas serta tidak dapat dilakukan perabaan
denyut nadi. Apa langkah yang harus dilakukan pada
penderita tersebut.
A. Melakukan RJP langsung dilanjutkan dengan
pemberian bantuan jalan nafas
B. Mengamati pasien sebelum memanggil bantuan
yang terdaekat
C. Menghangatkan tubuh pasien sambil
membaringkan penderita di tempat yang aman
D. Memeriksa kesadaran, Memeriksa nadi, sambil
menghangatkan tubuh penderita, melakukan CPR
E. Langsung melakukan kompresi tanpa mengecek
nadi karotis

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 133
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
17. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada
seorang anak umur 6 tahun yang mengalami henti
jantung, berapakah frekuensi kompresi yang diberikan
dalam satu menit :
A. 100 - 120 x/ menit
B. 120 x/menit
C. 80 x/menit
D. 70 x/menit
E. 50x/menit

18. Anda menolong seorang anak perempuan umur 10


tahun, yang tenggelam di danau, serta berhasil
dipindahkan ke tepi. Saat ini pasien tidak sadarkan diri
serta terlihat muntahan di mulutnya. Anda meminta
teman anda untuk mencari telepon serta menghubungi
UGD RS terdekat untuk mencari bantuan. Sementara
anak tersebut dibaringkan, apa yang anda lakukan
selanjutnya
A. Segera cepat membersihkan muntahan dari mulut
dan mulai penyelamatan jalan nafas segera
B. Lakukan Heimlich maneuver
C. Periksa nadi, bila tidak teraba lakukan segera
kompresi dada dengan frekuensi 30 : 2
D. Tunggu sampai alat bantuan nafas tiba
E. Lakukan abdominal thrust

19. Manakah urutan yang harus dilakukan sebelum


melakukan kompresi dada pada saat menolong
penderita yang tidak sadarkan diri disertai dengan henti
nafas.
A. Pemeriksaan denyut nadi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 134
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Segera setelah mengetahui bahwa penderita tidak
sadarkan diri
C. Segera setelah diberikan 2 nafas bantuan
D. Memeriksa keadaan sekitar pasien
E. Memasang AED

20. Seorang laki-laki berumur 20 tahun tidak sadarkan diri


dibawa ke ruang gawat darurat. Dari pemeriksaan
didapatkan terdapat jejas di daerah leher. Bagaimana
caranya anda sebagai penolong membebaskan jalan
nafas
A. Dengan mengangkat kepala dan dagu
B. Jaw thrust dengan unabilisasi tulang leher dan
tulang belakang
C. Membersihkan mulut dan mengangkat hidung
D. Tidak mengangkat anak tersebut karena lehernya
patah
E. Rujuk untuk intubasi endotrakeal

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. B
2. C 12. C
3. B 13. D
4. C 14. D
5. D 15. D
6. A 16. D
7. A 17. A
8. C 18. C
9. D 19. A
10. C 20. B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 135
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.2 Tatalaksana Obstruksi Benda Asing Pada Dewasa,
Anak Dan Bayi

SOAL:

1. Seorang ibu meminta pertolongan kepada anda bahwa


anaknya umur 2 tahun tiba-tiba biru tersedak benda
asing. Apa langkah pertolongan yang anda lakukan
pertama kali sebagai tenaga kesehatan
A. Melakukan tindakan abdominal trust
B. Periksa tanda sirkulasi
C. Periksa kesadaran
D. Buka jalan nafas
E. Melakukan kompresi

2. Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menolong bayi


yang mengalami sumbatan benda asing yang terlihat di
jalan nafas adalah:
A. Memeriksa kesadaran
B. Memeriksa denyut nadi
C. Melakukan finger swap
D. Melakukan abdominal thrust
E. Mengambil benda asing

3. Anda sedang melakukan tindakan bantuan hidup dasar


pada orang yang pingsan dan tersedak namun tidak
bernafas. Tindakan apa yang anda pikirkan untuk
meyakinkan apakah nafas bantuan yang anda berikan
sudah adekuat:
A. Melihat perubahan warna kulit
B. Periksa tanda sirkulasi secara regular

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 136
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Mengambil benda asing bila terlihat dan melihat
ada tidaknya pergerakan dada/pengembangan dada
saat memberikan bantuan pernafasan
D. Periksa jalan nafas secara regular
E. Memantau tekanan darah

4. Anda seorang diri ketika memberikan bantuan nafas


dengan kantong nafas pada penderita anak berumur 3
tahun dengan diawali sumbatan total jalan nafas,
dengan pernafasan yang tidak adekuat kemudian
mengalami tanda-tanda perfusi yang buruk. Saat
dilakukan pemeriksaan nadi arteri karotis, teraba nadi
dengan frekuensi 55 x/menit. Langkah selanjutnya
yang anda lakukan adalah:
A. Tetap lanjutkan pemberian nafas bantuan dengan
frekuensi 20 x/menit
B. Berikan oksigen 100% dan tempatkan penderita
pada posisi mantap
C. Hubungi UGD RS dan nomor telepon gawat
darurat lainnya
D. Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100-
120x/menit sambil tetap memberikan bantuan nafas
E. Lakukan back blow

5. Seorang ibu hamil besar tersedak dibawa ke ruang


gawat darurat. Setelah pemeriksaan lanjutan pasien
diketahui tidak dapat bersuara. Langkah pertolongan
apakah yang anda lakukan sebagai pelayan kesehatan
A. Mengkonsulkan ke dokter spesialis kebidanan dan
kandungan
B. Memanggil bantuan dokter spesialis anestesi untuk
melakukan intubasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 137
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Periksa kesadaran, dilanjutkan melakukan kompresi
serta ventilasi sesuai protocol dengan posisi
terlentang
D. Melakukan Heimlich maneuver dengan posisi
tangan lebih mendekati processus xiphoid supaya
tidak menekan fundus
E. Periksa kesadaran, dilanjutkan melakukan kompresi
serta ventilasi sesuai protocol dengan posisi
terlentang miring ke kiri 30 derajat atau
memposisikan rahim ke sebelah kiri.

6. Anda mendapatkan seorang bayi tersedak dan tidak


sadar. Anda telah mengirim teman untuk menghubungi
UGD RS terdekat. Selanjutnya langkah apa yang anda
lakukan untuk melakukan pertolongan
A. Beri 2 nafas bantuan cepat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
B. Beri 2 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
C. Beri 1 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
D. Periksa nadi, bila tidak teraba berikan kompresi
dada
E. Langsung lakukan back blow

7. Anda menolong seorang anak perempuan umur 10


tahun, yang tenggelam di danau, serta berhasil
dipindahkan ke tepi. Saat ini pasien tidak sadarkan diri
serta terlihat muntahan di mulutnya. Anda meminta
teman anda untuk mencari telepon serta menghubungi
UGD RS terdekat untuk mencari bantuan. Sementara

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 138
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
anak tersebut dibaringkan, apa yang anda lakukan
selanjutnya
A. Segera cepat membersihkan muntahan dari mulut
dan mulai penyelamatan jalan nafas segera
B. Lakukan Heimlich maneuver
C. Periksa nadi, bila tidak teraba lakukan segera
kompresi dada dengan frekuensi 30 : 2
D. Tunggu sampai alat bantuan nafas tiba
E. Lakukan defibrilasi

8. Seorang perempuan hamil tersedak dan tidak sadarkan


diri di tempat anda bekerja. Setelah dilakukan
pemeriksaan, didapatkan bahwa nadi perempuan
tersebut tidak teraba serta tidak terlihat tanda
pernafasan spontan. Anda memberikan bantuan
pertolongan dengan melakukan RJP, kemudian seorang
petugas keamanan membawa AED serta
memberikannya kepada anda. Petugas keamanan
tersebut merasa kurang yakin dalam menggunakan.
Maka saran yang anda bisa sampaikan adalah
A. Gunakan AED seperti biasa pada orang yang
mengalami henti jantung atau henti nafas
B. Jangan menggunakan AED karena itu akan
mengganggu janin
C. Lakukan blind finger sweeping sebelum memakai
AED
D. Gunakan AED hanya sampai 3 kali shock saja
E. Tempelkan AED sangat tinggi pada dada untuk
mencegah cedera pada janin

9. Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun korban


tenggelam dan tidak sadarkan diri dibawa ke ruang

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 139
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
gawat darurat. Dari pemeriksaan didapatkan terdapat
jejas di daerah leher. Bagaimana caranya anda sebagai
penolong membebaskan jalan nafas
A. Dengan mengangkat kepala dan dagu
B. Jaw thrust dengan unabilisasi tulang leher dan
tulang belakang, ambil benda asing bila terlihat
C. Membersihkan mulut dan mengangkat hidung
D. Tidak mengangkat anak tersebut karena lehernya
patah
E. Lakukan kompresi 30:2

10. Saat melakukan kompresi dada pada korban tersedak ,


dimanakah anda meletakkan posisi tangan anda di dada
korban
A. ½ bagian atas tulang dada
B. Di atas jantung, di sebelah kiri dada pada papillae
mamae
C. 1/3 atas tulang dada
D. ½ bagian bawah tulang dada
E. Kompresi dada tidak perlu dilakukan karena akan
memperparah sumbatan

11. Saat anda sedang bertugas di ruang gawat darurat,


seorang ibu datang membawa bayi yang tersedak ,
apakah langkah pertama yang anda lakukan untuk
menolong pasien tersebut :
A. Memanggil bantuan
B. Menyiapkan tempat tidur
C. Mengecek kesadaran
D. Melakukan RJP
E. Melakukan back blow

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 140
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
12. Seorang ibu meminta pertolongan kepada anda bahwa
anaknya umur 5 bulan tiba-tiba biru tersedak benda
asing. Bayi dapat bergerak spontan dan menangis. Apa
langkah pertolongan yang anda lakukan sebagai tenaga
kesehatan
A. Melakukan tindakan abdominal trust
B. Periksa tanda sirkulasi
C. Periksa kesadaran
D. Buka jalan nafas
E. Rangsang reflek batuk

13. Bila penolong memberikan pertolongan pada seorang


bayi umur 6 bulan yang mengalami sumbatan total lalu
tidak sadar, berapakah perbandingan antara frekuensi
kompresi dengan pemberian frekuensi nafas yang akan
anda berikan dalam satu menit :
A. 30 : 2
B. 15 : 2
C. 5 : 2
D. 20 : 2
E. 10:2

14. Jika anda mendapatkan perempuan berumur 40 tahun


tersedak lalu jatuh tidak bergerak. Apakah langkah
yang anda lakukan untuk menolong pasien tersebut :
A. Mengamankan situasi, memeriksa kesadaran
pasien, memanggil bantuan memeriksa nadi di
arteri karotis, bila tidak teraba dilanjutkan dengan
melakukan kompresi dada
B. Memeriksa jalan nafas, memeriksa pernafasan,
memeriksa nadi di arteri karotis, bila tidak teraba
dilanjutkan dengan melakukan kompresi dada

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 141
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Memanggil bantuan, memadamkan listrik,
memeriksa kesadara pasien kemudian melakukan
kompresi dada
D. Memeriksa pernafasan kemudian memberikan
bantuan pernafasan 2 nafas bantuan cepat
E. Melakukan chest thrust

15. Hal yang tidak boleh dilakukan untuk menolong anak 2


tahuni yang mengalami sumbatan benda asing yang
tidak terlihat di jalan nafas adalah :
A. Memeriksa kesadaran
B. Memeriksa denyut nadi
C. Melakukan blind finger swap
D. Memanggil bantuan
E. Mengamankan situasi

16. Anda sedang melakukan tindakan Heimlich maneuver


pada orang yang tersedak.. Tindakan apa yang anda
lakukan
A. Melihat perubahan warna kulit
B. Periksa tanda sirkulasi secara regular
C. Melihat ada tidaknya pergerakan dada/
pengembangan dada saat memberikan bantuan
pernafasan
D. Periksa jalan nafas secara regular
E. Melakukan evaluasi sumbatan setiap 5 kali
Heimlich maneuver

17. Anda seorang diri ketika memberikan bantuan nafas


dengan kantong nafas pada penderita anak berumur 3
tahun akibat tersedak, kemudian pasien mulai sadar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 142
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
dan benda asing keluar. Langkah anda selanjutnya
adalah
A. Tetap lanjutkan pemberian nafas bantuan dengan
frekuensi 20 x/menit
B. Berikan oksigen 100% dan tempatkan penderita
pada posisi mantap
C. Hubungi UGD RS dan nomor telepon gawat
darurat lainnya
D. Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100 x/
menit sambil tetap memberikan bantuan nafas
E. Melakukan evaluasi apakah masih terjadi sumbatan
total.

18. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada


seorang anak umur 6 tahun yang mengalami henti
jantung akibat tersedak , berapakah frekuensi kompresi
yang diberikan dalam satu menit :
A. 100 - 120 x/ menit
B. 120 x/menit
C. 80 x/menit
D. 70 x/menit
E. Tidak perlu lakukan kompresi jantung

19. Anda mendapatkan seorang bayi yang tersedak dan


tidak sadar. Anda telah mengirim teman untuk
menghubungi UGD RS terdekat. Selanjutnya langkah
apa yang anda lakukan untuk melakukan pertolongan
A. Beri 2 nafas bantuan cepat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
B. Beri 2 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 143
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Beri 1 nafas bantuan lambat dan lihat apakah dada
penderita terangkat
D. Periksa nadi, bila tidak teraba berikan kompresi
dada
E. Lakukan back blow

20. Manakah urutan yang harus dilakukan sebelum


melakukan kompresi dada pada saat menolong
penderita yang tidak sadarkan diri disertai dengan
sumbatan jalan nafas
A. Pemeriksaan denyut nadi
B. Segera setelah mengetahui bahwa penderita tidak
sadarkan diri
C. Segera setelah diberikan 2 nafas bantuan
D. Memeriksa keadaan sekitar pasien
E. Melakukan finger sweeping

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 11. C
2. E 12. E
3. C 13. B
4. D 14. A
5. D 15. C
6. D 16. E
7. C 17. E
8. A 18. A
9. B 19. D
10. D 20. A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 144
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.3 Tatalaksana Jalan Nafas

SOAL:

1. Di bawah ini yang termasuk advanced airway adalah :


A. Nasal kanul
B. Face mask
C. Non rebreathing mask
D. Intubasi endotrakeal
E. Ventilasi Bag Mask

2. Nasal kanul dapat memberikan Fi02 maksimal hingga :


A. 0.2
B. 0.8
C. 0.4
D. 0.6
E. 0.1

3. Apa efek dari pemberian aliran oksigen pada nasal


kanul > 5L /menit
A. Menaikan kadar oksigen terlarut
B. Mengiritasi mukosa hidung dengan tidak menaikan
lebih jaug kadaroksigen terlarut
C. Membantu pengembangan dinding otot dada
D. Membantu patensi jalan nafas
E. Memberikan ventilasi positif

4. Berapa jumlah aliran oksigen yang dapat diberikan


pada sungkup muka sederhana
A. 1-3 L/menit
B. 2-4L /menit
C. 6-10L/menit

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 145
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. 6-8L/menit
E. 10-12L/menit

5. Berapa target fraksi oksigen terlarut dengan pemberian


sungkup muka sederhana
A. 0.2
B. 0.8
C. 0.4 -0.6
D. 0.6-0.8
E. 0.1

6. Apa yang terjadi bila kecepatan aliran oksigen kurang


dari 6 liter per menit pada pemberian sungkup muka
sederhana
A. Mengakibatkan penumpukan C02
B. Menurunkan kadar 02 terlarut
C. Meningkatkan kadar 02 terlarut
D. Memperbaiki patensi jalan nafas
E. Memperbaiki saturasi perifer

7. Berapa kecepatan oksigen yang dapat diberikan pada


sungkupmuka non rebreathing untuk mencapai kadar
oksigen terlarut maksimal
A. 1-3 L/menit
B. 2-4L /menit
C. 6-10L/menit
D. 6-8L/menit
E. 10-12L/menit

8. Di bawah ini adalah indikasi dilakukan pemberian


sungkup muka non rebreathing
A. Henti jantung

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 146
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Henti Nafas
C. Edem paru akut
D. Sumbatan total jalan nafas
E. PPOK

9. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemberian


sungkup muka non rebreathing adalah
A. Langsung berikan pada kasus henti jantung
B. Berikan dengan konsentrasi 10-15 lpm pada kasus
myasthenia gravis berat
C. Pastikan memberikan kompresi bersamaan dengan
pemberian oksigen
D. Pastikan kantung reservoir mengembang sempurna
tidak kolaps
E. Melakukan head tilt chin lift

10. Pada pemberian nasal kanul peningkatan pemberian


1liter per menit akan meningkatkan kadar oksigen
terlarut sebesar
A. 1%
B. 2%
C. 3%
D. 4%
E. 5%

11. Bila dua orang penolong memberikan pertolongan pada


seorang bayi umur 6 bulan yang mengalami henti
nafas, berapakah pemberian frekuensi nafas yang akan
anda berikan dalam satu menit :
A. 30
B. 15
C. 12-20

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 147
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. 30
E. 10

12. Anda seorang diri ketika memberikan bantuan nafas


dengan kantong nafas pada penderita anak berumur 3
tahun, dengan pernafasan yang tidak adekuat kemudian
mengalami tanda-tanda perfusi yang buruk. Saat
dilakukan pemeriksaan nadi arteri karotis, teraba nadi
dengan frekuensi 55 x/menit. Langkah selanjutnya
yang anda lakukan adalah :
A. Tetap lanjutkan pemberian nafas bantuan dengan
frekuensi 20 x/menit
B. Berikan oksigen 100% dan tempatkan penderita
pada posisi mantap
C. Hubungi UGD RS dan nomor telepon gawat
darurat lainnya
D. Lakukan kompresi dada dengan kecepatan 100
x/menit sambil tetap memberikan bantuan nafas
dengan frekuensi 15:2 ( 2penolong)
E. Lakukan abdominal thrust

13. Kapan indikasi pemberian partial rebreathing mask


A. Saturasi > 94%
B. Pasien dengan henti nafas
C. Pasien dengan pemberian non rebreathing mask
saturasi tetap < 90%
D. Sebelum ada indikasi intubasi trakea, seperti pada
edem paru akut, asma akut, PPOK, atau pasien
tidak sadar tetapi ventilasi adekuat dengan refleks
batuk masih ada.
E. Henti jantung

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 148
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
14. Sebutkan indikasi paling tepat dilakukan ventilasi bag
mask
A. Asma bronkhiale
B. Edem Paru Akut
C. Pneumonia
D. Emboli Paru
E. Pasien tidak bisa nafas spontan

15. Bagaimana penggunaan Bag mask yang tepat pada


kasus sumbatan jalan nafas dan tidak sadar
A. Lakukan blind finger sweeping
B. Berikan nasal kanul terlebih dahulu
C. Lakukan Heimlich maneuver
D. Lakukan kompresi : ventilasi 30:2
E. Lakukan back blow

16. Bila seorang penolong memberikan pertolongan pada


laki laki umur 30 tahun yang mengalami henti nafas,
berapakah frekuensi yang diberikan dalam satu menit :
A. 10-12x
B. 5-6x
C. 4-5x
D. 12-20x
E. 100x

17. Anda menolong seorang wanita umur 50 tahun, yang


tenggelam di danau, serta berhasil dipindahkan ke tepi.
Saat ini pasien tidak sadarkan diri serta terlihat
muntahan di mulutnya. Anda meminta teman anda
untuk mencari telepon serta menghubungi UGD RS
terdekat untuk mencari bantuan. Sementara wanita

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 149
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
tersebut dibaringkan, apa yang anda lakukan
selanjutnya
A. Segera cepat membersihkan muntahan dari mulut
dan mulai penyelamatan jalan nafas segera
B. Lakukan Heimlich maneuver
C. Periksa nadi, bila tidak teraba lakukan segera
kompresi dada dengan frekuensi 30 : 2
D. Tunggu sampai alat bantuan nafas tiba
E. Lakukan abdominal thrust

18. Berikut ini adalah indikasi dilakukan intubasi


endotrakheal
A. Kasus henti jantung dan akan dilakukan bantuan
hidup lanjut
B. Syok hipoolemik
C. Tension pneumothoraks
D. Trombosis pulmonal
E. Sumbatan jalan nafas dan sadar

19. Seorang laki-laki berumur 20 tahun tidak sadarkan diri


dibawa ke ruang gawat darurat. Dari pemeriksaan
didapatkan terdapat jejas di daerah leher. Bagaimana
caranya anda sebagai penolong membebaskan jalan
nafas
A. Dengan mengangkat kepala dan dagu
B. Jaw thrust dengan unabilisasi tulang leher dan
tulang belakang
C. Membersihkan mulut dan mengangkat hidung
D. Tidak mengangkat anak tersebut karena lehernya
patah
E. Rujuk untuk intubasi endotrakeal

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 150
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
20. Berikut ini adalah indikasi pemberian laryngeal mask
airway (LMA):
A. Asidosis respiratorik
B. Asidosis metabolic
C. Edem paru akut
D. Asma bronkhiale
E. Henti jantung

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. C
2. C 12. D
3. B 13. D
4. C 14. E
5. C 15. D
6. A 16. A
7. E 17. C
8. C 18. A
9. D 19. B
10. D 20. E

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 151
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.4 Interpretasi EKG

SOAL:

1. Pernyataan yang benar tentang gelombang pada EKG


A. Gelombang P melambangkan repolarisasi atrium
B. Interval PR tidak berhubungan dengan fungsi AV
node
C. Gelombang QRS melambangkan depolarisasi
ventrikel
D. Gelombang T melambangkan repolarisasi atrium
E. Gelombang U selalu ditemukan pada setiap EKG

2. Interpretasi EKG pada pasien kritis, meliputi hal-hal di


bawah ini:
A. Menilai ada tidaknya kompleks QRS
B. Menilai laju frekuensi jantung
C. Menilai durasi QRS
D. Menilai ada tidaknya gelombang P serta
hubungannya dengan kompleks QRS
E. Semua di atas benar

3. Irama EKG yang bisa ditemukan pada pasien henti


jantung:
A. Asistole
B. Idioventricular rhythm
C. Ventricular fibrilasi (VF)
D. Ventricular tachycardia (VT)
E. Semua di atas benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 152
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
4. Kondisi di bawah ini yang bukan merupakan penyebab/
predisposisi fibrilasi ventrikel
A. Sindroma koroner akut
B. VT tidak stabil yang tidak mendapat penanganan
adekuat
C. PVC unifokal, monomorphic
D. PVC dengan R on T
E. Hipokalemia

5. Yang perlu dilakukan ketika menemukan irama asistol


pada monitor EKG
A. Memastikan lead terpasang
B. Memastikan amplitudo monitor cukup untuk
membaca EKG
C. Memastikan minimal di 2 lead yang berbeda
D. Semua di atas benar
E. Bukan salah satu di atas

6. Yang bukan merupakan ciri irama sinus normal


A. Gelombang P defleksi positif di lead II
B. Gelombang P selalu diikuti kompleks QRS
C. Gelombang P defleksi negatif di aVR
D. Laju QRS 60-100 kali per menit
E. Terdapat gambaran AV disosiasi

7. Yang merupakan takikardia dengan kompleks QRS


yang selalu tidak teratur
A. Atrial flutter
B. Atrial takikardia
C. Atrial fibrilasi
D. Supraventrikular takikardia
E. Ventrikular takikardia

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 153
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Yang merupakan takikardia dengan QRS lebar
A. Ventrikular takikardia monomorfik
B. Supraventrikular takikardia dengan RBBB
C. Ventrikular fibrilasi
D. A dan B benar
E. A,B,C benar

9. Yang merupakan bradiaritmia dengan gambaran AV


disosiasi
A. AV block derajat 1
B. AV block mobitz I
C. AV block mobitz II
D. AV block derajat 3
E. Sinus bradikardia

10. Yang merupakan ciri supraventrikular takikardia


A. Kecepatan selalu <150x/menit
B. Irama selalu regular
C. QRS kompleks selalu sempit
D. Hemodinamik selalu stabil
E. Bukan salah satu di atas

11. Gangguan ion yang terkait dengan VT polimorfik


(Torsade de pointes) adalah
A. Hiperkalemia
B. Hipokalsemia
C. Hipomagnesemia
D. Hiponatremia
E. Hiperkalsemia

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 154
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
12. Yang merupakan ciri dari AV block derajat 2 tipe I
(mobitz I)
A. PR interval konstan
B. Tidak ada QRS yang hilang
C. PR interval memanjang progresif
D. Terdapat AV disosiasi
E. QRS kompleks selalu lebar

13. Laki-laki 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan


near-syncope. Irama EKG menunjukkan gambar
berikut. Diagnosis EKG pasien adalah:

A. AV block derajat 1
B. AV block mobitz I
C. AV block mobitz II
D. AV block derajat 3
E. Sinus bradikardia

14. Laki-laki 50 tahun di ICU tiba-tiba mengalami


penurunan kesadaran. Monitor EKG menunjukkan
irama berikut:

Yang harus dilakukan selanjutnya adalah:


A. Memeriksa denyut nadi
B. Melakukan kompresi dan ventilasi
C. Melakukan intubasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 155
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Semua benar
E. Bukan salah satu di atas

15. Kondisi yang dapat menyebabkan gambaran EKG di


bawah ini adalah:

A. Olahraga
B. Sesak napas
C. Hipertiroid
D. Demam
E. Semua di atas benar

16. Kondisi di bawah ini yang bukan merupakan etiologi


sinus bradikardia
A. Efek sulfas atropin
B. IMA inferior
C. Efek samping beta blocker
D. Atlit terlatih
E. Stimulasi vagal

17. Pernyataan yang kurang tepat mengenai irama berikut,


adalah:

A. Tampak gambaran dropped beat


B. Terdapat pemanjangan PR interval
C. Gelombang P selalu diikuti kompleks QRS
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 156
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Dapat ditimbulkan infark inferior
E. Respon terhadap atropine

18. Gelombang P masih dapat ditemukan pada irama EKG


berikut:
A. Atrial fibrilasi
B. Idioventricular rhythm
C. Ventrikular Fibrilasi
D. AV block derajat 3
E. Asistol

19. Pernyataan yang benar tentang fibrilasi atrium adalah


A. Laju nadi selalu >100
B. Selalu mengakibatkan gangguan hemodinamik
C. Meningkatkan risiko stroke
D. Tidak ada hubungan dengan kelainan hormon tiroid
E. QRS kompleks selalu sempit

20. Pernyataan yang tidak tepat mengenai takikardia


ventrikel
A. 3 atau lebih PVC berturut-turut mengindikasikan
VT
B. Sustained VT terjadi >30 detik
C. Selalu mengakibatkan gangguan hemodinamik
D. Umumnya kompleks QRS lebar
E. Irama dapat regular maupun iregular (polimorfik)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 157
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. C 11. C
2. E 12. C
3. E 13. D
4. C 14. B
5. D 15. E
6. E 16. A
7. C 17. A
8. D 18. D
9. D 19. C
10. B 20. C

MI.5 Terapi Listrik

SOAL:

1. Yang termasuk terapi listrik pada BCLS maupun


ACLS
A. Defibrilasi
B. Kardioversi elektrik
C. AED
D. Pacu jantung transkutan
E. Semua di atas benar

2. Pernyataan yang tepat mengenai defibrilasi


A. Dilakukan dengan sinkronisasi dengan kompleks
QRS
B. Tidak perlu dilakukan pada Torsade de Pointes
C. Memerlukan informed consent tertulis keluarga
sebelum melakukan tindakan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 158
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Diberikan mulai dosis 100 J alat untuk monofasik
E. Dikerjakan pada fibrilasi ventrikel (VF)

3. Pernyataan yang benar tentang kardioversi


A. Dilakukan dengan sinkronisasi
B. Hanya dilakukan pada takikardi QRS kompleks
teratur
C. Tidak memerlukan informed consent
D. Tidak memerlukan sedasi
E. Diberikan dengan dosis maksimal alat

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan


kardioversi
A. Singkirkan rambut yang menempel di kulit
B. Hindari menempel paddle tepat di atas pacu jantung
permanen
C. Setelah melakukan kardioversi, dilanjutkan dengan
kompresi dan ventilasi
D. A dan B benar
E. A, B dan C benar

5. Persiapan sebelum melakukan kardioversi elektrik,


antara lain
A. Memberikan informed consent
B. Memberikan sedasi
C. Mengatur dosis kardioversi
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

6. Yang merupakan indikasi defibrilasi


A. Ventrikular fibrilasi
B. Ventrikular takikardi tanpa denyut nadi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 159
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Ventrikular takikardi polimorfik (Torsades de
Pointes)
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

7. Yang merupakan indikasi kardioversi


A. Sinus takikardi 150x/menit pada pasien yang
hipotensi
B. AF rapid ventrikular response pada pasien gagal
jantung kronis dekompensasi dengan nadi 130-
140x/menit
C. Ventrikular takikardi tanpa gangguan hemodinamik
D. Atrial flutter nadi 180x/menit dengan akral dingin
dan CRT 3 detik
E. Ventrikular fibrilasi

8. Yang merupakan indikasi kuat untuk pemasangan pacu


jantung transkutan
A. Sinus bradikardi asimtomatik
B. AV block mobitz I hemodinamik stabil
C. AV block mobitz II hemodinamik stabil
D. AV block derajat III hemodinamik stabil
E. AV block derajat III hemodinamik tidak stabil

9. Pernyataan yang benar tentang penggunaan AED


A. Disimpan di tempat umum seperti bandara
B. Saat alat AED membaca irama, jangan sentuh
pasien
C. Pembacaan irama jantung dilakukan secara manual
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 160
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
10. Dosis kardioversi dengan alat bifasik untuk irama
takikardi QRS sempit iregular dengan hemodinamik
yang tidak stabil adalah
A. Mulai 50-100 Joule
B. Mulai 100 Joule
C. Mulai 120 Joule
D. Mulai 200 Joule
E. Dosis maksimal alat

11. Pasien laki-laki 60 tahun dengan kondisi syok, TD


60/palpasi, laju nadi 180x/menit dengan irama sebagai
berikut. Dosis kardioversi yang diberikan adalah:

A. Mulai 50-100 Joule


B. Mulai 100 Joule
C. Mulai 120 Joule
D. Mulai 200 Joule
E. Dosis maksimal alat

12. Pernyataan yang tidak tepat untuk tindakan defibrilasi


A. Dilakukan untuk irama ventrikular fibrilasi dan
ventrikel takikardi tanpa nadi
B. Setiap menit menunda tindakan defibrilasi pada
VT/VF, prognosis menurun 7-10%
C. Sebelum menyiapkan alat, lakukan resusitasi
jantung paru terlebih dahulu
D. Untuk alat defibrilasi monofasik, dosis diberikan
360 joule
E. Segera setelah melakukan shock, evaluasi irama
post defibrilasi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 161
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13. Pernyataan yang benar untuk defibrilasi pada wanita
hamil dengan henti jantung VT/VF
A. Tidak boleh dilakukan karena akan membahayakan
janin
B. Tetap dilakukan sesuai indikasi dengan tujuan
menyelamatkan ibu
C. Boleh dilakukan hanya dengan defibrilator
monofasik
D. Harus menunggu informed consent tertulis dari
suami
E. Bukan salah satu di atas

14. Pernyataan yang benar untuk pemasangan pacu jantung


transkutan
A. Indikasi pada AV block derajat tinggi dengan
gangguan hemodinamik
B. Dapat dipasang pada posisi apex-sternum
C. Dapat dipasang pada posisi anterior-posterior
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

15. Pasien dengan VT dan syok. Kardioversi 100 Joule


dengan alat bifasik telah dilakukan. Kondisi pasien
masih tidak sadar. EKG monitor masih menunjukkan
gambar berikut.

Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah:


A. Menaikkan joule menjadi 150 joule
B. Memeriksa nadi
C. Melakukan RJP
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 162
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Melakukan defibrilasi
E. Bukan salah satu di atas

16. Pasien dengan SVT dan syok. Kardioversi 50 Joule


dengan alat bifasik telah dilakukan. Kondisi pasien
masih tidak sadar. EKG monitor masih menunjukkan
gambar berikut.

Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah


A. Menaikkan joule menjadi 100 joule
B. Memeriksa nadi
C. Melakukan RJP
D. Melakukan defibrilasi
E. Bukan salah satu di atas

17. Pasien dengan VT dan syok. Kardioversi 100 Joule


dengan alat bifasik telah dilakukan. Kondisi pasien
masih tidak sadar. EKG monitor menunjukkan gambar
berikut.

Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah


A. Menaikkan joule menjadi 150 joule
B. Memeriksa nadi
C. Melakukan RJP
D. Melakukan RJP dan defibrilasi
E. Bukan salah satu di atas

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 163
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
18. Pernyataan yang benar tentang tindakan defibrilasi
pada bayi/anak
A. Tingkat konversi VF kasar (coarse VF) lebih
rendah daripada VF halus (fine VF)
B. Defibrilasi maksimal dilakukan 5 kali
C. Pada anak usia 1-8 tahun defibrilasi manual yang
direkomendasikan (monofasik atau bifasik) adalah
2 J/kg untuk percobaan pertama dan 4 J/kg untuk
percobaan selanjutnya.
D. Dosis 4-8 J/kg dapat memberikan efek buruk yang
bermakna
E. Defibrilasi tidak boleh dilakukan pada bayi

19. Persiapan yang perlu dilakukan sebelum memasang


pacu jantung transkutan, antara lain:
A. Memberikan informed consent pada pasien/
keluarga
B. Mencukur rambut pada daerah yang akan ditempel
paddle
C. Memberikan sedasi untuk mengurangi rasa tidak
nyaman
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

20. Pernyatan yang benar tentang gambaran EKG berikut


adalah:

A. Angka keberhasilan defibrilasi rendah


B. Tidak perlu dilakukan defibrilasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 164
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Merupakan VF kasar (coarse VF)
D. B dan C benar
E. Tidak ada jawaban yang benar

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. E 11. A
2. E 12. E
3. A 13. B
4. D 14. E
5. E 15. B
6. E 16. A
7. D 17. D
8. E 18. C
9. D 19. E
10. C 20. A

MI.6 Tatalaksana Henti Jantung

SOAL:

1. Laki-laki 60 tahun sedang menjalani perawatan untuk


STEMI di ICU. Pasien tiba-tiba mengalami penurunan
kesadaran. Irama monitor menunjukkan gambaran
berikut.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 165
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Tindakan yang dilakukan berikutnya adalah
A. Panggil tim code blue dan ambil troli emergency
B. Lakukan RJP dan defibrilasi
C. Memberikan amiodaron 300 mg IV bolus pelan
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

2. Pernyataan yang salah tentang kualitas RJP pada henti


jantung
A. Dilakukan dengan kecepatan 100-120x/menit
B. Kedalaman 5-6 cm
C. Recoil dada sempurna
D. Minimal interupsi
E. Diperbolehkan hiperventilasi

3. Pasien Tn.X mengalami henti jantung dengan irama


VT/VF. Shock ke-2 telah diberikan. Yang bukan
merupakan langkah selanjutnya adalah
A. Lanjutkan kompresi
B. Berikan epinephrin 1 mg bolus IV
C. Berikan amiodaron 300 mg IV
D. Pertimbangkan intubasi
E. Pertimbangkan capnography

4. Pernyataan yang benar setelah dilakukan intubasi pada


henti jantung
A. Kompresi dan ventilasi berjalan sendiri-sendiri
B. Kompresi diberikan 100-120x/menit tanpa jeda
C. Ventilasi diberikan tiap 5-6 detik
D. A,B,C benar
E. B dan C benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 166
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
5. Pernyataan berikut yang benar tentang obat-obatan
pada henti jantung
A. Amiodaron hanya diberikan 2x pada irama VT/VF
B. Epinefrin diberikan setiap 3-5 menit
C. Vasopressin tidak lagi direkomendasikan pada
panduan AHA 2015
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

6. Terapi medikamentosa yang diberikan setelah


melakukan shock ke-3 pada irama VT/VF
A. Epinefrin 1 mg IV
B. Amiodaron 300 mg IV
C. Amiodaron 150 mg IV
D. Atropin 0.5 mg IV
E. Tidak perlu diberikan terapi obat

7. Pasien mengalami henti jantung dengan irama monitor


sebagai berikut:

Pernyataan yang benar adalah:


A. Dilakukan kardioversi dengan dosis 100 J
B. Amiodaron tidak memiliki manfaat pada irama ini
C. Defibrilasi dilakukan segera begitu selesai 5 siklus
RJP
D. Defibrilasi harus dilakukan segera begitu alat
defibrilator siap, tanpa menunggu selesai 5 siklus
E. Bukan salah satu di atas

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 167
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Setelah melakukan shock ke-5, resusitasi dilakukan
selama 2 menit, dan evaluasi irama kemudian
menunjukkan gambaran asistole. Yang dilakukan
selanjutnya adalah:
A. Pastikan irama true asistole atau bukan
B. Lanjutkan resusitasi
C. Berikan epinefrin 1 mg IV
D. Berikan amiodaron 150 mg IV
E. Berikan atropin 0.5 mg IV

9. Pasien perempuan 90 th mengalami henti jantung


dengan irama berikut:

Yang dilakukan pada siklus pertama adalah


A. Pemasangan IV line
B. Pemberian epinefrin 1 mg IV
C. Pertimbangkan advanced airway dan capnography
D. A dan B benar
E. A, B, C benar

10. Tn. X mengalami henti jantung dengan irama asistole


dan telah diresusitasi selama 2 menit. Monitor EKG
menunjukkan gambaran berikut:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 168
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Yang dilakukan selanjutnya adalah
A. Lanjutkan kompresi dada
B. Cek Nadi
C. Cek Tensi
D. Lakukan kardioversi 120 Joule
E. Berikan epinefrin 1 mg IV

11. Pernyataan yang tepat mengenai resusitasi pada henti


jantung
A. Resusitasi untuk VT/VF maksimal dilakukan 20
menit
B. Defibrilasi hanya dikerjakan untuk irama VF
C. Defibrilasi harus menunggu informed consent
tertulis keluarga pasien
D. Atropin tidak direkomendasikan sebagai obat pada
henti jantung
E. Bukan salah satu di atas

12. Tn.X mengalami henti jantung dan telah menjalani


resusitasi selama 2 menit, epinefrin sudah masuk dan
sudah dilakukan intubasi. Irama EKG menunjukkan
idioventricular rhythm. Nadi belum teraba. Yang
dilakukan selanjutnya adalah
A. Berikan epinefrin kembali 1 mg IV
B. Lakukan defibrilasi 360 J monofasik
C. Cari dan atasi penyebab henti jantung yang
reversibel
D. Berikan amiodaron 300 mg IV
E. Pasien sudah ROSC, evaluasi oksigenasi dan
ventilasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 169
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13. Pernyataan yang tepat tentang dosis dan pengenceran
obat yang diberikan pada kondisi henti jantung
A. Epinefrin yang digunakan adalah dosis 1:10.000
B. Setelah memberikan epinefrin bolus, diberikan
flush NaCl 0.9% 20 cc
C. Amiodaron diencerkan dengan menggunakan NaCl
0.9%
D. Amiodaron tidak perlu diencerkan
E. Bukan salah satu di atas

14. Pernyataan yang salah tentang penghentian resusitasi


pada henti jantung
A. Resusitasi dihentikan bila teraba nadi
B. Resusitasi boleh dihentikan bila asistole menetap
>20 menit
C. Resusitasi boleh dihentikan bila terdapat
pernyataan tertulis keluarga untuk tidak
melanjutkan pertolongan
D. Resusitasi boleh dihentikan bila VT/VF menetap
lebih dari 30 menit
E. Salah satu pertimbangan menghentikan resusitasi
adalah bila pasien sudah menderita penyakit
stadium terminal.

15. Pasien telah dilakukan resusitasi jantung selama 20


menit. Saat dilakukan evaluasi irama, tampak
gambaran berikut:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 170
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pernyataan yang benar adalah:
A. Tetap lakukan defibrilasi
B. Tidak perlu dilakukan defibrilasi karena tingkat
keberhasilan rendah
C. Resusitasi boleh dihentikan karena sudah 20 menit
D. B dan C benar
E. Tidak ada jawaban yang benar

16. Pasien sebelumnya mengalami henti jantung dengan


irama VT/VF. Obat yang terakhir masuk adalah
amiodaron 300 mg IV. Evaluasi irama 2 menit
kemudian berubah menjadi asistole. Obat yang masuk
selanjutnya adalah:
A. Epinefrin 1 mg IV
B. Amiodaron 150 mg IV
C. Tidak perlu obat
D. Magnesium Sulfat 2 gr IV
E. Bukan salah satu di atas

17. Pernyataan yang kurang tepat tentang capnography


pada henti jantung
A. Dipertimbangkan pada pemasangan advanced
airway (ETT)
B. Digunakan untuk mengukur kadar CO2
C. Membantu untuk memperbaiki kualitas resusitasi
D. Jika PETCO2 <10 mmHg kualitas resusitasi sudah
baik
E. Bukan salah satu di atas

18. Yang bukan termasuk penyebab reversibel untuk henti


jantung
A. Hipovolemia

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 171
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Hipokalsemia
C. Hipokalemia
D. Hipotermia
E. Hipoksia

19. Obat tambahan yang perlu diberikan pada henti jantung


dengan irama berikut:

A. Adenosin 6 mg
B. Atropin 0.5 mg
C. Magnesium sulfat 2 gr IV
D. Insulin 10 unit + D40%
E. Sodium Bicarbonat 1 Meq/kgBB

20. Pasien laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan


keluhan nyeri dada disertai sesak napas. JVP
meningkat, hipotensi, serta suara jantung menjauh.
Tidak lama kemudian pasien mengalami henti jantung.
Kemungkinan penyebab reversibel nya adalah:
A. Tamponade Jantung
B. Tension Pneumothorax
C. Toxin
D. Trombosis koroner
E. Trombosis pulmoner

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 172
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. D
2. E 12. C
3. C 13. B
4. D 14. D
5. E 15. A
6. B 16. A
7. D 17. D
8. A 18. B
9. E 19. C
10. B 20. A

MI.7 Tatalaksana Takiaritmia

SOAL:

1. Berapakah dosis energi kejut listrik yang diberikan


pada pasien dengan atrial fibrilasi tidak stabil jika
menggunakan alat monofasik?
A. 50 J bifasik
B. 50-100 J monofasik
C. 100 J bifasik
D. 200 J monofasik
E. Dosis defibrilasi

2. Kardioversi tersinkronisasi direkomendasikan untuk


pasien dengan…
A. VT monomorfik stabil
B. PEA
C. SVT tidak stabil
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 173
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. VT polimorfik
E. Total AV blok tidak stabil

3. Seorang laki-laki usia 22 tahun datang ke IGD dengan


keluhan palpitasi dan pusing. Sebelumnya ia
mengkonsumsi alkohol berlebihan. Tidak ada nyeri
dada atau sesak napas, tanda vital dalam batas normal.
Irama jantung pasien berdasarkan EKG di bawah ini
adalah…

A. Multifocal atrial tachycardia


B. Ventricular tachycardia
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. AV blok derajat 3

4. Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi irama SVT


yang stabil adalah:
A. Adenosin IV
B. Amiodaron IV
C. CCB IV
D. Kardioversi tersinkronisasi
E. Defibrilasi

Bacalah ilustrasi berikut ini untuk soal No. 5-6


5. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan
berdebar-debar. Kesadaran pasien baik, tekanan darah
130/80 mmHg. Pasien tidak mengeluhkan gejala lain.
Pada EKG tampak gambaran sebagai berikut.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 174
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Tindakan awal yang Anda lakukan setelah melakukan


EKG 12 sadapan adalah...
A. Berikan diltiazem IV
B. Berikan NaCl 0,9% 250 mL dalam 10 menit
C. Manuver vagal bila tidak ada bruit
D. Berikan amiodaron 150 mg IV dalam 10 menit
E. Kardioversi dimulai 50J

6. Jika pasien tersebut tiba-tiba mengalami penurunan


kesadaran namun nadi masih tetap teraba, maka
tatalaksana yang tepat adalah memberikan kardioversi
tersinkronisasi dengan dosis awal sebesar…
A. 50 J
B. 120 J
C. 200 J
D. 150 J
E. 360 J

7. Mekanisme kerja adenosin adalah dengan…


A. Menghambat reseptor adrenergik
B. Menghambat reseptor muskarinik
C. Menghambat kanal natrium, kalsium, dan kalium
D. Menghambat kanal kalium
E. Memperlambat waktu konduksi melalui nodus AV

8. Jika dengan manuver vagal dan pemberian adenosin


hingga dosis maksimal belum terjadi konversi irama
pada SVT, maka obat yang diberikan secara intravena
adalah…
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 175
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
A. Verapamil
B. Amiodaron
C. Magnesium
D. Atropin sulfat
E. Epinefrin

9. Kontraindikasi dari pijat sinus karotis adalah…


A. Bradipnea
B. Hipotensi
C. Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
D. Riwayat konsumsi warfarin
E. Tidak terdengar bruit karotis

Bacalah ilustrasi berikut ini untuk soal No. 10-11


10. Wanita 50 tahun dirawat di rumah sakit karena
pneumonia dan mendapatkan terapi moxifloxacin. Saat
berjalan ke kamar mandi, pasien tiba-tiba pingsan.
Tidak lama kemudain pasien sadar kembali dengan
tekanan darah 120/80 mmHg, HR 80x/menit, dan
pernapasan 16 x/menit. EKG saat pemeriksaan sebagai
berikut:

Diagnosis paling mungkin yang menyebabkan pasien


pingsan ialah…
A. Atrial fibrilasi
B. Torsades de Pointes
C. VT monomorfik
D. Atrial flutter
E. VF
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 176
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
11. Jika hemodinamik pasien tersebut stabil, maka
tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas adalah
pemberian…
A. Prokainamid IV
B. Kalsium IV
C. Magnesium IV
D. Atropin sulfat IV
E. Defibrilasi 360 J

12. Seorang laki-laki datang dengan keluhan berdebar-


debar. Pasien masih sadar namun tekanan darah 60/40
mmHg. Saat dilakukan pemeriksaan tampak gambaran
EKG berikut.

Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi kondisi pasien


tersebut adalah…
A. Melakukan RJP segera
B. Kardioversi tersinkronisasi 100 J
C. Amiodaron 150 mg IV
D. Defibrilasi
E. Epinefrin 1 mg IV

13. Untuk membedakan SVT dengan aberansi dan VT


dengan nadi, maka obat yang dapat diberikan untuk
menilai respons terhadap perubahan irama adalah…
A. Adenosin 6 mg
B. Atropin sulfat 0,5 mg
C. Diltiazem 15 mg
D. Verapamil 2,5 mg
E. Epinefrin 1 mg

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 177
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
14. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian
adenosin atau ATP adalah…
A. Diencerkan dengan NaCl 0,9% sebelum diberikan
B. Bolus lambat untuk mencegah efek samping
C. Bolus cepat diikuti dengan flush NaCl 0,9%
D. Diencerkan dalam 100 ml NaCL 0,9% dan
diberikan drip selama 10 menit
E. Diencerkan dalam Dextrose 5%

15. Cara melakukan pijat sinus karotis yang benar adalah


adalah…
A. Pasien dalam posisi duduk
B. Kepala menghadap ke ipsilateral sisi yang akan
dipijat
C. Tidak dapat diulang di sisi sebelahnya jika irama
tidak berubah
D. Pijat arteri karotis dengan gerakan sirkular
E. Pijat selama 5 menit sambil memperhatikan
monitor

16. Bentuk umum dari takikardia kompleks lebar adalah…


A. VT
B. SVT
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Multifocal atrial tachycardia

17. Yang termasuk gejala dari takiaritmia tidak stabil


adalah…
A. Kelemahan tubuh
B. Nyeri dada iskemik
C. Pusing berputar
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 178
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Berdebar-debar
E. Sakit kepala

18. Obat-obatan yang dapat menghambat nodus AV harus


dihindari pada pasien dengan…
A. SVT stabil
B. VT stabil
C. SVT dengan aberansi
D. Atrial fibrilasi
E. Sinus takikardia

19. Melakukan manuver vagal saja dapat menterminasi


SVT sekitar…
A. 25%
B. 50%
C. 75%
D. 10%
E. 100%

20. Apakah obat yang harus dihindari ketika pasien


mengalami atrial fibrilasi dengan Wolf-Parkinson-
White (WPW) syndrome?
A. Adenosin
B. Prokainamid
C. Sotalol
D. Amiodaron
E. Epinefrin

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 179
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. C
2. C 12. B
3. C 13. A
4. A 14. C
5. C 15. D
6. A 16. A
7. E 17. B
8. A 18. D
9. C 19. A
10. B 20. A

MI.8 Tatalaksana Bradiaritmia

SOAL:

Soal berikut untuk pertanyaan nomor 1 dan 2

1. Seorang wanita 55 tahun datang ke IGD dengan


keluhan pusing dan terasa melayang. Apakah irama
EKG pada pasien di bawah ini?

A. Sinus bradikardia
B. AV blok derajat 1
C. AV blok derajat 2 tipe I (Mobitz I)
D. AV blok derajat 2 tipe II (Mobitz II)
E. Total AV blok
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 180
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. Apabila tekanan darah pasien 70/40 mmHg, dengan
HR 40x/min, RR 20x/min dan afebrile maka terapi
yang paling tepat untuk pasien di atas adalah…
A. Atropin
B. Pacu jantung transkutan jika tersedia
C. Norepinefrin
D. Dobutamin
E. Fluid challenge test

3. Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai


mekanisme kerja atropin?
A. Menghambat jalur parasimpatis
B. Menghambat efek adrenergik
C. Menstimulasi reseptor asetilkolin
D. Menghambat kanal natrium, kalsium, dan kalium
E. Semua benar

4. Anda adalah paramedis ambulans yang mengangkut


seorang wanita berusia 65 tahun. Pasien terhubung ke
monitor dan Anda melihat irama EKG di bawah ini;
denyut nadi pasien masih teraba. Jika tekanan darahnya
60/40 mmHg, HR 40x / mnt, RR 12x / mnt, dan suhu
afebris. Manakah pengobatan awal yang tepat untuk
pasien ini?

A. Atropin 0,5 mg IV setiap 2 menit hingga maksimal


2 mg
B. Atropin 1 mg IV setiap 3-5 menit hingga maksimal
3 mg
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 181
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Atropin 1 mg setiap 5 menit hingga maksimal 3 mg
D. Atropin 0,5 mg IV setiap 3-5 menit hingga
maksimal 3 mg
E. Observasi dan serial EKG

5. Seorang wanita 55 tahun datang ke IGD dengan


keluhan pusing dan terasa melayang. Apakah irama
EKG pada pasien di bawah ini?

A. Sinus bradikardia
B. AV blok derajat 1
C. AV blok derajat 2 tipe I (Mobitz I)
D. AV blok derajat 2 tipe II (Mobitz II)
E. Total AV blok

6. Seorang laki-laki berusia 82 tahun dengan riwayat


hipertrofi prostat jinak dan osteoartritis datang ke ruang
gawat darurat dengan episode sinkop saat menonton
TV. Dia merasa lemah selama 5 hari terakhir. Keluhan
nyeri dada, sesak napas, atau demam disangkal. Obat
yang rutin dikonsumsi adalah tamsulosin dan
celecoxib. Tekanan darah 115/65 mmHg, HR 40x /
mnt, RR 12x / mnt, dan suhu afebris. Pemeriksaan
fisiknya menunjukkan suara nafas normal, dengan
suara jantung regular, irama bradikardia dengan
intensitas suara jantung S1 yang bervariasi, dan
gelombang A besar yang intermiten di pulsasi vena
jugularis. Hasil laboratorium normal. Irama EKG
seperti ditunjukkan di bawah ini.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 182
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Apakah terapi yang tepat untuk pasien ini?


A. Tidak ada terapi yang dibutuhkan
B. Hentikan pemberian tamsulosin
C. Implantasi defibrillator
D. Amiodaron intravena
E. Pacu jantung permanen

7. Berapakah dosis epinefrine intravena untuk pasien


dengan bradikardia simptomatik?
A. 0.1 mg/kg (0.1 mL/kg of 1:1,000 solution)
B. 0.01 mg/kg (0.1 mL/kg of 1:10,000 larutan)
C. 2-10 mcg/min
D. 5-20 mcg/min
E. 1 mg epinepherine

Soal berikut untuk pertanyaan nomor 8-10


8. Seorang perempuan 60 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sering merasa lemas dan berkunang-kunang.
Apakah irama EKG pasien tersebut?

A. Sinus bradikardia
B. AV blok derajat 1
C. AV blok derajat 2 tipe I (Mobitz I)
D. AV blok derajat 2 tipe II (Mobitz II)
E. Total AV blok

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 183
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
9. Apabila tekanan darah pasien 70/40 mmHg, dengan
HR 50x/min, RR 20x/min dan afebrile maka terapi
yang paling tepat untuk pasien di atas adalah…
A. Atropin
B. Pacu jantung transkutan
C. Norepinefrin
D. Dobutamin
E. Fluid challenge test

10. Apabila setelah pemberian atropin 0.5 mg, EKG tidak


berubah, namun tekanan darah pasien naik menjadi
90/60 mmHg, HR 49x/min, RR 18x/min, afebrile.
Keluhan nyeri dada, ataupun sesak nafas disangkal.
Tindakan selanjutnya adalah…
A. Lanjutkan pemberian atropine hingga dosis max 3
mg
B. Pacu jantung transkutan
C. Dobutamin
D. Fluid challenge test
E. Monitoring dan observasi saja

11. Berapakah dosis dopamin yang diberikan untuk pasien


bradikardia tidak stabil?
A. 2-10 mcg/min
B. 2-20 mcg/min
C. 2-10 mcg/kgbb/min
D. 2-20 mcg/kgbb/min
E. 5-20 mcg/kgbb/min

12. Seorang laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan


sering pingsan. Monitor EKG menunjukkan irama
berikut. Apakah irama EKG pasien tersebut?
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 184
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

A. Sinus bradikardia
B. AV blok derajat 1
C. AV blok derajat 2 tipe I (Mobitz I)
D. AV blok derajat 2 tipe II (Mobitz II)
E. Total AV blok

13. Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan


keluhan lemas dan merasa melayang disertai keringat
dingin. Pasien adalah mantan seorang atlet bulutangkis.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah?
A. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
B. Melakukan pemeriksaan EKG 12 lead
C. Mempersiapkan pacu jantung
D. Memberikan atropin
E. Memasang oksigen dan monitor serta memperoleh
akses intravena

14. Berikut ini BUKAN merupakan tanda-tanda


bradikardia tidak stabil adalah…
A. Lemas
B. Hipotensi
C. Nyeri dada iskemik
D. Penurunan kesadaran
E. Gagal jantung akut

15. Seorang perempuan 50 tahun datang ke IGD dengan


keluhan merasa melayang. Monitor EKG menunjukkan
irama di bawah ini.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 185
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jika TD pasien 80/60 mmHg, HR 40x/min, RR


20x/min, suhu afebrile. Tindakan yang tepat dilakukan
apabila tidak tersedia pacu jantung transkutan, namun
pemberian atropine dosis maksimal, dan dopamine
tidak efektif adalah…
A. Diberikan epinefrin
B. Dirujuk segera
C. Konsultasikan dengan ahli
D. Fluid challenge test
E. Monitoring dan observasi dulu

16. Obat apakah yang digunakan dalam algoritma


bradikardia?
A. Atropin, epinefrin, dopamin
B. Atropin, norepinefrin, dopamin
C. Atropin, lidokain, adenosin
D. Atropin, epinefrin, lidocain
E. Atropin, epinefrin, dobutamin

17. Bradiaritmia didefinisikan sebagai:


A. Kelainan irama jantung apapun dengan laju jantung
kurang dari 40 kali per menit
B. Kelainan irama jantung apapun dengan laju jantung
kurang dari 50 kali per menit
C. Kelainan irama jantung apapun dengan laju jantung
kurang dari 60 kali per menit
D. Kelainan irama jantung apapun yang simptomatis
dengan laju jantung kurang dari 50 kali per menit
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 186
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
E. Kelainan irama jantung apapun yang simptomatis
dengan laju jantung kurang dari 70 kali per menit

18. Apabila paju jantung transkutan tidak efektif pada


pasien dengan bradikardia simptomatis maka langkah
selanjutnya adalah:
A. Persiapan pacu jantung transvena
B. Berikan atropine ulang
C. Lakukan RJP
D. Rujuk segera
E. Berikan dopamine

19. Pacu jantung transkutan TIDAK direkomendasikan


pada pasien di bawah ini?
A. AV blok derajat 2 tipe II (Mobitz II)
B. AV blok derajat 3
C. AV blok derajat 1 tidak stabil
D. Asistol
E. A dan B

20. Definisi mengenai total AV blok yang tepat adalah:


A. Satu atau lebih (tidak semua) impuls dari atrium
tidak berhasil dihantarkan ke ventrikel karena
kerusakan system konduksi
B. Impuls yang dihantarkan dari atrium ke ventrikel
melalui nodus AV tertunda dan merambat lebih
lambat dari interval PR yang normal yaitu lebih
dari 0.2 detik
C. Impuls yang berasal dari nodus SA di atrium tidak
dihantarkan ke ventrikel dan tidak ada hubungan
antara gelombang P dan kompleks QRS

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 187
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Tidak ada impuls yang dihasilkan di nodus SA di
atrium namun ventrikel berkontraksi dari lokasi
acak di bawah nodus AV
E. Bukan salah satu di atas

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. D
2. B 12. C
3. A 13. E
4. D 14. A
5. D 15. C
6. E 16. A
7. C 17. C
8. B 18. A
9. A 19. D
10. E 20. C

MI.9 Tatalaksana Sindrom Koroner Akut

SOAL:

1. Kapankah waktu yang aman untuk menggunakan


inhibitor 5-fosfodiesterase dengan nitrat?
A. Nitrat dapat digunakan 24 jam setelah penggunaan
5-fosfodiesterase inhibitor
B. Nitrat aman digunakan bersamaan dengan sildenafil
C. Nitrat dapat digunakan 12 jam setelah penggunaan
sildenafil

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 188
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Nitrat aman digunakan bersamaan dengan sildenafil
selama tidak digunakan bersamaan dengan alfa
bloker
E. Nitrat dapat digunakan 24 jam setelah sildenafil
atau 48 jam setelah tadanafil

2. Dalam kondisi apa terapi fibrinolitik TIDAK


diindikasikan di fasilitas yang tidak mampu untuk
melakukan PCI?
A. Seorang laki-laki, 68 tahun dengan IMA-STE
(infark miokard dengan ST elevasi ) anterior dan
perdarahan intrakranial sebelumnya 8 tahun lalu
B. Seorang perempuan, 45 tahun dengan ST depresi 3
mm di lead V1-V3 dengan rasio R:S >1 di lead V1
dan tumor intrakranial jinak
C. Seorang laki-laki, 88 tahun dengan IMA-STE dan
stroke iskemik sebelumnya 5 tahun yang lalu
D. Seorang wanita hamil 40 tahun dengan IMA-STE
anterior-ekstensif
E. Seorang wanita 42 tahun yang sedang menstruasi
dengan IMA-STE inferior

3. Seorang pria berusia 61 tahun mengalami nyeri dada


berat disertai dengan sesak napas. Pasien memiliki
riwayat merokok satu bungkus sehari selama 30 tahun
terakhir dan memiliki riwayat hipertensi yang tidak
terkontrol. EKG pasien sebagai berikut:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 189
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pernyataan berikut yang BUKAN merupakan indikasi
untuk menjalani PCI segera?
A. Angina refrakter
B. Syok kardiogenik
C. VES occassional
D. Gagal jantung akut
E. Hemodinamik tidak stabil

4. Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan


keluhan nyeri dada, diketahui memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes. Pasien memiliki
riwayat infark miokard 2 tahun lalu. Manakah dibawah
ini yang menjadi intervensi pertama yang harus
dilakukan?
A. Anamnesis dan pemeriksaan fisis
B. Berikan aspirin 320 mg
C. EKG 12 lead
D. Berikan ISDN 5 mg sublingual
E. Memasang akses IV, memberikan O2, dan
memasang monitor jantung.

5. Dibawah ini yang BUKAN merupakan kontraindikasi


pemberian nitrat adalah …
A. Terapi warfarin saat ini
B. Takikardia berat
C. Bradikardia berat
D. Hipotensi dengan tanda syok
E. Penggunaan sildenafil dalam 24 jam terakhir

6. Obat apakah yang dapat diberikan pada pasien dengan


diagnosis IMA-STE jika masih terdapat nyeri dada
setelah pemberian aspirin dan nitrat sublingual?
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 190
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
A. Nitrogliserin IV
B. Nitrat IV
C. NSAID
D. Clopidogrel
E. Morfin sulfat

7. Bagaimanakah cara pemberian terapi nitrogliserin


secara intravena pada pasien IMA-STE?
A. Dosis awal 5 mcg/menit dinaikkan hingga
maksimal dosis 200 mcg /menit.
B. Dosis awal 10 mcg/menit dinaikkan secara ber-
tahap setiap 15 menit
C. Diberikan bolus 5-10 mcg, dapat diulang 3x
pemberian.
D. Diberikan jika tidak tersedia nitrat sublingual
E. Pemberian pada dosis rendah jika pasien mengala-
mi hipotensi

8. Manakah dari kondisi berikut ini yang dianggap


sebagai perubahan EKG yang sesuai untuk mendukung
diagnosis IMA-STE?
A. Elevasi segmen ST 2 mm pada V1-V3 pada pria <
40 tahun.
B. Elevasi segmen ST 0,5 mm pada aVF dan lead III
pada wanita > 40 tahun
C. Elevasi segmen ST 2,5 mm pada V2-V3 pada pria
> 40 tahun dengan hipertrofi ventrikel kiri
D. Elevasi segmen ST 1,5 mm pada lead V2-V3 pada
wanita > 40 tahun
E. Blok cabang bundel baru atau kemungkinan baru

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 191
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
9. Seorang pria berusia 61 tahun mengalami keluhan
nyeri dada berat, menjalar hingga ke bahu kiri, disertai
dengan sesak napas, diaforesis, dan mual. Pasien
memiliki kebiasaan merokok satu bungkus sehari
selama 30 tahun terakhir dan memiliki riwayat
hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Apakah
terapi awal yang harus diberikan untuk pasien?
A. Nitrat sublingual
B. Nitrogliserin IV
C. Aspirin
D. Morfin
E. Tidak diperlukan tatalaksana hingga pemeriksaan
lebih lanjut dilakukan

10. Batas waktu yang direkomendasikan untuk door to


balloon pada pasien IMA-STE adalah:
A. Tidak lebih dari 15 menit
B. Tidak lebih dari 30 menit
C. Tidak lebih dari 60 menit
D. Tidak lebih dari 90 menit
E. Secepatnya

11. Seorang wanita berusia 86 tahun dengan riwayat


diabetes mellitus dan hipertensi datang ke ruang gawat
darurat dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien mengalami mual dengan
riwayat emesis sebanyak dua kali. Saat ini pasien tidak
lagi merasakan nyeri dada. Pemeriksaan fisis tekanan
darah 130/70 mmHg, frekuensi nadi 50x/
menit, pernapasan 20x/menit, dan saturasi oksigen 95%
room air. Pemeriksaan fisik menunjukkan bunyi napas
normal dan bunyi jantung S4 tanpa murmur. EKG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 192
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
pasien terlampir.

Manakah dari berikut ini yang tepat sebagai


penanganan selanjutnya pada pasien?
A. Nitrogliserin sublingual
B. Beta-bloker intravena
C. Kateterisasi jantung segera
D. Inhibitor Glycoprotein IIb / IIIa
E. Tidak ada terapi spesifik yang dibutuhkan

12. Seorang wanita berusia 72 tahun dengan riwayat


diabetes mellitus datang ke unit gawat darurat dengan
keluhan nyeri dada hilang timbul sejak 4 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan sesak
napas dan diaforesis. Frekuensi nadi 59x/menit,
tekanan darah 134/72 mmHg, frekuensi napas 20x/
menit, dan saturasi oksigen 95% room air.
Pemeriksaan fisik menunjukkan suara nafas normal
dan S4 gallop. EKG pasien menunjukkan depresi
segmen ST 1 mm pada lead V1-V4. Pasien lalu
diberikan terapi aspirin. Hasil pemeriksaan troponin
pada pasien negatif. Saat ini pasien bebas nyeri
dada. Manakah dari pilihan berikut ini yang merupakan
diagnosis yang tepat pada pasien?
A. Angina stabil
B. Angina tidak stabil
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 193
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Infark miokard non ST elevasi (IMA-NSTE)
D. Infark miokard dengan ST elevasi (IMA-STE)
E. Perikarditis

13. Manakah dari kondisi berikut ini yang bersesuaian


dengan IMA-STE?
A. Angina dipicu oleh aktivitas fisik, onset baru,
dengan depresi segmen ST 1 mm pada lead V5 dan
V6. Biomarker jantung normal.
B. Angina saat istirahat dengan depresi segmen ST 2
mm pada lead inferior. Biomarker jantung normal
C. Angina saat istirahat dengan elevasi segmen ST 2
mm pada lead V1-V4 dan peningkatan biomarker
jantung
D. Angina onset akut dengan EKG normal dan
peningkatan biomarker jantung.
E. Angina onset akut dengan elevasi segmen ST 1 mm
pada lead inferior dan biomarker jantung normal

14. Manakah dari pernyataan berikut yang BENAR terkait


kondisi nyeri dada?
A. Fenomena warm-up terjadi ketika ambang angina
pasien meningkat selama upaya latihan kedua
B. Angina pektoris didefinisikan sebagai nyeri dada
atau ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan
oksigen miokard
C. Nyeri dada digambarkan sebagai rasa "ditusuk"
atau "dinembak" dan mencapai intensitas
maksimumnya hampir seketika merupakan indikasi
angina klasik.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 194
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Seorang pasien yang menggambarkan nyeri dada
dengan kepalan tangan di daerah sternum
mengindikasikan nyeri dada yang berasal dari paru
E. Gejala terkait seperti mual, muntah, atau diaforesis
umumnya menunjukkan nyeri dada psikogenik

15. Seorang pria ras Kaukasia berusia 67 tahun datang


dengan keluhan nyeri dada di bagian tengah, terasa
seperti diremuk sejak 4 jam sebelum masuk rumah
sakit. Temuan EKG menunjukkan elevasi segmen ST 3
mm pada lead dada anterior. Manakah dari konsentrasi
plasma berikut ini yang PALING mungkin mengalami
peningkatan?
A. Troponin T
B. Laktat dehidrogenase
C. Troponin I
D. Aspartat transaminase
E. Fraksi kreatinin kinase-MB

16. Seorang pria berusia 61 tahun mengalami nyeri dada


berat disertai dengan sesak napas. Pasien memiliki
kebiasaan merokok satu bungkus sehari selama 30
tahun terakhir dan memiliki riwayat hipertensi yang
tidak terkontrol. EKG pasien sebagai berikut:

Manakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien?


A. Angina pectoris tidak stabil
B. IMA-NSTE
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 195
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. IMA-STE
D. Fibrilasi jantung
E. Angina prinzmetal

17. Berapakah dosis yang tepat dari pemberian terapi


aspirin inisial pada kasus IMA-STE?
A. 75 mg
B. 81 mg
C. 162 mg
D. 325 mg
E. Baik C dan D benar

18. Manakah dari pernyataan berikut ini yang paling tepat


menggambarkan rescue PCI?
A. Intervensi koroner perkutan setelah peningkatan
segmen ST pada pasien infark miokard yang
ditransfer dari fasilitas non-PCI untuk intervensi
koroner
B. Penggunaan terapi fibrinolitik untuk menstabilkan
pasien sebelum dipindahkan ke fasilitas yang
mampu melakukan intervensi koroner perkutan
C. Penggunaan intervensi koroner perkutan ketika
terapi fibrinolitik gagal
D. Penggunaan intervensi koroner perkutan ketika
terapi fibrinolitik pada awalnya berhasil, namun
pada tes non-invasif ditemukan area iskemia yang
luas.
E. Terapi fibrinolitik yang telah diberikan sebelum
kedatangan ke rumah sakit

19. Manakah dari kondisi berikut ini yang BUKAN


merupakan indikasi untuk pendekatan invasif dini pada
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 196
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
pasien dengan angina tidak stabil atau infark miokard
non-ST elevasi?
A. Riwayat stenting arteri koroner kanan terakhir 3
bulan sebelumnya
B. Depresi segmen ST onset baru pada lead prekordial
anterior
C. Takikardia ventrikel non sustained
D. Angina berulang saat istirahat atau dengan aktivitas
ringan
E. Fungsi sistolik ventrikel kiri berkurang (fraksi
ejeksi < 40%)

20. Berapakah dosis streptokinase yang diberikan pada


pasien dengan IMA-STE?
A. 1.000.000 IU
B. 1.500.000 IU
C. 2.000.000 IU
D. 2.500.000 IU
E. 5.000.000 IU

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. E 11. C
2. A 12. B
3. C 13. D
4. E 14. B
5. A 15. E
6. E 16. C
7. A 17. E
8. D 18. C
9. C 19. C
10. D 20. B
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 197
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.10 Tatalaksana Kegawatan Sirkulasi

SOAL:

1. Tindakan pertama pada kasus edema paru akut tanpa


disertai syok adalah:
A. Oksigen
B. Nitrogliserin
C. Furosemid
D. Morfin
E. Semua benar

2. Aliran oksigen yang diberikan pada pasien yang


menggunakan sungkup muka non-rebreathing adalah:
A. 2 liter per menit
B. 5 liter per menit
C. 10 liter per menit
D. 15 liter per menit
E. 20 liter per menit

3. Fungsi nitrogliserin dalam terapi edema paru akut


adalah paling efektif sebagai:
A. Mengurangi preload
B. Meningkatkan preload
C. Mengurangi afterload
D. Mengingkatkan afterload
E. Semua benar

4. Tindakan yang bisa deberikan pada pasien edema paru


akut yang mengalami hipotensi tanpa disertai syok
adalah:
A. Loading cairan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 198
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Dobutamin 2-20 ug/kgBB/menit IV
C. Dopamin 2-20 ug/kgBB/menit IV
D. Epinephrin
E. Observasi saja

5. Tidakan yang bisa deberikan pada pasien edema paru


akut yang mengalami hipotensi dengan disertai syok
adalah:
A. Loading cairan
B. Dobutamin 2-20 ug/kgBB/menit IV
C. Dopamin 2-20 ug/kgBB/menit IV
D. Epinephrin
E. Observasi saja

6. Bila pasien dengan riwayat gagal jantung, datang


dengan keluhan sesak disertai ronkhi halus kedua
lapang paru, maka hal pertama dicurigai sebagai:
A. Pneumonia
B. Tumor paru
C. Efusi pleura
D. Efusi perikardium
E. Edema paru

7. Dosis awal furosemide yang bisa diberikan pada pasien


dengan edema paru akut adalah:
A. 0,5 – 1 mg/kgBB IV
B. 1 – 2 mg/kgBB IV
C. 5 mg/kgBB IV
D. 10 mg/kgBB IV
E. 15 mg/kgBB IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 199
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Kondisi-kondisi yang dikontraindikasikan pemberian-
nya pada obat nitrogliserin adalah:
A. Hipotensi
B. Tekanan intracranial yang meningkat
C. Penggunaan sildenafil
D. Semua salah
E. Semua benar

9. Seorang laki-laki berusia 70 tahun dibawa ke IGD RS


dengan keluhan sesak napas. Keluhan dirasakan
terutama pada saat berbaring. Riwayat hipertensi dan
DM. Tidak ada nyeri dada, pada pemeriksaan
ditemukan frekuensi denyut jantung 150kali/menit dan
ada krepitasi pada kedua paru basal. Gambaran EKG
menunjukkan atrial fibrilasi. Apa yang menyebabkan
pernderita ini mengeluh sesak?
A. Emboli Paru
B. Edema Paru
C. Pembesaran atrium
D. Hipertensi pulmonal
E. Gangguan fungsi ventrikel kanan

10. Pasien laki-laki usia 74 tahun memiliki riwayat gagal


jantung kiri karena MI berulang, dating ke UGD
dengan sesak selama 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan fisik dan x-ray thorax konsisten dengan
edema paru akut. EKG menunjukkan narrow complex
junction tachycardia pada rate 130 kali/menit dengan 1
mm ST-T segment depresi pada lead V4-V6. Tekanan
darah 170/100, RR 32 kali/menit. Obat rutin pasien
meliputi CCB, nitrat, digoxin, dan chlorotiazide.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 200
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Gambaran x-ray thorax yang dapat terlihat pada
penderita ini adalah:
A. Katup aorta menonjol
B. Gambaran Kerley-B line
C. Gambaran honey combs
D. Ventrikel bentuk sepatu
E. Cardiac waist menghilang

11. Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan penurunan


kesadaran dan tekanan darah 70/30 mmHg. Irama
jantung terlihat Ventrikuler Takikardia. Tindakan yang
harus dilakukan adalah :
A. Berikan amiodaron 150 mg dalam 10 menit, dapat
diulang
B. Kardioversi dimulai 100 J
C. CPR dan Siapkan defibrilasi
D. Berikan adenosin 6 mg bolus cepat
E. Berikan amiodaron 300 mg bolus cepat

12. Seorang wanita datang ke ruang emergensi dengan


keluhan mual muntah dan pusing setelah mengikuti
upacara bendera di lapangan, di dapatkan TD 70/40
mmHg, Nadi 80 kali per menit. Pilihan tatalaksana
yang akan dilakukan adalah:
A. Berikan infus normal saline bolus 250-500 mL
B. Berikan dopamin drip
C. Berikan epinefrin drip
D. Berikan dobutamin drip
E. Kardioversi

13. Seorang pasien dengan sinus bradikardia 40 kali per


menit. Atropin telah diberikan hingga dosis maksimal.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 201
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Tekanan darah 80/60 mmHg dan akral dingin. Yang
harus dilakukan kemudian adalah :
A. Berikan normal saline bolus 250-500 mL
B. Berikan tambahan 1 mg atropin
C. Berikan dopamin 2-20 mcg/kg/menit
D. Observasi
E. Kardioversi

14. Seorang dengan penurunan kesadaran didapatkan TD


70/palpasi mmHg N 190 x/menit. Pada monitor EKG
tampak gambaran SVT. Pilihan tatalaksana yang anda
lakukan adalah:
A. Kardioversi 50-100J
B. Kardioversi 120-200J biphasic
C. Kardioversi 200J monophasic
D. Defibrilasi 360J
E. Adenosine dose 6mg IV bolus cepat

15. Keadaan dimana total cairan tubuh tidak berkurang,


tetapi volume intravaskuler relatif tidak seimbang
dengan kapasitas vaskuler terjadi pada:
A. Syok distributif
B. Syok septik
C. Syok hipovolemik
D. Syok kardiogenik
E. A dan B benar

16. Seorang laki-laki 58 tahun datang ke IGD dengan


keluhan sesak napas setelah mendapatkan antibiotik
intravena. TD 80/50 mmHg, HR110x/menit, RR 38
x/menit Sat O2 90%. Diagnosis yang mungkin adalah :
A. Syok kardiogenik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 202
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Syok septik
C. Syok hipovolemik
D. Syok neurogenik
E. Syok anafilaktik

17. Yang disebut dengan tanda-tanda khas dari syok


adalah:
A. Menurunnya denyut jantung
B. Tidak adanya gangguang perfusi pada organ akhir
C. Menurunnya tekanan darah sistolik <100 mmHg
D. Menurunnya tekanan darah diastolik
E. Meningkatnya tekanan darah sistolik >100 mmHg

18. Seorang laki-laki datang dengan penurunan kesadaran,


riwayat nyeri dada sebelumnya dikeluhkan oleh pasien.
TD 80/60 mmHg, HR 118 kali/menit, RR 20
kali/menit. Diagnosis pasien adalah :
A. Syok kardiogenik
B. Syok septik
C. Syok hipovolemik
D. Syok neurogenik
E. Syok anafilaktik

19. Pasien laki-laki datang ke IGD dengan keluhan sesak


napas. Riwayat serangan jantung sebelumnya ada,
sekitar 2 tahun yang lalu. Nyeri dada saat ini tidak ada.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 60/40 mmHg, HR
110 kali/menit, RR 22 kali/menit. Diagnosis yang
mungkin adalah:
A. Syok septik
B. Syok hipovolemik
C. Syok neurogenik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 203
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Syok anafilaktik
E. Syok kardiogenik

20. Pasien laki-laki datang ke IGD dengan keluhan sesak


napas. Riwayat serangan jantung sebelumnya ada,
sekitar 2 tahun yang lalu. Nyeri dada saat ini tidak ada.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 60/40 mmHg, HR
110 kali/menit, RR 22 kali/menit. Penatalaksanaan
yang dapat dilakukan adalah:
A. Fluid challenge 500 ml saja
B. Fluid challenge 150-500 mL dan Norepinefrin 0,5-
30 mcg/menit IV
C. Dopamine 2-20 mcg/menit IV
D. Dobutamine 2-20 mcg/menit IV
E. Norepinefrin 0,5-30 mcg/menit IV

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. E 11. B
2. D 12. A
3. A 13. C
4. B 14. A
5. C 15. E
6. E 16. E
7. A 17. C
8. E 18. A
9. B 19. E
10. B 20. B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 204
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.11 Tindak Lanjut Pasca Henti Jantung

SOAL:

1. Pada situasi kembalinya sirkulasi spontan, evaluasi


pertama yang dilakukan adalah:
A. Atasi hipotensi
B. EKG sadapan 12 lead
C. Targeted Temperature managment
D. Optimalisasi ventilasi dan oksigenasi
E. Reperfusi koroner

2. Target End Tidal CO2 (ETCO2) ventilasi yang


diharapkan pada pasien kembalinya sirkulasi spontan:
A. 10-20 mmHg
B. 21-25 mmHg
C. 26-30 mmHg
D. 31-34 mmHg
E. 35-40 mmHg

3. Target tekanan darah pada pasien return of spontaneus


circulation (ROSC) adalah?
A. MAP >50 mmHg
B. MAP > 60 mmHg
C. MAP >65 mmHg
D. MAP >70 mmHg
E. MAP >75 mmHg

4. Seorang pasien laki-laki 50 thn dengan Coronary artery


disease mengalami henti jantung, pasien kemudian
dilakukan terapi ACLS hingga mengalami ROSC,

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 205
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
setelah memastikan ventilasi dan tekanan darah
terkendali, tindakan selanjutnya adalah?
A. Cek EKG 12 lead
B. Mulai targeted temperature managment
C. Perawatan intensif lanjutan
D. Observasi gejala dan keluhan pasien
E. Chest X-Ray

5. Apabila ditemuka STEMI gambaran EKG 12 lead


pasca ROSC tindakan yang selanjutnya dilakukan?
A. Primary PCI
B. Terapi invasif dini
C. Terapi invasif tertunda
D. Fibrinolitik dengan alteplase
E. Fibrinolitik dengan strptokinase

6. Pada Targeted temperature managment (TTM) target


suhu yang diharapkan adalah?
A. 32-36°C
B. 31-35°C
C. 36-37°C
D. 29-34°C
E. Bukan salah satu diatas

7. Yang bukan termasuk penanda klinis prognosis buruk


pasien ROSC adalah
A. Hilangnya refleks cahaya pupil vilateral dalam 48
jam
B. Hilangnya refleks kornea bilateral 24-48 jam pada
pasien tanpa TTM
C. Sikap tubuh ekstensi atau tidak ada respon motorik
terhadap rangsangan nyeri

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 206
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Status miokonus dalam 72-120 jam pasca henti
jantung
E. Hilangnya refleks kornea bilateral 24-48 jam pada
pasien dengan TTM

8. Berikut yang bukan termasuk prognosis buruk pada


pasien ROSC adalah
A. Tidak adanya reaktivitas EEG terhadap rangsangan
eksternal secara persisten pada 72 setelah henti
jantung dengan TTM
B. Terdapat supresi burst persistent setelah pasien
kembali dihangatkan pada pasien menggunakan
TTM
C. Status epileptikus yang tidak dapat dikontrol dan
persisten
D. Supresi burst pada EEG 72 jam atau lebih setelah
henti jantung pada pasien tanpa TTM
E. Serangan kejang yang dapat dikendalikan

9. Pasien ROSC dengan hasil sadapan ekg 12 lead tidak


ditemukan ST elevasi dan dapat mengikuti perintah,
yang selanjutnya dilakukan adalah
A. Targeted temperature managment
B. Epinefrin 0,1-0,5 µg/kg/menit
C. Dopamin 5-10 µg/kg/menit
D. Atropine 1 mg IV
E. Perawatan intensif lanjutan

10. Berikut ini yang termasuk penyebab reversibel pasien


Henti jantug?
A. Hipertensi
B. Hipotensi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 207
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Hipercalcemia
D. Hipertermia
E. Hipovolemia

11. Pada algoritma perawatan pasca henti jantung, apabila


hasil evaluasi ekg 12 lead menunjukkan adanya elevasi
segmen ST yang mengarah pada infark miokard akut,
maka pilihan tatalaksana lanjutkan yang dilakukan
adalah?
A. Terapi dual antiplatelet dengan aspirin dan
klopidogrel
B. Memulai targeted temperature management
C. Melakukan reperfusi koroner
D. Pemberian dopamin dosis besar
E. Inisiasi dual antiplatelet dan antikoagulan

12. Apabila terjadinya henti jantung diduga disebabkan


oleh emboli paru, maka pada perawatan pasca henti
jantung dapat dilakukan pemberian?
A. Dobutamin
B. Reperfusi koroner
C. Loading asetosal dosis tinggi
D. Milrinone
E. Fibrinolitik

13. Cedera otak merupakan penyebab tersering morbiditas


dan mortalitas pada pasien henti jantung. Berikut ini
yang merupakan manifestasi klinis cedera otak pasca
henti jantung adalah
A. Kejang, koma, nyeri kepala
B. Vertigo, mioklonus, delirium
C. Berkurangnya daya ingat, kejang, status vegetatif

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 208
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
D. Delirium, kejang, migrain
E. Kejang, moklonus, gangguan psikiatri

14. Apabila vantilasi dan oksigenasi telah optimal, tidak


ada hipotensi maupun tanda-tanda infark miokard akut,
langkah selanjutnya yang dilakukan pada algritma
pasca henti jantung adalah..
A. Perawatan intensif lanjutan
B. Pemberian targeted temperature management
C. Pemeriksaan neurologis menilai respon
kemampuan menjalankan perintah
D. Pemeriksaan marker jantung
E. Pengendalian kadar gula darah

15. Hasil pemeriksaan yang menandakan prognosis buruk


pasca henti jantung adalah
A. Hilangnya refleks cahaya pupil bilateral pada
pasien koma ≥72 jam
B. Hilangnya refleks cahaya kornea bilateral 24-48
jam pada pasien yang mendapatkan TTM
C. Mioklonus dalam 72–120 jam pertama pasca henti
jantung
D. Sikap tubuh fleksi bila dirangsang nyeri
E. Semua benar

16. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat


menyebabkan hipotensi pasca henti jantung, yaitu..
A. Deplesi cairan interstitial
B. Sinus bradikardia
C. Kegagalan pompa jantung
D. AV blok derajat 1 asimptomatik
E. Premature ventricular complex

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 209
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
17. Berikut ini yang bukan merupakan penyebab reversible
terjadinya henti jantung, yaitu
A. Pneumotoraks
B. Akumulasi toksin
C. Hiperkalemia
D. Tamponade jantung
E. Hipoksia

18. Pada kondisi hipotensi berat (sistolik <70 mmHg)


disertai resistensi perifer total yang rendah, maka
pilihan terapi yang diberikan adalah?
A. Norepinephrine 0,1-0,5 µg/kgBB/min
B. Dobutamin 2 µg/kgBB/min
C. Phenylphrine 0,1 – 0,3 µg/kgBB/min
D. Dobutamin 5 – 10 µg/kgBB/min
E. Semua benar

19. Target saturasi oksigen yang harus dicapai untuk


oksigenasi yang optimal adalah
A. ≥ 97%
B. ≥ 96%
C. ≥ 94%
D. ≥ 90%
E. Semua salah

20. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai waktu


untuk melaksanakan pemeriksaan klinis dan penunjang
dengan tujuan memprediksi luaran pasca henti jantung
(prognostikasi), adalah...
A. 48 jam pasca henti jantung, pada pasien yang
mendapat sedasi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 210
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. 48 jam pasca suhu mencapai normotermia, pada
pasien yang tidak dilakukan TTM
C. 72 jam pasca henti jantung pada pasien yang
dilakukan TTM
D. 72 jam pasca suhu menjacapi normotermia pada
pasien yang mendapatkan TTM
E. > 7 hari pada pasien yang mendapat sedasi paralisis

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. C
2. E 12. E
3. C 13. C
4. A 14. C
5. A 15. A
6. A 16. C
7. E 17. A
8. E 18. A
9. E 19. C
10. E 20. D

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 211
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MI.12 Pemberian Obat-Obat Resusitasi Jantung

SOAL:

1. Pada kasus henti jantung dimana alat-alat defibrillator


telah tersedia, setelah RJP selama 2 menit dilakukan
hal berikut:
A. Pemberian epinefrin 1 mg IV
B. Pemberian amiodaron 300 mg IV
C. Siapkan defibrilasi
D. Evaluasi irama
E. Resusitasi dihentikan

2. Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan


berdebar. Kesadaran baik. TD 130/80 mmHg. Tidak
ada keluhan dan kelainan lain. Pada EKG didapatkan
irama takikardia QRS sempit yang teratur. Tindakan
awal yang anda lakukan adalah:
A. Berikan diltiazem IV
B. Berikan normal salin 250 cc dalam 10 menit
C. Vagal maneuver bila tidak ada bruit
D. Berikan amiodaron 150 mg IV dalam 10 menit
E. Kardioversi dimulai 50 J

3. Obat pilihan pertama untuk mengatasi irama SVT yang


stabil adalah:
A. Adenosin IV
B. Amiodaron IV
C. Amiodaron oral
D. Kardioversi

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 212
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
4. Seorang dengan penurunan kesadaran didapatkan TD
60/40 mmHg N 20 x/menit. Pada monitor EKG tampak
gambaran AV Blok Derajat 3. Pilihan tatalaksana yang
anda lakukan adalah:
A. Berikan atropine 0,5 mg IV
B. Berikan dopamine drip
C. Berikan epinefrin drip
D. Pasang pacu jantung transkutan
E. Isoprotenol drip

5. Seorang pasien dengan sinus bradikardia 34 x/menit.


Atropin telah diberikan hingga dosis maksimal.
Transcutaneous pacing belum tersedia. Pasien
mengeluh pusing dan tekanan darah 90/60 mmHg.
Apakah yang harus anda lakukan segea?:
A. Berikan normal saline bolus 250 ml – 500 ml
B. Berikan tambahan 1 mg atropine
C. Berikan dopamine 10-20 meq
D. Berikan epinefrin 2–10 mcg
E. Segera lakukan kardioversi elektrik

6. Seorang laki-laki 70 tahun dating ke IGD dengan sesak


napa. TD 80/50 mmHg. HR110x/menit RR 38 x/menit
Sat O2 90%. Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai
dengan edema paru akut. Tindakan yang pertama akan
anda lakukan:.
A. Berikan nitrogliserin IV
B. Berikan morphine 4 mg IV
C. Berikan nitrogliserin sublingual
D. Berikan norepinefrin start 0,5 mcg/menit
E. Berikan O2 sungkup

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 213
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
7. Pasien dengan ST elevasi infark miokard sedang
mengalami nyeri dada. Terapi fibrinolitik sudah
diamprah. Heparin 4000 unit IV bolus sudah diberikan.
Heparin infus 1000 unit per jam sudah diberikan.
Langkah selanjutnya adalah:
A. Berikan aspirin 160-325 dikunyah dengan segera
B. Berikan 100 mg aspirin tablet salut selaput
C. Berikan klopidogrel 75 mg loading dose
D. Berikan 325 mg aspirin per rektal
E. Berikan amiodaron 300 mg IV

8. Pasien menderita sinus bradikardia dengan denyut


36x/menit. Atropin telah dimasukkan dengan total 3
mg. Pacemaker transkutan tidak bisa dipasang. Pasien
gaduh gelisah, TD 110/60 mmHg. Langkah anda
selanjutnya
A. Berikan tambahan atropine 1 mg IV
B. Mulai dopamine 10–20 mcg/kg per menit
C. Berikan normal salin bolus 250 ml sampai 500 ml
D. Berikan epinefrin 2–10 mcg/menit
E. Mulai kardioversi

9. Pasien sedang mengalami henti jantung. Diketahui


irama Ventrikular Fibrilasi refrakter setelah kejut
jantung kedua. Langkah anda berikutnya adalah
memberikan:
A. Epinefrin 1 mg IV
B. Vasopresin 20 unit IV
C. Sodium bikarbonat 50 mEq IV
D. Atropine 1 mg IV
E. Furosemid 20 mg bolus IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 214
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
10. Pasien mengalami Ventrikular Fibrilasi refrakter dan
telah menerima kejut jantung multiple, epinefrin 1 mg
IV sebanyak dua kali, dan dosis awal 300 mg
amiodaron IV. Pasien terintubasi. Dosis kedua
amiodaron rencana akan diberikan. Berapakah dosis
rekomendasi amiodaron?
A. Lewat endotrakeal 2-4 mg/kg
B. 300 mg IV dorong
C. 1 mg/kg IV dorong
D. Infus 1-2 mg per menit
E. 150 mg IV dorong

11. Pasien dengan kondisi VT tanpa nadi. 2 kejut jantung


dan 1 dosis epinefrin telah diberikan. Manakah langkah
anda berikutnya?
A. Amiodarone 300 mg IV dorong
B. Amiodarone 150 mg IV dorong
C. Vasopresion 40 unit IV dorong
D. Epinefrin 3 mg IV dorong
E. Lidocaine 0,5 mg/kg IV dorong

12. Pasien anda terintubasi. Akses intravena tidak tersedia.


Manakah obat dibawah ini yang dapat diberikan
melalui rute endotrakea
A. Vasopressin, amiodarone, lidocaine
B. Amiodarone, lidocaine, epinephrine
C. Epinephrine, vasopressin, amiodarone
D. Lidocaine, epinephrine, vasopressin
E. Vasopressin, amiodarone, atropin

13. Pasien dengan henti jantung. RJP berkualitas tinggi


telah diberikan. Pasien terintubasi. Akses intravena

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 215
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
sudah didapatkan. Ritme asistole. Manakah diantara
obat ini yang dapat anda berikan?
A. Epinephrine 1 mg or vasopressin 40 units IV or IO.
B. Atropine 1 mg IV or IO.
C. Atropine 0.5 mg IV or IO.
D. Epinephrine 3 mg via endotracheal route.
E. Dopamine 2 to 20 mcg/kg per minute IV or IO.

14. Pasien tiba-tiba hilang kesadaran, pulsasi arteri karotis


lemah. Monitor jantung, oksigen, dan obat intravena
sudah dipersiapkan. Obat-obatan semua tersedia dan
megacode apat dimulai.
A. Mulai pacing transkutan
B. Mulai dopamine 10-20 mcg/kg per menit,
disesuaikan dengan kondisi respon
C. Atropin 0,5 mg IV
D. Mulai pemberian epinefrin
E. Mulai dopamine 2-10 mcg per menit, disesuaikan
dengan kondisi pasien

15. Pasien 35 tahun dating ke IGD dengan keluhan


berdebar. Dia tidak mengeluh nyeri dada, sesak napas
maupun pusing kepala. Mana dibawah ini yang
sebaiknya dilakukan
A. Berikan adenosine 12 mg IV dorong pelan
B. Berikan vagal maneuvers.
C. Berikan adenosine 3 mg IV bolus.
D. Pemberian atropine 0.5 mg IV
E. Pemberian metoprolol 5 mg IV

16. Pasien anda telah ROSC paska henti jantung. Selama


resusitasi 300 mg amiodaron telah diberikan. Pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 216
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
mengeluh nyeri dada dengan keringat dingin. Pasien
saat ini tidak responsif dan didapatkan gambaran
gelombang QRS sempit. Apa langkah anda berikutnya?
A. Lakukan kardioversi tersinkron
B. Ulangi amiodaron 150 mg IV
C. Berikan shock unsynchronized (dosis defibrilasi)
D. Ulangi amiodaron 300 mg IV
E. Berikan lidokain 1 – 1.5 mg/kg IV

17. Anda tiba di tempat code blue dan melihat bahwa RJP
sedang berlangsung. Perawat melaporkan bahwa pasien
sedang pemulihan dari emboli paru. Pasien kemudian
tiba-tiba pingsan. Tidak ada nadi dan pernapasan
spontan. RJP kualitas tinggi dan ventilasi dengan bag
mask sudah diberikan. Akses intravena sudah
terpasang. Apakah yang anda lakukan berikutnya?
A. Berikan atropine 1 mg IV.
B. Berikan atropine 0.5 mg IV
C. Perintahkan pemasangan intubasi endotrakeal
D. Berikan epinephrine 1 mg IV.
E. Mulai pacing transkutan

18. Manakah di bawah ini merupakan kontraindikasi


pemberian nitrogliserin?
A. TD sistolik <100 mmHg
B. Infark ventrikel kanan
C. Penggunaan sildenafil dalam 72 jam terakhir
D. Semua benar
E. Semua salah

19. Seorang wanita 60 tahun, mengeluh berdebar, nyeri


dada, dan denyut jantung cepat. Monitor menunjukkan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 217
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
QRS lebar, teratur, 180 kali per menit. Dia menjadi
keringat dingin dan tekanan darah terukur 70/60
mmHg. Tindakan anda selanjutnya adalah
A. Berikan amiodaron 300 mg IV bolus
B. Periksa ECG 12 lead
C. Pasan IV dan berikan sedasi untuk kardioversi
D. Lakukan segera defirbilasi
E. Berikan dopamin 2 – 20 mcg

20. Seorang pasien dugaan ACS dan bradikardia 42 x/


menit masih terus merasakan nyeri dada. Berapa dosis
atropin yang diberikan pertama kali
A. Atropin 1 mg
B. Atropin 3 mg
C. Atropin 0,5 mg
D. Atropin 0,1 mg
E. Semua diatas salah

JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. D 11. A
2. C 12. D
3. A 13. A
4. D 14. B
5. D 15. B
6. D 16. A
7. A 17. D
8. D 18. B
9. A 19. C
10. E 20. C

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 218
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MP.3 RTL

SOAL:

1. Salah satu fungsi organik dari manajemen yang


bertujuan untuk memecah masalah melalui suatu
proses sistematis yang memiliki urutan logis dari
langkah sebelumnya
A. Perencanaan
B. Problem solving
C. Pelaksanaan
D. Brain storming
E. Manajemen

2. Tujuan dari pembelajaran umum adalah:


A. Peserta dapat menyampaikan hasil pelatihan
B. Peserta dapat berdiskusi
C. Peserta dapat melaksanakan
D. Peserta mampu menyusun RTL pasca pelatihan
E. Tidak dapat melakukan proses pembelajaran

3. Salah satu metode pelatihan RTL adalah:


A. Tanya jawab
B. Membaca
C. Belajar mandiri
D. Melihat contoh
E. Observasi

4. Grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk


menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan
waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 219
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas yang bersangkutan adalah
A. Pie chart
B. Gant chart
C. Grafik normal
D. Job desk
E. Timeline

5. Yang termasuk ruang lingkup RTL adalah


A. Menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
B. Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin
dicapai
C. Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan
D. Menetapkan metode yang akan digunakan pada
setiap kegiatan
E. Semua benar

6. Media atau alat bantu dalam pelatihan RTL adalah:


A. Papan dan kertal flip chart
B. Spidol
C. Alat bantu
D. Lembar atau format RTL
E. Semua benar

7. Yang termasuk ruang lingkup RTL adalah:


A. Menetapkan kegiatan yang akan dilakukan
B. Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin
dicapai
C. Menetapkan sasaran dari tiap kegiatan
D. Menetapkan besar biaya dan sumbernya
E. Semua benar

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 220
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
8. Yang dimaksud dengan sasaran pelatihan adalah :
A. Seseorang yang menjadi pelaksana kegiatan
B. Seseorang yang merencanakan kegiatan
C. Seseorang yang tidak diharapkan mendapatkan
manfaat dari kegiatan
D. Seseorang atau kelompok tertentu yang menjadi
target dari kegiatan yang direncanakan
E. Semua salah

9. Unsur-unsur yang harus di perhatikan dalam menyusun


RTL:
A. Uraian kegiatan yang akan dilakukan
B. Tujuan kegiatan
C. Sasaran kegiatan
D. Cara atau metode
E. Semua benar

10. Langkah-langkah penyusunan Gant Chart adalah:


A. Mengidentifikasikan tugas
B. Menggambarkan sumbu horizontal
C. Menuliskan tugas ataupun bagian pekerjaan
D. Melakukan pemeriksaan kembali
E. Semua benar

11. Hal-hal yang diperlukan dalam mengidentifikasi tugas


adalah:
A. Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan
pada Proyek
B. Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu
tugas) dengan menggunakan Brainstorming
ataupun Flow chart.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 221
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
C. Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu tugas.
D. Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun
tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang
harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas
yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus
dilakukan secara bersamaan (Simultan).
E. Semua benar

12. Proses pembelajaran dalam membangun komitmen


belajar adalah:
A. Forming
B. Storming
C. Norming
D. Performing
E. Semua benar

13. Yang dimaksud sebagai metode dalam menyusun


Rencaa Tindak Lanjut adalah:
A. Yaitu cara yang akan dilakukan dalam melakukan
kegiatan agar tujuan yang telah ditentukan tidak
dapat tercapai
B. Yaitu cara yang akan dilakukan dalam melakukan
kegiatan agar tujuan yang telah ditentukan dapat
tercapai
C. Uraian kegiatan yang akan dilakukan
D. Seseorang atau kelompok tertentu yang menjadi
target kegiatan

14. Ruang lingkup rencana tindak lanjut sebaiknya


mencakup setidaknya
A. Menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 222
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
B. Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin
dicapai
C. Menetapkan siapa pelaksanan atau penanggung
jawab dari setiap kegiatan
D. Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan
E. Semua benar

15. Langkah terakhir dalam penyusunan gant chart adalah


A. Mengidentifikasi tugas
B. Menentukan Milestone
C. Menggambar sumbu horizontal waktu pelaksanaan
D. Melakukan pemeriksaan kembali
E. Semua salah

16. Berikut ini merupakan unsur sumber daya (5M) yang


harus diperhitungan dalam penyusunan RTL adalah
A. Man, money, measure, material, machine
B. Material, man, method, market, measure
C. Man, material, money, method, market
D. Material, method, money, man, message
E. Semua salah

17. Manfaat penyusunan rancangan tindak lanjut adalah


A. Memberi pedoman tentang kebutuhan yang
diperlukan
B. Membantu dalam menentukan langkah yang akan
dikerjakan
C. Sebagai standar untuk kontrol dan evaluasi
D. Semua benar
E. Semua salah

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 223
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
JAWABAN:

NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 11. E
2. D 12. E
3. A 13. B
4. B 14. E
5. E 15. D
6. E 16. C
7. E 17. D
8. D
9. E
10. E

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 224
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

FORM EVALUASI
PELATIH dan PENYELENGGARAAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 225
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
FORM EVALUASI PELATIH

PENILAIAN TERHADAP FASILITATOR / PELATIH


Nama Diklat :
Nama :
Fasilitator
Materi :
Hari/Tanggal :
Waktu/Jam :

NILAI
NO KOMPONEN
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
a. Penguasaan
Materi
b. Ketepatan
Waktu
c. Sistematika
Penyajian
d. Penggunaan
Metode, media
dan Alat Bantu
pelatihan
e. Empati, Gaya
dan Sikap
terhadap
Peserta
f. Penggunaan
Bahasa dan
Volume Suara
g. Pemberian
Motivasi Belajar
kepada Peserta
h. Pencapaian
Tujuan
Pembelajaran
Umum
i. Kesempatan
Tanya Jawab
10. j. Kemampuan
Menyajikan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 226
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

11. k. Kerapihan
Pakaian
12. l. Kerjasama antar
Tim Pengajar
(apabila team
teaching)

Keterangan : 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik


Saran :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 227
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
FORM EVALUASI PENYELENGGARA PELATIHAN

NILAI
NO KOMPONEN
45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Pengalaman belajar
dalam pelatihan ini
2 Rata-rata penggunaan
metode pembelajaran
oleh pengajar
3 Tingkat semangat
belajar saudara
mengikuti program
pelatihan ini
4 Tingkat kepuasan
terhadap
penyelenggaraan
proses belajar mengajar
5 Kenyamanan ruang
belajar
6 Penyediaan alat bantu
pelatihan di dalam kelas
7 Penyediaan dan
pelayanan bahan
belajar (seperti
pengadaan, bahan
diskusi )
8 Penyediaan dan
kebersihan kamar kecil
9 Pelayanan sekretariat
10 Penyediaan pelayanan
akomodasi
11 Penyediaan dan
pelayanan konsumsi

Keterangan : 45 – 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 228
Standar KURIKULUM Pelatihan
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT (ACLS)/
BANTUAN HIDUP JANTUNG LANJUT (BHJL) BAGI DOKTER
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Komentar dan saran terhadap:

1. FASILITATOR:
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………………………

2. PENYELENGGARAAN/PELAYANAN PANITIA:
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………………………

3. PENGENDALI DIKLAT:
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN-2019
Hal: 229

Anda mungkin juga menyukai