Anda di halaman 1dari 8

Zakinah Arlina1, Riawati2 119

PENGARUH TERAPI REIKI TERHADAP PENURUNAN KADAR


GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA LANSIA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI
PALEMBANG TAHUN 2017

Zakinah Arlina1, Riawati2


Program Studi DIII Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang
Komplek Kenten Permai Blok J No 9-12 Bukit Sangkal Palembang 30114
Email : Linasalam2004@gmail.com

Abstrak

Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar glukosa darah. Terapi ini
menggunakan energi alami yang memiliki karakter yang lembut, tetapi memiliki vibrasi/getaran cukup kuat
sehingga sangat baik untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Pemberian terapi reiki di berikan
selama 20-30 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar glukosa darah untuk mengetahui pengaruh
dari terapi reiki tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Terapi Reiki terhadap Penurunan
Glukosa Darah Sewaktu pada Lansia Penderita Diabetes Melitus di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai
Palembang Tahun 2017. Desain penelitian Pre Experimental dengan pendekatan One group pre test-post
test design. Sejumlah 16 sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Terapi dilakukan selama empat
belas hari. Hasil penelitian uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai ɑ=0.05
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi reiki terhadap
penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada lansia penderita diabetes melitus. Saran yang ditunjukkan
untuk tenaga kesehatan adar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada lansia yang
mengalami diabetes melitus di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, salah satunya dengan
terapi reiki.

Kata kunci : Lansia, Diabetes Melitus, Gula darah, Terapi Reiki

Abstract

Reiki is a complementary therapy to lower blood glucose levels. This therapy uses natural energy
that has a gentle character, but has a strong enough vibration so that it is very good for curing various
diseases. Reiki therapy is given for 20-30 minutes. Furthermore, blood glucose levels were measured to
determine the effect of the reiki therapy. The purpose of the study was to determine the effect of Reiki
therapy on reducing blood glucose while in the elderly with diabetes mellitus at the Tresna Werdha Teratai
Social Home in Palembang in 2017. Pre Experimental research design with a One group pre test-post test
design approach. A total of 16 samples were selected by purposive sampling technique. Therapy was
carried out for fourteen days. The results of the statistical test showed that the p value of 0.000 was smaller
than the value of = 0.05 so that Ho was accepted and Ha was rejected, meaning that it can be concluded
that there is an effect of reiki therapy on reducing blood glucose levels in the elderly with diabetes mellitus.
Suggestions for health workers are to improve health services, especially for the elderly who have diabetes
mellitus at the Tresna Werdha Teratai Social Home in Palembang, one of which is reiki therapy.

Keywords: Elderly, Diabetes Mellitus, Blood sugar, Reiki Therapy

Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 120

PENDAHULUAN terapi komplementer yang diklasifikasikan


oleh National Center of Com-plementary and
Diabetes Melitus adalah kumpulan Alternative medicine (NCCAM) sebagai
gejala yang timbul pada seseorang akibat terapi “energy medicine” adalah Reiki.
peningkatan kadar glukosa darah yang (Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14,
disebabkan oleh kekurangan insulin baik No. 2, Juli 2011: 113-120).
absolute maupun relatif. Penyakit ini dapat Pemberian terapi reiki di berikan
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok selama 20-30 menit. Selanjutnya dilakukan
umur dan kelompok sosial ekonomi. Pada pengukuran kadar glukosa darah untuk
lansia dengan bertambahnya usia akan mengetahui pengaruh dari terapi reiki
mengakibatkan penurunan fungsi organ tersebut. Tujuan terapi reiki adalah
sehingga akan menimbulkan berbagai menormalkan aktivitas insulin dan kadar
macam penyakit, diantaranya gangguan glukosa darah untuk mengurangi komplikasi
sirkulasi darah, gangguan hormonal, yang ditimbulkan akibat DM.
gangguan persendian dan berbagai macam Menurut data dari Panti Sosial Tresna
neoplasma. (Syafrudin, DKK. 2011). Werdha Teratai Palembang pada tahun 2015
Menurut data WHO, dunia kini didiami lansia laki-laki berjumlah 28 orang dan lansia
oleh 172 juta penderita DM (2000) akan perempuan berjumlah 33 orang, pada tahun
meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun 2030. 2016 lansia laki-laki berjumlah 27 orang dan
(Bustan, M. Nadjib. 2015:119). Berdasarkan lansia perempuan berjumlah 41 orang, dan
estimasi International Diabetes Federation pada tahun 2017 lansia laki-laki berjumlah 25
(IDF) tahun 2002 terdapat 177 juta penduduk orang dan lansia perempuan berjumlah 45
dunia yang menderita DM dan diprediksi 25 orang, dan petugas panti laki-laki berjumlah
tahun mendatang akan meningkat menjadi 5 orang dan perempuan berjumlah 5 orang.
300 juta jiwa (Sudoyo, et al. 2006). Saat ini Berdasarkan uraian diatas pemberian
ada sekitar 172 juta orang mengidap diabetes terapi reiki dapat menurunkan kadar glukosa
di seluruh dunia, dengan penyebarannya darah sewaktu pada lansia penderita Diabetes
7.020.000 orang di daerah Afrika, Melitus maka penulis tertarik untuk
15.188.000 orang di daerah Mediterania, melakukan penelitian dengan judul
33.016.000 orang di daerah Amerika, “Pengaruh Terapi Reiki Terhadap
33.332.000 orang di daerah Eropa, Penurunan Kadar Glukosa Darah
46.903.000 orang di Asia Tenggara, Sewaktu Pada Lansia Penderita Diabetes
35.771.000 di daerah Pasifik Utara dan di Melitus” .
Indonesia terdapat sekitar 8.426.000 orang
menderita DM. METODE PENELITIAN
DM ditandai dengan hiperglikemia
yang dapat mengakibatkan gangguan organ Desain Penelitian
tubuh seperti mata, jantung, dan ginjal. Ada Rancangan penelitian mengggunakan
lima komponen penatalaksanaan diabetes metode eksperimen dengan Pre
tipe 2, yaitu terapi nutrisi (diet), latihan fisik, Experimental Design dengan pendekatan
pemantauan, terapi farmakologi dan One group pre test-post test design. Dalam
pendidikan (Smeltzer, et al, 2008). penelitian ini peneliti ingin mempelajari
Di samping terapi medis, saat ini telah tentang pengaruh terapi reiki terhadap
berkembang terapi komplementer untuk penurunan glukosa darah sewaktu pada lansia
membantu mengatasi permasalahan penderita diabetes melitus.
kesehatan pasien. Terapi komplementer
adalah terapi yang sifatnya melengkapi terapi Format Penelitian
medis dan telah terbukti manfaatnya (Conn, Rancangan penelitian ini adalah
Hollister, dan Arnold, 2001). Salah satu penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 121

adalah metode penelitian yang dilakukan buku maupun media elektronik berupa
dengan tujuan utama untuk membuat internet yang berkaitan dengan penelitian
gambaran atau deskripsi tentang suatu yang dilakukan.
keadaan secara objektif, yang sering
digunakan dalam pelayanan kesehatan, untuk Populasi dan sampel
melaksanakan penelitian atau pengumpulan Populasi
data untuk menguji hipotesis (Notoatmodjo, Populasi penelitian adalah
2010). keseluruhan objek penelitian atau objek yang
Kuantitatif adalah data yang di teliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam
berhubungan dengan angka-angka baik yang penelitian ini adalah 70 orang lansia di Panti
diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang
nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan Tahun 2017.
mengubah data kualitatif kedalam kuantitatif,
misalnya skor dari hasil tes (Notoadmodjo, Sampel
2010). Sampel penelitian adalah sebagian
yang diambil dari keseluruhan objek yang
Waktu Penelitian diteliti dan sanggup mewakili seluruh
Penelitian ini dilakukan pada tanggal populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel yang
22 April – 6 Mei 2017 di Panti Sosial Tresna diteliti adalah 16 orang lansia yang
Werdha Teratai Palembang Tahun 2017. mengalami diabetes melitus di Panti Sosial
Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun
Tempat Penelitian 2017.
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial
Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun Teknik pengambilan sampel
2017. Sampel penelitian adalah sebagian
yang diambil dari keseluruhan objek yang
Data diteliti dan dianggap mewakili seluruh
Data Primer populasi (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti Pengambilan sampel pada penelitian
menggunakan data primer. Data primer yaitu ini dilakukan non probability sampling
data/sumber informasi yang langsung berasal secara purposive sampling didasarkan pada
dari yang mempunyai wewenang dan suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
bertanggung jawab terhadap data tersebut peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
atau seorang yang dianggap mampu dan sifat populasi yang sudah diketahui
dapat memberikan informasi-informasi yang sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).
di butuhkan (Notoatmodjo, 2012). Dalam
penelitian ini menggunakan data primer yang HASIL PENELITIAN DAN
didapat secara langsung dari responden PEMBAHASAN
dengan menggunakan alat bantu berupa
lembar observasi. Analisis Univariat
Karakteristik Lokasi Penelitian
Data sekunder Panti Sosial Tresna Werdha Teratai
Data sekunder yaitu data atau sumber Palembang Tahun 2017
informasi yang bukan dari tangan pertama
dan yang bukan mempunyai wewenang dan
tanggung jawab terhadap informasi atau data
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian
menggunakan data sekunder yang diperoleh
dengan melakukan studi perpustakaan berupa
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 122

Karakteristik responden Tabel 2


Karakteristik responden akan di Distribusi Frekuensi berdasarkan
distribusikan berdasarkan umur Tingkat Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Sebelum diberikan Terapi Reiki di Panti
Tabel 1 Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang
Distribusi responden berdasarkan umur Tahun 2017

No Umur Jumlah Frekuensi Kadar Glukosa


1. 60-64 3 18,75% Darah Sewaktu
Tahun No Sebelum Jumlah Frekuensi
2. 65-69 5 31,25% diberikan
Tahun Terapi Reiki
3. 70- 74 6 37,5% 1. Ideal (80-144 0 0
Tahun mg/dL)
4. 75- 79 0 0% 2. Sedang (145- 9 56,25%
Tahun 179 mg/dL)
5. 80- 84 2 12,5%
Tahun 3. Buruk (180 7 43,75%
Total 16 100% mg/dL)
Jumlah 16 100%
Berdasarkan tabel 1 di atas responden
berumur 60-64 Tahun sebanyak 3 orang Dari tabel diatas diketahui bahwa dari
(18,75%), responden berumur 65-69 Tahun 16 respondensebelum diberikan terapi reiki
sebanyak 5 orang (31,25%), responden sebanyak 9 (56,25%) responden mengalami
berumur 70- 74 Tahun sebanyak 6 orang kadar glukosa darah sewaktu ringan dan 7
(37,5%), responden berumur 75- 79 Tahun (43,75%) responden mengalami kadar
sebanyak 0 orang (0%) dan responden glukosa darah sewaktu berat.
berumur 80- 84 Tahun sebanyak 2 orang
(12,5%). Kadar Glukosa Darah Sewaktu Sesudah
diberikan Terapi Reiki
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Sebelum
diberikan Terapi Reiki Kadar glukosa darah sewaktu sesudah
diberikan Terapi Reiki dalam penelitian ini di
Kadar glukosa darah sewaktu bagi menjadi 3 kategori yaitu ideal ( skor: 80-
sebelum diberikan Terapi Reiki dalam 144 mg/dL), sedang (145-179 mg/dL) dan
penelitian ini di bagi menjadi 3 kategori yaitu buruk (180 mg/dL). Jumlah responden dalam
ideal ( skor: 80-144 mg/dL), sedang (145- penelitian ini sebanyak 16 orang. Hasil
179 mg/dL) dan buruk (180 mg/dL). Jumlah analisis univariat kadar glukosa darah
responden dalam penelitian ini sebanyak 16 sewaktu sebelum diberikan terapi reiki dapat
orang. Hasil analisis univariat kadar glukosa dilihat pada tabel di bawah ini:
darah sewaktu sebelum diberikan terapi reiki
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 123

Tabel 3 Tabel 4
Distribusi Frekuensi berdasarkan Hasil analisa statistik Paired Samples t
Tingkat Kadar Glukosa Darah Sewaktu Test
Sesudah diberikan Terapi Reiki di Panti
Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang
p
Tahun 2017 Variabel Mean SD Df
value

Kadar Pre test 167,75 20,844


Glukosa 15 0,001
Darah Post test 152,38 15,547
No Sewaktu Jumlah Frekuensi
Sesudah
diberikan Berdasarkan data diatas diketahui
Terapi Reiki bahwa nilai rata-rata kadar glukosa darah
1. Ideal (80-144 7 43,75% sewaktu sebelum dilakukan terapi reiki yaitu
mg/dL) 167,75 dan nilai rata-rata kadar glukosa darah
2. Sedang (145- 8 50% sewaktu sesudah dilakukan terapi reiki yaitu
179 mg/dL)
152,38. Standar deviasi sebelum diberikan
3. Buruk (180 1 6,25%
mg/dL) terapi reiki yaitu 20,844 dan setelah diberikan
Jumlah 16 100% terapi reiki yaitu 15,547. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p sebesar 0,001 lebih kecil
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari nilai a=0,05 sehingga Ho diterima Ha
dari 16 responden sesudah diberikan ditolak. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada
terapi reiki sebanyak 7 (43,75%) pengaruh terapi reiki terhadap penurunan
responden mengalami kadar glukosa kadar glukosa darah sewaktu pada lansia
darah sewaktu ideal, 8 (50%) penderita diabetes melitus.
responden mengalami kadar glukosa
darah sewaktu ringan dan 1 (6,25%) PEMBAHASAN
responden mengalami kadar glukosa
darah berat. Penelitian ini dilakukan di Panti
Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang
Analisis Bivariat Tahun 2017 pada tanggal 22 April- 6 Mei
Analisis Hasil Pengaruh Terapi Reiki 2017. Populasi penelitian ini adalah semua
terhadap Penurunan Kadar Glukosa lansia yang menderita diabetes melitus di
Darah Sewaktu pada Lansia Penderita Panti Sosial Tresna Werdha Teratai
Diabetes Melitus Palembang Tahun 2017 pada saat penelitian,
Metode pengukuran dalam penelitian jumlah sampel dalam penelitian ini
ini menggunakan uji t berpasangan (paired berjumlah 16 orang. Kemudian diolah
sample t test). Analisis data yang dilakukan dengan cara analisis statistik, pengkodean
untuk menguji apakah data menunjukkan pemasukan data. Setelah itu dilakukan
terdistribusi normal jika a ≥ 0,05 hasil yang analisis univariat, selanjutnya data diuji
diperoleh merupakan data berpasangan yaitu dengan menggunakan uji paired sample t test
sebelum dan sesudah tindakan oleh karena untuk mengetahui ada/tidaknyapengaruh
penelitian ini menggunakan uji t berpasangan terapi reiki terhadap penurunan kadar
(paired sample t test). Hasil uji normalitas glukosa darah sewaktu pada lansia penderita
diperoleh nila 0,200 yang berarti data diabetes melitus. Dengan kriteria pengujian
distribusi normal berdasarkan probalitas yaitu p value ≥ 0,05
maka Ho ditolak dan jika p value ≤ 0,05 maka
Ho diterima.
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 124

Neurology (AAN) (2011) Penulis mencatat


baik tramadol dan dextromethorphan
Analisis Pengaruh Terapi Reiki Terhadap berkaitan dengan efek samping mendasar
Penurunan Kadar Glukosa Darah termasuk sedasi pada kedua obat, mual dan
Sewaktu pada Lansia Penderita Diabetes konstipasi pada tramadol, kedua obat ini juga
Melitus tercatat menimbulkan sindrom nyeri baru
Berdasarkan hasil penelitian yang berupa nyeri kepala. Penggunaan jangka
menggunakan uji paired sample t test panjang dapat menyebabkan intoleransi dan
didapatkan nilai rata-rata kadar glukosa darah memerlukan kenaikan dosis. Dari intervensi
sewaktu sebelum dilakukan terapi reiki yaitu farmakologi, direkomendasikan penggunaan
167,75 dan nilai rata-rata kadar glukosa darah krim capsaicin dan spray isosorbide dinitrate
sewaktu sesudah dilakukan terapi reiki yaitu untuk manajemen nyeri neuropati diabetes
152,38. Standar deviasi sebelum diberikan meskipun tercatat beberapa pasien intoleran
terapi reiki yaitu 20,844 dan setelah diberikan terhadap efek samping berupa nyeri terbakar
terapi reiki yaitu 15,547. Hasil uji statistik pada saat terkena air hangat atau dalam cuaca
diperoleh nilai p sebesar 0,001 lebih kecil yang cukup panas. Clonidine, pentoxifylline
dari nilai a=0,05 sehingga Ho diterima Ha dan mexiletine tidak dipertimbangkan untuk
ditolak. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada digunakan.
pengaruh terapi reiki terhadap penurunan Terapi non-farmakologi lain yang
kadar glukosa darah sewaktu pada lansia direkomendasikan adalah TENS
penderita diabetes melitus. (trancutaneous electricalnerve stimulation)
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil tetapi bukan pada area elektromagnetik,
penelitian Ester Inung Sylvia (2011) dengan terapi laser intensif rendah atau terapi Reiki.
judul Penurunan Kadar Glukosa Darah Weak evidence (Level C). Penambahan
Sewaktu Melalui Terapi Reiki Pada Pasien venlafexine terhadap gabapentin untuk
Diabetes Melitus Tipe 2 di Klub Diabetes mencapai respons lebih baik Patch lidoderm
Instalasi Rehabilitasi Medis RSUP sebagai terapi nyeri neuropati diabetes.
Fatmawati, Jakarta. Desain penelitian yang Insufficient evidence (level U). Penulis
digunakan adalah pra-eksperimental dengan mencatat bukti yang kurang mendukung atau
pendekatan the one-group pretest-posttest menyangkal penggunaan antikonvulsan
design (before and after) menggunakan topiramate, antidepresan imipramine,
teknik purposif sampling untuk pengambilan fluoxetine atau kombinasi nortriptyline dan
sampelnya. Sampel berjumlah 18 responden. fluphenazine. Mirip di atas karena kurangnya
Terapi Reiki dilakukan dengan dua data penggunaan vitamin dan α lipoic acid
metode, secara langsung dan dari jarak jauh atau kombinasi amitriptyline dengan terapi
(distant healing) yang diberikan selama 30 elektroterapi.
hari. Terapi Reiki dilakukan oleh peneliti Ditemukan efek plasebo penurunan
dibantu oleh praktisi Reiki khususnya dalam efek nyeri dari 0 hingga 50%, dinyatakan
transfer energi. Instrumen yang digunakan pula nyeri neuropati diabetes merupakan
untuk mengukur kadar glukosa darah adalah penyakit kronis dan tidak ada data efikasi
glukometer. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan jangka panjang karena
ada perbedaan yang bermakna antara KGDS umumnya penelitian hanya berdurasi 2-20
sebelum dan setelah intervensi Reiki (p= minggu.
0,000; α= 0,05) dan mempunyai pengaruh Hal ini dilandaskan pada teori,
yang signifikan dalam menurunkan Kadar pemberian terapi reiki di berikan selama 20-
Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien 30 menit dan lama waktu penyembuhan
Diabetes Melitus Tipe 2 (p= 0,000; α= 0,05). sangat tergantung pada tingkat penyakit.
Tetapi hasil Penelitian ini tidak sejalan Untuk penyakit ringan bisa sembuh dengan
dengan pernyataan American Academy of hitungan hari, sedangkan penyakit yang
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 125

sedang bisa sembuh dalam hitungan minggu, 2. Bagi Instansi Pendidikan


dan penyakit parah bisa sembuh dalam Hasil penelitian ini diharapkan dapat
hitungan bulan. (Dewantara, Rudy: 2016). menjadi sumber bacaan untuk menambah
Keunggulan alat ini adalah kemampuannya ilmu pengetahuan, informasi bagi peserta
memperbaiki sistem syaraf didalam tubuh didik dimasa yang akan datang dan
yang tidak bisa tersentuh oleh pijatan tangan digunakan untuk melengkapi referensi
manusia. Tidak mempunyai efek samping kepustakaan STIKES Mitra Adiguna
apabila dengan pemakaian yang benar. Palembang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
KESIMPULAN Diharapkan pada peneliti lain untuk
Dari hasil yang telah dilakukan dapat meneliti dengan judul yang sama tetapi
disimpulkan bahwa: dengan memperhatikan hari dan waktu
1. Distribusi frekuensi sebelum diberikan terapi di perbaiki lagi.
terapi reiki sebanyak 9 (56,25%)
responden mengalami kadar glukosa
darah sewaktu ringan dan 7 (43,75%) DAFTAR PUSTAKA
responden mengalami kadar glukosa
darah sewaktu berat. Buku Petunjuk Penggunaan Reiki Mesin
2. Distribusi frekuensi sesudah diberikan terapi Digital. 2014. Teknologi dan
terapi reiki sebanyak 7 (43,75%) Ilmu Pengetahuan Modern
responden mengalami kadar glukosa Digabungkan dengan Pengobatan
darah sewaktu ideal, 8 (50%) responden Cina.
mengalami kadar glukosa darah sewaktu Bustam, M. Nadjib. 2015. Manajemen
ringan dan 1 (6,25%) responden Pengendalian Penyakit Tidak
mengalami kadar glukosa darah berat. Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang Damayanti, Santi. 2015. Diabetes Melitus
menggunakan uji paired sample t test dan Penatalaksanaan Keperawatan.
didapatkan nilai rata-rata kadar glukosa Yogyakarta: Nuha Medika.
darah sewaktu sebelum dilakukan terapi Dewantara, Rudy. 2012.
reiki yaitu 167,75 dan nilai rata-rata kadar http://terapireiki.com/ di unduh tanggal 20
glukosa darah sewaktu sesudah dilakukan Desember 2016.
terapi reiki yaitu 152,38. Standar deviasi Doenges, Marilynn E. DKK. 2012. Rencana
sebelum diberikan terapi reiki yaitu Asuhan Keperawatan Pedoman
20,844 dan setelah diberikan terapi reiki Untuk Perencanaan dan
yaitu 15,547. Hasil uji statistik diperoleh Pendokumentasian Perawatan
nilai p sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC
a=0,05 sehingga Ho diterima Ha ditolak. Hermawanto, Hery. 2010. Biostatistika
Berarti dapat disimpulkan bahwa ada Dasar, Dasar-dasar Statistik dalam
pengaruh terapi reiki terhadap penurunan Kesehatan. Jakarta:Trans Info Media.
kadar glukosa darah sewaktu pada lansia http://sehat.link/data-prevalensi-penderita-
penderita diabetes melitus diabetes-di-indonesia.info di unduh
tanggal 18 Januari 2017
SARAN Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit
1. Bagi Tenaga Kesehatan Menular & Tidak menular panduan
Diharapkan agar lebih meningkatkan klinis. Bandung: Alfabeta. hal 312-
pelayanan kesehatan terutama pada lansia 320.
yang mengalami diabetes melitus di Panti Kushariyadi. 2012. Asuhan Keperawatan
Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:
salah satunya yaitu dengan terapi reiki. Salemba Medika.
Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021
Zakinah Arlina1, Riawati2 126

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan


Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:
Rineka Cipta. hal 279-293.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pranadila.com/alat-terapi-digital-reiki-
untuk-kesehatan.html di unduh
tanggal 25 Januari 2017
R. Hasdianah H. 2012. Mengenal Diabetes
Melitus Pada Orang Dewasa dan
Anak-anak dengan Solusi Herbal.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sari, Riska Indah. 2016. Kadar Gula Darah
pada pasien Diabetes Melitus yang
diberikan Intervensi Senam Kaki
Diabetes di RS Siti Khadijah
Palembang Tahun 2016. (Skripsi)
Sugiono. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sunaryo. DKK. 2016. Asuhan Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Syafrudin, DKK. 2011. Himpunan
Penyuluhan Kesehatan (Pada
Remaja, Keluarga, Lansia dan
Masyarakat). Jakarta: Trans Info
Media. hal 189-192.

Jurnal Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 11, No. 22, Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai