AL-TAFSI<R AL-WA<D{IH{
KARYA MUH{AMMAD MAH{MU>D H{IJA<ZI<
(Studi Metodologis)
Oleh : Akhmad Bazith
e.mail: akhmad.bazith@umi.ac.id ; bazith@yahoo.com
ABSTRAK
Naskah ini adalah resume dari sebuah disertasi yang diajukan di Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metodologi atas
kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi> sebagai salah satu karya tafsir
modern, latar belakang penulisannya, metodologi tafsirnya dan kontribusinya atas tafsir yang
terbit sesudahnya. Sebuah penelitian kepustakaan (library research), bersifat deskriptif dan
eksploratif dengan analisis yang berkaitan dan relevan dengan studi mengenai metodologi
tafsir. Menggunakan pendekatan ilmu tafsir, dengan tipologi pendekatan langsung (quranic
approach) dan tidak langsung (exegetical approach). Sumber data primernya adalah kitab al-
Tafsi>r al-Wa>d}ih{ karya Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, sedang data sekunder adalah kitab-kitab
yang terkait dengan tafsir dan ilmu tafsir, serta metodologi tafsir dan lainnya.
Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya Syaikh Muh}ammad material,11 dan obyek formal tafsir yang
H{ija>zi>. akan dikaji.12
Metodologi tafsir adalah ilmu
tentang metode menafsirkan al-Qur’an. B. Rumusan Masalah
Sehingga dapat dibedakan antara dua Berdasarkan uraian latar belakang di
istilah; metode tafsir bermakna cara-cara atas, terlihat bahwa pembahasan ini akan
menafsirkan al-Qur’an, sedangkan menarik untuk melihat al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
metodologi tafsir adalah ilmu tentang cara dari tinjauan metodologinya. Hal ini lebih
tersebut.8 Metodologi tafsir adalah tata cara lanjut dijadikan sebagai kajian disertasi
melaksanakan penelitian dan memahami dengan permasalahan pokok: ‚bagaimana
kandungan al-Qur’an.9 Sedang menurut metodologi yang digunakan oleh Syaikh
Mardan, metodologi tafsir adalah suatu Muh}ammad H{ija>zi> dalam menulis kitab
sistem pengetahuan tentang cara tafsirnya, al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}?
menafsirkan al-Qur’an, baik dari segi Dari permasalahan pokok yang telah
makna-makna, hukum-hukum dan hikmah- ditetapkan di atas, maka yang menjadi
hikmah yang dikandungnya. Penggunaan perhatian pada kajian penelitian ini, dibatasi
istilah metodologi dimaksudkan sebagai pada tiga sub masalah berikut;
analogi dengan metodologi ilmu 1. Bagaimana latar belakang penulisan
pengetahuan lainnya, misalnya metodologi kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}.?
riset, yang dapat dipandang sejenis.10 2. Bagaimana metodologi kitab al-Tafsi>r al-
Dengan demikian dapat disimpulkan Wa>d}ih}.?
bahwa metodologi tafsir adalah cara yang 3. Bagaimana kontribusinya terhadap
telah diformulasi oleh mufasir dalam perkembangan tafsir sesudahnya?
memahami, mengist}inba>t, dan menjelaskan
makna al-Qur’an, atau sejenis kerja keras C. Biografi Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>
dan usaha yang sungguh-sungguh mufasir Beliau adalah al-‘Alla>mah al-Fa>d{il
dengan memakai sistem, teknik, konsep, al-Syaikh al-Duktu>r Muh}ammad bin
dan formulasi tertentu dalam Mah}mu>d bin Muh}ammad bin Yu>suf bin
mengeksplorasi kandungan ayat-ayat al- Muh}ammad H}ija>zi> bin Muh}ammad Hindi
Qur’an. Dengan kata lain, bahwa al-Sya>fi’i>, diberi gelar Muh}ammad al-Z|aki>.
metodologi tafsir dapat dikatakan sebagai Nasab beliau berujung kepada qabilah
langkah-langkah ilmiah dalam Hiza>m, yaitu salah satu cabang dari (suku)
mengeksplorasi kandungan al-Qur’an, qabi>lah al-Qah}ta>niyah di H{ija>z (Makkah,
berdasar pada kaidah-kaidah tafsir, syariah,
bahasa Arab, dan disiplin ilmu pengetahuan
lainnya yang relevan dengan objek 11
Obyek material tafsir adalah bahwa
sasaran tafsir Rasulullah tidaklah terbatas pada
kosakata (mufrada>t Qur’a>ni>), tetapi juga klausa
8
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran (jumlah mufi>dah Qur’a>ni>) dan frasa (Syibh
al-Qur’an, h. 2.; Lihat Nashruddin Baidan, Metode al-jumlah Qur’a>ni>) yang merupakan bagian dari
Penafsiran al-Qur’an; Kajian Kritis terhadap Ayat- sebuah ayat. Lihat Abd. Muin Salim, Metodologi
ayat yang Beredaksi Mirip, h. 55. Tafsir, h. 18.
9 12
Lihat Abd. Muin Salim, Mardan, Achmad Obyek formal adalah kajian mencakup
Abubakar, Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i, h. mengenai keagamaan (kepercayaan, hukum dan
6. akhlak), kemasyarakatan, futurologi, kefilsafatan,
10
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar, h. pengetahuan alam seperti falak dan pengobatan.
286. Lihat Abd. Muin Salim, Metodologi Tafsir, h. 22-23.
Arab Saudi sekarang).13 Tampak di sini Negeri Sudan menolak untuk mengangkut
bahwa sebutan (nisbah) H{ija>zi> dikaitkan jenazahnya pulang ke negaranya, namun
dengan nama suku/marga atau keluarga, dengan usaha yang intensif dari
seperti halnya al-Ha>syimi> yang dikaitkan Kementerian Pendidikan Sudan dan setelah
dengan keturunan Ha>syim. Sementara nama melakukan kontak dengan Kedutaan Mesir
yang masyhur yang digunakan dalam setiap di Sudan hingga melalui beberapa prosedur
sampul buku karya-karyanya adalah Duktu>r administrasi, akhirnya jenazah beliau dapat
Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>. diterbangkan dan dipulangkan ke negeri
Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> lahir di Mesir. Sementara di Airport Sudan,
lingkungan keluarga petani di desa keluarga, kerabat serta murid-murid dan
Syahbarah Minqala> wilayah Diyarbi Najm masyarakat Sudan melepas kepergian
kota al-Zaqa>ziq bagian barat, Provinsi al- beliau. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> kemudian
Syarqiyah Republik Arab Mesir pada dimakamkan di kota al-Zaqa>ziq, tanah
tanggal 15 Mei 1914M./1335H.14 kelahirannya.16 Dari keterangan ini, dapat
Ayah Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> dinyatakan bahwa Syaikh Muh}ammad
bernama al-H{a>jj Mah}mu>d Yu>suf H}ija>zi>, H{ija>zi> berusia kurang lebih 58 tahun
ibunya bernama al-H{a>jjah Ummu menurut kalender masehi, atau kurang lebih
Muh{ammad binti Muh}ammad H}asan. 59 menurut hitungan kalender hijriyah.
Dalam penuturan D}iya>’ al-Di>n H{ija>zi>, Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> kecil
mengenai perawakan ayahnya Syaikh tumbuh berkembang dalam pengawasan dan
Muh{ammad H{ija>zi>, tingginya rata-rata dididik langsung oleh kedua orang tuanya
seperti kebanyakan orang Mesir, bentuk yang juga merupakan tokoh masyarakat di
badannya tidak kurus dan tidak juga terlalu kota al-Zaqa>ziq. Ia dikenal memiliki
gemuk, warna kulitnya agak kehitaman dan karakter yang mulia, baik di kalangan
tampak gagah, ia memiliki janggut yang keluarga, sahabat, murid-murid bahkan
tipis dan agak dipendekkan.15 guru-gurunya mengakuinya sebagai pribadi
Di akhir perjalanan akademik dan yang saleh, dan memiliki jiwa yang tawad{u’
pengabdiannya, Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> (rendah hati).17 Hal ini diakui di antaranya
wafat pada 17 April 1972M/1392H. di oleh guru besarnya Syaikh Ah{mad al-
Khourtu>m Republik Sudan. Menurut Sayyi>d al-Ku>mi>, saat ia menjadi musyrif
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi>, pada (promotor) dalam disertasi tingkat
awalnya pesawat dan otoritas Bandar Udara Doktoralnya di Universitas al-Azhar Kairo
Mesir.18 Demikian pula kesaksian Mani>’
‘Abd al-H{ali>m Mah{mu>d (w.2009), baik
13
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>,
16
Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60
14
Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>,
al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al- Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014.; Lihat
Mau>du>’i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 6.; Mani>’ juga Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh al-
‘Abd al-Hali>m Mah{mu>d, Mana>hij al-Mufasiri>n (Cet. Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
II; Kairo: Maktabah al-I>ma>n, 2003), h. 299.; Al- Mau>d{u’> i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 10.
17
Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-Mufasiru>n Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
Haya>tuhum wa Manhajuhum (Teheran: Mu’assasah al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
al-Tiba>’ah wa al-Nasyr, 1415H), h. 741. Mau>du>’i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 6.
15 18
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Mau>d{u’> i> , h. 6
sebagai sahabat dan murid Syaikh menjadi salah satu argumen atas penulisan
Muh}ammad H{ija>zi>. Menginjak masa usia ‚Kulliyah Us}uluddin‛ yang selalu melekat
sekolah, Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> telah di bawah nama mufasir Syaikh Muh}ammad
menghafal al-Qur’an di kampungnya H}ija>zi> di setiap jilid penerbitan pada cover
Syahbarah Minqala> pada usia 12 tahun. sampul depan tafsir ini.
Belajar ilmu bahasa Arab dan pendidikan Setelah itu, Syaikh Muh{ammad
Islam di Ma’had al-Zaqa>ziq al-Di>ni> al- H{ija>zi> menyelesaikan program doktornya
Azhari>, ia termasuk murid yang cerdas dan dan mendapatkan gelar Doktor dengan nilai
teladan di sekolahnya.19 Kemudian Mumta>z ma’a Martabah al-Syaraf al-Ula>
melanjutkan pendidikannya di Ma’had (cumlaude) pada fakultas yang sama pada
Dasu>q al-Di>ni> di Provinsi al-Garbiyah. 15 April 1968M., dengan disertasi yang
Setelah itu menyelesaikan pendidikan berjudul; الوحدة املوضوعية ىف القرآٓن الكرمي
menengahnya di Ma’had T{ant}a> al-Di>ni> al-
Azhari> di kota T}ant}a, ibukota Provinsi al- ‚Kesatuan Tematik dalam al-Qur’an‛.23
Garbiyah pada tahun 1935M. Kemudian ia Dalam ujian promosi (munaqasyah)
melanjutkan pendidikan tingginya di doktoralnya, tim penguji (lajnah al-
Kulliyah al-Lugah al-‘Arabiyah (Fakultas muna>qasyah) adalah Prof. al-Syaikh Ah{mad
Bahasa Arab) Universitas al-Azhar dan al-Sayyi>d al-Ku>mi> sebagai Promotor.
mendapat gelar Licence (LC) pada tahun Dewan penguji adalah al-Syaikh
1939M., serta mendapatkan ijazah izin Muh{ammad Abu> Zahrah sebagai Ketua, dan
mengajar (Ija>zah al-Tadri>s) pada tahun Prof. al-Syaikh Muhammad ‘Ali> Abu> al-Ru>s
1941M.20 sebagai Anggota.24
Beberapa lama kemudian, Syaikh Dari keterangan ini dapat dilihat
Muh{ammad H{ija>zi> melanjutkan bagaimana kesungguhan Syaikh
pendidikannya dan mencapai gelar Muh}ammad H{ija>zi> dalam menjalani proses
Magisternya pada tahun 1966M dari Dirasat pendidikannya secara formal hingga
al-‘Ulya (Pascasarjana) Jurusan Tafsir dan mencapai gelar pendidikan yang tertinggi,
‘Ulu>m al-Qur’a>n, Fakultas Ushuluddin dan ia mampu menulis sebuah karya tafsir
Universitas al-Azhar Kairo.21 Di sela-sela serta menjadi seorang mufasir.
penganugerahan gelar Magisternya, Sebagai seorang akademisi tulen, ia
pimpinan dan senat civitas akademik hanya mewakafkan dirinya terjun di bidang
Fakultas Ushuluddin memberikan akademik. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> tidak
keputusan pengakuan atas karya tafsirnya, pernah aktif dalam bidang politik atau
al-Tafsi>r al-Wa>d}ih{.22 Sehingga inilah yang masuk dalam perkumpulan yang berafiliasi
pada sebuah kelompok organisasi semisal
Ikhwa>n al-Muslimi>n,25 yang pada masanya
19
Al-Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum , h. 741.
20
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al- Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014.
23
Wa>d}ih, Jilid III, h. 884. Pada terbitan tahun 1960 Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
tafsir ini terdapat lampiran pada halaman belakang Wa>d}ih, Jilid III, h. 884.; Lihat juga Muh{ammad
biografi singkat tentang Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>.; Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah}dah al-Mau>du>’i>yah fi> al-
Lihat juga Al-Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al- Qur’a>n al-Kari>m (Cet. II; al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum, h. 741-742. al-Tafsi>r li al-Tab’i wa al-Nasyr, 2004), h. 3.
21 24
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al- Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
Wa>d}ih, Jilid III, h. 884. al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
22
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 Mau>d{u’> i>, h. 6-7.
25
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, Ikhwan> al-Muslimi>n adalah organisasi
kelompok ini mulai berkembang, meski ada jilid. Secara keseluruhan, Syaikh
beberapa koleganya di Universitas al-Azhar Muh}ammad H}ija>zi> telah menafsirkan al-
yang bergabung dengan organisasi ini.26 Qur’an dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} sebanyak
Terkait dengan karya-karya ilmiah 30 juz dalam 114 surah yang terbagi ke
Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>, sejauh dalam 3 jilid dengan jumlah halaman 2744
penelusuran penulis karyanya hanya dapat halaman.
dihitung jari. Di antaranya adalah sebagai 2. Sistematika Penulisan al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
berikut; Secara umum, ada tiga jenis
1. Al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{, tafsir ini terdiri dari sistematika dalam penulisan kitab tafsir.
tiga jilid. Kitab ini merupakan Pertama, sistematika mush}afi> yaitu
masterpiece Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> penulisan kitab tafsir dengan berpedoman
dan menjadi sumber primer dalam pada urutan susunan surat-surat dan ayat-
disertasi ini. Data-data menyebutkan ayat sebagaimana tertera dalam mushaf
bahwa al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} merupakan dimulai dari QS al-Fa>tih}ah/1, QS al-
karya Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>> yang Baqarah/2, QS A>li Imra>n/3 dan seterusnya
ditulis pada rentang waktu tahun 1951- hingga QS al-Na>s/114.
1955M. Kedua, sistematika nuzu>li>, yaitu penulisan
2. Al-Wah{dah al-Mau>d{u’> i>yah fi> al-Qur’a>n kitab tafsir dengan berpedoman pada
al-Kari>m. Kitab ini berawal dari disertasi kronologi turunnya ayat-ayat al-Qur’an.
yang kemudian dibukukan dengan judul Tafsir yang menggunakan sistematika
yang sama. seperti ini adalah kitab tafsir Baya>n al-
3. Al-Ah{ad> is al-Mukhta>rah fi> al-Sahihai>n, Ma’a>ni> karya ‘Abd al-Qa>dir Malahu>s yang
4. Al-Qas}as} al-Qur’a>ni> fi> al-Qur’a>n al- ditulis pada tahun 1355H.,27 dan al-Tafsi>r
Kari>m. al-H{adi>s karya Muh{ammad ‘Izzat Darwazah
yang ditulis pada tahun 1380H.,28 demikian
D. Profil Al-Tafsi>r Al-Wa>d}ih} pula karya M. Quraish Shihab dengan judul
1. Identifikasi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ‚Tafsir al-Qur’an al-Karim; Tafsir atas
Guna mendapatkan pemahaman Surah-surah Pendek Berdasarkan Urutan
yang utuh dan menyeluruh atas karya Turunnya Wahyu.‛29
Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>, urgen dan sangat Ketiga, sistematika mau>d{u>’i> yaitu
signifikan adalah mengetahui seluruh isi menafsirkan al-Qur’an berdasarkan topik-
kitab dengan memahami berbagai isu yang topik tertentu dengan cara mengumpulkan
dikandungnya. Kitab yang menjadi ayat-ayat yang relevan dengan topik
pegangan dalam penelitian ini adalah kitab tertentu kemudian ditafsirkan.30
al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ yang diterbitkan di
Provinsi al-Zaqa>ziq oleh Penerbit Da>r al-
Tafsi>r tahun 2003M yang terdiri dari tiga 27
Al-Sayyid Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum (Teheran:
Muassasah al-Tiba>’ah wa al-Nasyr, 1415H), h. 738.
28
pergerakan yang didirikan oleh Ima>m H{asan al- Al-Sayyid Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Banna> pada bulan Maret 1928 di Prov. Isma>’iliyah. Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum, h. 738.
29
Departemen Agama RI., Ensiklopedi Islam di M. Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an al-
Indonesia, Jilid III (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993), Karim; Tafsir atas Surah-surah Pendek Berdasarkan
h. 441. Urutan Turunnya Wahyu, h. 1.
26 30
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 tahun), Mohamad Arja Imroni, Konstruksi
anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, Wawancara, Metodologi Tafsir al-Qurthubi (Cet. I; Semarang:
al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Walisongo Press, 2010), h. 108.
bila ayat yang ditafsirkan terkait dengan karya ulama dalam berbagai disiplin ilmu
kisah yang dimaksud. Misalnya dalam keislaman khususnya kitab-kitab tafsir yang
QS al-A’raf/7: 180 diriwayatkan bahwa telah ditulis oleh para ulama tafsir
ketika sebagian kaum muslimin berdoa sebelumnya.
menyebut nama ‚Allah‛ dalam shalatnya Adapun kitab-kitab yang menjadi
dan menyebut pula nama ‚al-Rahman‛. rujukan langsung oleh Syaikh Muh{ammad
Maka kaum Musyrikin berkata; H{ija>zi> dapat diklasifikasikan dalam dua
Muhammad dan sahabat-sahabatnya kategori;
mengaku bahwa mereka hanya Pertama, sumber berupa kitab tafsir, antara
menyembah Tuhan yang Esa, lalu lain; Tafsi>r al-T{abari> yaitu Ja>mi’ al-Baya>n
mengapa mereka menyebut nama Tuhan fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, Tafsi>r Ibn Kas\ir, Tafsir
lainnya? Maka turunlah ayat ini.32 al-Qur’an al-Az}im, Tafsi>r al-Qurtubi> al-
f. Kemudian terakhir adalah penjelasan Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n, Tafsir al-
atau penafsiran ayat-ayat tersebut Kasysya>f ‘an Haqa>’iq Gawa>mid al-Tanzi>l
dengan memberi sub kajian al-Ma’na>, wa ‘Uyu>n al-Aqa>wil fi> Wuju>h al-Ta’wi>l
yaitu menjelaskan kandungan surat atau karya al-Zamakhsyari>, Tafsir al-Ra>zi> al-
ayat yang akan ditafsirkan secara Tafsi>r al-Kabi>r wa Mafa>ti>h al-Gaib, Tafsir
menyeluruh dengan merujuk kepada al-Alu>si> Ru>h al-Ma’a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n
makna yang terkandung dalam al-Qur’an al-‘Az}i>m wa al-Sab’u al-Mas\a>ni>, Tafsir Abi>
dan hadis. Sebagai contoh, dalam hal ini al-Su’u>d Irsya>d al-‘Aql al-Sali>m ila Maza>ya>
peneliti menukilkannya secara utuh. al-Qur’a>n al-Kari>m, Fath} al-Qadi>r karya al-
Misalnya, di akhir QS al-A’ra>f/7: 204- Syau>ka>ni>, Tafsir al-Manar karya Syaikh
206. Muh{ammad ‘Abduh dan Syaikh
g. Pada bagian akhir setiap juz dicantumkan Muh}ammad Rasyi>d Rid}a.
daftar isi. Pencantuman daftar isi ini Kedua, sumber berupa kitab-kitab hadis
untuk mempermudah para pembaca seperti S}ah}ih{ al-Bukha>ri>, S}ah}ih} Muslim,
dalam mencari setiap pembahasan Sunan Abi> Da>ud, Sunan Ibn Ma>jah, Musnad
kandungan ayat atau surat dari tafsir ini. Ima>m Ah}mad, Sunan al-Tirmizi>, al-Sunan
Tentunya –khususnya- ditujukan kepada al-Kubra> li al-Ima>m al-Bai>haqi>. Demikian
pembaca yang memiliki kemampuan pula ia menukil kitab-kitab sejarah,
bahasa Arab yang memadai. misalnya Qas}as} al-Anbiya>’ karya
3. Sumber-Sumber Referensi al-Tafsi>r al- Muh}ammad Tayyi>b al-Najja>r, juga
Wa>d{ih{ terkadang menukil dari kitab Injil (Alkitab)
Dalam menulis tafsirnya ini, Syaikh bila penjelasannya terkait dengan kisah
Muh{ammad H{ija>zi> tidak menyebut sumber- Nabi Isa as. dan agama Nasrani.
sumber rujukannya dalam kitab tafsirnya Beberapa sumber kitab tafsir dan
dalam bentuk daftar pustaka, sebagaimana hadis tersebut menunjukkan keluasan
lazimnya kitab-kitab tafsir modern lainnya, wawasan Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>.
semisal Tafsi>r al-Mara>gi>.33 Meski demikian, Dengan memberikan penjelasan yang luas
dalam menulis tafsirnya, Syaikh dengan diikuti asbab al-nuzu>l, juga
Muh{ammad H{ija>zi> juga merujuk kepada menjelaskan tafsir ayat dengan ayat lain dan
bahkan penjelasan para ulama terdahulu
32
Muh}ammad Mah}mu>d H{ija>zi>, Al-Tafsi>r al- yang dianggapnya baik atau sahih. Hal ini
Wa>d}ih{, Jilid I, h. 788. memperkuat argumen bahwa pengutipan
33
Lihat Ah}mad Must{afa> al-Mara>gi>, Tafsi>r Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> terhadap tafsir-
al-Mara>gi>, Juz I, h. 20.
35
Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>, Al-Wah}dah
al-Mau>d}u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 25.
34 36
Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah}dah Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
al-Mau>d}u’> i>yah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 25. Wa>d}ih, Jilid I, h. 6.
baik dan sempurna dan kami hanya buah fikiran mereka. Maha suci Allah
mengharapkan rid{a> dari Allah swt.
37
dengan segala kesempurnaan-Nya.
Dalam muqaddimah al-Tafsi>r al-
Wa>d{ih{ pula, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> Dari keterangan di atas dapat
menjelaskan tentang latar belakang dinyatakan, bahwa Syaikh Muh{ammad
penamaan dari penyusunan kitab ini. Bahwa H{ija>zi> mengakui adanya perbedaan
para ulama klasik dan modern tergugah penafsiran yang dilatarbelakangi oleh
karena adanya penemuan kandungan isi al- perbedaan metode dan tujuan mufasir dalam
Qur’an dari berbagai makna dan rahasia menulis karya tafsirnya. Pada umumnya
yang hampir sampai pada tahap sempurna, karya besar tersebut semisal eksiklopedia,
yang masing-masing menempuh cara yang yang hanya dapat diketahui oleh orang yang
berbeda dengan yang lain. Di antaranya menguasai ilmu bahasa, sastra, hukum dan
adalah kajian aspek kebala>gahan hingga istilah-istilah ilmiah. Sehingga kitab
penjelasan rinci tentang hukum syar’i, semisal al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini sangat
keindahan bahasa, kajian qira’at dan dibutuhkan oleh umat Islam saat ini.
keragamannya, serta kajian lain yang tidak Karenanya kitab tafsir ini ditulis dengan
terbatas. Di antara ulama tafsir ada yang bahasa yang mudah dan jelas, dapat
berpanjang lebar hingga dalam kajian dipahami, sederhana dan ringkas.
tafsirnya lebih menyerupai referensi dan Selanjutnya, Syaikh Muh{ammad
ensiklopedia, seperti karya Ima>m al-Fakhr H{ija>zi> menyatakan bahwa al-Qur’an al-
al-Ra>zi>, al-Syiha>b, al-Alu>si>, al-T{abari> dan Karim adalah petunjuk dan cahaya. Dan
al-Qurtubi>. Hasil karya mereka ini tidak saat ini orang tidak mampu lagi berpanjang-
banyak membantu orang yang ingin panjang (bertele-tele) yang tidak memiliki
mengetahui apa yang dikehendaki, bila kaitannya dengan asal dasar tujuan tafsir.
tidak memiliki ilmu yang memadai seperti Yang penting adalah bagaimana al-Qur’an
ilmu bahasa, sastra, hukum dan istilah- ini dapat difahami oleh sebanyak mungkin
istilah ilmiah. Di antara ulama, ada pula kaum muslimin.
yang menggunakan metode yang singkat Dalam muqaddimah tafsir ini Syaikh
dan ringkas, sehingga penafsiran mereka Muh{ammad H{ija>zi> berusaha menjadikan al-
hanya sekilas, sehingga terkadang mereka Qur’an ini sebagai petunjuk bagi umat
meninggalkan pembahasan mengenai Islam secara keseluruhan. Sehingga dalam
hubungan ayat dan munasabahnya, dan hal- tafsirnya, ia pun berusaha agar umat ini
hal lain yang sangat penting, misalnya tafsir dapat memahami kitab sucinya, yaitu
karya Syaikh Jala>luddin al-Suyu>ti> dan dengan mengulas penafsirannya dengan
Syaikh Jala>luddin al-Mahalli> yaitu Tafsir al- bahasa yang mudah dan jelas.
Jala>lain. Demikian pula ahli tafsir yang Untuk mencapai tujuan penulisan
sejalan dengannya. Mereka semua ini - tafsir ini, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>
semoga Allah swt. merid{ainya- paling tidak memaparkan dalam kitab al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{
kami menyatakan bahwa Allah swt. telah dengan metode yang sistematis, tidak
memberikan rahmat-Nya sehingga mudah berpanjang lebar dalam mengulas suatu
untuk memahami firman-Nya, sedang topik dan menggunakan bahasa yang jelas
tujuan yang ingin dicapai adalah untuk dan mudah difahami. Sehingga al-Qur’an
memahami dan mengkaji penafsiran dan
37
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
Wa>d}ih{, Jilid I, h. 5.
tetap menjadi cahaya dan petunjuk bagi ayat al-Qur’an, ijtihadnya, dan ijtihad
umat ini. ulama lainnya dapat digunakan secara
bersama.
2. Metode Tafsir Yang Digunakan Metode yang digunakan adalah
Kerangka aspek metodologi dalam metode yang memadukan antara metode
al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} terbagi ke dalam tah}li>li> dan mau>d}u’> i>,39 sebab karakter dari
beberapa unsur, di antaranya yaitu; sumber, kedua metode tersebut tampak jelas
metode, pendekatan/corak, bentuk, dan diterapkan. Misalnya saja, untuk metode
teknik interpretasi. tah}li>li> yang menjelaskan kandungan ayat-
Secara definitif yang dimaksud ayat al-Qur’an dengan mengikuti urutan
dengan sumber tafsir adalah rujukan yang ayat pada setiap surah, dengan segala
digunakan mufasir dalam menafsirkan ayat- aspeknya.40 Yaitu penjelasan kebahasaan
ayat al-Qur’an. Ditinjau dari aspek sumber- dan kosa-kata, aspek asbab al-nuzu>l,
sumber penafsiran (mas}a>dir al-tafsi>r) yang muna>sabah, kandungan ayat secara umum
digunakan oleh mufasir, metodologi tafsir serta pelajaran yang dapat diambil dari ayat
dapat digolongkan ke dalam tiga macam yang ditafsirkan. Untuk metode mau>d}u’> i-
sumber penafsiran, yaitu: tafsi>r bi al-ma’s\u>r nya dapat dilihat dengan pembagian
(riwayat), tafsi>r bi al-ra’yi (logika dan penafsiran pada beberapa kelompok ayat
penalaran), dan tafsir bi al-isya>ri> (isyarat- tertentu. Yaitu dengan menentukan tema
isyarat/intuisi spiritual).38 Dalam mengkaji atau judul dari kelompok-kelompok ayat
sumber-sumber dalam al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{, yang ditafsirkan. Hal ini sesuai dengan
penulis membagi menjadi dua sumber yaitu metode yang dikemukakan oleh Syaikh
sumber primer, seperti al-Qur’an, hadis Muh}ammad H}ija>zi>,41 yang juga dikutip oleh
Nabi saw., ijtihad para sahabat dan tabi’in al-Farma>wi>,42 bahwa dalam kajian tafsir
serta bahasa Arab. Dan sumber sekunder mau>du} >’i> dapat dibagi menjadi dua bentuk,
seperti kitab-kitab tafsir, baik yang yaitu: pertama, pembahasan mengenai satu
bercorak bi al-ma’s\u>r, bi al-ra’yi>, bi al- surat secara menyeluruh dan utuh dengan
isya>ri>, maupun corak kebahasaan. Terkait menjelaskan maksudnya yang bersifat
dengan maksud tersebut, maka sumber- umum dan khusus, menjelaskan muna>sabah
sumber penafsiran yang dipakai oleh Syaikh antara ayat dalam surat tersebut sehingga
Muh}ammad H{ija>zi> yaitu memadukan surat itu tampak sebagai satu kesatuan yang
sumber riwayat dengan sumber ijtihad utuh.43 Kedua, menghimpun ayat-ayat dari
ra’yu. Artinya bahwa riwayat dari Nabi
saw. atau sahabat, bahkan tabi’in mengenai
39
Lihat Mustamin Arsyad, ‚Signifikansi
Tafsir Mara>h} Labi>d terhadap Perkembangan Studi
38
Tafsi>r bi al-ma’s\u>r atau riwayat, yaitu Tafsir di Indonesia‛, Jurnal Studi al-Qur’an I, No. 3
seorang mufasir ketika melakukan penafsirannya (2006), h. 631.
40
selalu bersandar kepada penelusuran jejak atau ‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi>
peninggalan masa lalu, mulai dari generasi al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i, h. 15.
41
sebelumnya, sampai kepada Rasulullah, seperti tafsir Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah{dah
Ibn Jari>r dan Ibn Kas\i>r. Tafsi>r bi al-ra’yi adalah al-Mau>d{u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 21.
42
mengedepankan peranan ijtihad dari pada ‘Abd al-Hayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi>
periwayatan, seperti tafsir al-Jala>lai>n, tafsir al-Ra>zi>, al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31.
43
dan tafsir al-Baid}a>wi>. Tafsi>r bi al-Isya>ri> yaitu Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah{dah
penafsiran yang disandarkan kepada arti tersirat di al-Mau>d{u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 21.; Lihat
luar dari arti zahir teks al-Qur’an. Lihat Mardan, Al- juga ‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi> al-
Qur’an: Sebuah Pengantar, h. 246-254\. Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31.
keseluruhan al-Qur’an di bawah satu tema demikian, dari analisis di atas dapat ditarik
yang sama.44 Penggunaan sistematika benang merah bahwa bentuk tafsir yang
metode tafsir seperti yang telah dikemukan mendominasi dari al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini
di atas yang merupakan bagian dari metode adalah tafsi>r bi al-ra’yi.
tah}li>li> dan mau>d}u’> i. Dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini,
Dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}, Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> menggunakan
sesungguhnya Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> interpretasi tekstual dengan menyajikan
menafsirkan seluruh ayat al-Qur’an. Artinya dalam tafsirnya yaitu penafsiran al-Qur’an
bahwa seluruh aspek ajaran Islam yang dengan al-Qur’an, hadis Nabi saw., sebagai
terkandung dalam al-Qur’an, misalnya dari penjelasan makna dari ayat-ayat al-Qur’an,
aspek teologi, ilmu pengetahuan (‘ilmi>), meski agak minim. Juga digunakan
hukum, akhlaq, hingga aspek sejarah dan interpretasi linguistik yaitu penafsiran
kisah-kisah dikaji oleh Syaikh Muh}ammad dengan menggunakan pengertian-pengertian
H}ija>zi> ketika menafsirkan ayat-ayat yang dan kaedah-kaedah bahasa.45 Misalnya
terkait dengan aspek-aspek tersebut. Meski ketika menjelaskan makna kata dalam topik
demikian luas cakupan ayat-ayat al-Qur’an, al-mufrada>tnya. Di samping itu, Syaikh
setiap mufasir tentu memiliki Muh}ammad H}ija>zi> juga menggunakan
kecenderungan tertentu sesuai minat dan interpretasi sistematis yang bermakna
latar belakang keilmuan yang dimilikinya. bahwa ayat-ayat dalam al-Qur’an ini satu
Demikian pula dengan Syaikh Muh}ammad sama lain saling berkaitan dan berhubungan
H}ija>zi>, kendatipun ia menafsirkan seluruh secara sistematis sehingga menjadi satu
ayat al-Qur’an, akan tetapi secara jelas ia kesatuan yang utuh, interpretasi ini lebih
menunjukkan kecenderungannya pada aspek dikenal dengan muna>sabat al-a>yah atau al-
atau corak adabi> ijtima>’i> dan hida>’i>. su>rah. Dalam tafsir ini, interpretasi ini
Bentuk tafsir yang dimiliki banyak dapat dijumpai. Demikian pula
tergambar pada penamaan kitab tafsir menggunakan interpretasi sosio-historis
tersebut, yaitu upaya menjelaskan yaitu yang berkenaan dengan kehidupan
kandungan ayat-ayat al-Qur’an dengan sosio-kultural masyarakat Arab ketika al-
menselaraskannya pada situasi dan kondisi Qur’an diturunkan. Dasar penggunaan
masyarakat yang dihadapi oleh penulisnya. teknik ini bahwa secara faktual, ada
Hal ini tampak pada karakteristik dan beberapa ayat-ayat al-Qur’an diturunkan
konsistensi penggunaan bahasa yang mudah berkenaan dengan peristiwa-peristiwa
dan jelas dapat difahami oleh pembacanya. tertentu.
Misalnya dengan mengemukakan makna al-
mufrada>t (kosa kata) yang dianggap sulit 3. Kontribusi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih terhadap
oleh para pembacanya, Syaikh Muh}ammad Tafsir sesudahnya
H{ija>zi>> menjelaskannya dengan baik. Kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih{
Demikian pula dalam penafsirannya, Syaikh memberikan kontribusi yang cukup besar
Muh}ammad H{ija>zi>> konsisten terhadap penulis-penulis tafsir sesudahnya.
mengemukakan hasil pemikiran dari para Hal ini dapat dilihat dalam beberapa karya
ulama mujtahid, para mufasir serta tafsir yang menjadikan Syaikh Muh{ammad
muhaddisin dan lainnya. Sehingga dengan H{ija>zi> dengan karya tafsirnya sebagai salah
44 45
‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi> M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu
al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31. Tafsir, h. 86.
satu rujukannya dengan metodologi yang hanya sebagai salah satu sumber sekunder.48
digunakannya. Tafsir ini, Tafsir al-Qur’an al-Karim
Di Mesir misalnya, kitab Nahw (Tafsere Akorang Ma’basa Ogi) adalah
Tafsi>r Mau>d}u’> i> li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m karya monumental dengan tim penyusun
karya Syaikh Muh}ammad al-Gaz\a>li>46 dapat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menjadi contoh konkrit dalam hal ini. Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh
Demikian pula secara khusus di Universitas Anregurutta H. Abd. Muin Yusuf. Hasil
al-Azhar. Al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ menjadi karya terbesar ini selesai ditulis sebanyak
rujukan penting dalam beberapa karya tafsir 11 jilid lengkap dan mencakup seluruh ayat
yang terbit untuk keperluan akademik, suci al-Qur’an 30 juz. Belakangan nama
misalnya sebagai bahan muqarrar (diktat) tafsir ini berubah setelah Anregurutta wafat
yang ditulis oleh para dosen pengajar untuk dan diterbitkan atas kerjasama Pemerintah
mata kuliah Tafsi>r Tahli>li> (Tafsir Analitik) Kabupaten Sidrap dan PP. Al-Urwatul
di Fakultas Ushuluddin. Wutsqa Kab. Sidrap dengan cover yang
Di Indonesia, Syaikh Muh{ammad baru dengan nama ثفسْي امل ني
(Tafsir al-
H{ija>zi> dengan al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ ini juga
mendapat tempat yang layak di kalangan Muin) pada penerbitan tahun 2008.
ulama di Nusantara. Di antara kitab tafsir
yang menjadikan al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ sebagai III. PENUTUP
referensi penting adalah kitab ‚Al-Qur’an A. Kesimpulan
dan Tafsirnya‛ (Edisi yang Disempurnakan) Setelah dikemukakan bahasan
karya Tim Penyempurnaan, yang dicetak mengenai studi atas metodologi yang
dan diterbitkan oleh Lembaga Percetakan digunakan dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya
al-Qur’an Departemen Agama RI., cetakan Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>, maka berdasar
ketiga, Mei, 2009. pada seluruh bahasan yang telah
Kitab tafsir lainnya adalah kitab dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan
tafsir lokal di Sulawesi Selatan yaitu kitab sebagai berikut:
tafsir al-Qur’an berbahasa Bugis karya 1. Dari latar belakang dan penamaan kitab
AGH. Abd Muin Yusuf47 yaitu Tafsir al- ini, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> mengakui
Qur’an dalam Bahasa Bugis (Tafsere adanya perbedaan penafsiran yang
Akorang Mabbasa Ogi) juga menjadikan al- dilatarbelakangi oleh perbedaan metode
Tafsi>r al-Wa>d{ih} sebagai salah satu dan tujuan mufasir dalam menulis
rujukannya, dan merupakan contoh karya-karya tafsirnya. Pada umumnya
sempurna pengaruh Syaikh Muh{ammad karya besar tersebut semisal
H{ija>zi> terhadap tafsir sesudahnya, meski eksiklopedia, yang hanya dapat
diketahui oleh orang yang menguasai
ilmu bahasa, sastra, hukum dan istilah-
46 istilah ilmiah. Sehingga kitab semisal
Syaikh Muh}ammad al-Gaz\a>li>, Nahw
Tafsi>r Mau>d}u’> i> li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m (Cet. II; al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini sangat
Kairo: Dar al-Syuruq, 1996) dibutuhkan oleh umat Islam saat ini.
47
Nama lengkapnya Anregurutta H. Abd. Karenanya kitab tafsir ini ditulis dengan
Muin Yusuf, lahir di Rappang Sidrap, 21 Mei 1920,
dan wafat pada tanggal 23 Juni 2004 di Benteng
48
Sidrap Sulawesi Selatan dalam usia 84 tahun. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi
Wahidin Ar-Raffany, AG. H. Abd. Muin Yusuf; Selatan, Tafsir al-Qur’an al-Karim (Tafsere Akorang
Ulama Kharismatik dari Sidenreng Rappang, (Cet.I; Ma’basa Ogi), Jilid XI (Ujungpandang: MUI Sulsel,
Sidrap: Lakpesdam Sidrap, 2008), h. 52. 1988), h. 2-3.
bahasa yang mudah dan jelas, dapat Azhar Kairo-Mesir, yang banyak
dipahami, sederhana dan ringkas. Dalam menukil pendapat Syaikh Muh}ammad
muqaddimah tafsir ini juga tampak H{ija>zi> mengenai tatanan masyarakat,
bahwa Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> dan tentang latar belakang turunnya
berusaha menjadikan al-Qur’an ini ayat al-Qur’an, ilmu pengetahuan dan
sebagai petunjuk bagi umat Islam secara bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan
keseluruhan. Sehingga dalam tafsirnya, pengakuan yang datang dari Mani>’ ‘Abd
ia pun berusaha agar umat ini dapat al-H{ali>m Mah}mu>d yang menilai Syaikh
memahami kitab sucinya, yaitu dengan Muh}ammad H{ija>zi>> berwawasan luas dan
mengulas penafsirannya dengan bahasa memiliki pemikiran yang dalam. Selain
yang mudah dan jelas. Mani>’, yang menjadikan al-Tafsi>r al-
2. Kajian tentang metodologi tafsir pada Wa>d}ih} sebagai bahan referensi tafsirnya,
dasarnya adalah mengkaji tentang juga Tafsir al-Qur’an Departemen
proses dan prosedur dalam melakukan Agama RI, dan pernyataan sendiri oleh
penelitian atau penulisan. Atas dasar dewan penulis Tafsir al-Munir, sebuah
itulah, metodologi tafsir al-Qur’an tafsir lokal yang berbahasa bugis yang
adalah cara menafsirkan ayat-ayat al- menjadikan metode tafsir ini sebagai
Qur’an, baik ditinjau dari aspek rujukan dalam teknis penulisan
sistematika penyusunannya, aspek tafsirnya. Kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
sumber-sumber yang digunakan, aspek menempati posisi yang sejajar dengan
pemaparan, metode, sumber-sumber, kitab-kitab tafsir yang tersohor dan
corak, teknik atau seni interpretasi, mu’tabar. Tafsir tersebut bernilai tinggi
bentuk dan kecenderungan mufasir. dan ilmiah, utamanya bagi keperluan
Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> adalah kajian al-Qur’an.
mufasir yang sangat memperhatikan
kebutuhan masa kini. Syaikh B. Implikasi Penelitian
Muh}ammad H{ija>zi> berusaha mengatasi Penelitian yang komprehensif
sebagian persoalan yang timbul di dunia mengenai metodologi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih},
Islam, dengan pendekatan teks-teks al- karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> ini
Qur’an sebagai usahanya memberikan gambaran yang utuh terhadap
menanggulangi perkembangan sistematika atau langkah-langkah Syaikh
masyarakat dan adanya penetrasi Muh}ammad H{ija>zi> dalam menafsirkan ayat-
budaya, serta kondisi sosial masyarakat ayat al-Qur’an, metode pemaparannya,
yang labil pada masanya. sumber-sumber yang digunakannya, dan
3. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> memiliki teknik-teknik interpretasi, serta
kontribusi yang besar terhadap mufasir kecenderungan Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>
yang datang setelah masanya, yang dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}.
dikenal dengan periode tafsir modern, Untuk itu, hasil penelitian yang
meski tidak secara langsung komprehensif terhadap al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
mempengaruhi mufasir modern, namun karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>>, dapat
Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>> mempunyai menempatkannya baik sosoknya,
kontribusi pada dunia Islam, khususnya metodologi tafsirnya, dan teknik-teknik
yang berkaitan dengan aspek pemikiran interpretasi, maupun pemikirannya secara
tafsir seperti kontribusinya kepada para proporsional dan profesional. Sehingga
dosen pengajar tafsir di Universitas al- dengan demikian, tafsir ini dan
---------, ‚Kata Pengantar‛ dalam Muh. Anis Malik, Komprehensif Metode Para Ahli Tafsir.
Studi Metodologi Tafsir. Cet. I; Makassar: oleh Syahdianor dan Faisal Saleh Cet. I;
Alauddin University Press, 2011. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
---------, ‚Tafsir bil Ma’sur, Karakteristik dan Mahfudz, Muhsin. Tafsir al-Qur’an Berbahasa Bugis
Kemungkinan Pengembangannya‛. Jurnal karya AGH. Abd. Muin Yusuf. Al-Fikr:
al-Zaitun Vol 1 No. 1 April 2002. Jurnal Pemikiran Islam 15, No. 1 Januari-
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir di Indonesia; Dari April 2011.
Hermeneutika hingga Ideologi. Cet. I; Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan,
Yogyakarta: LKiS, 2013. Tafsir al-Qur’an al-Karim (Tafsere Akorang
H{ija>zi>, Muh{ammad Mah{mu>d. Al-Wah}dah al- Ma’basa Ogi). Jilid I Ujungpandang: MUI
Mau>du>’i>yah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet. II; Sulsel, 1988.
al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r al-Tafsi>r li al- Al-Mara>gi>, Ah}mad Must}afa>. Tafsi>r al-Mara>gi>. Jilid
Tab’i wa al-Nasyr, 2004. VII Cet. I; Mesir: Maktabah Mustafa al-
---------, Al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}. Jilid I-III Cet. XII; al- Babi> al-Halabi>, 1946.
Zaqa>ziq Mesir: Da>r al-Tafsi>r li al-Taba’ wa Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar. Cet. I;
al-Nasyr, 2003. Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010.
---------, Al-Qasas al-Qur’a>ni> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Al-Muhtasib, ‘Abd al-Maji>d ‘Abd al-Sala>m. Ittija>ha>t
Cet. I; al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r al-Tafsi>r, al-Tafsi>r fi> al-‘Asr al-Ra>hin. Cet. III;
2003. Amma>n: Maktabah al-Nahdah al-Isla>miyah,
Al-Hu>fi>, Ah}mad Muh{ammad. Al-Zamakhsyari>. Cet. 1982.
I; Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1966. Munawwar, Said Agil Husin. Al-Qur’an;
Ibn Taimiyah, Taqi> al-Di>n. Muqaddimah fi> Us}u>l al- Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Cet.
Tafsi>r. Cet. I; Kairo, al-Markaz al-Duwali> li III; Jakarta: Ciputat Press, 2003.
al-T{iba>’ah, 2002. ---------, I’jaz al-Qur’an dan Metodologi Tafsir. Cet.
Ibra>him, Musa> Ibra>him. Buhu>s. Manhajiyah fi ‘Ulu>m I; Semarang: Dina Utama, 1994M.
al-Qur’a>n. Cet. II; Amma>n: Da>r Amma>r, Mursalim, Tafsir al-Qur’an al-Karim Karya MUI
1996. Sul-Sel. Jurnal al-Ulum 12, No. 1, Juni
Imroni, Mohamad Arja. Konstruksi Metodologi 2012.
Tafsir al-Qurthubi. Cet. I; Semarang: Mustafa> Ja’far, ‘Abd al-Gafu>r Mah{mu>d. Mada>ris wa
Walisongo Press, 2010. Mana>hij fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet.
Isma>’il, Muh}ammad Bakr. Ibn Jari>r al-T{abari> wa I; Kairo: Ja>mi’at al-Azhar, 1998.
Manhajuhu fi> al-Tafsi>r. Cet. I; Kairo: Da>r ---------, Al-Tafsi>r wa al-Mufasiru>n fi> S|aubihi al-
al-Mana>r, 1991. Jadi>d. Cet. I; Kairo: Da>r al-Sala>m, 2007.
‘Itr, Nu>r al-Di>n. ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet. I; Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam Cet. 21;
Damaskus: Matba’ah al-S}aba>h, 1993. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
---------, Manhaj al-Naqd fi> ‘Ulu>m al-H{adi>s\. Cet. III; Nirwana, Dzikri. Peta Tafsir di Mesir; Melacak
Damaskus: Dar al-Fikr, 1997. Perkembangan Tafsir al-Qur’an dari Abad
Jansen, J. J. G. The Interpretation of The Koran in Klasik Hingga Modern. Jurnal Falasifa. 1,
Modern Egypt diterjemahkan dengan judul No.1 Maret, 2010.
Diskursus Tafsir al-Qur’an Modern. oleh Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta; SIsi-sisi al-
Hairussalim, Syarif Hidayatullah Cet. I; Qur’an yang Terlupakan Cet. III; PT. Mizan
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, Pustaka, 2009.
1997. Ar-Raffany, Wahidin. AG. H. Abd. Muin Yusuf;
Al-Kha>lidi>, S}ala>h ‘Abd al-Fatta>h}. Ta’rif al-Da>risi>n bi Ulama Kharismatik dari Sidenreng
Mana>hij al-Mufasiri>n. Cet. III; Damaskus: Rappang. Cet.I; Sidrap: Lakpesdam Sidrap,
Da>r al-Qalam, 2008. 2008.
Khalid, M. Rusydi. Mengkaji Metode Para Mufasir Al-Ru>mi, Fahd ibn ‘Abd al-Rahman ibn Sulaiman>.
(Mana>hij al-Mufasiri>n). Cet. I; Makassar: Ittija>ha>t al-Tafsi>r fi> al-Qarn al-Ra>bi’ ‘Asyar.
Alauddin University Press, 2012. Jilid I-II, Cet. IV; Riya>d: Maktabah al-Rusyd,
Mah{mu>d, Mani>’ ‘Abd al-H{ali>m. Mana>hij al- 2002.
Mufasiri>n. Cet. II; Kairo: Matba’ah al- ---------, Manhaj al-Madrasah al-‘Aqliyah al-H{adisah
Madani>, 2003. fi al-Tafsir. Juz I Cet II; Riyad: t.p, 1983.
---------, Mana>hij al-Mufasiri>n diterjemahkan dengan Al-S}a>lih{, Subh{i>. Maba>his fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Cet.
judul Metodologi Tafsir; Kajian XVII; Beirut: Da>r al-‘Ilmi li al-Mala>yin,