Anda di halaman 1dari 17

204

Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

AL-TAFSI<R AL-WA<D{IH{
KARYA MUH{AMMAD MAH{MU>D H{IJA<ZI<
(Studi Metodologis)
Oleh : Akhmad Bazith
e.mail: akhmad.bazith@umi.ac.id ; bazith@yahoo.com

ABSTRAK

Naskah ini adalah resume dari sebuah disertasi yang diajukan di Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metodologi atas
kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi> sebagai salah satu karya tafsir
modern, latar belakang penulisannya, metodologi tafsirnya dan kontribusinya atas tafsir yang
terbit sesudahnya. Sebuah penelitian kepustakaan (library research), bersifat deskriptif dan
eksploratif dengan analisis yang berkaitan dan relevan dengan studi mengenai metodologi
tafsir. Menggunakan pendekatan ilmu tafsir, dengan tipologi pendekatan langsung (quranic
approach) dan tidak langsung (exegetical approach). Sumber data primernya adalah kitab al-
Tafsi>r al-Wa>d}ih{ karya Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, sedang data sekunder adalah kitab-kitab
yang terkait dengan tafsir dan ilmu tafsir, serta metodologi tafsir dan lainnya.

i’ja>z yaitu keutamaan dan kelebihan serta


I. PENDAHULUAN keunikan gaya dan kedalaman maknanya.
Semua ini bisa dapat dipelajari melalui
A. Latar Belakang Masalah kajian disiplin ilmu tafsir.1
Al-Qur’an memperkenalkan dirinya, Kegiatan menafsirkan al-Qur’an
antara lain, sebagai huda>n li al-na>s dan adalah sebuah aktifitas yang berupaya
sebagai Kitab yang diturunkan agar untuk menjelaskan dan mengungkapkan
manusia keluar dari kegelapan menuju maksud dan keterangan al-Qur’an. Kitab
terang benderang. Al-Qur’an juga suci ini menempati posisi sentral, bukan
menegaskan bahwa umat Muhammad hanya dalam perkembangan dan
adalah umat yang terbaik. Hal ini akan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi
terealisir bila seorang muslim menjadikan juga merupakan inspirator dan pemandu
al-Qur’an sebagai pijakan dasar dalam gerakan-gerakan umat Islam sepanjang
setiap dimensi kehidupannya, serta zaman.2 Berdasarkan kedudukan dan peran
mengamalkan ketentuan-ketentuan dan al-Qur’an, maka pemahaman terhadap ayat-
pesan-pesan Qur’ani> dalam kehidupan ayat al-Qur’an melalui penafsiran-
kesehariannya. Dalam menjalankan penafsirannya mempunyai peranan sangat
ritualitas pesan Qur’ani> dengan besar bagi maju mundurnya umat sekaligus
mengamalkan perintah-perintahnya, tidak
cukup hanya membaca saja, tetapi harus 1
Sami>r ‘Abdul ‘Azi>z Sali>wah, Al-Fath} al-
berfikir dan merenungi ayat-ayatnya serta Mubi>n fi> Mana>hij al-Mufassiri>n (Kairo: Da>r al-
berusaha untuk memahami kalimat- T{iba>’ah al-Muh}ammadiyah, 1994), h. 37.
2
kalimatnya dan melaksanakan ketentuan- Said Agil Husin al-Munawwar, Al-Qur’an;
ketentuan hukumnya serta mempelajari sisi Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Cet. III;
Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 61.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


205
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

penafsiran tersebut dapat mencerminkan dengan menggunakan metode yang tepat


perkembangan serta corak pemikiran dan langkah-langkah yang sistematis serta
mereka.3 didasari niat yang suci, idealnya akan
Penafsiran terhadap al-Qur’an telah mampu mendapatkan petunjuk dari al-
tumbuh dan berkembang sejak awal Qur’an, ilmu dan pengamalannya.7
pertumbuhan dan perkembangan Islam. Dalam setiap generasi selalu muncul
Penafsiran al-Qur’an termasuk kegiatan produk-produk penafsiran al-Qur’an yang
ilmiah paling tua dibanding kegiatan ilmiah mempunyai corak dan karakteristik yang
lainnya. Hal ini menjadi fakta dan realita berbeda. Kondisi sosio-kultural di mana
bahwa dengan adanya ayat-ayat tertentu mufasir tinggal dan latar belakang disiplin
yang maksud dan kandungannya tidak bisa ilmu yang ditekuninya adalah sebuah
difahami sendiri oleh para sahabat, kecuali realitas yang mempengaruhi penafsiran
harus merujuk kepada Rasulullah saw. 4 Dan mereka terhadap al-Qur’an.
aktifitas ini mempunyai dasar dan dukungan Secara umum kitab al-Tafsi>r al-
yang kuat dari al-Qur’an sendiri. Meski kata Wa>d}ih} ini telah mendapat perhatian ulama-
tafsir sendiri hanya sekali disebutkan dalam ulama tafsir. Pengenalan terhadap kitab
al-Qur’an.5 Fenomena ini merupakan tafsir dapat mengantar kepada pemahaman
indikasi bahwa istilah tafsir sebagai sebuah petunjuk al-Qur’an. Salah satu faktor yang
aktifitas untuk menyingkap maksud dan menjadi motivasi untuk mengenal, mengkaji
tujuan al-Qur’an yang pada masa awal lebih dalam dan komprehensif mengenai
Islam belum populer, tetapi fakta historis kitab tafsir ini, karena kajian dan
menyebutkan bahwa Nabi saw. adalah pembahasan dari sisi metodologinya masih
peletak dasar bagi kegiatan penafsiran al- bersifat umum, belum terperinci dan
Qur’an bagi pengikut-pengikutnya di komprehensif. Di samping itu, pilihan
kemudian hari. terhadap penelitian atas kitab al-Tafsi>r al-
Studi tentang metodologi tafsir Wa>d{ih{ ini, karena tafsirnya lengkap 30 juz
masih terbilang baru dalam khazanah al-Qur’an dan banyak beredar di dunia
intelektual umat Islam. Ia baru dijadikan Islam termasuk di Indonesia serta
sebagai objek kajian tersendiri jauh setelah banyaknya membahas hal-hal yang baru
tafsir berkembang pesat. Oleh karena itu yang relevan dengan kebutuhan umat Islam
tidaklah mengherankan jika metodologi pada masa sekarang yang ditandai dengan
tafsir tertinggal jauh dari kajian tafsir itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
sendiri.6 Untuk itu, penafsiran al-Qur’an Hal ini dapat dimaklumi karena kitab ini
mengambil corak sastra budaya
3
kemasyarakatan (adabi> ijtima>’i>) yang
M. Quraish Shihab, Membumikan al-
memang berorientasi kepada kebutuhan dan
Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
(Cet.18; Bandung: Mizan, 1998), h. 83. kemaslahatan masyarakat secara umum,
4
Muhammad Galib, M., ‚Kata Pengantar‛ sehingga dengan uraian tersebut di atas,
dalam Muh. Anis Malik, Studi Metodologi Tafsir maka fokus kajian dari penelitian disertasi
(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011), ini mengarah kepada metodologi kitab al-
h. viii.
5
QS al-Furqa>n/25: 33.
6
Said Aqil Husain al-Munawwar, Kata
Pengantar dalam ‘Ali> H}asan al-‘Aridl, Tari>kh ‘Ilm Persada, 1994), h. v.
7
al-Tafsi>r wa Mana>hij al-Mufassiri>n diterjemahkan Dudung Abdullah, ‚Penelitian Tafsir
oleh Ahmad Akrom dengan judul Sejarah dan Sebagai Penelitian Ilmiah‛ Jurnal al-Risalah Vol. 10
Metodologi Tafsir (Jakarta: PT. RajaGrafindo No. 2 Nopember 2010, h. 207.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


206
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya Syaikh Muh}ammad material,11 dan obyek formal tafsir yang
H{ija>zi>. akan dikaji.12
Metodologi tafsir adalah ilmu
tentang metode menafsirkan al-Qur’an. B. Rumusan Masalah
Sehingga dapat dibedakan antara dua Berdasarkan uraian latar belakang di
istilah; metode tafsir bermakna cara-cara atas, terlihat bahwa pembahasan ini akan
menafsirkan al-Qur’an, sedangkan menarik untuk melihat al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
metodologi tafsir adalah ilmu tentang cara dari tinjauan metodologinya. Hal ini lebih
tersebut.8 Metodologi tafsir adalah tata cara lanjut dijadikan sebagai kajian disertasi
melaksanakan penelitian dan memahami dengan permasalahan pokok: ‚bagaimana
kandungan al-Qur’an.9 Sedang menurut metodologi yang digunakan oleh Syaikh
Mardan, metodologi tafsir adalah suatu Muh}ammad H{ija>zi> dalam menulis kitab
sistem pengetahuan tentang cara tafsirnya, al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}?
menafsirkan al-Qur’an, baik dari segi Dari permasalahan pokok yang telah
makna-makna, hukum-hukum dan hikmah- ditetapkan di atas, maka yang menjadi
hikmah yang dikandungnya. Penggunaan perhatian pada kajian penelitian ini, dibatasi
istilah metodologi dimaksudkan sebagai pada tiga sub masalah berikut;
analogi dengan metodologi ilmu 1. Bagaimana latar belakang penulisan
pengetahuan lainnya, misalnya metodologi kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}.?
riset, yang dapat dipandang sejenis.10 2. Bagaimana metodologi kitab al-Tafsi>r al-
Dengan demikian dapat disimpulkan Wa>d}ih}.?
bahwa metodologi tafsir adalah cara yang 3. Bagaimana kontribusinya terhadap
telah diformulasi oleh mufasir dalam perkembangan tafsir sesudahnya?
memahami, mengist}inba>t, dan menjelaskan
makna al-Qur’an, atau sejenis kerja keras C. Biografi Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>
dan usaha yang sungguh-sungguh mufasir Beliau adalah al-‘Alla>mah al-Fa>d{il
dengan memakai sistem, teknik, konsep, al-Syaikh al-Duktu>r Muh}ammad bin
dan formulasi tertentu dalam Mah}mu>d bin Muh}ammad bin Yu>suf bin
mengeksplorasi kandungan ayat-ayat al- Muh}ammad H}ija>zi> bin Muh}ammad Hindi
Qur’an. Dengan kata lain, bahwa al-Sya>fi’i>, diberi gelar Muh}ammad al-Z|aki>.
metodologi tafsir dapat dikatakan sebagai Nasab beliau berujung kepada qabilah
langkah-langkah ilmiah dalam Hiza>m, yaitu salah satu cabang dari (suku)
mengeksplorasi kandungan al-Qur’an, qabi>lah al-Qah}ta>niyah di H{ija>z (Makkah,
berdasar pada kaidah-kaidah tafsir, syariah,
bahasa Arab, dan disiplin ilmu pengetahuan
lainnya yang relevan dengan objek 11
Obyek material tafsir adalah bahwa
sasaran tafsir Rasulullah tidaklah terbatas pada
kosakata (mufrada>t Qur’a>ni>), tetapi juga klausa
8
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran (jumlah mufi>dah Qur’a>ni>) dan frasa (Syibh
al-Qur’an, h. 2.; Lihat Nashruddin Baidan, Metode al-jumlah Qur’a>ni>) yang merupakan bagian dari
Penafsiran al-Qur’an; Kajian Kritis terhadap Ayat- sebuah ayat. Lihat Abd. Muin Salim, Metodologi
ayat yang Beredaksi Mirip, h. 55. Tafsir, h. 18.
9 12
Lihat Abd. Muin Salim, Mardan, Achmad Obyek formal adalah kajian mencakup
Abubakar, Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i, h. mengenai keagamaan (kepercayaan, hukum dan
6. akhlak), kemasyarakatan, futurologi, kefilsafatan,
10
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar, h. pengetahuan alam seperti falak dan pengobatan.
286. Lihat Abd. Muin Salim, Metodologi Tafsir, h. 22-23.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


207
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

Arab Saudi sekarang).13 Tampak di sini Negeri Sudan menolak untuk mengangkut
bahwa sebutan (nisbah) H{ija>zi> dikaitkan jenazahnya pulang ke negaranya, namun
dengan nama suku/marga atau keluarga, dengan usaha yang intensif dari
seperti halnya al-Ha>syimi> yang dikaitkan Kementerian Pendidikan Sudan dan setelah
dengan keturunan Ha>syim. Sementara nama melakukan kontak dengan Kedutaan Mesir
yang masyhur yang digunakan dalam setiap di Sudan hingga melalui beberapa prosedur
sampul buku karya-karyanya adalah Duktu>r administrasi, akhirnya jenazah beliau dapat
Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>. diterbangkan dan dipulangkan ke negeri
Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> lahir di Mesir. Sementara di Airport Sudan,
lingkungan keluarga petani di desa keluarga, kerabat serta murid-murid dan
Syahbarah Minqala> wilayah Diyarbi Najm masyarakat Sudan melepas kepergian
kota al-Zaqa>ziq bagian barat, Provinsi al- beliau. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> kemudian
Syarqiyah Republik Arab Mesir pada dimakamkan di kota al-Zaqa>ziq, tanah
tanggal 15 Mei 1914M./1335H.14 kelahirannya.16 Dari keterangan ini, dapat
Ayah Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> dinyatakan bahwa Syaikh Muh}ammad
bernama al-H{a>jj Mah}mu>d Yu>suf H}ija>zi>, H{ija>zi> berusia kurang lebih 58 tahun
ibunya bernama al-H{a>jjah Ummu menurut kalender masehi, atau kurang lebih
Muh{ammad binti Muh}ammad H}asan. 59 menurut hitungan kalender hijriyah.
Dalam penuturan D}iya>’ al-Di>n H{ija>zi>, Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> kecil
mengenai perawakan ayahnya Syaikh tumbuh berkembang dalam pengawasan dan
Muh{ammad H{ija>zi>, tingginya rata-rata dididik langsung oleh kedua orang tuanya
seperti kebanyakan orang Mesir, bentuk yang juga merupakan tokoh masyarakat di
badannya tidak kurus dan tidak juga terlalu kota al-Zaqa>ziq. Ia dikenal memiliki
gemuk, warna kulitnya agak kehitaman dan karakter yang mulia, baik di kalangan
tampak gagah, ia memiliki janggut yang keluarga, sahabat, murid-murid bahkan
tipis dan agak dipendekkan.15 guru-gurunya mengakuinya sebagai pribadi
Di akhir perjalanan akademik dan yang saleh, dan memiliki jiwa yang tawad{u’
pengabdiannya, Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> (rendah hati).17 Hal ini diakui di antaranya
wafat pada 17 April 1972M/1392H. di oleh guru besarnya Syaikh Ah{mad al-
Khourtu>m Republik Sudan. Menurut Sayyi>d al-Ku>mi>, saat ia menjadi musyrif
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi>, pada (promotor) dalam disertasi tingkat
awalnya pesawat dan otoritas Bandar Udara Doktoralnya di Universitas al-Azhar Kairo
Mesir.18 Demikian pula kesaksian Mani>’
‘Abd al-H{ali>m Mah{mu>d (w.2009), baik
13
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>,
16
Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60
14
Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>,
al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al- Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014.; Lihat
Mau>du>’i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 6.; Mani>’ juga Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh al-
‘Abd al-Hali>m Mah{mu>d, Mana>hij al-Mufasiri>n (Cet. Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
II; Kairo: Maktabah al-I>ma>n, 2003), h. 299.; Al- Mau>d{u’> i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 10.
17
Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-Mufasiru>n Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
Haya>tuhum wa Manhajuhum (Teheran: Mu’assasah al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
al-Tiba>’ah wa al-Nasyr, 1415H), h. 741. Mau>du>’i> (Ja>mi’ah al-Sya>riqah, 2010M), h. 6.
15 18
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Mau>d{u’> i> , h. 6

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


208
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

sebagai sahabat dan murid Syaikh menjadi salah satu argumen atas penulisan
Muh}ammad H{ija>zi>. Menginjak masa usia ‚Kulliyah Us}uluddin‛ yang selalu melekat
sekolah, Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> telah di bawah nama mufasir Syaikh Muh}ammad
menghafal al-Qur’an di kampungnya H}ija>zi> di setiap jilid penerbitan pada cover
Syahbarah Minqala> pada usia 12 tahun. sampul depan tafsir ini.
Belajar ilmu bahasa Arab dan pendidikan Setelah itu, Syaikh Muh{ammad
Islam di Ma’had al-Zaqa>ziq al-Di>ni> al- H{ija>zi> menyelesaikan program doktornya
Azhari>, ia termasuk murid yang cerdas dan dan mendapatkan gelar Doktor dengan nilai
teladan di sekolahnya.19 Kemudian Mumta>z ma’a Martabah al-Syaraf al-Ula>
melanjutkan pendidikannya di Ma’had (cumlaude) pada fakultas yang sama pada
Dasu>q al-Di>ni> di Provinsi al-Garbiyah. 15 April 1968M., dengan disertasi yang
Setelah itu menyelesaikan pendidikan berjudul; ‫الوحدة املوضوعية ىف القرآٓن الكرمي‬
menengahnya di Ma’had T{ant}a> al-Di>ni> al-
Azhari> di kota T}ant}a, ibukota Provinsi al- ‚Kesatuan Tematik dalam al-Qur’an‛.23
Garbiyah pada tahun 1935M. Kemudian ia Dalam ujian promosi (munaqasyah)
melanjutkan pendidikan tingginya di doktoralnya, tim penguji (lajnah al-
Kulliyah al-Lugah al-‘Arabiyah (Fakultas muna>qasyah) adalah Prof. al-Syaikh Ah{mad
Bahasa Arab) Universitas al-Azhar dan al-Sayyi>d al-Ku>mi> sebagai Promotor.
mendapat gelar Licence (LC) pada tahun Dewan penguji adalah al-Syaikh
1939M., serta mendapatkan ijazah izin Muh{ammad Abu> Zahrah sebagai Ketua, dan
mengajar (Ija>zah al-Tadri>s) pada tahun Prof. al-Syaikh Muhammad ‘Ali> Abu> al-Ru>s
1941M.20 sebagai Anggota.24
Beberapa lama kemudian, Syaikh Dari keterangan ini dapat dilihat
Muh{ammad H{ija>zi> melanjutkan bagaimana kesungguhan Syaikh
pendidikannya dan mencapai gelar Muh}ammad H{ija>zi> dalam menjalani proses
Magisternya pada tahun 1966M dari Dirasat pendidikannya secara formal hingga
al-‘Ulya (Pascasarjana) Jurusan Tafsir dan mencapai gelar pendidikan yang tertinggi,
‘Ulu>m al-Qur’a>n, Fakultas Ushuluddin dan ia mampu menulis sebuah karya tafsir
Universitas al-Azhar Kairo.21 Di sela-sela serta menjadi seorang mufasir.
penganugerahan gelar Magisternya, Sebagai seorang akademisi tulen, ia
pimpinan dan senat civitas akademik hanya mewakafkan dirinya terjun di bidang
Fakultas Ushuluddin memberikan akademik. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> tidak
keputusan pengakuan atas karya tafsirnya, pernah aktif dalam bidang politik atau
al-Tafsi>r al-Wa>d}ih{.22 Sehingga inilah yang masuk dalam perkumpulan yang berafiliasi
pada sebuah kelompok organisasi semisal
Ikhwa>n al-Muslimi>n,25 yang pada masanya
19
Al-Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum , h. 741.
20
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al- Wawancara, al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014.
23
Wa>d}ih, Jilid III, h. 884. Pada terbitan tahun 1960 Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
tafsir ini terdapat lampiran pada halaman belakang Wa>d}ih, Jilid III, h. 884.; Lihat juga Muh{ammad
biografi singkat tentang Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>.; Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah}dah al-Mau>du>’i>yah fi> al-
Lihat juga Al-Sayyi>d Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al- Qur’a>n al-Kari>m (Cet. II; al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum, h. 741-742. al-Tafsi>r li al-Tab’i wa al-Nasyr, 2004), h. 3.
21 24
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al- Ah}mad ‘Abba>s al-Badwi>, Juhu>d al-Syaikh
Wa>d}ih, Jilid III, h. 884. al-Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-Tafsi>r al-
22
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 Mau>d{u’> i>, h. 6-7.
25
tahun), anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, Ikhwan> al-Muslimi>n adalah organisasi

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


209
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

kelompok ini mulai berkembang, meski ada jilid. Secara keseluruhan, Syaikh
beberapa koleganya di Universitas al-Azhar Muh}ammad H}ija>zi> telah menafsirkan al-
yang bergabung dengan organisasi ini.26 Qur’an dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} sebanyak
Terkait dengan karya-karya ilmiah 30 juz dalam 114 surah yang terbagi ke
Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>, sejauh dalam 3 jilid dengan jumlah halaman 2744
penelusuran penulis karyanya hanya dapat halaman.
dihitung jari. Di antaranya adalah sebagai 2. Sistematika Penulisan al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
berikut; Secara umum, ada tiga jenis
1. Al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{, tafsir ini terdiri dari sistematika dalam penulisan kitab tafsir.
tiga jilid. Kitab ini merupakan Pertama, sistematika mush}afi> yaitu
masterpiece Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> penulisan kitab tafsir dengan berpedoman
dan menjadi sumber primer dalam pada urutan susunan surat-surat dan ayat-
disertasi ini. Data-data menyebutkan ayat sebagaimana tertera dalam mushaf
bahwa al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} merupakan dimulai dari QS al-Fa>tih}ah/1, QS al-
karya Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>> yang Baqarah/2, QS A>li Imra>n/3 dan seterusnya
ditulis pada rentang waktu tahun 1951- hingga QS al-Na>s/114.
1955M. Kedua, sistematika nuzu>li>, yaitu penulisan
2. Al-Wah{dah al-Mau>d{u’> i>yah fi> al-Qur’a>n kitab tafsir dengan berpedoman pada
al-Kari>m. Kitab ini berawal dari disertasi kronologi turunnya ayat-ayat al-Qur’an.
yang kemudian dibukukan dengan judul Tafsir yang menggunakan sistematika
yang sama. seperti ini adalah kitab tafsir Baya>n al-
3. Al-Ah{ad> is al-Mukhta>rah fi> al-Sahihai>n, Ma’a>ni> karya ‘Abd al-Qa>dir Malahu>s yang
4. Al-Qas}as} al-Qur’a>ni> fi> al-Qur’a>n al- ditulis pada tahun 1355H.,27 dan al-Tafsi>r
Kari>m. al-H{adi>s karya Muh{ammad ‘Izzat Darwazah
yang ditulis pada tahun 1380H.,28 demikian
D. Profil Al-Tafsi>r Al-Wa>d}ih} pula karya M. Quraish Shihab dengan judul
1. Identifikasi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ‚Tafsir al-Qur’an al-Karim; Tafsir atas
Guna mendapatkan pemahaman Surah-surah Pendek Berdasarkan Urutan
yang utuh dan menyeluruh atas karya Turunnya Wahyu.‛29
Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>, urgen dan sangat Ketiga, sistematika mau>d{u>’i> yaitu
signifikan adalah mengetahui seluruh isi menafsirkan al-Qur’an berdasarkan topik-
kitab dengan memahami berbagai isu yang topik tertentu dengan cara mengumpulkan
dikandungnya. Kitab yang menjadi ayat-ayat yang relevan dengan topik
pegangan dalam penelitian ini adalah kitab tertentu kemudian ditafsirkan.30
al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ yang diterbitkan di
Provinsi al-Zaqa>ziq oleh Penerbit Da>r al-
Tafsi>r tahun 2003M yang terdiri dari tiga 27
Al-Sayyid Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum (Teheran:
Muassasah al-Tiba>’ah wa al-Nasyr, 1415H), h. 738.
28
pergerakan yang didirikan oleh Ima>m H{asan al- Al-Sayyid Muh{ammad Ali> Iya>zi>, Al-
Banna> pada bulan Maret 1928 di Prov. Isma>’iliyah. Mufasiru>n Haya>tuhum wa Manhajuhum, h. 738.
29
Departemen Agama RI., Ensiklopedi Islam di M. Quraish Shihab, Tafsir al-Qur’an al-
Indonesia, Jilid III (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993), Karim; Tafsir atas Surah-surah Pendek Berdasarkan
h. 441. Urutan Turunnya Wahyu, h. 1.
26 30
Muh{ammad D{iya>’ al-Di>n H{ija>zi> (60 tahun), Mohamad Arja Imroni, Konstruksi
anak ketiga Syaikh Muh}ammad H}ija>zi>, Wawancara, Metodologi Tafsir al-Qurthubi (Cet. I; Semarang:
al-Zaqa>ziq Mesir, 01 Juli 2014. Walisongo Press, 2010), h. 108.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


210
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

Dalam sistematika penyajian atau kelompok ayat yang berkaitan dengan


penulisan tafsir di atas, secara teknis sebuah masalah atau tema-tema tertentu pada
karya tafsir bisa saja disajikan dalam ayat yang akan ditafsirkan. Misalnya,
sistematika yang beragam. Dalam al-Tafsi>r pada QS al-Baqarah/2: 3-5 Syaikh
al-Wa>d{ih{ ini, tampaknya menggunakan dua Muh{ammad H{ija>zi> memberi topik/judul
kategori penyajian yaitu; pertama, tema yaitu ‚al-Muttaqu>n wa Jaza>’uhum‛
sistematika penyajian yang runtut yaitu (Orang-orang yang Bertaqwa dan
model sistematika penyajian tafsir yang Ganjarannya).31
rangkaian penyajiaannya mengacu kepada b. Menafsirkan ayat demi ayat tersebut
surah dalam mushaf al-Qur’an, yang sesuai dengan urutan dalam mushaf
biasanya disebut dengan istilah tafsir tahli>li>. dengan cara mengelompokkan beberapa
Yang kedua, sistematika penyajian tematik ayat, terkadang 2 atu 3 ayat hingga ada
yaitu suatu bentuk rangkaian penulisan yang 10 ayat atau lebih dalam satu tahap
karya tafsir yang struktur paparannya pembahasan, kemudian dirinci
diacukan pada tema tertentu atau pada ayat, pembahasannya ayat demi ayat.
surah dan juz tertentu. c. Menerangkan muna>sabah al-ayat wa al-
Bila dilihat dari keterangan su>rah atau hubungan surah yang akan
sistematika ini, maka kitab al-Tafsi>r al- ditafsirkan dengan surah yang
Wa>d{ih{ termasuk dalam kategori sistematika sebelumnya atau hubungan ayat dengan
mush}afi>. Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> ayat yang akan ditafsirkan. Sebelum
memulai tafsirnya dari QS al-Fa>tih{ah/1, QS masuk kepada penafsiran ayat, dalam
al-Baqarah/2 dan seterusnya hingga QS al- tafsir ini, diterangkan pula kesesuaian
Na>s/114 sesuai dengan urutan surat dan atau hubungan ayat-ayat sebelumnya
ayat yang ada dalam mushaf al-Qur’an. dengan ayat yang akan ditafsirkan.
Dari hasil bacaan penulis, Syaikh d. Selanjutnya dikemukakan arti al-
Muh{ammad H{ija>zi> menafsirkan sebanyak mufrada>t (kosa kata) yang dianggap sulit,
6167 ayat al-Qur’an dalam 30 juz. Dalam misalnya ketika menafsirkan QS al-
kitab tafsir ini, sebagaimana telah A’ra>f/7: 57-58 dengan judul topik ‚Min
dikemukakan sebelumnya, terdiri dari tiga Adillat al-Ba’s\i‛ (Di antara tanda-tanda
jilid. Masing-masing setiap jilidnya kebangkitan);
ditafsirkan sebanyak sepuluh juz. Pada jilid Dalam al-mufrada>t ini, misalnya
pertama, ditafsirkan sebanyak 9 surah dan dijelaskan kata al-riya>h} adalah bentuk
1235 ayat, pada jilid kedua sebanyak 20 plural dari kata ri>h}, yang berarti angin.
surah dan 2105 ayat, dan pada jilid ketiga Kata ini dikenal di kalangan bangsa
ditafsirkan sebanyak 85 surah dan 2827 Arab, bila ia berbentuk jamak maka
ayat. berarti kebaikan, sedang bila ia
Tata letak (layout) tafsirnya, ayat- berbentuk tunggal maka berarti
ayatnya ditulis dengan dikelompokkan keburukan.
sesuai dengan tema-tema yang dibicarakan e. Mengemukakan asba>b al-nuzu>l, bila ada,
dalam ayat tersebut. Dan ketika memasuki juga, dan juga terkadang memaparkan
penafsiran ayat-ayat dalam al-Qur’an, kisah-kisah para nabi atau peristiwa-
Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> menempuh peristiwa yang besar dalam sejarah Islam,
langkah-langkah sebagai berikut;
a. Memberi topik atau judul tema setiap
31
ayat atau dua ayat atau beberapa Muh}ammad Mah}mu>d H{ija>zi>, Al-Tafsi>r al-
Wa>d}ih{, Jilid I, h. 14.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


211
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

bila ayat yang ditafsirkan terkait dengan karya ulama dalam berbagai disiplin ilmu
kisah yang dimaksud. Misalnya dalam keislaman khususnya kitab-kitab tafsir yang
QS al-A’raf/7: 180 diriwayatkan bahwa telah ditulis oleh para ulama tafsir
ketika sebagian kaum muslimin berdoa sebelumnya.
menyebut nama ‚Allah‛ dalam shalatnya Adapun kitab-kitab yang menjadi
dan menyebut pula nama ‚al-Rahman‛. rujukan langsung oleh Syaikh Muh{ammad
Maka kaum Musyrikin berkata; H{ija>zi> dapat diklasifikasikan dalam dua
Muhammad dan sahabat-sahabatnya kategori;
mengaku bahwa mereka hanya Pertama, sumber berupa kitab tafsir, antara
menyembah Tuhan yang Esa, lalu lain; Tafsi>r al-T{abari> yaitu Ja>mi’ al-Baya>n
mengapa mereka menyebut nama Tuhan fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, Tafsi>r Ibn Kas\ir, Tafsir
lainnya? Maka turunlah ayat ini.32 al-Qur’an al-Az}im, Tafsi>r al-Qurtubi> al-
f. Kemudian terakhir adalah penjelasan Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n, Tafsir al-
atau penafsiran ayat-ayat tersebut Kasysya>f ‘an Haqa>’iq Gawa>mid al-Tanzi>l
dengan memberi sub kajian al-Ma’na>, wa ‘Uyu>n al-Aqa>wil fi> Wuju>h al-Ta’wi>l
yaitu menjelaskan kandungan surat atau karya al-Zamakhsyari>, Tafsir al-Ra>zi> al-
ayat yang akan ditafsirkan secara Tafsi>r al-Kabi>r wa Mafa>ti>h al-Gaib, Tafsir
menyeluruh dengan merujuk kepada al-Alu>si> Ru>h al-Ma’a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n
makna yang terkandung dalam al-Qur’an al-‘Az}i>m wa al-Sab’u al-Mas\a>ni>, Tafsir Abi>
dan hadis. Sebagai contoh, dalam hal ini al-Su’u>d Irsya>d al-‘Aql al-Sali>m ila Maza>ya>
peneliti menukilkannya secara utuh. al-Qur’a>n al-Kari>m, Fath} al-Qadi>r karya al-
Misalnya, di akhir QS al-A’ra>f/7: 204- Syau>ka>ni>, Tafsir al-Manar karya Syaikh
206. Muh{ammad ‘Abduh dan Syaikh
g. Pada bagian akhir setiap juz dicantumkan Muh}ammad Rasyi>d Rid}a.
daftar isi. Pencantuman daftar isi ini Kedua, sumber berupa kitab-kitab hadis
untuk mempermudah para pembaca seperti S}ah}ih{ al-Bukha>ri>, S}ah}ih} Muslim,
dalam mencari setiap pembahasan Sunan Abi> Da>ud, Sunan Ibn Ma>jah, Musnad
kandungan ayat atau surat dari tafsir ini. Ima>m Ah}mad, Sunan al-Tirmizi>, al-Sunan
Tentunya –khususnya- ditujukan kepada al-Kubra> li al-Ima>m al-Bai>haqi>. Demikian
pembaca yang memiliki kemampuan pula ia menukil kitab-kitab sejarah,
bahasa Arab yang memadai. misalnya Qas}as} al-Anbiya>’ karya
3. Sumber-Sumber Referensi al-Tafsi>r al- Muh}ammad Tayyi>b al-Najja>r, juga
Wa>d{ih{ terkadang menukil dari kitab Injil (Alkitab)
Dalam menulis tafsirnya ini, Syaikh bila penjelasannya terkait dengan kisah
Muh{ammad H{ija>zi> tidak menyebut sumber- Nabi Isa as. dan agama Nasrani.
sumber rujukannya dalam kitab tafsirnya Beberapa sumber kitab tafsir dan
dalam bentuk daftar pustaka, sebagaimana hadis tersebut menunjukkan keluasan
lazimnya kitab-kitab tafsir modern lainnya, wawasan Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>.
semisal Tafsi>r al-Mara>gi>.33 Meski demikian, Dengan memberikan penjelasan yang luas
dalam menulis tafsirnya, Syaikh dengan diikuti asbab al-nuzu>l, juga
Muh{ammad H{ija>zi> juga merujuk kepada menjelaskan tafsir ayat dengan ayat lain dan
bahkan penjelasan para ulama terdahulu
32
Muh}ammad Mah}mu>d H{ija>zi>, Al-Tafsi>r al- yang dianggapnya baik atau sahih. Hal ini
Wa>d}ih{, Jilid I, h. 788. memperkuat argumen bahwa pengutipan
33
Lihat Ah}mad Must{afa> al-Mara>gi>, Tafsi>r Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> terhadap tafsir-
al-Mara>gi>, Juz I, h. 20.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


212
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

tafsir tersebut dalam berbagai rujukannya


adalah dalam rangka mengkritisi dan
ِ ِ ‫ل َ َق ْد بَدَ ْآ ُت ِىف ِاخ َْراجِ ِك َت ِاب الْتَّ ْف ِس ْ ِْي الْ َو‬
‫اِض‬
memperbandingkan satu dengan yang ‫ َوا ْنَتَ َ ْي ُت ِمنْ ُو‬،‫م‬1951 ‫لِلْ ُقرآ ٓ ِن ْال َك ِر ْ ِمي عَا ٌم‬
lainnya untuk kemudian ia menentukan
pendapatnya sendiri.
‫ َواحل َ ْمدُ ِهلل قَ ْد َط َب َع ِعدَّ َة‬،‫م‬1955 ‫عَا ٌم‬
‫ك َم ََك ٍتن‬ ‫ َوا ْاْس َت ْق َ َ ُ ْا ُ ْ ِل‬،‫ات‬
ّ ِ ُ ‫س ُم ْو َن ِ ْىف‬ ‫َط ْب َ ٍت‬
II. PEMBAHASAN
A. METODOLOGI AL-TAFSI>R AL- ‫ ُم َت َجا ِو ِز ْي َن َ ََّعا ِف ْي ِو ِم ْن ِز َّ َِّل‬،‫ب َِص ْد ِر َر ْح ٍتب‬
WA<D{IH{
1. Latar Belakang Penulisan Kitab al-Tafsi>r
.‫َأآ ْو َى ْف َو ِة َا ِط ٍتر‬
35

al-Wa>d{ih{ Sejak tahun 1951, saya telah memulai untuk


Nama kitab tafsir ini adalah al- menulis kitab al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ li al-
Tafsi>r al-Wa>d{ih{, sebagaimana tertulis pada Qur’a>n al-Kari>m, dan selesai pada tahun
sampulnya. Penyebutan nama kitab yang 1955, yang al-hamdulillah telah berulang
singkat ini, tampak tidak lazim dikenal kali dicetak dan mendapatkan sambutan
seperti dalam penyebutan kitab-kitab tafsir hangat dari kaum muslimin dengan dada
lainnya yaitu dengan menisbatkan nama terbuka dengan melewatkan kekeliruan
suatu kitab tafsir dengan pengarangnya. kecil atau kesalahan yang tak disengaja.
Dalam kitab al-Wah{dah al- Dalam muqaddimah tafsirnya,
Mau>d}u’> i>yah fi al-Qur’a>n al-Kari>m, oleh Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> juga menjelaskan
Syaikh Muh{ammad H}ija>zi> nama al-Tafsi>r salah satu tujuan menulis kitab al-Tafsi>r al-
al-Wa>d{ih{ secara lengkap disebut sebagai al- Wa>d{ih} ini karena hanya mengharapkan
Tafsi>r al-Wa>d}ih} li al-Qur’a>n al-Kari>m.34 pertolongan dan kerid}aan dari Allah swt.
Namun nama yang melekat dan populer Hal ini, sebagaimana dinyatakan oleh
pada cetakan kitab tafsir ini hanya al-Tafsi>r Syaikh Muh{ammad H{ija>zi;
al-Wa>d{ih}, tanpa kata li al-Qur’a>n al-Kari>m, ‫ َوالْ َ ْو ُن ِم َن ْا ّ ِّلل‬- ‫َوىَا َ َْن ُن ْال ٓ َن قَ ْد َع َّز ْمنَا‬
sebagaimana yang tampak pada bagian
sampul depan tafsir ini. ‫ عَ َ َْل ال ِكتَاب َ ِة ِِف ْالتَّ ْف ِس ْ ِْي عَ ََل َأآ ْن‬- ‫َو ْحدَ ُه‬
Dalam penelusuran penulis, kitab al- ،‫ُ ُْي ِر َج ْاجل ُْز ُء ْا َأل َّو ُل ُ َُّث ْا َّ َِّل ْي ي َ ِل ْي ِو َو َى َك َذا‬
Tafsi>r al-Wa>d}ih ini ditulis selama kurang
lebih empat tahun mulai tahun 1951 sampai ‫فَا ْن ََك َن ِ ِْف ْال ُ ْم ِر ب َ ِقيَّ ٌة َو ِم َن ْا ّ ِّلل ثَأْيِّي ٌد َ ََّت‬
dengan tahun 1955 yaitu penafsiran juz
pertama dan kedua yang selesai pada bulan .‫ىِ ََذا ْال َ َم ُ ْا َّ َِّل ْي ه َ ْق ُصدُ ِب ِو َو ْ َو ْا ّّلل‬
36 ِ

Zulqaidah 1370H/Agustus 1951M hingga Artinya:


juz ketigapuluh selesai pada tanggal 2 Saat ini kami telah berketetapan –kami
Zulqaidah 1374H/22 Juni 1955M. Sejak hanya mengharapkan pertolongan dari Allah
tahun 1955, tafsir ini pun sudah berulang swt.- untuk menulis tafsir yang dimulai dari
kali naik cetak dan diterbitkan. Dalam juz pertama dan juz-juz berikutnya. Bila ada
kitabnya al-Wah{dah al-Mau>d{u’> i>yah fi> al- umur panjang dan pertolongan dari Allah
Qur’a>n al-Kari>m, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> swt., maka usaha ini akan selesai dengan
menulis;

35
Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi>, Al-Wah}dah
al-Mau>d}u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 25.
34 36
Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah}dah Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
al-Mau>d}u’> i>yah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 25. Wa>d}ih, Jilid I, h. 6.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


213
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

baik dan sempurna dan kami hanya buah fikiran mereka. Maha suci Allah
mengharapkan rid{a> dari Allah swt.
37
dengan segala kesempurnaan-Nya.
Dalam muqaddimah al-Tafsi>r al-
Wa>d{ih{ pula, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> Dari keterangan di atas dapat
menjelaskan tentang latar belakang dinyatakan, bahwa Syaikh Muh{ammad
penamaan dari penyusunan kitab ini. Bahwa H{ija>zi> mengakui adanya perbedaan
para ulama klasik dan modern tergugah penafsiran yang dilatarbelakangi oleh
karena adanya penemuan kandungan isi al- perbedaan metode dan tujuan mufasir dalam
Qur’an dari berbagai makna dan rahasia menulis karya tafsirnya. Pada umumnya
yang hampir sampai pada tahap sempurna, karya besar tersebut semisal eksiklopedia,
yang masing-masing menempuh cara yang yang hanya dapat diketahui oleh orang yang
berbeda dengan yang lain. Di antaranya menguasai ilmu bahasa, sastra, hukum dan
adalah kajian aspek kebala>gahan hingga istilah-istilah ilmiah. Sehingga kitab
penjelasan rinci tentang hukum syar’i, semisal al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini sangat
keindahan bahasa, kajian qira’at dan dibutuhkan oleh umat Islam saat ini.
keragamannya, serta kajian lain yang tidak Karenanya kitab tafsir ini ditulis dengan
terbatas. Di antara ulama tafsir ada yang bahasa yang mudah dan jelas, dapat
berpanjang lebar hingga dalam kajian dipahami, sederhana dan ringkas.
tafsirnya lebih menyerupai referensi dan Selanjutnya, Syaikh Muh{ammad
ensiklopedia, seperti karya Ima>m al-Fakhr H{ija>zi> menyatakan bahwa al-Qur’an al-
al-Ra>zi>, al-Syiha>b, al-Alu>si>, al-T{abari> dan Karim adalah petunjuk dan cahaya. Dan
al-Qurtubi>. Hasil karya mereka ini tidak saat ini orang tidak mampu lagi berpanjang-
banyak membantu orang yang ingin panjang (bertele-tele) yang tidak memiliki
mengetahui apa yang dikehendaki, bila kaitannya dengan asal dasar tujuan tafsir.
tidak memiliki ilmu yang memadai seperti Yang penting adalah bagaimana al-Qur’an
ilmu bahasa, sastra, hukum dan istilah- ini dapat difahami oleh sebanyak mungkin
istilah ilmiah. Di antara ulama, ada pula kaum muslimin.
yang menggunakan metode yang singkat Dalam muqaddimah tafsir ini Syaikh
dan ringkas, sehingga penafsiran mereka Muh{ammad H{ija>zi> berusaha menjadikan al-
hanya sekilas, sehingga terkadang mereka Qur’an ini sebagai petunjuk bagi umat
meninggalkan pembahasan mengenai Islam secara keseluruhan. Sehingga dalam
hubungan ayat dan munasabahnya, dan hal- tafsirnya, ia pun berusaha agar umat ini
hal lain yang sangat penting, misalnya tafsir dapat memahami kitab sucinya, yaitu
karya Syaikh Jala>luddin al-Suyu>ti> dan dengan mengulas penafsirannya dengan
Syaikh Jala>luddin al-Mahalli> yaitu Tafsir al- bahasa yang mudah dan jelas.
Jala>lain. Demikian pula ahli tafsir yang Untuk mencapai tujuan penulisan
sejalan dengannya. Mereka semua ini - tafsir ini, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi>
semoga Allah swt. merid{ainya- paling tidak memaparkan dalam kitab al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{
kami menyatakan bahwa Allah swt. telah dengan metode yang sistematis, tidak
memberikan rahmat-Nya sehingga mudah berpanjang lebar dalam mengulas suatu
untuk memahami firman-Nya, sedang topik dan menggunakan bahasa yang jelas
tujuan yang ingin dicapai adalah untuk dan mudah difahami. Sehingga al-Qur’an
memahami dan mengkaji penafsiran dan
37
Muh}ammad Mah}mud Hija>zi>, Al-Tafsi>r al-
Wa>d}ih{, Jilid I, h. 5.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


214
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

tetap menjadi cahaya dan petunjuk bagi ayat al-Qur’an, ijtihadnya, dan ijtihad
umat ini. ulama lainnya dapat digunakan secara
bersama.
2. Metode Tafsir Yang Digunakan Metode yang digunakan adalah
Kerangka aspek metodologi dalam metode yang memadukan antara metode
al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} terbagi ke dalam tah}li>li> dan mau>d}u’> i>,39 sebab karakter dari
beberapa unsur, di antaranya yaitu; sumber, kedua metode tersebut tampak jelas
metode, pendekatan/corak, bentuk, dan diterapkan. Misalnya saja, untuk metode
teknik interpretasi. tah}li>li> yang menjelaskan kandungan ayat-
Secara definitif yang dimaksud ayat al-Qur’an dengan mengikuti urutan
dengan sumber tafsir adalah rujukan yang ayat pada setiap surah, dengan segala
digunakan mufasir dalam menafsirkan ayat- aspeknya.40 Yaitu penjelasan kebahasaan
ayat al-Qur’an. Ditinjau dari aspek sumber- dan kosa-kata, aspek asbab al-nuzu>l,
sumber penafsiran (mas}a>dir al-tafsi>r) yang muna>sabah, kandungan ayat secara umum
digunakan oleh mufasir, metodologi tafsir serta pelajaran yang dapat diambil dari ayat
dapat digolongkan ke dalam tiga macam yang ditafsirkan. Untuk metode mau>d}u’> i-
sumber penafsiran, yaitu: tafsi>r bi al-ma’s\u>r nya dapat dilihat dengan pembagian
(riwayat), tafsi>r bi al-ra’yi (logika dan penafsiran pada beberapa kelompok ayat
penalaran), dan tafsir bi al-isya>ri> (isyarat- tertentu. Yaitu dengan menentukan tema
isyarat/intuisi spiritual).38 Dalam mengkaji atau judul dari kelompok-kelompok ayat
sumber-sumber dalam al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{, yang ditafsirkan. Hal ini sesuai dengan
penulis membagi menjadi dua sumber yaitu metode yang dikemukakan oleh Syaikh
sumber primer, seperti al-Qur’an, hadis Muh}ammad H}ija>zi>,41 yang juga dikutip oleh
Nabi saw., ijtihad para sahabat dan tabi’in al-Farma>wi>,42 bahwa dalam kajian tafsir
serta bahasa Arab. Dan sumber sekunder mau>du} >’i> dapat dibagi menjadi dua bentuk,
seperti kitab-kitab tafsir, baik yang yaitu: pertama, pembahasan mengenai satu
bercorak bi al-ma’s\u>r, bi al-ra’yi>, bi al- surat secara menyeluruh dan utuh dengan
isya>ri>, maupun corak kebahasaan. Terkait menjelaskan maksudnya yang bersifat
dengan maksud tersebut, maka sumber- umum dan khusus, menjelaskan muna>sabah
sumber penafsiran yang dipakai oleh Syaikh antara ayat dalam surat tersebut sehingga
Muh}ammad H{ija>zi> yaitu memadukan surat itu tampak sebagai satu kesatuan yang
sumber riwayat dengan sumber ijtihad utuh.43 Kedua, menghimpun ayat-ayat dari
ra’yu. Artinya bahwa riwayat dari Nabi
saw. atau sahabat, bahkan tabi’in mengenai
39
Lihat Mustamin Arsyad, ‚Signifikansi
Tafsir Mara>h} Labi>d terhadap Perkembangan Studi
38
Tafsi>r bi al-ma’s\u>r atau riwayat, yaitu Tafsir di Indonesia‛, Jurnal Studi al-Qur’an I, No. 3
seorang mufasir ketika melakukan penafsirannya (2006), h. 631.
40
selalu bersandar kepada penelusuran jejak atau ‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi>
peninggalan masa lalu, mulai dari generasi al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i, h. 15.
41
sebelumnya, sampai kepada Rasulullah, seperti tafsir Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah{dah
Ibn Jari>r dan Ibn Kas\i>r. Tafsi>r bi al-ra’yi adalah al-Mau>d{u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 21.
42
mengedepankan peranan ijtihad dari pada ‘Abd al-Hayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi>
periwayatan, seperti tafsir al-Jala>lai>n, tafsir al-Ra>zi>, al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31.
43
dan tafsir al-Baid}a>wi>. Tafsi>r bi al-Isya>ri> yaitu Muh{ammad Mah{mu>d H{ija>zi>, Al-Wah{dah
penafsiran yang disandarkan kepada arti tersirat di al-Mau>d{u’> iyah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m, h. 21.; Lihat
luar dari arti zahir teks al-Qur’an. Lihat Mardan, Al- juga ‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi> al-
Qur’an: Sebuah Pengantar, h. 246-254\. Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


215
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

keseluruhan al-Qur’an di bawah satu tema demikian, dari analisis di atas dapat ditarik
yang sama.44 Penggunaan sistematika benang merah bahwa bentuk tafsir yang
metode tafsir seperti yang telah dikemukan mendominasi dari al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini
di atas yang merupakan bagian dari metode adalah tafsi>r bi al-ra’yi.
tah}li>li> dan mau>d}u’> i. Dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini,
Dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}, Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> menggunakan
sesungguhnya Syaikh Muh}ammad H}ija>zi> interpretasi tekstual dengan menyajikan
menafsirkan seluruh ayat al-Qur’an. Artinya dalam tafsirnya yaitu penafsiran al-Qur’an
bahwa seluruh aspek ajaran Islam yang dengan al-Qur’an, hadis Nabi saw., sebagai
terkandung dalam al-Qur’an, misalnya dari penjelasan makna dari ayat-ayat al-Qur’an,
aspek teologi, ilmu pengetahuan (‘ilmi>), meski agak minim. Juga digunakan
hukum, akhlaq, hingga aspek sejarah dan interpretasi linguistik yaitu penafsiran
kisah-kisah dikaji oleh Syaikh Muh}ammad dengan menggunakan pengertian-pengertian
H}ija>zi> ketika menafsirkan ayat-ayat yang dan kaedah-kaedah bahasa.45 Misalnya
terkait dengan aspek-aspek tersebut. Meski ketika menjelaskan makna kata dalam topik
demikian luas cakupan ayat-ayat al-Qur’an, al-mufrada>tnya. Di samping itu, Syaikh
setiap mufasir tentu memiliki Muh}ammad H}ija>zi> juga menggunakan
kecenderungan tertentu sesuai minat dan interpretasi sistematis yang bermakna
latar belakang keilmuan yang dimilikinya. bahwa ayat-ayat dalam al-Qur’an ini satu
Demikian pula dengan Syaikh Muh}ammad sama lain saling berkaitan dan berhubungan
H}ija>zi>, kendatipun ia menafsirkan seluruh secara sistematis sehingga menjadi satu
ayat al-Qur’an, akan tetapi secara jelas ia kesatuan yang utuh, interpretasi ini lebih
menunjukkan kecenderungannya pada aspek dikenal dengan muna>sabat al-a>yah atau al-
atau corak adabi> ijtima>’i> dan hida>’i>. su>rah. Dalam tafsir ini, interpretasi ini
Bentuk tafsir yang dimiliki banyak dapat dijumpai. Demikian pula
tergambar pada penamaan kitab tafsir menggunakan interpretasi sosio-historis
tersebut, yaitu upaya menjelaskan yaitu yang berkenaan dengan kehidupan
kandungan ayat-ayat al-Qur’an dengan sosio-kultural masyarakat Arab ketika al-
menselaraskannya pada situasi dan kondisi Qur’an diturunkan. Dasar penggunaan
masyarakat yang dihadapi oleh penulisnya. teknik ini bahwa secara faktual, ada
Hal ini tampak pada karakteristik dan beberapa ayat-ayat al-Qur’an diturunkan
konsistensi penggunaan bahasa yang mudah berkenaan dengan peristiwa-peristiwa
dan jelas dapat difahami oleh pembacanya. tertentu.
Misalnya dengan mengemukakan makna al-
mufrada>t (kosa kata) yang dianggap sulit 3. Kontribusi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih terhadap
oleh para pembacanya, Syaikh Muh}ammad Tafsir sesudahnya
H{ija>zi>> menjelaskannya dengan baik. Kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih{
Demikian pula dalam penafsirannya, Syaikh memberikan kontribusi yang cukup besar
Muh}ammad H{ija>zi>> konsisten terhadap penulis-penulis tafsir sesudahnya.
mengemukakan hasil pemikiran dari para Hal ini dapat dilihat dalam beberapa karya
ulama mujtahid, para mufasir serta tafsir yang menjadikan Syaikh Muh{ammad
muhaddisin dan lainnya. Sehingga dengan H{ija>zi> dengan karya tafsirnya sebagai salah

44 45
‘Abd. Al-H{ayy al-Farma>wi>, Al-Bida>yah fi> M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu
al-Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>, h. 31. Tafsir, h. 86.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


216
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

satu rujukannya dengan metodologi yang hanya sebagai salah satu sumber sekunder.48
digunakannya. Tafsir ini, Tafsir al-Qur’an al-Karim
Di Mesir misalnya, kitab Nahw (Tafsere Akorang Ma’basa Ogi) adalah
Tafsi>r Mau>d}u’> i> li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m karya monumental dengan tim penyusun
karya Syaikh Muh}ammad al-Gaz\a>li>46 dapat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menjadi contoh konkrit dalam hal ini. Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh
Demikian pula secara khusus di Universitas Anregurutta H. Abd. Muin Yusuf. Hasil
al-Azhar. Al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ menjadi karya terbesar ini selesai ditulis sebanyak
rujukan penting dalam beberapa karya tafsir 11 jilid lengkap dan mencakup seluruh ayat
yang terbit untuk keperluan akademik, suci al-Qur’an 30 juz. Belakangan nama
misalnya sebagai bahan muqarrar (diktat) tafsir ini berubah setelah Anregurutta wafat
yang ditulis oleh para dosen pengajar untuk dan diterbitkan atas kerjasama Pemerintah
mata kuliah Tafsi>r Tahli>li> (Tafsir Analitik) Kabupaten Sidrap dan PP. Al-Urwatul
di Fakultas Ushuluddin. Wutsqa Kab. Sidrap dengan cover yang
Di Indonesia, Syaikh Muh{ammad baru dengan nama ‫ثفسْي امل ني‬
(Tafsir al-
H{ija>zi> dengan al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ ini juga
mendapat tempat yang layak di kalangan Muin) pada penerbitan tahun 2008.
ulama di Nusantara. Di antara kitab tafsir
yang menjadikan al-Tafsi>r al-Wa>d{ih{ sebagai III. PENUTUP
referensi penting adalah kitab ‚Al-Qur’an A. Kesimpulan
dan Tafsirnya‛ (Edisi yang Disempurnakan) Setelah dikemukakan bahasan
karya Tim Penyempurnaan, yang dicetak mengenai studi atas metodologi yang
dan diterbitkan oleh Lembaga Percetakan digunakan dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} karya
al-Qur’an Departemen Agama RI., cetakan Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>, maka berdasar
ketiga, Mei, 2009. pada seluruh bahasan yang telah
Kitab tafsir lainnya adalah kitab dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan
tafsir lokal di Sulawesi Selatan yaitu kitab sebagai berikut:
tafsir al-Qur’an berbahasa Bugis karya 1. Dari latar belakang dan penamaan kitab
AGH. Abd Muin Yusuf47 yaitu Tafsir al- ini, Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> mengakui
Qur’an dalam Bahasa Bugis (Tafsere adanya perbedaan penafsiran yang
Akorang Mabbasa Ogi) juga menjadikan al- dilatarbelakangi oleh perbedaan metode
Tafsi>r al-Wa>d{ih} sebagai salah satu dan tujuan mufasir dalam menulis
rujukannya, dan merupakan contoh karya-karya tafsirnya. Pada umumnya
sempurna pengaruh Syaikh Muh{ammad karya besar tersebut semisal
H{ija>zi> terhadap tafsir sesudahnya, meski eksiklopedia, yang hanya dapat
diketahui oleh orang yang menguasai
ilmu bahasa, sastra, hukum dan istilah-
46 istilah ilmiah. Sehingga kitab semisal
Syaikh Muh}ammad al-Gaz\a>li>, Nahw
Tafsi>r Mau>d}u’> i> li Suwar al-Qur’a>n al-Kari>m (Cet. II; al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} ini sangat
Kairo: Dar al-Syuruq, 1996) dibutuhkan oleh umat Islam saat ini.
47
Nama lengkapnya Anregurutta H. Abd. Karenanya kitab tafsir ini ditulis dengan
Muin Yusuf, lahir di Rappang Sidrap, 21 Mei 1920,
dan wafat pada tanggal 23 Juni 2004 di Benteng
48
Sidrap Sulawesi Selatan dalam usia 84 tahun. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi
Wahidin Ar-Raffany, AG. H. Abd. Muin Yusuf; Selatan, Tafsir al-Qur’an al-Karim (Tafsere Akorang
Ulama Kharismatik dari Sidenreng Rappang, (Cet.I; Ma’basa Ogi), Jilid XI (Ujungpandang: MUI Sulsel,
Sidrap: Lakpesdam Sidrap, 2008), h. 52. 1988), h. 2-3.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


217
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

bahasa yang mudah dan jelas, dapat Azhar Kairo-Mesir, yang banyak
dipahami, sederhana dan ringkas. Dalam menukil pendapat Syaikh Muh}ammad
muqaddimah tafsir ini juga tampak H{ija>zi> mengenai tatanan masyarakat,
bahwa Syaikh Muh{ammad H{ija>zi> dan tentang latar belakang turunnya
berusaha menjadikan al-Qur’an ini ayat al-Qur’an, ilmu pengetahuan dan
sebagai petunjuk bagi umat Islam secara bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan
keseluruhan. Sehingga dalam tafsirnya, pengakuan yang datang dari Mani>’ ‘Abd
ia pun berusaha agar umat ini dapat al-H{ali>m Mah}mu>d yang menilai Syaikh
memahami kitab sucinya, yaitu dengan Muh}ammad H{ija>zi>> berwawasan luas dan
mengulas penafsirannya dengan bahasa memiliki pemikiran yang dalam. Selain
yang mudah dan jelas. Mani>’, yang menjadikan al-Tafsi>r al-
2. Kajian tentang metodologi tafsir pada Wa>d}ih} sebagai bahan referensi tafsirnya,
dasarnya adalah mengkaji tentang juga Tafsir al-Qur’an Departemen
proses dan prosedur dalam melakukan Agama RI, dan pernyataan sendiri oleh
penelitian atau penulisan. Atas dasar dewan penulis Tafsir al-Munir, sebuah
itulah, metodologi tafsir al-Qur’an tafsir lokal yang berbahasa bugis yang
adalah cara menafsirkan ayat-ayat al- menjadikan metode tafsir ini sebagai
Qur’an, baik ditinjau dari aspek rujukan dalam teknis penulisan
sistematika penyusunannya, aspek tafsirnya. Kitab al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
sumber-sumber yang digunakan, aspek menempati posisi yang sejajar dengan
pemaparan, metode, sumber-sumber, kitab-kitab tafsir yang tersohor dan
corak, teknik atau seni interpretasi, mu’tabar. Tafsir tersebut bernilai tinggi
bentuk dan kecenderungan mufasir. dan ilmiah, utamanya bagi keperluan
Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> adalah kajian al-Qur’an.
mufasir yang sangat memperhatikan
kebutuhan masa kini. Syaikh B. Implikasi Penelitian
Muh}ammad H{ija>zi> berusaha mengatasi Penelitian yang komprehensif
sebagian persoalan yang timbul di dunia mengenai metodologi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih},
Islam, dengan pendekatan teks-teks al- karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> ini
Qur’an sebagai usahanya memberikan gambaran yang utuh terhadap
menanggulangi perkembangan sistematika atau langkah-langkah Syaikh
masyarakat dan adanya penetrasi Muh}ammad H{ija>zi> dalam menafsirkan ayat-
budaya, serta kondisi sosial masyarakat ayat al-Qur’an, metode pemaparannya,
yang labil pada masanya. sumber-sumber yang digunakannya, dan
3. Syaikh Muh}ammad H{ija>zi> memiliki teknik-teknik interpretasi, serta
kontribusi yang besar terhadap mufasir kecenderungan Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>
yang datang setelah masanya, yang dalam al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}.
dikenal dengan periode tafsir modern, Untuk itu, hasil penelitian yang
meski tidak secara langsung komprehensif terhadap al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}
mempengaruhi mufasir modern, namun karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>>, dapat
Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>> mempunyai menempatkannya baik sosoknya,
kontribusi pada dunia Islam, khususnya metodologi tafsirnya, dan teknik-teknik
yang berkaitan dengan aspek pemikiran interpretasi, maupun pemikirannya secara
tafsir seperti kontribusinya kepada para proporsional dan profesional. Sehingga
dosen pengajar tafsir di Universitas al- dengan demikian, tafsir ini dan

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


218
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

metodologinya masih terbuka pintu untuk Kairo: Da>r al-Syuru>q, 1997.


dapat dikembangkan dan dikaji lebih lanjut Anshori, Menafsirkan al-Qur’an dengan Ijtihad. Cet.
I; Jakarta: Referensi, 2012.
dalam penafsiran-penafsiran yang baru, agar Al-Awa>ri>, ‘Abd al-Fatta>h ‘Abd al-Gani>. Rau>d}at al-
al-Qur’an dapat difahami oleh semua Ta>libi>n fi> Mana>hij al-Mufasiri>n, Juz I Cet. I;
lapisan masyarakat, pada setiap masa dan Kairo: Maktabah al-Iman, 2013.
tempat, serta dapat menjadi acuan Anwar, Rosihan. Ulum al-Qur’an. Cet. II; Bandung:
pengetahuan guna menambah wawasan CV. Pustaka Setia, 2010.
Arsyad, Mustamin. Signifikansi Tafsir Mara>h} Labi>d
keislaman mereka. Olehnya itu, terhadap Perkembangan Studi Tafsir di
penelitian mengenai metodologi al-Tafsi>r Nusantara. Jurnal Studi al-Qur’an I, No. 3,
al-Wa>d}ih} karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>> 2006.
ini, dapat mengantar kepada para peneliti Al-Badwi>, Ah}mad ‘Abba>s. Juhu>d al-Syaikh al-
yang lain untuk mengkajinya kepada kajian Duktu>r Muh}ammad Mah}mu>d H}ija>zi> fi> al-
Tafsi>r al-Mau>du>’i>. UEA: Ja>mi’ah al-
yang lebih komprehensif, misalnya Sya>riqah (Sharjah), 2010M.
mengenai aspek kualitas hadis dan aspek- Baidan, Nashruddin. Metode Penafsiran al-Qur’an;
aspek yang lain yang ada dalam tafsir ini. Kajian Kritis terhadap Ayat-ayat yang
Sebagai tafsir yang menyimpan banyak Beredaksi Mirip. Cet. II; Yogyakarta:
kelebihan, rahasia dan kekayaan intelektual Pustaka Pelajar, 2011.
---------, Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Cet. III;
lainnya. Selain tafsirnya, Syaikh Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Muh}ammad H{ija>zi> juga sebagai sosok yang ---------, Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Cet. II;
ahli dalam berbagai bidang kajian disiplin Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
ilmu, yang tentunya, juga mendorong bagi Al-Banna>, Jama>l Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m Bai>na al-
peneliti pecinta ilmu pengetahuan untuk Qudama>’ wa al-Muhdasi>n. Kairo: Da>r al-
Fikr al-Isla>mi>, 2003.
mengkajinya. Chirzin, Muhammad. Di antara Karya-karya Tafsir
Akhirnya, penelitian ini dapat Kontemporer (Kata Pengantar) dalam M.
menjadi salah satu bahan akademis ilmiah Yusron dkk., Studi Kitab Tafsir
bagi upaya penelitian tentang tafsir, Kontemporer. Cet. I; Yogyakarta, Teras,
utamanya metodologi al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} 2006.
Dahlan, Abd. Rahman. Kaidah-Kaidah Tafsir. Cet. I;
karya Syaikh Muh}ammad H{ija>zi>>. Jakarta: Amzah, 2010.
Darra>s, Muh}ammad ‘Abdullah. Al-Naba>’ al-‘Az}i>m;
DAFTAR PUSTAKA Nazara>t Jadi>dah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet.
Al-Qur’a>n al-Kari>m I; Al-Aju>zah Mesir: Maktabah al-Iman,
Abdullah. Dudung. Penelitian Tafsir Sebagai 2011.
Penelitian Ilmiah. Jurnal al-Risalah Vol. 10 Departemen Agama RI., Ensiklopedi Islam di
No. 2 Nopember 2010. Indonesia. Jilid III Jakarta: CV. Anda
Abu> Zahrah, Muh{}ammad. Al-Mu’jizah al-Kubra> fi> Utama, 1993.
al-Qur’a>n. t.tp: Da>r al-Fikr al-‘Arabi> li al- Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
T{iba>’ah wa al-Nasyr, 1970. Bahasa Indonesia. Edisi IV Cet. I; Jakarta:
Abubakar, Achmad. Abd. Muin Salim, Mardan. PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Metodologi Penelitian Tafsir Mau>d{u’> i>. Al-Fanisa>n, Su’u>d bin ‘Abdillah. Ikhtila>f al-Mufasiri>n:
Makassar: Pustaka al-Zikra, 2011. Asba>buhu> wa A>s\a>ruhu>. Cet. I; Riya>d: Da>r
Al-‘Ak, Kha>lid ‘Abd al-Rah}ma>n. Us}u>l al-Tafsi>r wa Sya>biliyah, 1997.
Qawa>’iduhu. Cet. II; Beirut: Da>r al-Nafa>’is, Al-Farma>wi>, ‘Abd al-Hayy. Al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r
1406 H/1986M. al-Mau>d}u’> i>; Dirasa>t Manhajiyah
‘Ali> Iya>zi>, Al-Sayyi>d Muh{ammad. Al-Mufasiru>n Mau>d{u’> i>yah. Mesir: Matba’ah al-Hadarat
Haya>tuhum wa Manhajuhum. Teheran: al-‘Arabiyah, 1977.
Muassasah al-Tiba>’ah wa al-Nasyr, 1415H. Galib, Muhammad. Ahl al-Kitab: Makna dan
Al-Ans}a>ri>, Na>s}ir. Al-Mujmal fi> Tari>kh Mis}r; al- Cakupannya dalam al-Qur’an (Cet. I;
Nuz}m al-Siya>siyah wa al-Ida>riyah. Cet. II; Yogyakarta: IRCiSoD, 2016.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


219
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

---------, ‚Kata Pengantar‛ dalam Muh. Anis Malik, Komprehensif Metode Para Ahli Tafsir.
Studi Metodologi Tafsir. Cet. I; Makassar: oleh Syahdianor dan Faisal Saleh Cet. I;
Alauddin University Press, 2011. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
---------, ‚Tafsir bil Ma’sur, Karakteristik dan Mahfudz, Muhsin. Tafsir al-Qur’an Berbahasa Bugis
Kemungkinan Pengembangannya‛. Jurnal karya AGH. Abd. Muin Yusuf. Al-Fikr:
al-Zaitun Vol 1 No. 1 April 2002. Jurnal Pemikiran Islam 15, No. 1 Januari-
Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir di Indonesia; Dari April 2011.
Hermeneutika hingga Ideologi. Cet. I; Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan,
Yogyakarta: LKiS, 2013. Tafsir al-Qur’an al-Karim (Tafsere Akorang
H{ija>zi>, Muh{ammad Mah{mu>d. Al-Wah}dah al- Ma’basa Ogi). Jilid I Ujungpandang: MUI
Mau>du>’i>yah fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet. II; Sulsel, 1988.
al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r al-Tafsi>r li al- Al-Mara>gi>, Ah}mad Must}afa>. Tafsi>r al-Mara>gi>. Jilid
Tab’i wa al-Nasyr, 2004. VII Cet. I; Mesir: Maktabah Mustafa al-
---------, Al-Tafsi>r al-Wa>d}ih}. Jilid I-III Cet. XII; al- Babi> al-Halabi>, 1946.
Zaqa>ziq Mesir: Da>r al-Tafsi>r li al-Taba’ wa Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar. Cet. I;
al-Nasyr, 2003. Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010.
---------, Al-Qasas al-Qur’a>ni> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m. Al-Muhtasib, ‘Abd al-Maji>d ‘Abd al-Sala>m. Ittija>ha>t
Cet. I; al-Zaqa>ziq: Maktabah Da>r al-Tafsi>r, al-Tafsi>r fi> al-‘Asr al-Ra>hin. Cet. III;
2003. Amma>n: Maktabah al-Nahdah al-Isla>miyah,
Al-Hu>fi>, Ah}mad Muh{ammad. Al-Zamakhsyari>. Cet. 1982.
I; Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1966. Munawwar, Said Agil Husin. Al-Qur’an;
Ibn Taimiyah, Taqi> al-Di>n. Muqaddimah fi> Us}u>l al- Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Cet.
Tafsi>r. Cet. I; Kairo, al-Markaz al-Duwali> li III; Jakarta: Ciputat Press, 2003.
al-T{iba>’ah, 2002. ---------, I’jaz al-Qur’an dan Metodologi Tafsir. Cet.
Ibra>him, Musa> Ibra>him. Buhu>s. Manhajiyah fi ‘Ulu>m I; Semarang: Dina Utama, 1994M.
al-Qur’a>n. Cet. II; Amma>n: Da>r Amma>r, Mursalim, Tafsir al-Qur’an al-Karim Karya MUI
1996. Sul-Sel. Jurnal al-Ulum 12, No. 1, Juni
Imroni, Mohamad Arja. Konstruksi Metodologi 2012.
Tafsir al-Qurthubi. Cet. I; Semarang: Mustafa> Ja’far, ‘Abd al-Gafu>r Mah{mu>d. Mada>ris wa
Walisongo Press, 2010. Mana>hij fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet.
Isma>’il, Muh}ammad Bakr. Ibn Jari>r al-T{abari> wa I; Kairo: Ja>mi’at al-Azhar, 1998.
Manhajuhu fi> al-Tafsi>r. Cet. I; Kairo: Da>r ---------, Al-Tafsi>r wa al-Mufasiru>n fi> S|aubihi al-
al-Mana>r, 1991. Jadi>d. Cet. I; Kairo: Da>r al-Sala>m, 2007.
‘Itr, Nu>r al-Di>n. ‘Ulu>m al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet. I; Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam Cet. 21;
Damaskus: Matba’ah al-S}aba>h, 1993. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
---------, Manhaj al-Naqd fi> ‘Ulu>m al-H{adi>s\. Cet. III; Nirwana, Dzikri. Peta Tafsir di Mesir; Melacak
Damaskus: Dar al-Fikr, 1997. Perkembangan Tafsir al-Qur’an dari Abad
Jansen, J. J. G. The Interpretation of The Koran in Klasik Hingga Modern. Jurnal Falasifa. 1,
Modern Egypt diterjemahkan dengan judul No.1 Maret, 2010.
Diskursus Tafsir al-Qur’an Modern. oleh Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta; SIsi-sisi al-
Hairussalim, Syarif Hidayatullah Cet. I; Qur’an yang Terlupakan Cet. III; PT. Mizan
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, Pustaka, 2009.
1997. Ar-Raffany, Wahidin. AG. H. Abd. Muin Yusuf;
Al-Kha>lidi>, S}ala>h ‘Abd al-Fatta>h}. Ta’rif al-Da>risi>n bi Ulama Kharismatik dari Sidenreng
Mana>hij al-Mufasiri>n. Cet. III; Damaskus: Rappang. Cet.I; Sidrap: Lakpesdam Sidrap,
Da>r al-Qalam, 2008. 2008.
Khalid, M. Rusydi. Mengkaji Metode Para Mufasir Al-Ru>mi, Fahd ibn ‘Abd al-Rahman ibn Sulaiman>.
(Mana>hij al-Mufasiri>n). Cet. I; Makassar: Ittija>ha>t al-Tafsi>r fi> al-Qarn al-Ra>bi’ ‘Asyar.
Alauddin University Press, 2012. Jilid I-II, Cet. IV; Riya>d: Maktabah al-Rusyd,
Mah{mu>d, Mani>’ ‘Abd al-H{ali>m. Mana>hij al- 2002.
Mufasiri>n. Cet. II; Kairo: Matba’ah al- ---------, Manhaj al-Madrasah al-‘Aqliyah al-H{adisah
Madani>, 2003. fi al-Tafsir. Juz I Cet II; Riyad: t.p, 1983.
---------, Mana>hij al-Mufasiri>n diterjemahkan dengan Al-S}a>lih{, Subh{i>. Maba>his fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Cet.
judul Metodologi Tafsir; Kajian XVII; Beirut: Da>r al-‘Ilmi li al-Mala>yin,

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


220
Vol. XV No. 53. JILFAI-UMI/VII/2018

1985. Al-Syirba>syi>, Ah{mad. Qis}s}at al-Tafsi>r. Beiru>t: Da>r


S{a>lih, ‘Abd al-Qa>dir Muh{ammad. Al-Tafsi>r wa al- al-Jai>l, t.th.
Mufasiru>n fi> al-‘Asr al-Hadi>s; ‘Arad wa Al-T{abari>, Abi> Ja’far Muh{ammad Ibn Jari>r. Tafsi>r al-
Dira>sah Mufassalah li Ahammi Kutub al- T{abari> Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l A>yi al-
Tafsi>r al-Mua>’s}ir. Cet. I; Beirut: Da>r al- Qur’a>n. Juz XI, (Cet. I; Kairo: Hijr li al-
Ma’rifah, 2003. T{iba>’ah wa al-Nasyr, 1422H/2001H.
Sa’i>d, ‘Abd al-Satta>r Fathullah. Al-Madkhal ila> al- T{ayya>r, Musa>’id Ibn Sulaima>n. Fus}u>l fi> Us}u>l al-
Tafsi>r al-Mau>d}u’> i>. Cet. II; Kairo: Da>r al- Tafsi>r. t.t.: Da>r Ibn al-Jau>zi>, t.th.
Tau>zi’ wa al-Nasyr al-Isla>miyah, 1991. Ushama, Thameen. Methodologies of the Quranic
Al-Sabt, Kha>lid bin ‘Usma>n. Qawa>’id al-Tafsi>r Exegesis, diterjemahkan oleh Hasan Basri
Jam’a>n wa Dira>satan. Jilid I Kairo: Da>r Ibn dan Amroni dengan judul Metodologi Tafsir
‘Affa>n, 1421H. al-Qur’an. Cet. I; Jakarta: Radar Jaya
Sali>wah, Sami>r ‘Abd al-‘Azi>z. Al-Dakhi>l wa al- Pratama, 2000.
Isra>’i>liya>t fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m. Yu>suf al-Qa>sim, Ah{mad al-Sayyi>d al-Ku>mi> dan
Kairo: Matba’ah al-Jabla>wi>, 1983. Muh{ammad Ah{mad. Al-Tafs>ir al-Mau>d{u’> i> li
----------. Al-Fath} al-Mubi>n fi> Mana>hij al-Mufasiri>n. al-Qur’a>n al-Kari>m. Cet. I; t.p., 1982/1402.
Kairo: Da>r al-Tiba>’ah al-Muh}ammadiyah, Al-Z|ahabi>, Muh{ammad H{usai>n. Al-Ittijaha>t al-
1994. Munh}arifah fi> Tafsi>r al-Qur’a>n. Cet. II;
Salim, Abd. Muin. Beberapa Aspek Metodologi Kuwait: Da>r al-I’tis}a>m, 1978.
Tafsir al-Qur’an. Ujung Pandang: LSKI, ----------, Al-Tafsi>r wa al-Mufasiru>n. Jilid I Cet. II;
1990. Mesir: t.p., 1976.
----------. Metodologi Tafsir; Sebuah Rekonstruksi ----------, Al-Isra>’i>li>ya>t fi> al-Tafsi>r wa al-H}adi>s\. Cet.
Epistimologis, Memantapkan Keberadaan IV; Kairo: Maktabah Wahbah, 1990.
Ilmu Tafsir sebagai Disiplin Ilmu, Orasi
Pengukuhan Guru Besar, IAIN Alauddin
Ujungpandang, 28 April 1999.
----------,Tafsir Sebagai Metodologi Penelitian
Agama ‚Kata Pengantar‛ dalam M. Alfatih
Suryadilaga (dkk.), Metodologi Ilmu Tafsir,
Cet. III; Yogyakarta: Teras, 2010.
Shihab, M. Quraish. Sejarah ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Cet.
IV; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
----------, Membumikan al-Qur’an; Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan. Cet.18; Bandung:
Mizan, 1998.
----------, Rasionalitas al-Qur’an; Studi Kritis atas
Tafsir al-Manar. Cet. I; Jakarta: Lentera
Hati, 2006.
----------, Kaidah Tafsir; Syarat, Ketentuan, dan
Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam
memahami Ayat-ayat al-Qur’an. Cet. I;
Lentera Hati, Jakarta, 2013.
----------, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan
Keserasian al-Qur’an. Cet. II; Jakarta:
Lentera Hati, 2009.
----------, Tafsir al-Qur’an al-Karim; Tafsir atas
Surah-surah Pendek Berdasarkan Urutan
Turunnya Wahyu. Cet. III; Bandung:
Pustaka Hidayah, 1999.
Suryadilaga (dkk.), M. Alfatih. Metodologi Ilmu
Tafsir. Cet. III; Yogyakarta: Teras, 2010.
Syari>f, Muh{ammad Ibra>him. Ittija>ha>t al-Tajdi>d fi>
Tafsi>r al-Qur’a>n al-Kari>m fi> Misr. Kairo:
Da>r al -Tura>s, 1982.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI

Anda mungkin juga menyukai