Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN PERADABAN BESAR DUNIA DAN JEJAK

PERADABAN ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu:
Faisal Rahman, M.Pd

Disusun Oleh:
Ina Rokhimatul Wakhidah 2021110006
Muhammad Syamsyi Wal Qamar 2021110013
Siti Nurhaliza 2021110027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH MUHAMMAD NAFIS
TABALONG
2021
A. PENDAHULUAN
Keberanian Iran dalam menentang bangsa Barat mengingatkan kita pada
peristiwa abad ke-5 SM. Pertentangan antara Persia melawan Yunani merupakan
representasi dari benturan antar peradaban yaitu peradaban Barat (Yunani) dengan
peradaban Timur (Persia). Benturan tersebut mengerucut ke dalam sebuah
peperangan besar dalam sejarah umat manusia yaitu Perang Persia (Persian War).
Pada saat itu, Iran yang masih bernama Persia merupakan sebuah imperium
besar yang menguasai wilayah di Asia Barat, Asia Tengah, dan Asia Selatan.
Persia juga mempunyai pengaruh yang kuat dalam percaturan politik di Laut
Aegea.
Pada saat yang bersamaan Yunani juga merupakan sebuah kekuatan yang
sedang menanjak performanya. Pada saat itu Yunani juga memiliki pengaruh yang
kuat dalam percaturan politik di Laut Aegea. Yunani-Persia akhirnya terlibat
dalam peperangan dalam rangka memperebutkan pengaruh di kawasan tersebut
yang kemudian dikenal dengan Persian War.
Konflik yang terjadi antara Lebanon dan Israel yang sudah terjadi selama
bertahun-tahun yang bermula dari pelanggaran Israel atas Lebanon di Perladangan
Sheeba dan terhadap pecahnya perang diantara kedua negara tersebut di tahun
2006 yang melibatkan Hizbullah dengan angkatan bersenjata Israel di perbatasan
LebanonIsrael yang kemudian perang dimenangkan oleh Lebanon.
Selain itu terus membesarnya kekuatan dan pengaruh Iran di Kawasan Timur
Tengah khususnya terhadap Lebanon dalam memerangi Israel dan Amerika
Serikat membuat Iran menjadi semakin menarik perhatian dunia barat untuk
mengawasi tingkah laku Negeri Syiah ini.
Republik Islam Iran secara terbuka mendukung Pemerintah Lebanon dan
Hizbulah dalam melawan Israel dan Amerika Serikat yang pengaruh dan
kebijakannya di Kawasan Timur Tengah yang cenderung merugikan negara-
negara di kawasan ini.
Iran merupakan salah satu negara yang berpengaruh di Timur Tengah.
Terdapat beberapa indikator yang menguatkannya, seperti predikatnya sebagai
salah satu penghasil minyak terbesar di dunia, sebagai satu-satunya Negeri Syiah
di dunia dan sebagai negara yang sangat menentang dominasi barat. Keberanian
Iran dalam menentang Israel dan dunia barat terlebih terhadap Amerika Serikat
begitu besar.
Ketika dunia barat mengecam Iran karena merealisasikan program nuklirnya,
Iran tidak lantas mundur, mempertimbangkan ulang atau bahkan
menghentikannya, begitu juga ketika Iran mengambil kebijakan Internasional
yang berlawanan arah dengan dunia barat, Iran sama sekali tidak pernah takut
dikucilkan di dunia Internasional. Kebijakan-kebijakan pemerintah Iran cenderung
berani dan bertentangan terhadap dunia barat pasca bergulirnya Revolusi Islam
Iran.
Strategi politik luar negeri Iran dalam menggapai tujuan diantaranya adalah
menghegemoni Dunia Islam (Al-amal fi ithari Al-Islam). Hal ini berarti
pentingnya mendayagunakan umat dengan seluruh kemampuannya demi
kehidupan dan pertumbuhan dalam tataran masyarakat internasional. Tujuan dari
menjadikan Islam sebagai pegangan adalah untuk mendukung posisi Iran dalam
mencapai keberhasilan segala aktifitasnya dalam dunia internasional.
Ketika Iran melakukan aktifitas internasional di Dunia Islam, dan juga
mendukung gerakangerakan Islam (perlawanan), seperti mendukung Hizbulah di
Lebanon dan Hamas di Palestina dan hal ini akan menjadi kekuatan bagi Iran. Dan
pengejewantahan dari ini semua, Iran telah memiliki basis ideologi di Lebanon.
Jika Iran telah memiliki basis dukungan di Lebanon, maka hal ini akan menjadi
pendukung kepentingan Iran di dunia internasional.
Melalui basis dukungan di Lebanon ini, Iran bisa menggunakan dukungan
tersebut untuk kepentingan Iran kapan saja jika Iran menghendaki, atau ketika
suatu saat Iran menghendaki Hizbullah untuk menyerang kepentingan negara yang
memiliki permusuhan dengan Iran.
Dengan kondisi seperti ini, Iran bukan hanya sebatas sebuah negara tapi telah
menjadi kekuatan internasional yang menikmati hegemoni dan kekuatan dari luar
Iran. Dari sini, maka tujuan dari menjadikan Islam sebagai jargon, membangun
basis-basis keislaman (husainiayat) di setiap sudut negeri, memperbanyak
pengikut Islam (Syiah), dan mengagum-agumkan pemerintahan Republik Islam
Iran, semuanya bertujuan untuk menguatkan hegemoni dan mendukung
kepentingan Iran.
Sejarah Islam telah menunjukkan adanya aliran atau sekte didalamnya. Sekte
ini muncul karena adanya pandangan atau perspektif yang berbeda sehingga
melahirkan gagasan yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya upaya untuk
pembaharuan Islam. Dalam pembaharuan tersebut, menghasilkan ajaran atau
aliran baru yang disetujui maupun tidak dari kelompok masyarakat.
Dengan kata lain, aliran atau sekte ini merupakan salah satu tanda terdapat
perpecahan yang terjadi dalam sebuah agama. Namun perpecahan dalam hal ini
hanya sebatas adanya perbedaan pandangan  terhadap kepemimpinan atau faktor
politik. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
،ً‫ اِ ْفَت َر َق الَْي ُه ْو ُد َعلَى إِ ْح َدى أ َْو ثِْنَتنْي ِ َو َس ْبعِنْي َ فِْرقَ ة‬:‫ص لَّى اللّ هُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ
َ ‫ قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬:‫َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْي َرةَ قَ َال‬
.ً‫ث َو َسْبعِنْي َ فِْرقَة‬
ٍ َ‫ت النَّصارى علَى إِح َدى أَو ثِْنَت ِ وسبعِ فِرقَةً وَت ْف ِ ُق أ َُّميِت علَى ثَال‬
َ ْ ‫ْ نْي َ َ ْ نْي َ ْ َ رَت‬ ْ َ ََ
ِ َ‫وَت َفَّرق‬
َ
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum
Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh
puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi
tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku
akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.”
Dalam sejarah tercatat bahwa kepemimpinan umat Islam setelah Nabi
Muhammad SAW, adalah dipimpin oleh Abu Bakar As-Shidiq atas musyawarah
kaum Muslim. Kemudian Umar bin Khattab menjadi pemimpin umat Muslim
selanjutnya yang dipilih melalui penunjukan secara langsung oleh Khalifah
sebelumnya.
Khalifah Usman bin Affan dipilih menjadi pemimpin umat Muslim melalui
lembaga masyarakat. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib menjadi pemimpin
selanjutnya bagi umat Muslim setelah melalui persetujuan dari sebuah pertemuan
terbuka.
Permasalahan terkait aliran ini diawali ketika adanya peristiwa tafkhim
(perundingan) yang terjadi pada Perang Shiffin atau Perang Saudara Islam antara
pendukung Ali bin Abi Thalib melawan Muawiyah bin Abi Sufyan saat masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Meski mendapat penolakan dari pendukungnya, Ali bin Abi Thalib tetap
menerima perundingan atau arbitrase tersebut guna membahas solusi dari
permasalahan yang dihadapi waktu itu.
Dari pihak Ali bin Abi Thalib diwakili Abu Musa Al Asyari sedangkan pihak
Muawiyah diwakili Amr bin Ash. Pada akhirnya dari perundingan tersebut tidak
menemukan solusi karena pihak Ali bin Abi Thalib menolak menurunkan jabatan
sebagai Khalifah dan Muawiyah masih bersikeras ingin manjadi seorang Khalifah.
Dari peristiwa tafkhim, lahir banyak aliran Islam. Dan seiring berjalannya waktu,
aliran-aliran tersebut tidak hanya sebatas pada gejolak politik, tetapi mulai masuk
pada aqidah, prinsip, dan kepercayaan sehingga menyebabkan adanya saling
tuduh menuduh dan saling membenarkan diri tentang aliran yang dimiliki.

B. PEMBAHASAN
1. Peradaban Barat (Yunani) dan Peradaban Timur (Persia)
Peradaban Yunani merupakan salah satu peradaban yang mencapai tingkat
kemajuan yang spektakuler di dunia kuno. Peradaban spektakuler lainnya antara
lain: Mesir, Mesopotamia, India dan China. Kalau Mesir, Mesopotamia, dan
China merupakan peradaban di lembah sungai, maka Yunani merupakan
peradaban yang berkembang di laut.
Pada zaman kuno, Laut Tengah merupakan pusat perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi yang utama. Letaknya yang berada di tengah-tengah
antara Eropa, Afrika, dan Asia memungkinkan terjadinya kontak perdagangan,
politik, dan kultural antar kawasan. Karenanya tidak mengherankan apabila di
kawasan Laut Tengah berkembang peradaban yang maju, sejak peradaban Minoa,
Mycenae, Yunani, dan kemudian Romawi.
Athena merupakan salah satu city state yang menjadi icon kemajuan peradaban
Yunani. Karakteristik budaya Yunani yang sampai saat ini menjadi icon budaya
Barat adalah kebebasan dan demokrasi.
Bangsa Yunani Kuno memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban bangsa
Yunani inilah yang kemudian dikembangkan oleh bangsa Barat. Peradaban
bangsa Yunani ini meliputi kebudayaan Kreta, Polis, sistem kepercayaan, dan
hasil-hasil kebudayaan.
Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea dan Laut lonea. Yunani terdiri atas dua
bagian, yaitu Yunani Daratan dan Yunani Kepulauan. Yunani Daratan terdiri atas
beberapa pegunungan, daerahnya terpecah-pecah, pantainya berteluk-teluk, dan
airnya tenang.1

Oleh karena itu, Yunani sangat cocok untuk pelabuhan. Sementara itu, Yunani
Kepulauan berada di Laut Aegea, daerah ini terdiri dari pulau-pulau. Di antara
1
Wulan Sondarika, PERADABAN YUNANI KUNO, Universitas Galuh Ciamis: Jurnal
Artefak Vol. 3 No. 2, Agustus 2015, hlm. 197
pulau-pulau tersebut terdapat Pulau Kreta. Pulau Kreta adalah awal
perkembangan kebudayaan di Yunani dan Romawi.
Sejarah Eropa Kuno berawal dari kehidupan masyarakat Pulau Kreta yang
terletak di sebelah selatan Yunani dengan pusat pemerintahannya di Knossus.
Selain Knossus masih ada kota-kota besar yang lain yaitu Phaestos, Tylissos,
Hanos.
Letak Pulau Kreta sangat strategis, yaitu di tengahtengah jalur pelayaran antara
Mesir, Yunani, dan Mesopotamia. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat Pulau Kreta untuk hidup dari sektor pelayaran dan perdagangan.
Selain itu, Pulau Kreta menjadi jembatan budaya antara Asia, Afrika, dan Eropa.
Yunani merupakan salah satu pusat peradaban tertua di Eropa. Daerah Yunani
terletak di ujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di laut Aegea
dan laut lonia masuk wilayah Yunani.
Di sebelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria,
dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah Timur, Yunani dikelilingi oleh Laut
Aegea, disebelah selatan dengan laut tengah, dan di sebelah barat dengan Laut
lonia. Yunani beriklim laut tengah yang nyaman.
Peradaban Yunani lahir di lingkungan geografis yang sebenarnya tidak
mendukung. Tanah Yunani tidak seperti Mesopotamia, Huang Ho, ataupun Mesir
yang subur. Yunani merupakan tanah yang kering, dengan banyak benteng alam
yang kuat berupa jurang-jurang yang terjal, gunung-gunung yang tinggi, serta
pantai-pantai yang curam dan terjal. Hujan sangat jarang turun di Yunani.
Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng
pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari
daerah yang subur, para petani (disebut colonus) meninggalkan negerinya dan
mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain
Italia Selatan, Mesir, Palestina, dan Asia Kecil (Turki sekarang).
Dari kegiatan tersebut muncul istilah kolonialisme. Antarkaum kolonis dengan
negeri induknya tetap terjalin hubungan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat
Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran darn
perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah Kehidupan
masyarakat Yunani yang mendiami wilayah beriklim mediteran yang selalu
hangat dan segar memungkinkannya bersikap optimis dan berwaLak riang.
Suasana langit yang terang tanpa banyak awan di daerah Attica (Athena) juga
menyebabkan semangat penduduknya tinggi dan kreasinya menonjol. Itulah
sebabnya di Athena berkembang pesat kebudayaan baik di bidang seni maupun
ilmu pengetahuan dan filsafat.2
Bangsa persia merupakan keturuan dari ras Arya,ras Arya hidup di daerah yang
sangat kering dan gersang jadi mereka melakukan ekspansi wilayah yang sangat
agresif. Semakin lama merekan melakukan ekspansi ke daerah yg cukup jauh
yang membuat mereka menjadi bangsa yang maju.
Perang merupakan kebiasaan yang mereka lakukan agar terhindar dari
kelaparan karna tanah mereka sendiri yang kering. Mereka ingin mendirikan

2
Wulan Sondarika, PERADABAN YUNANI KUNO, Universitas Galuh Ciamis: Jurnal
Artefak Vol. 3 No. 2, Agustus 2015, hlm. 197
kekaisaran di dunia maka dengan itu dengan sendirinya tanpa disuruh mereka
berperang.
Karena keadaan yang memaksa mereka untuk berperang untuk mencari tempat
untuk mereka bertahan hidup. Dengan ini, maka jumlah orang yang berjiwa
perang lebih banyak dibandingkan orang yang berjiwa religi. Ras Arya hidup
dalam lingkaran ekonomi dan perang atau militer, maka dengan hal tersebut
mereka membawa watak religi ke dalam filsafatnya dan suka berperang.
Zoroaster adalah orang yang terkenal dan mereka puja-puja. Ia adalah
pemimpin agama yang besar dan pernah menjadi seorang prajurit. Setelah ia
meninggal, maka muncullah zoroasterisme. Ia dianggap sebagai simbol kesucian,
ajaran Zoroaster kemudian menjadi undang-undang Persia. Zoroaster meluas
sampai ke Yunani dan Asia. Ajaran ini mengajarkan sifat dualistis, yaitu neraka
dan surga, sifat buruk dan baik. Sifat jahat digambarkan sebagai setan sedangkan
sifat baik digambarkan berupa malaikat.
Sifat ajaran ini disebut juga sebagai monotheistis. Sifat buruk merupakan
kegelapan kehidupan manusia yang digambarkan sebagai Ahriman dan dapat
dikalahkan oleh sifat baik yang digambarkan sebagai Ahura Mazda yang
merupakan malaikat yang memberi penerangan kepada manusia. Paham
kepercayaan inilah yang memberi unsur-unsur pendidikan di Persia.
Sejarah perkembangan pertanian secara relatif merupakan inovasi yang belum
lama berselang bila dibanding dengan sejarah manusia, karena manusia semula
dalam masa yang lama hanya bertindak sebagai pengumpul makanan. Produksi
pangan yang pertama dengan penanaman dan pembudidayaan yang
sesungguhnya baru terjadi pada 7.000-10.000 tahun yang silam (pada zaman
Neolitik). Di dunia, pertanian nampaknya berkembang secara sendiri-sendiri,
pada waktu yang jauh terpisah pada beberapa tempat berlainan3

2. Hubungan Kekuasaan
Hubungan kekuasaan merupakan obyek studi penting dalam Hubungan
Internasional. Hubungan kekuasaan juga tidak bisa dipisahkan dari konsep
kekuasaan (power) karena hal tersebut adalah mutlak harus dikuasai untuk dapat
memahami hubungan kekuasaan (power relationship).
Ilmuwan Hubungan Internasional menganggap bahwa power adalah unsur
utama tindakan politik. Hans J. Morgenthau4 mendefinisikan politik, baik politik
luar negeri maupun politik internasional sebagai perjuangan untuk meraih
kekuasaan (Struggle for Power).

Hans J. Morgenthau kemudian mendefinisikan power sebagai kemampuan


seseorang untuk mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain (Capability to
control other mind and action). Jadi menurut Morgenthau, power bisa terdiri dari
apa saja yang menciptakan dan mempertahankan pengendalian seseorang atas
3
Berliana Fatihatuz Fiizha, Mohammad Robby M, Rizky Apria Bakti, DINAMIKA
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI PERSIA DAN MESIR KUNO, Universitas Negeri
Malang: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN KAJIAN SEJARAH, Vol.2 No.2 Juli-Desember
2020, hlm. 160-161
4
Luthan, Salman. "Hubungan Hukum dan Kekuasaan." Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM,
Vol. 14, No.2, 2007, hlm. 169
orang lain (dan itu) meliputi semua hubungan sosial yang mendukung tujuan
(pengendalian) itu, mulai dari kekerasan fisik sampai ke hubungan psikologis
yang paling halus dipakai oleh pikiran seseorang untuk mengendalikan pikiran
orang lain.
Power menurut Ramlan Surbakti diartikan sebagai kemampuan menggunakan
sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain
sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang
mempengaruhi. Secara sempit power dirumuskan sebagai kemampuan
menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan
dirinya, kelompoknya, ataupun masyarakat pada umumnya.
Konsep kekuasaan terdiri dari 6 konsep yang tidak bisa dipisahkan dari power
yaitu influence, persuasion, manipulation, coercion, force, dan authority. Ramlan
Surbakti5 mendefinisikan influence sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela. Kemudian
persuasion ialah kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk
melakukan sesuatu.
Manipulation ialah penggunaan pengaruh, dalam hal ini yang dipengaruhi tidak
menyadari bahwa tingkah lakunya sebenarnya mematuhi keinginan pemegang
kekuasaan. Coercion ialah peragaan kekuasaan atau ancaman paksaan yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan
berperilaku sesuai dengan kehendak pihak pemilik kekuasaan, termasuk sikap dan
perilaku yang bertentangan dengan kehendak yang dipengaruhi. Force ialah
penggunaan tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan, menimbulkan rasa sakit
ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis terhadap pihak lain agar
melakukan sesuatu.
Couloumbis dan Wolfe mendefinisikan power secara lebih luas dan
menyimpulkan bahwa power memiliki 3 unsur penting yaitu Daya Paksa (Force)
yang meliputi ancaman eksplisit atau penggunaan militer, ekonomi ataupun sarana
pemaksa lainnya oleh aktor A terhadap aktor B demi tercapai tujuan politik A,
unsur yang kedua yaitu Pengaruh (influence) yang bisa didefinisikan sebagai
penggunaan alat-alat persuasi oleh aktor A demi menjamin agar perilaku aktor B
sesuai dengan keinginan aktor A.
Unsur yang terakhir adalah wewenang (authority), yaitu sikap tunduk sukarela
aktor B pada arahan (nasehat, perintah) yang diberikan oleh aktor A. Sikap ini
muncul dari persepsi aktor B tentang aktor A, contohnya penghormatan,
kedekatan, solidaritas, dsb.
Karl Deutsch6 berpendapat bahwa untuk mengukur power yang dimiliki oleh
suatu negara dapat dibagi kedalam tiga dimensi atau variabel, yaitu wilayah,
intensitas, dan ruang lingkup kekuasaan. Dari pandangan Morgenthau, hubungan
kekuasaan merujuk kepada adanya aktor A dan aktor B dimana posisinya aktor A
mempunyai kekuasaan, kekuatan, pengaruh, wewenang yang lebih besar sehingga

5
Luthan, Salman. "Hubungan Hukum dan Kekuasaan." Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM,
Vol. 14, No.2, 2007, hlm. 169
6
Luthan, Salman. "Hubungan Hukum dan Kekuasaan." Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM,
Vol. 14, No.2, 2007, hlm. 170
bisa mempengaruhi tindakan, perilaku aktor B baik secara melalui daya paksa
(force), pengaruh (influence) serta wewenang (authority).
Hubungan kekuasaan terdiri dari tiga unsur yang selalu terkandung didalamnya
yaitu meliputi tujuan, cara penggunaan, sumber-sumber pengaruh, dan hasil
penggunaan sumber-sumber pengaruh. Ciri hubungan kekuasaan yaitu kekuasaan
merupakan hubungan antar manusia, ciri kedua pemegang kekuasaan
mempengaruhi pihak lain.
Ketiga, pemegang kekuasaan dapat seorang individu, kelompok, organisasi,
ataupun pemerintah. Keempat, sasaran kekuasaan (yang dipengaruhi) dapat
berupa individu, kelompok organisasi, atau pemerintah. Kelima, suatu pihak yang
memiliki sumber kekuasaan belum tentu mempunyai kekuasaan karena
bergantung pada kemampuannya menggunakan sumber kekuasaan secara efektif.
Berikut ini gambar hubungan kekuasaan. Lingkaran besar diberi huruf A sebagai
Aktor A yang memiliki pengaruh, kekuasaan yang lebih besar daripada lingkaran
kecil yang dimaksudkan aktor B.

3. Perang Proxy
Perang Proxy adalah perang yang terjadi ketika kekuasaan yang saling
menentang menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti untuk memerangi satu
sama lain secara langsung. Sementara kekuasaan jarang menggunakan pemerintah
sebagai Proxy, namun menggunakan aktor non negara, tentara bayaran, dan pihak
ketiga lainnya yang sering digunakan. Diharapkan kelompok-kelompok atau aktor
tersebut dapat menyerang lawan tanpa menyebabkan munculnya perang dalam
skala besar.
Hampir mustahil untuk bisa menghasilkan perang proxy murni, sebagai
kelompok yang berjuang untuk suatu bangsa tertentu biasanya memiliki
kepentingan mereka sendiri, yang dapat menyimpang dari para patron mereka.
Perang Proxy digunakan sebagai akibat tidak inginnya terjadi perang satu sama
lain secara langsung.
Iran merupakan Negara yang mempunyai pengaruh besar terhadap percaturan
politik Lebanon terlebih terhadap kekuatan Hizbullah. Sebagai negara Syiah
terbesar didunia, Iran berhasil menanamkan pengaruhnya kepada Lebanon
khususnya Hizbullah. Hal tersebut terlihat dari dukungan Iran ketika Hizbullah
berkonflik dengan Israel dikawasan Lebanon Selatan. Dukungan Iran juga terlihat
ketika Iran membantu mempersenjatai dan mendanai Hizbullah melawan Israel
dan AS.

Campur tangan yang dilakukan oleh Iran sebagai bukti Iran mempunyai Power
dan terkait hubungan kekuasaan yaitu Iran memberikan dukungan kepada
pemerintah Lebanon dan Hizbulah dengan cara mengunjungi Lebanon menemui
Presiden Lebanon, Michel Sleiman dan pemimpin Hizbulah, Hassan Nasrallah di
Bint Jubail, Beirut, kota di selatan Libanon.
Mengingat kota ini adalah kota penting bagi Lebanon karena merupakan
kawasan panas yang rawan kontak senjata dengan Israel. Sebelumnya wilayah ini
adalah wilayah yang diperebutkan dan dikuasai oleh Israel yang kemudian pada
perang antara Lebanon-Israel tahun 2006 berhasil direbut oleh Hizbulah dan
dengan kata lain menjadi wilayah milik Lebanon kembali. Tindakan Iran
dikatakan sebagai sebuah keterlibatan terhadap politik dalam negeri Lebanon
dikarenakan Iran mendukung Lebanon dan bersedia mendanai Hizbulah dari
dibalik layar.
Kekhawatiran lain Israel dan AS mengenai Power yang dimiliki oleh Iran yaitu
akan membangkitkan kejayaan Islam untuk menguasai dunia, melalui sumber
daya yang dimiliki baik sumber daya energi yang luar biasa serta pasukan militer
yang siap menggempur lawan kapan saja.
Beberapa contoh tersebut menjadi bukti bahwa Iran terlibat terhadap Lebanon
karena Iran mempunyai Power terhadap Lebanon, Power tersebut menunjukkan
adanya hubungan kekuasaan (power relationship) dimana Iran sebagai aktor yang
mempunyai kekuasaan, pengaruh, daya paksa, yang bisa mempengaruhi
kebijakan maupun tindakan Lebanon khususnya Hizbullah dalam melawan Israel
dan AS.
Hubungan kekuasaan (power relationship) yang dimiliki dan dilakukan oleh
Iran dapat digambarkan melalui dua lingkaran dibawah ini. Lingkaran besar
sebagai Iran yang mempunyai power yang lebih besar dari Lebanon. Tanda panah
merupakan gambaran Iran mampu mempengaruhi Lebanon dan mempunyai
power besar. Lingkaran yang lebih kecil dimaksudkan Lebanon yang
terpengaruhi tindakan dan kebijakan negaranya dimana didalam Lebanon
terdapat Hizbullah sebagai kekuatan militer Lebanon yang berperan dalam
memerangi tindakan maupun ancaman Israel dan AS.
Konflik Lebanon-Israel menjadi media Iran untuk semakin memperkuat
hubungan dan dukungan Iran kepada Lebanon. Selain itu Lebanon menjadi aktor
pada perang proxy yang terjadi antara Iran dengan AS dimana Lebanon sebagai
aktor yang berperang dengan lawannya Israel yang dimotori oleh AS.
Keterlibatan ini dilakukan oleh Iran untuk memperkuat eksistensinya dan
powernya sebagai sebuah Negara yang kuat.
Dalam hal ini, Iran sendiri juga menginginkan kehancuran Israel dan AS serta
menginginkan Israel dan AS hengkang dari Timur Tengah dengan segala macam
pengaruh dan kepentingankepentingan tertentu dibaliknya. Perang Proxy
dilakukan oleh Iran dengan AS menggunakan media Lebanon dan Israel
bertujuan agar tidak terjadi perang yang berbahaya dan dalam skala besar.

Iran terlibat dalam konflik Lebanon-Israel (2006-2010) melalui Perang Proxy


yang dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Iran mempengaruhi kebijakan politik luar negeri Lebanon melalui Hizbullah
khususnya terhadap tindakan Lebanon memerangi AS dan Israel, musuh
utama Iran.
2. Iran memberikan fasilitas kepada Lebanon sehingga Lebanon tunduk patuh
terhadap pengaruh Iran.

4. Munculnya Sekte atau Aliran Dalam Islam (Awal dari Ilmu Kalam)
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam
merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan bagian dari displin ilmu-ilmu
berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan tentang ilmu ini.
Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-Ilmu juga berarti
maha mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf. Sedangkan kata kalam
merupakan kata yang penuh makna. Kalam berarti pengucapan atau ucapan.
Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajran-ajaran
dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta
orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta
orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll7
1. Aliran Khawarij
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan
di sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang
terjadi wantara Ali dan Mu’awiyah dalam upaya penyelesaian persengketaan
antara keduanya tentang masalah khalifah.8
Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan
disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh
Ali. Tetapi sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan kepada
mereka, karena mereka keluar dari rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad
di jalan Allah. Hal ini di dasarkan pada QS An-Nisa: 100. Berdasarkan ayat
tersebut, maka kaum khawarij memandang kaum khawarij memandang diri
mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung halamannya
untuk berjihad.
Bila di masa Rasulullah kafir hanya untuk mereka yang tidak memeluk Islam
tapi kaum Khawarij memperluas pengertiannya dengan memasukkan orang-orang
yang telah masuk Islam. Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang
digunakan bukanlah hukum Allah.
Ajaran Khawarij bermula dari masalah pandangan mereka tentang kufur. Kufur
(orang-orang kafir), berarti tidak percaya. Lawannya adalah iman (orang yang
dikatakan mukmin) berarti percaya. Di masa Rasulullah kedua kata itu
termanifestasi secara tajam sekali, yakni orang yang telah percaya kepada Allah
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang tidak
percaya kepada Allah tersebut. Dengan kata lain, mukmin adalah orang yang
telah memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang yang belum memeluk
agama Islam.
Bila pada masa Rasulullah term kafir hanya dipakai untuk mereka yang belum
memeluk Islam, kaum Khawarij memperluas makna kafir dengan memasukkan
orang yang telah beragama Islam ke dalamnya. Yakni orang Islam yang bila ia
menghukum, maka yang digunakannya bukanlah hukum Allah.
Secara umum, konsep mereka tentang iman bukan pembenaran dalam hati
semata-mata. Pembenaran hati (al-tasdiq bi al-qabl) menurut mereka, mestilah

7
Eri Susanti, "ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN KALAM." Pontianak: JURNAL
AD-DIRASAH, Vol. 1, No. 1, 2018, hlm. 25
8
Hairul Puadi, "Radikalisme Islam: Studi Doktrin Khawarij." Jurnal Pusaka Vol.4, No. 1,
2016, hlm. 43
disempurnakan dengan menjalankan perintah agama. Seseorang yang telah
memercayai bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu utusan
Allah, tapi ia tidak melakukan kewajiban agama, berarti imannya tidak benar,
maka ia akan menjadi kafir.
Pengikut Khawarij terdiri dari suku Arab Badui yang masih sederhana cara
berpikirnya. Jadi sikap keagamaan mereka sangat ekstrem dan sulit menerima
perbedaan pendapat. Mereka menganggap orang yang berada di luar
kelompoknya adalah kafir dan halal dibunuh. Sikap picik dan ekstrem ini pula
yang membuat mereka terpecah menjadi beberapa sekte.
Berbeda dengan kelompok Sunni dan Syi‟ah, mereka tidak mengakui hakhak
istimewa orang atau kelompok tertentu untuk menduduki jabatan khalifah.
Khawarij tidak memandang kepala negara sebagai orang yang sempurna. Ia
adalah manusia biasa juga yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Karenanya,
mereka menggunakan mekanisme syura untuk mengontrol pelaksanaan tugas-
tugas pemerintahan. Kalau ternyata kepala negara menyimpang dari semestinya,
dia dapat diberhentikan atau dibunuh.9
Tokoh-tokoh Dalam Aliran Khawarij: Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad,
Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin al-Azraq, dan 'Abdullah bin
Basyir. Diantara doktrin-doktrin dalam khawarij sebagai berikut:
a. Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat Islam
b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab
c. Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila
melakukan kedzaliman.
d. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh Ustman
dianggap menyeleweng. Dan khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi
arbitrase (tahkim), ia dianggap menyeleweng.
e. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy‟ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
f. Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
g. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus
dibunuh dan seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau
membunuh muslim lainnya yang telah dianggap kafir.
h. Setiap Muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
i. Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
j. Orang yang baik harus masuk surge dan orang yang jahat masuk ke
neraka.
k. Qur‟an adalah makhluk
l. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan10
2. Aliran Jabariyyah
Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan
mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz aljabr

9
Rubini Rubini. "KHAWARIJ DAN MURJI’AH PERSPEKTIF ILMU KALAM." Al-Manar 
Vol. 7, No. 1, 2018, hlm. 45
10
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 169
yang berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Aljabbar (dalam
bentuk mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa.
Selanjutnya kata jabara setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu
aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan11 menegaskan bahwa paham Al jabr berarti
menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan
menyandarkannya kepada Allah,
Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan
terpaksa.Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia
kepada Allah SWT. Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk
mahzab al-kalam yang menafikkan perbuatan manusia secara hakiki dan
menisbatkan kepada Allah SWT semata.
Menurut Qadir12, jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala
perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada dan Qadar Allah.
Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan oleh manusia tidak
berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan
kehendaknya, disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena
tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahkan bahwa jabariyah adalah
aliran manusia menjadi wayang dan tuhan sebagai dalangnya
Aliran Jabbariyah ini sebenarnya sudah ada di kalangan bangsa Aeab sebelum
Islam. Sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali menampilkan paham
jabbariyah di kalangan umat Islam adalah Al-Ja‟d Ibn Dirham. Pandangan-
pandangan Ja'ad bin Dirham ini kemudian disebar luaskan oleh pengikutnya,
seperti Jahm bin Shafwan dari Khurasan.
Dalam sejarah teologi Islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan
aliran jahmiyyah dalam kalangan Murji’ah. Ia adalah sekretaris Surai bin Al hariz
dan selalu menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayyah.
Namun dalam perkembangannya paham Jabariyyah juga dikembangkan oleh
tokoh lainnya diantaranya Al Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja‟ad bin
Dirrar. Paham Jabariyah ini diduga telah ada sejak sebelum agama Islam datang
kemasyarakat Arab.

Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh Gurun Pasir Sahara telah memberi
pengaruh besar dalam ke dalam cara hidup mereka. Dan dihadapkan alam yang
begitu ganas, alam yang indah tetapi kejam, menyebabkan jiwa merasa dekat
dengan Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dengan suasana alam yang demikian menyebabkan mereka tidak punya daya
dan kesanggupan apa-apa, melainkan semata-mata patuh, tunduk dan pasrah
kepada kehendak Tuhan, dan dalam al-Qur'an sendiri banyak memuat ayat-ayat
yang membawa kepada timbulnya paham Jabariyah. "Allah menciptakan kamu
dan apa yang kamu perbuat" (QS AshShaffat: 96) .Selain ayat-ayat Al Quran
diatas, benih-benih paham al-jabar juga dapat dilihat dalam beberapa peristiwa
sejarah: Suatu ketika Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam

11
Kadir, Firdaus Khairi Abdul, et al. "The Perspective of Traditional Muslim Scholars on
Heretical Innovations." International Journal of Academic Research in Business and Social
Sciences Vol. 7, No. 8, 2017, hlm. 229.
12
Kadir, Firdaus Khairi Abdul, et al. "The Perspective…, hlm. 229.
masalah takdir Tuhan, Nabi melarang mereka memperdebatkan persoalan
tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat tuhan
mengenai takdir.
Adanya paham jabar telah mengemukakan ke permukaan pada masa bani
umayyah yang tumbuh berkembang di Syria. Di samping adanya bibit pengaruh
faham jabar yang telah muncul dari pemahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri,
ada sebuah pandangan mengatakan bahwa aliran jabar muncul karena adanya
pengaruh dari pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermadzhab Qurra
dan agama Kristen bermadzhab Yacobit.
Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah: Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm bin Sofwan, Adh-
Dhirar, Husain bin Muhammad al-Najjar. Berikut doktrin-doktrin yang ada pada
aliran Jabariyyah:
a. Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
b. Kalam Tuhan adalah makhluk
c. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
d. Surga Neraka tidak kekal13
3. Aliran Syi’ah
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau
pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai
pengertian tertentu. Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran
orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat memihak
Ali dan dan memuliakannya beserta keturunannya.
Kelompok tersebut lambat laun membangun dirinya sebagai aliran dalam
Islam. Adapun ahl al-bait adalah “family rumah nabi”. Menurut syiah yang
dinamakan ahl bait itu adalah Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak
kandungnya, menantu dan cucu-cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak
termasuk Ahl al-Bait
Sejak jaman Rasulullah serta khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab, belum
pernah ditemukan adanya satu golongan politik atau golongan agama yang
memiliki banyak pengikut, memiliki karakter dan identitas khusus dan memiliki
target yang jelas. Golongan itu baru muncul pada masa Khalifah Utsman. Mereka
adalah orang-orang yang setia pada Ali, yang menganggap bahwa kekhalifahan
Ali berdasarkan Nash Al-quran dan wasiat dari Rasulullah SAW, baik yang
disampaikan secara jelas maupun samar. Menurut mereka seharusnya tampuk
kepemimpinan diduduki oleh Ali dan keturunannya, serta tidak boleh lepas
darinya.
Para ulama masih berbeda pendapat mengenai asal-usul Syi‟ah dan
perkembangannya. Menurut Prof. Walhus, akidah Syi‟ah banyak terpengaruh
oleh ajaran Yahudi, bukan persia karena mengingat pendirinya adalah Abdullah
bin Saba‟ yang berasal dari Yahudi. Sementara pendapat Prof. Dawzi cenderung
pada pendapat yang menyatakan bahwa pendiri Islam adalah orang Persia, karena
orang Arab bebas memeluk agama.
Menurut Peyman,14 Syiah sudah muncul sebelum orang-orang Persia masuk
Islam, tetapi masih belum ekstrim seperti sekarang. Mereka hanya berpendapat
13
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 169
bahwa Ali lebih utama dari sahabat lainnya. Kemudian pemahaman Syiah ini
berkembang seiring perkembangan zaman dan adanya kasus pembunuhan-
pembunuhan yang mengatas namakan Syiah.
Tokoh-tokoh Aliran Syiah: Jalaludin Rakhmat, Haidar Bagir, Haddad Alwi,
Nashr bin Muzahim, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy‟ari. Berikut doktrin-
doktrin dalam ajaran Syi’ah:
a. Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-
hall wa al-‘aqd.
b. Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka
meyakini kekuasaan imam mereka ketika ghaibdan baru pada akhir jaman
kembali kepada mereka.
c. Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik
berdasarkan petunjuk Allah dan wasiat Nabi.
d. Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi15
4. Aliran Qaddariyah
Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan
kemampuan dan memiliki kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam.
Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan
penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan
perbuatan-perbuatannya.
Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai Qudrat atau kekuatan
untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan. Adapun menurut
pengertian terminologi Qodariyyah adalah suatu aliran yang mempercayai bahwa
segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.
Aliran ini juga berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala
perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak
sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, qodariyyah merupakan nama suatu
aliran yang memberikan suatu penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia
dalam mewujudkan perbuatannya.
Bahwa kaum qodariyyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
qodrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, akan tetapi bukan berarti
manusia terpaksa tunduk paada qodrat Tuhan. Kata qadar dipergunakan untuk
menamakan orang yang mengakui qadar digunakan untuk kebaikan dan
keburukan pada hakekatnya kepada Allah.
Sekilas pemahaman Qadariyah ini sangat ideal dan sesuai dengan ajaran Islam.
Di samping benar menurut logika, juga didasarkan pada ayat-ayat alqur‟an dan
hadis yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan
menentukan perbuatannya sendiri. Akan tetapi jika kita mendalami ajaran Al-
quran dan Hadis secara komprehensif serta memerhatikan realitas kehidupan
sehari-hari, maka akan tampak jelas bahwa paham Qadariyah yang tidak

14
Peyman Hekmatpour, "Shia Islam and Religious Forbearance among Students in Iran: A
Qualitative Study Using the Concept of Social Norms." International Journal of Humanities and
Social Science Invention Vol. 5, No. 12, 2016, hlm. 65
15
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 170
mempercayai adanya takdir adalah mengandung berbagai kelemahan dan telah
menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah: Ma‟bad al-Jauhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
Berikut doktrin-doktrin aliran Qadariyyah:
a. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
b. Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
c. Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan
manusia
d. Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah16
5. Aliran Mu’tazillah
Kata mu‟tazilah berasal dari kata I’tazala dengan makna yang berarti
menjauhkan atau memisahkan diri dari sesuatu. Kata ini kemudian menjadi nama
sebuah aliran di dalam ilmu kalam yang para sarjana menyebutnya sebagai
Mu‟tazillah berdasarkan peristiwa yang terjadi pada Washil ibn Atha (80 H/699
M- 131 H/748 M) dan Amr ibn Ubayd dengan al-Hasan al-Bashri.
Dalam majlis pengajian al-Hasan al-Bashri muncul pertanyaan tentang orang.
yang berdosa besar bukanlah mu’min dan juga bukanlah orang kafir, tetapi
berada diantara dua posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn.
Dalam uraian di atas bisa dipahami pemimpian tertua di aliran Mu’tazillah
adalah Washil ibn Atha. Ada kemungkinan washil ingin mengambil jalan tengah
antara khawarij dan murjiah, melainkan berada di dua posisi. Alasan yang
dikemukakan adalah bahwa orang yang berdosa besar itu masih ada imannya
tetapi tidak pula dapat dikatakan mu’min karena ia telah berdosa besar. Orang
yang serupa itu apabila meninggal dunia maka ia akan kekal di dalam neraka,
hanya azabnya saja yang lebih ringan dibandingkan orang kafir. Itulah pemikiran
Washil yang pertama sekali muncul.
Pembina pertama aliran Mu’tazilah ini adalah Wasil bin Ata’. Sebagaimana
telah dikatakan oleh Al-Mas’udi, Wasil bin Ata‟ adalah syaikh Al-Mu‟tazilah wa
qadimuha, yaitu kepala Mu‟tazilah yang tertua. Ia dilahirkan di Madinah pada
tahun 81 H dan meninggal di Basrah pada tahun 131 H. Di Madinah ia berguru
pada Hasyim, Abd bin Muhammad bin Hanafiyah kemudian pindah ke Basrah
dan belajar pada Hasan Al-Basri.
Kemunculan aliran Mu‟tazilah untuk pertama kalinya pada masa dinasti
Umayyah berada diambang kehancuran, yakni dimasa pemerintahan „Abd Al-
Malik bin Marwan dan Hisyam bin „Abd Al-Malik. Dan ketika Dinasti Umayyah
jatuh ke tangan abbasiyah, golongan Mu‟tazillah mendapatkan tempat yang amat
baik di dalam pemerintahan.17 Bahkan di masa peerintahan AlMa‟mun teologi
Mu‟tazillah secara resmi dijadikan ideologi bangsa.
Tokoh-tokoh Aliran Mu‟tazillah: Wasil bin Ata‟, Abu Huzail al-allaf, An-
Nazzam, dan Al-Jubba‟i. Berikut doktrin-doktrin pada aliran ini:
a. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas Waktunya

16
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 170
17
PS SYED MASOOD JAMALI, and KHALID WAHEED. "Mu ‘tazilah, the first Rationalist
School of Thought in Islamic History: Critical Study of its Ideology and Approach." Hamdard
IslamicuS, Vol. 43, No. 4, 2020, hlm 72
b. Akal yang menetukan perlu tidaknya dibentu negara18
6. Aliran Maturidiyyah
Tokoh pertama dari aliran Maturidiyah adalah al-Maturidi sendiri. Sebagai
pemikir yang tampil dalam menghadapi pemikiran Muktazilah, almaturidi banyak
menyerang pemikiran mu’tazillah. Namun karena ia memiliki latar belakang
intelektual pandangan-pandangan rasional Abu Hanifahm dicelah-celah
perbedaan itu terdapat pula kesamaan.19
Murid terpenting dari Al-Maturidi adalah Abu al-Yusuf Muhammad
alBazdawi. Ia dilahirkan pada tahun 421 H dan meninggal pada tahun 439 H.
Sebagai diketahui bahwa nenek Al-Bazdawi adalah murid dari al-Maturidi. Al-
Bazwadi sendiri mengetahui ajaran-ajaran al-Maturidi dari orang tuanya.
Agaknya pewarisan paham yang sudah melalui tiga jenjang terhadap AlBazdawi
sendiri tidak urung membuat berbagai perbedaan antara al-bazdawi dengan al-
maturidi.
Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan kebebasan intelektual di kalangan ulama
masa lampau. Inilah kemudian yang membuat terdapatnya dua cabang aliran
dalam Maturidiyyah, yaitu cabang Samarkand dengan tokoh Maturidi sendiri dan
cabang Bukhara dengan tokoh utama al-Bazdawi. Berikut Doktrin-doktrin dalam
ajaran Maturidiyyah:
a. Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
b. Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak20
7. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau penangguhan.
Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan
sebagai “orang-orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa besar
merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman
atau dosa tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau menahan
pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini. Hal ini mendorong
mereka untuk tidak ikut campur masalah politik. Satu diantara doktrin mereka
adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan keadilannya
adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak untuk
kalangan syiah.
Aliran Murjiah muncul sebagai reaksi dari aliran kharjiyyah yang memandang
perbuatan dosa sebagai quasi absolut dan merupakan sifat penentu, murji‟ah
lebih cenderung sebagai reaksi terhadap kharijiyyah dari pada daripada terhadap
aliran mayoritas. Sangat kontras dengan aliran kharjiyyah yang mirip sekali
dengan ajaran yang mirip sekali dengan ajaran St. John tentang “dosa yang
dihukum mati”.
Aliran Murji‟ah muncul dengan mengusung keyakinan lain mengenai dosa
besar. Masalah yang mulanya hanya bersifat politis akhirnya berkembang
menjadi masalah teologis. Lantara dua aliran tersebut muncul mendahului aliran
18
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 171
19
Zaini, Muhammad. "Methods and Thoughts in the Islamic Theology." al-Lubb: Journal of
Islamic Thought and Muslim Culture (JITMC) Vol. 2, No. 2 2020, hlm. 93
20
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 171
Mu‟tazillah, maka tidak salah pula jika Wolfson menyebut bahwa keduanya
sebagai aliran pra-Mu‟tazilah dalam teologi islam. Berikut doktrin-doktrin yang
dalam ajaran Murji’ah:
a. Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan
kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena kufur dan iman
letaknya di hatiku
b. Menurut murjiah ekstrem ini, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur
tidak tahu pada Tuhan. Sejalan dengan itu shalat bukan merupakan ibadat
bagi mereka, karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam
arti mengetahui Tuhan21

A. PENUTUP
Peradaban Yunani merupakan salah satu peradaban yang mencapai tingkat
kemajuan yang spektakuler di dunia kuno. Peradaban spektakuler lainnya antara
lain: Mesir, Mesopotamia, India dan China. Kalau Mesir, Mesopotamia, dan
China merupakan peradaban di lembah sungai, maka Yunani merupakan
peradaban yang berkembang di laut.
Pada zaman kuno, Laut Tengah merupakan pusat perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi yang utama. Letaknya yang berada di tengah-tengah
antara Eropa, Afrika, dan Asia memungkinkan terjadinya kontak perdagangan,
politik, dan kultural antar kawasan. Karenanya tidak mengherankan apabila di
kawasan Laut Tengah berkembang peradaban yang maju, sejak peradaban Minoa,
Mycenae, Yunani, dan kemudian Romawi.
Athena merupakan salah satu city state yang menjadi icon kemajuan peradaban
Yunani. Karakteristik budaya Yunani yang sampai saat ini menjadi icon budaya
Barat adalah kebebasan dan demokrasi.
Bangsa Yunani Kuno memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban bangsa
Yunani inilah yang kemudian dikembangkan oleh bangsa Barat. Peradaban
bangsa Yunani ini meliputi kebudayaan Kreta, Polis, sistem kepercayaan, dan
hasil-hasil kebudayaan.
Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea dan Laut lonea. Yunani terdiri atas dua
bagian, yaitu Yunani Daratan dan Yunani Kepulauan. Yunani Daratan terdiri atas
beberapa pegunungan, daerahnya terpecah-pecah, pantainya berteluk-teluk, dan
airnya tenang.
Bangsa persia merupakan keturuan dari ras Arya,ras Arya hidup di daerah yang
sangat kering dan gersang jadi mereka melakukan ekspansi wilayah yang sangat
agresif. Semakin lama merekan melakukan ekspansi ke daerah yg cukup jauh
yang membuat mereka menjadi bangsa yang maju.
Perang merupakan kebiasaan yang mereka lakukan agar terhindar dari
kelaparan karna tanah mereka sendiri yang kering. Mereka ingin mendirikan
kekaisaran di dunia maka dengan itu dengan sendirinya tanpa disuruh mereka
berperang.

21
Ahmad Zaini, "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf  1.1 2015, hlm. 171
Karena keadaan yang memaksa mereka untuk berperang untuk mencari tempat
untuk mereka bertahan hidup. Dengan ini, maka jumlah orang yang berjiwa
perang lebih banyak dibandingkan orang yang berjiwa religi. Ras Arya hidup
dalam lingkaran ekonomi dan perang atau militer, maka dengan hal tersebut
mereka membawa watak religi ke dalam filsafatnya dan suka berperang.
Iran merupakan Negara yang mempunyai pengaruh besar terhadap percaturan
politik Lebanon terlebih terhadap kekuatan Hizbullah. Sebagai negara Syiah
terbesar didunia, Iran berhasil menanamkan pengaruhnya kepada Lebanon
khususnya Hizbullah. Hal tersebut terlihat dari dukungan Iran ketika Hizbullah
berkonflik dengan Israel dikawasan Lebanon Selatan. Dukungan Iran juga terlihat
ketika Iran membantu mempersenjatai dan mendanai Hizbullah melawan Israel
dan AS.
Campur tangan yang dilakukan oleh Iran sebagai bukti Iran mempunyai Power
dan terkait hubungan kekuasaan yaitu Iran memberikan dukungan kepada
pemerintah Lebanon dan Hizbulah dengan cara mengunjungi Lebanon menemui
Presiden Lebanon, Michel Sleiman dan pemimpin Hizbulah, Hassan Nasrallah di
Bint Jubail, Beirut, kota di selatan Libanon.
Mengingat kota ini adalah kota penting bagi Lebanon karena merupakan
kawasan panas yang rawan kontak senjata dengan Israel. Sebelumnya wilayah ini
adalah wilayah yang diperebutkan dan dikuasai oleh Israel yang kemudian pada
perang antara Lebanon-Israel tahun 2006 berhasil direbut oleh Hizbulah dan
dengan kata lain menjadi wilayah milik Lebanon kembali. Tindakan Iran
dikatakan sebagai sebuah keterlibatan terhadap politik dalam negeri Lebanon
dikarenakan Iran mendukung Lebanon dan bersedia mendanai Hizbulah dari
dibalik layar.
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam. Ilmu kalam
merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan bagian dari displin ilmu-ilmu
berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan tentang ilmu ini.
Sejarah Islam telah menunjukkan adanya aliran atau sekte didalamnya. Sekte
ini muncul karena adanya pandangan atau perspektif yang berbeda sehingga
melahirkan gagasan yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya upaya untuk
pembaharuan Islam. Dalam pembaharuan tersebut, menghasilkan ajaran atau
aliran baru yang disetujui maupun tidak dari kelompok masyarakat.
Dengan kata lain, aliran atau sekte ini merupakan salah satu tanda terdapat
perpecahan yang terjadi dalam sebuah agama. Namun perpecahan dalam hal ini
hanya sebatas adanya perbedaan pandangan  terhadap kepemimpinan atau faktor
politik.

DAFTAR PUSTAKA

Sondarika, Wulan. "Peradaban Yunani Kuno." Jurnal Artefak 3.2 (2019): 195-


206.
Zaini, Ahmad. "Mengurai Sejarah Timbulnya Pemikiran Ilmu Kalam Dalam
Islam." ESOTRIK: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf 1.1 (2015): 167-187.

Zaini, Muhammad. "Methods and Thoughts in the Islamic Theology." al-Lubb:


Journal of Islamic Thought and Muslim Culture (JITMC) 2.2 (2020): 93-
114.

JAMALI, PS SYED MASOOD, and KHALID WAHEED. "Mu ‘tazilah, the first
Rationalist School of Thought in Islamic History: Critical Study of its
Ideology and Approach." Hamdard Islamicus 43.4 (2020).

Hekmatpour, Peyman. "Shia Islam and Religious Forbearance among Students in


Iran: A Qualitative Study Using the Concept of Social
Norms." International Journal of Humanities and Social Science
Invention 5.12 (2016): 65-73.

Kadir, Firdaus Khairi Abdul, et al. "The Perspective of Traditional Muslim


Scholars on Heretical Innovations." International Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences 7.8 (2017): 2222-6990.

Rubini, Rubini. "KHAWARIJ DAN MURJI’AH PERSPEKTIF ILMU


KALAM." Al-Manar 7.1 (2018).

Susanti, Eri. "ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN KALAM." JURNAL


AD-DIRASAH 1.1 (2018): 23-42.

Puadi, Hairul. "Radikalisme Islam: Studi Doktrin Khawarij." Jurnal Pusaka 4.1


(2016): 43-53.

Luthan, Salman. "Hubungan Hukum dan Kekuasaan." Jurnal Hukum IUS QUIA


IUSTUM 14.2 (2007).

Fiizha, Berliana Fatihatuz, and Rizky Apria Bakti. "Dinamika Perkembangan


Kebudayaan di Persia dan Mesir Kuno." SINDANG: Jurnal Pendidikan
Sejarah Dan Kajian Sejarah 2.2 (2020): 159-165.

Anda mungkin juga menyukai