DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. DIVA ZAKNI (20200122002)
2. ADLIAH BATARI (20200122009)
Adapun isi dari makalah ini mohon maaf karena ketidaksempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang terdapat di makalah ini, kami harap agar dapat di
maklumi. Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan Langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kelancaran tugas-tugas selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENAHULUAN
A.Latar Belakang
Imla’ atau diterjemahkan dengan dikte merupakan bagian dari keterampilan
menulis (maharah al-kitabah). Pembelajaran menulis Arab baik di Madrasah atau
di Pondok Pesantren, apalagi di Lembaga Pendidikan umum akhir ini sering
terabaikan, karena bagi santri atau siswa Madrasah dianggap bisa dan biasa
melakukannya dalam kegiatan pengajian kitab-kitab kuning setiap harinya di
Lembaganya, padahal menulis arab dikenal dengan materi AL IMLA’, yang
secara bahasa berarti “dekte” (tidak mudah dipelajari), lebih-lebih bila harus
mengikuti kaidah-kaidahnya yang baku.
Muatan yang berada di dalam imla’ meliputi dua hal, yaitu menulis dan
mengucapkan kata serta peletakkan tanda baca secara tepat. Menulis Bahasa Arab
memang di perlukan ketelitian, maka dari itu salah satu pelajaran penting yaitu
dengan Qawaidul Imla’. Apabila kita sudah menguasai Qowa’id secara baik,
metode selanjutnya yaitu dengan belajar imla’ yang berarti talqin, yaitu
menyampaikan atau mendiktekan kepada orang lain dengan suara yang baik dan
jelas. Dalam makalah ini akan membahas tentang mengenali huruf yang ditulis
namun tidak diucapkan, mengetahui letaknya, dan contohnya.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui penulisan huruf yang ditulis namun tidak
diucapkan ?
2. Apa saja contoh huruf yang ditulis namun tidak diucapkan ?
C.Tujuan Makalah
Mampu mengetahui bagaimana penulisan huruf yang ditulis namun tidak
diucapkan dan mampu mengetahui apa saja contohnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Apabila wawu merupakan tanda ‘irab jamak mudzakkar salim, dia tidak
ditambahkan alif seperti
فَا ِعلُو الخير/ ُمقِ ْي ُمو الصال ِة
Orang-orang yang mendirikan shalat / Orang-orang yang melakukan
kebaikan.
Apabila wawu merupakan tanda rafa’ isim lima seperti
َأبُو/ َْأ ُخو
Fungsi alif fariqhah pada dasarnya berfungsi membedakan wawu jamak dan
wawu dhamir pada jamak mudzakkar salim ketika penulisanya dianggap
mirip seperti
١ . هؤالء قاتلو العدو.٢ هؤالء قاتلو العدو
Ketika penulisan keduanya sama seperti diatas dan tidak terdapat harakat,
maka mungkin akan diartikan sama, padahal makna dan sighat yang
dimaksud berbeda
Lafadz ق__اتلوpada no1 adalah fi’il madhi, dan pada no2 adalah isim fa’il.
Dengan demikian, meletakan alif fariqhah sangat berperan untuk
membedakan keduanya.
١. هؤالء قاتلوا العدو
Mereka telah membuhun musuh
خبر: مفعول به جملة قاتلوا العدو: فعل ماضى العدو: مبتدأ قاتلوا: هؤالء
٢ . هؤالء قاتلو العدو
Mereka yang membunuh musuh
مضاف إليه: مضاف العدو: مبتدأ قاتلو: هؤالء
3
Apabila isim diakhiri dengan hamzah yang sebelumnya berupa huruf alif
seperti
َم َسا ًء َم َسا ًء َج َزا ًء َج َزا ًءا
Penulisan tanwin pada قَلَ ًما/ َكتَابًا/ طَالبًا/ ً َر ُجالdkk, terdapat dua keadaan. Boleh
diatas huruf alif atau diatas huruf sebelum alif. Contoh
ً قَلَما/ ً َكتَابا/ ً طَالبا/ ً قَلَ ًما َر ُجال/ َكتَابًا/ طَالبًا/ َر ُجاًل
1
Wakid Yusuf, 2021 Huruf yang ditulis namun tidak dibaca ( 🇨🇲 – )يكتب وال ينطقATTARBIYAH
(wordpress.com)
B. Kaidah Penulisan Huruf Yang Ditulis Namun Tidak Diucapkan
Adapun huruf-huruf yang ditulis tapi tidak diucapkan adalah sebagai
berikut:
ٌِماَئة
ِماَئتَا ِن
3. Alif Setelah Waw Jama’ah
Huruf alif yang terletak setelah waw jama’ah pada fi’il ditulis saja namun
tidak dibaca. Contoh:
قَالُوْ ا
فَ َعلُوْ ا
4. Huruf Waw ( )وPada:
َُأولَِئك
ُْأولُو
2
Syeikh Muhammad bin Sholih Al-‘utsaimin, 2020 https://www.ghoorib.com/2020/09/kaidah-
penulisan-imla-dalam-bahasa-arab.html
5. Waw Pada Isim Alam “روNNNNNNNNNNNNNNN”عم
Huruf waw ( )وpada kata “ ”عمروyang merupakan isim alam yang mansub
bertanwin. Contoh:
بن ال َعبَّاس
ِ َع ْمرٌو
Adapun jika manshub bertanwin maka huruf waw dihilangkan. Contoh:
ُ َرَأي
ْت عمرًا
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Huruf yang ditulis namun tidak diucapkan adalah huruf yang ada dalam
suatu kalimat Bahasa Arab yang jika dilihat dari bentuk kalimatnya memang
ada namun saat diucapkan huruf tersebut dianggap tidak ada atau tidak
dibaca. Itu dikarenakan agar kita dapat membedakan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lain yang bentuknya hamper mirip, terutama apabila
kalimat tersebut tidak berharakat. Selain itu masih ada alasan lain mengapa
ada huruf yang ditulis namun tidak diucapkan.
Adapun huruf yang ditulis namun tidak diucapkan yang paling popular
diantaranya adalah huruf alif dan waw, seperti:
1) Penulisan huruf alif pada hitungan ‘adad seratus lafadz مئة
2) Penulisan atau penambahan huruf alif pada akhir fi’il
3) Penambahan huruf alif pada akhir isim nakirah bertanwin fathah
4) Penulisan atau penambahan huruf wawu
5) Penulisan atau penambahan wawu pada akhir lafadz )عمروAmar)
6) Hamzah washal pada persambungan kata
7) Huruf illat (huruf penyakit)
7
DAFTAR PUSTAKA
Wakid Yusuf, 2021 Huruf yang ditulis namun tidak dibaca ( 🇨🇲 – )يكتب وال ينطق
ATTARBIYAH (wordpress.com)