Dosen Pengampu:
KELOMPOK 7
Nurhasanah 1102214010
Salsa Almujaadila 1102214012
Zalma Desri 1102214017
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memperdalam ilmu dan menambah pengetahuan
serta wawasan . baik itu ditujukan kepada pembaca maupun kepada penulis sendiri.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah bahasa arab dan teman-teman yang ikut mendukung jalannya
pembuatan makalah ini.
Pada makalah ini penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang mendukung dari para
pembaca nantinya. Demikianlah kata pengantar yang dapat disampaikan penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil...................................................................2
B. Ciri-Ciri Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil.......................................................................4
C. Contoh Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil .......................................................................4
D. Percakapan Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil..................................................................4
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kita kaum muslim memaklumi ,bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an .
Setiap orang muslim bermaksud menyelami atau mempelajari ajaran islam yang
sebenarnya dan lebih mendalam ,tiada jalan lain kecuali harus mampu mengali dari
sumber asalnya ,yaitu qur’an dan hadis.Oleh karna itu menurut kaidah hukum islam
mengerti akan ilmu nahwu bagi mereka yang memahami Al-qur’an hhukumnya
fardhu’ain .Di dalam bahasa arab sendiri terdapat Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil
makalah ini akan membahas materi mengenai Dhamir Munfasil Wa Al-Muttasil
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.Dhamir Munfasil ()ضمير منفصل: Dhamir Munfasil adalah dhamir yang berdiri
sendiri sebagai kata ganti dan tidak digabungkan dengan kata benda yang digantikannya.
Contoh-contoh Dhamir Munfasil termasuk:
( َأَناana) - "saya"
( َأْنَتanta) - "kamu"
( َأْنُتْمantum) - "kalian"
( ُهْمhum) - "mereka"
Dhamir Munfasil digunakan ketika dhamir itu sendiri menjadi kata ganti
yang jelas dan tidak tergabung dengan kata benda. Mereka digunakan sebagai subjek atau
objek dalam kalimat.
2
2.Damir Muttasil ()ضمير متصل: Dhamir Muttasil adalah dhamir yang digabungkan
dengan kata benda yang digantikannya dan menjadi satu kesatuan. Contoh-contoh
Dhamir Muttasil termasuk:
( ِكَتاِبيkitabi) - "bukuku"
( َبْيُتَكbaytuka) - "rumahmu"
Dhamir Munfasil dan Dhamir Muttasil adalah dua jenis dhamir (kata ganti) dalam
bahasa Arab yang memiliki perbedaan dalam penggunaan dan ciri-cirinya. Berikut ini
penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri keduanya:
3
Berdiri Sendiri: Dhamir Munfasil selalu berdiri sendiri sebagai kata ganti dan
tidak digabungkan dengan kata benda yang digantikannya. Contoh:
( َأَناana) - "saya"
( ُهْمhum) - "mereka"
( ِكَتاِبيkitabi) - "bukuku"
( َس َّياَر ُتِكsayyaratuki) - "mobilmu" (untuk perempuan)
Terkait Kepemilikan: Dhamir Muttasil selalu terkait dengan kepemilikan atau
atribut terhadap kata benda yang digunakan. Mereka memberikan informasi
tentang milik atau karakteristik dari kata benda yang digantikannya.
Contoh:
4
Dalam ringkasan, Dhamir Munfasil digunakan sebagai kata ganti yang berdiri
sendiri dan dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat, sementara
Dhamir Muttasil digunakan untuk menyatakan kepemilikan atau atribut pada kata
benda dan selalu digabungkan dengan kata benda yang digantikannya.
Pemahaman tentang perbedaan ini adalah kunci dalam tata bahasa Arab.3
Terjemahan: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan."Dalam ayat ini, "( "َنْعُبُدna'budu, "kami menyembah") dan " "َنْسَتِع يُن
(nasta'inu, "kami meminta pertolongan") menggunakan Dhamir Munfasil untuk merujuk
pada diri sendiri (kami).
Ayat: ۖ َو ِاَذ ا َس ٓاَء َلَك ِع َباِد ى َع ِّنى َفِاِّنى َقِريٌب ُاِج يُب َد ۡع َو َة ٱلَّد اِع ِاَذ ا َدَعاِن
Dalam ayat ini, "( "ِعَباِد ىibadi, "hamba-hamba-Ku") dan " ( "َدَعاِنda'an, "orang yang
berdoa") menggunakan Dhamir Munfasil untuk merujuk pada orang yang bertanya dan
orang yang berdoa. Ini adalah dhamir yang digunakan untuk merujuk pada "saya" atau "aku"
dalam bahasa Indonesia. Contoh penggunaannya dalam kalimat Arab adalah:"( "أنا طالبAna
Taalib) yang berarti "Saya siswa."
5
2.Dhamir Muttasil:
Ayat: َو ٱعَلُم ۟و َاَّنَم ا َغ ِنمُّتم ِّم ن َش ۡى ٖء َفَاَّن ِهَّلِل ُخ ُۡم َس ۥُه َوِللَّرُسوِل َوِلِذ ى ٱۡل ُقۡر َبٰى َو ٱۡل َيَٰت َم ٰى َو ٱۡل َم َٰس ِكيِن َو ٱۡب ِن ٱلَّس ِبيِل ِان ُك نُتۡم ٰا َم نُتم
ۚ ِبٱِهَّلل َو َم ٓا َانَز ۡل َنا َع ٰل ى َع ۡب ِد َنا َّیۡو َم ٱۡل ُفۡر َقاِن َّیۡو َم ٱلَّتَقى ٱۡل َج ۡم ٰع ِن
Terjemahan: "Dan ketahuilah bahwa apapun yang kamu peroleh sebagai jarahan (dari
musuh) maka untuk Allahlah khums (bagian yang wajib dikeluarkan), Rasul, kerabat Rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba
Kami pada hari pembedaan (kemenangan)."
Dalam ayat ini, "( "َع ۡب ِد َناabdina, "hamba Kami") menggunakan Dhamir Muttasil untuk
merujuk pada Nabi Muhammad SAW yang disebut dalam konteks ayat ini.
Catatan:
6
Nadia: َأَنا َأْيًضا َذ اِهَبٌة ِإَلى الَم ْد َرَسِة. (Ana aydan dzaa'ibatun ila al-madrasah) - "Saya juga
pergi ke sekolah."
(داهَب ٌة: Dhamir Munfasil yang merujuk pada Nadia, " "ِإَلى الَم ْد َر َس ِة: Kata
benda yang digunakan)
Dalam percakapan pertama, Dhamir Munfasil "( "َأَناAna, "saya") digunakan oleh
Ahmad dan Nadia untuk merujuk pada diri mereka sendiri ketika mereka berbicara
tentang pergi ke sekolah. Dhamir Munfasil " "َأَناdigunakan secara terpisah.
Dalam percakapan kedua, Dhamir Muttasil "( "ِكَتاِبيkitabi, "bukuku") digunakan oleh Muhammad
dan Ali untuk merujuk pada kepemilikan buku. Dhamir Muttasil " "ِكَتاِبيdigabungkan dengan kata
benda "( "ِكَتابkitab, "buku") untuk menyatakan kepemilikan.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sebagai dhamir ( )ضميرadalah bahwa dhamir adalah kata ganti dalam
bahasa Arab yang digunakan untuk menggantikan kata benda atau nama diri
dalam sebuah kalimat. Penggunaan dhamir sangat penting dalam bahasa Arab
karena membantu menghindari pengulangan kata benda yang sama dalam
percakapan atau teks, membuat kalimat lebih efisien, dan memungkinkan ekspresi
yang lebih fleksibel. Beberapa poin penting tentang dhamir
Fungsi Dhamir: Dhamir digunakan untuk merujuk pada diri sendiri (saya, kami),
orang lain (kamu, dia, mereka), atau objek tertentu dalam kalimat.
Kategori Dhamir: Dhamir dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
"Dhamir Fi al Ismi" (kata ganti dalam hubungannya dengan kata benda) dan
"Dhamir Fi al Fi'li" (kata ganti dalam hubungannya dengan kata kerja atau
tindakan).
Contoh-contoh dhamir termasuk "( "َأَناana, "saya"), " ( "َأْنَتanta, "kamu"), " "ُهَو
(huwa, "dia" untuk laki-laki), "( "ِهيhiya, "dia" untuk perempuan), " ( "َنْح ُنnahnu,
"kami"), " ( "َأْنُتْمantum, "kalian"), dan " ( "ُهْمhum, "mereka").
1.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih
baiknya makalah
8
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria, Ilmu Nalwu Praktis Sistem Belajar 40 jam (Garut, IBN Azka Pres) Hal 57
Muhammad, Abubakar, Tata Bahasa Arab (Surabaya, Sinar Baru Algen Sindo, 1982)
Nurhasanah, Makalah isim dan Fail (Bandung, Sinar Baru Algen Sindo, 2013)
Zakaria, Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu , al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut