Anda di halaman 1dari 26

emuat peperangan antara kesatria dengan

AdeI qb
uti iringan tari, gerakan alB
tari adruTandhing,
Karna lzaman,AdeKosasi h
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai
dari lakon tari Karna Tandhing.
TEORIFI LOLOGIDAN PENERAPANNYA
g Pawestri dalam artikelnya yang berjudul
(Kodikologi) atas MA SALAHSejarah
Naskah NASKA H -TEKSDALAM FI
Ragasela LOLOGI
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri
sasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatan
dan penentuan naskah edisi. Selanjutnya
an membahas nasihat-nasihat atau piwulang Abstract
Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,
an gambaran peran ibu This dalam paper
polaaims
asuhtodan give a little picture of the theory of
ak yang terdapat philology and its
dalam naskah application
Wawacan Bin in old manuscripts. This departs
from the problem
an, Tedi Permadi membandingkan tiga suratthat in researching the manuscripts of a
hun 1903, 1906 philologist often berasal
dan 1911 yang difficultydari
in determining the theory that will
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal so that researchers often lose
be used in his research,
n Ade Kosasihdirectionmembahasbecause they dodan
subtansi not know what tools will be used in
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan will slightly direct the reader so
his research. Thus this paper
as not
m artikel ini, beliau jugato dibahas
confusion in determining the steps of research,
penerapan
especially in the sphere
ori filologi pada Naskah Kumpulan Mantra of the old or ancient manuscripts.
an dari penelitianKeywords:
lapanganphilology, theory, manuscript, text.
di Kabupaten

a penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberi


n manfaat kepada pembaca, khususnya Abstrak
g berkaitan dengan kajian naskah kuno.
gharapkan para pembaca Tulisan
untukini mengirim
bertujuan memberikan sedikit gambaran
yang berisi kajian yang bersumberdan
tentang teori filologi daripenerapannya dalam pernaskahan
Nusantara. Kamilama. Ini berangkat
menerima kritik dandari
saranpersoalan bahwa dalam meneliti
demi keberlangsungan penerbitan Jumantara kerap kali kesulitan dalam
manuskrip seorang filolog
menentukan
k. Selamat membaca teori
dan terima yangakan digunakan di dalam penelitiannya,
kasih.
sehingga kerap kali peneliti kehilangan arah karena tidak tahu
alat apa yang akan dipakai di dalam penelitiannya. Dengan
demikian tulisan ini akan sedikit mengarahkan pembaca agar
tidak kebingungan di dalam menentukan langkah penelitian,
khususnya pada ranah pernaskahan yang dianggap lama atau
kuno.

Jumantara Vol. 9 No.2 Tahun 2018 1


Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskah


ilmukunci
Kata : filologi, teoriyang
falak/perbintangan , manuskrip,
digunakan teks.untuk menghitung
A.serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus
Pendahuluan
ditanam,Dewasadengan ini cara
perkembangan
pengolahanilmu yangpengetahuan
bagaimana, mantrasemakin
lama semakin meningkat, ditambah lagi
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus dengan perkembangan
informasi,
dipanen, dengan teknologi dan komunikasi
cara bagaimana yang semakin
padi itu dipelihara agar
memanjakan masyarakatnya yang sebagai
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi konsumen dapat
dengan
Irawan.mudah mengakses berbagai
Ia mengungkapkan macam ilmu
catatan-catatan pengetahuan
sejarah dalam
dari luar maupun
Babad Sepehi. dalam
BabadNegeri.
Sepehi berisi peristiwa di masa
Perkembangan
pemerintah kemudahan
kolonial Inggris aksesdiinformasi,
berkuasa teknologi,
Jawa, 1811-1816.
dan
BS komunikasi
menceritakanmembentukketerlibatan serangkaian
pasukan Sepoy—orangilmu baru Jawa untuk
dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy penjuru dunia, hal ini
membuat ilmu-ilmu
dengan Sepehi, lain Spehi,
Sepei, yang lebih
Sepahi, dahulu
atau adanya semakin
Sipahi—dalam
lama semakin terlupakan, sehingga ada
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang kalanya masyarakat
baru
Jawa yang
mengenang hidupperistiwa
di era penyerbuan
ini tidak initahu sebagai sama sekali
peristiwa
budayabudaya
“Geger Sepehi”. yang ada sejak nenek moyang mereka
khususnya di bidang
Alhafiz keilmuan.
Kurniawan Sebagai contoh,
membahas naskah mainan
Al Hikam.anak-
anak, dulu waktu penulis masih duduk
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu di bangku Sekolah
Dasar (SD),sejumlah
aforisme, mainansuratanak-anak itu hanya
yang berisi nasihat sebatas mainan
untuk sahabat
sederhana
atau muridnya, saja,dannamun
munajat pesatnya
kepada Tuhan. perkembangan
Fokus kajian ini ITC
(Information,
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu
Technology, Comucication) menyuguhkan
embel-embel
menyajikan permainan
edisi teksyang lebih menarik
al-Ḥikam dan simpel
al-Aṭāiyyah yang kepada
telah
anak zaman sekarang sehingga mengakibatkan
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga anak tidak tahu
apa-apa
kandungan tentang dankehidupan
keunikan keluarganya
teks salinan di masa lalu. Proses
al-Ḥikam dapatini
meregenerasi kehidupan selanjutnya untuk
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, melupakan sesuatu
yang
yaitupenting yang teks
pelisanan erjadial-Ḥikam
di masa lalu yang baikdigunakan
itu secara sebagai
mekanis
(tidak disengaja) maupun non mekanis
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin (disengaja).
Sebagaimana
perkotaan yang sangat permainan
kompleks,anak-anak,
khususnya ilmu masyarakat
pengetahuan
pun dapat pelabuhan
industri hilang akibat perkembangan
di Cilincing, Jakarta polaUtara.
pikir Tia
masyarakat
Rizki
dan ITC tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa hilangnya ilmu-
ilmu
padalamanaskah yang mungkin
Maslaku diantaranya
al-‘Irfān Fī Sīratiada yang berperan
Sayyidinā Mūsā
sebagai cikal bakal lahirnya keragaman
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren ilmu yang lahir di era
ini. Oleh
Gentur , karena
Kemudian itu harus
SuryaadaHemaupaya Malini
untuk mempertahankan
dan Dandung
keilmuan
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya Pertanyaanya,
yang hampir lenyap ditelan zaman. kesalahan-
bagaimana
kesalahan sertacara kandungan
mempertahankan ilmudeskripsi
isi tentang yang mulai hilang
tari Karna
ditelan zaman?, di sinilah peran seorang
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna filolog yang berusaha
mempertahankan
Tandhing Kaliyanilmu Janak.yang mulaimelalui
Setelah hilangcara dankerja
ataufilologi
bahkan

22 vi
JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan mengembalikan


antara kesatria keilmuan
dengan yang orang sudah tidak ada lagi
yang mengetahuinya
uti iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing, dengan cara menggali sejarah
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai lalu melalui naskah-naskah yang
kebudayaan yang ada di masa
pernahTandhing.
dari lakon tari Karna ada di masa itu, atau naskah – naskah sekarang yang
mungkin
g Pawestri dalam artikelnya isinyayangdipandang
berjudulmengacu kepada disiplin ilmu yang
(Kodikologi) atas telah hilangSejarah
Naskah itu. Ragasela
Filologi adalah
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri satu disiplin ilmu yang yang erat
kaitannya
sasi naskah, deskripsi dengankekerabatan
naskah, masa lampau. Filologi bergerak pada ranah
dan penentuan karya-karya
naskah edisi. sastraSelanjutnya
lama melalui pengkajian di bidang naskah,
baik itu ilmu, sejarah,
an membahas nasihat-nasihat atau piwulang puisi, prosa, dll. yang boleh jadi naskah-
naskah tersebut
Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi mengandungnilai-nilai
Amalia, yang masih relevan
dengan kondisi
an gambaran peran ibu dalam pola asuh dan masyarakat masa kini. Baried dkk, (1994:2)
ak yang terdapat mengemukakan
dalam naskah Wawacan bahwa filologi
Bin merupakan disiplin ilmu yang
diperlukan untuk
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat satu upaya yang dilakukan terhadap
hun 1903, 1906 peninggalan
dan 1911 yang tulisan di dari
berasal masa lampau dalam rangka kerja
menggali nilai-nilai
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal masa lampau.
n Ade Kosasih membahas Kata filologisubtansiberasal
dan dari bahasa Yunani yaitu
yang
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan
"philologia" berupa gabungan kata dari "philos" yang
berarti senang dan
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan "logos" yang berarti "pembicaraan" atau
ori filologi pada"ilmu".
NaskahDalam Kumpulan bahasa
Mantrayunani philologia berarti senang
berbicara, yang
an dari penelitian lapangan di Kabupaten kemudian berkembang menjadi senang belajar,
senang kepada ilmu, senang kepada tulisan-tulisan, dan
kemudian
a penerbitan Jumantara edisisenang
ini bisakepada
memberi tulisan-tulisan yang bernilai tinggi
n manfaat kepada seperti pembaca
karya-karya sastra (Baried, dkk, 1994:2). Adapun orang
, khususnya
g berkaitan dengan kajian naskah ilmu
yang ahli di bidang kuno.filologi disebut sebagai filolog.
gharapkan para Definisi
pembacalainuntuk diungkapkan
mengirimoleh (Suryani, 2017: 3) bahwa
filologi secara
yang berisi kajian yang bersumber luas adalah ilmu yang menyelidiki kerohanian
dari
Nusantara. Kamisesuatu
menerima bangsa
kritik dan khususnya atau yang menyelidiki
dan saran
kebudayaan
demi keberlangsungan bahasaJumantara
penerbitan dan kesusastraannya.
k. Selamat membaca danMenurut R. H. Robins (1992: 7) dalam (Lutfhi, 2016:
terima kasih.
116) pengertian filologi terutama pada tradisi Inggris-Britania
disamakan dengan linguistik komparatif-historis. Di Inggris
negara-negara bagian Eropa dan Amerika menyebut istilah
filologi dengan sebutan "filologi komparatif" dan
memposisikannya di bawah rumpun linguistik. Sementara di
Jerman, kata filologi menjadi "philology", kata tersebut lebih
mengacu pada teks-teks sastra, khususnya teks-teks sastra

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 33
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

Yunani-Romawi
hubungan antarakuno naskah dan mantra
kajian kebudayaan
pertanian dengandan peradaban
naskah
melalui dokumen-dokumenyang
ilmu falak/perbintangan sastra (Luthfi, 2016;
digunakan untuk116).
menghitung
serta Dalam
menentukan tradisikapan Arab,danfilologi
padi jenis jugaapamengacu
yang harus pada
pendefinisian
ditanam, dengan sebelumnya. Filologi seperti
cara pengolahan ini dikenalmantra
yang bagaimana, dengan
istilah yang berarti
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus
"tahqiq an-nuskhah" mengetahui hakikat
sebuah
dipanen,tulisan
denganatau carateks. Sebagian
bagaimana padifilolog Arab seperti
itu dipelihara agar
(1982: 65) menyebut
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Salahudin al-munajjad kata "tahqiq an-
Irawan. dengan
nuskhah" sebutan, "tahqiq
Ia mengungkapkan catatan-catatan
al-makhtuthah". Orang
sejarah yang
dalam
melakukan
Babad Sepehi. kajian teksBabad disebut
Sepehi berisi peristiwa di masa
"muhaqqiq".
Kata filologi
pemerintah kolonialsudah Inggris dipakai sejakdi abad
berkuasa Jawa,ke-3 SM oleh
1811-1816.
sekelompok
BS menceritakan ahli dari iskandariyah,
keterlibatan pasukanyaitu untuk menyebut
Sepoy—orang Jawa
keahlian yang diperlukan untuk mengkaji
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy peninggalan tulisan
yang berasal
dengan dari kurun
Sepehi, Sepei, waktuSpehi,beratus-ratus
Sepahi, atautahun sebelumnya
Sipahi—dalam
(Baried
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang&
dkk, 1994 : 2) yang dikutip dalam (Kosasih
Supriatna, 2014 : 2-3).
Jawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwa
Namun
“Geger Sepehi”. di balik pentingnya mendalami ilmu filologi,
Sudibyo Alhafiz
(2007) dalam Kurniawan jurnalnya yang berjudul
membahas naskah Al "kembali
Hikam.ke
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu
filologi: filologi Indonesia dan tradisi orientalisme"
mengatakan bahwa dalam
aforisme, sejumlah disiplin
surat yang ilmunasihat
berisi kemanusiaan filologi
untuk sahabat
sering diposisikan
atau muridnya, dansebagai
munajatsuatukepadadisiplin
Tuhan.ilmu Fokusyang kurang
kajian ini
menarik, kurang trendi, tidak modern,
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu dan ketinggalan zaman.
Pernyataan
menyajikantersebut edisi tidak menjadi hambatan
teks al-Ḥikam al-Aṭāiyyahbagi yang
para filolog
telah
untuk tetap meneruskan penelitian yang
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga bergerak pada naskah-
naskah
kandungan klasik,dankarena keunikan dengantekspenyuntingan
salinan al-Ḥikam naskahdapat lama
melalui disiplin ilmu filologi akan membuka
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, wawasan baru
yang
yaitutidak ada di zaman
pelisanan teks sekarang.
al-Ḥikam yang digunakan sebagai
Berdasarkan
penyebaran nilai-nilai sufismeuraian di atas didapat dipastikanmiskin
masyarakat bahwa
filologi
perkotaan memberikan
yang sangat kontribusi
kompleks, yang sangat penting
khususnya masyarakat dari
berbagai
industri disiplin
pelabuhanilmu melalui naskah-naskah
di Cilincing, Jakarta Utara. lama. Oleh
Tia Rizki
karena
Setiawatiitu, membahas
dalam pengkajian Kisah dan naskah kuno,danseorang
Fir’aun filolog
Nabi Musa
sangat dibutuhkan
pada naskah Maslakusehingga mampu
al-‘Irfān mengungkap
Fī Sīrati Sayyidinā kebenaran
Mūsā
yang terjadi di masa lalu. Lebih dari
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren itu mengungkap ilmu-
ilmu di ,masa
Gentur lampau yang
Kemudian SuryamasihHemarelevan
Malinidi hari
daniniDandung
dan masa
depan yang mungkin bisa hilang
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan- karena terhapuskan oleh
perkembangan
kesalahan serta zaman.
kandungan isi tentang deskripsi tari Karna
Dalam penelitian
Tandhing dalam naskah Pratèlan naskah-naskah kuno, tentunya
Bêksa Wirèng Karna
seorang
Tandhing filolog
Kaliyan akanJanak.sangat membutuhkan
Setelah melalui carateori-teori
kerja filologi dan

44 vi
JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan metode-metode


antara kesatriauntuk dengan
melakukan penelitiannya, setiap naskah
yang diteliti
uti iringan tari, gerakan haruslah
tari Karna memakai teori dan metode penelitian
Tandhing,
agar keabsahan dari
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai data objek filologi tersebut dapat diuji
kevalidannya
dari lakon tari Karna Tandhing.sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu di
masa depan. yang berjudul
g Pawestri dalam artikelnya
(Kodikologi) atas Naskah Tanpa teoriRagasela
Sejarah dan metode, seorang filolog bagaikan
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri ibunya. Seorang filolog tidak
seorang anak yang kehilangan
akan taunaskah,
sasi naskah, deskripsi kemanakekerabatan
arah yang akan dituju tanpa menggunakan
dan penentuan teori naskahdanedisi.metode di dalam penelitiannya. Didasari
Selanjutnya
an membahas nasihat-nasihat atau piwulang teori dan metode yang harus
ketidaktahuan filolog terhadap
ditempuhnya
Darmasaloka. Kemudian Noordalam penelitian filologi, maka selanjutnya
Ilmi Amalia,
an gambaran peran ibu dalam pola asuh pembahasannya
seorang filolog di dalam dan akan berantakan dan
ak yang terdapat menimbulkan
dalam naskah hasil
Wawacandengan Binkeabsahan yang tidak pasti. Oleh
karena itu, seorang
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat filolog harus benar-benar memahami teori
hun 1903, 1906 dan dan metode
1911 yang di dalam
berasalpenelitiannya
dari terhadaap naskah-naskah
kuno.
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal
n Ade Kosasih membahas Berangkat dari pentingnya
subtansi dan teori filologi, maka tulisan
ini akan sedikit
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan menjelaskan tentang teori filologi dan
penerapannya. Dengan
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan demikian, pembaca umumnya,
ori filologi padakhususnya para filologMantra
Naskah Kumpulan dapat memahami keragaman teori yang
terdapat dalam disiplin
an dari penelitian lapangan di Kabupaten ilmu ini. Selain itu, para filolog
diharapkan dapat mengaplikasikannya ke dalam berbagai objek
kajian setelah
a penerbitan Jumantara edisi inimembaca tulisan ini.
bisa memberi
n manfaat kepada pembaca, khususnya
g berkaitan dengan kajian
B. Metode dannaskah
Teknikkuno.Penelitian Filologi
gharapkan para 1.pembaca untuk mengirim
Metode Penelitian Filologi
Dalam suatu upaya
yang berisi kajian yang bersumber dari yang bersifat ilmiah, metode menyangkut
Nusantara. Kamimasalah
menerima carakritik
kerja,danyaitu
sarancara kerja untuk dapat memahami
suatu objek
demi keberlangsungan yang Jumantara
penerbitan menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
k. Selamat membaca Sehubungan
dan terimadengan
kasih. itu, maka metodologi – adalah
pengetahuan mengenai berbagai cara kerja yang dapat
dikembangkan sesuai dengan objek studi ilmu yang
bersangkutan (Hasan & Koentjaraningrat, dalam Suryani,
2006:97). Menurut definisi di atas di dalam metode dijelaskan
pula langkah-langkah dari A sampai Z yang harus ditempuh
oleh seorang filolog di dalam melakukan penelitiannya,

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 55
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

sehingga
hubungandengan antara langkah-langkah
naskah mantra pertanian tersebut dengan
seorangnaskah
filolog
akan
ilmulebih terarah dalam melakukan
falak/perbintangan yang digunakanpenelitiannya.
untuk menghitung
serta menentukan kapan dan padi jenis apa penting
Teori dan metode memegang peranan yang harus yang
tidak bisa diragukan
ditanam, dengan cara lagi dalam suatu
pengolahan yang disiplin ilmu. Terlebih
bagaimana, mantra
dalam
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu menjadi
kegiatan suatu penelitian, kedua hal tersebut harus
dasar yang dengan
dipanen, harus diperhatikan
cara bagaimana para peneliti.
padi itu Selain itu, dalam
dipelihara agar
sebuah
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi&
penelitian terdapat istilah lain yaitu teknik (Kosasih
supriatna,
Irawan. Ia 2014: 47).
mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalam
BabadMetode
Sepehi.berasalBabad dari SepehibahasaberisiLatin yakni 'methodos'
peristiwa di masa
yang terdiri dari gabungan akar kata
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. 'metha' yang berarti
menuju, melalui, mengikuti,
BS menceritakan keterlibatansesudah,
pasukandan kata 'hodos'Jawa
Sepoy—orang yang
berarti
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy&
jalan, cara, dan arah (Ratna, dalam Kosasih
Supriatna, 2014 :48).
dengan Sepehi, Pengertian
Sepei, yang lebih
Spehi, Sepahi, ataulebih luas dari kata
Sipahi—dalam
adalah cara – cara, strategi
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812.
'methodos' untuk memecahkan
Orang
rangkaian sebab akibat
Jawa mengenang berikutnya
peristiwa (Kosasih
penyerbuan ini & Supriatna,
sebagai 2014:
peristiwa
48). Berdasarkan
“Geger Sepehi”. definisi di atas di dalam metode juga
terungkapAlhafiz
langkah-lankah
Kurniawan penelitian
membahas dari awal
naskahsampai akhir.
Al Hikam.
Ada berbagai macam metode penelitian
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu yang dapat
dipakai para peneliti dalam bidang filologi.
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat Berikut adalah
macam metode penelitian
atau muridnya, dan munajatfilologi:
kepada Tuhan. Fokus kajian ini
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu
a.menyajikan
Pencatatan edisi teks al-ḤikamNaskah
dan Pengumpulan al-Aṭāiyyah yang telah
Metode ini dalam kegiatan
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan penelitian filologisehingga erat
kaitannya
kandungandengan keadaan kodikologis
dan keunikan teks salinansuatu naskahdapat
al-Ḥikam yang
sedang
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,di
diteliti, kodikologis sendiri berarti keadaan fisik
dalam
yaitu suatu naskah
pelisanan teksataual-Ḥikam
bisa disebutyangjuga gulungansebagai
digunakan tulisan
tangan suatu naskah (Suryani, 2017 : 76-77),
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin di dalam kegiatan
iniperkotaan
terdapat yangpula kritik
sangat teks/tekstologi
kompleks, khususnya naskah, yang berupa
masyarakat
studi stemapelabuhan
industri untuk menentukan
di Cilincing,naskah manaUtara.
Jakarta yang akan diedisi
Tia Rizki
dan metode teks yang akan dipakai
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa selanjutnya (Kosasih&
Supriatna,
pada naskah 2014Maslaku
: 50). al-‘Irfān Fī Sīrati Sayyidinā Mūsā
Apabila
Wa Fir’aun yang peneliti sudah salah
merupakan menentukan
satu produk sebuah naskah
Pesantren
untuk
Gentur diteliti
, Kemudian, maka langkah
Surya Hema pertamaMaliniyang harus dilakukan
dan Dandung
adalah mencatat naskah dan teks cetakan
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan- yang berjudul sama
atau berisi cerita
kesalahan yang samaisi(seversi),
serta kandungan yang termuat
tentang deskripsi dalam
tari Karna
katalog di berbagai perpustakaan, terutama
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna di pusat-pusat studi
Indonesia
Tandhing di seluruh
Kaliyan dunia.
Janak. Di melalui
Setelah sampingcara itu,kerja
perlu dicari
filologi

66 vi
JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan naskah-naskah


antara kesatriayang mungkin
dengan masih tersimpan dalam koleksi
perseorangan
uti iringan tari, gerakan tari Karna (Baried
Tandhing,dkk, 1985 : 67). Berdasarkan
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai maka hal pertama yang harus
pemamparan Baried dkk.,
dilakukan
dari lakon tari Karna oleh peneliti setelah menentukan objeknya adalah
Tandhing.
mengumpulkan
g Pawestri dalam artikelnya yang naskah-naskah
berjudul yang berkaitan dengan objek,
(Kodikologi) atas baik naskah
Naskah yang Ragasela
Sejarah berkaitan itu diambil dari perpustakaan-
perpustakaan maupun
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri yang masih berada di masyarakat.
Untuk melakukan
sasi naskah, deskripsi kegiatan pengumpulan naskah ini, peneliti
naskah, kekerabatan
dan penentuan dituntut
naskah untuk
edisi. bergerak
Selanjutnyake sana ke mari demi mendapatkan
an membahas nasihat-nasihat atau piwulangdengan naskah objek tersebut.
naskah yang bersinggungan
Darmasaloka. KemudianLangkah Noor Ilmi di atas
Amalia, diutarakan pula oleh (Kosasih &
Supriatna, 2014
an gambaran peran ibu dalam pola asuh dan : 50), bahwa, pertama – tama yang harus
ak yang terdapat dilakukan
dalam naskahadalah melakukan
Wawacan Bin inventarisasi naskah dengan cara
an, Tedi Permadi membandingkan tiga suratyang ada kaitannya dengan naskah
mendapatkan semua naskah
hun 1903, 1906 yang akan diteliti,
dan 1911 yang berasalbaik dari
darikatalog yang ada di perpustakaan,
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal membicarakan pernaskahan dan
museum, buku-buku yang
n Ade Kosasihpenelitian-penelitian
membahas subtansiyang dan berkaitan dengan pernaskahan
maupun koleksi perorangan.
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan
m artikel ini, beliau juga Apabila
dibahasnaskahpenerapan sudah terkumpul, maka peneliti
ori filologi padadiharuskan untuk mendeskripsikan
Naskah Kumpulan Mantra masing masing keadaan
naskah tersebut
an dari penelitian lapangan di Kabupaten dengan cara menjelaskan keadaan-keadaan
naskah, baik dari segi wujud seperti kertas, watermark, jilid,
tinta, bentuk
a penerbitan Jumantara edisi iniaksara, bahasa, kelengkapan bacaan, catatan
bisa memberi
n manfaat kepada mengenai isi naskah,
pembaca dan pokok-pokok isi naskah (Kosasih &
, khususnya
Supriatna, 2014
g berkaitan dengan kajian naskah kuno. : 50-51). Misalnya, naskah A ditulis dalam
gharapkan para kertaspembacaapa, untuk
tintanyamengirim
berwarna apa, aksaranya menggunakan
yang berisi kajian yang bersumber baris
aksara apa, ada sekian dari yang ada di setiap lembarnya,
Nusantara. Kamiukurang
menerima kertasnya
kritik dan sekian
saranx sekian, dll., pendeskripsian ini
harus dijelaskan
demi keberlangsungan penerbitan secara gamblang oleh peneliti.
Jumantara
k. Selamat membaca danUntuk terimamendapat
kasih. bahan penelitian yang lengkap guna
penafsiran teks yang setepat-tepatnya dari berbagai segi , perlu
pula dikumpulkan ulasan-ulasan mengenai teks naskah itu
seluruhnya atau sebagian dalam karya-karya lain, nukilan teks
dalam bunga rampai, dan bila ada tradisi lisannya. Dalam hal
tradisi lisan, perlu dicari tukang-tukang cerita atau orang-orang
tua yang masih segar menyimpan cerita-cerita itu dalam
ingatannya. Cerita-cerita itu direkam dan kalau mungkin,

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 77
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

rekaman
hubungan langsung
antara ditranskripsi
naskah mantra agar masih dapat
pertanian dengan ditanyakan
naskah
segala sesuatu yang kurang
ilmu falak/perbintangan yangjelas dari rekaman
digunakan itu kepada
untuk menghitung
tukang ceritanya (Informan).
serta menentukan kapan dan Pada dasarnya
padi jenis , tidak
apa yang harusada
perbedaan antara cara
ditanam, dengan naskah-naskah
pengolahandan yangrekaman-rekaman
bagaimana, mantra itu,
kedua-duanya memerlukan ketelitian (Baried
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus dkk, 1985 : 67).
Adadengan
dipanen, kalanyacara naskah terdapat padi
bagaimana dalam itujumlah
dipelihara lebihagar
dari
satu (jamak), tetapi dapat juga terjadi naskah
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi itu satu-satunya
saksi (tunggal).
Irawan. Perbedaan jumlah
Ia mengungkapkan ini menentukan
catatan-catatan penanganan
sejarah dalam
naskah
Babaduntuk suatuBabad
Sepehi. edisi. Apabila
Sepehi teks terdapat
berisi dalamdisejumlah
peristiwa masa
besar naskah, maka perlu diadakan perbandingan
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. antara satu
naskah dengan naskah
BS menceritakan lainnya (Baried
keterlibatan pasukan dkk, 1985 : 67). Jawa
Sepoy—orang
Setelah diperoleh gambaran
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan katagaris keturunan versi-versi
Sepoy
dan naskah-naskah,
dengan Sepehi, Sepei, tindakan
Spehi,selanjutnya
Sepahi, atau adalah resensi atau
Sipahi—dalam
pensahihan, yaitu penentuan
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 arketip Juni (naskah
1812. Orang mula)
berdasarkan
Jawa mengenang perbandingan
peristiwanaskah
penyerbuan yang initermasuk
sebagai satu stema
peristiwa
(silsilah). Setelah
“Geger Sepehi”. itu, dilakukan emendasi, yaitu pembetulan
dalam artiAlhafiz
mengembalikan
Kurniawan teksmembahas
kepada bentuk naskahyang Aldipandang
Hikam.
asli setelah melakukan pembandingan.
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, Hal ini biasanya
yaitu
dilakukan melalui kritik teks (Baried dkk, 1985
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat : 67).
atau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini
b.terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu
Kritik Teks.
Menurut
menyajikan Lubis
edisi dalam
teks (Kosasihal-Aṭāiyyah
al-Ḥikam & Supriatna, yang2014telah
: 51)
edisi teks adalah perekonstruksian teks
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga untuk menyusun
kembali
kandungan teks dansesuai denganteks
keunikan tekssalinan
aslinya al-Ḥikam
atau mendekatidapat
aslinya. Dalam hal merekonstruksi teks
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, mendekati aslinya
memang membutuhkan
yaitu pelisanan teks al-Ḥikam metodeyang ataudigunakan
langkah-langkah
sebagai
sistematis yang dapat mengantarkan peneliti
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin sampai pada hasil
yang memuaskan
perkotaan yang (Kosasih & Supriatna,
sangat kompleks, 2014 : 51).
khususnya Menurut
masyarakat
Baried dkk.
industri (1985 : di
pelabuhan 67-69), terdapat
Cilincing, 5 metode
Jakarta Utara.penelitian
Tia Rizkidi
dalam kritik membahas
Setiawati teks, yaitu sebagai
Kisah dan berikut:
Fir’aun dan Nabi Musa
pada naskah Maslaku al-‘Irfān Fī Sīrati Sayyidinā Mūsā
1)WaMetode yang merupakan salah satu produk Pesantren
Intuitif
Fir’aun
GenturSejarah
, Kemudianterjadinya teksHema
Surya dan penyalinan
Malini dan yangDandung
berulang
kali, pada umumnya tradisi teks menjadi
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan- sangat beragam. Pada
zaman humanisme,
kesalahan orang ingin
serta kandungan isi mengetahui bentuktari
tentang deskripsi asliKarna
karya-
karya klasik Yunani dan Romawi. Ketika
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna itu metode ilmiah
objektif
Tandhing belum dikembangkan.
Kaliyan Janak. Setelah Orang bekerja
melalui cara secara intuitif,
kerja filologi

88 vi
JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan dengan cara kesatria


antara mengambil naskah yang dianggap paling tua. Di
dengan
tempat-tempat
uti iringan tari, gerakan tari Karna yang dipandang tidak betul atau tidak jelas,
Tandhing,
naskah itu diperbaiki
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai berdasarkan naskah lain dengan memakai
akal Tandhing.
dari lakon tari Karna sehat, selera baik, dan pengetahuan luas. Metode ini
bertahan
g Pawestri dalam artikelnya sampai abadberjudul
yang ke-19.
(Kodikologi) atas Naskah OlehSejarah
karenaRagasela
hal tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa metode kritik
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri teks intuitif adalah sebuah langkah
penelitian
sasi naskah, deskripsi edisi kekerabatan
naskah, naskah dengan menggunakan kemampuan
dan penentuan mengetahui
naskah edisi. atau Selanjutnya
mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau
an membahas nasihat-nasihat atauhati
dipelajari (bisikan atau gerak hati).
piwulang
Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,
an gambaran peran ibu dalam
2) Metode pola asuh dan
Objektif
Pada tahun
ak yang terdapat dalam naskah Wawacan1830-an,
Bin ahli filologi Jerman Lachmann
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat hubungan kekeluargaan antara
dkk. meneliti secara sistematis
hun 1903, 1906 naskah-naskah
dan 1911 yangsebuah berasalteks
dari atas dasar perbandingan naskah
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal bersama. Apabila dari sejumlah
yang mengandung kekhilafan
n Ade Kosasihnaskah ada beberapa
membahas subtansinaskahdanyang selalu mempunyai kesalahan
yang sama pada
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuantempat yang sama pula, dapat disimpulkan
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan berasal dari satu sumber (yang
bahwa naskah-naskah tersebut
ori filologi padahilang). Dengan Mantra
Naskah Kumpulan memperhatikan kekeliruan-kekeliruan
bersama dalam
an dari penelitian lapangan di Kabupaten naskah tertentu, dapat ditentukan silsilah
naskah. Sesudah itu, barulah dilakukan kritik. teks yang
sebenarnya.
a penerbitan Jumantara Metode
edisi ini objektif yang sampai kepada silsilah
bisa memberi
n manfaat kepada naskahpembaca
disebut, metode stema. Penerapan metode stema ini
khususnya
sangat penting
g berkaitan dengan kajian naskah kuno.karena pemilihan atas dasar objektivitas selera
gharapkan para baik dan akaluntuk
pembaca sehat dapat
mengirimdihindari (Baried dkk., 1985 : 68).
yang berisi kajian yang bersumber dari terdapat pula tahapan- tahapan
Dalam metode objektif
Nusantara. Kamiyang berfungsi
menerima kritikuntuk
dan mengembalikan
saran teks ke dalam bentuk
aslinya.penerbitan
demi keberlangsungan Adapun tahapan-tahapannya
Jumantara adalah sebagai berikut:
k. Selamat membaca a) dan kasih. yaitu merekonstruksi penurunan naskah-
terima textus,
Recendcio
naskah yang ada, meliputi pemilihan naskah yang
memiliki hubungan kekeluargaan, eliminasi naskah dan
mengadakan penelusuran pertalian antarnaskah.
b) Exminatio atau pengjian, yaitu menguji naskah untuk
memilih naskah yang paling mendekati aslinya; dan

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 99
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

c)hubungan
Emandation antaraataunaskahperbaikan, yaitu menyajikan
mantra pertanian dengan naskah atau
ilmumengedisi teks dengan
falak/perbintangan yangmembetulkan
digunakan bagian-bagian
untuk menghitung yang
korup (Kosasih & Supriatna, 2014
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus: 52-53).
ditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantra
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus
3)dipanen,
Metode dengan
Gabungan cara bagaimana padi itu dipelihara agar
Metode
hasilnya memuaskan. ini dipakai
Artikelapabila nilai ditulis
selanjutnya naskah olehmenurut
Yudi
tafsiran
Irawan. Ia filologi semuanya catatan-catatan
mengungkapkan hampir sama. sejarah Perbedaan
dalam
antarnaskah
Babad Sepehi. tidak besar.
BabadWalaupun
Sepehi berisiada perbedaan
peristiwatetapi hal itu
di masa
tidak memengaruhi teks. Pada umumnya
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. yang dipilih adalah
bacaan mayoritas atas
BS menceritakan dasar perkiraan
keterlibatan pasukanbahwa jumlah naskah
Sepoy—orang Jawa
yang banyak itu merupakan saksi bacaan
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy yang betul. Dalam
hal ada yang
dengan meragu-ragukan
Sepehi, Sepei, Spehi, karena, misalnya,
Sepahi, jumlah naskah
atau Sipahi—dalam
yang mewakili bacaan tertentu sama
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. dipakai pertimbangan
Orang
lain,
Jawadimengenang
antaranya kesesuaian dengan norma
peristiwa penyerbuan tata bahasa,
ini sebagai jenis
peristiwa
sastra, keutuhan
“Geger Sepehi”. cerita, faktor-faktor literer lain, dan latar
belakang Alhafiz
pada umumnya.
Kurniawan Dengan membahas metodenaskah ini,Alteks
Hikam.yang
disunting merupakan teks baru yang merupakan
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu gabungan
bacaan dari sejumlah
aforisme, semua naskah suratyangyangada (Baried
berisi nasihatdkk., 1985sahabat
untuk : 68).
atau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini
4)terbagi
Metodemenjadi
Landasandua. Pertama kajian filologis yaitu
Metodeedisi
menyajikan ini diterapkan
teks al-Ḥikamapabila al-Aṭāiyyah
menurut tafsiran yangada satu
telah
atau segolongan naskah yang unggul kualitasnya
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga dibandingkan
dengan
kandungannaskahdan- naskah
keunikan yang teksdiperiksa
salinan dari sudut bahasa,
al-Ḥikam dapat
kesastraan, sejarah, dan lain aebagainya
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, sehingga dapat
dinyatakan sebagaiteks
yaitu pelisanan naskah yang mengandung
al-Ḥikam yang digunakan palingsebagai
banyak
bacaan yang baik. Oleh karena itu, naskah
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin itu dipandang paling
baik untuk dijadikan
perkotaan yang sangat landasan
kompleks, atau khususnya
induk teks masyarakat
untuk edisi.
Metode
industriinipelabuhan
.disebut juga
di Cilincing,
metode induk JakartaatauUtara. Tia Rizki
metode legger
(landasan) (Baried dkk., 1985 : 68-69).
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa
Varian-variannya
pada naskah hanya dipakai
Maslaku al-‘Irfān sebagai
Fī Sīrati pelengkap
Sayyidinā Mūsā atau
penunjang. Seperti halnya pada metode
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren atas dasar bacaan
mayoritas, pada metode
Gentur, Kemudian landasan
Surya Hema ini Malini
pun varian-varian
dan Dandung yang
terdapat dalam naskah-naskah lain seversi
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan- dimuat dalam aparat
kritik, yaituserta
kesalahan bahan pembanding
kandungan yang deskripsi
isi tentang menyertaitaripenyajian
Karna
suatu naskah(Baried dkk., 1985 : 69).
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

1010vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan antara


5) Edisi kesatria
Naskah dengan
Tunggal
uti iringan tari, gerakanApabila
tari Karna hanya ada naskah tunggal dari suatu tradisi
Tandhing,
sehingga perbandingan
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai tidak mungkin dilakukan, maka dapat
ditempuh
dari lakon tari Karna dua jalan. Pertama, edisi diplomatik, yaitu
Tandhing.
g Pawestri dalam artikelnya satu
menerbitkan yangnaskah
berjudulseteliti-telitinya tanpa mengadakan
(Kodikologi) atas perubahan. Edisi diplomatik
Naskah Sejarah Ragaselayang baik adalah hasil pembacaan
ponen fisik naskah atau kodeks yang seorang
yang teliti oleh terdiri pembaca yang ahli dan
berpengalaman.
sasi naskah, deskripsi naskah, Dalam bentuknya yang paling sempurna, edisi
kekerabatan
dan penentuan diplomatik adalahSelanjutnya
naskah edisi. naskah asli direproduksi fotografis. Hasil
reproduksi fotografis
an membahas nasihat-nasihat itu disebut juga faksimile. Dapat juga
atau piwulang
penyunting
Darmasaloka. Kemudian Noor membuat
Ilmi Amalia,transliterasi setepat-tepatnya tanpa
an gambaran peran ibu dalam pola asuh dan segi teoritis, metode ini paling
menambahkan sesuatu dari
ak yang terdapat murni
dalamkarena
naskahtidak ada unsur
Wawacan Bin campur tangan dari pihak editor.
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat membantu pembaca.
Namun, dari segi praktis kurang
hun 1903, 1906 dan 1911 Keduayang berasal
edisi standar,dariyaitu menerbitkan naskah dengan
membetulkan kesalahan-kesalahan
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal kecil dan ketidakajegan,
n Ade Kosasihsedang ejaannya
membahas disesuaikan
subtansi dan dengan ketentuan - ketentuan
yang berlaku. Diadakan
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan pembagian kata, pembagian kalimat,
digunakan huruf besar,
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan pungtuasi, dan diberikan pula komentar
ori filologi padamengenai kesalahan-kesalahan
Naskah Kumpulan Mantra teks. Pembetulan yang tepat
dilakukan atas dasar
an dari penelitian lapangan di Kabupaten pemahaman yang tepat, dilakukan atas
dasar pemahaman yang sempuma sebagai hasil perbandingan
denganedisi
a penerbitan Jumantara naskah-naskah sejenis dan sezaman. Semua perubahan
ini bisa memberi
n manfaat kepada yang diadakan
pembacadicatat di tempat yang khusus agar selalu dapat
, khususnya
g berkaitan dengan kajian naskah kuno. dengan bacaan naskah sehingga
diperiksa dan diperbandingkan
gharapkan para masih memungkinkan
pembaca untuk mengirim penafsiran lain oleh pembaca. Segala
yang berisi kajian yang bersumber disertai
usaha perbaikan harus dari pertanggung jawaban dengan
Nusantara. Kamimetode rujukan
menerima yang
kritik dantepat (Baried dkk., 1985 : 69).
saran
demi keberlangsungan penerbitan Jumantara
k. Selamat membaca dan terima
c. Susunan Stema kasih.
Dalam hubungan kekeluargaan, naskah - naskah ada
naskah yang berkedudukan sebagai arketip dan ada yang
sebagai hiparketip. Arketip adalah nenek moyang naskah-
naskah yang tersimpan, dapat dipandang sebagai pembagi
persekutuan terbesar dari sumber-sumber yang tersimpan.
Arketip membawahi naskah-naskah setradisi. Hiparketip
adalah kepala keluarga naskah-naskah dan membawahi

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 11
11
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

naskah-naskah
hubungan antara seversi.
naskah Arketip
mantrakadang-kadang
pertanian dengan diberi nama
naskah
dengan huruf Yunani omega
ilmu falak/perbintangan yang dandigunakan
hiparketipuntuk
dinamakan
menghitung
alpha,
beta, gamma (Baried dkk, 1985 : 70).
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus
Sudah
ditanam, dengan tentucara
metode stema yang
pengolahan hanya dapat diterapkan
bagaimana, mantra
apabila
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu bawah.
teks disalin satu demi satu dari atas ke harus
Penurunan semacam
dipanen, dengan ini bagaimana
cara berlangsung padi secaraitu"vertikal",
dipeliharaartinya
agar
menurut satu garis keturunan (tradisi tertutup).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi Ada kalanya
seorang
Irawan. penyalin menemui catatan-catatan
Ia mengungkapkan kesulitan dalam menghadapi
sejarah dalam
kesalahan · kesalahan
Babad Sepehi. Babad yang terdapat
Sepehi dalam
berisi teksnya,disehingga
peristiwa masa
iapemerintah
berusaha mendapatkan bacaan yang paling
kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. baik dengan
memakai lebih _dari
BS menceritakan satu naskah
keterlibatan dalamSepoy—orang
pasukan salinannya. Dengan
Jawa
demikian, terjadi penularan secara "horisontal"
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy antara beberapa
naskah
denganatau terjadiSepei,
Sepehi, perbauran
Spehi,antara beberapa
Sepahi, tradisi naskah,
atau Sipahi—dalam
yang disebut Hubungan
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812.
kontaminasi. antarnaskah bertambah
Orang
rumit
Jawaapabila
mengenang si pengarang
peristiwasendiri sudahini
penyerbuan membuat perubahan
sebagai peristiwa
dalam
“Gegerteks setelah teks itu selesai disalin. Dengan demikian,
Sepehi”.
terjadi percampuran
Alhafiz Kurniawanyang mengakibatkan
membahas timbulnya
naskah Alversi baru.
Hikam.
Penurunan naskah yang tidak terbatas
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu pada satu garis
keturunan saja disebut (Baried
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat
tradisi terbuka dkk, 1985 : 71).
Metode stema
atau muridnya, tidak kepada
dan munajat bebas Tuhan.
dari berbagai masalah.
Fokus kajian ini
Sebagai contoh, disebutkan beberapa
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu di antaranya sebagai
berikut:
menyajikan edisi teks al-Ḥikam al-Aṭāiyyah yang telah
1)dibersihkan
metode inidaripada dasarnyadanberdasarkan
kesalahan diterjemahkan pilihan antara
sehingga
bacaan yang
kandungan dan benar
keunikandan salah . Dalam al-Ḥikam
teks salinan prakteknya,dapatsulit
menentukan pilihan itu.
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,
2)yaitu
pilihan antara teks
pelisanan dua hiparketip
al-Ḥikam sering juga tidak sebagai
yang digunakan mungkin
karena keduanya dianggap baik.
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin
3)perkotaan
dua anggota yangdari satu hiparketip
sangat kompleks, mungkin
khususnya mewakili dialek
masyarakat
atau tahap
industri pelabuhan bahasa yang berbeda
di Cilincing, sehingga
Jakarta Utara. Tiapenyunting
Rizki
menghadapi
Setiawati pilihanKisah
membahas antaradanstema dan homogenitas
Fir’aun dan Nabi Musa dialek
ataunaskah
pada tahap bahasa.
Maslaku al-‘Irfān Fī Sīrati Sayyidinā Mūsā
4)Wamasalah kontaminasi
Fir’aun yang merupakan atau salah
perbauran dua tradisi
satu produk akibat
Pesantren
tradisi
Gentur terbuka.
, Kemudian Surya Hema Malini dan Dandung
5)Adityo
teks "asli"
Argo Prasetyo dipersoalkan;
juga sering membahas mungkin adanya tidak pemah
kesalahan-
ada "satu"
kesalahan sertaversi asli karena
kandungan dari permulaan
isi tentang deskripsi tari tidak
Karnaada
variasi teks.
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

1212vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan 6) hubungan


antara kesatriaantara dengan
tradisi lisan dan tradisi naskah tulisan
tangan
uti iringan tari, gerakan tari di Indonesia
Karna perlu dipethatikan, mana yang Jebih
Tandhing,
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai ada interaksi yang kuat antara
asli dan otentik karena
dari lakon tari Karnakeduanya
Tandhing.(Baried dkk, 1985 : 71-72).
d. Rekonstruksi
g Pawestri dalam artikelnya yang Teksberjudul
(Kodikologi) atas Naskah Setelah
Sejarahtersusun
Ragaselastema, teks direkonstruksi secara
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiriemendasi. Berdasarkan pengertian
bertahap sambil melakukan
bahwa salah
sasi naskah, deskripsi satu kekerabatan
naskah, bacaan salah, maka yang salah ini dibetulkan
dan penentuan menurut
naskah bacaan yang benar, yang terdapat dalam naskah-
edisi. Selanjutnya
naskah lain. Apabila
an membahas nasihat-nasihat atau piwulang terdapat perbedaan bacaan dalam jumlah
naskah yang
Darmasaloka. Kemudian NoorsamaIlmisehingga
Amalia, tidak ada bacaan mayoritas yang
dianggap benar,
an gambaran peran ibu dalam pola asuh pembetulan
dan dilakukan berdasarkan
ak yang terdapat pengetahuan
dalam naskahdari sumber
Wawacan Binlain sehingga bacaan yang satu
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat bacaan yang lain (Baried dkk,
dibetulkan dengan mengikuti
hun 1903, 1906 1985 : 72). yang berasal dari
dan 1911
gan, Jawa Barat. Terakhir Bacaan yang terdapat
, Ahmad Rijal dalam semua naskah dipandang
n Ade Kosasihsebagai membahasbacaan subtansi
arketip. Akan
dan tetapi, bacaan boleh dibetulkan
berdasarkan pengetahuan
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan dari sumber lain supaya mendekati
bacaan asli yang 'hipotetis'.
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan Teks yang sudah direkonstruksikan
ori filologi padaatau dipugar
Naskah dipandang
Kumpulan paling dekat dengan teks yang ditulis
Mantra
an dari penelitian lapangan di Kabupaten : 72).
pengarang (Baried dkk, 1985

a penerbitan Jumantara edisiPenelitian


2. Teknik ini bisa memberi
Filologi
n manfaat kepada pembacaTeknik ,berasal dari bahasa Yunani 'teknikos', yang
khususnya
berarti 'alat' atau
g berkaitan dengan kajian naskah kuno. 'seni menggunakan alat'. Setelah peneliti
gharapkan para mengetahui
pembaca untukmetodemengirim
penelitian filologi, maka alangkah baiknya
menguasai beberapa
yang berisi kajian yang bersumber teknik
daridalam penelitian filologi (Kosasih
Nusantara. Kami&menerima
Supriatna, kritik
2014 :dan
54-55).
saran
demi keberlangsungan penerbitan Jumantara
k. Selamat membaca dan terima
a. Teknik kasih.
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu data primer dan data sekunder. Naskah yang akan diteliti
tentunya kermasuk ke dalam data primer, dan danta yang
merupakan pendukung adalah data sekunder (Kosasih &
Supriatna, 2014 : 55).

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 13
13
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

b.hubungan antara naskah


Teknik Pengolahan Datamantra pertanian dengan naskah
Teknik pengolahanyang
ilmu falak/perbintangan datadigunakan
ini merupakan penjabaran/
untuk menghitung
penspesifikan dari metode analisis.
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus Teknik pengolahan data
dapat
ditanam, dibedakan
dengan cara menjadi, 1) analisis
pengolahan fisik naskah
yang bagaimana, mantraoleh
kodikologi;
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus3)
2) analisis teks/kritik teks oleh tekstologi;
analisis
dipanen,berdasarkan
dengan carapendekatan
bagaimana ilmu padi itulainnya/ilmu
dipelihara agarbantu
(Kosasih & Supriatna, 2014 : 57).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Irawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalam
c.Babad
TeknikSepehi.
AnalisisBabadTeks Sepehi berisi peristiwa di masa
Pada tahap yang
pemerintah kolonial Inggris seringberkuasa
disebut dengan
di Jawa,kritik teks ini,
1811-1816.
diperlukan
BS menceritakanmetode keterlibatan
kritik teks objektif
pasukan yang diharapkanJawa
Sepoy—orang bisa
sampai kepada stema. Adapun
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy teknik-tekniknya dapat
diurutkan sebagaiSepei,
dengan Sepehi, berikut,Spehi,1) teknik
Sepahi,perbandingan
atau Sipahi—dalam teks; 2)
teknik
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang ;
pengelompokan naskah ; 3) teknik eksaminasi naskah
4)Jawa
teknik penentuan
mengenang metodepenyerbuan
peristiwa edisi ; 5) teknik edisiperistiwa
ini sebagai teks ; 6)
teknik penyajian
“Geger Sepehi”. hasil edisi teks; 7) teknik penerjemahan teks
(Kosasih Alhafiz
& Supriatna, 2014 : 61-66).
Kurniawan membahas naskah Al Hikam.
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu
C.aforisme, sejumlah
Teori Filologi dansurat yang berisi nasihat untuk sahabat
Penerapannya
Objek penelitian
atau muridnya, dan munajat filologi
kepada adalah
Tuhan.tulisan
Fokus tangan
kajianyangini
menyimpan berbagai ungkapan pikiran
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu dan perasaan sebagai
hasil budaya bangsa
menyajikan edisi teksmasaal-Ḥikam
lampau. al-Aṭāiyyah
Semua bahanyang tulisan
telahitu
disebut dengan naskah atau yang
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga sering disebut dengan
kandunganuntuk
handschrift dan tunggal
keunikan danteks salinanunuk
manuscript jamak (Baried
al-Ḥikam dapat
dkk; 1994 : 55).
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,
yaitu pelisanan teks al-Ḥikam yang digunakan sebagai
1.penyebaran
Masalah Naskah nilai-nilai
dan Teks sufisme di masyarakat miskin
a.perkotaan
Pengertian yang
Naskahsangat kompleks, khususnya masyarakat
industri Secara etimologi
pelabuhan naskah berasal
di Cilincing, JakartadariUtara.
bahasaTia arabRizki
yaitu
"‫خة‬N N ‫"نس‬ (Nuskhah) yang berarti salinan,
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa turunan, atau kopian
Adib
padadan Munawir
naskah Maslakudalam (Kosasih
al-‘Irfān Fī & Supriatna,
Sīrati Sayyidinā2014Mūsā: 17)
juga mengatakan bahwa secara terminologi
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren naskah dalam
kegiatan
Gentur, filologi
Kemudian adalah bahanHema
Surya tulisanMalini
tangandan dalam bentuk
Dandung
perangkat keras yang ril yang dapat
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan- dilihat dan diraba. Dengan
demikian
kesalahanobjek sertapenelitiandalam
kandungan isi tentang filologi deskripsi
adalah sesuatu
tari Karnayang
berwujud konkrit.
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

1414vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan antara Di Indonesia bahan naskah untuk karya Jawa Kuno
kesatria dengan
disebutkan
uti iringan tari, gerakan tari oleh
Karna Zoetmulder
Tandhing, yaitu semacam papan atau batu
tulis, yang diduga
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai oleh Robson hanya dipakai untuk sementara,
naskah
dari lakon tari Karna Jawa memakai lontar (ron ta/ 'daun tal' atau 'daun
Tandhing.
siwalan'
g Pawestri dalam artikelnya ), danyang berjudul
dluwang, yaitu kertas Jawa dari kulit kayu;
(Kodikologi) atas naskah
Naskah Bali dan Lombok
Sejarah Ragasela memakai lontar; naskah Batak
ponen fisik naskah atau kodeks yangbambu,
memakai kulit kayu, terdirirotan. Pada abad ke-18 dan ke-19,
kertas Eropa
sasi naskah, deskripsi naskah,yang didatangkan dari Eropa menggantikan
kekerabatan
dan penentuan dluwang
naskah edisi.karena Selanjutnya
kualitasnya lebih baik untuk naskah di
Indonesia (Baried
an membahas nasihat-nasihat ataudkk., 1994: 55).
piwulang
Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia,
an gambaran peran ibu dalam Naskah
1) Perbedaan pola asuh dandanPrasasti
ak yang terdapat dalam naskahBaik naskahWawacan atauBinprasasti, kedua – duanya ditulis
an, Tedi Permadi membandingkan tiga tetapi,
dengan tangan. Akan surat antara keduanya dapat dicatat
hun 1903, 1906 beberapa
dan 1911 perbedaan,
yang berasalsalah dari satunya bahwa naskah pada
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal memuat cerita yang lengkap.
umumnya panjang, karena
n Ade KosasihSedangkanmembahasprasasti padadan
subtansi umumnya pendek karena memuat
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan misalnya pemberitahuan resmi
soal-soal yang ringkas saja,
mengenai
m artikel ini, beliau bangunan
juga dibahas suci, doa-doa suci penolak rintangan
penerapan
ori filologi padakarma
Naskah danKumpulan
segalakejahatan.
Mantra Misalnya prasasti kutai memuat
hal Raja Kudungga
an dari penelitian lapangan di Kabupaten mempunyai anak bernama Sang
Acwawarman yang mempunyai tiga orang anak, yang sulung
bernama
a penerbitan Jumantara Sang
edisi ini Raja Mulawarman. Ada kalanya prasasti hanya
bisa memberi
n manfaat kepada memuatpembaca
nama-nama orang atau jabatan saja (Baried dkk, 1994:
, khususnya
55-56).
g berkaitan dengan kajian naskah kuno.
gharapkan para pembaca untuk mengirim
yang berisi kajian yang bersumber dari
2) Kodikologi
Nusantara. Kami menerima Secarakritik
etimologi
dan sarankodikologi diambil dari kata codex
yang berarti
demi keberlangsungan wujudJumantara
penerbitan naskah, dan logos yang berarti ilmu, jadi
k. Selamat membaca kodikologi
dan terima dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari
kasih.
wujud naskah (Kosasih & Supriatna, 2014: 18). Kodikologi
mempelajari seluk beluk pernaskahan secara rinci seperti
bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulis naskah
(Baried dkk, 1994: 56).

b. Pengertian Teks

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 15
15
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

Menurut
hubungan antaraSuryani,
naskah (2017:
mantra74) "naskah"
pertanian adalahnaskah
dengan benda
konkret yang dapat dilihat
ilmu falak/perbintangan yangatau dipegang.
digunakan Sedangkan
untuk menghitung yang
dimaksud dengan "teks" adalah kandungan
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus atau isi dari naskah
yang bersifat
ditanam, abstrak
dengan cara yang hanya yang
pengolahan dapatbagaimana,
dibayangkan saja.
mantra
Perbedaan antara teks dan naskah menjadi
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus sangat jelas apabila
terdapat
dipanen,naskah
denganyang caraterbilang
bagaimanabaru namun
padi itumemiliki
dipelihara teksagar
yang
bisa dikatakan sudah lama (Suryani, 2017: 74).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Irawan.Definisi di atas sejalan
Ia mengungkapkan dengan yangsejarah
catatan-catatan diungkapkan
dalam
Baried
Babad dkk.,Sepehi.bahwaBabad TeksSepehi
artinyaberisi
kandungan
peristiwaataudi muatan
masa
naskah, sesuatu yang abstrak yang· hanya
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. dapat dibayangkan
saja. Teks terdiri atas
BS menceritakan isi, yaitu
keterlibatan ide-ideSepoy—orang
pasukan atau amanatJawa yang
hendak disampaikan pengarang kepada
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoypembaca, yaitu cerita
dalam
denganteksSepehi,
yang dapat
Sepei,dibaca
Spehi,dan dipelajari
Sepahi, ataumenurut berbagai
Sipahi—dalam
pendekatan melalui alur, perwatakan,
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang gaya bahasa, dan
sebagainya
Jawa mengenang(Baried peristiwa
dkk., 1985: 56).
penyerbuan ini sebagai peristiwa
Baried
“Geger Sepehi”. juga menjelaskan bahwa dalam penjelmaannya
teks dapat dibedakan
Alhafiz menjadimembahas
Kurniawan tiga jenis,naskah
yaitu; 1) Al teks
Hikam.lisan
(tidak tertulis); 2) teks naskah tulisan tangan;
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu 3) teks cetakan,
dan masing-sejumlah
aforisme, masing suratteks ada
yangfilologinya (Baried
berisi nasihat untuk dkk., 1985:
sahabat
56).
atau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini
terbagiDi menjadi
antara sekian dua. banyak
Pertamanaskah kajianyangfilologis
ada seseorang
yaitu
kerap kali menemukan
menyajikan edisi tekskondisi yang al-Aṭāiyyah
al-Ḥikam serupa dengan yangtelah
yang telah
dijelaskan di atas, misalnya, seorang kyai
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga menciptakan sebuah
karya, lalu memperbanyak
kandungan dan keunikan karya tersebut al-Ḥikam
teks salinan untuk diberikan
dapat
kepada muridnya, setelah sekian lama, murin
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, kyai tersebut
memiliki banyak murid
yaitu pelisanan juga, kemudian
teks al-Ḥikam dia melakukan
yang digunakan sebagai hal
yang sama seperti apa yang dilakukan
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin oleh gurunya kepada
muridnya.
perkotaan yang Dengan sangat demikian,
kompleks, naskahkhususnya yang semakin
masyarakat
diperbanyak akan semakin
industri pelabuhan baru Jakarta
di Cilincing, apabila Utara.
dilihatTia dariRizki
segi
kondisi fisik suatu naskah, namun pada
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa kenyataannya isi dari
naskah tersebut Maslaku
pada naskah (teks) sudah sekianFī
al-‘Irfān lama adanya.
Sīrati Sayyidinā Mūsā
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren
1)GenturTekstologi
, Kemudian Surya Hema Malini dan Dandung
Tekstologi
Adityo Argo Prasetyo adalah ilmu yang mempelajari
membahas seluk beluk
adanya kesalahan-
teks, yang serta
kesalahan diantaranya
kandungan meneliti tentang
isi tentang penjelmaan
deskripsi tari Karna dan
penurunan teks suatu karya
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna sastra,penafsiran dan
pemahamannya
Tandhing Kaliyan (Baried dkk., melalui
Janak. Setelah 1985: cara 57). kerja
Berdasarkan
filologi

1616vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan pemaparan dari Baried


antara kesatria dengandkk., dapat disimpulkan bahwa
pergerakan
uti iringan tari, gerakan tekstologi
tari Karna mencakup keseluruhan dari isi suatu
Tandhing,
naskah (teks), seorang
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai akan dapat memahami isi kandungan
suatu Tandhing.
dari lakon tari Karna naskah dengan menggunakan tekstologi.
g Pawestri dalam artikelnya Adapunyang prinsip-prinsip
berjudul di dalam tekstologi menurut
(Kodikologi) atas Baried
Naskah dkk., (1985:57)
Sejarah yaitu; a) tekstologi adalah ilmu yang
Ragasela
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiriteks suatu karya; b) penelitian teks
mempelajari tentang sejarah
harus didahulukan
sasi naskah, deskripsi dari penyuntingannya; c) edisi teks harus
naskah, kekerabatan
dan penentuan menggambarkan sejarahnya; d) tidak ada kenyataan filologi
naskah edisi. Selanjutnya
tanpa penjelasannya;
an membahas nasihat-nasihat e) Secara metodis, perubahan yang
atau piwulang
diadakan Noor
Darmasaloka. Kemudian secaraIlmi
sadarAmalia,
dalam sebuah teks (perubahan ideologi,
an gambaran peran ibu dalam pola asuh lain-lain)
artistik, psikologis, dan dan harus didahulukan daripada
ak yang terdapat perubahan
dalam naskah mekanis,
Wawacan misalnya
Bin kekeliruan tidak sadar oleh
seorang penyalin;
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat f) Teks harus diteliti sebagai keseluruhan
hun 1903, 1906 (prinsip
dan 1911 kekomplekan
yang berasalpada daripenelitian teks); g) Bahan-bahan
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal teks (dalam naskah) harus
yang mengiringi sebuah
n Ade Kosasihdiikutsertakan
membahas dalam subtansipenelitian;
dan h) Perlu diteliti pemantulan
sejarah teks sebuah
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan karya dalam teks-teks dan monumen sastra
lain; i) Pekerjaan
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapanseorang penyalin dan kegiatan skriptoria-
ori filologi padaskriptoria (sanggar Mantra
Naskah Kumpulan penulisan/penyalinan: biara, madrasah)
tertentu harus ditellti
an dari penelitian lapangan di Kabupaten secara menyeluruh; j) Rekonstruksi teks
tidak dapat menggantikan teks yang diturunkan dalam naskah-
naskah.edisi ini bisa memberi
a penerbitan Jumantara
n manfaat kepada pembaca, khususnya
g berkaitan dengan kajian naskah
2) Terjadinya teks kuno.
gharapkan para pembaca Menurut
untukHan (1973) teks akan terjadi dalam tiga
mengirim
kemungkinan.
yang berisi kajian yang bersumber
Pertama, dariAslinya hanya ada dalam ingatan
Nusantara. Kamipengarang
menerimaatau pemilik
kritik cerita. Turun-temurun terjadi secara
dan saran
terpisahpenerbitan
demi keberlangsungan yang satu Jumantara
dari yang lain melalui dikte apabila orang
k. Selamat membaca ingindan
merniliki
terima teks
kasih.itu sendiri. Tiap kali teks diturunkan dapat
terjadi variasi. Perbedaan teks adalah bukti berbagai
pelaksanaan penurunan dan perkembangan cerita sepanjang
hidup pengarang. Kedua, aslinya adalah teks tertulis yang
kurang lebih merupakan kerangka yang masih memungkinkan
atau memerlukan kebebasan seni. Dalam hal ini, ada
kemungkinan bahwa aslinya disalin begitu saja dengan
tambahan seperlunya. Kemungkinan lain ialah teks yang asli

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 17
17
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

disalin,
hubungan dipinjam,
antara diwarisi,
naskah mantraatau dicuri
pertanian kemudian
dengan terjadilah
naskah
cabang tradisi kedua atauyang
ilmu falak/perbintangan ketiga disamping
digunakan untuk yang telah ada
menghitung
disebabkan adanya varian-varian
serta menentukan kapan dan padi dari pembawa
jenis apa cerita.
yang Ketiga,
harus
teks yangdengan
ditanam, asli cara
tidakpengolahan
mengizinkan kebebasan mantra
yang bagaimana, dalam
pembawaannya karena pengarang telah
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus menentukan pilihan
kata, urutandengan
dipanen, kataa,cara
dan bagaimana
komposisi untukpadi itu memenuhi
dipeliharamaksud
agar
tertentu dengan ketat (Baried dkk, 1994: 58-59).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Irawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalam
3)Babad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masa
Teks tulisan-lisan
Antara teks tulisan
pemerintah kolonial dan berkuasa
Inggris lisan tidak di ada
Jawa,perbedaan
1811-1816. yang
tegas. Dalam sastra keterlibatan
BS menceritakan Melayu, hikayat dan syair
pasukan dibacakan Jawa
Sepoy—orang keras-
keras kepada pendengar. Hal ini berarti
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy bahwa hikayat dan
syair
denganyang sudahSepei,
Sepehi, dibukukan dari cerita-cerita
Spehi, Sepahi, lisan dan
atau Sipahi—dalam
disesuaikan dengan sastra tulis tidak dibaca
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang seorang diri, tetapi
dibaca
Jawa bersama-sama
mengenang peristiwa (Bariedpenyerbuan
dkk, 1994: ini 59).sebagai peristiwa
“Geger Sepehi”.
a. Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al Hikam.
Penyalinan
Teks ini termasukpenurunan
Rangkaian karya tasawufyangdengan
dilewati tigaoleh suatuyaitu
bagian, teks
yang turun temurun disebut tradisi. Naskah diperbanyak
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat karena
orang ingin memiliki
atau muridnya, sendirikepada
dan munajat naskahTuhan.
itu. Boleh
Fokusjadi karena
kajian ini
naskah asli sudah rusak dimakan
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu zaman atau karena
kekhawatiran
menyajikan edisi terjaditekssesuatu
al-Ḥikam dengan naskah yang
al-Aṭāiyyah asli seperti
telah
terbakar atau ketumpahan benda cair dll.
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehinggaMungkin pula naskah
disalin dengandan
kandungan tujuan magis, dengan
keunikan menyalin
teks salinan naskah tertentu,
al-Ḥikam dapat
orang merasa mendapatkan kekuatan magis
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, dari naskah yang
disalinnya (Baried dkk,
yaitu pelisanan teks 1994: 59-60).
al-Ḥikam yang digunakan sebagai
penyebaran nilai-nilai sufisme di menutup
Dalam proses penyalinan, tidak masyarakat kemungkinan
miskin
terjadinya
perkotaanberbagai macamkompleks,
yang sangat kesalahan khususnya
atau perubahan. Hal ini
masyarakat
terjadi karena
industri mungkin
pelabuhan di si penyalin Jakarta
Cilincing, kurang Utara.
menguasai bahasa
Tia Rizki
teks atau pokok-pokok permasalahan
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa di dalam teks, atau
mungkin pula teks
pada naskah yang al-‘Irfān
Maslaku disalin tidak jelas atau
Fī Sīrati terlihatMūsā
Sayyidinā samar
sehingga menyulitkan penyalin di dalam
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren membaca teks
tersebut
Gentur,(Baried
Kemudiandkk, 1994:
Surya60).Hema Malini dan Dandung
Di sinilah
Adityo Argo Prasetyo tugas utama filologi untuk
membahas adanyamemurnikan
kesalahan- teks
dengan mengadakan
kesalahan kritik terhadap
serta kandungan isi tentang teks. Tujuantari
deskripsi kritik
Karnateks
adalah untuk menghasilkan suatu teks
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna yang paling mendekati
aslinya.
TandhingTeks yang sudah
Kaliyan Janak.dibersihkan dari kesalahan-kesalahan
Setelah melalui cara kerja filologi

1818vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan dan antara


telah tersusun
kesatria kembali
dengan seperti semula merupakan teks
yang dapat
uti iringan tari, gerakan dipertanggungjawabkan
tari Karna Tandhing, sebagai sumber untuk
kepentingan berbagai
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai penelitian dalam bidang ilmu-ilmu lain
(Baried
dari lakon tari Karna dkk, 1985: 60).
Tandhing.
g Pawestri dalam artikelnya yangUmur
b. Penentuan berjudul
(Kodikologi) atas Naskah Naskah
Sejarahpada umumnya tidak menyebutkan waktu
Ragasela
penulisannya. Oleh
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri karenanya, umur naskah dirunut
berdasarkan
sasi naskah, deskripsi keterangan
naskah, kekerabatan dari dalam (interne evidentie) dan
dan penentuan keterangan
naskah edisi.dari luar (externe evidentie) naskah itu sendiri. Ada
Selanjutnya
kalanya penyalin
an membahas nasihat-nasihat ataumemberi
piwulangcatatan pada akhir teks mengenai
bilamana Noor
Darmasaloka. Kemudian dan diIlmimanaAmalia,teks itu selesai disalin (kolofon).
an gambaran peran ibu dalam pola asuh dan kertas bahan naskah sering
Apabila kolofon tidak ada,
ak yang terdapat memperlihatkan
dalam naskah Wawacan tanda atau Bin lambang pabrik yang membuat
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat cap air (watermark). Dengan
kertas itu. Tanda itu disebut
hun 1903, 1906 memakai
dan 1911daftaryang cap, dapat
berasal diketahui pada tahun berapa kertas
dari
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal dari Eropa, kemudian segera
itu dibuat. Kertas didatangkan
n Ade Kosasihdipakai karena subtansi
membahas persediaandan terbatas. Jadi, umur naskah dapat
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan dari umur kertas (Baried dkk,
diperkirakan tidak jauh berbeda
1985:juga
m artikel ini, beliau 60). dibahas penerapan
ori filologi pada Naskah Di Kumpulan
samping itu, perlu diperhatikan catatan-catatan di
Mantra
an dari penelitian lapangan di Kabupatendepan dan belakang naskah, serta
sampul luar, sampul kertas
ciri-ciri lain yang dapat memberi keterangan tentang umur
naskah.
a penerbitan Jumantara edisi Demikian
ini bisapula tanda-tanda lain yang dapat memberi
memberi
n manfaat kepada petunjuk dalam, memperkirakan
pembaca khususnya umur naskah seperti waktu
atau peristiwa-peristiwa
g berkaitan dengan kajian naskah kuno. sejarah yang disebut-sebut dalam teks.
gharapkan para Misalnya,
pembaca Portugis dikalahkan oleh bangsa Belanda (1641),
untuk mengirim
yang berisi kajian yang bersumber yang
berarti bahwa naskah dari memuat peristiwa itu ditulis
Nusantara. Kamisesudah
menerima tahunkritik
1641.danApabila
saran ada peristiwa lain yang kemudian
disebutkan
demi keberlangsungan maka saat
penerbitan penulisan paling akhir (tenninus and
Jumantara
k. Selamat membaca quen)dandapat ditentukan
terima kasih. (Baried dkk, 1985: 60).

1. Kritik Teks
a. Pengertian Kritik Teks
Teks pada umumnya disalin dengan tujuan tertentu.
Frekuensi penyalinan naskah tergantung pada sambutan
masyarakat terhadap suatu naskah. Dalam hal teks profane
yang dianggap milik bersama, frekuensi tinggi penyalinan

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 19
19
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

menunjukkan
hubungan antara bahwa naskah
naskah itu sangat
mantra digemari,
pertanian dengansedangkan
naskah
sebaliknya merupakan petunjuk
ilmu falak/perbintangan kurang untuk
yang digunakan populernya
menghitung suatu
naskah (Baried dkk, 1985: 61).
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus
Berlawanan
ditanam, dengan cara denganpengolahan yang bagaimana,
teks profan, teks sakral yang
mantra
mungkin
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harusdi
merupakan milik kraton dan hanya dibaca
kalangan
dipanen, kraton
dengansaja caratidak banyak padi
bagaimana disalinitu sebab dipandang
dipelihara agar
kesakralannya akan berkurang karena penyalinan
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi itu. Kalau
teks itu Ia
Irawan. disalin, harus dilakukan
mengungkapkan seteliti sejarah
catatan-catatan mungkin dalamdan
penyalinannya
Babad Sepehi. tidak sembarang
Babad Sepehiorang.berisiRamayana,
peristiwa teks di Kawin
masa
Jawa Kuno kolonial
pemerintah yang paling Inggris tuaberkuasa
berasal didariJawa, abad ke-9 itu
1811-1816.
dipandang sakral. Namun
BS menceritakan demikian,
keterlibatan teksSepoy—orang
pasukan itu karena fungsinya
Jawa
yang didaktis sangat digemari sehingga
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy kerap kali disalin.
Akibatnya,
dengan Sepehi,teks Sepei,
terdapat dalam
Spehi, sejumlah
Sepahi, naskah, tetapi
atau Sipahi—dalam
tampaknya teks disalin dengan cukup
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. teliti karena bacaannya
Orang
sama.
Jawa Perbedaan
mengenangkecil·kecil yang ada disebabkan
peristiwa penyerbuan ini sebagai salah baca
peristiwa
atau kekeliruan.
“Geger Sepehi”. Memang naskah-naskah kawin umumnya
menunjukan keseragaman
Alhafiz Kurniawan tradisi yang cukup
membahas naskah kuatAl karena
Hikam.para
penurunnya dengan rasa hormat ingin menyelamatkan
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu karya
pencipta-penciptanya
aforisme, sejumlah surat (Baried dkk,berisi
yang 1985:nasihat
61). untuk sahabat
Di Indonesia
atau muridnya, terlihat berbagai
dan munajat bukti bahwa
kepada Tuhan. penurunan
Fokus kajian ini
naskah dilakukan dengan tujuan untuk
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu menyelamatkanya dan
sekaligus
menyajikanmerusak
edisiteksteksasli. Dengan al-Aṭāiyyah
al-Ḥikam adanya korupsi yangini telah
maka
filologi melalui kritik teks, dengan berbagai
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga metode berusaha
mengembalikan
kandungan dan tekskeunikan
ke bentukteks aslinya sebagaimana
salinan al-Ḥikam diciptakan
dapat
oleh penciptanya. Teks ini dipandang autentik
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, untuk dikaji
lebih
yaitu dalam dari teks
pelisanan berbagai
al-Ḥikamsegi yang
dan sudut
digunakan pandang,
sebagaiasal
pengkajiannya tetap mengindahkan . norrna-normanya
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin sebagai
karya sastra (Baried
perkotaan yang sangatdkk, 1985: 62). khususnya masyarakat
kompleks,
industri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia Rizki
b.Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa
Paleografi
Paleografi
pada naskah adalahal-‘Irfān
Maslaku ilmu macam-macam
Fī Sīrati Sayyidinā tulisanMūsā
kuno.
Ilmu ini mutlak diperlukan untuk penelitian
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren tulisan kuno baik
ituGentur
yag ,adaKemudian
pada batu, Surya logam, Hemaatau bahan
Malini lainnya.
dan Niermeyer
Dandung
(1974) dalam (Baried dkk, 1985:
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-62) mengutarakan bahwa
paleografi
kesalahanmempunyai
serta kandungan dua tujuan, yaitu pertama:
isi tentang deskripsimenjabarkan
tari Karna
tulisan kuno karena beberapa tulisan
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karnakuno sangat sulit dibaca;
Kedua:
Tandhing menempatkan
Kaliyan Janak. berbagai
Setelahpeninggalan
melalui cara tertulis dalam
kerja filologi

2020vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan rangka perkembangan


antara kesatria dengan umum tulisannya dan atas dasar itu
menentukan
uti iringan tari, gerakan waktuTandhing,
tari Karna dan tempat terjadinya tulisan tertentu. Hal
ini sangat penting
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai untuk mempelajari tulisan tangan karya
sastraTandhing.
dari lakon tari Karna yang biasanya tidak menyebutkan kapan dan di mana
suatu
g Pawestri dalam artikelnyakarya ditulis, serta siapa pengarangnya. Perlu pula
yang berjudul
(Kodikologi) atas diperhatikan
Naskah Sejarah ciri-ciri lain, seperti interpungsi, panjang dan
Ragasela
jarak baris-baris,
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiribahan naskah, ukuran, tinta, dan sebagainya
(Baried dkk,
sasi naskah, deskripsi naskah,1985: 62).
kekerabatan
dan penentuan naskahSebagai edisi. contoh
Selanjutnyahuruf palawa di Nusantara dapat
an membahas nasihat-nasihat atau piwulang Palawa Awai (Early) yang
dibedakan atas dua macam.
menunjukkan
Darmasaloka. Kemudian Noorciri-ciri yang berhubungan dengan huruf India
Ilmi Amalia,
an gambaran peran ibu dalam pola asuh pada
Selatan dan Sri Langka dan prasasti dari abad ke-3 sampai
ak yang terdapat abad
dalamke-5 (antara
naskah Wawacanlain prasasti
Bin Kutai di Kalimantan Timur,
prasasti Purnawarman
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat dari Taruma di Jawa Barat) dan Palawa
hun 1903, 1906 Lanjut
dan 1911 yang
(Later) yang dipakai
berasal daridalam prasasti abad ke-7 dan aba.d
ke-8, antara lain
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal prasasti Tuk Mas di Jawa Tengah, prasasti-
n Ade Kosasihprasasti permulaan
membahas subtansidari dankerajaan Sriwijaya dalam bahasa
Melayu Kuna di
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan Sumatra Selatan (dekat Palembang): prasasti
Kedukan Bukit (683)
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan dan Talang Tuwo (684), prasasti Karang
ori filologi padaBrahi di Hulu
Naskah Jambi, Mantra
Kumpulan dan prasasti Kota Kapur di pulau Bangka
(686), prasasti
an dari penelitian lapangan di KabupatenCanggal (732) di Jawa Tengah, prasasti yang
paling tua di Jawa. Prasasti Canggal ini merupakan teks
terakhir
a penerbitan Jumantara edisi yang diketahui
ini bisa memberi ditulis dengan huruf Palawa di
n manfaat kepada Indonesia (h. 12-27)
pembaca (Baried dkk, 1985: 63).
, khususnya
g berkaitan dengan kajian naskah kuno.bentuk huruf dan cirri-ciri khas
Dari jenis tulisan
gharapkan para tulisan
pembaca tangan
untuk tertentu dapat dirunut kembali daerah asal,
mengirim
yang berisi kajian yang bersumber dari teks ditulis sekali jadi, atau pada
waktu penulisan teks, apakah
Nusantara. Kamiwaktu yang kritik
menerima berlainan,
dan saranditulis oleh seorang atau beberapa
orang, penerbitan
demi keberlangsungan dan sebagainya. JumantaraData itu memberikan bahan dalam
memperkirakan
k. Selamat membaca dan terima kasih. sejarah terjadi dan seluk-beluk teks untuk
penafsiran yang tepat. Dengan demikian, paleografi
memberikan sumbangan yang berharga kepada kodikologi
(Baried dkk, 1985: 64).

c. Transliterasi
Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf
demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang Iain. Istilah ini

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 21
21
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

dipakai
hubungan bersama-sama
antara naskahdengan mantra istilah
pertanian transkripsi
dengan naskah dengan
pengertian yang sama pada
ilmu falak/perbintangan yang penggantian
digunakanjenis untuktulisan naskah.
menghitung
Penggantian jenis tulisan pada prasasti
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus umumnnya memakai
istilah transkripsi.
ditanam, dengan caraApabila istilah transkripsi
pengolahan yang bagaimana,dibedakan mantradari
istilah transliterasi, maka transkripsi
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus diartikan sebagai salinan
atau turunan
dipanen, tanpa cara
dengan mengganti
bagaimana macam tulisan
padi (hurufnya agar
itu dipelihara tetap
sama) (Baried dkk, 1985: 65).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Irawan. Transliterasi sangat penting
Ia mengungkapkan untuk memperkenalkan
catatan-catatan sejarah dalam
teks-teks lama yang
Babad Sepehi. Babad tertulis
Sepehidenganberisi huruf daerah
peristiwa di karena
masa
kebanyakan orang sudah tidak mengenal
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816.atau tidak akrab lagi
dengan tulisan daerah
BS menceritakan . Dalam pasukan
keterlibatan melakukan transliterasi,Jawa
Sepoy—orang perlu
diikuti pedoman yang berhubungan dengan
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy pembagian kata,
ejaan,
dengan danSepehi,
pungtuasi.
Sepei,Sebagaimana
Spehi, Sepahi, diketahui, teks-teks lama
atau Sipahi—dalam
ditulis tanpa memperhatikan unsur-unsur
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. tata tulisOrang
yang
merupakan
Jawa mengenangkelengkapan
peristiwawajib untuk memahami
penyerbuan ini sebagai teks. Hal ini
peristiwa
berkaitan dengan
“Geger Sepehi”. gaya penceritaan yang mengalir terus karena
dulu teksAlhafiz
dibawakan atau dibacakan
Kurniawan membahas padanaskah
peristiwa-peristiwa
Al Hikam.
tertentu untuk dihayati dan dinikmati
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian,bersama-sama. Penulisan
yaitu
kata-kata yang tidak mengindahkan
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat pemisahan serta
penempatan
atau muridnya, tandadan baca yang kepada
munajat tidak tepat
Tuhan.dapat
Fokusmenimbulkan
kajian ini
arti
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis adalah
yang berbeda, sedangkan prinsip dasar ejaan yaitu
keajegan
menyajikan di samping
edisi teksmengikuti
al-Ḥikam ejaan yang sudahyang
al-Aṭāiyyah dibakukan
telah
(Baried dkk, 1985: 65).
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga
Berdasarkan
kandungan dan keunikan pedoman,teks salinan transliterasi
al-Ḥikam dapat harus
mempertahankan ciri-ciri teks asli sepanjang
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, hal itu dapat
dilaksanakan
yaitu pelisanan karena penafsiran
teks al-Ḥikam teksyang
yangdigunakan
bertanggung jawab
sebagai
akan sangat membantu pembaca dalam
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin memahami isi teks.
Lebih bermanfaat
perkotaan lagi bagi
yang sangat peminat
kompleks, dari daerah
khususnya lain di
masyarakat
Nusantara apabila diteks
industri pelabuhan yang Jakarta
Cilincing, sudah Utara.ditransliterasikan
Tia Rizki
diterjemahkan
Setiawati membahas ke dalam Kisahbahasa Indonesia,
dan Fir’aun dan kecuali
Nabi Musa teks
berbahasa
pada naskah Melayu karenaal-‘Irfān
Maslaku bahasa itu Fīsudah
Sīratidipandang
SayyidināmenyatuMūsā
dengan bahasa Indonesia. Dalam menerjemahkan
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren kiranya
dapat
Genturdipakai
, Kemudian metode Surya
harfiahHema apabilaMalini
mungkin dan dan metode
Dandung
bebas apabila mutlak perlu untuk
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-menjaga kemurnian segala
lapisan
kesalahanpenciptaan teks dalam
serta kandungan bahasa asalnya
isi tentang deskripsi(Baried
tari Karna dkk,
1985: 65).
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

2222vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan d. antara kesatria dengan


Perbandingan Teks
uti iringan tari, gerakanPada umumnya
tari Karna suatu teks, diwakili oleh lebih dari satu
Tandhing,
naskah yang tidak
an percakapan serta diungkapkan nilai-nilai selalu sama bacaannya atau berbeda dalam
berbagai
dari lakon tari Karna hal. Untuk menentukan teks yang paling dapat
Tandhing.
dipertanggungjawabkan
g Pawestri dalam artikelnya yang berjudul sebagai dasar suntingan, perlu
(Kodikologi) atas diadakan
Naskahperbandingan
Sejarah Ragaselanaskah(Baried dkk, 1985: 66).
Langkah pertama
ponen fisik naskah atau kodeks yang terdiri yang harus dilakukan ialah membaca
dan menilai
sasi naskah, deskripsi naskah,(resensi) semua naskah yang ada, mana yang dapat
kekerabatan
dan penentuan dipandang sebagaiSelanjutnya
naskah edisi. naskah objek penelitian (primer) dan mana
yang tidak (sekunder).
an membahas nasihat-nasihat Apabila jelas diketahui dari berbagai
atau piwulang
keteranganNoor
Darmasaloka. Kemudian yangIlmiterdapat di dalam dan di luar suatu teks bahwa
Amalia,
an gambaran peran ibu dalam pola asuh dan lain dan tidak menunjukkan
teks itu salinan dari teks
ak yang terdapat kekhususan
dalam naskah apaWawacan
pun , maka
Bin teks ini dapat disisihkan karena
dipandang tidak
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat ada gunanya dalam penentuan teks dasar
hun 1903, 1906 suntingan.
dan 1911 yangPenyisihan
berasalteks
darikopi ini disebut eliminasi. Teks-
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijaldapat dipakai untuk penelitian
teks yang telah dinilai
n Ade Kosasihselanjutnya
membahasdiperiksa subtansikeasliannya
dan (eksaminasi), apakah ada
tempat yang korup,
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan apakah ada bagian dari teks yang
ditanggalkan (lakuna),
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan apakah ada tambahan (interpolasi) dari
ori filologi padapenyalin-penyalin
Naskah Kumpulan kemudian,
Mantra dan ketidaksempurnaan lainnya
(Baried dkk, 1985:
an dari penelitian lapangan di Kabupaten 66).
Di samping itu, dari bacaan teks-teks lain dicatat semua
tempat
a penerbitan Jumantara edisiyanginiberbeda. Bacaan yang berbeda disebut varian.
bisa memberi
n manfaat kepada Untuk mencatat
pembaca, apakah varian itu berasal dari teks asli ataukah
khususnya
merupakan penyimpangan
g berkaitan dengan kajian naskah kuno. dapat dirunut, antara lain, melalui
gharapkan para pemeriksaan
pembaca untuk kecocokan metrum dalam teks puisi, kesesuaian
mengirim
dengan teks cerita,
yang berisi kajian yang bersumber dari gaya bahasa, latar belakang budaya atau
Nusantara. Kamisejarah. Padakritik
menerima variandan
katasaran
perlu diamati apakah kata itu terdapat
di tempat
demi keberlangsungan lain atau Jumantara
penerbitan merupakan gejala tersendiri, artinya kata itu
k. Selamat membaca hanya terdapat
dan terima padakasih.tempat itu saja (hapax). Varian yang tidak
memenuhi kriteria di atas dapat dianggap salah. Penyimpangan
kadang-kadang terdapat pula pada cara penyajian yang
mengakibatkan perbedaan asasi jalan cerita (versi) (Baried
dkk, 1985: 66).
2. Penerapan Teori Filologi pada Karya Sastra Lama
Nusantara

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 23
23
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

hubunganKegiatan
antarafilologi
naskah di Indonesia dimulai dari
mantra pertanian pertengahan
dengan naskah
abad
ilmu ke-19 oleh sarjana-sarjana
falak/perbintangan Eropa, untuk
yang digunakan terutama Belanda.
menghitung
Naskah-naskah
serta menentukan di Indonesia
kapan dan kebanyakan
padi jenis tertulis
apa dalam bahasa
yang harus
dan huruf daerah.
ditanam, denganPendekatan
cara pengolahanterhadapyangnaskah-naskah
bagaimana, mantraitu pada
mulanya
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu dengan
masih intuitif, memakai metode landasan harus
mengambil satu naskah
dipanen, dengan yang dianggap
cara bagaimana padi itubaikdipelihara
sebagai agardasar
terbitan (Baried dkk, 1985: 72).
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Sebagai
Irawan.contoh permulaan tradisi
Ia mengungkapkan filologi di Indonesia
catatan-catatan seperti
sejarah dalam
Babad Sepehi.
Ramayana Kakawin oleh Kem
Babad Sepehi(1900).
berisiUntuk penerbitan
peristiwa di masa teks
itu, dipakai lima buah naskah berasal dari
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816.Bali dan dua buah
naskah berasal dariketerlibatan
BS menceritakan Jawa. Teks-teks
pasukannaskah Bali itu Jawa
Sepoy—orang saling
menunjukkan perbedaan bacaan yang kecil
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy sekali sehingga
kelimanya dianggap
dengan Sepehi, sebagai
Sepei, Spehi,satuSepahi,
naskah,atau demikian pula dua
Sipahi—dalam
naskah Jawa itu (Baried dkk, 1985: 74).
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang
Dari
Jawahasil penelitian,
mengenang terbukti
peristiwa bahwa naskah
penyerbuan Bali peristiwa
ini sebagai dan Jawa
saling berbeda
“Geger Sepehi”. dalam ejaan dan pilihan kata-kata, meskipun
teks kakawinnya sama. Diduga
Alhafiz Kurniawan bahwa perbedaan
membahas naskah AlituHikam.sebagai
akibat
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, karena
perubahan yang dimaksudkan kemudian atau yaitu
bacaan
aforisme,darisejumlah
teks lain.surat
Akhirnya yang nasihat
yang berisi dipakaiuntuk
sebagai dasar
sahabat
penerbitan adalahdan
atau muridnya, naskah Bali kepada
munajat karena dianggap
Tuhan. Fokus pada kajian
umumnya ini
lebih dekat kepada teks aslinya, walaupun
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu kerap-kali di antara
naskah Jawa yang
menyajikan edisi cacat
teks ada yang menunjukkan
al-Ḥikam al-Aṭāiyyah bacaan
yang telah yang
lebih baik. Dalam hal ejaan, juga diikuti
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga naskah Bali dengan
beberapa
kandungan penyimpangan
dan keunikan yangteksdipandang
salinan perlu (Barieddapat
al-Ḥikam dkk,
1985: 74-75).
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,
yaitu pelisanan teks al-Ḥikam yang digunakan sebagai
A.penyebaran
Kesimpulannilai-nilai sufisme di masyarakat miskin
Berdasarkan
perkotaan uraiankompleks,
yang sangat di atas, dapat diambilmasyarakat
khususnya kesimpulan
bahwa
industridalam penelitian
pelabuhan filologi, filolog
di Cilincing, Jakartadapat
Utara.menggunakan
Tia Rizki
dua teori induk. Pertama yang bergerak
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa di dalam ranah
pernaskahan
pada naskahyaitu kodikologi.
Maslaku Kedua
al-‘Irfān yang bergerak
Fī Sīrati SayyidinādiMūsā dalam
isiWanaskah (teks) yaitu tekstologi yang terbagi
Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren lagi kepada;
kritik
Genturteks, paleografi, transliterasi,
, Kemudian Surya Hema danMalini
perbandingan teks.
dan Dandung
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-
kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari Karna
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

2424vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018
Teori Filologi dan Penerapannya Masalah Naskah - Teks Dalam Filologi

emuat peperangan antara


Daftar kesatria dengan
Pustaka
uti iringan tari, gerakan tari Karna Tandhing,
an percakapan sertaBarieddiungkapkan
dkk.1985.Pengantar
nilai-nilai Teori Filologi, Jakarta : Pusat
Pembinaan
dari lakon tari Karna Tandhing.dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan
g Pawestri dalam artikelnya danyang
Kebudayaan
berjudul
(Kodikologi) atas Baried
Naskahdkk.1994.Pengantar
Sejarah RagaselaTeori Filologi, Yogyakarta: BPPF
ponen fisik naskahUGM atau kodeks yang terdiri
Kosasih,naskah,
sasi naskah, deskripsi Supriatna. 2014. Pengantar Penelitian Filologi.
kekerabatan
dan penentuan Bandung: CV. Semiotika
naskah edisi. Selanjutnya
Suryani, Elis. atau
an membahas nasihat-nasihat 2017.piwulang
Filologi Dan Seluk Beluknya. Bandung:
SituSeni Noor Ilmi Amalia,
Darmasaloka. Kemudian
an gambaran peran https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-
ibu dalam pola asuh dan
ak yang terdapat humaniora/article/download/896/743
dalam naskah Wawacan Bin (diunduh pada 08-03-18,
pada pukul 00:34)
an, Tedi Permadi membandingkan tiga surat
hun 1903, 1906 dan 1911 yang berasal dari
gan, Jawa Barat. Terakhir, Ahmad Rijal
n Ade Kosasih membahas subtansi dan
ologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan
m artikel ini, beliau juga dibahas penerapan
ori filologi pada Naskah Kumpulan Mantra
an dari penelitian lapangan di Kabupaten

a penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberi


n manfaat kepada pembaca, khususnya
g berkaitan dengan kajian naskah kuno.
gharapkan para pembaca untuk mengirim
yang berisi kajian yang bersumber dari
Nusantara. Kami menerima kritik dan saran
demi keberlangsungan penerbitan Jumantara
k. Selamat membaca dan terima kasih.

Jumantara Vol. 9Vol.


Jumantara No.2 Tahun
9 No.2 20182018
Tahun 25
25
Ade Iqbal Badrulzaman, Ade Kosasih

hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskah


ilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitung
serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus
ditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantra
apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus
dipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agar
hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya ditulis oleh Yudi
Irawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalam
Babad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masa
pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816.
BS menceritakan keterlibatan pasukan Sepoy—orang Jawa
atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy
dengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahi—dalam
penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang
Jawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwa
“Geger Sepehi”.
Alhafiz Kurniawan membahas naskah Al Hikam.
Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu
aforisme, sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat
atau muridnya, dan munajat kepada Tuhan. Fokus kajian ini
terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis yaitu
menyajikan edisi teks al-Ḥikam al-Aṭāiyyah yang telah
dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga
kandungan dan keunikan teks salinan al-Ḥikam dapat
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis,
yaitu pelisanan teks al-Ḥikam yang digunakan sebagai
penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat miskin
perkotaan yang sangat kompleks, khususnya masyarakat
industri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia Rizki
Setiawati membahas Kisah dan Fir’aun dan Nabi Musa
pada naskah Maslaku al-‘Irfān Fī Sīrati Sayyidinā Mūsā
Wa Fir’aun yang merupakan salah satu produk Pesantren
Gentur, Kemudian Surya Hema Malini dan Dandung
Adityo Argo Prasetyo membahas adanya kesalahan-
kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi tari Karna
Tandhing dalam naskah Pratèlan Bêksa Wirèng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi

2626vi JumantaraVol.
Jumantara Vol.99No.2
No.2 Tahun
Tahun2018
2018

Anda mungkin juga menyukai