Anda di halaman 1dari 3

IDSEJARAH.

NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah

Candi Badut
Ditulis Rahmad Ardiansyah pada Tuesday, August 23, 2016
http://www.idsejarah.net/2016/08/candi-badut.html

Candi Badhut terletak di Desa


Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini ditemukan pada tahun 1923 oleh
pakar arkeologi. Diperkirakan candi ini dibangun jauh sebelum pemerintahan Airlangga, yaitu masa awal
pembangunan candi - candi yang ada di Jawa Timur serta diduga merupakan candi tertua di Jawa Timur.

Sebagian ahli purbakala mengatakan bahwa candi ini dibangun atas perintah dari Raja Kanjuruhan bernama
Raja Gajayana. Pada Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 682 saka atau 760 masehi yang ditemukan di Desa
Merjosari, Malang menyebutkan bahwa pusat dari Kerajaan Kanjuruhan adalah daerah Dinoyo.

Prasasti Dinoyo kini tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Tulisan dalam prasasti ini menyebutkan bahwa
masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan adalah pada masa pemerintahan Raja Dewasimba dan putranya yang
bernama Sang Liswa. Keduanya dalam memimpin kerajaan sangat adil dan bijaksana. Konon Raja Sang Liswa
merupakan raja yang senang melucu atau dalam bahasa Jawa disebut mbadut, sehingga candi yang Sang Liswa
bangun dinamakan Candi Badhut. Walaupun demikian hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya
hubungan dengan Raja Gajayana.

Candi ini memiliki ciri khas tersendiri dari candi - candi lain, yaitu pahatan kalamakara yang menghiasi pintu
candi. Pada candi - candi di Jawa Timur uumnya kalamakara berbentuk utuh dengan rahang bawah, berbeda
dengan yang lain, kalamakara pada Candi Badhut tidak memiliki rahang layaknya kalamakara yang ada pada
candi - candi di Jawa Tengah. Selain itu tubuhnya yang tambun membuat candi ini lebih mirip dengan candi -
candi yang ada di Jawa Tengah. Candi ini dianggap lebih mirip dengan Candi Dieng dalam segi relief yang
simetris. Candi Badhut dipercaya sebagai candi beraliran syiwa meskipun hingga saat ini belum ditemukan
arca Agastya yang ada di dalam candi.
IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah

Candi Badut dan Candi Arjuna (Dieng)

Candi ini terbuat dari batu andesit dengan batur setinggi 2m dan dengan selasar selebar 1m yang mengelilingi
tubuh candi. Pada bagian depan batur terdapat pahatan tulisan Jawa yang tidak jelas waktu pembuatannya.
Pada sisi barat terdapat tangga untuk masuk ke ruang utama candi. Pada pengapit tangga masih terlihat sulur
yang tidak utuh namun masih terlihat polanya yang mengelilingi sesosok yang meniup seruling. Terdapat bilik
penampil sebelum memasuki ruangan di tubuh candi, bilik penampil itu sepanjang 1,5m dan terdapat
kalamakara di atas pintu candi. Ruangan candi memiliki luas sekitar 5,53m x 3,67m dan terdapat arca lingga
yoni yang menunjukkan bahwa daerah tersebut subur. Pada dinding ruangan terdapat relung kecil yang dulu
merupakan tempat arca.

Dinding candi terdapat hiasan relief burung berkepala manusia serta peniup seruling. Selain itu pada keempat
sisi candi juga terdapat relung yang berhiaskan bunga serta burung berkepala manusia. Pada sisi utara dinding
luar terdapat arca Durga Mahisasuramardini yang terlihat rusak. Pada sisi selatan seharusnya terdapat arca
Syiwa Guru serta bagian timur terdapat arca Ganesha. Namun keduanya sudah tidak ada ditempatnya.

Pemugaran candi ini dilakukan pada tahun 1925 sampai tahun 1926, namun sebagian sudah hilang atau belum
dapat dikembalikan ke tempat asalnya seperti yang terlihat pada atap candi yang hanya pelipit di sepanjang
tepi atas dinding yang masih tersisa. Sebelah kiri dan kanan halaman candi terdapat fondasi yang belum
dipugar yang merupkan bagian candi yang belum bisa diidentifikasi.

Peta Candi Badut


IDSEJARAH.NET
Blog yang membahas tentang sejarah,
pendidikan, media pembelajaran, http://www.idsejarah.net/
kebudayaan, sarana penunjang
pembelajaran Sejarah

Anda mungkin juga menyukai