2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada ibu
dosen yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang
telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
lain. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Hanya Allah yang maha sempurna dan hanya kepada Allah kami mohon ampun.
Wallahu a’lam bisshawab.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Baried dalam Mu’jizah mengemukakan bahwa sejak abad ke-18 hingga masa
kini, naskah kuno sudah masuk dalam perdagangan gelap benda-benda antik. Beberapa kali
dalam media massa diungkap masalah jual beli manuskrip Indonesia di berbagai daerah di
Indonesia, di antaranya: Kompas: “Sebanyak 83 naskah Jawa yang tersimpan di Inggris (75
dari British Library, 8 dari Royal AsiaticSociety dan juga John RylandsUniversityLibrary,
Manchester), dimikrofilmkan dan menghasilkan 60 rol mikrofilm”. Republika:
“Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyebutkan bahwa ribuan naskah kuno Indonesia
dikuasai oleh instansi pemerintahan maupun warga asing, sehingga Pemerintah Indonesia
terus berupaya mengambil kembali naskah bernilai sejarah nusantara tinggi tersebut”.
1
Bermansyah & Yoyok Antoni, 2016, “Digitalisasi Naskah Kuno Dalam Upaya Pelestarian Dan Menarik
Minat Generasi Muda”, Vol. 10 No.1, PDF
Meskipun begitu, pemerintah Indonesia telah berusaha melakukan segala
macam upaya untuk mempertahankan budaya luhur bangsa dari pengaruh negatif budaya
luar. Salah satu upaya nyata yang ditempuh adalah dengan menggali kembali puncak-
puncak kebudayaan daerah yang mengandung nilainilai luhur. Misalnya berbagai koleksi
naskah kuno yang tersimpan di Museum Radya Pustaka Surakarta, Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia, Museum Ali Hasjmy Banda Aceh, dan museum atau perpustakaan
lainnya.
penyimpanan data dalam jumlah yang besar dan dalam jangka waktu yang cukup lama. 2
Beberapa koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Nasional yang dirawat dan
dilestarikan dari zaman dahulu adalah berupa naskah kuno, peta, gambar, lukisan, dan
bukulangka. Semua jenis koleksi kuno dan lama ini sebagian besar sudah didigitalkan
didalam perpustakaan Nasional. Tujuan pendigitalan ini adalah agar nilai informasi yang
ada didalam naskah ataupun koleksi kuno ini tetap terawat dan terlestarikan guna
pemenuhan kebutuhan informasi diwaktu mendatang. Selain dalam bentuk digital,
perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini memiliki naskah/koleksi kuno yang dapat
dilihat aslinya. Walaupun sebelum di digitalkan, jika koleksi tersebut sudah tidak bisa
dibaca lagi, maka akan diperbaiki sesuai dengan pedoman dan standar yang dimiliki oleh
perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan transformasi
digital untuk seluruh koleksi dalam perpustakaan ini diterapkan dalam sebuah
perpustakaan. Ini dilakukan agar isi dan nilai dari seluruh koleksi tersebut tetap dapat
digunakan di masa yang akan datang. Terlebih ketika kita melihat genarasi yang semakin
hari semakin maju, pengguna di era sekarang lebih menyukai adanya koleksi digital.
Koleksi digital yang terdapat dalam sebuah perpustakaan adalah hasil dari transformasi
digital yang dilakukan oleh pustakawan dalam perpustakaan tersebut.
Berawal dari hobi masyarakat di zaman sekarang yang memang lebih menyukai
segala sesuatu yang berbentuk digital termasuk informasi-informasi digital yang dapat
diakses kapanpun dan dimanapun, membuat para pustakawan dan staff yang bekerja di
bidang perpustakaan untuk mengembangkan informasi atau koleksi yang mereka miliki
dalam bentuk digital. Perpustakaan Nasional merupakan tempat dimana sumber informasi
tentang Indonesia dimuat. Salah satu koleksi yang ada di perpustakaan Nasional ini adalah
Naskah Kuno.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian digitalisasi?
2. Apa saja alat-alat proses digitalisasi naskah?
3. Jelaskan bagaimana proses digitalisi naskah?
2
Dhimas Muhammad Yasin, 2016, “Digitalisasi Dan Deskripsi Naskah Kuno Sebagai Upaya Memperkokoh
Kedaulatan Indonesia: Studi Kasus Naskah Al-Mutawassimīn”, Vol. 2, No,1. PDF
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Digitalisasi
Menurut Terry Kuny “digitalisasi adalah mengacu pada proses
menterjemahkan suatu potongan informasi seperti sebuah buku, rekaman suara, gambar
atau video, ke dalam bit‐bit. Bit adalah satuan dasar informasi di dalam suatu sistem
komputer. Sedangkan menurut Marilyn Deegan “digitisasi adalah proses konversi dari
segala bentuk dokumen tercetak atau yang lain ke dalam penyajian bentuk digital”.
Dalam bidang perpustakaan, proses digitalisasi adalah kegiatan mengubah dokumen
tercetak menjadi dokumen digital. Proses digitalisasi ini dapat dilakukan terhadap
berbagai bentuk koleksi atau bahan pustaka seperti, peta, naskah kuno, foto, karya seni
patung, audio visual, lukisan, dan sebagainya. Untuk mendigitalisasi masing‐masing
bentuk koleksi tersebut tentunya digunakan cara yang berbeda. Misalnya untuk karya
seni patung dan lukisan, biasanya menggunakan kamera digital atau merekamnya
dalam bentuk gambar bergerak sehingga menghasilkan foto digital atau video.
Sedangkan untuk dokumen cetak lain biasanya menggunakan mesin scanner.3
3
Bermansyah & Yoyok Antoni, 2016, “Digitalisasi Naskah Kuno Dalam Upaya Pelestarian Dan Menarik
Minat Generasi Muda”, Vol. 10 No.1, PDF
juga untuk memaksimalkan kecepatan profesor, RAM dan kapasitas penyimpanan atau
(disk Space).
Proses digitalisasi naskah dengan kamera, perlengkapan yang
diperlukan adalah:
- Kamera.
Reflex). Kamera DSLR tersebut harus: Memiliki resolusi terendah 5.1 megapixel;
Mampu menghasilkan foto dalam format RAW, yakni format foto mentah yang
menyerap semua karakter objek foto seperti warna, cahaya, dan tulisan. Sebuah foto
dalam format RAW perlu diolah dan dikonversi menjadi format JPEG (Joint
Photographic Expert Group) atau TIFF (Tagged Image File Format); Memiliki fitur
remote live view shooting yang memudahkan pengambilan gambar melalui komputer,
PC atau laptop.
- Tripod.
Alat yang berkaki tiga yang berfungsi untuk menahan beban kamera
agar bisa melakukan perekaman tanpa dipegang oleh pemilik atau pemakainya
sehingga kamera tidak bergerak serta menghasilkan foto yang stabil dan bagus.
menggunakan pencahayaan yang stabil. Untuk itu digunakan lampu yang dipasang
menyesuaikan posisi naskah dan usahakan untuk tidak membuat munculnya bayangan
naskah. Pada proses ini dianjurkan menggunakan lampu studio (studio lighting) agar
menggunakan PC sebaiknya menggunakan layar datar (LCD) agar kerja menjadi lebih
efisien. Lengkapi komputer dengan software yang disediakan oleh perangkat kamera.
- Harddisk
- Second battery
- Kabel ekstension
secara bersamaan, seperti laptop atau komputer, battery charger dan lainnya.
- Kain latar
naskah yang akan difoto sehingga objek (naskah) tampak jelas. Untuk hasil yang
maksimal gunakan kain latar yang berwarna gelap dan tidak mengkilap. Kemudian
- Kaca
Setiap halaman naskah ditindih menggunakan kaca polos yang berukuran lebih besar
dari naskah sehingga bisa menutupi halaman naskah yang kan difoto. Kaca yang
digunakan sebaiknya kaca khusus museum yang tidak memiliki efek pantul.
kualitas, konsistensi warna objek yang dihasilkan. Colour checker digunakan untuk
- Pengganjal penyeimbang
sehingga tetap rata ketika memotret sebuah naskah yang tebal. Biasanya pengganjal
yang digunakan berupa busa atau benda yang cukup elastis sehingga dapat mengikuti
- Kuas
sehingga naskah menjadi lebih bersih dan terlihat jelas. Terutama untuk membersihkan
- Masker
isian metadat atau borang yang harus diisi seiring denagan kegiatan pengambilan
gambar.
digitalisasi.4
4
https://www.academia.edu/34638305/Naskah_Dan_Teks?auto=download
2. Perangkat Lunak
Setelah perangkat keras yang telah dimiliki, selanjutnya dibutuhkan
perangkat lunak sesuai yang mendukung terlaksananya proyek ini. Sebagai contoh,
apabila kita telah memiliki dokumen-dokumen digital yang telah discan dengan
scanner, maka kita memerlukan perangkat lunak atau software yang dapat mengedit
atau menampilkan hasil-hasil tersebut.
Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek digitalisasi
ini dapat dipilih dan disesuaikan dengan pihak perpustakaan sesuai dengan kebutuhan.
Akan tetapi, terdapat beberapa perangkat lunak yang umum digunakan untuk mengedit
serta menampilkan dokumen hasil digitalisasi, seperti dicontohkan oleh Suryandari
yakni:
- Adobe Acrobat reader
- Digital Library Software
- Omnipage Software (OCR software). OCR adalah proses pengubahan gambar
menjadi teks.
3. Jaringan
Dari sisi perangkat keras, Yova & Yudho menuturkan bahwa selain perangkat
komputer untuk menyimpan data dibutuhkan sebuah jaringan yang akan membuat
komputer tersebut dapat diakses oleh komputer komputer lain yang ada di dalam
jaringan tertentu. Hughes berpendapat bahwa untuk saran akses terdapat terhadap hasil
digitalisasi, sangatlah penting bagi kapasitas jaringan yang dimiliki oleh institusi
mendukung proyek gambar digital berskala besar. Institusi kemungkinan akan
menemukan bahwa proyek ini akan meminta porsi terhadap jaringan yang ada, dan akan
berpengaruh terhadap keseluruhan organisasi. Oleh karena itu, kerja sama yang baik
dalam administrator jaringan sangatlah penting dilakukan pada tahap perencanaan.
Adapun, untuk mencapai kinerja yang maksimum setidaknya perpustakaan
harus memiliki server server yang mendukung transfer dan penyimpanan data. Adapun
beberapa jenis server yang dimiliki oleh perpustakaan digital menurut Yova & Yudho
adalah
- Web server
- Database server
- FTP server
- Mail server
- Printer server
- Proxy server5
5
Artitis Undari, Skripsi: “Proyek Digitalisasi Naskah dan Skripsi Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia: Sebuah Evaluasi Perencanaan dan Pelaksanaan” (Depok: UI, 2009), hal. 23-
25.
Start
Objek Naskah
Database Naskah
Editing N
Tampilan Naskah
End
Gambar 1. Gambar atau obyek Naskah terlebih dahulu dikelompokan kedalam bentuk
kategori naskah yang kemudian dimasukan kemasing-masing sub-item sebagai berikut:
- Pada sub-menu Naskah : User/pengguna dapat melakukan input berupa : Jenis Bahan,
Kategori Naskah, Jenis Naskah.
- Pada sub-menu Draft Naskah user/pengguna dapat melakukan :penyortiran naskah dan
pembuatan daftar naskah.
- Pada sub-menu Photo Naskah user/pengguna dapat menampilkan obyek-obyek Naskah
yang sudah di input melalui sub-menu Input Naskah.
- Pada sub-menu Input Naskah ini selain memasukan obyek atau gambar naskah
pengguna juga dapat melakukan atau menetapkan hal-hal berikut ini:Jenis Bahan,
Kategori Naskah, Judul Naskah, Jilid, No. Registrasi.
- Foto atau obyek naskah yaitu berupa obyek gambar yang sudah di proses melalui
Camera Digital, HandyCam, Camera PC dan lain sebagainyadengan format standar.
- Sedangkan untuk pemberian No.Registrasi ditentukan sesuai dengan ketentuan yang
berlakupada Museum Propinsi NTB kecuali obyek gambar naskah yang didapat dari
tangan masyarakat sendiri.6
6
Bermansyah & Yoyok Antoni, 2016, “Digitalisasi Naskah Kuno Dalam Upaya Pelestarian Dan Menarik
Minat Generasi Muda”, Vol. 10 No.1, PDF
Gambar.3 Sub-menu Input Naskah
Pada kegiatan migrasi ini tidak begitu mengalami kesulitan, hanya saja
perlu dilakukan adaptasi pada sistem operasi (hardware) yang baru. Karena sistem
operasi yang baru yaitu menggunakan Macintosh harus menggunakan Adobe
Acrobat Professional. Selain migrasi adaptasi yang dilakukan, kegiatan migrasi juga
dilakukan untuk formatting yaitu mengubah suatu format file digital dari satu format
ke format yang lain, dalam hal ini yang dilakukan adalah mengubah format file
digital JPG menjadi format PDF. Setelah itu, ukuran dari file tersebut juga harus
diperkecil menggunakan software yang sama agar lebih mudah dalam pengunduhan.
7
https://www.academia.edu/8571473/PRESERVASI_DIGITAL_NASKAH_KUNO_TUGAS_
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan sebuah proses digitalisasi
ini harus melakukan dengan cara teknologi cangih seperti mengunakan kamera khusus,
juga melakukan alih media dengan cara memindahkan data digitalisasi tersebut kedalam
media cetak seperti VCD,DVD serta media wibsite dan sebagainya,didalam prosesan
digitalisasi naskah ini kita harus memperolehkan data dengan cara memotret naskah setiap
jepretan pada setiap halaman dengan mengunakan kamera autofokus digital tanpa
mengunakan blitz (lampu kilat) hal ini bertujuan agar naskah tidak rusak akibat cahaya
yang ditimbulkan dari lampu kilat kamera autofokus digital tersebut.
Naskah kuno menjadi preservasi yang sangat penting untuk menjaga kedaulatan
negara dengan cara pelestarian dan pengkajian naskah kuno. Digitalisasi naskah kuno
merupakan salah satu warisan nenek moyang kita yang sangat berharga buat kita semua,ini
menjadi sebuah keharusan kita anak bangsa indonesia melestarikan nya, yang sangat
bernilai adalah naskah kuno manuskrip yang ditulis dalam berbagai aksara dan bahasa.
warisan ini menjadi kebudayaan yang masih bernilai dalam bahasa.
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan preservasi digital ini di antaranya adalah
kurangnya anggaran untuk kegiatan preservasi ini, tidak adanya kebijakan baku untuk
pelaksanaan teknis preservasi digital sehingga mengharuskan membuat SOP sendiri, dan
kurangnya Sumber Daya Manusia yang membantu sehingga membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bermansyah & Yoyok Antoni, 2016, “Digitalisasi Naskah Kuno Dalam Upaya Pelestarian Dan
Menarik Minat Generasi Muda”, Vol. 10 No.1, PDF
Artitis Undari, Skripsi: “Proyek Digitalisasi Naskah dan Skripsi Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Universitas Indonesia: Sebuah Evaluasi Perencanaan dan Pelaksanaan” (Depok: UI, 2009).
Dhimas Muhammad Yasin, 2016, “Digitalisasi Dan Deskripsi Naskah Kuno Sebagai Upaya
Memperkokoh Kedaulatan Indonesia: Studi Kasus Naskah Al-Mutawassimīn”, Vol. 2, No,1. PDF
https://www.academia.edu/34638305/Naskah_Dan_Teks?auto=download
https://www.academia.edu/8571473/PRESERVASI_DIGITAL_NASKAH_KUNO_TUG
AS_