Oleh
Shabrina Rahmalia
180920150512
MAKALAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ciri dari bahasa ialah bahasa sebagai sistem. Chaer (2012: 34)
menyatakan bahwa sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi sehingga bahasa tidak tersusun
secara acak dan bukan merupakan sistem tunggal, tetapi dari sub-subsistem.
Subsistem-subsitem yang dimaksud ialah subsitem fonologi, morfologi,
sintaksis, dan semantik. Tiap unsur dalam setiap subsistem tersebut tersusun
menurut aturan yang secara keseluruhan membentuk suatu sistem.
Sistem bahasa yang ada di seluruh dunia dapat bersifat universal atau unik.
Seperti bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yang memiliki perbedaan dalam
menyatakan kala dan aspek. Keunikan bahasa Jepang ialah perubahan kata kerja
yang bersifat infleksi sedangkan bahasa Indonesia tidak. Dalam bahasa
Indonesia, kala lampau dapat dinyatakan dengan tambahan ‘sudah’, ‘telah’ yang
mengikuti verba seperti contoh ‘telah makan’, sedangkan dalam bahasa Jepang,
verba mengalami perubahan menjadi verba bentuk lampau yang ditandai dengan
akhiran ta seperti kata ‘taberu’ (makan) menjadi ‘tabeta’ yang artinya telah
makan.
Kala menurut Chaer (2012: 260) ialah informasi dalam kalimat yang
menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman
yang disebutkan dalam predikat. Kala menyatakan waktu sekarang, sudah lampau,
dan akan datang. Menurut Iori (2000: 40) pemikiran tentang tense atau kala dalam
bahasa Jepang dibagi menjadi bentuk ~ta dan bentuk ~ru. Dalam bahasa Jepang,
kala dapat disebut dengan tensu atau jisei. Sedangkan aspek menurut Chaer (2012:
259) adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam
suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses. Dari berbagai bahasa dikenal adanya
berbagai aspek, antara lain aspek kontinuatif, aspek perfektif, aspek imperfektif,
aspek repetitif, dan aspek resultatif. Aspek-aspek ini dalam bahasa Jepang
memiliki penanda khusus. Salah satu penanda aspek bahasa Jepang yang
berbentuk morfem terikat ditandai dengan bentuk verba + teiru. Bentuk teiru
dapat meyatakan aspek yang berbeda-beda yang salah satunya dapat dibedakan
berdasarkan makna verbanya yaitu verba sekejap dan verba yang terdapat rentan
waktu.
Bagi pembelajar bahasa Jepang membedakan penggunaan kala dan aspek
bahasa Jepang serta mengetahui makna kalimat yang dicirikan dengan aspek
merupakan hal yang kompleks. Cara melihat kalimat sebagai tense dan aspek
perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam penggunaan dan ciri dari kala dan aspek dalam bahasa Jepang melalui
penelitian ini.
KAJIAN TEORI
Tabel 1 Bentuk ~ru ( ル形) dan bentuk ~ta (タ形) menurut Iori (2000: 41)
ル形 タ形
動詞 ~ます、辞書形 ~ました、~た
~ません、否定形 ~ませんでした、
~なかった
い形容詞 ~い(です) ~かった(です)
~くない(です) ~くなかった(です)
~くありません ~くありませんでした
な形容詞 ~です ~でした、~だったです
名詞+だ ~だ ~だった
~である ~であった
~ではりません ~ではありませんでした
~ではない ~でなかった
発語の時点 時間 (waktu)
(waktu berbicara)
Menurut Iori (2000: 54) yang termasuk aspek dalam bahasa Jepang ialah:
アスペクトを持つのは動詞に限られ[継続] [開始] [終了]などの種類があり
ます。
Asupekuto o motsu no wa doushi ni kagirare (keizoku) (kaishi) (shuuryou) nado
no shurui ga rimasu.
‘Yang termasuk di dalam aspek ialah verba yang dibatasi jenisnya untuk keadaan
yang berkelanjutan, mulainya kegiatan, dan berakhirnya kegiatan.’
Untuk lebih jelasnya, mari lihat garis aspek yang menyatakan verba dalam contoh
kalimat di atas.
1.〈動作・出来事の継続〉(Aktvitas berkelanjutan)
食べている
OOO OOO
発語時 時間(waktu)
(waktu berbicara)
2. 〈状態の継続〉(Kelanjutan dari keadaan)
割れている
OOO OO
割 れて いな い 発 語時 時間 (waktu)
割れた (変化点) (titik perubahan) (waktu berbicara)
3. 〈動作・出来事の継続〉(Aktvitas berkelanjutan)
食べていた
OOO OOO
私が入った時 (基準時) 発語時 時間
割れた (変化点) (Waktu standar) (waktu berbicara) (waktu)
(titik perubahan)
Verba menurut Kindaichi (1950) terbagi menjadi 4 dan verba ini memiliki
hubungan dengan aspek, yaitu:
1. Shunkan doushi (瞬間動詞)
Kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang selesai dalam sesaat atau
disebut juga verba momentan/sekejap. Hasilnya berupa kekka sou. Kata
kerja ini dapat diubah menjadi bentuk 「ている」dan menunjukkan hasil
setelah perbuatan selesai dilakukan atau terjadi. Contohnya pada verba 結
婚する、感染する、死ぬ、咲く、開く、始 まる.
する した している
2. Keizoku doushi (継続動詞)
Kata kerja yang menunjukkan suatu perbuatan yang berlangsung secara
berkelanjutan. Hasilnya berupa keizoku sou. Bentuk kata kerja ini dapat
diubah menjadi bentuk 「 て い る 」 dan menyatakan suatu keadaan yang
tengah berlangsung. Contohnya pada verba 書く、読む、走る.
する している した
3. Joutai doushi (状態動詞)
Kata kerja yang menerangkan kondisi atau keadaan. Kata kerja ini
diterjemahkan sebagai ‘kata kerja keadaan’ dan bentuknya tidak dapat
diubah ke dalam bentuk 「ている」. Contohnya ialah verba ある、い
る、要る.
4. Daiyonshu no Doushi (第四種の動詞) atau shizen ni kansuru doushi
Verba yang sifatnya khusus dan bentuknya dinyatakan dengan bentuk
「ている」. Contohnya ialah verba 優れる、そびえる、ばかげる.
BAB III
ANALISIS DATA
1. 巨人は26日、内海哲也投手(34)が都内の病院で左右の肺の胸膜に
囲まれた縦隔と呼ばれる部分の腫瘍摘出手術を受けたと発表した。
Kyojin wa 26-nichi, utsumi tetsuya tōshu (34) ga tonai no byouin de sayuu no hai
no kyoumaku ni kakoma reta juukaku to yobareru bubun no shuyou tekishutsu
shujutsu o uketa to happyou shita.
‘Tokyo Giants (tim baseball Jepang) pada tanggal 26, telah mengumumkan
pelempar (pitcher) Tetsuya Utsumi (34 tahun) telah menjalani operasi
pengangkatan tumor di bagian yang disebut mediastinum yang dikelilingi oleh
paru-paru di sebelah kiri dan kanan, di rumah sakit di Tokyo’.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
2. 10月6日に瓶詰めされたものだった。
10 Tsuki 6-nichi ni bindzume sareta monodatta.
Ini telah dibotolkan pada tanggal 6 Oktober.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
Pada kalimat 2, predikat dalam kalimat ini adalah kata benda (meishi)
yang ditandai dengan mono dan memiliki bentuk lampau yang ditandai dengan
akhiran datta. Pada kalimat ini, kala menyatakan kejadian masa lampau atau
kako no dekigoto ( 過 去 の 出 来 事 ), berdasarkan titik waktu yaitu tanggal 6
Oktober sebagai peristiwa masa lampau yang telah dilakukan sebelumnya,
sedangkan waktu berbicara saat ini yaitu 26 Desember.
3. 31日に、フジテレビ系が格闘技特番「RIZIN(ライジン)」を、
TBS系がスポーツ特番「KYOKUGEN(キョクゲン)2016」を、
それぞれ放送する。
31-Nichi ni, Fujiterebi-kei ga kakutougi tokuban `RIZIN (raijin)' o, TBS-kei ga
supootsu tokuban `KYOKUGEN (kyokugen) 2016' o, sorezore housou suru.
‘Pada tanggal 31 Desember, Fuji TV akan menyiarkan program televisi martial
art yaitu ‘RIZIN’, TBS akan menyiarkan program televisi olahraga
‘KYOKUGEN 2016’ secara berturut-turut’.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
Pada kalimat 3, verba sebagai inti proposisi pada kalimat ini ialah housou
suru. Bentuk ru menunjukkan kala tidak lampau, bisa berupa kala kini atau kala
yang akan datang. Pada kalimat ini, kala ~ru menyatakan keyakinan mengenai
kejadian yang akan datang atau mirai no dekigoto ni tsuite kakushin (未来の
出 来 事 に つ ぃ て の 確 信 ), berdasarkan titik waktu yaitu tanggal 31 Desember
sebagai kejadian yang akan datang, sedangkan waktu berbicara yaitu tanggal 26
Desember.
4. 沖ノ島の宝物を中心に、奈良など日本各地や朝鮮半島の計160件を並
べた特別展は1月1日に開幕する。
Okinoshima no takaramono o chuushin ni, Nara nado nihonkakuchi ya
Chousenhantou no kei 160-ken o narabeta tokubetsu-ten wa 1 tsuki 1-nichi ni
kaimaku suru.
‘Spesial pameran dengan total 160 barang yang berpusat pada harta-harta
berharga Okinoshima, Nara, berbagai tempat di Jepang, Semenanjung Korea, dan
lain-lain, akan dimulai pada 1 Januari’.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
Pada kalimat 4, verba sebagai inti proposisi pada kalimat ini ialah kaimaku
suru. Bentuk ru menunjukkan kala tidak lampau, bisa berupa kala kini atau kala
yang akan datang. Pada kalimat ini, kala ~ru menyatakan keyakinan mengenai
kejadian yang akan datang atau mirai no dekigoto ni tsuite kakushin (未来の
出来事につぃての確信), berdasarkan titik waktu yaitu tanggal 1 Januari sebagai
kejadian yang akan datang, sedangkan waktu berbicara yaitu tanggal 26
Desember.
6.12月上旬、京都市下京区の町家を改造した料理教室「クッキングサ
ン」で、外国人4人が巻きずしづくりに挑戦していた。
12 Tsuki joujun, kyoutoshi shimigyouku no machiya o kaizou shita ryouri
kyoushitsu `kukkingusan' de, gaikokujin 4-nin ga makizushi-dzukuri ni chousen
shite ita.
‘Di awal bulan Desember, empat turis asing ditantang membuat makizushi (sushi
yang digulung dengan nori) di kelas memasak ‘kukkingu san’ yang direnovasi
rumah kota tradisional di kota Kyoto, distrik Shimigyo’.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
Kalimat 6, verba sebagai inti proposisi dalam kalimat ini ditandai oleh
chousen shieita. Bentuk ~teita pada kalimat ini merupakan aspek yang
menyatakan suatu proses kejadian di masa lampau yang telah terjadi. Perbedaan
bentuk aspek ~teita dengan bentuk ~ta yang menyatakan kala lampau ialah cara
memandang sebuah kejadian yang berbeda. Jika diungkapkan dengan bentuk ~ta
yaitu chousen shita, hanya sebagai fenomena yang telah terjadi di masa lampau,
Sedangkan jika diungkapkan dengan bentuk aspek ~teita yaitu chousen shiteita,
kalimat ini menunjukkan sebuah proses di masa lampau yang sudah tercapai atau
selesai. Kala melihat suatu kejadian sudah atau belum terjadinya sesuatu,
sedangkan aspek melihat suatu kejadian sudah selesai atau belum selesainya
sesuatu.
7. 全20曲を1人で歌い切った。
Zen 20 kyoku o hitori de utai kitta.
‘Saya menyanyikan sampai habis seluruh 20 lagu sendirian’.
(www.asahi.com, 26 Desember 2016)
Pada kalimat 7, terdapat verba utai kitta yang merupakan bentuk renyoukei
+ hojodoushi(補助動詞 ) atau verba bantu. Utau yang memiliki arti ‘menyanyi’
mengalami perubahan bentuk menjadi utai dan dilekati verba bantu kiru yang
artinya menjadi ‘menyanyi sampai habis atau selesai’. Pada kalimat seperti ini
mengandung aspek yang menunjukkan derajat atau situasi/kondisi. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan Yasuhiko dan Tsutomu (1989: 64) bahwa bentuk ~kiru
dapat memiliki makna teido/youtai o arawasumono (程度・様態を表すもの).
Utaikitta pada kalimat ini menjadi aspek yang menyatakan suatu aktivitas dengan
derajat tertentu yaitu ‘menyanyikan sampai habis atau selesai’ dan akhiran ~ta
menunjukkan kala lampau, bahwa aktivitas ini telah dilakukan.
8.「寒かったでしょう」と紙コップに入れたコーヒーを記者に差し出し、
やや早口で話し始めた。
‘Samukattadesho’ to kami koppu ni ireta kouhii o kisha ni sashidashi, yaya
hayakuchi de hanashi hajimeta.
‘Saya sedikit telah mulai berbicara, mengirimkan kopi yang “saya pikir sudah
dingin” dan telah saya masukkan ke dalam gelas untuk diberikan kepada
wartawan’.
.
BAB IV
SIMPULAN
Masaoka, Takashi dan Yukinori Takubo, 1993. Kiso Nihongo Bunpou. Jepang:
Kuroshio Shuppan.
Yasuhiko, Katou dan Fukuchi Tsutomu. 1989. Tensu, Asupekuto, Muudo. Tokyo:
Aratake Shuppan.