Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KALA DAN ASPEK DALAM BAHASA JEPANG

Suwandi efendi

180610120003

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

JATINANGOR

2015

1
ANALISIS ASPEK DAN KALA DALAM BAHASA JEPANG

Kala dan aspek dalam bahasa Jepang merupakan hal yang sulit untuk dipilah-pilah, karena

diekspresikan dengan unkapan yang bentuknya sama. Kedua-fuanya berhubungan dengan

perbuatan atau kejadian lampau atau selesai, sedang atau mesih berlansung, dan akan atau belum

dilakukan yang kebanyakan diekspresikan dengan menggunakan verba bentuk TE IRU atau TA.

A. KALA ATAU JISEI

kala atau tense dalam bahasa Jepang disebut dengan jisei atau tensu. Kala adalah kategori

gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya suatu

aktifitas denfan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan. Jika waktu berbicara

(hatsuwaji) atau waktu mengucapkan kalimat tersebut diumpamakan dengan waktu sekarang

(saat ini), maka waktu terjadinya peristiwa atai aktivitas tersebut ada tiga, yaitu waktu

sebelumnya atau yang telah berlalu (kako) <lampau>, waktu saat berbicara (genzai) <sekarang>,

dan waktu yang akan datang (mirai).

過去/lampau 現在 /sekarang 未来/mendatang

時間/waktu

発話時/saat berbicara

Fungsi Kala

Kala berfungsi untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan, menunjukkan waktu

2
keadaan/tindakan yang diungkapkan oleh verba pada saat penuturan.

Dalam bahasa Jepang,untuk menyatakan kala lampau-sekarang-mendatang (過去, 現在, 未来

‘kako-genzai-mirai’) hanya digunakan dua bentuk verba saja :

a. Bentuk akan

b. Bentuk lampau

Verba bentuk lampau di dalamnya mencakup bentuk halus, yakni bentuk MASHITA dan

MASENDESHITA.Verba bentuk biasa, yakni bentuk TA dan NAKATTA. Verba bentuk akan di

dalamnya mencakup bentuk kamus (RU), NAI, dan bentuk halusnya seperti bentuk MASU dan

MASEN, bahkan bentuk TE IRU pun termasuk ke dalam kategori ini. Jadi, berdasarkan pada

bentuk verbanya, kala dalam bahasa Jepang hanya ada dua macam, yakni kala lampau (過

去’kako’) dan kala bukan lampau (非過去‘hikako’)

Kala dalam Kalimat Tunggal

Contoh penggunaan ketiga bentuk verba tersebut dalam menyatakan kala dalam kalimat tunggal :

1.ワンさんは明日休みます。 (kala akan)

(wan akan libur besok) (manabou,vol.1:2005:38)

2. 田中さんはメガネをかけています。(kala kini)

(tanaka sedang memakai kacamata) (manabou,vol,1:2005:94)

3
Untuk menyatakan kala sedang tidak harus menggunakan verba bentuk TE + IRU melainkan

bisa juga dinyatakan dengan verba bentuk akan yang lain, seperti bentuk kamus atau bentuk

MASU. Verba TE + IRU juga digunakan untuk menyatakan suatu keadaan.

3. ワンさんは昨日勉強しました。(kala lampau)

(wan kemarin sudah belajar) (manabou,vol.1:2005:38)

Contoh kala dalam kalimat :

1. 私は去年兄と日本へ来ました。

(saya tahun lalu sudah datang di jepang bersama kakak) (manabou,vol.1:2005:46)

Verba bentuk MASHITA digunakan untuk menyatakan kala lampau (kako)

2. キムさん明日お姉さんと日本へ行きます。
(kim besok akan pergi ke jepang bersama kakak) (manabou:,vol.12005:46)

Verba bentuk MASU (=RU) digunakan untuk menyatakan kala akan (mirai)

3. 貴方はそのことが分かりますか。(manabou,vol.2:2005:104)

(apakah anda mengrti hal itu?)

4. 東京の生活はどうですか。(manabou,vol.1:2005:71)

(bagaimanakah kehidupan di tokyo?)

5. お菓子を作ることができますか。(manabou,vol.1:20015:134)

(apakah anda bisa membuat manisan?)


4
Bentuk MASU pada contoh 3, 4, dan 5 digunakan untuk menyatakan kala sekarang (現在

genzai).Kala lampau dinyatakan dengan verba bentuk MASHITA (TA), digunakan untuk

menyatakan kejadian atau perbuatan yang telah berlalu. Bentuk MASU (RU), digunakan untuk

menyatakan kala mendatang dan kala sekarang.

Kala dalam Kalimat Majemuk

Tensis (kala) dalam kalimat inti (induk kalimat):

1. Kala lampau : verba bentuk TA (MASHITA)

2. Kala mendatang : verba bentuk RU (MASU)

3. Kala kini (sekarang) :

(i) verba bentuk RU (MASU)

verba bentuk RU (MASU) adalah verba yang mengatakan arti keberadaan sesuatu benda,

kemampuan, pemikiran, keadaan dan sejenisnya, seperti verba : ある (aru) 、いる (iru) 、できる

(dekiru) 、思う(omou) 、要る (iru) 、気がする(ki ga suru) dan lain-lain.

(ii) verba bentuk TE + IRU

verba bentuk TE + IRU adalah verba yang menyatakan suatu aktivitas yang ada batas

akhirnya , seperti: 食べる(taberu) 、飲む(nomu) 、読む (yomu) 、書く(kaku) , dan sebagainya.

Dalam anak kalimat, kala lampau tidak selalu dinyatakan dengan verba bentuk lampau, atau

sebaliknya kala akan tidak selalu dinyatakan dengan verba bentuk akan.

1. 学校へ来るとき、ロービーで山田先生に会いました。

5
2. 学校へ来た時、ロービ―で山田先生に会いました。

3. 学校へ来るとき、ロービ―で山田先生に会います。

4. 学校へ来た時、ロービ―で山田先生に会います。

(manabou,vol.1:2005:158)

Pada kalimat 1 dan 3 subjek telah bertemu yamada sensei di lobi sebelumnya.Sedangkan pada

kalimat 2 dan 4 subjek bertemu yamada sensei setelah datang ke sekolah. Lebuh jelas lagi dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. kala lampau:

学校へ行くとき、山田先生に会いました。

過去 現在 未来

時間

学校へ行く ロービ―で山田先生に会う

Pergi ke sekolah di lobi bertemu yamada sensei

2. kala lampau

6
学校へ行った時、ロービ―で山田先生に会いました。

過去 現在 未来

時間

ロービ―で山田先生に会う 学校へ行く

Di lobi bertemu yamada sensei pergi ke sekolah

3. kala akan

学校へ行くとき、ロービ―で山田先生に会います。

過去 現在 未来

時間

ロービ―で山田先生に会う 学校へ行く

Di lobi bertemu yamada sensei pergi ke sekolah

4. kala akan

学校へ行ったとき、ロービ―で山田先生に会います。

7
過去 現在 未来

時間

学校へ行く ロービ―で山田先生に会う

Pergi ke sekolah di lobi bertemu yamada sensei

Dari contoh diatas, diketahui bahwa bentuk TA (lampau) dan benruk RU (kamus) dalam anak

kalimat, kedua-duanya digunakan tanpa dipengaruhi oleh bentuk kala dalam induk

kalimatnya.Jadi, apakah kala dalam induk kalimat tersebut kala lampau ataupun kala kini, tetap

werba bentuk RU dan bentuk TA bisa digunakan.

Verba bentuk TA dan bentuk RU dalam anak kalimat tersebut juga bisa diikuti oleh kata yang

lainnya yang menyatakan waktu seperti mae dan ato. Seperti cotoh berikut:

1. 出かける前に、靴を磨きました。(manabou,vol.1:2005:155)

2. 犬を散歩をした後で、ご飯を食べます。(manabou,vol.1:2005:142)

Kedua contoh diatas dapat digambar sebagai berikut:

過去 現在 未来

時間

靴を磨く 出かける 犬の散歩をする ご飯を食べる

8
Jadi, untuk anak kalimat yang menggunakan verba bentuk kamus (RU) dan bentuk lampau (TA),

tidak selalu bahwa verba bentuk kamus hanya untuk menunjukan kala akan, dan verba bentuk

lampau hanya untuk kala lampau saja, melainkan bias juga digunakan untuk kedua-duanya. Hal

ini disebabkan karena kata mae jika mengikuti verba bentuk kamus artinya kala lampau,

sedangkan kata ato jika mengikuti verba bentuk TA artinya kala kini.

Kalimat yang Tidak Memiliki Sistem Kala

Tidak setiap kalimat dalam bahasa jepang berhubungan dengan kala, ada juga kalimat yang sama

sekali tidak berkaitan dengan kala. Meskipun kalimat tersebut merupakan kalimat yang

menyatakan suatu perbuatan. Kalimat seperti ini disebut dengan choujisei (超時制) atau

contonya seperti berikut:

1. 時計の針が回っている。(nihongogakushusho,jilid2:2007:26)

2. 水が流れます。(manabou,vol.1:2005:2005:170)

B. ASPEK

9
Aspek yaitu kategori gramatikal dalam verba yang menyatakan kondisi suatu perbuatan atau

kejadian apakah baru dimulai, sedang berlangsung, sudah selesai atau berulang-ulang. Dalam

bahasa Jepang, terdapat bermacam-macamcara untuk menyatakan aspek, antara lain sebagai

berikut.

a. Untuk menyatakan akan dimulainya suatu kegiatan, digunakan verba bentuk kamus:

RU+TOKORO DA.

b. Untuk menyatakan dimulainya kegiatan, bisa juga digunakan sufik HAJIMERU atau DASU

dan sebagainya.

c. Untuk menyatakan sedang berlangsungnya kegiatan, digunakan verba bentuk

TE+IRU+TOKORO DA, atau sufik TSUZUKERU dalam verba majemuk, dan sebagainya.

d. Untuk menyatakan berakhir atau hasil dari suatu kegiatan, digunakan verba bentuk

TA+BAKARI, TA+TOKORO, atau TE+ARU, TE+IRU, TE+SHIMATTA dan sebagainya.

e. Untuk menyatakan suatu perubahan, digunakan verba bentuk TE+IKU, atau TE+KURU.

Jenis Verba yang Menentukan Aspek dalam Bahasa Jepang

a. Shunkan-doushi

Shunkan-doushi adalah verba yang menyatakan suatu aktifitas atau kejadian,

mengakibatkan terjadinya suatu perubahan dalam waktu singkat.Verba seperti ini tidak

digunakan untuk menyatakan suatu kebiasaan seseorang atau perbuatan yang dilakukan

berulang-ulang.Tidak digunakan dalam bentuk TE+ARU.

Contoh:

結婚する

10
死ぬ

起きろ

開く

閉まる

b. Keizoku-doushi

Verba yang menyatakan suatu aktifitas atau kejadian yang memerlukan waktu tertentu,

dan pada setiap bagian waktu tersebut terjadi suatu perubahan. Sehingga waktu kapan dimulai

dan kapan berakhirnya aktivitas atau kejadian tersebut akan terlihat jelas.Biasanya disertai

dengan: yukkuri, …shitsuzukeru dll.

Contoh:

書く

走る

開ける

閉める

c. Joutai-doushi

Verba yang menyatakan keadaan sesuatu, jika dilihat dari titik waktu tertentu, sama

sekali tidak akan terlihat terjadinya suatu perubahan. Tidak digunakan dalam bentuk TE+IRU, di

dalamnya termasuk verba bentuk dapat

11
Contoh:

ある

いる

要る

できる

書ける

d. Danyonshi-Doushi

Verba yang menyatakan keadaan sesuatu secara khusus, dan selalu dinyatakan dalam

bentuk sedang (TE IRU). Pada verba inipun jika dilihat dari titik waktu tertentu, tidak akan

terjadi suatu perubahan , karena memang sudah menjadi suatu kondisi yang tetap.

Contoh:

優れる

聳える

似る

I. Aspek yang menggunakan verba bentuk TE

12
Verba bantu (hojo-doushi) yang mengikuti verba utama (hondoshi) bentuk TE yang

berhubungan dengan aspek, yaitu IRU,KURU,IKU,ARU, dan OKU. Setiap aspek tersebut

digunakan seperti berikut:

1. …TE IRU (~て いる)

a) Aktifitas/kejadian yang sedang berlangsung

私はこの部屋を片付けています。(nihongogakushusho,jilid2:2007:7)

b) Kondisi hasil suatu perbuatan/kejadian

ドアが開いています。(manabou,vol.1:2005:171)

c) Keadaan yang terjadi secara alami

水が流れています。(manabou,vol.1:2005:170)

d) Pengalaman

私はそこで働いています。(manabou,vol.1:2005:173)

e) Pengulangan (perbuatan yang dilakukan berulang-ulang)

日本語の勉強をしています。(manabou,vol.1:2005:93)

2. …TE KURU dan …TE IKU (て くる。て いく~)

a) Proses munculnya dan hilangnya sesuatu

彼は急いで出ていきました。(nihongogakushusho,jilid2:2007:4)

13
b) Proses terjadinya perubahan sesuatu

急におなかが痛くなってきた。(manabou,vol.2:2005:53)

c)Bermulanya suatu aktivitas/kejadian (untuk TE KURU)

空が曇って、天気が悪くなってきた。(manabou,vol2:2005:53)

d)Aktifitas/kejadian yang terus berlangsung

今までずっと日本で暮らしてきました。(manabou,vol2:2005:53)

3. …TE ARU (~)

a)Keadaan sebagai hasil perubahan akibat suatu perbuatan

辞書は机の上に置いてあります。(manabou,vol.1:2005:172)

b)Perbuatan yang telah dilakukan

カルロスが作ってあるわよ。(manbou,vol.1:2005:173)

4. …TE OKU (~)

Menyatakan kegiatan sebagai persiapan

友達が来るので、ケーキを買っておきました。(manabou,vol.2:2005:64)

5. …TE SHIMAU(~)

1)Aktifitas/kejadian yang dilangsungkan sampai tuntas

この本はもう死んでしまいました。(manabou,vol.2:2005:62)

14
2)Perbuatan yang tidak disengaja (tidak diharapkan) terlanjur terjadi

電車の中に傘を忘れてしまいました。(manabou,vol.2:2005:62)

II. Aspek yang tidak menggunakan verba bentuk TE

Aspek yang menggunakan jenis verba selain bentuk TE, di antaranya dengan

menggunakan sufik pada verba majemuk, atau menggunakan bentuk verba yang lainnya. Sufik

dalam verba majemuk yanh bisa digunakan untuk menyatakan aspek, yaitu: “…hajimeru,

…dasu, …kakeru, …tsuzukeru, …toosu, …owaru, …ageru”.Hajimeru dan dasu digunakan

untuk menyatakan dimulainya suatu kegiatan atau kejadian. Kakeru, tsuzukeru dan toosu

digunakan untuk menyatakan aspek sedang berlangsungnya suatu kegiatan/kejadian. Owaru dan

ageru/agaru digunakan untuk menyatakan aspek berakhir atau selesainya suatu kegiatan/kejadian.

Selain itu, untuk menyatakan dimulainya suatu kegiatan/kejadian bisa juga digunakan verba

bentuk ‘YOU/OU + TO SURU’, verba bentuk ‘RU + TOKORO’, atau verba bentuk

‘(MASU)+SOU DA’.

Masih ada cara lain untuk menyatakan tengah berlangsungnya suatu perbuatan/kejadian, seperti

dengan menggunakan verba bentuk ‘(MASU)+TSUTSU ARU’.

verba bentuk TA selain digunakan untuk menyatakan kala lampau, bisa juga digunakan untuk

menyatakan aspek selesei (kanryou).

Contoh:

15
昨日勉強しましたか。 (manabou,vol.1:2005:39)

昨日勉強しない

昨日勉強していない

昨日勉強しなかった

もう朝ご飯を食べましたか。(manabou,vol.1:2005:53)

まだ食べない

まだ食べていない

まだ食べなかった

16
KESIMPULAN

Kala atau tenses dalam bahasa jepang disebut dengan 時制 (jisei) atau テンス adalah kategori

gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya suatu

aktifitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan.

Waktu terjadinya peristiwa atau aktifitas tersebut ada tiga :

 Waktu sebelumnya yang telah berlalu (過去’kako)

 Saat berbicara (発話時’hatsuwaji’)

 Waktu yang akan dating (未来’mirai’)

Kala berfungsi untuk menegaskan kegiatan verba yang dilakukan, menunjukkan waktu

keadaan/tindakan yang diungkapkan oleh verba pada saat penuturan.

Aspek dalam bahasa Jepang memandang pembentukan waktu secara internal didalam suatu

situasi, keadaan, kejadian atau proses. Dalam bahasa jepang memiliki peraturan tata bahasa

17
dalam menyatakan aspek tersebut, contohnya tabeteiru (sedang makan) yang bentuk kamusnya

taberu ( makan ).

Daftar Pustaka

 Senmon Kyouiku. 2005. Manabou Nihongo. Vol.1. Jepang: Senmon Kyouiku Shuppan.

 Senmon Kyouiku. 2005. Manabou Nihongo.Vol.2. Jepang: Senmon Kyouiku Shuppan.

 Chandra,T. 2007. Pelajaran Bahasa Jepang(Nihongogaku Shusho) Jilid2. Jakarta:

Evergreen Japanese Course.

 Sutedi,Dedi. 2008. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. 2008. Bandung: Humaniora.

18

Anda mungkin juga menyukai