Anda di halaman 1dari 12

n-desu

oleh Belajar Bahasa Jepang - Nihongo o Benkyoushimasu pada 15 Januari 2012 pukul 18:02 1. Menghubungkan ~n desu Formula: - K. Kerja bentuk biasa + n desu - K. Sifat i bentuk biasa + n desu - K. Sifat na bentuk biasa + n desu - K. Benda (~da --> ~na) + n desu ~n desu bisa dihubungkan baik dengan K. Kerja, K. Sifat i, K. Sifat na maupun K. Benda. Dengan K. Kerja dan K. Sifat i dapat dihubungkan begitu saja dengan bentuk biasanya. Tetapi bila dengan bentuk positif Waktu Sekarang dari Sifat na maupun K. Benda maka akan menjadi ~na'n desu, jadi berhati-hatilah. Bentuk biasa dari ~n desu adalah ~n da, tapi ini biasa dipakai oleh orang laki-laki. 2. Arti dan Pemakaian ~n desu 2-1. ~n desu 1). ~ n desu dipakai pada waktu menerangkan sebab ucapan atau perbuatan kita, atau ucapan lawan bicara. Contohnya: - Watashi wa kinou kaisha o yasumimashita. (Pernyataan pembicara). Netsu ga atta'n desu. = Kemarin saya tidak masuk kantor. Panas badan saya naik. Di sini, kalimat yang belakangan menerangkan sebab mengapa si pembicara tidak masuk kantor. Jadi ~n desu menjadi keterangan alasan bagi kalimat sebelumnya. - A: Ashita pa-tii ni ikimasu ka. (Ucapan lawan bicara) = Besok anda pergi ke pesta? B: Iie, ikimasen. Tsugou ga warui'n desu. = Tidak, saya tidak pergi. Ada urusan. Di sini, penyebab tidak pergi ke pesta ditambahkan kemudian. 2). Selain untuk menerangkan sebab, ~n desu juga dipakai waktu menerangkan keadaan pada saat itu. - Ima kara dekakeru'n desu. = Saya berangkat sekarang. 2-2. ~n desu ka 1) Bentuk kalimat tanya ~n desu ka dipakai pada waktu memintakan keterangan kepada yang diajak bicara tentang apa yang dilihat atau didengarnya. Misalnya: - Nihongo ga jyouzu desu ne. Donokurai benkyoushita'n desu ka? = Anda pandai bahasa Jepang ya. Sudah berpa lama belajar? Kalimat ini pada hakekatnya sama artinya dengan Donokurai benkyoushimashita ka, tetapi pada benkyoushimashita ka si pembicara tidak menyertakan perasaannya, melainkan menanyakan jangka waktu belajar itu saja. Sedangkan benkyoushita'n desu ka menunjukkan rasa ingin tahu yang kuat si pembicara setelah mendengar bahasa Jepang yang fasih dari lawan bicaranya. 2) A: (Melihat bahwa lawan bicaranya tidak punya nafsu makan) Kyou wa amari tabemasen ne. Dou shita'n desu ka? = Hari ini (anda) tidak makan. Ada apa? B: Onaka ga itai'n desu. = Saya sakit perut.

Pada kalimat yang menanyakan sebab, doushite maupun kalimat yang memintakan keterangan tentang keadaan dou shita sering dipakai ~n desu. Pola kalimat ~n desu ka seringkali mengandung rasa heran (terkejut) atau ragu-ragu si pembicara. Berhatihatilah memakai bentuk ini karena pemakaian yang salah dapat menimbulkan rasa tidak senang pada yang diajak bicara. 2-3. ~ n desu ga Contohnya: - Sentakuki ga ugokanai'n desu ga, chotto mite kudasaimasen ka. = Mesin cucinya tidak jalan, dapatkah anda memeriksa sebentar? - Tokei o kaitai'n desu ga, doko de kattara ii desu ka. = Saya ingin membeli jam. Di mana sebaiknya membelinya? - Anou, 0-furo no tsukai-kata ga yoku wakaranai'n desu ga... = Anu, saya tidak begitu mengerti cara memakai ofuro. ~n desu ga berfungsi untuk menarik perhatian orang yang diajak bicara pada topik yang sedang dibicarakan. Ga dalam kalimat ini dipakai untuk menghubungkan 2 kalimat secara longgar, dan menunjukkan keraguan atau perasaan. 2-4. Kasus dimana ~n desu tidak bisa dipakai Pada waktu hanya akan mengatakan suatu kenyataan saja, maka ~n desutidak bisa dipakai. Contohnya: - Watashi wa Indonesia no Eko desu. ( X Eko nan'n desu) = Saya Eko dari Indonesia. - Ima 9ji 15fun desu. (X 15 fun nan'n desu) = Sekarang jam 9 lewat 15 menit. Contoh berikut hanya mengatakan suatu kenyataan di masa lampau. - Kinou wa totemo isogashikatta desu. = Kemarin saya sangat sibuk. Sedangkan contoh berikut ini menggunakan ~n desu yang mengandung maksud yang tidak disebutnya, misal "jadi waktu itu saya tidak ikut ke pesta" atau "karena itu saya sekarang lelah sekali", dsb. - Kinou wa totemo isogashikatta'n desu. = Kemarin saya sangat sibuk. 3. ~te kudasaimasen ka Artinya: Dapatkan anda me~ untuk saya? Ini adalah salah satu cara untuk meminta pertolongan. Cara ini lebih hormat daripada ~te kudasai yang telah dipelajari sebelumnya, karena juga menanyakan kesediaan orang yang diajak bicara. Contohnya: - Soujiki no tsukaikata o oshiete kudasaimasen ka. = Dapatkan anda mengajar saya bagaimana cara menggunakan alat penghisap debu? 4. K. Tanya (+Partikel) + ~tara ii desu ka Artinya: Sebaiknya ~? Contohnya: - Doko de tokei o kattara ii desu ka. = Sebaiknya dimana saya membeli jam? - Jikan ni maniawanai toki, dou shitara ii desu ka. = Kalau tidak keburu, sebaiknya bagaimana? ~tara ii desu ka adalah ungkapan yang dipakai pada waktu meminta petunjuk dari lawan bicara tentang apa yang semestinya atau sebaiknya dilakukan.

Pada kalimat di atas si pembicara ingin membeli jam tetapi tidak tahu sebaiknya dimana membelinya. Oleh karena itu dia meminta supaya ditunjukkan toko yang baik.

Bentuk te
oleh Belajar Bahasa Jepang - Nihongo o Benkyoushimasu pada 8 Januari 2012 pukul 6:57 1. K. Benda ga ~te imasu 1-1 (1) Denki ga tsuite imasu = Lampunya menyala. (2) Mado ga aite imasu = Jendelanya terbuka. (3) Isu ga kowarete imasu = Kursinya rusak. Seperti terlihat pada contoh di atas, waktu melukiskan keadaan di depan si pembicara (kenyataan kongkrit) sebagaimana adanya, Subyek dari perbuatan atau keadaan itu dinyatakan dengan ga. ~te imasu menunjukkan keadaan atau akibat dari suatu perbuatan. (1) menyatakan "sebelum itu lampu sudah menyala, dan keadaan ini masih berlangsung saat ini". Yang dipentingkan adalah keadaan saat ini, tetapi di dalamnya bisa terlihat perbuatan di masa lampau. 1-2 Yang dapat dipakai bersama dengan ~te imasu yang menunjukkan suatu keadaan akibat, adalah katakata yang menunjukkan tindakan atau efek, yang selesai di saat itu juga atau yang mementingkan akibat dari perbuatan itu. Misalnya: - (denki ga) tsukimasu = (lampunya) menyala - akimasu = buka - yogoremasu (kotor) - kowaremasu (rusak) 2. K. Benda wa ~te imasu Apabila subyek darin(2) dan (3) dinyatakan dengan wa, maka kalimat-kalimatnya akan menjadi: (4) Mado wa aite imasu = Jendelanya terbuka. (5) Isu wa kowarete imasu = Kursinya rusak. Si pembicara dan yang diajak bicara punya pokok pembicaraan yang sama:mado dan isu. Jadi kalau si pembicara mengatakan isu wa maka yang diajak bicara sudah mengerti kursi yang mana yang dimaksud, dan si pembicara menerangkan mengenai kursi tersebut. Apabila ditambahkan kata penunjuk kono atau ano maka akan lebih jelas lagi apa yang dimaksud oleh si pembicara. (6) Kono isu wa kowarete imasu = Kursi ini rusak. 3. ~te shimaimashita 3-1 Pada dasarnya berarti "selesai". Misalnya: - Shukudai o shite shimaimashita = Sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Tetapi bentuk ini mempunya arti lain yang justeru lebih sering dipakai. Perhatikan contoh kalimat berikut ini. 3-2 (7) Pasupo-to o nakushite shimaimashita = Saya kehilangan paspor. (8) Kuruma ga koshoushite shimaimashita = Mobilnya rusak. Ini menunjukkan perasaan menyesalkan atau sesuatu yang sudah terlanjur terjadi. Misalnya (7) kalau hanya dinyatakan dengan nakushimashita maka menunjukkan kenyataannya saja, tapi kalau kita katakan nakushite shimaimashita maka juga menyatakan fakta dan perasaan bahwa " susah karena kehilangan paspor dan menyesalkannya". 4. Pemakaian bentuk ta Bentuk ta umumnya dipakai untuk menyatakan fakta di masa lampau atau perbuatan yang sudah selesai. Tetapi ada kalanya untuk membenarkan atau mengakui suatu kenyataan pada masa sekarang. Misalnya: (9) A: Koujyou no naka de kikai ya seihin ni sawaranai de kudasai. = Di pabrik jangan menyentuh mesin atau produk. B: Wakarimashita = Baiklah. (10) Komatta na = Celaka. (11) Aa, yokatta = Wa, untunglah. (12) [Kaban ga] arimashita yo = Tasnya ada.

keigo <bahasa sopan >


oleh Belajar Bahasa Jepang - Nihongo o Benkyoushimasu pada 25 November 2011 pukul 20:48 O genki desu ka? Pasti kata ini sudah biasa kita dengar atau baca dalam pelajaran bahasa Jepang. Ini adalah salah satu contoh bahasa sopan, yang umumnya ditandai dengan tambahan huruf O didepannya. Jawaban dari salam di atas Anda pasti sudah tahu, bukan ? Genki desu. Kenapa huruf O didepan dihilangkan ? Inilah mungkin salah satu keunikan dari bahasa Japang yaitu tidak boleh "menghormati diri sendiri", seperti halnya kata "San" untuk nama yang tidak boleh dipakai untuk diri sendiri. Anda pasti sudah tahu kalau Omizu terjemahan untuk kata Air, Okome (beras), Okane (uang) dll. Ini juga bahasa sopan dalam bentuk lain, yaitu sebagai penghormatan terhada benda. Begitu banyak dan kaya-nya pembendaharaan kata dan ungkapan sopan yang mereka miliki sehingga cukup menarik untuk dipelajari namun juga sekaligus membingungkan atau bahkan kadang keterlaluan. Secara umum ada 3 kelompok bahasa sopan yaitu Sonkei Go (Deferential) atau Bahasa Formal, Teinei Go (Polite) atau bahasa Sopan dan Kenjou Go (Humble) atau bahasa merendahkan diri. Untuk bahasa Indonesia cukup diterjemahkan dengan satu kata yaitu : Bahasa Sopan. Selengkapnya bisa dibaca lanjutannya di bawah ini. TEINEI BAHASA SOPAN Standard Kata desu sebenarnya sudah merupakan kalimat sopan dan secara bisa di pakai dalam kondisi umum. Untuk situasi tertentu, lawan bicara yang posisinya sangat penting, dipakai bentuk yang lebih halus lagi yaitu gozaimasu dan degozaimasu. Kata ini umum kita dengar atau di pakai di lingkungan restauran, hotel dan percakapan di film berseting kerajaan. Desu >> De gozaimasu Watashi wa Tanaka DESU [sopan standard] Watashi wa Tanaka DE GOZAIMASU [sangat sopan] Desu >> De gozaimasu Nasi goreng DESU [sopan] Nasi goreng DE GOZAIMASU [sangat sopan] Aru >> Gozaimasu Nasii goreng arimasu ka ? Hai, arimasu [sopan] Hai, gozaimasu [sangat sopan] Nai >> Gozaimasen Iie, gozaimasen O + NOUN Di depan benda kita tambahkan huruf O sebagai rasa hormat kepada benda dan juga lawan bicara. Contohnya : Omizu (air), Okome (beras), Okane (uang), Oheya (kamar), Ojikan (waktu), Okosama (anak) dll Pelayan hotel akan menunjukkan nomor kamar kepada tamunya dengan kalimat O HEYA wa 8 go shitsu de gozaimasu (Nomor kamar tuan adalah kamar nomor 8) O + ADJEKTIVE Penggunaannya sangat terbatas, hanya pada beberapa kata sifat saja. :

Di bawah ini adalah perbedaan contoh penggunaan kalimat antara guru dan muridnya. Ishogashii / o ishogashii Tanaka kun, isogashii desu ne Sensei, O ISHOGASHII desu ne Hisashiburi / O hisashiburi Tanaka kun, hisashiburi ! Sensei, O HISASHIBURI ! Contoh lain Douzo O RAKU ni natte kudasai (Silakan santai)

KENJOU BAHASA MERENDAHKAN DIRI () Dalam etika pergaulan orang Jepang, merendahkan diri umum dipakai baik dalam bahasa maupun prilaku. Misalnya merendahkan badan dengan membungkuk adalah ekpresi dari rasa hormat pada orang lain. Merendahkan diri dengan bahasa dan prilaku bukan berarti membuat kita rendah di mata lawan bicara namun justru dianggap tahu etika dan sopan santun. Hakobi / hakobimasu / o hakobi shimasu Watashi ga nimotsu o OHAKOBI shimasu Au / aimasu / o ai shimasu Kinou sensei no okusan ni OAI shimashita Matsu / machimasu / o machi shimasu Robi de OMACHI shimasu Special Word Iku / ikimasu / mairimasu Watashi wa mainichi Kyoto e MAIRIMASU Kuru / kimasu / mairimasu Imotou wa sakunen nihon e MAIRIMASU Nomu / nomimasu / itadakimasu Watashi wa itsumo gyuunyuu o ITADAKIMASU Taberu / tabemasu / itadakimasu Nani mo ITADAKUNAI desu Suru / shimasu / Itashimasu

Watashi ga nimotsu o HAKOBI shimasu Watashi ga O nimotsu o OHAKOBI shimasu Watashi ga O nimotsu o OHAKOBI ITASHIMASU Shinai / shimasen / Itashimasen Watashi wa nani mo shinai Watashi wa nani mo shimasen Watashi nani mo ITASHIMASEN Suru / shimasu / itashimasu Shitsurei shimasu Shitsurei ITASHIMASU

SONKEI BAHASA FORMAL ( O [+VERB] NI NARU Kaeru / kaerimasu / O kaerini narimasu Sensei wa mou OKAIRI narimashita Kaku / kakimasu / o kakini narimasu Kore wa Tanaka sensei ga OKAKINI natta hon desu (Ini buku, Tanaka sensei yang nulis) Matsu / machimasu / o machini narimasu Sensei no okusan wa robi (lobby) de sensei o OMACHI NI natteimasu (Istri Sensei menunggu di lobby) RARERU Kaeru / kaerimasu / kaeraremasu Sensei wa mou KAERAREMASHITA Kaku / kakimasu / Kakaremasu Kore wa Tanaka sensei ga KAKERARETA hon desu (Ini buku, Tanaka sensei yang nulis) Tsukuru / tsukurimasu / Tsukuraremasu Kono ryouri wa sensei no okusan ga TSUKURAREMASHITA Ini masakan, istri Sensei yang membuat) Yomu / yomimasu / yomaremasu Tanaka sensei wa shinbun o YOMAREMASU

Kuru / kimasu / Koraremasu Tanaka sensei wa itsumo shichiji ni gakkou e KORAREMASU Neru / nemasu / Neraremasu Sensei wa nanji ni NERAREMASU ka ? Special word Iru / irimasu / irasshaimiasu Ananta no otousan wa kyou ie ni IRASSHAIMASU ka ? (Bapak anda, hari ini ada di rumah ?) Iku / ikimasu / irasshaimasu Sachou wa kinou Tokyo e IRASSHAIMASHITA (Direktur kemarin pergi ke Tokyo) Kuru / kimasu / irasshaimasu Raion wa dochira no kuni kara IRRASHIMASHITA no desu ka ? (Singa, datang dari negara mana ?) Nomu / nomimasu / meshi agarimasu Sensei wa jusu o takusan MESHI AGARIMASHITA (Sensei minum banyak jus) Taberu / tabemasu / meshi agarimasu Hiru gohan wa nani o MESHI AGARITAI desuka (Makan siang, mau makan apa ?) Shite iru / Shite imasu / Gozonji Tanaka B Tanaka sensei, B sensei no denwa bango GOZONJI desuka (Tanaka Sensei, tahukah nomor telephone dari B sensei ?) Miru / Mimasu / Goran Goran kudasai Yobu >> Oyobi dashi OYOBIDASHI MOUSHI AGEMASU. Yamada sama, information made OKOSHI KUDASAI MASE. Berita panggilan seperti ini sangat umum kita dengar di pusat perbelanjaan atau sejenisnya. Terdiri dari banyak kombinasi bahasa sopan. Moushi agemasu : ditujukan atau diberikan kepada, Okashi kudasai : silakan mendatangi, menuju ke Mase : akhiran untuk bahasa sopan, umum dipakai dalam pengumuman. CONTOH PENUTUP Tampaknya cukup membingungkan bukan ? Sebagai penutup, saya berikan contoh tambahan sederhana yang tampaknya cukup mudah untuk dipahami. Bisakah Anda menunjukkan mana kalimat Teinei (sopan standar), Sonkei (formal) dan Kenjo (merendahkan diri) ? Tampaknya gampang bukan ?

Iku Chichi wa kyoto e ikimasu Sensei wa Kyoto e irasshaimasu Watashi wa Kyoto e mairimasu Kuru Chichi wa mainichi koko de kimasu Sensei wa mainichi koko de irasshaimasu Watashi wa mainichi koko de mairimasu Taberu Chichi wa banana o tabemasu Sensei wa banana o meshiagarimasu Watashi wa banana o itadakimasu Nomu Chichi wa biiru o namimasu Sensei wa biiru o meshiagarimasu Watashi wa mizu o itadakimasu Iu Chichi ga iimashita Sensei ga osshaimasshita Watashi ga moushimashita Miru Minna san, mite kudasai Minna san, goran kudasai Shite iru Sensei wa Kartini san o shite imasu ka ? Sensei wa Kartini san o gozonji desu ka ? Iru / irimasu / irasshaimasu Sumimasen, Tanaka sensei irasshaimasu ka ? Suru / Shimasu / Nasaimasu Sensei wa nichiyobi ni wa donna koto o nasaimasu ka Suru / Shimasu / Nasaimasu Douzo o rakuni natte kudasai Dozo O rakuni nasatte kudasai

partikel.
oleh Belajar Bahasa Jepang - Nihongo o Benkyoushimasu pada 25 Maret 2012 pukul 9:38 TATTA, TADA, SHIKA, DAKE, [PARTIKEL] Terkadang kita sering dibingungkan oleh kehadiran partikel-partikel seperti ini. Artinya bisa sama, namun sebenarnya cara pemakaian berbeda-beda. Baiklah, kita bahas satu persatu.TATTA (cuma)Contoh:TADA (biasanya pembicara memandang skala/ukuran kecil) SHIKA & DAKE Kita sering mendengar ungkapan dake dan shika (artinya hanya). Apakah perbedaan dan bagaimana cara penggunaannya dalam kalimat. Di samping itu banyak sekali ragam selain dake dan shika,,,seperti: bakari,nomi, tatta,tada, tannaru.. .honno,moppara.Kalau dalam bahasa Indonesia misalnya:hanya, saja, melulu, cuma, semata-mata. ..Masalahnya, dalam bahasa Jepang ungkapan tersebut sering divariasikan atau digabung dengan kata depan, bahkan perubahan bentuk kata kerjanya yang membuat kita bingung dan kesulitan. Mari kita perhatikan contoh kalimat berikut: 1. Watashi wa ima (tada) 1000en shika motte imasen. 2. Watashi wa ima (tada) 1000en dake motte imasu. =saya sekarang hanya ada/punya 1000 yen. 3. Kyuri shika tabenai (makan hanya kyuri/mentimun saja)

4. Kyuri dake tabenai (kyuri/mentimun saja tidak makan) sama halnya dengan Watashi wa butaniku dake tabenai (tidak makan daging babi saja)Pembahasan:shika biasanya diikuti bentuk negatif, tapi kalau dake bisa keduanya. 1. Watashi dake kono paatii de kanoujo o kisu shita(Watashi shika kono paatii de kanoujo o kisu shinakatta) 2. Watashi wa kono paatii dake kanoujo o kisu shita (Watashi wa kono paatii shika kanoujo o kisu shinakatta) 3. Watashi wa kono paatii de kanoujo dake kisu shita(Watashi wa kono paatii de kanoujo shika kisu shinakatta)Apakah dake dan shika juga dapat menggantikan wa sebagai pewatas subjek, de sebagai pewatas keterangan tempat dan contoh 3 menggantikan o sebagai pewatas objek?

(1).Tegami wa watashi shika todokimasendeshita.(hanya/cuma saya yang mendapat surat)(2).Tegami wa watashi dake todokimasendeshita.(hanya/cuma saya yang tidak mendapat surat) Pengertian kalimat (1) dan (2) jelas berbeda. Kalimat(1) menyatakan cuma saya yang mendapat surat, yang lain tidak. Kalimat (2) menyatakan hanya saya yang tidak mendapat surat,sedangkan yang lain (selain saya) dapat. Ingat saja polanya (...SHIKA + nai -bentuk negatifsaja) dan (DAKE + bisa negatif/positif) Shika harus diikuti bentuk negatif.Misalnya:Tonikaku, sore wa yaru shika nai wake desuyo! (Pokoknya, kalau itu cuma bisa dikerjakan lho!)*Perasaan apa boleh buat: tidak ada cara selainmengerjakannya. .. *wake=pengungkapan alasan.. Terkadang ada kalimat penggabungan DAKE dan SHIKA :.Koko dake de shika kaenai (hanya di sini saja kitabisa beli) .Anata dake shika tsukaenain dakara! (hanya kamusaja yang bisa memakainya.. .) *dakara=menyatakanhubungan sebab akibat. .Ima dake shika taberarenai pan (Roti yang hanyabisa dimakan sekarang saja) *besok atau lusa rotitersebut tidak dibuat/tidak bisa makan...Biasanya tokoyang menyediakan roti spesial (kikan genteihanbai=penjualan waktu terbatas/tertentu) . Misalnyaroti rasa kare, rasa cokelat melon, dsb... Hal ini ditujukan sebagai penegas saja (DAKE + SHIKANAI)..

DAKE dan KATA BANTU Menurut Yoshiyuki Morita (1971), ada perbedaan menarik antara makna "dakede" dan "dedake".(1)a. Chuusha dakede naorub. Chuusha dedake naoru DAKEDE pada(1a) menyatakan: "Meskipun disertai berbagai macam cara lainnya, minimal hanya dengan suntik akan sembuh". Namun, DEDAKE pada (1b) menyatakan "Dengan cara lain jelas tidak bisa, hanya dengan suntik akan sembuh". Dengan demikian (1a) memiliki arti pembatas minimal yang diperlukan dalam batasan hal/masalah, sedangkan (1b) menyatakan batasan sesuatu hal yang seharusnya dapat diambil sebagai satu cara pengobatan. [TINJAUAN 2] DEDAKE di sini karena adanya batas dari satu keputusan terhadap cara tindakan pada hal/ masalah yang kenyataannya itu bisa terwujud atau tidak. Bukan fakta kebenaran yang terperinci saja, tetapi kebanyakan konsep ungkapan berasal dari adat kebiasaan, kebenaran, unsur kemungkinan, keterkabulan. [TINJAUAN 3] Menurut alasan di atas, jika (1b) diubah ke [Bentuk lampau & selesai] ...DEDAKE...SHITA, serta [Bentuk kesinambungan dan situasi kondisi] ...DEDAKE...SHITEIRU maka akan terasa pelik.(2)a. *Sengetsu hiita kaze wa chuusha dedake naotta. b. *Boku no kaze wa, itsumo chuusha dedake naotteiru. (3)a. Sengetsu hiita kaze wa baiyaku (kusuri) dakede naotta.b. Boku no kaze wa, itsumo baiyaku (kusuri) dakede naotteiru. [TINJAUAN 4] Karena DEDAKE dianggap sebagai cara bicara yang membatasi hanya suatu perihal/masalah tertentu, maka tidak bisa memperkirakan kondisi yang lain. Oleh sebab itu, "DEDAKE MO"tidak mungkin diungkapkan atau tidak diakui keberadaannya. (4)a. Ano yama wa, jidousha dedake wa noborenai. (kalau cara selain mobil semuanya mungkin..)b. *Ano yama wa, jidousha dedake mo noboreru. Namun lain halnya dengan DAKEDE,yang asalnya mengandung unsur asumsi (zentei) yang di perkirakan, sehingga bisa dikombinasikan dengan kata bantu [WA atau MO].. (sumber:Shinnihongo bunpo kenkyu Akira Kuno p.157-159)

Anda mungkin juga menyukai