c. berdasarkan prosesnya
1. jufukohoo : berdasarkan kelas kata yang membentuknya dapat di bagi menjadi
a. nomina + nomina reduplikasi nomina dalam bahasa jepang sama seperti bahasa lainnya ,
mempunyai makna jamak. Tetapi reduplikasi pada nomina bahasa jepang bukan merupakan cara
untuk membuat makna jamak pada nomina.
b. verba + verba : yukuyuku (suatu waktu nanti)
Makna yang terkandung dalam reduplikasi verba bahasa jepang
- menguatkan arti kata yang direduplikasi : sono e wa iki iki toshite iru (lukisan itu hidup sekali)
- menyatakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang : togiretogire no koe (suara yang terputusputus)
- menyatakan dua kegiatan yang berkelanjutan : kodomo tachi ga kawaru kawaru tatte uta o
utaimashita (anak-anak berdiri bergantian untuk bernyanyi)
- meyatakan dua tindakan yang dilakukan secara bersamaan : tarou wa atama o kaki kaki ayamatta
(taro meminta maaf sambil menggaruk-garuk kepala)
c. adjectiva + adjektiva : reduplikasi pada adjectiva tidak ada yang mengalami reduplikasi secara
penuh, tetapi hanya mengalami reduplikasi sebagian saja, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : - cikacika
: segera, hayahayato : dengan cepat, bakabakashii : konyol
d. adverbia + adverbial : matamata (lagi-lagi)
e. interjeksi + interjeksi : oyaoya (ya ampun)
2. junjoohoo : jenis reduplikasi ini tidak seperti jufukuhoo yang terbentuk dari pengulangan kata
yang sama, jenis reduplikasi ini mengulang kata yang mempunyai arti yang hampir sama atau kata
yang berlawanan arti : osokarehayakare (cepat atau lambat)
proses pengimbuhan atau derivasi
imbuhan dalam bahasa jepang di sebut setsuji (afiks), sedangkan awalan disebut settoji (prefiks) dan
akhiran disebut setsubiji (sufiks)
awalan : adalah imbuhan yang diletakkan didepan kata dasar dalam bahasa jepang dibagi menjadi
lima jenis : keiyooshi settoji : ooame (hujan deras) daijishin (gempa besar)
taiguusei settooji adalah awalan yang berupa bentuk sopan : ohenji (balasan) onrei (ucapan terima
kasih) hitei settoji adalah : awalan yang berupa bentuk negatif hininjou (kekejaman) fugoukaku
(tidak lulus) kangosei settoji adalah awalan yang berupa kango : saihousou (siaran ulang) hanyoushi
(anti proton) dooshi, keiyooshi ni tenka saseru settooji yaitu awalan yang mengubah kata kerja dan
kata sifat : hono gurai (agak gelap) ucitokeru (menjadi akrab)
akan kita bahas di sini bisa diterjemahkan dan digunakan cukup sering.
Gobi
Orang biasanya menambahkan ke akhir kalimat saat mereka meminta (dan berharap) persetujuan atas apa
yang mereka katakan. Ini sama seperti "kan?" atau "ya?" pada bahasa Indonesia.
Contoh 1
- Cuacanya baik ya?
- Iya ya?
Terjemahan yang diberikan yaitu "Iya ya?" bisa berarti dua yaitu ragu dan setuju, tergantung intonasi
pengucapannya. Yang dimaksud di sini adalah yang menyatakan persetujuan, dengan kata lain "Iya, memang." Lakilaki mungkin lebih memilih .
Contoh 2
- Tadi filmnya menarik kan?
- Ha? Sama sekali tidak menarik.
Karena Rina berharap pengiyaan bahwa filmnya menarik, Jaya cukup kaget karena menurutnya filmnya sama sekali
tidak menarik. ( adalah suara terkejut atau bingung.)
Gobi
Saat ditempelkan ke akhir kalimat, itu berarti bahwa pembicara sedang menginformasikan sesuatu yang
baru. Di bahasa Indonesia, padanannya adalah 'loh' dalam 'Dia besok nggak jadi pergi loh.' atau 'tahu nggak' pada
'Dia tadi sebetulnya marah, tahu nggak!'
Contoh 1
- Nggak ada waktu loh.
- Nggak apa-apa, tahu nggak.
Contoh 2
- Hari ini cuacanya bagus ya?
- Iya. Tapi besok bakal hujan loh.
Contoh
- Tahu nggak, kamu suka ikan ya?
- Memang begitu, iya kan?
http://japanicious.blogspot.com/2011/09/belajar-yuk-guys.html
Yaitu kata benda yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur kata yang membentuk satu kata
benda majemuk. Kata majemuk ini terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di bawah ini ;
a. Verba + Verba : toriatsukai ; perlakuan
b. Noun + Verba : mono oki : tempat barang
c. Noun + Noun
d. Adjektiva + Noun
e. AD + Noun
f. Verba + Noun,
g. Noun Adjektiva + Noun.
3.2 Kata Kerja Majemuk ( fukugoudoushi)
Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan gabungan dua buah unsur
yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba majemuk ini terbagi menjadi 5 kelompok
yaitu :
a. V + V ; tabehajimeru ; mulai makan
b. N + V :
benkyousuru : belajar
c. A + V ;
wakakaeru
d. V ;
e. V ;
; muda kembali
bonyarisuru ; melamun
sashiageru ; memberi
Diantara kelompok ini, kelompok V+Vini kalau di teliti lebih jauh lagi terbagi lagi menjadi 4 sub
kelompok yaiitu
1) V+ V
2) V+ v
3) v + V
4) v + v
Untuk bagian ini perlu penjelasan lebih lanjut, dan nanti akan dibahas secara rinci di jurnal tersendiri.
3.3 Kata Sipat 1 majemuk
Seperti diketahui kata sipat dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golonga yaitu. kata sipat 1 yang
berakhiran i seperti atararashii, takai dan lain lain, dan kata sipat golongan 2 yang berakhira na/da,
seperti kireida, shizukada da lain lain.
2.
3.
4.
5.
Pronomina
6.
Numeralia
7.
Kata Tugas
Preposisi
2)
Konjungtor
3)
Interjeksi
4)
Artikula
5)
Partikel
Simbol
Kelas Kata
Keterangan
Contoh
ADJ
Adjektiva
Kata sifat
Cantik
ADV
Adverbia
Sangat
ADVB
Adverbia
Sekali
ART
Artikula
CC
Konjungtor
Koordinatif
Dan, lalu
CS
Konjungtor
Subordinatif
Ketika,
walaupun
Modal
Kira, rasa
PRO
Pronomina
Saya, itu
Nomina
Kata benda
Buku
NPERS
Nomina Persona
Bos
NP
Nomina
Penggolong
Ekor,butir
NPS
Nomina
Penggolong
Sebuah,
seekor
NUM
Numeralia
Kata bilangan
Seribu
Preposisi
Kata depan
PAR
Partikel
TRANS
Verba Transitif
Mencoba
INTRANS
Verba Intransitif
Pergi, lari
PASIF
Verba Pasif
Dicoba
Si, sang
Kah, pun
PASIF2
Verba Pasif
Rasakan
NAMA
Nomina
Nama seseorang
Shelly
BUKAN
Adverbia
Bukan
AUX
Auxiliary
Boleh
ASP
Aspek
Telah
( 'keitairon' ),
pragmatik
sintaksis
( 'tougoron' ),
( 'goyouron' ),
semantik
sosio-linguistik
'shakaigengogaku' ) dan lain-lain ( Dedi Sutedi, 2003 : 6 ) . Selain itu, ada juga yang
disebut dengan morfofonemik. Morfofonemik adalah gabungan dua cabang linguistik,
yaitumorfologi dan fonologi.
Morfologi (keitairon / ) merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji
tentang kata dan Proses Pembentukannya. Objek kajian Morfologi yaitu paling tinggi kata
(go/ tango), yang paling rendah ialah morfem (keitairon).
Morfem (keitaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat membentuk kata
atau dapat merubah arti. Sedangkan kata (tango) merupakan morfem bebas/ bentuk bebas
yang memiliki makna, tidak terikat dan dapat berdiri sendiri. Morfem terbagi dua yaitu:
Morfem bebas (jiyuu keitaiso) dan morfem terikat (kousoku keitaiso). Morfem bebas
merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri misalnya hon, sedangkan morfem terikat
ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, harus diikat dengan morfem lainnya,
misalnya bako dalam honbako.
Dalam morfologi verba bahasa Jepang, terdapat gokan dan gobi. Koizumi (1993: 95)
mengatakan gokan adalah morfem yang maknanya terpisah dengan jelas. Sutedi
(2003:43) menambahkan bahwa gokan adalah morfem yang menunjukan makna aslinya.
Sedangkan gobi menurut Sutedi (2003 :43) adalah morfem yang menunjukan makna
gramatikalnya. Murarki dalam Hasibuan (2003: 10) mengatakan penanda akhir atau gobi
disambung dibelakang kata dasar, adalah bentuk yang sangat kuat bergabung dengan kata
dasar, gobi merupakan penanda waktu kala penegasan dan negasi.
Dalam Morfologi ada 3 hal penting yang dibahas yaitu:
1.
Afiksasi (Setsuji), yaitu cara mengimbuhkan/ melekatkan ke dalam kata dasar, menurut
Koizumi (1993:95) dalam bahasa Jepang afiksasi terbagi atas 3, yaitu:
a.
merupakan
setsubiji
sedangkan
setsubiji
belum
tentu
gobi.
contoh:
c.
2.
Reduplikasi (Jufuku), yaitu pengulangan kata. Dalam bahasa Jepang, onomatope juga
merupakan unsur yang mengalami proses ulangan (Tsujimura dalam Hasibuan; 2003: 16).
Kozumi (1993: 108-109) membagi reduplikasi menjadi dua, yaitu :
- Reduplikasi kata dasar
Contoh: hitobitoyamayama
- Reduplikasi afiksasi
Contoh : /waka-i/ => /waka-waka-shii/
3.
Komposisi (Fukugo), yaitu penggabungan dua buah kata yang membentuk satu kata
baru. Dalam bahasa Jepang, menurut koizumi (1993:109) adalah merupakan penggabungan
beberapa morfem yang terbagi atas berbagai variasi.
Komposisi bahasa Jepang berdasarkan Kelas Kata yang Membentuknya: