Anda di halaman 1dari 13

A.

Proses pemajemukan (fukukouhou)


Kata yang dihasilkan melalui proses pemajemukan disebut kata majemuk, dalam bahasa jepang
disebut fukugoogo. Misalnya : kegawa, yama michi dilihat dari unsur-unsur pembentukan kata
majemuk, terdapat dua macam komposisi yaitu :
1. Komposisi sintaksis
Dalam komposisi ini unsur-unsur pembentukanya terdapat hubungan sintaksis seperti hubungan
subyek-predikat, pewatas non pewatas, dll contohnya : hujan turun, dan sepatu kulit.
Unsur unsur pembentukan kata mejemuk secara komposisi sintaksis dapat dilihat dari dua segi,
yaitu segi kelas kata dan segi sintaksis.
a. segi kelas kata : unsur pembentuk kata gabung atau mejemuk secara hubungan sintaksis dapat
terbentuk dari kelas kata nomina, verba, maupun adjectiva seperti berikut : madoguchi, maekaki
b. segi sintaksis : kasus normatif (shukaku) ex : oyayuzu (warisan orang tua). Kasus akusatif ex :
egaki (pelukis) kasus gerak alih atau alatif ex : yama goe (melewati gunung). Kasus instrumental ex :
teppon yaki (membakar dengan ketel). Kasus datif ex : kitokaeri (pulang kampung) kasus lokasional
ex : tokyousouda (dibesarkan di tokyo) kasus ablatif ex : yamadashi (pengangkutan hasil gunung)
kasus kominatif ex : hitotzukiai (hubungan antar individu). Kasus kutif ex : doyouboyabawari
(memanggil dengan sebutann pencuri). Kasus komparatif ex : otoko masari. Kasus sebab alasan ex :
hiyake (terbakar matahari). Kasus arah ex : minamimusa (menghadap ke selatan). Kasus terminatif
ex : takuatsukai (pengiriman barang) kasus kualifikasi ex : ippontachi (mandiri)
2. komposisi sederajat atau koordinat
dalam proses pemajemukan jenis ini antara unsur-unsur yang sederajatnya itu ada yang bersinonim
ada pula yang berantonim, seperti berikut ini :
sinonim : teashi (tangan kaki. Kingin (emas-perak). Toshouji (pintu geser)
antoniim : cicihaha (ayah ibu). Danjou (lakii-laki, perempuan) neoki (tidur bangun)
B. proses redupliksi
seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa jepang juga memiliki kata ulang yang merupakan hasil
reduplikasi dari fonem , suku kata. Stem, akar kata , kata majemuk dll
beberapa pendapat tentang pengertian reduplikasi : dalam kamus besar bahasa jepang, kata majemuk
yang berasal dari pengulangan kata tunggal yang sama. Berfungsi untuk memperkuat arti , bentuk
jamak pengulangan aksi dasn keadaaan serta menunjukkan kesinambungan. Sejenis wareware (kami)
kuniguni (Negara-negara) dan akaaka (merah-merah)
dalam kamus linguistik : proses dari hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis dan
gramatikal, misalnya rumah-rumah, bolak-balik dll.
Jenis jenis reduplikasi
a. berdasarkan kata ulang yang dihasilkan
1. reduplikasi penuh : yaitu reduplikasi yang mengulang penuh kata dasar ex : yama-yama, ieie,
2. reduplikasi parsial : yaitu reduplikasi yang hanya mengulangn sebagian kata saja ex : wakawakashi
(kelihatan muda), aki aki (kelihatan bosan)
b. bedasarkan bunyi yang dihasilkan
1. reduplikasi tanpa perubahan bunyi ex: iro-iro
2. reduplikasi dengan perubahan bunyi ex : toki-doki, hito bito, kuni guni, kuci guci

c. berdasarkan prosesnya
1. jufukohoo : berdasarkan kelas kata yang membentuknya dapat di bagi menjadi
a. nomina + nomina reduplikasi nomina dalam bahasa jepang sama seperti bahasa lainnya ,
mempunyai makna jamak. Tetapi reduplikasi pada nomina bahasa jepang bukan merupakan cara
untuk membuat makna jamak pada nomina.
b. verba + verba : yukuyuku (suatu waktu nanti)
Makna yang terkandung dalam reduplikasi verba bahasa jepang
- menguatkan arti kata yang direduplikasi : sono e wa iki iki toshite iru (lukisan itu hidup sekali)
- menyatakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang : togiretogire no koe (suara yang terputusputus)
- menyatakan dua kegiatan yang berkelanjutan : kodomo tachi ga kawaru kawaru tatte uta o
utaimashita (anak-anak berdiri bergantian untuk bernyanyi)
- meyatakan dua tindakan yang dilakukan secara bersamaan : tarou wa atama o kaki kaki ayamatta
(taro meminta maaf sambil menggaruk-garuk kepala)
c. adjectiva + adjektiva : reduplikasi pada adjectiva tidak ada yang mengalami reduplikasi secara
penuh, tetapi hanya mengalami reduplikasi sebagian saja, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : - cikacika
: segera, hayahayato : dengan cepat, bakabakashii : konyol
d. adverbia + adverbial : matamata (lagi-lagi)
e. interjeksi + interjeksi : oyaoya (ya ampun)
2. junjoohoo : jenis reduplikasi ini tidak seperti jufukuhoo yang terbentuk dari pengulangan kata
yang sama, jenis reduplikasi ini mengulang kata yang mempunyai arti yang hampir sama atau kata
yang berlawanan arti : osokarehayakare (cepat atau lambat)
proses pengimbuhan atau derivasi
imbuhan dalam bahasa jepang di sebut setsuji (afiks), sedangkan awalan disebut settoji (prefiks) dan
akhiran disebut setsubiji (sufiks)
awalan : adalah imbuhan yang diletakkan didepan kata dasar dalam bahasa jepang dibagi menjadi
lima jenis : keiyooshi settoji : ooame (hujan deras) daijishin (gempa besar)
taiguusei settooji adalah awalan yang berupa bentuk sopan : ohenji (balasan) onrei (ucapan terima
kasih) hitei settoji adalah : awalan yang berupa bentuk negatif hininjou (kekejaman) fugoukaku
(tidak lulus) kangosei settoji adalah awalan yang berupa kango : saihousou (siaran ulang) hanyoushi
(anti proton) dooshi, keiyooshi ni tenka saseru settooji yaitu awalan yang mengubah kata kerja dan
kata sifat : hono gurai (agak gelap) ucitokeru (menjadi akrab)

Apa itu "gobi"?


Di bagian ini, kita akan membahas dua gobi yang paling banyak dipakai. secara literal berarti "buntut
bahasa" dan maksudnya adalah apapun yang muncul di akhir kalimat atau kata. Di tutorial ini, saya akan
menggunakannya untuk menunjuk pada satu atau dua huruf hiragana yang selalu muncul di akhir kalimat karena
tidak ada istilah lain yang saya ketahui. Akhiran ini seringkali susah untuk diterangkan karena banyak dari mereka
yang sebetulnya tidak punya arti tertentu. Tapi mereka bisa mengubah 'nuansa' atau 'rasa' suatu kalimat. Dua yang

akan kita bahas di sini bisa diterjemahkan dan digunakan cukup sering.

Gobi
Orang biasanya menambahkan ke akhir kalimat saat mereka meminta (dan berharap) persetujuan atas apa
yang mereka katakan. Ini sama seperti "kan?" atau "ya?" pada bahasa Indonesia.

Contoh 1
- Cuacanya baik ya?
- Iya ya?
Terjemahan yang diberikan yaitu "Iya ya?" bisa berarti dua yaitu ragu dan setuju, tergantung intonasi
pengucapannya. Yang dimaksud di sini adalah yang menyatakan persetujuan, dengan kata lain "Iya, memang." Lakilaki mungkin lebih memilih .

Contoh 2
- Tadi filmnya menarik kan?
- Ha? Sama sekali tidak menarik.
Karena Rina berharap pengiyaan bahwa filmnya menarik, Jaya cukup kaget karena menurutnya filmnya sama sekali
tidak menarik. ( adalah suara terkejut atau bingung.)

Gobi
Saat ditempelkan ke akhir kalimat, itu berarti bahwa pembicara sedang menginformasikan sesuatu yang
baru. Di bahasa Indonesia, padanannya adalah 'loh' dalam 'Dia besok nggak jadi pergi loh.' atau 'tahu nggak' pada
'Dia tadi sebetulnya marah, tahu nggak!'

Contoh 1
- Nggak ada waktu loh.
- Nggak apa-apa, tahu nggak.

Contoh 2
- Hari ini cuacanya bagus ya?
- Iya. Tapi besok bakal hujan loh.

Menggabungkan keduanya untuk mendapatkan


Kamu juga bisa menggabungkan keduanya untuk mendapatkan . Pada intinya, ini digunakan saat kamu
ingin memberitahu pendengar akan suatu bahasan baru dan sekaligus meminta mendapat. Urutannya harus selalu

, tidak bisa sebaliknya.

Contoh
- Tahu nggak, kamu suka ikan ya?
- Memang begitu, iya kan?

http://japanicious.blogspot.com/2011/09/belajar-yuk-guys.html

A. Klasifikasi Kata bahasa Jepang


Konsep morfem tidak dikenal oleh para tata bahasawan tradisional , yang selalu ada dalam tata bahasa
tradisional adalah satuan lingual yang disebut kata , apa yang disebut kata ini, menurut
ahli linguistik tradisional Leonard Bloomfield, kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form),
dibawah ini akan di jelaskan bagaimana klasifikasi kata dalam bahasa Jepang.
Istilah kata ( go atau tango) dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa kelompok yaitu :
1. Kata Dasar ( tanjungo)
Misalnya kata orang hito), makan ( taberu ), tidur ) neru) dan lain lain.Kengan lain
kata dasar adalah kata yang mempunyai satu arti dan dapat berdiri sendiri, tidak mengalami
penambahan imbuhan dan perubahan bentuk.
2. Kata Turunan ( haseigo)
Yaitu kata kata yang sudah mengalami perubahan bentuk, penambahan imbuhan dan proses
perubahan ucap. Kata turunan ini dalam bahasa Jepang terbagi menjadi 3 bagian yaitu,
a. gejala perubahan pengucapan hen on genshou)
b. Penamahan imbuhan di awal kata settouji ) dan
c. penambahan imbuhan di akhir katasetsubiji.
3. Kata Majemuk ( fukugougo)
Yaitu kata kata yang mengalami proses pembentukan kata majemuk, dalam bahasa jepang kata
majemuk ini jumlahnya sangat banyak dan bervariasi. Kata majemuk dalam bahasa Jepang terbagi
menjadi :
3.1. Kata Benda Majemuk (

Yaitu kata benda yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur kata yang membentuk satu kata
benda majemuk. Kata majemuk ini terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di bawah ini ;
a. Verba + Verba : toriatsukai ; perlakuan
b. Noun + Verba : mono oki : tempat barang
c. Noun + Noun
d. Adjektiva + Noun
e. AD + Noun
f. Verba + Noun,
g. Noun Adjektiva + Noun.
3.2 Kata Kerja Majemuk ( fukugoudoushi)
Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan gabungan dua buah unsur
yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba majemuk ini terbagi menjadi 5 kelompok
yaitu :
a. V + V ; tabehajimeru ; mulai makan
b. N + V :

benkyousuru : belajar

c. A + V ;

wakakaeru

d. V ;
e. V ;

; muda kembali

bonyarisuru ; melamun

sashiageru ; memberi

Diantara kelompok ini, kelompok V+Vini kalau di teliti lebih jauh lagi terbagi lagi menjadi 4 sub
kelompok yaiitu
1) V+ V

2) V+ v

3) v + V

4) v + v

Untuk bagian ini perlu penjelasan lebih lanjut, dan nanti akan dibahas secara rinci di jurnal tersendiri.
3.3 Kata Sipat 1 majemuk

fukugo keiyoushi (CA)

Seperti diketahui kata sipat dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golonga yaitu. kata sipat 1 yang
berakhiran i seperti atararashii, takai dan lain lain, dan kata sipat golongan 2 yang berakhira na/da,
seperti kireida, shizukada da lain lain.

mata tsuzukete imasu

A. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia


Dilihat dari bentuknya seperti dalam bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa
klasifikasi tentang kata ini antara lain '
1. Kata Dasar
Yaitu kosakata atau unsur kata yang bisa berdiri sendiri dan mempunyai arti tersendiri, seperti kata
manusia, makan , tidur dan lain lain. kelas katanya bisa berupa verba , nomina atau kelas kata yang
lainnya.
2. Kata bentukan
Yaitu kata kata yang terbentuk dari pembentukan dua buah unsur kata (morfem), kata
bentukan ini dibagi dalam tiga kelompk besar yaitu ;
2.1 Kata yang berimbuhan
2.2 Kata ulang
2.3 Kata majemuk
khusus untuk kata majemuk terbentuk dari penggabungan dua buah morfem yang membenuk sebuah
kata yang berpola sebagai pasangan seperti berikut ;
a. N + N ; nusa bangsa , toko obat, kaki tangan dll
b. N + V ; kamar tunggu, guru bantu, kapal selam, dll
c. N + A ; rumah sakit, kama gelap, guru besar, dll
kelompok kelompok ini bisa desebut sebagai kata benda majemuk seperti halnya
fukugomeishi dalam bahasa Jepang.
d. V + N ; makan hati, campur tangan, tahu adat , dll.
e. V + V ; ambil alih, lomba lari, hamcur binasa, makan minum, jalan jalan dll.

f. V + A ; kerja gelap, terbang jauh, makan gratis , dll.


g. V + P ; cinta akan, bebas dari, dll.
kelompok kata ini termasuk kata kerja majemuk atau fukugodoshi dalam
bahasa Jepang.
h. A + N ; sakit hati, merah padam , putih salju dll.
i. A + V ; mabk terbang, kurang ingat, pandai bicara dll.
j. A + A ; panjang lebar, kecil besar, buruk baik dll.
kelompk kata ini termak kata sipat majemk yang dalam bahasa Jepang disebut fukugo keiyoushi atau
fukugo keiyoudoushi.
Ketika menguraikan struktur sintaks dari suatu kalimat, kita memerlukan definisi aturan-aturan
kalimat berdasarkan urutan-urutan unsur terkecil pada struktur sintaks bahasa Indonesia. Pada suatu
bahasa kata adalah unsur terkecil dalam struktur sintaks, sedangkan unsur terbesarnya adalah kalimat.
Oleh karena itu, dalam pendefinisian aturan-aturan sintaks, jenis kelas kata akan menjadi simbol
terminal atau token. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas-kelas kata terbagi atas tujuh
kategori [Alwi98]. Kelas-kelas kata tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Verba (kata kerja)

2.

Adjektiva (kata sifat)

3.

Adverbia (kata keterangan)

4.

Nomina (kata benda)

5.

Pronomina

6.

Numeralia

7.

Kata Tugas

Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat,


kata tugas dibagi menjadi lima kelompok:
1)

Preposisi

2)

Konjungtor

3)

Interjeksi

4)

Artikula

5)

Partikel

Simbol

Kelas Kata

Keterangan

Contoh

ADJ

Adjektiva

Kata sifat

Cantik

ADV

Adverbia

Kata keterangan di depan kata lain

Sangat

ADVB

Adverbia

Kata keterangan di belakang kata lain

Sekali

ART

Artikula

CC

Konjungtor
Koordinatif

Kata hubung yang menghubungkan


klausa pada kalimat majemuk setara.

Dan, lalu

CS

Konjungtor
Subordinatif

Kata hubung pada kalimat majemuk


bertingkat

Ketika,
walaupun

Modal

Kira, rasa

PRO

Pronomina

Saya, itu

Nomina

Kata benda

Buku

NPERS

Nomina Persona

Kata benda persona

Bos

NP

Nomina
Penggolong

Kata benda yang menjadi penggolong


numeralia

Ekor,butir

NPS

Nomina
Penggolong

Kata benda yang menjadi penggolong


numeralia

Sebuah,
seekor

NUM

Numeralia

Kata bilangan

Seribu

Preposisi

Kata depan

Di, ke, dari

PAR

Partikel

TRANS

Verba Transitif

Kata kerja transitif

Mencoba

INTRANS

Verba Intransitif

Kata kerja intransitif

Pergi, lari

PASIF

Verba Pasif

Kata kerja pasif

Dicoba

Si, sang

Kah, pun

PASIF2

Verba Pasif

Kata kerja pasif

Rasakan

NAMA

Nomina

Nama seseorang

Shelly

BUKAN

Adverbia

Kata Ingkar untuk predikat nominal

Bukan

AUX

Auxiliary

Boleh

ASP

Aspek

Telah

Morfologi Bahasa Jepang


Bahasa yang digunakan oleh setiap bangsa memiliki keragaman tata bahasa. Misalnya,
bahasa Jepang, yang juga mempunyai keragaman tata bahasa sendiri. Oleh karena itu,
untuk mempermudah pemahaman tentang bahasa Jepang, maka perlu untuk mengetahui
tentang linguistik bahasa Jepang. Linguistik bahasa Jepang disebut dengan ' Nihon
go- gaku', artinya ilmu bahasa Jepang.
Dalam linguistik bahasa Jepang ( Nihon go-gaku ) mempunyai berbagai cabang
linguistik, diantaranya adalah Fonetik ( ' onseigaku' ), fonologi ( 'on-in-ron' ),
morfologi
'imiron' ),

( 'keitairon' ),
pragmatik

sintaksis

( 'tougoron' ),

( 'goyouron' ),

semantik

sosio-linguistik

'shakaigengogaku' ) dan lain-lain ( Dedi Sutedi, 2003 : 6 ) . Selain itu, ada juga yang
disebut dengan morfofonemik. Morfofonemik adalah gabungan dua cabang linguistik,
yaitumorfologi dan fonologi.
Morfologi (keitairon / ) merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji
tentang kata dan Proses Pembentukannya. Objek kajian Morfologi yaitu paling tinggi kata
(go/ tango), yang paling rendah ialah morfem (keitairon).
Morfem (keitaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat membentuk kata
atau dapat merubah arti. Sedangkan kata (tango) merupakan morfem bebas/ bentuk bebas
yang memiliki makna, tidak terikat dan dapat berdiri sendiri. Morfem terbagi dua yaitu:
Morfem bebas (jiyuu keitaiso) dan morfem terikat (kousoku keitaiso). Morfem bebas
merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri misalnya hon, sedangkan morfem terikat
ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, harus diikat dengan morfem lainnya,
misalnya bako dalam honbako.

Dalam morfologi verba bahasa Jepang, terdapat gokan dan gobi. Koizumi (1993: 95)
mengatakan gokan adalah morfem yang maknanya terpisah dengan jelas. Sutedi
(2003:43) menambahkan bahwa gokan adalah morfem yang menunjukan makna aslinya.
Sedangkan gobi menurut Sutedi (2003 :43) adalah morfem yang menunjukan makna
gramatikalnya. Murarki dalam Hasibuan (2003: 10) mengatakan penanda akhir atau gobi
disambung dibelakang kata dasar, adalah bentuk yang sangat kuat bergabung dengan kata
dasar, gobi merupakan penanda waktu kala penegasan dan negasi.
Dalam Morfologi ada 3 hal penting yang dibahas yaitu:
1.

Afiksasi (Setsuji), yaitu cara mengimbuhkan/ melekatkan ke dalam kata dasar, menurut
Koizumi (1993:95) dalam bahasa Jepang afiksasi terbagi atas 3, yaitu:

a.

Awalan (Settouji), pengimbuhan dengan menambahkan di awal kata dasar (Prefiks),


contoh:

b. Akhiran (Setsubiji), pengimbuhan dengan menambahkan di belakang kata dasar (Sufiks),


gobi

merupakan

setsubiji

sedangkan

setsubiji

belum

tentu

gobi.

contoh:

c.

Sisipan (Setsuchuji), pengimbuhan dengan menambahkan di tengah kata dasar (infiks),


contoh:

2.

Reduplikasi (Jufuku), yaitu pengulangan kata. Dalam bahasa Jepang, onomatope juga
merupakan unsur yang mengalami proses ulangan (Tsujimura dalam Hasibuan; 2003: 16).
Kozumi (1993: 108-109) membagi reduplikasi menjadi dua, yaitu :
- Reduplikasi kata dasar
Contoh: hitobitoyamayama
- Reduplikasi afiksasi
Contoh : /waka-i/ => /waka-waka-shii/

3.

Komposisi (Fukugo), yaitu penggabungan dua buah kata yang membentuk satu kata

baru. Dalam bahasa Jepang, menurut koizumi (1993:109) adalah merupakan penggabungan
beberapa morfem yang terbagi atas berbagai variasi.
Komposisi bahasa Jepang berdasarkan Kelas Kata yang Membentuknya:

meishi + meishi (N+N), contohnya: tegami = surat

meishi + doushi (N+V), contohnya: bonodori = tarian bon

meishi + keiyoushi (N+Adj), contohnya: nakayoku = akrab

doushi + meishi (V+N), contohnya: iriguchi = pintu masuk

doushi + doushi (V+V), contohnya: hikidasi = laci

doushi + keiyoushi (V+Adj), contohnya: torinikui = sulit diambil

keiyoushi + meishi (Adj+N), contohnya: wakamono = anak muda

keiyoushi + doushi (Adj+V), contohnya: yasuuri = Obral

keiyoushi + keiyoushi (Adj+Adj), contohnya: kireizuki = suka kebersihan


Dalam bahasa Jepang, Nomura ( 1992 : 185 ) juga membagi komposisi menjadi 3 pola
berdasarkan hubungannya, yaitu :

1. hosokukanke ( hubungan pelengkap )


- Noun + Adjectiva. Contohnya : irojiro warna putih
- Noun + Verba. Contohnya : higure matahari terbenam
2. shuushokukankei ( hubungan penerang )
- Adjectiva + Verba. Contohnya : hayaoki bangun cepat
- Verba + Verba. Contohnya : tachiyomi membaca sambil berdiri
- Adjectiva + Noun. Contohnya : marugao wajah bulat
- Verba + Noun. Contohnya : uchikizu luka memar
- Noun + Noun. Contohnya : hondana rak buku
3. tairitsukankei ( hubungan perlawanan )
- Noun + Noun. Contohnya : ashikoshi kaki dan pinggang

- Verba + Verba. Contohnya : urikai jual beli


- Adjectiva + Adjectiva. Contohnya : sukikirai suka dan tidak suka
Perubahan bentuk kata disebut konjugasi,, kanjugasi dalam bahasa jepang:
Mizenkei, yaitu perubahan bentuk verba yang didalamnya bentuk maksud, bentuk pasif,
bentuk menyuruh.
Renyokei, yaitu perubahan bentuk verba yang menyangkut bentuk formal bentuk masu,
bentuk te, bentuk ta.
Shusikei, yaitu verba bentuk kamus yang digunakan di akhir kalimat.
Rentaikei, yaitu verba bentuk kamus yang digunakan sebagai modifikator.
Kateikei, yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian.
Meireikei, yaitu perubahan kata kerja dalam bentuk menyuruh.

Anda mungkin juga menyukai