Ior everyone PEh0AHULUAh Manusia diciptakan berbagai suku bangsa untuk saling mengenal, menyayangi dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujuraat ayat 13 : "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Dalam penafsiran ayat tersebut banyak yang keliru, karena di dalam prakteknya menunjukkan betapa pergaulan yang terjadi antara pria dan wanita, baik itu muhrim maupun bukan muhrim tidak sesuai dengan tuntutan Al-Qur`an, karena hukum-hukumnya banyak yang dilalaikan. Petunjuk-petunjuk Allah merupakan hal terpenting yang mesti diikuti dan diimani, karena iman adalah dasar yang menentukan diterimanya amal ibadah seseorang, bukan yang lain. Iman mempunyai arti mempercayai dan meyakini akan adanya Allah, malaikat, Rasul, dan hal-hal ghaib lainnya berdasarkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW seperti yang termuat dalam Rukun Iman. Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi umat manusia di dalam kehidupan dunia, baik yang berkaitan dengan yang ghaib (Allah) maupun sesama makhluk, khususnya manusia, di dalam pergaulan sehari-hari, karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, namun segala tingkah laku dan perbuatan manusia tidak lepas dari pengawasan Allah. Salah satu ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah menyebarkan salam. Dalam kehidupan masyarakat saat ini, antara yang menjadi kelaziman ialah si anak mencium tangan orang tuanya, rakyat mencium tangan pemimpin/sultan. Selain itu ada juga si isteri mencium tangan si suami.
Agama Islam mengajarkan, menyebarkan dan membudayakan "salam pada saat kita bertemu dengan saudara kita, namun tidak berarti melarang ungkapan penghormatan selain salam, sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Berpelukan sesama jenis atau berciuman, ataupun mencium tangan, apalagi bila disertai juga dengan salam tentu tidak dilarang agama. Tidak ada salahnya seorang isteri mencium tangan suaminya sebagai penghormatan dan pemuliaan, karena itulah kewajibannya. Dalam sebuah hadist dikatakan : "Andaikan diperbolehkan seorang bersujud kepada orang lain, tentu akan aku perintahkan seorang isteri bersujud kepada suaminya" (HR. Ibnu Majah).
AP1I "CIUMAN" 0ALAM PEP5PEK1IF I5LAM 0Ah BU0AYA BAPA1 ium-berciuman adalah suatu aksi sekaligus ekspresi diri yang manusiawi sekali dan yang telah menjadi tradisi jutaan tahun. Namun di kawasan-kawasan tertentu kegiatan ini diberlakukan secara diam-diam atau malah telarang jika dilakukan di muka umum. Seperti yang terjadi di Sarajevo, Minggu 2 September 2007, dimana sebanyak 7.000 pasangan berciuman bareng selama sepuluh detik di lapangan sentral Tuzla. Suatu event lokal-nasional yang sarat muatan simbol keinternasionalannya, dan tentu saja menimbulkan kebanggaan dari pihak penyelenggaranya. Sedangkan di pihak penentangnya, yakni dari kalangan ulama, menganjurkan pemboikotan aksi tersebut, dengan argumentasi bahwa event tersebut tidak selaras dengan tradisi Islami. Bahkan seorang ulama, menyatakan bahwa para peserta event tersebut sebagai "penggelar keamoralan seksualita. Kesimpulannya bahwa hal-hal yang berupa perwujudan rasa kasih sayang dan juga dimaknai sebagai perhatian atau rasa hormat, di tempat-tempat tertentu dan pada masa tertentu bisa merupakan tradisi yang disepakati masyarakat manusia, tetapi bisa juga menjadi hal-hal yang kontroversial. Meskipun kerap kali disalah-artikan atau dimaknai secara sempit, yakni bahwa cium-mencium itu seolah- olah hanya dalam hubungan kehidupan seksualita manusia. Padahal tidak ! Cium-mencium dimulai atas dasar hubungan ibu dan anak, sebagai bukti kasih sayang dan rasa tanggung jawab untuk menghidupinya dan membesarkannya, serta memberinya makan kepada bayinya atau bocahnya yang masih belum punya gigi dan belum bisa makan sendiri, dengan cara mengunyahkan makanan lantas langsung memberikannya ke mulut sang bayi atau sang bocah. Persis seperti burung, ketika sang induk menyuapi makanan langsung dari mulut ke mulut anaknya. Tradisi ini berlangsung jutaan tahun, hingga terjadinya perubahan selaras perkembangan zaman dan adanya pengetian bahwa makanan yang diberikan itu bukan berupa makanan semata juga sarat akan daya-tahan yang dibutuhkan oleh sang anak atau bayinya, sehingga sang Ibu tidak lagi memberikan makan berupa hasil kunyahannya langsung ke mulut sang anak. Selaras dengan perkembangan zaman pula, tradisi ini menjadi asal-muasal munculnya salah satu macam bentuk ciuman yang disebut "french-kiss alias "ciuman perancis, yang semakin lama semakin kondang dipraktekkan oleh para pasangan merpati dalam bercinta ataupun semata-mata dalam hubungan seksualita antara sesama manusia. Secara umum, baik di Timur maupun di Barat, tradisi cium-mencium itu memang amat bervariasi dan beraneka-ragam, baik dalam cara melakukannya maupun dalam cara memaknainya. Cium-mencium juga diberlakukan dalam tradisi atau budaya tertentu, baik oleh kaum lelaki maupun perempuan. Ada yang dengan cara mencium pipi atau malah sekedar menyentuh pipi; ada yang hanya mengecup hidung atau dahi; ada yang hanya dengan sentuhan ujung-ujung hidung saja; ada pula dengan bibir atau mulut, atau bahkan lidah kulum-mengulum seperti cara-gaya french-kiss itu. Dalam tradisi Arab atau kaum bangsawan lainnya di negeri lain, ada pula cara-gaya memberi ciuman pada tangan sebagai tanda hormat atau takluk. Bahkan ada cara-gaya ciuman pada kaki seraya bersujud. Dalam memaknai arti ciuman semata-mata sebagai rasa hormat atau perhatian yang bermakna sama seperti memberi salam dengan jabatan tangan atau salam lainnya, tradisi ciuman ini merupakan kebiasaan yang umum di Eropa. Meski ada juga keberbedaan caranya, dimana ada yang hanya dengan sentuhan sebelah pipi saja; ada yang sebelah pipi kiri kemudian kanan atau sebaliknya; ada pula yang dimulai dengan pipi kanan, lalu kiri dan kanan. Dengan segala variasinya, seperti juga berpelukan, semua itu hanya sebagai pernyataan rasa hormat atau perhatian atau simpati antar sesama manusia sebagai anggota keluarga, teman atau kolega biasa, tanpa ada muatan nuansa hubungan intim atau seksualita. Sedangkan yang berkaitan dengan kasih sayang, sungguh menggelitik apa yang diutarakan dalam Dictionnaire Universale Francophone, bahwa seorang anak dari masa bayi sampai usia sepuluh tahun, menerima cium atau kecupan kasih sayang dari orang tuanya sebanyak kurang lebih 10.000 kali. Sedangkan bagi pasangan berpacaran yang sering keluar rumah jalan-jalan atau pelesiran, paling tidak berciuman sebanyak 6.000 kali setahunnya.
Kebiasaan berciuman pada tiap negara dengan ciri-ciri budaya tertentunya, tidak bisa sama atau disamaratakan. Karena di suatu tempat atau negara tertentu, kebiasaan berciuman dianggap sebagai kegiatan yang biasa-biasa saja. Sedangkan di tempat atau negara lain kebiasaan berciuman merupakan hal yang luar biasa bahkan terlarang jika dilakukan di muka umum. Jika tidak, tentu ada ragam macamnya pula bagaimana dalam makna memaknai ciuman kasih sayang maupun ciuman yang terlarang. Dengan tolak ukur apakah selaras ataukah tidak menurut etika, aturan atau ajaran kajian yang diikutinya.
Meski bukan jarang terjadi, cium-mencium pun bisa dilakukan secara diam-diam, bahkan dalam rangka perselingkuhan. Baik kejadiannya di tempat atau di perumahan biasa ataukah di perhotelan maupun di gedung- gedung indah, bahkan di gedung megah institusi tinggi pun bisa pula terjadi. Beberapa riwayat yang menerangkan hal ini dari Rasulullah SAW dan para sahabat telah banyak ditulis oleh para ulama terdahulu. Siddiq al-Ghimari al-Magribi pernah menulis buku berjudul "I'lamun-Nabil fi Jawazi-t- Taqbil" (Petunjuk Pintar tentang bolehnya berciuman). Di antara riwayat-riwayat tersebut antara lain : 1. Rasulullah SAW ketika menerima kedatangan Ja'far bin Abi Thalib dari Habashah, beliau memeluk dan mencium antara kedua matanya. 2. Para sahabat ketika datang dari pertemuan Mu'tah mencium tangan Rasulullah SAW. 3. Ketika Allah menerima taubat para Sahabat yang tidak ikut perang Tabuk, mereka meluapkan kegembiraan mereka dengan mencium tangan Rasullah SAW. 4. Dua orang yahudi ketika bertanya Rasulullah SAW tentang sembilan ayat Allah, mereka mencium tangan dan kaki Rasulullah SAW lalu mereka masuk Islam. 5. Ketika Umar berkunjung ke Syam, Abu Ubaidah mencium tangan beliau. 6. Zaid bin Tsabit pernah mencium tangan Abdullah bin Abbas, karena ilmunya dan karena beliau termasuk ahlul bait. Itulah beberapa riwayat tentang mencium tangan dan pelukan, dengan tujuan penghormatan dan pemuliaan.
PEPCAULAh BEBA5 PAPA PEMAJA MA5A KIhI Pergaulan remaja kian hari kian menunjukkan sinyal-sinyal berbahaya. Di mana saja, kapan saja, cewek- cowok campur baur tak tekendali. Pergaulan bebas memang sudah menjadi budaya remaja masa kini. Karena secara alamiah, remaja mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, psikologis dan sosial. Secara fisik, organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi mulai mateng. Secara psikologis, remaja mulai mengurangi ketergantungannya dengan orang tua. Dan secara sosial, remaja mulai mengenal dunia luar. Pergaulan terjadi antara teman-teman sebaya maupun dengan masyarakat luas. Pada usia remaja juga rasa ketertarikan dengan lawan jenis sedang hangat-hangatnya. Pacaran yang diawali dari pendekatan (PDKT), kencan dan bikin komitmen makin populer di kalangan remaja. Seolah-olah ada peraturan tidak tertulis yang mengharuskan remaja punya pacar. Kerena pacaran di kalangan remaja dianggap bisa memupuk kedewasaan dalam emosi dan kepribadian. Pacaran yang identik dengan gaul bebas tidak akan pernah aman dari bidikan panah beracun berlumur nafsu yang dilontarkan setan. Pacaran hanya menjadi ajang baku syahwat, karena unsur nafsu seksual kian mendominasi. Diawali dengan saling berpegangan tangan, cipika (cium pipi kanan) - cipiki (cium pipi kiri), dan cibi (cium bibir) menjadi bumbu penyedap orang pacaran, sehingga tidak tabu lagi untuk dilakukan. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap pelajar dan mahasiswa, terbukti sekitar 18-20 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks bebas. Belum lagi berita menghebohkan ketika suatu penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah. Yang lebih mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan. Selain itu, ada sebagian responden mengaku melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil (detik.com, 02/08/2002). Banyak efek samping yang timbul akibat pergaulan bebas yang tidak sehat. Pergaulan bebas yang berujung seks bebas, bisa berakibat pada "Kehamilan yang Tidak Dikehendaki alias KTD. Selain itu tidak sedikit remaja yang terkena depresi. Parahnya, remaja yang kedapatan hamil di luar nikah suka mengambil keputusan nekat. Apalagi jika pacarnya tidak mau bertanggung jawab atau belum siap berumah tangga. Sehingga ada yang tega-teganya membuang bayi hasil hubungan terlarang yang mereka lakukan. Bahkan tidak sedikit yang mengambil keputusan mengaborsi janin yang tengah dikandungnya. Selain itu ada juga remaja putri yang akhirnya masuk ke dunia PSK karena merasa sudah tidak suci lagi. Selain Kehamilan yang Tidak Dikehendaki (KTD), resiko pergaulan bebas juga bisa berupa menjangkitnya virus HIV/AIDS atau penyakit menular seksual atau akibat penyalahgunaan narkoba. Untuk urusan seks, banyak remaja masa kini yang berkiblat ke budaya Barat. Hasilnya, mereka pun terseret arus prinsip permissiveness with affection, yaitu asal ada perasaan saling suka, seks menjadi sesuatu yang benar untuk dilakukan. Selain faktor media, pribadi remaja yang terlibat pergaulan bebas pun patut diperhatikan. Tidak sedikit dari remaja kita yang tidak mau ambil pusing memikirkan pergaulan mereka. Rasa malas untuk memperdalam Islam bikin pertahanan akidah remaja muslim mudah goyah. Gencarnya tayangan sinema remaja yang menjajakan pergaulan bebas mempreteli identitas keislaman sebagian dari kita. Sejak usia dini, remaja dipancing untuk mencicipi racun dalam pergaulan bebas. Ditambah masyarakat termasuk di dalamnya keluarga berdiam diri melihat putra-putrinya terlena dalam arena pergaulan bebas tanpa batas yang makin beringas. Secara prinsip, kehidupan Islam memang memisahkan antara pria dan wanita. Tetapi, Islam juga memperbolehkan adanya hubungan antar lawan jenis jika hal itu mengharuskan keduanya untuk berinteraksi. Dari awal Islam sudah memberikan pendidikan tentang pergaulan antar sesama manusia. Di antaranya larangan untuk berkhalwat alias berdua-duaan dengan lawan jenis. Islam juga memerintahkan kepada muslim dan muslimah untuk menundukkan pandangannya. Kewajiban muslimah untuk menutup aurat secara sempurna di tempat umum akan menjaga kesucian mereka. Negara pun akan melarang peredaran informasi atau acara televisi yang berorientasi seksual dalam memandang hubungan antar manusia. Seperti sabda Rasulullah saw: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan, tetapi barang siapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung. (HR. Bukhari) Jika belum memiliki kemampuan untuk menikah, maka isilah hari-harimu dengan belajar. Terutama memperdalam Islam. Dengan belajar dan fokus kepada kegiatan lain, kita jadi terpalingkan dari pikiran yang menjurus ke arah negatif.
PEhU1UP Menurut hadits dari HR. Ibnu Abi Syaibah 5/247, Abu Daud 5220 dan Ibnul Arabi (bukan Ibnu Arabi tokoh sufi itu) dalam Al-Qubal wal Mu'anaqah no. 38 Sya'bi berkata : "Ketika Rasulullah shollahu'alaihiwasallam berjumpa dengan Ja'far bin Abu Thalib (sepulang dari Habasyah, -pent), beliau memeluknya dan mencium bagian dahi yang terletak diantara kedua matanya." Dari Sulaiman bin Daud, beliau mengatakan, "Aku melihat Sufyan Ats-Tsauri dan Ma'mar ketika bertemu saling berpelukan dan saling berciuman." (Riwayat Abdur Razaq dalam Al-Mushannaf 11/442) Makna eksplisit kedua riwayat di atas menunjukkan kalau aktivitas berciuman terjadi karena sudah lama tidak berjumpa. Sebenarnya menjadikan kegiatan berciuman sebagai suatu kebiasaan merupakan kebiasaan orang-orang yang tidak punya rasa malu, oleh karena itu lebih baik untuk ditinggalkan. Kebiasaan berciuman bertendensi duniawi dan termasuk di antara sarana untuk pamer/riya'. Sebagai manusia muslim/muslimah harus mentahbiskan atau mengabdikan diri kepada prinsip Al-Quran yang telah mengatur dengan rapi teori-teori untuk dipraktekkan dengan konsekuen. Di antara ajaran-ajaran Islam yang wajib dijalankan yaitu menjaga mata serta kemaluan dari hal-hal yang diharamkan, karena dasar tersebut disebutkan dalam Al-Quran. QS. Al-Muminun ayat 5-6, menjelaskan tentang salah satu sifat yang dapat membawa orang mukmin beruntung yaitu : Orang-orang yang menjaga kemaluannya dari yang diharamkan, seperti menjaganya dari pergaulan bebas (seks bebas) yang sedang marak-maraknya sekarang ini. Berpacaran tidak hanya terjadi di antara mereka yang masih bujangan dan gadis, tetapi dari usia akil-balig hingga kakek-nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang umum kelihatan melakukan proses berpacaran adalah para remaja. Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan non-muhrim. Dalam Islam hubungan non-muhrim ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan. "Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat. (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami). Selain hubungan muhrim dan hubungan nonmuhrim, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan laki- perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka atau bahkan cinta. Di dalam Islam, setiap individu manusia diperbolehkan suka kepada laki-laki yang bukan muhrim, tetapi diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan non-muhrim tanpa mematuhi ajaran Islam. Setiap individu dalam hidup bermasyarakat baik itu dalam pergaulan halal maupun tidak halal, perlu pengetahuan dan pengertian yang mendetail tentang hukum-hukum agama yang berhubungan dengan peranannya masing-masing. Hidup di dunia yang singkat ini, setiap manusia harus mempersiapkan diri untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak dengan terus berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita. Amin.
BACAIMAhA PACAPAh MEhUPU1 I5LAM ? (2) sumber : Nga] 5a|af 2OOO Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. " " Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini. Rasulullah bersabda, " Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya." Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran. 1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata- kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya. 2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu. 3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet. Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya : 1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah? 2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? " Aku ingin calon pendamping yang baik-baik" Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi " Aku bukan calon pendamping yang baik" , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ? 3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari'at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ? 4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ? 5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ? 6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah. Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur. Inti dari pembahasan ini adalah "PACARAN ITU HARAM" Pandangan Is|am 1entang Pacaran
Is|am 4 Pacaran o|eh A|man 5yahran 5oa| pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah. Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan). Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ? Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Naudzubillah min dzalik ! Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud). Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari`at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati." Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua- duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak ! Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan. 0kutp dar: http:77www.ndomeda.com7bpost7D+2DDD72A7opn7resens.htm Pacaran da|am Is|am Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu? Mem|k rasa cnta ada|ah ftrah Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak. Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu : Charzatu| baqa` (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el. Charzatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah. Charzatun nau` (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis. Pacaran da|am perspektf s|am In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32) Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACAPAh I1U HAPAM HUKUMhYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi). Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim). Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31). Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany). Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."
Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang lain juga duduk menyepi. Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia semacam itu. Pacaran 5udah Je|as Ja|an Menu[u Zna Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kenalannya hingga si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal. Lihatlah adik-adikku ... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kenalan. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia, ' ' - ' - ' - ' ~ =' -' ~ ' - ~ "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.L(QS. Al Isro`: 32). Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, "Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.L1] Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi. Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Taala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang ringkas saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya. Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ` ` = - . = , ~' ` . = ' ~ + ` ' ` ' =- ~' ` , = ~ "Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.2] Ini menunjukkan terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis). Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya, _ = ' ~ - - - ~ _ - ' = ~ ~ = ~ ` ' = ~ ' -- ' ' ~ -' - = -' ' - ~ `' ' ~ -' - _' ~ ~ `' ' ~ ' -' - ` ' ~ -' ' -' - = ' .= ' ' -' - ' = =' -' , + - _ - ~ - ~ - - = ~ _ -' ~ - "Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.L3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram. Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, "Bagaimana mau dikatakan halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.L Hanya Allah yang beri taufik. Lebh Parah 0ar Itu Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan "sex before marriage (SBM)L, atau istilah kerennya adalah dengan "making loveL. Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar? Bukankah Allah Taala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia, ' ' - ' - ' - ' ~ =' -' ~ ' - ~ "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.L(QS. Al Isro`: 32)? Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan. Dalam ayat lainnya, Allah Taala berfirman, ' - ~ ' =~ - _ ~ ' ' + = ' - - - -' ' = ' ' =' ' - - ~ . - - = ~ - ' ~' ` "Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).L (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan. Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?L Beliau bersabda, "Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.L Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi?L Beliau bersabda, "Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.L Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi?L Beliau bersabda, ` _ -' - = = ' = "Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.L Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas.4] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga. Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' ~ _ - . = ' _ = - ~ ' ~- `' ' - = =' ' ~ _ = --' _ = - ' ~- `' "Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.L 5] Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar- benar rusakkah pemuda Islam kita? Haruskah Membuktkan %rue L4;e Lewat Mang L4;e? Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah. Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, , ~ ' _ ~- - - ~ - ` ~ - ~ = _ = = - - = ` ' ~ = - ~- - ~ - =' "Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.L6] Bila kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat selalu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ` ` ` = _ = ' + - = ~ -' = ~' _ .- ~ ' ' ~' , ~ ' ~- - -' ~ `' _ ' -' , ~ ' ~- - -' - ' "Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya.L7] Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah! Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan yang keji tersebut. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.
Cau| 5yar` Oleh Ananda Muhammad Gaul kata yang begitu populer di kalangan remaja tapi sayang istilah ini cenderung berkonotasi negatif padahal kalau kita mau mengembalikan kata ini pada asalnya maka dia bermakna netral, terus gimana cara kita biar tetap gaul tapi sesuai dengan syari'at Islam. Kamu baca aja tulisan ini moga-moga bermanfaat. - ' + - ' -' -- =' -, ~ , , ~ _ `- ' - = ' ~ . -' ' . {' ==' :13} "Wahai manusia sesungguhnya kamitelah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal."(Qs: Al Hujurat 13) Sabda Nabi: , ' = ' -' , = , ~ =. {- ' ,~ ~ ' } "Dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi) Gaul syar'i sebuah kalimat yang sepertinya sangat bertentangan, bayangin aja gaul yang bermakna hura-hura dengan syar'i yang bermakna sebuah aturan hidup dan tuntunan bagi manusia, Apa lagi kalau kita lihat dari kenyataan sehari-hari, dimana yang namanya anak gaul pasti deh anak lakinya pakai anting-lah pakaiannya setengah robek, belum lagi perempuannya sudah dapat dipastikan yang namanya perempuan gaul ya...ga pakai jilbab, kalau pakai jilbab mah bukan gaul, itu namanya gaung alias anak gunung, ada juga sih perempuan yang pakai jilbab tapi ya.. itu jilbabnya model JG or Jilbab Gaul, nah ... buat kamu yang "aktivis rohis" mungkin tidak asing lagi dengan kalimat gaul syar'i ini. Lalu seperti apa sih sebenarnya gaul syar'i itu? Soalnya jaman sekarang sedikit saja kita menjauh dari teman-teman, ada aja yang bilang ga' gaul lah! Exklusif banget! atau ucapan-ucapan lain yang kaga' enak didenger, emang sih kalau kamu tebal kuping juga sebenarnya ga masalah tapikan kalau tiap hari ya panas juga lagi, karena itu kamu harus tahu bagaimana pandangan Islam tentang gaul ini, so... kamu ikutin aja pembahasan ini, santai aja jangan terlalu serius soalnya kalau terlalu serius kamu nanti dikira lagi baca ceramah lagi. Apaan sh gau| tu? Gaul sendiri adalah proses hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat di sekitarnya, jadi ketika kamu berinteraksi dengan orang-orang disekitarmu itu namanya kamu sedang bergaul, gaul sendiri tidak dibatasi oleh sekelompok atau satu strata sosial, jadi ketika kamu berinteraksi dengan guru atau ustadz berarti kamu juga sedang bergaul lho.Nah kalau begini artinya, pasti dong Islam sudah mengatur dan memerintahkannya, hadits di atas adalah salah satu buktinya, terus kalau syar'i itu insya Allah kamu (antum ) sudah tahu kan, yap...syar'i adalah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ta'ala untuk para hambanya. Nah dari sini kita sudah tahu kan kalau yang namanya gaul syar'i adalah bergaul dengan manusia dengan berlandaskan kepada syari'at. Begini seharusnya gaul syar'i Gimana caranya buat remaja yang ingin gaul tapi tetap syar'i. Ya ... jelas yang pertama kudu kamu punya ilmu tentang syari'at Islam. Allah berfirman: =' - ` ` -' - ~' ~ = -. {~~ =~:19}
"Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan (yang Haq) kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosamu." (Qs: Muhammad 19) dengan bekal inilah kamu bisa bergaul dengan masyarakat. Dalam menghadapi gaul ini kaya' nya kita bisa membagi remaja dalam dua tipe: 1.Remaja yang ngerasa diri 'alim 2.Remaja yang ngerasa diri lalim (banyak dosa) Kalau kamu tipe yang mana? Moga-moga sih bukan termasuk dua-duanya soalnya kedua-duanya yang baik sama, nah ini penjelasannya: 1.Remaja yang merasa 'alim, ini biasanya remaja yang terlalu Ekslusif sehingga kalau ngomongi gaul biasanya ngerti innya yang negatif melulu, belum lagi perasaannya yang selalu berpikir bahwa kalau aku bergaul bisa-bisa aku ketularan hal-hal yang negatif biasanya remaja kaya' gini punya ilmu syari'at tapi kurang tepat dalam menerapkannya, sehingga ya kaya' tadi kalau dia mau bergaul bawa annya takut saja, takut ketularanlah, takut menyalahi syari'at de el el, padahal sih ga' jelek-jelek amat kalau dia mau gaul, soalnya masyarakat juga perlu lho untuk di warnai oleh remaja kaya' gini. Nah kalau kamu termasuk tipe ini, bagusnya sih rubah imej kamu bahwa gaul itu selalu bersifat negatif, soalnya dengan gaul ini kamu juga menyampaikan Al haq kepada teman-teman kita (da'wah) terus juga kamu bisa ngasih tahu tentang keyakinan yang kamu miliki dan ini bisa mengubah imej tentang Islam yang terkesan negatif di kalangan umat. Jadi setuju kan kalau gaul itu harus! Kalau ngga setuju saya tunggu sampai setuju. 2.Yang kedua adalah Remaja yang merasa lalim (berdosa), remaja kaya' gini biasanya emang gaul abis, pokoknya tiada hari tanpa kata gaul, cuman kekurangannya, dia ngga mau gaul sama orang-orang yang sholeh, alasannya ya ... tadi remaja kaya' gini biasanya ngerasa banyak dosa, makanya kalau dia diajak gaul syar'i, dia bilang "aku begini orangnya udah banyak dosa, jadi ga pantas kalau aku bergaul dengan mereka (orang-orang yang sholeh). Ini memang alasan mereka, tapi logis lho ......, Nah remaja tipe ini harusnya banyak bergaul dengan syari'ah dan para ahlinya (ulama/ustadz). Soalnya biasanya dia memang masih kurang bekal Ilmunya, jadi kalau udah merasa berdosa sudah tidak mau lagi deh hal-hal yang berbau Agama, remaja tipe ini sebenarnya juga ladang da'wah lho ... bisa jadi mereka memang ngga tahu Agamanya, atau merasa bahwa dia banyak dosa, jadi tidak pantas dengan Agama. Nah dua tipe remaja di atas mudah-mudahan bisa mewakili Realitas (kenyata'an) yang ada di masyarakat, bahwa memang yang namanya gaul syar'i itu ga' semuanya negatif, jadi buat kamu yang rada-rada alergi dengan kata- kata gaul kaya' nya perlu ditinjau kembali. Apa lagi ketika gaul ini di hubungkan dengan penyampaian kebenaran atau juga ingin memberikan informasi yang positif tentang Islam bisa-bisa gaul itu kudu wajib. Terus gimana kelanjutan dari gaul syar'i, bagaimana sih sikap sebagai remaja, gaul tapi tetap syar'i. Dua contoh tipe remaja di atas kayaknya bukan contoh yang baik. Karena yang satu mungkin berlebihan dalam bergaul sampai-sampai salah gaul dan yang kedua terlalu menahan diri dari bergaul sehingga terkesan kuper alias kurang pergaulan, nah dari dua tipe ini kayaknya yang bagus adalah tengah-tengah di antara keduanya yaitu tetap bergaul dengan masyarakat, sabar terhadap gangguan, dan memberikan "warna" kepada mereka. "Sesungguhnya kamu bergaul dengan masyarakat dan sabar terhadap gangguannya itu lebih baik bagimu." (Diriwayatkan oleh Beka| gau| syar` sebelum kamu bergaul tentunya harus punya bekal dulu, bekalnya ya ... Ilmu, ketika kamu sudah mempunyai Ilmu yang benar maka jangan di simpan tu Ilmu, amalkan dan sampaikan (tularkan) keorang-orang di sekitarmu, caranya ya dengan gaul kepada mereka. Cuman jangan lupa ketika kamu hendak mempergauli manusia luruskan niat dulu, karena Allah (lillah), kalau dari pertama niat kita sudah ngga bener, ya gaul kita juga ga bener, dan kalau sudah bergaul jangan lupa rambu-rambunya, jangan sampai bela-bela in gaul, malah salah gaul, yang ideal sih dengan bergaul kamu bisa tambah bersyukur, dalam arti bisa tahu dunia luar dan tidak selalu bersikap egois, dan tidak mau sharing/berbagi dengan orang lain. Jangan sa|ah gau|! Nah ... udah tahu kan kalau gaul syar'i itu ada juga nilai positifnya, yang terpenting adalah ketika kita ingin bergaul dengan masyarakat, kita mampu untuk membawa diri, sehingga kita seperti ikan di lautan, walaupun lingkungan di sekitarnya asin tapi ikan tersebut tidak ikut asin, begitu juga kita ketika bergaul dengan masyarakat, tapi kita tidak ikut larut dengan kesalahan-kesalahan mereka. Karena bisa jadi ketika kita tidak bergaul dengan mereka, maka akan timbul kesan Eksklusif dan menutup diri, dari sini akan tumbuh imej atau gambaran bahwa Islam tertutup. Belum lagi jika ada isu-isu negatif, langsung deh cap-cap yang banyak nempel dah .... Teroris lah, Funda mentalis lah .... Ekstrimis de el el. Hal ini bisa jadi karena informasi yang sampai kepada masyarakat kita memang salah, dan ini tugas kita, yang remaja juga ketika bergaul dengan teman supaya harus bisa membawa misi Islam ini. Jangan gaul Cuma dunia aja yang di omongin, ngga bakalan ada habisnya. Karena itu dari sekarang gaul deh ..... tapi yang syar'i. Bergaul dengan masyarakat dan tetap berpegang teguh pada syari'at, setuju khan.Gaul kata yang begitu populer di kalangan remaja tapi sayang istilah ini cenderung berkonotasi negatif padahal kalau kita mau mengembalikan kata ini pada asalnya maka dia bermakna netral, terus gimana cara kita biar tetap gaul tapi sesuai dengan syari'at Islam. Kamu baca aja tulisan ini moga-moga bermanfaat. - ' + - ' -' -- =' -, ~ , , ~ _ `- ' - = ' ~ . -' ' . {' ==' :13} "Wahai manusia sesungguhnya kamitelah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal."(Qs: Al Hujurat 13) Sabda Nabi: , ' = ' -' , = , ~ =. {- ' UUUUUUU} "Dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi) Gaul syar'i sebuah kalimat yang sepertinya sangat bertentangan, bayangin aja gaul yang bermakna hura-hura dengan syar'i yang bermakna sebuah aturan hidup dan tuntunan bagi manusia, Apa lagi kalau kita lihat dari kenyataan sehari-hari, dimana yang namanya anak gaul pasti deh anak lakinya pakai anting-lah pakaiannya setengah robek, belum lagi perempuannya sudah dapat dipastikan yang namanya perempuan gaul ya...ga pakai jilbab, kalau pakai jilbab mah bukan gaul, itu namanya gaung alias anak gunung, ada juga sih perempuan yang pakai jilbab tapi ya.. itu jilbabnya model JG or Jilbab Gaul, nah ... buat kamu yang "aktivis rohis" mungkin tidak asing lagi dengan kalimat gaul syar'i ini. Lalu seperti apa sih sebenarnya gaul syar'i itu? Soalnya jaman sekarang sedikit saja kita menjauh dari teman-teman, ada aja yang bilang ga' gaul lah! Exklusif banget! atau ucapan-ucapan lain yang kaga' enak didenger, emang sih kalau kamu tebal kuping juga sebenarnya ga masalah tapikan kalau tiap hari ya panas juga lagi, karena itu kamu harus tahu bagaimana pandangan Islam tentang gaul ini, so... kamu ikutin aja pembahasan ini, santai aja jangan terlalu serius soalnya kalau terlalu serius kamu nanti dikira lagi baca ceramah lagi. Apaan sh gau| tu? Gaul sendiri adalah proses hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat di sekitarnya, jadi ketika kamu berinteraksi dengan orang-orang disekitarmu itu namanya kamu sedang bergaul, gaul sendiri tidak dibatasi oleh sekelompok atau satu strata sosial, jadi ketika kamu berinteraksi dengan guru atau ustadz berarti kamu juga sedang bergaul lho.Nah kalau begini artinya, pasti dong Islam sudah mengatur dan memerintahkannya, hadits di atas adalah salah satu buktinya, terus kalau syar'i itu insya Allah kamu (antum ) sudah tahu kan, yap...syar'i adalah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ta'ala untuk para hambanya. Nah dari sini kita sudah tahu kan kalau yang namanya gaul syar'i adalah bergaul dengan manusia dengan berlandaskan kepada syari'at. Begn seharusnya gau| syar` Gimana caranya buat remaja yang ingin gaul tapi tetap syar'i. Ya ... jelas yang pertama kudu kamu punya ilmu tentang syari'at Islam. Allah berfirman: =' - ` ` -' - ~' ~ = -. {UUUU:19} "Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan (yang Haq) kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosamu." (Qs: Muhammad 19) dengan bekal inilah kamu bisa bergaul dengan masyarakat. Dalam menghadapi gaul ini kaya' nya kita bisa membagi remaja dalam dua tipe: 1.Remaja yang ngerasa diri 'alim 2.Remaja yang ngerasa diri lalim (banyak dosa) Kalau kamu tipe yang mana? Moga-moga sih bukan termasuk dua-duanya soalnya kedua-duanya yang baik sama, nah ini penjelasannya: 1.Remaja yang merasa 'alim, ini biasanya remaja yang terlalu Ekslusif sehingga kalau ngomongi gaul biasanya ngerti innya yang negatif melulu, belum lagi perasaannya yang selalu berpikir bahwa kalau aku bergaul bisa-bisa aku ketularan hal-hal yang negatif biasanya remaja kaya' gini punya ilmu syari'at tapi kurang tepat dalam menerapkannya, sehingga ya kaya' tadi kalau dia mau bergaul bawa annya takut saja, takut ketularanlah, takut menyalahi syari'at de el el, padahal sih ga' jelek-jelek amat kalau dia mau gaul, soalnya masyarakat juga perlu lho untuk di warnai oleh remaja kaya' gini. Nah kalau kamu termasuk tipe ini, bagusnya sih rubah imej kamu bahwa gaul itu selalu bersifat negatif, soalnya dengan gaul ini kamu juga menyampaikan Al haq kepada teman-teman kita (da'wah) terus juga kamu bisa ngasih tahu tentang keyakinan yang kamu miliki dan ini bisa mengubah imej tentang Islam yang terkesan negatif di kalangan umat. Jadi setuju kan kalau gaul itu harus! Kalau ngga setuju saya tunggu sampai setuju. 2.Yang kedua adalah Remaja yang merasa lalim (berdosa), remaja kaya' gini biasanya emang gaul abis, pokoknya tiada hari tanpa kata gaul, cuman kekurangannya, dia ngga mau gaul sama orang-orang yang sholeh, alasannya ya ... tadi remaja kaya' gini biasanya ngerasa banyak dosa, makanya kalau dia diajak gaul syar'i, dia bilang "aku begini orangnya udah banyak dosa, jadi ga pantas kalau aku bergaul dengan mereka (orang-orang yang sholeh). Ini memang alasan mereka, tapi logis lho ......, Nah remaja tipe ini harusnya banyak bergaul dengan syari'ah dan para ahlinya (ulama/ustadz). Soalnya biasanya dia memang masih kurang bekal Ilmunya, jadi kalau udah merasa berdosa sudah tidak mau lagi deh hal-hal yang berbau Agama, remaja tipe ini sebenarnya juga ladang da'wah lho ... bisa jadi mereka memang ngga tahu Agamanya, atau merasa bahwa dia banyak dosa, jadi tidak pantas dengan Agama. Nah dua tipe remaja di atas mudah-mudahan bisa mewakili Realitas (kenyata'an) yang ada di masyarakat, bahwa memang yang namanya gaul syar'i itu ga' semuanya negatif, jadi buat kamu yang rada-rada alergi dengan kata- kata gaul kaya' nya perlu ditinjau kembali. Apa lagi ketika gaul ini di hubungkan dengan penyampaian kebenaran atau juga ingin memberikan informasi yang positif tentang Islam bisa-bisa gaul itu kudu wajib. Terus gimana kelanjutan dari gaul syar'i, bagaimana sih sikap sebagai remaja, gaul tapi tetap syar'i. Dua contoh tipe remaja di atas kayaknya bukan contoh yang baik. Karena yang satu mungkin berlebihan dalam bergaul sampai-sampai salah gaul dan yang kedua terlalu menahan diri dari bergaul sehingga terkesan kuper alias kurang pergaulan, nah dari dua tipe ini kayaknya yang bagus adalah tengah-tengah di antara keduanya yaitu tetap bergaul dengan masyarakat, sabar terhadap gangguan, dan memberikan "warna" kepada mereka. "Sesungguhnya kamu bergaul dengan masyarakat dan sabar terhadap gangguannya itu lebih baik bagimu." Beka| gau| syar` Sebelum kamu bergaul tentunya harus punya bekal dulu, bekalnya ya ... Ilmu, ketika kamu sudah mempunyai Ilmu yang benar maka jangan di simpan tu Ilmu, amalkan dan sampaikan (tularkan) keorang-orang di sekitarmu, caranya ya dengan gaul kepada mereka. Cuman jangan lupa ketika kamu hendak mempergauli manusia luruskan niat dulu, karena Allah (lillah), kalau dari pertama niat kita sudah ngga bener, ya gaul kita juga ga bener, dan kalau sudah bergaul jangan lupa rambu-rambunya, jangan sampai bela-bela in gaul, malah salah gaul, yang ideal sih dengan bergaul kamu bisa tambah bersyukur, dalam arti bisa tahu dunia luar dan tidak selalu bersikap egois, dan tidak mau sharing/berbagi dengan orang lain. Jangan salah gaul! Nah ... udah tahu kan kalau gaul syar'i itu ada juga nilai positifnya, yang terpenting adalah ketika kita ingin bergaul dengan masyarakat, kita mampu untuk membawa diri, sehingga kita seperti ikan di lautan, walaupun lingkungan di sekitarnya asin tapi ikan tersebut tidak ikut asin, begitu juga kita ketika bergaul dengan masyarakat, tapi kita tidak ikut larut dengan kesalahan-kesalahan mereka. Karena bisa jadi ketika kita tidak bergaul dengan mereka, maka akan timbul kesan Eksklusif dan menutup diri, dari sini akan tumbuh imej atau gambaran bahwa Islam tertutup. Belum lagi jika ada isu-isu negatif, langsung deh cap-cap yang banyak nempel dah .... Teroris lah, Funda mentalis lah .... Ekstrimis de el el. Hal ini bisa jadi karena informasi yang sampai kepada masyarakat kita memang salah, dan ini tugas kita, yang remaja juga ketika bergaul dengan teman supaya harus bisa membawa misi Islam ini. Jangan gaul Cuma dunia aja yang diomongin, ngga bakalan ada habisnya. Karena itu dari sekarang gaul deh ..... tapi yang syar'i. Bergaul dengan masyarakat dan tetap berpegang teguh pada syari'at, setuju khan? Inner Beauty, Jangan 5a|ah Art ! 0ah 0|hat Ka| Eric Newton dalam bukunya The Meaning Beauty (1950) mengatakan bahwa kecantikan adalah sesuatu yang menimbulkan rasa senang pada manusia. Ibnu Qoyyim dan Ibnu Taimiyah mendefinisikan keindahan / kecantikan dengan perpaduan harmonis antara hati (qolbu) dan amalan badan. Mungkin kita sering mendengar istilah inner beauty, namun tahukah anda apa sebenarnya inner beuty itu dan bagaimana cara kita mengembangkannya ? Menurut Rustika Tamrin S.Psi bahwa inner beauty adalah pancaran jiwa seseorang yang terefleksi dalam sikap hidup optimis, penuh percaya diri, memiliki pandangan hidup yang jelas dan mampu mengeksplorasi potensi positif diri. Definisi-definisi di atas dapat mewakili apa sebenarnya inner beauty. Setelah kita tahu apa itu inner beauty lalu bagaiman cara kita mengembangkannya ? inner beauty dimiliki oleh semua manusia secara alami dia telah ada dalam diri manusia namun pengembangannya sangat ditentukan oleh manusia yang bersangkutan, dengan "sentuhan tangan" inilah inner beauty akan samakin berkembang dan memancarkan kilauannya. Bagaimana posisi inner beauty dalam pandangan Islam ? Islam sebagai Dien (sistem hidup) yang sempurna begitu memperhatikan tentang hal ini (inner beauty), Islam memandang bahwa manusia tidak akan disebut sebagai manusia jika dia tidak mempunyai akhlak dan adab yang mulia, akhlak Islamy inilah yang menjadi pondasi dasar bagi tumbuhnya inner beauty. Tepat sekali bahwa inner beauty terbangun dari kekuatan Spiritual Quotien (Kecerdasan Spiritual), dengan akhlak islamy inilah kita akan mengembangkan inner beauty yang sebenarnya, secara terperinci langkah-langkah yang harus ditempuh agar inner beauty kita semakin berkembang adalah : 1. Tauhid kepada Allah ta`ala adalah unsur pertama dalam mengembangkan inner beauty, kenapa ? karena dengan tauhid yang hanif jiwa seseorang akan merasa tenang damai dan aman. Allah ta`ala berfirman : - ~ ' ' - ~' - ' ~ - + -' ~- , = = - + ~ ' - ~ + ~ Dan orang-orang yang beriman yang tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kedzaliman (kesyirikan) mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan (kedamaian)L QSAl-An'am ayat 82. Orang merasa damai dan aman akan memancar dalam tingkah lakunya yang akan membawa pesona diri kita. 2. Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah ta`ala : ~ - ' -- = ' ~- ' ~= , - - Dan Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan " QS At-Tin : 4 . Jika kita mendalami ayat ini maka akan timbul sebuah perasaan percaya diri kita yaitu bahwa kita diciptakan dengan sempurna, kepercayaan inilah yang mampu mendambah sinergi hidup. 3. Akhlak Islamy. Inner beauty bukanlah sesuatu yang tampak sekali pandang namun ia adalah pesona diri dari tingkah laku sehari-hari sehingga ketika kita bergaul dengan seseorang dan semakin lama kita semakin merasakan bahwa orang tesebut mempunyai inner beauty yang bagus, tidak lain semua itu berasal dari akhlak dan perilaku yang mulia. Dan untuk mewujudkan semua itu kita harus selalu memperbaiki dan menghiasi akhlak kita dengan akhlak Islamy, bukankah ini adalah salah satu tujuan Islam, sebagaimana sabdanya : ' ~ - ` ~ _ ' - ' = ' Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. 4. Ikhlas. Inner beauty muncul dari dalam hati, bukan dari mulut atau perilaku sesaat, keikhlasan hati bahkan mempunyai jejak yang nyata pada perilaku dan tindakan seseorang. 5. Cerdas. Seseorang yang mempunyai inner beauty yang tinggi bukanlah orang yang paling pintar dan pandai di lingkungannya, tetapi dia adalah orang yang cerdas dalam artian mampu memilih apa yang terbaik untuk dirinya dan lingkungannya yang tidak bertentangan dengan syari`at Islam. Itulah beberapa langkah untuk mengembangkan inner beauty, seperti diketahui bahwa inner beauty terpancar dari hati yang ikhlash yang memang tidak dikotori oleh kesyirikan kemaksiatan dan penyakit hati lainnya. Dan cara agar bisa mengembangkan inner beauty yang benar adalah dengan menghiasi diri kita dengan akhlak Islamy. Kemudian kita jangan sampai terjebak pada outter beauty yaitu pesona luar di mana kebanyakan masyarakat kita menyalahartikan inner beauty menjadi outter beauty keduanya sangatlah berbeda, outter beauty lebih cenderung kepada penampakan fisik saja, sedangkan inner beauty merujuk kepada hati yang baik yang memancarkan perilaku ( akhlak ) yang mulia. Menddk anak secara Is|am
Membangun keluarga dan mendidik anak secara islami, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: Menyediakan fasilitas dan membangun keluarga yang o Ta`aruf : mengenal karakter masing2 anggota keluarga o Tafahum: saling memahami o Ta`awun : saling menolong Menjaga keluarga dari api neraka Keluarga yang sholeh dan sholehah. Bagaimana membuat program dari awal pernikahan, merencanakan mempunyai anak, mengandung dan melahirkan anak serta membangun keluarga.
Dalam alQuran dijelaskan di Surat Lukman ayat 13-19, mengenai konsep Alquran mengenai mendidik anak secara islami, 7 Ayat Surat Lukman ini tidak mudah untuk menjalankan. Ayat ini menjelaskan: - Membangun keiimanan. Yang paling utama adalah Akidah. Pelajaran jangan menyekutukan Allah. Diawali dengan meng Azankan anak pada saat anak lahir. Lafal Allah didengarkan di telinga anak, dan untuk rasa, diawali dengan memberikan sedikit Kurma dan Madu. - Mensyukuri nikmat Allah. Walaupun diberi sedikit selalu melafalkan "AlhamdulillahL - Berbuat baik pada orang tua. Introspeksi diri, apakah kita sudah berbakti pada orang tua. - Menyusui anak hingga 2 tahun - Mengajari kejujuran - Mengajari anak sholat, karena sholat adalah tiang agama. Bagaimana agar anak terbiasa menjalankan sholat: o Doakan anak (surat Ibrahim 20-21) o Membiasakan untuk sholat berjamaah, anak yang sudah besar menjadi imam. o Wudhu dan sholat diajarkan sejak umur 7 tahun. o Menyempurnakan sholat dengan rawatib. Bukan sekedar sholat saja, tapi diusahakan juga berdzikir bersama, membaca Alquran bersama keluarga.
- Melatih anak untuk sabar dalam menghadapi musibah. Tugas seorang ibu, membantu anak bisa sabar. Contoh kecil; jika anak kehilangan mainan, ajarkan anak untuk bersabar, dan jelaskan. - Mengajari anak agar tidak sombong. - Mengajarkan anak kesederhanaan dan melunakkan suara pada saat berbicara pada anak.
Bagaimana Rasulullah mendidik Anak? 1. Anak itu merupakan asset masa depan, maka mendidik anak harus secara benar. Terutama mendidik anak lelaki, karena mereka adalah calon pemimpin. Hadist Ibnu Abbas: "Ajarilah, Mudahkanlah, Gembirakanlah dan Janganlah ditakut-takutiL 2. Memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada anak. 3. Memilih waktu yang tepat dalam menasehati anak. Misalnya pada saat jalan2 atau pada saat makan malam bersama. 4. Memelihara anak dengan bermusyawarah, jangan memaksa, ajak diskusi. 5. Mendoakan anak 6. Memberikan mainan yang memancing kreatifitas anak. 7. Menolong anak agar berbakti pada orang tua. 8. Tidak banyak mencela/memaki anak. Jangan mengatakan sesuati yang tidak baik pada anak. 9. Banyak berdoa untuk kebaikan anak. 10. Memperhatikan gizi anak, karena berpengaruh penting untuk perkembangan anak.
Dalam surat Al Kahfi ayat 10, terdapat do`a untuk menenangkan hati dan terlepas dari kesulitan. Surat 31; Luqman (12-19) NASIHAT LUQMAN KEPADA ANAKNYA. ***31:12*** 12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". ***31:13*** 13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar- benar kezaliman yang besar". ***31:14*** 14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun 1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. 1181] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun. ***31:15*** 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. ***31:16*** 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus 1182] lagi Maha Mengetahui. 1182] Yang dimaksud dengan "Allah Maha Halus" ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya. ***31:17*** 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). ***31:18*** 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ***31:19*** 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan 1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk- buruk suara ialah suara keledai. 1183] Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat. I|mu bag Wanta, 5ebuah Keharusan M. Syamsi Ali 'Allah meninggikan orang-orang yang beriman dan menunutut ilmu dalam beberapa derajat` (ayat). 'Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim (pria dan wanita)` (hadits) 'Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dunia, hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menghendaki kebaik Akhirat, hendaklah beilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki kebaikan dari keduanya, hendak pula dengan ilmu` (hadits). Jika kita mengingat kembali sejarah sebelum ketibaan Islam di kota Mekah, akan didapati betapa kegelapan saat itu menyelimuti kehidupan penduduk kota tersebut. Salah satu bentuk kegelapan itu adalah pandangan dan perlakukan terhadap kaum hawa yang sama sekali tidak manusiawi. Mereka tidak lebih dari sebuah objek kaum Adam, yang terkadang pula melampaui batas-batas kewajaran sebagai manusia. Walaupun ada wanita-wanita pengecualian, seperti Khadijah binti al-Khuwailid (kemudian menjadi isteri Rasulullah SAW, pada umumnya kaum wanita adalah segmen masyarakat yang 'marginalized` dan bahkan 'oppressed`. Melakukan pembenahan diri, atau meminjam istilah modern 'self empowerment` dilihat sebagai pembangkangan terhadap tabiat kewanitaan. Dan oleh karena hal-hal inilah yang menjadikan orang-orang Arab ketika itu, khususnya para pembesar, tidak menginginkan kehadiran anak-anak wanita di dalam keluarga mereka. Selain bisa menjadi sumber kehinaan, juga karena anak-anak wanita dianggap hanya beban keluarga dan masyarakat yang tidak dapat bermanfaat, khususnya di saat terjadi peperangan. Di tengah tebalnya gulita kegelapan itulah cahaya kebenaran datang dengan terutusnya Rasul terakhir, Muhammad SAW. Beliaulah yang membawa ajaran tersebut dengan perubahan drastis dalam masyarakat, dari kegelapan kepada cahaya, dari kebodohan kepada peradaban. Wanita-wanita, tidak saja bahwa mereka kembali meraih penghormatan dan kesetaraan, justeru dalam banyak hal diberikan 'privileges` (kelebihan-kelebihan) demi terbentuknya 'kesetaraan gender` yang selama ini telah hilang. Salah satu di antara kelebihan-kelebihan tersebut adalah diwajibkannya kepada mereka, sebagaimana kepada Muslim pria untuk menuntut ilmu, seperti yang dikutipkan pada pembukaan tulisan ini. Wanta dan Penddkan Ada barangkali kekeliruan dalam melihat defenisi tentang pendidikan selama ini. Pendidikan seharusnya tidak saja dilihat pada jalur formal lewat bangku sekolah data universitas yang bergengsi. Ternyata pendidikan itu juga bisa dilakukan lewat jalur-jalur informal yang sesuai dengan keadaan seorang wanita. Saya melihat ini penting untuk koreksi, mengingat adanya juga kaum ibu yang merasa minder hanya karena tidak sempat duduk di bangku kuliah, tentu karena satu dan lain hal. Dan ketidak sempatan ini disebabkan buka karena ketidak inginan menunut ilmu, tapi memang karena adanya hal-hal terkait yang menjadikan mereka tidak duduk di bangku kuliah. Namun demikian, ibu-ibu tersebut tetap mendalami ilmu-ilmu yang diperlukan dalam melakukan fungsinya sebagai 'abid` (hamba) maupun 'khalifah` Allah di muka bumi. Ada beberapa alas an yang dapat dikemukakan mengapa menuntut ilmu bagi kaum Ibu menjadi sangat penting: Pertama, dalam pandangan Islam wanita dan pria tak ubahnya seperti dua sisi mata uang. Dan dalam membangun kesalehan, baik pada tataran individual maupun masyarakat, keduanya menjadi 'supporting unit` kepada satu dan lainnya. Inilah yang disebutkan dalam istilah Al-Qur`an 'awliyaa` antara satu dengan yang lain, seperti yang difirmankan: 'Dan orang beriman laki-laki bersama orang beriman wanita, mereka adalah pendukung antara satu dengan yang lain` (ayat). Artinya dalam upaya membangun kesalehan di atas persada bumi ini, kedua sisi pelaku (pria dan wanita) harus sama-sama 'equipped` (dilengkapi) dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses mewujudkan kesalehan (ibadah dan khilafah) tersebut. Dan sudah pasti bahwa ilmu adalah salah satu dari kebutuhan pokok tersebut. Kedua, secara syar`i pun sesungguhnya menuntut ilmu adalah 'fardh` (kewajiban tertinggi, seperti yang telah disebutkan pada hadits terdahulu. Dan oleh karenanya, mengabaikan kewajiban ini adalah masuk dalam kategori dosa besar. Inilah yang juga mendasari kenapa wanita-wanita Muslimah masa lalu banyak yang menjadi ulama besar, hampir dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Mungkin contoh terdekat adalah isteri Rasulullah SAW sendiri, Aisya binti Abi Bakr RA, yang menjadi guru besar ilmu-ilmu Islam justeru bagi banyak sahabat-sahabat agung itu sendiri. Beliau, selain menghafal Al-Qur`an dan paham, juga menjadi perawi hadits terbesar ketiga dari kalangan sahabat- sahabat Rasulullah SAW. Bahkan ulama mengatakan ;kalau sekiranya bukan karena keilmuan Aisya RA, maka sungguh banyak masalah-masalah kewanitaan dan kekeluargaan yang tidak kita ketahui`. Ketga, dalam tatanan keluarga Muslim, wanita adalah pengelolah (manager) rumah tangga. Dan sudah pasti ini juga memerlukan ilmu yang tidak sedikit. Menejemen apa saja dalam hiudp ini memerlukan keahlian, dan keahlian itu tentunya didasari oleh keilmuan. Oleh karenanya, seorang ibu diperlukan untuk memiliki kemahiran menejemen sehingga rumah tangga tersebut mampu berjalan secara 'smooth` (lancer). Jangan sampai hal ini dianggap remeh, karena betapa sering menimbulkan pangkal permasalahan rumah tangga itu sendiri. Keempat, ada beberapa bidang kehidupan yang memang lebih layak/sesuai ditangani oleh kaum hawa itu sendiri. Dua di antara beberapa hal tersebut adalah pendidikan dini anak-anak dan ahli kesehatan (dokter) khusus bagi kaum wanita. Dalam banyak hal, pendidikan dini anak-anak merupakan tahapan terpenting dalam upaya membangun karakter dan kepribadian manusia. Dan sudah pasti, karena tabiatnya, wanita ternyata lebih sesuai karena adanya beberapa ciri pada mereka yang tidak dimiliki oleh pria. Di antara ciri tersebut adalah kelembutan, kasih sayang, dan tentunya lebih menonjolnya kesabaran pada kaum wanita ketimbang kaum pria. Ke|ma, dan ini yang paling urgent adalah wanita atau kaum Ibu adalah tangan-tangan pertama dan utama dalam menentukan wajah generasi masa depan. Kegagalan kaum wanita dalam tanggung jawab ini merupakan kegagalan generasi dan manusia secara keseluruhan. Inilah yang menjadikan Rasulullah SAW bersaba: 'bahwa dalam sebuah bangsa, jika kaum wanita baik maka baiklah bangsa itu. Tapi sebaliknya, jika kaum wanitanya rusak, maka rusaklah bangsa tersebut` (hadits). Suatu ketika saya diundang untuk ceramah di sebuah majelis di kota New York tentang pendidikan anak. Ketika saya akan memulai ceramah saya bertanya 'kok saya nggak melihat seorang pun wanita`. Pihak penyelenggara menjawab bahwa wanita mereka memang tidak biasanya menghadiri acara-acra seperti itu. Saya lalu bertanya 'kaum pria yang hadir ini apakah mereka yang langsung terlibat dalam mendidik anak?`. Hampir semua terdiam, dan bahkan mengangguk. Selanjutnya saya Tanya: 'berapa di antara mereka nantinya yang akan menyampaikan ke isteri-isteri mereka hal- hal yang nantinya saya sampaikan?`. Juga hampir tak seorangpun yang mengangkat tangan. Saya kemudian mengatakan bahwa ceramah saya mala mini terasa kurang bermanfaat, walau dihadiri sekitar 200-an orang. Sejarah membuktikan bahwa banyak orang-orang hebat terdahulu karena memang ibulah yang berada di belakang mereka. Siapa yang tidak mengenal Nabi Ishaq AS? Hajarlah yang membentuk kepribadian yang siap mengorbankan hidupnya sekalipun demi keridhoaan Allah SWT. Siapa yang tidak mengenal Musa AS? Ibunyalah yang menjadi factor tumbuhnya manusia pemberani ini. Pemberani dalam menyampaikan kebenaran walaupun kepada seorang dktator zalim semacam Firaun. Siapa yang tidak mengenal Isa AS? Ibunya yang penuh cinta dan kasih yang menumbuhkan kepribadian itu dalam menyampaikan risalah kebanaran dengan asas kasih sayang di saat semua manusia mempertuhankan material kebendaan. Dan tentunya siapa yang tidak mengenal Muhammad SAW? Ibunyalah yang memainkan peranan, menumbuhkan fondasi karakater yang menjadikan beliau memiliki sifat-sifat para nabi dan rasul pendahulunya. Wanta Mus|m dan 0una C|oba| Dunia kita saat ini dikenal sebagai dunia global yang memliki karakteristik, antara lain, kompetisi, kecepatan dan keterkaitan. Mau atau tidak, umat ini berada dalam dunia yang dibangun di atas 'istibaaq` (bahasa positif dari kompetisi atau berlomba-lomba) dalam segala aspek kehidupan manusia. Dan karenanya, hanya dua kemungkinan yang terjadi. Iktu mengambil bagian dari perlombaan itu, atau sebaliknya, menyerah dan hanya akan menjadi korban-korban keganasan kompetisi tadi. Dalam suasana demikian, wanita yang ternyata lebih dari seperdua anggota umat ini akan memainkan peranan yang tidak sedikit dalam kompetisi tadi. Sungguh merupakan kerugian besar jika umat ini mengabaikan peranan kaum wanita dalam upaya meraih kesuksesan dan kemenangan dalam berlomba tadi. Dan sudah pasti, untuk kaum wanita Muslimah dapat berpartisipasi secara efektif dalam perlombaan tadi, pendidikan menjadi tuntutan utama. Karena ilmu memang juga menjadi factor utama kesuksesan banyak bangsa dalam dunia global yang seringkali dikenal sebagai dunia modern saat ini. Akankah mengganggu tabiat kewanitaan dan bahkan peranan kerumah tanggan ketika mereka pendidikan tinggi? Jawabannya pasti tidak seharusnya, dan bahkan sebaliknya akan semakin mampu menjalankan tugas-tugas kewanitaannya sesuai tabiat dan komposisi peranan yang Allah SWT amanahkan kepada mereka. Kita ternyata telah menemukan di masyarakat ibu-ibu yang 'well educated`, memainkan berbagai peranan yang besar dalam segala aspek kehidupan dan dalam berbagai bidang, termasuk politik, economi, sosial budaya, dan agama, tapi tetap berada pada tabiat kodratnya sebagai wanita dan ibu rumah tangga. Subhanallah! Pesan Pasu|u||ah untuk Fatmah az-Zahra Ada sepuluh wasiat Rasulullah kepada putrinya Fatimah Az-Zahra, wasiat ini merupakan mutiara termahal nilainya,khususnya bagi setiap istri yang mendambakan kesalehan. Wasiat tersebut adalah: 1.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya. 2.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepunguntuk suami dan anak-anaknya, niscayaAllah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.
3.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalumenyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahalabaginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang. 4.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembantu kebutuhan tetangga-tetanggany a,maka Allah akan membantunya untukdapat meminum telaga kautsar pada harikiamat nanti. 5.Wahai Fatimah! Yang lebih utama dariseluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri.Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu.Ketahuilah Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah. 6.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan,serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahalab aginya sama dengan pahala para pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yangmelaksanakan ibadah haji dan umrah, danseribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat. 7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimelayani suaminya selama sehari semalam,dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sertamemakaikan pakaian padanya dihari kiamatberupa pakaian yang serba hijau,dan menetapkan baginya setiap rambutpada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah. 8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istritersenyum dihadapan suaminya, makaAllah akan memandangnya dengan pandanganpenuh kasih. 9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimembentangkan alas ! tidur untuksuaminya dengan rasa senang hati, makapara malaikat yang memanggil darilangit menyeru wanita itu agarmenyaksikan pahala amalnya, dan Allahmengampuni dosa-dosanya yang telah laludan yang akan datang. 10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya,meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya,serta menjadikan kuburnya bagian daritaman surga. Allah pun menetapkanbaginya bebas dari siksa neraka sertadapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.
Sepuluh Wasiat untuk Istri yang Mendambakan "Keluarga Bahagia tanpa ProblemaL Penu|s: Mazn bn Abdu| Karm A|-Farh Berikut ini sepuluh wasiat untuk wanita, untuk istri, untuk ibu rumah tangga dan ibunya anak-anak yang ingin menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan. Wahai wanita mukminah! Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannya engkau membuat ridla Tuhanmu, engau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.
Wasat Pertama: 1akwa kepada A||ah dan men[auh maksat Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah!! Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah bermaksiat kepada Allah. Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami: "Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami.L Wahai hamba Allah. Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu dan menjaga untukmu suamimu dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan mencerai-beraikan keutuhannya. Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata "Aku mohon ampun kepada Allah. itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku).L Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya: - Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar. Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya` dan sum`ah. - Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan).L (Al Hujuraat: 11) - Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: = ~` ' _ -' - ~ =' ~ ~ ~` ' _ -' + ' ~ "Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar- pasarnya.L1 - Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pembantu dan pendidik-pendidik yang kafir. - Meniru wanita-wanita kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ~ ~ , - + +- ~ "Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.L2 - Menyaksikan film-film porno dan mendengarkan nyanyian. - Membaca majalah-majalah lawakan/humor. - Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan mendesak. - Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.3 - Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: - ~' _ = - ~ - = "Seseorang itu menurut agama temannya.L4 - Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah) Wasat kedua: Berupaya mengena| dan memaham suam Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah Ta`ala). Berikut ini dengarkanlah kisah seorang istri yang bijaksana yang berupaya memahami suaminya. Berkata sang suami kepada temannya: "Selama dua puluh tahun hidup bersama belum pernah aku melihat dari istriku perkara yang dapat membuatku marah.L Maka berkata temannya dengan heran: "Bagaimana hal itu bisa terjadi.L Berkata sang suami: "Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata: 'Jangan tergesa-gesa wahai Abu Umayyah.` Lalu ia berkata: 'Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasulullah. Aku adalah wanita asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu, maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya dan apa yang engkau tidak sukai niscaya aku akan meninggalkannya.` Kemudian ia berkata: 'Aku ucapkan perkataaan ini dan aku mohon ampun kepada Allah untuk diriku dan dirimu.`L Berkata sang suami kepada temannya: "Demi Allah, ia mengharuskan aku untuk berkhutbah pada kesempatan tersebut. Maka aku katakan: 'Segala puji bagi Allah dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan keluarganya. Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya, maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai bukti untuk menyalahkanmu. Aku menyukai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu. Apa yang engkau lihat dari kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekkan tutupilah.` Istri berkata: 'Apakah engkau suka bila aku mengunjungi keluargaku?` Aku menjawab: 'Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku` (yakni si suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung). Ia berkata lagi: 'Siapa di antara tetanggamu yang engkau suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk? Dan siapa yang engkau tidak sukai maka akupun tidak menyukainya?` Aku katakan: 'Bani Fulan adalah kaum yang shaleh dan Bani Fulan adalah kaum yang jelek.`L Berkata sang suami kepada temannya: "Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya. Dan aku hidup bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di permulaan tahun, tatkala aku pulang dari tempat kerjaku, aku dapatkan ibu mertuaku ada di rumahku. Lalu ibu mertuaku berkata kepadaku: 'Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?`L Aku jawab: "Ia sebaik-baik istri.L Ibu mertuaku berkata: "Wahai Abu Umayyah.. Demi Allah, tidak ada yang dimiliki para suami di rumah-rumah mereka yang lebih jelek daripada istri penentang (lancang). Maka didiklah dan perbaikilah akhlaknya sesuai dengan kehendakmu.L Berkata sang suami: "Maka ia tinggal bersamaku selama dua puluh tahun, belum pernah aku mengingkari perbuatannya sedikitpun kecuali sekali, itupun karena aku berbuat dhalim padanya.L5 Alangkah bahagia kehidupannya.! Demi Allah, aku tidak tahu apakah kekagumanku tertuju pada istri tersebut dan kecerdasan yang dimilikinya? Ataukah tertuju pada sang ibu dan pendidikan yang diberikan untuk putrinya? Ataukah terhadap sang suami dan hikmah yang dimilikinya? Itu adalah keutamaan Allah yang diberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Wasat ketga: Ketaatan yang nyata kepada suam dan bergau| dengan bak Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: - ' ~ ' ~ = ~ =~ - , ~ = ` ~ ` ~' ~ =~ ' + = "Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.L6 Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: ' -` ` ' = ' ~ + ` - ' ~ + ~ : ~ = ~ - ' ~ _ = _ = - ~' - = ' + = _ = _ = "Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali.L7 Karena itulah Aisyah Ummul Mukminin berkata dalam memberi nasehat kepada para wanita: "Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya.L8 Engkau termasuk sebaik-baik wanita!! Dengan ketaatanmu kepada suamimu dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik wanita, dengan izin Allah. Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wanita bagaimanakah yang terbaik?L Beliau menjawab: _ ' - ~ ' ~ = - - = ' ~ ~ ` - ' = ' + ~- - ` ' + ' ~ ' ~ - - "Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya.L (Isnadnya hasan) Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: ~ ' ' ~ - ' + ~~ = ~' - ' - + ~ - -= ' + = =' = ' + = . =~ ~ -' - =' -' ~ "Bila seorang wanita shalat lima waktu, puasa pada bulan Ramadlan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.L9 Wasat keempat: Berskap qana`ah (merasa cukup) Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Dalam riwayat disebutkan "Wanita yang paling besar barakahnya.L Wahai siapa gerangan wanita itu?! Apakah dia yang menghambur-hamburkan harta menuruti selera syahwatnya dan mengenyangkan keinginannya? Ataukah dia yang biasa mengenakan pakaian termahal walau suaminya harus berhutang kepada teman-temannya untuk membayar harganya?! Sekali-kali tidak. demi Allah, namun (mereka adalah): == -' ~ -' - ~- - ~ "Wanita yang paling besar barakahnya adalah yang paling ringan maharnya.L10 Renungkanlah wahai suadariku muslimah adabnya wanita salaf radliallahu 'anhunna. Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat padanya. Apa wasiatnya? Ia berkata kepada sang suami: "Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa sabar dari api neraka.L Adapun sebagian wanita kita pada hari ini apa yang mereka wasiatkan kepada suaminya jika hendak keluar rumah?! Tak perlu pertanyaan ini dijawab karena aku yakin engkau lebih tahu jawabannya dari pada diriku. Wasat ke|ma: Bak da|am mengatur urusan rumah, sepert menddk anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan. Renungkanlah semoga Allah menjagamu, kisah seorang wanita, istri seorang tukang kayu. Ia bercerita: "Jika suamiku keluar mencari kayu (mengumpulkan kayu dari gunung) aku ikut merasakan kesulitan yang ia temui dalam mencari rezki, dan aku turut merasakan hausnya yang sangat di gunung hingga hampir-hampir tenggorokanku terbakar. Maka aku persiapkan untuknya air yang dingin hingga ia dapat meminumnya jika ia datang. Aku menata dan merapikan barang-barangku (perabot rumah tangga) dan aku persiapkan hidangan makan untuknya. Kemudian aku berdiri menantinya dengan mengenakan pakaianku yang paling bagus. Ketika ia masuk ke dalam rumah, aku menyambutnya sebagaimana pengantin menyambut kekasihnya yang dicintai, dalam keadaan aku pasrahkan diriku padanya. Jika ia ingin beristirahat maka aku membantunya dan jika ia menginginkan diriku aku pun berada di antara kedua tangannya seperti anak perempuan kecil yang dimainkan oleh ayahnya.L Wasat keenam: Bak da|am bergau| dengan ke|uarga suam dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu. Berapa banyak rumah tangga yang masuk padanya pertikaian dan perselisihan disebabkan buruknya sikap istri terhadap ibu suaminya dan tidak adanya perhatian akan haknya. Ingatlah wahai hamba Allah, sesungguhnya yang bergadang dan memelihara pria yang sekarang menjadi suamimu adalah ibu ini, maka jagalah dia atas kesungguhannya dan hargailah apa yang telah dilakukannya. Semoga Allah menjaga dan memeliharamu. Maka adakah balasan bagi kebaikan selain kebaikan? Wasat ketu[uh: Menyerta suam da|am perasaannya dan turut merasakan duka cta dan kesedhannya. Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu maka sertailah dia dalam duka cita dan kesedihannya. Aku ingin mengingatkan engkau dengan seorang wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya dan panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati suami. Bahkan ia terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya. Suatu hari istri yang lain itu (yakni Aisyah radliallahu 'anha) berkata: ' ~ = _ = , ~' - ' ~ = _ = =- ~ = - . - = - ' ~ - ~~ ' - ~ - "Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal ia meninggal sebelum beliau menikahiku, mana kala aku mendengar beliau selalu menyebutnya.L11 Dalam riwayat lain: ' ~ = _ = , ~ = ~ -' ~ - -' _ - -' - = ~ ' ~ = _ = =- ~ = ' ~ ' + - ' -' _ - -' - = ~ ` - ' - ~ "Aku tidak pernah cemburu kepada seorangpun dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak menyebutnya.L12 Suatu kali Aisyah berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah beliau menyebut Khadijah: - - ' -- ~' ~' ` =- ~ = . - - ' ' + - -' -' "Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah?!L Maka beliau berkata kepada Aisyah: 'Khadijah itu begini dan begini.`L13
Dalam riwayat Ahmad pada Musnadnya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "begini dan beginiL (dalam hadits diatas) adalah sabda beliau: - ~ - = - ' -' - ~ - - ~ ~ ' -' - ~' ' + ' ~ - ~ =~ ' -' - -' ' +- ~ ~ ' "Ia beriman kepadaku ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang meng-haramkan (menghalangi) aku dan Allah memberiku rezki berupa anak darinya.L14
Dialah Khadijah yang seorangpun tak akan lupa bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberi dorongan kepada beliau. Dan ia menyerahkan semua yang dimilikinya di bawah pengaturan beliau dalam rangka menyampaikan agama Allah kepada seluruh alam. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama: -' ` =- = - -' ' ~ = - . - = ' . ~= . ' ~ ~ ~' - _ = -' - =' "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.L15 Jadilah engkau wahai saudari muslimah seperi Khadijah, semoga Allah meridhainya dan meridlai kita semua. Wasat kede|apan: Bersyukur (berterma kash) kepada suam atas kebakannya dan tdak me|upakan keutamaanya. Siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada manusia, ia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah. Maka janganlah meniru wanita yang jika suaminya berbuat kebaikan padanya sepanjang masa (tahun), kemudian ia melihat sedikit kesalahan dari suaminya, ia berkata: "Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu.L Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: ' - ~ ~ -' ~ -' ~ - - - ` .- ' ' -' - ' - . ~ -' = ~ .' ` ' - - ~ ' "Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian.L Maka mereka (para wanita) berkata: "Ya Rasulullah kepada demikian?L Beliau menjawab: "Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami.L16 Mengkufuri kebikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak menunaikan haknya. Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat engkau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu dalam hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hakmu. Namun di mana bandingan kesalahan itu dengan lautan keutamaan dan kebaikannya padamu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ` =- - -' _ , ~' ` ~ ' + = - ` - ~ - = "Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya.L17
Wasat kesemb|an: Menympan rahasa suam dan menutup kekurangannya (abnya). Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya (yang paling pribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapa pun maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Sesungguhnya majelis sebagian wanita tidak luput dari membuka dan menyebarkan aib-aib suami atau sebagian rahasianya. Ini merupakan bahaya besar dan dosa yang besar. Karena itulah ketika salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebarkan satu rahasia beliau, datang hukuman keras, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersumpah untuk tidak mendekati isti tersebut selama satu bulan penuh. Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya berkenaan dengan peristiwa tersebut. ~ ~ -' _ =' ' `- ~ = ' ~ - - += -' - = - = - = = , "Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan sebagian yang lain.L (At Tahriim: 3) Suatu ketika Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak mejumpainya. Maka beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: "Dia keluar mencari nafkah untuk kami.L Kemudian Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada Ibrahim: "Kami adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan.L Ibrahim 'Alaihis Salam berkata: "Jika datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah kepadanya agar ia mengganti ambang pintunya.L Maka ketika Ismail datang, istrinya menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata: "Itu ayahku, dan ia memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu.L Maka Ismail menceraikan istrinya. (Riwayat Bukhari) Ibrahim 'Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya dan mengeluhkan suaminya dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya. Oleh karena itu, wahai saudariku muslimah, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar`i seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti (ahli fatwa) atau orang yang engkau harapkan nasehatnya. Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu 'anha di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hindun berkata: "Abu Sufyan adalah pria yang kikir, ia tidak memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?!L Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang ma`ruf.L Cukup bagimu wahai saudariku muslimah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: ~ ~ ' -' ~- = -' - ~ - ~' - -' . = ' -- - _ ~' -- - ` ~- - ' ~ - ~ = ~ =' - "Sesungguhnya termasuk sejelek-jelek kedudukan manusia pada hari kiamat di sisi Allah adalah pria yang bersetubuh dengan istrinya dan istri yang bersetubuh dengan suaminya, kemudian salah seorang dari keduanya menyebarkan rahasia pasanannya.L18 Wasat terakhr: Kecerdasan dan kecerdkan serta berhat-hat dar kesa|ahan-kesa|ahan. - Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang yang demikian itu dengan sabdanya: ` ~' ~ ~' ' + - ' + = - =- - ' +- "Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu ia mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya.L19 Tahukah engkau mengapa hal itu dilarang?! - Termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar istri ketika suaminya baru kembali dari bekerja. Belum lagi si suami duduk dengan enak, ia sudah mengingatkannya tentang kebutuhan rumah, tagihan, tunggakan-tunggakan dan uang jajan anak-anak. Dan biasanya suami tidak menolak pembicaraan seperti ini, akan tetapi seharusnyalah seorang istri memilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya. - Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus ketika keluar rumah. Adapun di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan. Dan masih banyak lagi kesalahan lain yang menjadi batu sandungan (penghalang) bagi suami untuk menikmati kesenangan dengan istrinya. Istri yang cerdas adalah yang menjauhi semua kesalahan itu. Keistimewaan Wanita Menurut Hadis Kiriman email dari teman...Maaf tidak disebutkan sumbernya.. 1. Doa wanita itu lebih makbuldaripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAWakan hal tersebut, jawab baginda , "Ibu lebih penyayang dari pada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia." 2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh. 3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut akan Allah . Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya. 4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku(Rasulullah SAW) di dalam syurga. 5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail. 6. Syurga itu di bawah telapak kakiibu. 7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab,maka baginya adalah syurga. 8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu. 9. Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka. 10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya,maka semua ikan-ikan di laut, burungdi udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan 12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." "Siapa pulaberhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya." 13. Perempuan apabila sembahyang limawaktu, puasa di bulan Ramadhan,memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki. 14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, makaAllah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun). 15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkanb aginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan. 16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWTmencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah. 17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya. 18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan. 19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT. Menjaga harga diri sebagai seorang muslimah, Pertama, tingkatkan hubungan dengan Allah swt dan senantiasa berdoa agar diberikan kekuatan dan bimbingan. Kedua, tingkatkan pemahaman tentang agama, khususnya fiqh wanita. Ketiga, ciptakan lingkungan yang selalu menegakkan prinsip 'amar ma'ruf nahi mungkar. Keempat, rajin meminta nasihat dan doa kepada orang-orang yang terjamin keshalihannya. Kelima, jangan putus beramal shalih. Keenam, jangan pernah putus harapan terhadap rahmat Allah. Insya Allah, harga diri kita selalu terjaga dan dijaga Allah. Menjadi Wanita yang Bahagia Apakah sebenarnya arti kata bahagia ? Setiap hati mempunyai jawaban yang berbeda terhadap arti bahagia .Kebahagiaan seorang wanita . kebahagiaan seorang ibu .memiliki arti yang berjuta, karena kebahagiaan mereka akan menimbulkan kebahagiaan orang-orang yang berada didekatnya dan orang-orang yang dicintainya. Dengan kebahagiaan yang dirasakannya, hidup seorang wanita menjadi lebih berarti di mata suami dan anak-anaknya,di hadapan keluarganya, dan di hati sahabat sertaorang orang disekitanya. Namun sayang .Sebagian dari mereka tidak mampu mengelola danmempertahankan perasaan bahagia. Saat rasa bahagia ini datang, mereka sulit mempertahankannya, terlalu mudah rasa ini datang dan pergi, bahkan mudah sekali mereka terjebak dalam kondisi dan sikap yang dapat menghancurkan rasa bahagia itu sendiri. Yang lebih menyedihkan lagi .apabila kita sebagai seorang wanita atau sebagai seorang ibu tidak mengerti apakah kita harus bahagia dengan kondisi kita atau kapan kita seharusnya merasa bahagia atau kemana kita harus mencari rasa bahagia. Kita tentu merasa bahagia bila anak kita tumbuh dengan sehat dan ceria, kita tentu merasa bahagia bila buahhati kita menunjukkan prestasi akademik terbaiknya,kita tentu merasa bahagia bila hati suami hanyatertambat pada diri kita, kita tentu merasa bahagia bila kita dapat meraih posisi yang tinggi dan terhormat dalam lingkungan kehidupan sosial kita.Namun sebenarnya kapankah kita seharusnya merasa menjadi wanita yang berbahagia yang harus selalu berusaha mempertahankan rasa bahagia itu SAAT KITA MENDAPATKAN RASA BAHAGIA YANG DIRIDHOI OLEH ALLAH SEMATA Yaitu: Saat kita mengakui Allah sebagai tuhan dan pelindung kita Saat kita meniti jalan kebenaran dan memikul risalah yang haq dan jujur Saat kita melakukan jihad dengan kata-kata kita Saat kita memelihara keimanan kita, selalu berusaha untuk mensucikan jiwa kita, dan selalu memperbarui tobat kita Saat kita menjadi ibu yang mendidik anak- anak kita menjadi jiwa-jiwa yang bertaqwa Saat kita menjadi ibu yang menumbuhkan mereka dengan amalan rasulullah dan menanamkan cinta kebajikan kedalam jiwa 2 mereka. Saat - saat itulah sebenarnya kita harus merasa bahagia, dan harus berusaha untuk selalu mempertahankannya. . Janganlah kita menunggu datangnya kebahagiaan untuk dapat tersenyum, namun tersenyumlah agar kita berbahagia.Semoga catatan kecil ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah selalu memudahkan kita untuk meraih kebahagiaan dengan ridho Nya. Amin ya rabbil 'alamin. Hakikat Kecantikan dan Ketampanan oleh Sasa Esa Agustiana Sebutlah namanya Intan, penampilannya oke punya,dengan tinggi 170 cm,langsing, kulit putih bersih. Teman- temanya sering menjulukinya gadis kutilang (kurus, tinggi, dan langsing). Ia termasuk bunga kampus,banyak pria yang memuji kecantikannya.Tak jauh beda, Agus pun kerap mengundang decak kagum wanita, ia bintang basket, aktif di senat dan DKM (Dewan KeluargaMasjid) kampus,dengan tinggi 180 cm, wajah keindo-indoan, padahal ia orang Indonesia asli lho. Tampilan fisik keduanya, secara umum dapat dijuluki cantik/tampan. Penampilan Ira dan Anto, biasa-biasa saja, tinggi sedang-sedang saja,kulit hitam manis. Mereka juga banyak disukai orang.Lalu siapa yang cantik/tampan di antara mereka sesungguhnya? Mengukur kecantikan/ketampanan seseorang menjadi relatif, tergantung siapa yang berkomentar dan dari sudut apa penilaian dilakukan, bisa karena ukuran tinggi badan, bentuk wajah, atau warna kulit seseorang. Sesungguhnya tak mungkin kita akan bersombong ria,dengan menghina orang lain (baik secara lisan atau di dalam hati) eh.kamu tuh jelek,hidungmu dataran rendah, mukamu berjerawat, badanmu semampai (semeterpun tak sampai alias pendek), gemuk, kulit hitam legam, matamu sipit,dll. karena kecantikan dan ketampanan lahiriah ini didapat gratis dariAllah swt. tanpa campur tangan orang yang bersangkutan, diberikan begitu saja, "Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At- Tiin 95: 4).
Walaupun telah diciptakan dalam sebaik-baik bentuk, kecantikan dan ketampanan ini hanyalah titipan, akan berarti bila disertai ketaqwaan. "Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kalian, juga tidak penampilan kalian, tapi melihat hati dan amal perbuatan kalian. Taqwa itu di sini, taqwa itu di sini, taqwa itu di sini,beliau pun menunjuk dadanya." (H.R. Bukhari dan Muslim). Kemuliaan manusia hanya dengan iman dan mengerjakan amal shaleh, sebagaimana diterangkan dalam Q.S.At - Tiin 95: 6. Oleh karenanya, tampilan apa pun yang ikhwan/akhwat miliki tak usah berkecil hati. Betapa adilnya Allah yang mengukur kecantikan/ketampanan kita semata dari isi hati masing-masing. Agar kecantikan/ketampanan yang ada di dalam seseorang terpancar keluar,diperlukan beberapa hal sebagai berikut: Menjaga Lisan Dalam bahasa Indonesia dikenal sebuah pepatah, mulutmu adalah harimau. Maksudnya, apa-apa yang kita ucapkan dapat berdampak langsung mencelakakan si pembicara ke dalam kebinasaan akibat kata-kata yang diucapkannya itu. Menarik atau tidaknya seseorang, dapat terpancar dengan tutur kata yang santun, lemah lembut, menyejukkan, sapaan ramah, walau isi yang disampaikannya itu mungkin menyangkut hal yang sederhana sekali pun,apalagi bila ditambah dengan wawasan keilmuannyamumpuni/berbobot. Ia selalu hadir menempatkan dirinya menjadi pribadi yang tawadhu (rendahhati), apabila tahu ia katakan tahu, apabila tidak ia akan bertanya pada ahlinya. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk dapat menjaga tutur kata, ".Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah bertutur yang baik atau diam." ( DiriwayatkanAsy-Syaikhany dan IbnuMajah).Rasulullah saw. menetapkan dua pilihan: bertutur kata yang mengandung unsur kebaikan atau diam, karena pada dasarnya semua perkataan itu tidak terlepas dari dua nilai, yaitu perkataan berunsur kebaikan dan perkataan berunsur keburukan. Tidak berkata-kata alias diam (tidakberkomentar) karena apabila berkomentar dipandang mengandung unsurkeburukan. Misalkan menahan diri dari mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti hati orang, meledek/menghina, mencaci maki,menghasut/provokasi, mengkritik orang dengan tidak arif, dll. Hadits lain dalam riwayat Bukhari dan Muslim menerangkan, perkataanyang manis adalah salah satu bentuk shadaqah. Bahkan Al Qur`an menerangkan: "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baikdaripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan(perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Pengampun." (Q.S.Al-Baqarah 2: 262). Perilaku yang Baik"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik perilakunya." (H.R. Bukhari). At-Tirmidzi meriwayatkan dari hadits Jabir, sesungguhnya Nabi berkata, "Sesungguhnya orangyang paling aku senangi dan paling dekat kedudukannya denganku kelak pada hari kiamat adalah yang terbaik perilakunya di antara kalian." Juga hadits yang lain, "Sesungguhnya aku(Rasulullah saw.) diutus untuk menyempurnakan perilaku yang benar." (H.R.Ahmad).Firman Allah swt., "Dan sesungguhnya kamu (Rasulullah saw.)benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Q.S. Al Qolam 68: 4). Menurut Aisyah r.a., istri Rasul, perilaku Muhammad saw. adalah cerminan kandungan Al Qur`an. Misalkan kesabaran, jiwa pemaaf,keikhlasan dalam beramal, keberanian membela yang benar/hak,bijaksana, dll. Sangat banyak keterangan yang mengajak kita berperilaku cantik dan tampan dalam hal akhlak/perilaku, dengan cara berupaya mengamalkan firman-Nya. Kalau perilaku ini sudah terlatih (melalui riyadhoh/latihanmembiasakan diri sehingga menjadi kebutuhan), insya Allah menjadi sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa. Dengan sendirinya akan melahirkan perbuatan amal shaleh yang dibiasakan, tanpa harus terpaksa. Misalnya hati akan mudah tergerak untuk memberi tanpa harus lebih dahulu diberi oleh orang lain, kesabaran hatinya melahirkan sikap yang tanpa menyerah menghadapi komentar orang bodoh/jahil terhadapnya lalu mampu memaafkannya, dan bertindak bijaksana/hati-hati mengharuskan ia menimbang dahulu apa saja dengan pertimbangan kemaslahatan untuk dirinya, keluarganya, lingkungan,dan umat. Mampu Mengendalikan Diri Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw.bersabda, "Orangkuat itu bukan karena (kekuatannya) pada saat berkelahi. Tapi,sesungguhnya orang kuat itu adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya pada saat marah." (H.R. Bukhari, Muslim, danAbu Daud). Boleh-boleh saja ikhwan/akhwat marah terhadap seseorang/pada suatu keadaan, asal dalam kemarahan itu ia tetap dapat menjaga lisan dan perbuatan, jangan terlalu memperturutkan hawa nafsu ingin marah tanpa kendali. Misalkan sambil mencaci-maki, memukul, sambil melempar barang, tidak mau memaafkan kesalahan orang yang membuat kita marah/dendam, marah sampai berhari-hari, memutuskan tali silaturahmi,dll. Pada umumnya reaksi orang pada saat marah biasanya raut muka memerah,kedua matanya membelalak, urat leher tegang, hati tersulut emosi, dankata-kata tak terkontrol, sehingga membuat orangdi sekelilingnyatidak nyaman bila berdekatan dengannya.Upayakan penampilan ikhwan/akhwat tetap menarik walau dalam keadaan marah sekalipun. Caranya dengan melatih diri untukmenegur/memarahi orang dengan niat karena Allah, membenci pun karena Allah swt. Kita benci pada perbuatanya bukan pada orangnya, sehingga menjadi ibadah,bukan memperturutkan hawa nafsu syetan. Memiliki Rasa Malu Dari Imran bin Hushain, ia berkata, Nabi saw.bersabda, "Malu itu hanya bisa tercipta dari kebaikan." (H.R. Bukhari,Muslim dan Ahmad).Rasa malu seseorang kepada Allah swt. dapat melahirkan suatu kebaikan. Misalkan ketika bertemu dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya lalu menundukkan pandangan/tidak menatap dengan syahwat,ketika bergaul ia mampu menahan kata-katanya untuk tidak membicarakan hal yang sia- sia,dll. semata-mata karena merasa malu kepada Allahswt. Orang tersebut malu bila menggunakan karunia/nikmat Allah swt. untukkemaksiatan, iasadar selalu diawasi oleh Nya. Menjauhi Prasangka, Memata-Matai, Dengki, dan Saling Memusuhi Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah saw.berkata, "Jauhilah oleh kalian berprasangka, sesungguhnya berprasangka itu sebohong-bohong perkataan. Dan janganlah kalian saling memata-matai,saling menduga-duga (kesalahan orang lain), saling mendengki, saling membenci, dan saling memusuhi. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allahyang bersaudara, sebagaimana telah Ia perintahkan. Orang Muslim itu adalah saudara orang Muslim lainnya, tidak menzaliminya, menghinakannya dan merendahkannya. Cukuplah kejahatanorang Muslim itu ketika ia merendahkan saudaranya sesama Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya diharamkan: Darahnya, hartanya, dankehormatannya."(H.R. Bukhari dan Muslim). Kita dilarang: Mengorek/memata-matai aib/aurat/keburukan/sisi negatiforang untuk diberitahukan kepada yang lain (tajassus)atau untuk dirisendiri (tahassus). Hasad, berharap agar nikmatyang didapat oranglain secepatnya musnah, sama saja apakah harapan itu diikuti dengan usaha memusnahkannya atau tidak.
Tadabur yaitu saling menjauhi,berpaling, atau memusuhi. Haqr, menghina,merendahkan, dan menganggap remeh. Zhann, kecurigaan yang tanpa sebab, tanpadasar, yang tidak ada kesesuaian dengan kenyataan, tanpa melihatbukti-bukti. Walaupun demikian, ada zhann (prasangka) yang diperbolehkan, misalnya terhadap orang yang terang-terangan menunjukkan potensi untuk diragukan, zhann terhadap masalah yang terang-terang akan mencelakakan, zhann bahwa Allah itu Maha Adil, tidak pernah zalim pada hambanya. Memata-matai orang diperbolehkan untuk tujuan menjauhkan dari kerusakan karena pertimbangan kemaslahatan yang lebihbesar. Misalkan,apabila kita mengetahui ada orang yang berniat melakukan kejahatan pembunuhan atau pencurian, kita memata-matai mereka agar dapat menggagalkan rencana tersebut. Berbahagialah ikhwan/akhwat bila kita dapat berpenampilan cantik/tampan luar-dalam, terutama bila hati kitadipenuhi dengansifat-sifat positif seperti di atas.
Wallahu A`lamBishshawab. Doa kita bersama: "Allaahumma kamaa hassanta khalqii fahassinkhuluqii", Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku,maka perindah pulalah akhlakku. (H.R. Ahmad). 1anda-tanda Lemah Iman dan Kat untuk mengatasnya Tanda-tanda Lemah Iman 1. Terus menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah 2. Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur'an 3. Berlambat-lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat 4. Meninggalkan sunnah 5. Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan dan sering gelisah 6. Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dibacakan, seperti ketika Allah mengingatkan tentang hukumanNya dan janji-janjiNya tentang kabar baik. 7. Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah 8. Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari'ah 9. Menginginkan jabatan dan kekayaan 10. Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah 11. Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya. 12. Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya 13. Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram, dan tidak menghindari yang makruh 14. Mengolok-olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid 15. Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin 16. Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam 17. Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap di kuburan 18. Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti 19. Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupn duniawi, seperti merasa resah hanya ketika kehilangan sesuatu materi kebendaan 20. Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri
Hal-hal berikut dapat meningkatkan keimanan kita: O Tilawah Al-Qur'an dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan bahwa Allah sedang berbicara dengan kita. O Menyadari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita yang kita lihat, yang menunjukkan keagunganNya kepada kita. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun. O Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara berwudlu dengan benar. Mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu. O Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majels-majelis seperti itu. O Selalu menambah perbuatan baik. Sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bershadaqah dan juga memudahkan jalan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu. O Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena terhadap kesenangan dunia. O Mengingat fase-fase kehidupan akhirat, fase ketika kita diletakkan dalam kubut, fase ketika kita diadili, fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga, atau neraka. O Berdo'a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil di hadapan Allah. Cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala harus kita tunjukkan dalam aksi. Kita harus berharap semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita, dansenantiasa merasa takut akan melakukan kesalahan. Malam hari sebelum tidur, seyogyanya kita bermuhasabah, memperhitungkan perbuatan kita sepanjanghari itu. O Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan melakukan kebaikan, dan menurun dengan melakukanperbuatan buruk. O Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita, itupun dari Allah. 0oa Penutup Ma[e|s Menghapus 0osa Ma[e|s Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan sehari-hari adalah berwujud ibadah pada Allah SWT. Karena tujuan hidup manusia di muka bumi ini tidak lain hanyalah semata mata untuk beribadah pada Allah SWT saja. Sebagaimana Allah SWT sudah memberi aba-aba dengan jelas pada manusia dalam firmanNya: " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (QS. 51:56) Oleh sebab itu segala aspek kehidupan manusia adalah bersifat ibadah. Sebagian orang ada yang beranggapan bahwa ibadah itu hanyalah ibadah pokok (asas) saja, (seperti yang tertera dalam Rukun Islam maupun Rukun Iman) yang kita lakukan seperti, shalat, berpuasa dibulan Ramadan, bershadaqah, naik haji,dlsbnya. Namun ibadah sunah ataupun yang mubah termasuk juga beribadah pada Allah SWT. Nah untuk diterimanya amalan ibadah kita ada beberapa ketentuan yang kita harus perhatikan agar ibadah tersebut bernilai disisi Allah SWT dan kita mendapat pahala karenanya. Kenapa demikian? Karena kalau melakukan sesuatu tanpa pengetahuan, seperti tidak tahu kenapa harus melakukan shalat, apakah karena hanya ikut-ikutan. Oleh sebab itu amalan yang dikerjakan tanpa pengetahuan sama saja tidak ada artinya, kita hanya membuang-buang waktu saja. Sebagaimana firman Allah dibawah ini:
' -- ' ~ - = = _~ ~' - ' ~' -' . = - ' - = ' -~ ~ "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.L (QS al-Isra, 17:36) Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam melakukan ibadah itu adalah: 1. Niat Sebelum beraktifitas apapun, kaum muslimin dianjurkan untuk meluruskan niat, karena niat akan menentukan hasil dari aktifitas tersebut, apakah ada nilai ibadahnya atau tanpa nilai apa-apa disisi Allah. Dikarenakan niat adalah merupakan hal yang sangat penting pada setiap pekerjaan kita, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya segala amalan itu dengan niat, dan segala sesuatu tidak ada artinya tanpa adanya niat, maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya untuk urusan dunia yang akan didapatkannya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya pada sesuatu yang diniatkan kepadanya" (HR. Bukhori)
Dari hadits diatas para ulama fikih mengharuskan atau menjadikan niat sebagai hal yang harus pada setiap pekerjaan atau ibadah yang kita lakukan sehari-hari, bahkan pada pekerjaan mubah pun bisa bernilai sunnah jika diniatkan untuk mengikuti Rasulullah SAW, akan tetapi niat berbuat jahat tidak akan ditulis sebagai kejahatan sampai niat tersebut dilaksanakan, sementara niat kebaikan akan dicatat satu amalan kebaikan walaupun belum dilakukan walaupun baru berniat saja, demikian indahnya kemurahan Allah SWT yang maha Pemurah. 2. Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan Syari`at Apapun yang kita lukukan haruslah sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan Nabi Muhammad SAW, dan apa yang tidak di syari`atkan berarti bid`ah mardudah ( bid`ah yang ditolak ), hal ini berdasarkan sabda Nabi :
~ . ~ = ` ~ = - - = ' - ~ + ~ .
" Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntutan dari Kami, maka amalan tersebut tertolak.L Allah sudah nyatakan tentang hal ini dengan dengan tegas, bahwa; "Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali selain-Nya. Sedikit sekali yang kalian ambil pelajaran.L (Al-A`raf : 3) Allah SW berfirman: "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlahL ( Al Hasyr : 7)
Demikian juga Rasulullah SAW menekan-kan sikap ini di berbagai hadits, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhory dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra : ' ~ - + - - = - - =' ' ~ ~ ' - ~ = ~'' ~ "Apa yang telah aku larang untuk kalian, maka jauhilah dan apa yang telah aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakan- lah semampu kalian.L Apabila dalam soal peribadatan dan mu`amalah sudah berusaha untuk kembali kepada al-Qur`an dan hadits tetapi tidak ditemukan petunjuk yang eksplisit menjelaskan persoalan tersebut, maka Rasulullah mengizinkan para ulama` untuk berijtihad, yaitu berijtihad sesuai dengan petunjuk al-Qur`an dan Sunnah. Ijtihad adalah berusaha sekuat tenaga untuk memahami al-Qur`an dan sunnah untuk menarik kesimpulan hukum tertentu. Tetapi jika kemudian terjadi perbedaan ijtihad dikalangan para 'Ulama, kaum muslimin diperintahkan untuk kembali kepada prinsip diatas. Allah SWT menjelaskan : "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.L (An Nisaa` : 56) Prinsip ini adalah jaminan keselamatan dari berbagai bentuk kesesatan selama seorang muslim masih memeganginya, hal ini diberitakan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya :
- - ~ ' - ~ ' ~ ~ ~ ' ~ + -' ' - ~
Aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat sepening-galku selama-lamanya selama kalian tetap berpegang teguh dengan keduanya Kitabullah dan SunnahkuL Juga dalam haditsnya dari Abu Najih Al 'Irbadh bin Sariyah ra :
"Karena sesungguhnya siapa diantara kalian yang masih hidup. Maka dia akan melihat peselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian memegang teguh Sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin yang diberi petun-juk. Gigit! Sunnahku dengan gigi geraham kalian. " (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) Bahkan seorang itu dinyatakan tidak beriman hingga dia memiliki prinsip ini dan tunduk patuh terhadap ketentuan hukumnya (Rasulullah saw). Allah SWT mengancam setiap orang yang menentang prinsip ini setelah dia mendapatkan penjelasan : "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu`min, Kami palingkan dia kemana dia berpaling dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.L (An Nisa` : 115 ) 3. Aktifitas yang dilakukan itu dibolehkan oleh syari`at Islam menuntut setiap manusia bekerja, berusaha mencari rezeki untuk dirinya, keluarganya dan juga untuk kedua orang tuanya yang tidak mampu lagi untuk bekerja. Di samping itu Islam juga menyatakan bahwa sesuatu kerja, usaha, ataupun bisnis yang halal itu adalah merupakan tugas yang diamanahkan oleh Allah kepada seseorang manusia.
Maka menurut Islam setiap kerja yang diredhai oleh Allah dan disertai dengan niat adalah ibadat. Oleh sebab itu setiap insan hendaklah menyadari dan menghayati bahwa setiap kegiatannya menjalankan kerja yang halal adalah wajib baginya dan kegiatannya itu sekiranya dimulai dengan niat, hendaklah dianggap sebagai ibadat. Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Barangsiapa bekerja untuk anak isterinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah." (Riwayat Al- Bukhari) Selain dari itu Rasulullah S.A.W. juga bersabda: "Mencari kerja yang halal itu adalah fardhu selepas fardhu". (Riwayat Al- Baihaqi) 4. Membawa manfaat Perbuatan yang akan kita lakukan itu haruslah menghasilkan (natijah) sesuatu yang bermanfaat, baik bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun bermanfaat untuk orang banyak lainnya. Jangan sampai aktifitas yang dilakukan memberikan mudharat. Contohnya kita mau bersedekah padaseseorang sebagai wujud tanda syukur kita atas rezki yang telah diberikanNya pada kita. Oleh sebab itu aktifitas sedekah kita itu akan dinilai ibadah oleh Allah karena hasilnya memberikan kelapangan hidup pada orang yang sedang membutuhkan. Bahkan aktifitas sedekah ini akan membawa umatnya kepada rasa syukur pada Allah, Semakin kita bersyukur pada Allah, Allah akan menambah nikmat reazki pada kita sepanjang aktifitas sedekah kita itu dilandasi dengan niat yang ikhlas. 5. Tidak meninggalkan / melalaikan ibadah pokok (asas). Aktifitas apa saja yang dilakukan jangan sampai melalaikan kewajiban pokok kita untuk melakukannya. Kewajiban pokok itu adalah sebagiamana yang tertera dalam Rukun Islam dan Rukun Iman. Dalam rukun Islam, contohnya shalat. Disaat kita melakukan aktifitas berdagang misalnya, lantaran kesibukan menyebabkan shalat tertinggal. Makah aktifitas tersebut tidak akan membawa berkah maupun manfaat buat dirinya. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: "Shalat itu adalah tiang agama. Barang siapa telah mendirikannya maka dia telah mendirikan agama. Dan barang siapa yang meninggalkannya maka dia telah meruntuhkan agama." Betapa banyak orang yang mementingkan makanan halal untuk keluarganya, sementara kewajiban yang lain jarang dikerjakan bahkan ditinggalkan samasekali, shalat sudah diganti dengan nilai2 budaya yang menyebabkan manusia menjadi lupa akan kewajiban utamanya. Oleh sebab itu ibadah2 sunnah akan menjadi tidak bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain kalau ibadah wajib seperti shalat sudah tidak dijalankan.
Salah satu ciri utama orang bertaqwa ialah semangatnya untuk memohon ampun kepada Allah. Ia sangat menyadari jika dirinya sebagaimana manusia lainnya tidak luput dari dosa dan kesalahan. Maka Muttaqin senantiasa mencari jalan untuk selalu diampuni segenap dosanya oleh Allah. Bila ia tahu ada suatu amal- perbuatan yang dapat menghapus dosanya maka dengan segera ia akan kerjakan bila ia sanggup. "Dan (Muttaqin juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.L (QS Ali Imran ayat 135) Bila manusia sedang berkumpul biasanya mereka tidak lepas dari pembicaraan satu sama lain. Setiap kali manusia berkumpul lalu terlibat dalam suatu pembicaraan maka itu merupakan sebuah majelis. Setiap kali orang berkumpul banyak sekali hal yang bisa mereka bicarakan. Pembicaraan bisa berkisar dari hal-hal bermanfaat hingga hal-hal yang tidak bermanfaat. Islam sebagai ajaran yang bersumber dari Allah Yang Maha Tahu dan Maha Mendengar sangat memperhatikan masalah majelis. Islam tidak membenarkan sekumpulan orang terlibat dalam pembicaraan yang sia-sia apalagi mengandung dusta dan kebatilan. Sehingga Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam mengkaitkan masalah kualitas pembicaraan seseorang dengan keimanan kepada Allah dan Hari Akhir. Bersabda Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam: "Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam.L (HR Bukhari-Muslim) Dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu `alaih wa sallam memberi nasihat sorang sahabat mengenai pentingnya menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia apalagi munkar. Dari Sufyan Abdullah Ats-Tsaqafy radhiyallahu `anhu ia berkata: LAku berkata: "Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang harus aku pelihara.L Beliau menjawab: "Katakanlah: 'Rabbku Allah kemudian beristiqamahlah`.L Aku kembali bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang engkau paling khawatirkan terhadap diriku?L Beliau lalu memegang lidahnya sendiri dan bersabda: "Ini (lisan)L. (HR Tirmidzi 2334) Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu `alaih wa sallam mengajarkan ummatnya agar senantiasa mengakhiri setiap majelis -apapun bentuk majelisnya- dengan membaca do`a kaffaratul-majelis atau do`a penutup majelis. Sebab dengan demikian maka dosa-dosa pembicaraan yang dilakukan -sengaja maupun tidak- di dalam majelis tersebut akan dihapus oleh Allah melalui do`a tersebut. Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu `anhu ia berkata: "Jika Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika "Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: "Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?L Beliau menjawab: "Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.L (HR Abu Dawud 4217) Keutamaan 5|aturahm Kata silaturahmi sering kita dengar dan ucapkan, tetapi sejauh mana kita melakukannya, apa urgensi dan dampak positifnya, dan bagaimana perhatian Islam mengenai silaturahmi, perlu kita pahami lebih lanjut. Kata silaturahmi terdiri dari dua kosa kata : 1. Silah : hubungan/menghubung kan 2. Arrahim : kasih sayang/lembut
Bila ada suatu kaum selalu bersilaturahmi, menunjukkan bahwa kaum tersebut selalu berkasih sayang. Kita dikatakan telah bersilaturahmi adalah bila kita telah menyambungkan kasih sayang dalam kebaikan, bukan dalam kemaksiatan. Bila dilihat dari segi bahasa, silaturahmi dapat dijelaskan sebagai berikut: Berdasarkan kata rahim, yang berarti peranakan, silaturahmi berarti menyambung tali kasih sayang kepada keluarga yang masih memiliki hubungan darah, yang harus sangat kita jaga. Sangat disayangkan bila seseorang memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman dibandingkan dengan hubungan dengan keluarga. Bangsa Arab dapat kita lihat sebagai bangsa yang sangat menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga. Mereka terbiasa menyebutkan nama bapak-bapak mereka. Sehingga mereka masih dapat mengetahui runutan generasi keatas, bahkan bisa mencapai 21 generasi keatas, seperti pada keluarga Rasulullah SAW Kita diperintahkan untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga kita, jangan sampai kita melupakan orang tua, keluarga dan karabat kita. Bila berdasarkan penjelasan ulama ada beberapa perbedaan. Menurut Imam Al Nawawi , silaturahmi dapat dijelaskan dengan dua katagori: 1. Menjalin hubungan silaturahmi dengan saudara sedarah yang masih dekat dengan kita, hubungan mahram atau muhrim (hubungan keluarga yang tidak dapat dilangsungkan pernikahan, dijelaskan dalam surat Annisa ayat 23). 2. Menjalin hubungan silaturahmi dengan kerabat, semakin dekat hubungannya, hubungan silaturahmi harus semakin ditingkatkan. Bersilaturahmi dapat dilakukan dengan hal-hal yang memungkinkan, misalnya dengan : - Bicara dengan lemah lembut - Ucapkan Salam - Bila bertemu, berikan senyum - Apabila sakit, kita kunjungi - Apabila perlu bantuan, kita bantu dengan harta, kedudukan dll. Selain bersungguh-sungguh dalam melakukan silaturahmi, kita juga harus bersunggung- sungguh dalam menjauhi hal-hal yang merusak silaturahmi. Ada beberapa orang yang sangat kuat menyambung silaturahmi, sehingga walaupun ia dimusuhi ia akan tetap berusaha menyambung silaturahmi. Keutamaan silaturahmi dalam Islam 1. Silaturahmi adalah perintah Allah SWT Seperti firman Allah SWT : "dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang burukL. Al-Rad (13) - 21 Pada kalimat pertama dalam ayat diatas, perintah menghubungkan dari Allah SWT adalah perintah untuk menyambungkan silaturahmi. Pada kalimat kedua, sesungguhnya kita harus takut kepada Rabb kita dalam keadaan diam atau bergerak, takut akan hisab-Nya diakhirat. Firman Allah SWT yang lain tentang silaturahmi : "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan] nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah] hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamuL Annisa (4) - 1 Dalam suatu hadist dikatakan, "Bukanlah seseorang dikatakan bersilaturahmi bila disana ada kebaikan.L Maksudnya adalah, bila ada seorang sahabat kita memberikan kebaikan kepada kita, dan kita balas dengan kebaikan; ada salah seorang saudara kita memberikan salam, kemudian kita jawab salamnya; ada saudara kita berbuat baik, kemudian kita juga berbuat baik; maka kita belum digolongkan dalam orang-orang yang menyambung silaturahmi, kita hanya membalas silaturahmi. Menyambung silaturahmi adalah, bila kita berusaha untuk berbuat baik kepada saudara/teman yang hubungan silaturahminya terputus, kepada saudara/teman yang bila kita kunjungi tidak menyambut dengan menyenangkan, bila kita sapa tidak membalas, saudara/teman yang berhati keras. Pada kondisi seperti ini, bila kita dengan iklas berbuat baik dan menyambung silaturahmi dengan saudara/teman kita ini, baru kemudian kita dapat digolongkan dalam golongan orang-orang yang menyambung silaturahmi. Bersilaturahmi bukan hanya menunggu kebaikan dari orang lain, tetapi karena melaksanakan perintah Allah SWT. Mereka baik atau tidak, mau menerima kita atau tidak, yang penting adalah kita berusaha. Perintah silaturahmi telah disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW, sesuai dengan firman Allah SWT : "Dan ingatlah], ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu]: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpalingL. Al-Baqarah (2) - 83. Dikisahkan, terjadi suatu percakapan di masa Rasulullah SAW masih menyiarkan Islam di kota Mekkah. Kala itu Rasulullah SAW masih menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Seseorang bertanya kepada Rasul : "Siapakah engkau?L. Jawab Rasul : " Saya NabiL. Orang tersebut kembali bertanya : "Nabi apa?L. Jawab Rasul: " Nabi yang diutus Allah SWTL Orang tersebut bertanya lagi: " apa yang diperintahkan kepada engkau?L. Rasul menjawab: "Saya diperintahkan untuk mengajak manusia menyembah Allah SWT, menghancurkan berhala dan menyambungkan silaturahmiL 2. Adanya larangan bagi orang-orang yang memutuskan tali silaturahmi Sesuai perintah Allah SWT : "Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila`nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan merekaL Muhammad (47)-22&23. Dijaman jahiliyah, manusia suka berkelahi dan suka memutuskan silaturahmi, mereka tidak peduli dengan saudaranya. Jangan sampai kita menyontoh dan kembali pada jaman jahiliyah. 3. Mendapatkan rahmat dan kebaikan Kita sebagai makhluk Allah SWT kita mempunyai tugas untuk menyambung silaturahmi sesuai fitrah penciptaan manusia. 4. Mendapatkan pahala yang besar dan syurga Allah SWT Didalam sebuah hadist diceritakan bahwa, Rasulullah SAW pernah berkata bahwa diantara hamba-hamba Allah SWT kelak akan ada yang mendapat tempat istimewa disurga. Mereka bukan para Nabi dan mereka bukan para syuhada. Bahkan para nabi dan syuhada tertarik dengan kedudukan sekelompok orang ini disisi Allah SWT. Para sahabat bertanya: " Ya Rasulullah, siapakah mereka yang mendapatkan tempat istimewa itu?L Rasulullah SAW tidak menjawab nama kelompok mereka, tetapi menjelaskan ciri-cirinya, yaitu:L mereka adalah orang-orang yang ketika hidupnya saling mencintai dan menyanyangi atas dasar keimanan, ketaqwaan, dan keislaman, bukan karena harta dan kedudukanL 5. Diampuni dosa Allah SWT berfirman : "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak] akan memberi bantuan] kepada kaum kerabat nya], orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha PenyayangL. Annur (14) - 32 Kalau kita lihat dalam Ashabul nuzul-nya, ayat ini turun berkaitan dengan kisah Abu Bakar AS dan keponakannya, Mitzah, yang biaya hidupnya saat itu masih ditanggung oleh Abu Bakar AS. Berkaitan juga dengan kisah Aisyah RA, yang sempat mendapatkan fitnah ketika tertinggal dari rombongan Rasulullah SAW, dan pulang kembali kerumah bersama rombongan sahabat Rasulullah SAW, Soyfan. Ketika saat itu Aisyah RA mendapatkan fitnah, Mitzah termasuk dalam kelompok orang-orang yang menggembar gemborkan berita tersebut. Abu Bakar AS, sebagai orang tua Aisyah RA, saat itu merasa marah, terutama setelah turun ayat Allah SWT yang membuktikan bahwa Aisyah RA tidak melakukan tindakan yang difitnahkan. Saat itu itu Abu Bakar AS bersumpah tidak akan memberikan nafkah lagi kepada Mitzah. Dari peristiwa itulah ayat diatas turun. Sesuai ayat diatas, Abu Bakar AS mengharapkan ampunan dari Allah SWT, dan Abu Bakar pun memutuskan untuk memaafkan Mitzah, dan melanjutkan berbuat baik dan menafkahi Mitzah. Dari cerita ini, kita dipahamkan bahwa bila kita menyambung silaturahmi, insya Allah, Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita. 6.Dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya Dalam sebuat hadist dikatakan: "barang siapa ingin dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahmiL Makna dilapangkan umurnya, memiliki beberapa makna dari para ulama : a. Memiliki umur yang berkah, walaupun umurnya tidak panjang tapi berkah, hidupnya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, berbuat baik. Diisi dengan hal-hal yang menyibukkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. b. Memang Allah SWT menambahkan umur. Misalnya seseorang awalnya ditakdirkan berumur 60 th, tetapi karena seseorang tersebut rajin bersilaturahmi, maka Allah SWT menambahkan lagi umurnya. Semua tertulis dan ditetapkan di Lauh Mahfudz c.Bila seseorang yang suka menyambung silaturahmi meninggal, maka ia akan terus dikenang, seolah-olah tetap hidup, seperti sahabat-sahabat Rasulullah SAW dan orang-orang sholeh yang namanya masih sering kita sebut, walaupun mereka sudah meninggal lebih dari seribu tahun yang lalu. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat berbuat kebaikan dan menyambung silaturahmi dengan saudara dan kerabat kita, dan semoga Allah SWT memberikan kita semua sebuah tempat KIA1 MEh0I0IK AhAK Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya. Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan. 2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian. 3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja. 4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya. 5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita. 6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal- hal ini. 7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka. 8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku- buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak. 9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa. 10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair- syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah. 11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia- kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik. 12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan. 13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.
15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak. 16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik. 17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu. 18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri. 19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya. 20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking. 21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat. 22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap. 23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. 24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan. 26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang- orang yang suka melakukan hal itu. 27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut. 28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain. 29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah- perintah. 30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka). 31. Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Mempersiapkan Anak Yang Menyejukkan Pandangan Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA
"Dan orang-orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwaL. (QS. Al- Furqan: 75) Imam Ibnu Katsir memahami qurratu a`yundalam ayat ini sebagai anak keturunan yang taat dan patuh mengabdi kepada Allah. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa keluarga yang dikategorikan qurratu a`yun adalah mereka yang menyenangkan pandangan mata di dunia dan di akhirat karena mereka menjalankan ketaatan kepada Allah, dan memang kata Hasan Al-Bashri tidak ada yang lebih menyejukkan mata selain dari keberadaan anak keturunan yang taat kepada Allah swt. Secara bahasa, anak dalam bahasa Arab lebih tepat disebut dengan istilah At-ThiflPengarang Al-Mu`jam al-Wasith mengartikan kata At-Thifl sebagai anak kecil hingga usia baligh. Kata ini dapat dipergunakan untuk menyebut hewan atau manusia yang masih kecil dan setiap bagian kecil dari suatu benda, baik itu tunggal. Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan anak sebagai keturunan kedua. Disamping itu anak juga berarti manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa seiring dengan pertambahan usia. Dalam kontek ini, maka anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa (orang tua dan para pendidik). Berdasarkan pembacaan terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebut kata Ath-Thifl yang berarti anak yang masih kecil sebelum usia baligh, maka terdapat empat ayat yang menyebut kata ini secara tekstual. Dua ayat berbicara tentang proses kejadian manusia yang berawal dari air mani, yaitu surah Al-Hajj: 5 dan surah Ghafir: 67. Sedangkan kedua ayat lainnya yang menyebut kata At-Thifl terdapat dalam surah An-Nur : 31 dan 59 yang menjelaskan tentang adab seorang anak di dalam rumah terhadap kedua orang tuanya. Yang paling mendasar dalam pembahasan seputar anak tentu tentang kedudukan anak dalam perspektif Al-Qur`an agar dapat dijadikan acuan oleh orang tua dan para pendidik untuk menghantarkan mereka menuju kebaikan dan memelihara serta meningkatkan potensi mereka. Al-Qur`an menggariskan bahwa anak merupakan karunia sekaligus amanah Allah swt, sumber kebahagiaan keluarga dan penerus garis keturunan orang tuanya. Keberadaan anak dapat menjadi: 1) Penguat iman bagi orang tuanya QS: 37: 102] seperti yang tergambar dalam kisah Ibrahim ketika merasa kesulitan melakukan titah Allah untuk menyembelih Ismail, justru Ismail membantu agar ayahnya mematuhi perintah Allah swt untuk menyembelihnya, 2) Anak bisa menjadi do`a untuk kedua orang tuanya. QS: 17: 24], 3) Anak juga dapat menjadi penyejuk hati (Qurratu A`ayun), QS: 26: 74], 4) menjadi pendorong untuk perbuatan yang baik QS: 19: 44]. Akan tetapi, pada masa yang sama, anak juga dapat menjadi 5) fitnah, QS: 8; 28] 6), bahkan anak dapat menjelma menjadi musuh bagi orang tuanya. QS: 65: 14] Maka dari itu, para ulama sepakat akan pentingnya masa kanak-kanak dalam periode kehidupan manusia. Beberapa tahun pertama pada masa kanak-kanak merupakan kesempatan yang paling tepat untuk membentuk kepribadian dan mengarahkan berbagai kecenderungan ke arah yang positif. Karena pada periode tersebut kepribadian anak mulai terbentuk dan kecenderungan-kecenderunganya semakin tampak. Menurut Syekh Fuhaim Musthafa dalam karyanya Manhaj al-Thifl al-Muslim: Dalilul Mu`allimin wal Aba` Ilat-Tarbiyati Abna masa kanak- kanak ini juga merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk membentuk pengendalian agama, sehingga sang anak dapat mengetahui, mana yang diharamkan oleh agama dan mana yang diperbolehkan. Dalam hal ini, keluarga merupakan tempat pertama dan alami untuk memelihara dan menjaga hak-hak anak. Anak- anak yang sedang tumbuh dan berkembang secara fisik, akal dan jiwanya, perlu mendapatkan bimbingan yang memadai. Di bawah bimbingan dan motifasi keluarga yang continue akan melahirkan anak-anak yang dikategorikan 'qurratu a`yun`. Untuk mewujudkan semua itu, maka sejak awal Islam telah menyoroti berbagai hal di antaranya penegasan bahwa awal pendidikan seorang anak dimulai sejak sebelum kelahirannya, yaitu sejak kedua orang tuanya memilih pasangan hidupnya. Karena pada dasarnya anak akan tumbuh dan berkembang banyak tergantung dan terwarnai oleh karakter yang dimiliki dan ditularkan oleh kedua orang tuanya. Di antara tujuan disyariatkan pernikahan adalah terselamatkannya keturunan dan terciptanya sebuah keluarga yang hidup secara harmonis yang dapat menumbuhkan nilai-nailai luhur dan bermartabat. Dalam konteks ini, Al-Ghazali yang kemudian dikuatkan prinsip-prinsipnya oleh Ibn Qayyim al-Jauzyyah menegaskan bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangatlah penting, oleh kerena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan baik, dengan pembiasaan dan contoh-contoh teladan, memberikan permainan yang wajar dan mendidik, jangan sampai memberikan permainan yang mematikan hati, merusak kecerdasan, menghindarkannya dari pergaulan yang buruk. Pengaruh yang positif diharapkan akan menjadi kerangkan dasar bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Membangun kerangka dasar pada anak usia dini dapat diibaratkan membangun sebuah bangunan bertingkat. Bangunan seperti itu tentu saja akan dimulai dengan membuat kerangka pondasi yang sangat kokoh yang mampu menopang bagian bangunan yang ada di atasnya. Demikian pula anak-anak yang memiliki pondasi yang kuat dan kokoh ketika usia dini maka akan menjadi dasar dan penopang bagi perkembangan anak memasuki pendidikan selanjutnya, termasuk mempersiapkan hidupnya di tengah masyarakat. Menurut pandangan Syekh Mansur Ali Rajab dalam karyanya Ta`ammulat fi falsafah al-Akhlaqterdapat paling tidak lima aspek yang dapat diturunkan dari seseorang kepada anaknya, yaitu: 1). Jasmaniyah, seperti warna kulit, bentuk tubuh, sifat rambut dan sebagainya. 2). Intelektualnya, seperti, kecerdasan dan atau kebodohan. 3) tingkah laku, seperti tingkah laku terpuji, tercela, lemah lembuat, keras kepala, taat, durhaka. 4) alamiyah, yaitu pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran tanpa pengaruh dari faktor eksternal. 5) sosiologis, yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Ibn Qayyim Al-Jauzyyah dalam salah satu karyanya yang monumental tentang pendidikan anak `Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud` menegaskan bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, suci dan selamat dari penyimpangan dan menolak hal-hal buruk yang membahayakan dirinya. Namun lingkungan yang rusak dan pergaulan yang tidak baik akan menodai kefitrahan anak dan dapat mengakibatkan berbagai penyimpangan dan pada gilirannya akan menghambat perkembangan akal fikirannya. Sehingga tujuan akhir dari dari pendidikan anak prasekolah adalah memberikan landasan iman dan mental yang kokoh dan kuat pada anak, sehingga akan hidup bahagia bukan saja di saat ia dewasa dalam kehidupannya di dunia, tetapi juga bahagia di akherat, bahkan diharapkan dapat mengikut sertakan kebahagiaan itu untuk kedua orang tua, guru dan mereka yang mendidiknya. Sehingga pendidikan anak usia dini pada hakekatnya juga merupakan intervensi dini dengan memberikan rangsangan edukasi sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi tersembunyi (hidden potency) serta mengembangkan potensi tampak (actual potency) yang terdapat pada diri anak. Upaya mengenal dan memahami barbagai ragam potensi anak usia dini merupakan persyaratan mutlak untuk dapat memberikan rangsangan edukasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan potensi tertentu dalam diri anak. Upaya ini dapat dilalukan dengan memahami berbagai dimensi perkembangan anak seperti bahasa, intelektual, emosi, social, motorik konsep diri, minat dan bakat. Tujuan lain dari pemberian program simulasi edukasi adalah melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak. Gangguan ini dapat muncul dari dua faktor, yakni faktor internal yang terdapat dalam diri anak dan dan faktor ekternal yang berwujud lingkungan di sekitar anak, baik yang berwujud lingkungan fisik seperti tempat tinggal, makanan dan alat- alat permainan ataupun lingkungan sosial seperti jumlah anak, peran ayah/ ibu, peran nenek/ kakek, peran pembantu, serta nilai dan norma sosial yang berlaku. Ayat di atas yang menjadi doa sehari-hari setiap orang tua yang mendambakan hadirnya keturunan yang qurratu a`yun, hendaknya dijadikan acuan dalam pembinaan anak, sehingga tidak lengah sesaatpun dalam upaya melakukan pengawasan, pendidikan dan pembinaan anak-anak mereka. Itulah diantara ciri Ibadurrahman yang disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya yang memilki kepedulian besar terhadap nasib anak-anak mereka di masa yang akan datang. Semoga akan senantiasa lahir dari rahim bangsa ini generasi yang qurratu a`yun, bukan hanya untuk kedua orang tuanya, tetapi juga masyarakatnya dan bangsanya. Amin. Sumber: Dakwatuna.com Akh|aq & Aqdah Istr Idaman MediaMuslim.Info - Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang berjudul "Istr Idaman Karr Wanta Mu|a". Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan sedikit mengenai akhlaq bagi seorang Istri dari kalangan kaum muslimin yang mencari kemulian sejati. Semoga kaum muslimah yang membaca artikel ini tersentuh nuraninya dan memperoleh jalan hidayah mana kala selama ini telah terjatuh dalam jurang kenistaan dan jebakan-jebakan musuh Islam. Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya aqidah islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya suatu amal tergantung kepada benar dan tidaknya aqidah seseorang. Isteri idaman adalah sosok yang selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar`i baik yang berhubungan dengan aqidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana semangatnya para shahabiyah dalam menuntut ilmu agama Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah di atas cahaya ilmu. Sebagaimana riwayat dibawah ini: Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para wanita berkata kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami, Nabi pun menjanjikan satu hari dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada mereka. Salah satu ucapan beliau kepada mereka adalah: "Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya, kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang wanita bertanya: "Bagaimana kalau hanya dua? Beliau menjawab: "Juga dua. (HR. Al-Bukhari No 1010) Seorang isteri yang aqidahnya benar akan tercermin dalam tingkah lakunya misalnya: O 4 Dia hanya bersahabat dengan wanita yang baik. 4 Selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Rabbnya. 4 Bisa menjadi contoh bagi wanita lainnya.
Akh|ak Ister Idaman. O Berusaha berpegang teguh kepada akhlak-akhlak Islami yaitu: Ceria, pemalu, sabar, lembut tutur katanya dan selalu jujur. O Tidak banyak bicara, tidak suka merusak wanita lain, tidak suka ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba). O Selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan isteri suaminya yang lain (madunya) jika suaminya mempunyai isteri lebih dari satu. O Tidak menceritakan rahasia rumah tangga, diantaranya adalah hubungan suami isteri ataupun percekcokan dalam rumah tangga. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukan-nya disisi Allah pada hari kiamat yaitu laki-laki yang mencumbui isterinya dan isteri mencumbui suaminya kemudian ia sebar luaskan rahasianya. (HR. Muslim 4/157) Ister daman d rumah suamnya O Membantu suaminya dalam kebaikan. Merupakan kebaikan bagi seorang isteri bila mampu mendorong suaminya untuk berbuat baik, misalnya mendo-rong suaminya agar selalu ihsan dan berbakti kepada kedua orang tuanya, sebagaimana firman Allah Taala, yang artinya: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah. (Al Ahqaf 15) O Membantunya dalam menjalin hubungan baik dengan saudara-saudaranya. O Membantunya dalam ketaatan. O Berdedikasi (semangat hidup) yang tinggi. O Ekonomis dan pandai mengatur rumah tangga. O Bagus didalam mendidik anak. O Penampilan: Di dalam rumah, seorang isteri yang shalehah harus selalu memperhatikan penampilannya di rumah suaminya lebih-lebih jika suaminya berada di sisinya maka Islam sangat menganjurkan untuk berhias dengan hal-hal yang mubah sehingga menyenangkan hati suaminya. Jika keluar rumah, seorang isteri yang sholehah harus memperhati-kan hal-hal berikut: Harus minta izin suami, Harus menutup aurat dan tidak menampakkan perhiasannya, Tidak memakai wangi-wangian, Tidak banyak keluar kecuali untuk tujuan syar`i atau keperluan yang sangat mendesak. Ke|uarga Mus|m Bersama 1etangga MediaMuslim.Info - Sebagian keruwetan dalam bahterah rumah tangga terkadang akan muncul akibat ulah tetangga. Namun kita harus bijaksana, agar suasana yang seharusnya diredam dan bukan semakin semarak yang akan berakibat tidak baik bagi kehidupan kita bersama. Mungkin ada diantara kita betanya-tanya, bagaimana hal itu bisa terjadi? Banyak dalil-dalil syari`at yang menjelaskan keharusan memenuhi hak tetangga dan berbuat baik terhadapnya. Memiliki kekhususan yang tidak terdapat pada kebanyakan keluarga, atau kerabat suami istri. Diantaranya adalah, tempatnya yang berdekatan. Akibat tempat yang berdekatan itu akhirnya terjadi interaksi di antara mereka. Tetangga yang melihat keadaan keseharian akan lebih akrab dalam pergaulannya. Tidak diragukan lagi bahwa tetangga mempunyai banyak kebaikan, diantaranya: memberi makan, meminjamkan peralatan rumah tangga, membantu kaum ibu, menjenguknya dikala sakit serta turut mengawasi keadaan rumahnya sehingga ada perasaan aman. Dan beberapa kebaikan lainnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Asma` binti Abi Bakar Radhiyallahu 'anha, Aku tidak pandai membuat roti, maka tetanggaku dari kalangan Ansharlah yang telah membuatkan, mereka adalah wanita-wanita yang jujur. Ibnu Hajar berkata, Kejujuran yang disandarkan padanya adalah menunjukkan bahwa mereka memang wanita- wanita yang baik dalam mempergauli tetangga serta menetapi janji-janjinya.(Riwayat Al-Bukhari, Fathul Bari: 9/230) Akan tetapi akibat hubungan dengan tetangga yang akrab itu tidak berarti tanpa resiko, resiko tetap ada, yaitu tetangga menjadi tahu masalah-masalah yang tadinya merupakan rahasia keluarganya, tanpa boleh diketahui orang lain. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa sebab: 1. Mereka mendengar sendiri keluhan problem yang diucapkan. 2. Karena istri atau suami sengaja mengadukan masalah pada tetangga untuk diajak bermusyawarah. 3. Bisa jadi suami atau istri merasa lebih tenang mengadukan masalah rumah tangganya pada tetangga agar permasalahannya tidak bocor pada keluarga. Mengingat peranan strategis seorang tetangga, maka seharusnya memperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Menyembunyikan aib yang ada dan jangan menebarkannya. 2. Berusaha meng-islah antara suami istri yang sedang bertikai. Adapun cara meng-islah-nya yaitu dengan mendengar penuturan dari kedua belah pihak, manakala kedua belah pihak sudah didengar penuturannya hal itu memungkinkan untuk dicari titik temu antara suami istri yang sedang bertikai. Bolehnya mengadukan persoalan pribadi kepada tetangga karena tetangga tersebut dipandang memiliki pemikiran yang baik. Namun kebanyakan tetangga tidak demikian adanya. 3. Tetangga tidak boleh menghasut suami atau istri. Terkadang tetangga sempat menangkap percekcokan yang terjadi dalam sebuah keluarga, sebagai misal, pertikaian suami istri di malam hari yang berujung pengusiran istri dari rumah dan penutupan pintu keras-keras. jika sudah demikian, istri hanya bisa menumpang tidur di rumah tetangga. Untuk pulang dan tidur di rumah keluarga rasa-rasanya tidak mungkin sebab hal itu justru memperuncing pertikaian. Ada bentuk kesulitan lain tatkala seseorang berhubungan denga tetangga secara berlebihan, yaitu ketika istri kelewat batas bergaul dengan tetangga sehingga melanggar norma-norma yang ada. Misalnya; istri berlama-lama di rumah tetangga atau bahkan anak-anaknya pun ikut nginap tidur di rumah tetangga. Ini jelas menjadikan marahnya suami dan membuatnya tidak kerasan tinggal di rumah sendiri. Mungkin juga di kalangan istri ada yang ikut bepergian tatkala tetangganya bepergian dan di rumah tatkala ada di rumah. Ini semua berawal karena akrabnya hubungan dengan tetangga yang menjadikan istri enggan untuk berpisah atau sekedar mengurangi kebiasaaan yang pada dasarnya kurang baik ini. Terkadang akibat dekatnya hubungan dengan tetangga ini menyebabkan terjadinya peelanggaran syari`at. Pelanggaran itu bisa berupa sikap yang berlebihan terhadap tetangga atau pelecehan terhadap hak-haknya. Berkenaan dengan ini, manusia dapat digolongkan menjadi tiga: 1. Golongan yang menjauhi tetangga, berburuk sangka padanya dan menimbulkan masalah baginya. 2. Golongan yang berlebihan dalam memperlakukan tetangga hingga mengalahkan kerabat dekatnya. 3. Golongan pertengahan, yaitu mereka yang memenuhi hak tetangga, menjaganya dan menghormatinya. Semoga Alloh Subhanahu wa Taala senantiasa mengokohkan kita diatas Al Kitab dan Sunnah dan Istiqomah diatasnya. Wal ilmu indallah.(Sumber Rujukan: Fathul Bari dan lain-lain) FIH CAh0A 0Ah HUM0P Dr. Setiawan Budi Utomo. FIQH CANDA DAN HUMOR
Hidup terasa hambar dan datar tanpa humor dan canda bagaikan masakan tanpa garam. Namun hanya dalam kadar kuantitas, kualitas dan penyajian tertentu akan menjadi penyedap kehidupan. Memang bercanda kadang diperlukan untuk memecahkan kebekuan suasana sebagaimana yang dikatakan Said bin Al-`Ash kepada anaknya. "Kurang bercanda dapat membuat orang yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu.L Namun canda juga bisa berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batas dan keluar dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Canda yang berlebihan juga dapat mematikan hati, mengurangi wibawa, dan dapat menimbulkan rasa dengki. Allah Swt. berfirman, Artinya: "Dan sesungguhnya Dia-lah yang membuat orang tertawa dan menangisL (QS An- Najm: 43). Menurut Ibnu 'Abbas, berdasarkan ayat ini, canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah Saw. pun sesekali juga bercanda, tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah berkata kecuali yang benar. Imam Ibnu Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah menciptakan dalam diri manusia tertawa dan menangis. Karena itu silakanlah Anda tertawa dan menangis, namun tawa dan tangis kita harus sesuai dengan aturan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Berikut ini adalah kaidah fiqih terkait canda dan humor sebagai panduan agar canda dan humor bernilai dan berdampak positif dan tidak justru berdampak dan bernilai negatif seperti menimbulkan luka hati atau ketersinggungan orang lain. 1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. Firman Allah: "Dan jika kamu tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.L Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat- ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?L (QS. at-Taubah:65) 2. Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti April Mop di masa sekarang ini. Sabda Rasulullah saw: "Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia.L (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim) 3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan orang lain, kecuali yang bersangkutan mengizinkannya. Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..L (QS. al-Hujurat:11) "Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.L (HR. Muslim) 4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan dan ketakutan terhadap orang muslim. Sabda Nabi saw: "Tidak halal bagi seseorang menakut-nakuti sesama muslim lainnya.L (HR. ath-thabrani) "Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud bermain-main maupun bersungguh-sungguh.L (HR. Tirmidzi) 5. Jangan bergurau untuk urusan yang serius dan jangan tertawa dalam urusan yang seharusnya menangis. Tiap- tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap kondisi ada (cara dan macam) perkataannya sendiri. Allah mencela orang- orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-Qur`an padahal seharusnya mereka menangis, lalu firman- Nya: "Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkannya.L (QS. an-Najm:59-61). Hendaklah gurauan itu dalam batas-batas yang diterima akal, sederhana dan seimbang, dapat diterima oleh fitrah yang sehat, diridhai akal yang lurus dan cocok dengan tata kehidupan masyarakat yang positif dan kreatif. 6. Islam tidak menyukai sifat berlebihan dan keterlaluan dalam segala hal, meskipun dalam urusan ibadah sekalipun. Dalam hal hiburan ini Rasulullah memberikan batasan dalam sabdanya; "Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati.L (HR. Tirmidzi). "Berilah humor dalam perkataan dengan ukuran seperti Anda memberi garam dalam makanan.L (Ali ra.). "Sederhanalah engkau dalam bergurau, karena berlebihan dalam bergurau itu dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang-orang bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadikan kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan.L (Sa`id bin Ash). PEMAJA 0Ah E1IKA PEPCAULAh 0ALAM I5LAM 5. Bekt Istyanto, 5.5os Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan. Kemorosotan moral para remaja ini tergambar dari beberapa data seperti laporan Klinik Catur Warga Denpasar pada tahun 1996 menyebutkan 3000 pasangan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan/&nwanted Pregnancy) yang berkunjung ke klinik tersebut ternyata 60%-70% adalah pasangan remaja pranikah. Dalam koran Surya 3 Juli 1995, petugas memergoki remaja berseragam sekolah sedang antri di depan pintu para pelacur. Bahkan Pak AR. Fakhruddin pernah menulis bahwa 60% remaja putri di Yogyakarta yang memasuki gerbang pernikahan, ternyata sudah bukan gadis lagi (KR 20 Juni 1996). Belum lagi data terbaru tentang bayi korban pengguguran orang tuanya yang disinyalir juga kebanyakan dilakukan oleh para remaja kota-kota besar di Indonesia. Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman. Penulis yakin akhirnya ini akan merambat pula di kota semacam Purworejo ini, apalagi secara geografis tidak terlalu jauh dengan kota seperti Yogya atau Solo. Pema[a 0an Faktor 0asar Pembentuk Keprbadan Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman- pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun psikis atau kejiwaan. Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam mimpi basah pertama kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa mereka sedang dalam perjalanan usia remaja yang indah dan penuh dengan tanda tanya. Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, maka kemasakan hormon dalam tubuhnya sangat mempengaruhi kemasakan seksual dengan timbulnya dorongan-dorongan seksual yang semakin hidup dan bergelora. Minat terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang dalam arti khusus, sedang pengenalan terhadap diri sendiri ternyata masih sangat kurang. Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya akan selalu merupakan pertanyaan yang mengganggu dan sangat mengusik ketenangan hidup kaum remaja. Sementara masyarakat yang telah berkembang demikian pesat baik dalam perubahan materi maupun pergeseran nilai-nilai kehidupan pun terkena dampaknya, tidak saja kepada orang tua tapi juga kaum remaja. Jika perhatian dan waktu orang tua terhadap anak disita oleh keunggulan materi maka pemenuhan tanggung jawab terhadap anak-anaknya menjadi terbengkalai. Secara sederhana ada beberapa faktor penyebab pembentuk kepribadian remaja, yaitu : 1. Faktor lingkungan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, teman sekolah dan juga pendidik di sekolah. 2. Faktor kelabilan jiwa remaja yang cenderung mengalami perubahan sehingga remaja mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan dan mengarahkan berbagai dorongan kejiwaan pada dirinya. 3. Terakhir adalah faktor eksternal yang sekarang serba boleh/permisif, seperti berubahnya nilai-nilai dalam masyarakat, tayangan dan informasi yang tidak mendidik, gaya hidup hedonisme/materialisme. Bagamana Is|am Mengarahkan Pergau|an Pema[a Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur`an telah menyebut banyak kisahnya. Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan banyak kisah lain yang cemerlang. Atau dalam sirah maka kita bisa temukan banyak pemuda yang menjadi sahabat Rasul, seperti Mus`ab bin Umair, Usamah bin Zaid atau Hasan-Husein bin Ali dari Ahlul Bait. Di kalangan pemudi kita bisa lihat Aisyah dan Fatimah dari Keluarga Rasul atau Khaulah yang menunjukkan sisi kepahlawanannya dengan ikut berjuang di jalan Allah, dan banyak lagi lainnya. Artinya, Islam menganggap pemuda (selanjutnya pemudi masuk ke dalamnya) merupakan aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan. Bila pemuda dalam suatu masyarakat tergolong baik, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik, demikian pula sebaliknya. Tugas berat yang disandang pemuda dapat kita rumuskan sebagai berikut : 1. Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74) 2. Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman (QS.5:54) 3. Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104) 4. Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14) Hanya sayangnya, kebanyakan pemuda tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman terhadap Islam yang syamil dam mutakamil. Suatu hal yang ironis, dikarenakan banyak tugas berat yang tidak mereka sadari karena ketidak pahaman atas makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal, untuk apa diciptakan dan akan bagaimana mereka hidup. Jarang jawaban yang dapat kita ambil dari mereka saat ditanya siapa idolanya, yang menjawab tokoh-tokoh panutan umat. Tapi justru tokoh glamour yang cenderung hedonisme (keduniaan) seperti artis, atlit -lah yang kebanyakan mereka agung-agungkan dan dijadikan teladan hidup. Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan dalam Islam dengan melihat Al Qur`an : "Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan (QS.17:32). Dan, kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut ini : 1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari : "Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat kelaminlah yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak. 2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari " "Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan jenis,pen) yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia merasakan manisnya iman. Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan hadits lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan yang pertama(Bukhari). 3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang tidak senonoh dan jorok. 4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits : "Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau ditombak dari duburnya hingga menembus kepala daripada menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya, hanya mengucapkan salam. 5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat atau tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31). 6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 : "Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di hatinya ada penyakit (keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang baik. Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita perlu berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu seperti sering dieksploitasi media massa. 7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59). "Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan mukmin, 'Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas dirinya. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang. Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, kecuali muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan antara pusar dengan lutut. Dalam operasional pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti mutlak untuk ditaati a.l. : 1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali empat hal : 1. bertujuan meminang 2. belajar-mengajar 3. pengobatan 4. proses pengadilan (At-Tarbiyah Al-Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih Ulwan) 2. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan lekuk tubuh dan bentuknya. 3. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari semalam (pendapat lain, seukuran jamak sholat). 4. Bagi yang sudah berkeluarga, seorang isteri dilarang pergi tanpa ijin suami. 5. Larangan bertabarruj bagi wanita (bersolek/berdandan untuk memperlihatkan perhiasan dan kecantikan kepada orang lain) kecuali untuk suami. 6. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi) 7. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat. 8. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita. 9. Hubungan taawun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam bentuk umum, seperti mu`amalah. 10. Anjuran segera menikah, bila tidak mampu suruhan berpuasa dilaksanakan. 11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah. 12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai kendali internal jiwa seseorang terhadap perbuatan dosa dan maksiat. Penutup Kita memahami bahwa masa muda adalah masa yang sangat berat. Ditambah faktor eksternal yang demikian kuat membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha Allah, maka dalam penyampaian kebenaran ini juga perlu mendapat perhatian yang seksama. Kita tidak bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa memahami uslub dan wasilah dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman yang dipahami teman dan masyarakat kita. Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan yang mendekati zina, yang diharamkan Allah. KepadaNya lah saja kita bertawakkal.
Minimal yang mesti kita siapkan untuk berdakwah tentang etika pergaulan Islam ini adalah : 1. Menyamakan persepsi dan kepahaman, bahwa ini merupakan masalah yang besar dan cukup kompleks. 2. Memahami fiqh dakwah dan syar`i secara cukup komprehensif. 3. Memahami bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan, tapi tetap kita mengupayakan sebab-sebab terjadinya sunnatullah (turunnya hidayah). 4. Mempelajari kaidah dakwah agar dalam proses penyampaiannya tidak mengalami benturan yang justru membuat kita tertolak seperti : 1. Qudwah sebelum dakwah ; peringatan harus dimulai dari diri kita dulu. 2. Menjalin keakraban sebelum pengajaran ; menumbuhkan kasih sayang, perhatian, dan kelembutan dalam kata dan perilaku (suluk). 3. Mengenalkan sebelum memberi tugas ; tingkat kepahaman masing-masing orang berbeda, perlu pemahaman yang tepat. 4. Bertahap dalam pemberian tugas. 5. Mempermudah bukan mempersulit ; dalam menyampaikan jangan beri aturan yang rumit dan terkesan menakutkan. 6. Ushul sebelum furu` : yang utama adalah mengajarkan tauhid sebelum yang lain. 7. Memberi kabar gembira sebelum ancaman. 8. Memahamkan dengan perbuatan dan kata, bukan mendikte/instruksi. 9. Mendidik bukan menelanjangi ; bukan malah menyebarkan aib dan dosa orang lain. 10. Menjadi murid orang yang paham bukan hanya baca buku.
Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan yang mendekati zina, yang diharamkan Allah. KepadaNya lah saja kita bertawakkal.