Anda di halaman 1dari 61

ARTI BERCIUMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Feb 20, '09 10:36 AM


Ior everyone
PEh0AHULUAh
Manusia diciptakan berbagai suku bangsa untuk saling mengenal, menyayangi dan saling menghormati
satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujuraat ayat 13 : "Hai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Dalam penafsiran ayat tersebut banyak yang keliru, karena di dalam prakteknya menunjukkan betapa
pergaulan yang terjadi antara pria dan wanita, baik itu muhrim maupun bukan muhrim tidak sesuai dengan tuntutan
Al-Qur`an, karena hukum-hukumnya banyak yang dilalaikan.
Petunjuk-petunjuk Allah merupakan hal terpenting yang mesti diikuti dan diimani, karena iman adalah
dasar yang menentukan diterimanya amal ibadah seseorang, bukan yang lain.
Iman mempunyai arti mempercayai dan meyakini akan adanya Allah, malaikat, Rasul, dan hal-hal ghaib
lainnya berdasarkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW seperti yang termuat dalam Rukun Iman.
Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi umat manusia di dalam kehidupan dunia, baik yang berkaitan dengan
yang ghaib (Allah) maupun sesama makhluk, khususnya manusia, di dalam pergaulan sehari-hari, karena Allah
menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, namun segala tingkah laku dan perbuatan manusia tidak lepas dari
pengawasan Allah.
Salah satu ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah menyebarkan salam. Dalam
kehidupan masyarakat saat ini, antara yang menjadi kelaziman ialah si anak mencium tangan orang tuanya, rakyat
mencium tangan pemimpin/sultan. Selain itu ada juga si isteri mencium tangan si suami.

Agama Islam mengajarkan, menyebarkan dan membudayakan "salam pada saat kita bertemu dengan
saudara kita, namun tidak berarti melarang ungkapan penghormatan selain salam, sejauh tidak bertentangan
dengan nilai-nilai agama. Berpelukan sesama jenis atau berciuman, ataupun mencium tangan, apalagi bila disertai
juga dengan salam tentu tidak dilarang agama.
Tidak ada salahnya seorang isteri mencium tangan suaminya sebagai penghormatan dan pemuliaan,
karena itulah kewajibannya. Dalam sebuah hadist dikatakan : "Andaikan diperbolehkan seorang bersujud kepada
orang lain, tentu akan aku perintahkan seorang isteri bersujud kepada suaminya" (HR. Ibnu Majah).

AP1I "CIUMAN" 0ALAM PEP5PEK1IF I5LAM 0Ah BU0AYA BAPA1
ium-berciuman adalah suatu aksi sekaligus ekspresi diri yang manusiawi sekali dan yang telah menjadi
tradisi jutaan tahun. Namun di kawasan-kawasan tertentu kegiatan ini diberlakukan secara diam-diam atau malah
telarang jika dilakukan di muka umum.
Seperti yang terjadi di Sarajevo, Minggu 2 September 2007, dimana sebanyak 7.000 pasangan berciuman
bareng selama sepuluh detik di lapangan sentral Tuzla. Suatu event lokal-nasional yang sarat muatan simbol
keinternasionalannya, dan tentu saja menimbulkan kebanggaan dari pihak penyelenggaranya.
Sedangkan di pihak penentangnya, yakni dari kalangan ulama, menganjurkan pemboikotan aksi tersebut,
dengan argumentasi bahwa event tersebut tidak selaras dengan tradisi Islami. Bahkan seorang ulama, menyatakan
bahwa para peserta event tersebut sebagai "penggelar keamoralan seksualita.
Kesimpulannya bahwa hal-hal yang berupa perwujudan rasa kasih sayang dan juga dimaknai sebagai
perhatian atau rasa hormat, di tempat-tempat tertentu dan pada masa tertentu bisa merupakan tradisi yang
disepakati masyarakat manusia, tetapi bisa juga menjadi hal-hal yang kontroversial.
Meskipun kerap kali disalah-artikan atau dimaknai secara sempit, yakni bahwa cium-mencium itu seolah-
olah hanya dalam hubungan kehidupan seksualita manusia. Padahal tidak !
Cium-mencium dimulai atas dasar hubungan ibu dan anak, sebagai bukti kasih sayang dan rasa tanggung
jawab untuk menghidupinya dan membesarkannya, serta memberinya makan kepada bayinya atau bocahnya yang
masih belum punya gigi dan belum bisa makan sendiri, dengan cara mengunyahkan makanan lantas langsung
memberikannya ke mulut sang bayi atau sang bocah. Persis seperti burung, ketika sang induk menyuapi makanan
langsung dari mulut ke mulut anaknya.
Tradisi ini berlangsung jutaan tahun, hingga terjadinya perubahan selaras perkembangan zaman dan
adanya pengetian bahwa makanan yang diberikan itu bukan berupa makanan semata juga sarat akan daya-tahan
yang dibutuhkan oleh sang anak atau bayinya, sehingga sang Ibu tidak lagi memberikan makan berupa hasil
kunyahannya langsung ke mulut sang anak.
Selaras dengan perkembangan zaman pula, tradisi ini menjadi asal-muasal munculnya salah satu macam
bentuk ciuman yang disebut "french-kiss alias "ciuman perancis, yang semakin lama semakin kondang
dipraktekkan oleh para pasangan merpati dalam bercinta ataupun semata-mata dalam hubungan seksualita antara
sesama manusia.
Secara umum, baik di Timur maupun di Barat, tradisi cium-mencium itu memang amat bervariasi dan
beraneka-ragam, baik dalam cara melakukannya maupun dalam cara memaknainya.
Cium-mencium juga diberlakukan dalam tradisi atau budaya tertentu, baik oleh kaum lelaki maupun
perempuan. Ada yang dengan cara mencium pipi atau malah sekedar menyentuh pipi; ada yang hanya mengecup
hidung atau dahi; ada yang hanya dengan sentuhan ujung-ujung hidung saja; ada pula dengan bibir atau mulut,
atau bahkan lidah kulum-mengulum seperti cara-gaya french-kiss itu.
Dalam tradisi Arab atau kaum bangsawan lainnya di negeri lain, ada pula cara-gaya memberi ciuman
pada tangan sebagai tanda hormat atau takluk. Bahkan ada cara-gaya ciuman pada kaki seraya bersujud.
Dalam memaknai arti ciuman semata-mata sebagai rasa hormat atau perhatian yang bermakna sama
seperti memberi salam dengan jabatan tangan atau salam lainnya, tradisi ciuman ini merupakan kebiasaan yang
umum di Eropa. Meski ada juga keberbedaan caranya, dimana ada yang hanya dengan sentuhan sebelah pipi
saja; ada yang sebelah pipi kiri kemudian kanan atau sebaliknya; ada pula yang dimulai dengan pipi kanan, lalu kiri
dan kanan.
Dengan segala variasinya, seperti juga berpelukan, semua itu hanya sebagai pernyataan rasa hormat
atau perhatian atau simpati antar sesama manusia sebagai anggota keluarga, teman atau kolega biasa, tanpa ada
muatan nuansa hubungan intim atau seksualita.
Sedangkan yang berkaitan dengan kasih sayang, sungguh menggelitik apa yang diutarakan dalam
Dictionnaire Universale Francophone, bahwa seorang anak dari masa bayi sampai usia sepuluh tahun, menerima
cium atau kecupan kasih sayang dari orang tuanya sebanyak kurang lebih 10.000 kali. Sedangkan bagi pasangan
berpacaran yang sering keluar rumah jalan-jalan atau pelesiran, paling tidak berciuman sebanyak 6.000 kali
setahunnya.

Kebiasaan berciuman pada tiap negara dengan ciri-ciri budaya tertentunya, tidak bisa sama atau
disamaratakan. Karena di suatu tempat atau negara tertentu, kebiasaan berciuman dianggap sebagai kegiatan
yang biasa-biasa saja. Sedangkan di tempat atau negara lain kebiasaan berciuman merupakan hal yang luar biasa
bahkan terlarang jika dilakukan di muka umum. Jika tidak, tentu ada ragam macamnya pula bagaimana dalam
makna memaknai ciuman kasih sayang maupun ciuman yang terlarang. Dengan tolak ukur apakah selaras ataukah
tidak menurut etika, aturan atau ajaran kajian yang diikutinya.

Meski bukan jarang terjadi, cium-mencium pun bisa dilakukan secara diam-diam, bahkan dalam rangka
perselingkuhan. Baik kejadiannya di tempat atau di perumahan biasa ataukah di perhotelan maupun di gedung-
gedung indah, bahkan di gedung megah institusi tinggi pun bisa pula terjadi.
Beberapa riwayat yang menerangkan hal ini dari Rasulullah SAW dan para sahabat telah banyak ditulis
oleh para ulama terdahulu. Siddiq al-Ghimari al-Magribi pernah menulis buku berjudul "I'lamun-Nabil fi Jawazi-t-
Taqbil" (Petunjuk Pintar tentang bolehnya berciuman). Di antara riwayat-riwayat tersebut antara lain :
1. Rasulullah SAW ketika menerima kedatangan Ja'far bin Abi Thalib dari Habashah, beliau memeluk dan
mencium antara kedua matanya.
2. Para sahabat ketika datang dari pertemuan Mu'tah mencium tangan Rasulullah SAW.
3. Ketika Allah menerima taubat para Sahabat yang tidak ikut perang Tabuk, mereka meluapkan
kegembiraan mereka dengan mencium tangan Rasullah SAW.
4. Dua orang yahudi ketika bertanya Rasulullah SAW tentang sembilan ayat Allah, mereka mencium tangan
dan kaki Rasulullah SAW lalu mereka masuk Islam.
5. Ketika Umar berkunjung ke Syam, Abu Ubaidah mencium tangan beliau.
6. Zaid bin Tsabit pernah mencium tangan Abdullah bin Abbas, karena ilmunya dan karena beliau termasuk
ahlul bait.
Itulah beberapa riwayat tentang mencium tangan dan pelukan, dengan tujuan penghormatan dan pemuliaan.

PEPCAULAh BEBA5 PAPA PEMAJA MA5A KIhI
Pergaulan remaja kian hari kian menunjukkan sinyal-sinyal berbahaya. Di mana saja, kapan saja, cewek-
cowok campur baur tak tekendali.
Pergaulan bebas memang sudah menjadi budaya remaja masa kini. Karena secara alamiah, remaja mulai
mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, psikologis dan sosial. Secara fisik, organ-organ tubuh
termasuk organ reproduksi mulai mateng. Secara psikologis, remaja mulai mengurangi ketergantungannya dengan
orang tua. Dan secara sosial, remaja mulai mengenal dunia luar. Pergaulan terjadi antara teman-teman sebaya
maupun dengan masyarakat luas.
Pada usia remaja juga rasa ketertarikan dengan lawan jenis sedang hangat-hangatnya. Pacaran yang
diawali dari pendekatan (PDKT), kencan dan bikin komitmen makin populer di kalangan remaja. Seolah-olah ada
peraturan tidak tertulis yang mengharuskan remaja punya pacar. Kerena pacaran di kalangan remaja dianggap
bisa memupuk kedewasaan dalam emosi dan kepribadian.
Pacaran yang identik dengan gaul bebas tidak akan pernah aman dari bidikan panah beracun berlumur
nafsu yang dilontarkan setan. Pacaran hanya menjadi ajang baku syahwat, karena unsur nafsu seksual kian
mendominasi. Diawali dengan saling berpegangan tangan, cipika (cium pipi kanan) - cipiki (cium pipi kiri), dan cibi
(cium bibir) menjadi bumbu penyedap orang pacaran, sehingga tidak tabu lagi untuk dilakukan.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap pelajar dan mahasiswa, terbukti sekitar 18-20 persen remaja di
Indonesia pernah melakukan hubungan seks bebas. Belum lagi berita menghebohkan ketika suatu penelitian yang
dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK
PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah.
Yang lebih mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan. Semua
dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan. Selain itu, ada sebagian responden mengaku
melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil (detik.com, 02/08/2002).
Banyak efek samping yang timbul akibat pergaulan bebas yang tidak sehat. Pergaulan bebas yang
berujung seks bebas, bisa berakibat pada "Kehamilan yang Tidak Dikehendaki alias KTD. Selain itu tidak sedikit
remaja yang terkena depresi.
Parahnya, remaja yang kedapatan hamil di luar nikah suka mengambil keputusan nekat. Apalagi jika
pacarnya tidak mau bertanggung jawab atau belum siap berumah tangga. Sehingga ada yang tega-teganya
membuang bayi hasil hubungan terlarang yang mereka lakukan. Bahkan tidak sedikit yang mengambil keputusan
mengaborsi janin yang tengah dikandungnya. Selain itu ada juga remaja putri yang akhirnya masuk ke dunia PSK
karena merasa sudah tidak suci lagi.
Selain Kehamilan yang Tidak Dikehendaki (KTD), resiko pergaulan bebas juga bisa berupa menjangkitnya
virus HIV/AIDS atau penyakit menular seksual atau akibat penyalahgunaan narkoba.
Untuk urusan seks, banyak remaja masa kini yang berkiblat ke budaya Barat. Hasilnya, mereka pun
terseret arus prinsip permissiveness with affection, yaitu asal ada perasaan saling suka, seks menjadi sesuatu
yang benar untuk dilakukan.
Selain faktor media, pribadi remaja yang terlibat pergaulan bebas pun patut diperhatikan. Tidak sedikit dari
remaja kita yang tidak mau ambil pusing memikirkan pergaulan mereka.
Rasa malas untuk memperdalam Islam bikin pertahanan akidah remaja muslim mudah goyah. Gencarnya
tayangan sinema remaja yang menjajakan pergaulan bebas mempreteli identitas keislaman sebagian dari kita.
Sejak usia dini, remaja dipancing untuk mencicipi racun dalam pergaulan bebas. Ditambah masyarakat
termasuk di dalamnya keluarga berdiam diri melihat putra-putrinya terlena dalam arena pergaulan bebas tanpa
batas yang makin beringas.
Secara prinsip, kehidupan Islam memang memisahkan antara pria dan wanita. Tetapi, Islam juga
memperbolehkan adanya hubungan antar lawan jenis jika hal itu mengharuskan keduanya untuk berinteraksi. Dari
awal Islam sudah memberikan pendidikan tentang pergaulan antar sesama manusia. Di antaranya larangan untuk
berkhalwat alias berdua-duaan dengan lawan jenis. Islam juga memerintahkan kepada muslim dan muslimah untuk
menundukkan pandangannya. Kewajiban muslimah untuk menutup aurat secara sempurna di tempat umum akan
menjaga kesucian mereka. Negara pun akan melarang peredaran informasi atau acara televisi yang berorientasi
seksual dalam memandang hubungan antar manusia.
Seperti sabda Rasulullah saw: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan
untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan, tetapi
barang siapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung. (HR.
Bukhari)
Jika belum memiliki kemampuan untuk menikah, maka isilah hari-harimu dengan belajar. Terutama
memperdalam Islam. Dengan belajar dan fokus kepada kegiatan lain, kita jadi terpalingkan dari pikiran yang
menjurus ke arah negatif.

PEhU1UP
Menurut hadits dari HR. Ibnu Abi Syaibah 5/247, Abu Daud 5220 dan Ibnul Arabi (bukan Ibnu Arabi tokoh
sufi itu) dalam Al-Qubal wal Mu'anaqah no. 38 Sya'bi berkata : "Ketika Rasulullah shollahu'alaihiwasallam berjumpa
dengan Ja'far bin Abu Thalib (sepulang dari Habasyah, -pent), beliau memeluknya dan mencium bagian dahi yang
terletak diantara kedua matanya."
Dari Sulaiman bin Daud, beliau mengatakan, "Aku melihat Sufyan Ats-Tsauri dan Ma'mar ketika bertemu
saling berpelukan dan saling berciuman." (Riwayat Abdur Razaq dalam Al-Mushannaf 11/442)
Makna eksplisit kedua riwayat di atas menunjukkan kalau aktivitas berciuman terjadi karena sudah lama
tidak berjumpa. Sebenarnya menjadikan kegiatan berciuman sebagai suatu kebiasaan merupakan kebiasaan
orang-orang yang tidak punya rasa malu, oleh karena itu lebih baik untuk ditinggalkan. Kebiasaan berciuman
bertendensi duniawi dan termasuk di antara sarana untuk pamer/riya'.
Sebagai manusia muslim/muslimah harus mentahbiskan atau mengabdikan diri kepada prinsip Al-Quran
yang telah mengatur dengan rapi teori-teori untuk dipraktekkan dengan konsekuen. Di antara ajaran-ajaran Islam
yang wajib dijalankan yaitu menjaga mata serta kemaluan dari hal-hal yang diharamkan, karena dasar tersebut
disebutkan dalam Al-Quran.
QS. Al-Muminun ayat 5-6, menjelaskan tentang salah satu sifat yang dapat membawa orang mukmin
beruntung yaitu : Orang-orang yang menjaga kemaluannya dari yang diharamkan, seperti menjaganya dari
pergaulan bebas (seks bebas) yang sedang marak-maraknya sekarang ini.
Berpacaran tidak hanya terjadi di antara mereka yang masih bujangan dan gadis, tetapi dari usia akil-balig
hingga kakek-nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang
umum kelihatan melakukan proses berpacaran adalah para remaja.
Namun, bukan berarti tidak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan non-muhrim. Dalam Islam
hubungan non-muhrim ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan.
"Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah,
karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak
mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat. (HR Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami).
Selain hubungan muhrim dan hubungan nonmuhrim, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan laki-
perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid,
bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari
adanya rasa suka atau bahkan cinta.
Di dalam Islam, setiap individu manusia diperbolehkan suka kepada laki-laki yang bukan muhrim, tetapi
diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan non-muhrim tanpa mematuhi ajaran Islam.
Setiap individu dalam hidup bermasyarakat baik itu dalam pergaulan halal maupun tidak halal, perlu
pengetahuan dan pengertian yang mendetail tentang hukum-hukum agama yang berhubungan dengan peranannya
masing-masing.
Hidup di dunia yang singkat ini, setiap manusia harus mempersiapkan diri untuk memperoleh
kemenangan di hari akhirat kelak dengan terus berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi
kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita. Amin.

BACAIMAhA PACAPAh MEhUPU1 I5LAM ? (2)
sumber : Nga] 5a|af 2OOO
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa pernikahan
adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci
dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan
timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. "
" Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran.
Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan
bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama
dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam
segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan
kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu,
kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya
mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan
menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi
hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
" Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya
mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh,
zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau
didustakannya."
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa
segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas
makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang
peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut
untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik
melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena
dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan
pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik
fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya ,
akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-
kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan
pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan
sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya
dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah
cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah,
"Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di
sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya,
sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi
hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik
dan syahdu.
3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak
mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan
masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti
ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi
terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil
bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang
tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang
juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun
datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan pacaran ,
cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang
suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami
tanya :
1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran
dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang
sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk
pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ?
Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah
sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?
2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ?
Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? " Aku ingin calon
pendamping yang baik-baik" Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga
melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi " Aku bukan calon pendamping yang
baik" , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran
dan yang satu begitu teguh memegang syari'at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang
teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara
kamu menginginkan pendamping yang bersih ?
4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang
sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu
melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah
dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja
dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan
berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa
kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah
karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.
Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi
sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.
Inti dari pembahasan ini adalah "PACARAN ITU HARAM"
Pandangan Is|am 1entang Pacaran

Is|am 4 Pacaran
o|eh A|man 5yahran
5oa| pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda.
Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan
syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga
percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi
rasa.
Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di
dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya
masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum
menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement
(tunangan).
Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai
hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai
ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya,
orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran
cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam
melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa
masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap
untuk pacaran itu ?
Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah
orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan
tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an
dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Naudzubillah min dzalik !
Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi
akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak
kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa
yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia
dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).
Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena
banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul
berdua. Ini jelas pelanggaran syari`at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan
istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah
salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan
muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata
merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka
Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen
berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang
mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena
Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang
mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia
berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi
"perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa
barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu
benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka
merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-
duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si
cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas
tidak !
Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama
yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan
anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau
melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.
0kutp dar: http:77www.ndomeda.com7bpost7D+2DDD72A7opn7resens.htm
Pacaran da|am Is|am
Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus
kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan
bagaimana kita menyikapi hal itu?
Mem|k rasa cnta ada|ah ftrah
Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang
diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang
yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan
agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan
bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin
bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.
Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang
kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita
kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi
manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan,
minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak
terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan
tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang
penting yaitu :
Charzatu| baqa` (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan,
pengen diakui, de el el.
Charzatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk
melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Charzatun nau` (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa
sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran da|am perspektf s|am
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan,
pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas
menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi
terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget
dengan zina. So....kesimpulannya PACAPAh I1U HAPAM HUKUMhYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya,
adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.

Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara
kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan
pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah
berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim,
Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti
sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton
menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan
mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).
Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q.
S. An Nuur : 31).
Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan,
atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).
Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga' punya
andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum
dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan
oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua
sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki
perempuan yang lain juga duduk menyepi.
Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang
menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru.
Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut
dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad
bermaksiat di tempat mulia semacam itu.
Pacaran 5udah Je|as Ja|an Menu[u Zna
Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina
berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang
ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua
sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kenalannya
hingga si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh
si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal.
Lihatlah adik-adikku ... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kenalan. Lalu beranjak
janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang
tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya.
Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
' ' - ' - ' - ' ~ =' -' ~ ' - ~
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk.L(QS. Al Isro`: 32). Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin 'Ali Asy Syaukani rahimahullah
menjelaskan, "Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis
terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang
dimaksud dengan ayat ini.L1]
Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat
mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas
bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga
memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena
kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi.
Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Taala sebenarnya cukup
menyampaikan ayat yang ringkas saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka
aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi
dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya.
Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
` ` = - . = , ~' ` . = ' ~ + ` ' ` ' =- ~' ` , = ~
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya
syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.2] Ini menunjukkan
terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis).
Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,
_ = ' ~ - - - ~ _ - ' = ~ ~ = ~ ` ' = ~ ' -- ' ' ~ -' - = -' ' - ~ `' ' ~ -' - _' ~ ~ `' ' ~ ' -' - ` ' ~ -' ' -' - = ' .= ' ' -' -
' = =' -' , + - _ - ~ - ~ - - = ~ _ -' ~ -
"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina
kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara.
Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan
menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang
demikian.L3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan
zina yang juga haram.
Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih
mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, "Bagaimana mau
dikatakan halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad mengatakan ada pacaran Islami,
maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.L Hanya
Allah yang beri taufik.
Lebh Parah 0ar Itu
Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom
yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu?
Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan
cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan "sex before marriage (SBM)L, atau istilah kerennya adalah
dengan "making loveL. Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah
dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah
yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana
menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar?
Bukankah Allah Taala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia,
' ' - ' - ' - ' ~ =' -' ~ ' - ~
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk.L(QS. Al Isro`: 32)? Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan sejelek-jelek
jalan.
Dalam ayat lainnya, Allah Taala berfirman,
' - ~ ' =~ - _ ~ ' ' + = ' - - - -' ' = ' ' =' ' - - ~ . - - = ~ - ' ~' `
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).L (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang
yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa
yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, dosa apa yang
paling besar di sisi Allah?L Beliau bersabda, "Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang
menciptakanmu.L Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi?L Beliau bersabda, "Engkau membunuh anakmu
yang dia makan bersamamu.L Kemudian ia bertanya lagi, "Terus apa lagi?L Beliau bersabda,
` _ -' - = = ' =
"Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.L Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68
di atas.4] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
' ~ _ - . = ' _ = - ~ ' ~- `' ' - = =' ' ~ _ = --' _ = - ' ~- `'
"Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan
awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.L 5]
Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata
banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh
banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-
benar rusakkah pemuda Islam kita?
Haruskah Membuktkan %rue L4;e Lewat Mang L4;e?
Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage)
adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang
diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah
mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah.
Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila
seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan
tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
, ~ ' _ ~- - - ~ - ` ~ - ~ = _ = = - - = ` ' ~ = - ~- - ~ - ='
"Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.L6]
Bila kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga
kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak
ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam
cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga
kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku,
jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat
selalu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
` ` ` = _ = ' + - = ~ -' = ~' _ .- ~ ' ' ~' , ~ ' ~- - -' ~ `' _ ' -' , ~ ' ~- - -' - '
"Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab
yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya.L7] Oleh
karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu
melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah!
Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka
bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat.
Banyak memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju
perbuatan yang keji tersebut.
Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.






Cau| 5yar`
Oleh Ananda Muhammad
Gaul kata yang begitu populer di kalangan remaja tapi sayang istilah ini cenderung berkonotasi negatif padahal
kalau kita mau mengembalikan kata ini pada asalnya maka dia bermakna netral, terus gimana cara kita biar tetap
gaul tapi sesuai dengan syari'at Islam. Kamu baca aja tulisan ini moga-moga bermanfaat.
- ' + - ' -' -- =' -, ~ , , ~ _ `- ' - = ' ~ . -' ' . {' ==' :13}
"Wahai manusia sesungguhnya kamitelah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal."(Qs: Al Hujurat 13)
Sabda Nabi:
, ' = ' -' , = , ~ =. {- ' ,~ ~ ' }
"Dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi)
Gaul syar'i sebuah kalimat yang sepertinya sangat bertentangan, bayangin aja gaul yang bermakna hura-hura
dengan syar'i yang bermakna sebuah aturan hidup dan tuntunan bagi manusia, Apa lagi kalau kita lihat dari
kenyataan sehari-hari, dimana yang namanya anak gaul pasti deh anak lakinya pakai anting-lah pakaiannya
setengah robek, belum lagi perempuannya sudah dapat dipastikan yang namanya perempuan gaul ya...ga pakai
jilbab, kalau pakai jilbab mah bukan gaul, itu namanya gaung alias anak gunung, ada juga sih perempuan yang
pakai jilbab tapi ya.. itu jilbabnya model JG or Jilbab Gaul, nah ... buat kamu yang "aktivis rohis" mungkin tidak
asing lagi dengan kalimat gaul syar'i ini. Lalu seperti apa sih sebenarnya gaul syar'i itu? Soalnya jaman sekarang
sedikit saja kita menjauh dari teman-teman, ada aja yang bilang ga' gaul lah! Exklusif banget! atau ucapan-ucapan
lain yang kaga' enak didenger, emang sih kalau kamu tebal kuping juga sebenarnya ga masalah tapikan kalau tiap
hari ya panas juga lagi, karena itu kamu harus tahu bagaimana pandangan Islam tentang gaul ini, so... kamu
ikutin aja pembahasan ini, santai aja jangan terlalu serius soalnya kalau terlalu serius kamu nanti dikira lagi baca
ceramah lagi.
Apaan sh gau| tu?
Gaul sendiri adalah proses hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat di sekitarnya, jadi ketika
kamu berinteraksi dengan orang-orang disekitarmu itu namanya kamu sedang bergaul, gaul sendiri tidak dibatasi
oleh sekelompok atau satu strata sosial, jadi ketika kamu berinteraksi dengan guru atau ustadz berarti kamu juga
sedang bergaul lho.Nah kalau begini artinya, pasti dong Islam sudah mengatur dan memerintahkannya, hadits di
atas adalah salah satu buktinya, terus kalau syar'i itu insya Allah kamu (antum ) sudah tahu kan, yap...syar'i
adalah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ta'ala untuk para hambanya. Nah dari sini kita sudah tahu kan kalau
yang namanya gaul syar'i adalah bergaul dengan manusia dengan berlandaskan kepada syari'at.
Begini seharusnya gaul syar'i
Gimana caranya buat remaja yang ingin gaul tapi tetap syar'i. Ya ... jelas yang pertama kudu kamu punya ilmu
tentang syari'at Islam.
Allah berfirman:
=' - ` ` -' - ~' ~ = -. {~~ =~:19}

"Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan (yang Haq) kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosamu." (Qs:
Muhammad 19)
dengan bekal inilah kamu bisa bergaul dengan masyarakat.
Dalam menghadapi gaul ini kaya' nya kita bisa membagi remaja dalam dua tipe:
1.Remaja yang ngerasa diri 'alim
2.Remaja yang ngerasa diri lalim (banyak dosa)
Kalau kamu tipe yang mana? Moga-moga sih bukan termasuk dua-duanya soalnya kedua-duanya yang baik sama,
nah ini penjelasannya:
1.Remaja yang merasa 'alim, ini biasanya remaja yang terlalu Ekslusif sehingga kalau ngomongi gaul biasanya
ngerti innya yang negatif melulu, belum lagi perasaannya yang selalu berpikir bahwa kalau aku bergaul bisa-bisa
aku ketularan hal-hal yang negatif biasanya remaja kaya' gini punya ilmu syari'at tapi kurang tepat dalam
menerapkannya, sehingga ya kaya' tadi kalau dia mau bergaul bawa annya takut saja, takut ketularanlah, takut
menyalahi syari'at de el el, padahal sih ga' jelek-jelek amat kalau dia mau gaul, soalnya masyarakat juga perlu lho
untuk di warnai oleh remaja kaya' gini. Nah kalau kamu termasuk tipe ini, bagusnya sih rubah imej kamu bahwa
gaul itu selalu bersifat negatif, soalnya dengan gaul ini kamu juga menyampaikan Al haq kepada teman-teman kita
(da'wah) terus juga kamu bisa ngasih tahu tentang keyakinan yang kamu miliki dan ini bisa mengubah imej tentang
Islam yang terkesan negatif di kalangan umat. Jadi setuju kan kalau gaul itu harus! Kalau ngga setuju saya tunggu
sampai setuju.
2.Yang kedua adalah Remaja yang merasa lalim (berdosa), remaja kaya' gini biasanya emang gaul abis, pokoknya
tiada hari tanpa kata gaul, cuman kekurangannya, dia ngga mau gaul sama orang-orang yang sholeh, alasannya
ya ... tadi remaja kaya' gini biasanya ngerasa banyak dosa, makanya kalau dia diajak gaul syar'i, dia bilang "aku
begini orangnya udah banyak dosa, jadi ga pantas kalau aku bergaul dengan mereka (orang-orang yang sholeh).
Ini memang alasan mereka, tapi logis lho ......, Nah remaja tipe ini harusnya banyak bergaul dengan syari'ah dan
para ahlinya (ulama/ustadz). Soalnya biasanya dia memang masih kurang bekal Ilmunya, jadi kalau udah merasa
berdosa sudah tidak mau lagi deh hal-hal yang berbau Agama, remaja tipe ini sebenarnya juga ladang da'wah lho
... bisa jadi mereka memang ngga tahu Agamanya, atau merasa bahwa dia banyak dosa, jadi tidak pantas dengan
Agama.
Nah dua tipe remaja di atas mudah-mudahan bisa mewakili Realitas (kenyata'an) yang ada di masyarakat, bahwa
memang yang namanya gaul syar'i itu ga' semuanya negatif, jadi buat kamu yang rada-rada alergi dengan kata-
kata gaul kaya' nya perlu ditinjau kembali. Apa lagi ketika gaul ini di hubungkan dengan penyampaian kebenaran
atau juga ingin memberikan informasi yang positif tentang Islam bisa-bisa gaul itu kudu wajib.
Terus gimana kelanjutan dari gaul syar'i, bagaimana sih sikap sebagai remaja, gaul tapi tetap syar'i. Dua contoh
tipe remaja di atas kayaknya bukan contoh yang baik. Karena yang satu mungkin berlebihan dalam bergaul
sampai-sampai salah gaul dan yang kedua terlalu menahan diri dari bergaul sehingga terkesan kuper alias kurang
pergaulan, nah dari dua tipe ini kayaknya yang bagus adalah tengah-tengah di antara keduanya yaitu tetap bergaul
dengan masyarakat, sabar terhadap gangguan, dan memberikan "warna" kepada mereka.
"Sesungguhnya kamu bergaul dengan masyarakat dan sabar terhadap gangguannya itu lebih baik bagimu."
(Diriwayatkan oleh
Beka| gau| syar`
sebelum kamu bergaul tentunya harus punya bekal dulu, bekalnya ya ... Ilmu, ketika kamu sudah mempunyai Ilmu
yang benar maka jangan di simpan tu Ilmu, amalkan dan sampaikan (tularkan) keorang-orang di sekitarmu,
caranya ya dengan gaul kepada mereka. Cuman jangan lupa ketika kamu hendak mempergauli manusia luruskan
niat dulu, karena Allah (lillah), kalau dari pertama niat kita sudah ngga bener, ya gaul kita juga ga bener, dan kalau
sudah bergaul jangan lupa rambu-rambunya, jangan sampai bela-bela in gaul, malah salah gaul, yang ideal sih
dengan bergaul kamu bisa tambah bersyukur, dalam arti bisa tahu dunia luar dan tidak selalu bersikap egois, dan
tidak mau sharing/berbagi dengan orang lain.
Jangan sa|ah gau|!
Nah ... udah tahu kan kalau gaul syar'i itu ada juga nilai positifnya, yang terpenting adalah ketika kita ingin bergaul
dengan masyarakat, kita mampu untuk membawa diri, sehingga kita seperti ikan di lautan, walaupun lingkungan di
sekitarnya asin tapi ikan tersebut tidak ikut asin, begitu juga kita ketika bergaul dengan masyarakat, tapi kita tidak
ikut larut dengan kesalahan-kesalahan mereka. Karena bisa jadi ketika kita tidak bergaul dengan mereka, maka
akan timbul kesan Eksklusif dan menutup diri, dari sini akan tumbuh imej atau gambaran bahwa Islam tertutup.
Belum lagi jika ada isu-isu negatif, langsung deh cap-cap yang banyak nempel dah .... Teroris lah, Funda mentalis
lah .... Ekstrimis de el el. Hal ini bisa jadi karena informasi yang sampai kepada masyarakat kita memang salah,
dan ini tugas kita, yang remaja juga ketika bergaul dengan teman supaya harus bisa membawa misi Islam ini.
Jangan gaul Cuma dunia aja yang di omongin, ngga bakalan ada habisnya.
Karena itu dari sekarang gaul deh ..... tapi yang syar'i. Bergaul dengan masyarakat dan tetap berpegang teguh
pada syari'at, setuju khan.Gaul kata yang begitu populer di kalangan remaja tapi sayang istilah ini cenderung
berkonotasi negatif padahal kalau kita mau mengembalikan kata ini pada asalnya maka dia bermakna netral, terus
gimana cara kita biar tetap gaul tapi sesuai dengan syari'at Islam. Kamu baca aja tulisan ini moga-moga
bermanfaat.
- ' + - ' -' -- =' -, ~ , , ~ _ `- ' - = ' ~ . -' ' . {' ==' :13}
"Wahai manusia sesungguhnya kamitelah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal."(Qs: Al Hujurat 13)
Sabda Nabi:
, ' = ' -' , = , ~ =. {- ' UUUUUUU}
"Dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik." (Diriwayatkan oleh Tirmidzi)
Gaul syar'i sebuah kalimat yang sepertinya sangat bertentangan, bayangin aja gaul yang bermakna hura-hura
dengan syar'i yang bermakna sebuah aturan hidup dan tuntunan bagi manusia, Apa lagi kalau kita lihat dari
kenyataan sehari-hari, dimana yang namanya anak gaul pasti deh anak lakinya pakai anting-lah pakaiannya
setengah robek, belum lagi perempuannya sudah dapat dipastikan yang namanya perempuan gaul ya...ga pakai
jilbab, kalau pakai jilbab mah bukan gaul, itu namanya gaung alias anak gunung, ada juga sih perempuan yang
pakai jilbab tapi ya.. itu jilbabnya model JG or Jilbab Gaul, nah ... buat kamu yang "aktivis rohis" mungkin tidak
asing lagi dengan kalimat gaul syar'i ini. Lalu seperti apa sih sebenarnya gaul syar'i itu? Soalnya jaman sekarang
sedikit saja kita menjauh dari teman-teman, ada aja yang bilang ga' gaul lah! Exklusif banget! atau ucapan-ucapan
lain yang kaga' enak didenger, emang sih kalau kamu tebal kuping juga sebenarnya ga masalah tapikan kalau tiap
hari ya panas juga lagi, karena itu kamu harus tahu bagaimana pandangan Islam tentang gaul ini, so... kamu
ikutin aja pembahasan ini, santai aja jangan terlalu serius soalnya kalau terlalu serius kamu nanti dikira lagi baca
ceramah lagi.
Apaan sh gau| tu?
Gaul sendiri adalah proses hubungan seseorang dengan orang lain atau masyarakat di sekitarnya, jadi ketika
kamu berinteraksi dengan orang-orang disekitarmu itu namanya kamu sedang bergaul, gaul sendiri tidak dibatasi
oleh sekelompok atau satu strata sosial, jadi ketika kamu berinteraksi dengan guru atau ustadz berarti kamu juga
sedang bergaul lho.Nah kalau begini artinya, pasti dong Islam sudah mengatur dan memerintahkannya, hadits di
atas adalah salah satu buktinya, terus kalau syar'i itu insya Allah kamu (antum ) sudah tahu kan, yap...syar'i
adalah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ta'ala untuk para hambanya. Nah dari sini kita sudah tahu kan kalau
yang namanya gaul syar'i adalah bergaul dengan manusia dengan berlandaskan kepada syari'at.
Begn seharusnya gau| syar`
Gimana caranya buat remaja yang ingin gaul tapi tetap syar'i. Ya ... jelas yang pertama kudu kamu punya ilmu
tentang syari'at Islam.
Allah berfirman:
=' - ` ` -' - ~' ~ = -. {UUUU:19}
"Maka ketahuilah bahwasanya tidak ada Tuhan (yang Haq) kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosamu." (Qs:
Muhammad 19)
dengan bekal inilah kamu bisa bergaul dengan masyarakat.
Dalam menghadapi gaul ini kaya' nya kita bisa membagi remaja dalam dua tipe:
1.Remaja yang ngerasa diri 'alim
2.Remaja yang ngerasa diri lalim (banyak dosa)
Kalau kamu tipe yang mana? Moga-moga sih bukan termasuk dua-duanya soalnya kedua-duanya yang baik sama,
nah ini penjelasannya:
1.Remaja yang merasa 'alim, ini biasanya remaja yang terlalu Ekslusif sehingga kalau ngomongi gaul biasanya
ngerti innya yang negatif melulu, belum lagi perasaannya yang selalu berpikir bahwa kalau aku bergaul bisa-bisa
aku ketularan hal-hal yang negatif biasanya remaja kaya' gini punya ilmu syari'at tapi kurang tepat dalam
menerapkannya, sehingga ya kaya' tadi kalau dia mau bergaul bawa annya takut saja, takut ketularanlah, takut
menyalahi syari'at de el el, padahal sih ga' jelek-jelek amat kalau dia mau gaul, soalnya masyarakat juga perlu lho
untuk di warnai oleh remaja kaya' gini. Nah kalau kamu termasuk tipe ini, bagusnya sih rubah imej kamu bahwa
gaul itu selalu bersifat negatif, soalnya dengan gaul ini kamu juga menyampaikan Al haq kepada teman-teman kita
(da'wah) terus juga kamu bisa ngasih tahu tentang keyakinan yang kamu miliki dan ini bisa mengubah imej tentang
Islam yang terkesan negatif di kalangan umat. Jadi setuju kan kalau gaul itu harus! Kalau ngga setuju saya tunggu
sampai setuju.
2.Yang kedua adalah Remaja yang merasa lalim (berdosa), remaja kaya' gini biasanya emang gaul abis, pokoknya
tiada hari tanpa kata gaul, cuman kekurangannya, dia ngga mau gaul sama orang-orang yang sholeh, alasannya
ya ... tadi remaja kaya' gini biasanya ngerasa banyak dosa, makanya kalau dia diajak gaul syar'i, dia bilang "aku
begini orangnya udah banyak dosa, jadi ga pantas kalau aku bergaul dengan mereka (orang-orang yang sholeh).
Ini memang alasan mereka, tapi logis lho ......, Nah remaja tipe ini harusnya banyak bergaul dengan syari'ah dan
para ahlinya (ulama/ustadz). Soalnya biasanya dia memang masih kurang bekal Ilmunya, jadi kalau udah merasa
berdosa sudah tidak mau lagi deh hal-hal yang berbau Agama, remaja tipe ini sebenarnya juga ladang da'wah lho
... bisa jadi mereka memang ngga tahu Agamanya, atau merasa bahwa dia banyak dosa, jadi tidak pantas dengan
Agama.
Nah dua tipe remaja di atas mudah-mudahan bisa mewakili Realitas (kenyata'an) yang ada di masyarakat, bahwa
memang yang namanya gaul syar'i itu ga' semuanya negatif, jadi buat kamu yang rada-rada alergi dengan kata-
kata gaul kaya' nya perlu ditinjau kembali. Apa lagi ketika gaul ini di hubungkan dengan penyampaian kebenaran
atau juga ingin memberikan informasi yang positif tentang Islam bisa-bisa gaul itu kudu wajib.
Terus gimana kelanjutan dari gaul syar'i, bagaimana sih sikap sebagai remaja, gaul tapi tetap syar'i. Dua contoh
tipe remaja di atas kayaknya bukan contoh yang baik. Karena yang satu mungkin berlebihan dalam bergaul
sampai-sampai salah gaul dan yang kedua terlalu menahan diri dari bergaul sehingga terkesan kuper alias kurang
pergaulan, nah dari dua tipe ini kayaknya yang bagus adalah tengah-tengah di antara keduanya yaitu tetap bergaul
dengan masyarakat, sabar terhadap gangguan, dan memberikan "warna" kepada mereka.
"Sesungguhnya kamu bergaul dengan masyarakat dan sabar terhadap gangguannya itu lebih baik bagimu."
Beka| gau| syar`
Sebelum kamu bergaul tentunya harus punya bekal dulu, bekalnya ya ... Ilmu, ketika kamu sudah mempunyai Ilmu
yang benar maka jangan di simpan tu Ilmu, amalkan dan sampaikan (tularkan) keorang-orang di sekitarmu,
caranya ya dengan gaul kepada mereka. Cuman jangan lupa ketika kamu hendak mempergauli manusia luruskan
niat dulu, karena Allah (lillah), kalau dari pertama niat kita sudah ngga bener, ya gaul kita juga ga bener, dan kalau
sudah bergaul jangan lupa rambu-rambunya, jangan sampai bela-bela in gaul, malah salah gaul, yang ideal sih
dengan bergaul kamu bisa tambah bersyukur, dalam arti bisa tahu dunia luar dan tidak selalu bersikap egois, dan
tidak mau sharing/berbagi dengan orang lain.
Jangan salah gaul!
Nah ... udah tahu kan kalau gaul syar'i itu ada juga nilai positifnya, yang terpenting adalah ketika kita ingin bergaul
dengan masyarakat, kita mampu untuk membawa diri, sehingga kita seperti ikan di lautan, walaupun lingkungan di
sekitarnya asin tapi ikan tersebut tidak ikut asin, begitu juga kita ketika bergaul dengan masyarakat, tapi kita tidak
ikut larut dengan kesalahan-kesalahan mereka. Karena bisa jadi ketika kita tidak bergaul dengan mereka, maka
akan timbul kesan Eksklusif dan menutup diri, dari sini akan tumbuh imej atau gambaran bahwa Islam tertutup.
Belum lagi jika ada isu-isu negatif, langsung deh cap-cap yang banyak nempel dah .... Teroris lah, Funda mentalis
lah .... Ekstrimis de el el. Hal ini bisa jadi karena informasi yang sampai kepada masyarakat kita memang salah,
dan ini tugas kita, yang remaja juga ketika bergaul dengan teman supaya harus bisa membawa misi Islam ini.
Jangan gaul Cuma dunia aja yang diomongin, ngga bakalan ada habisnya.
Karena itu dari sekarang gaul deh ..... tapi yang syar'i. Bergaul dengan masyarakat dan tetap berpegang teguh
pada syari'at, setuju khan?
Inner Beauty, Jangan 5a|ah Art !
0ah 0|hat Ka|
Eric Newton dalam bukunya The Meaning Beauty (1950) mengatakan bahwa kecantikan adalah sesuatu yang
menimbulkan rasa senang pada manusia. Ibnu Qoyyim dan Ibnu Taimiyah mendefinisikan keindahan / kecantikan
dengan perpaduan harmonis antara hati (qolbu) dan amalan badan.
Mungkin kita sering mendengar istilah inner beauty, namun tahukah anda apa sebenarnya inner beuty itu dan
bagaimana cara kita mengembangkannya ? Menurut Rustika Tamrin S.Psi bahwa inner beauty adalah pancaran
jiwa seseorang yang terefleksi dalam sikap hidup optimis, penuh percaya diri, memiliki pandangan hidup yang
jelas dan mampu mengeksplorasi potensi positif diri. Definisi-definisi di atas dapat mewakili apa sebenarnya inner
beauty.
Setelah kita tahu apa itu inner beauty lalu bagaiman cara kita mengembangkannya ? inner beauty dimiliki oleh
semua manusia secara alami dia telah ada dalam diri manusia namun pengembangannya sangat ditentukan oleh
manusia yang bersangkutan, dengan "sentuhan tangan" inilah inner beauty akan samakin berkembang dan
memancarkan kilauannya.
Bagaimana posisi inner beauty dalam pandangan Islam ? Islam sebagai Dien (sistem hidup) yang sempurna
begitu memperhatikan tentang hal ini (inner beauty), Islam memandang bahwa manusia tidak akan disebut sebagai
manusia jika dia tidak mempunyai akhlak dan adab yang mulia, akhlak Islamy inilah yang menjadi pondasi dasar
bagi tumbuhnya inner beauty.
Tepat sekali bahwa inner beauty terbangun dari kekuatan Spiritual Quotien (Kecerdasan Spiritual), dengan
akhlak islamy inilah kita akan mengembangkan inner beauty yang sebenarnya, secara terperinci langkah-langkah
yang harus ditempuh agar inner beauty kita semakin berkembang adalah :
1. Tauhid kepada Allah ta`ala adalah unsur pertama dalam mengembangkan inner beauty,
kenapa ? karena dengan tauhid yang hanif jiwa seseorang akan merasa tenang damai dan aman. Allah ta`ala
berfirman :
- ~ ' ' - ~' - ' ~ - + -' ~- , = = - + ~ ' - ~ + ~
Dan orang-orang yang beriman yang tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kedzaliman
(kesyirikan) mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan (kedamaian)L QSAl-An'am ayat 82. Orang
merasa damai dan aman akan memancar dalam tingkah lakunya yang akan membawa pesona diri kita.
2. Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah ta`ala :
~ - ' -- = ' ~- ' ~= , - -
Dan Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan " QS At-Tin : 4 . Jika kita
mendalami ayat ini maka akan timbul sebuah perasaan percaya diri kita yaitu bahwa kita diciptakan dengan
sempurna, kepercayaan inilah yang mampu mendambah sinergi hidup.
3. Akhlak Islamy. Inner beauty bukanlah sesuatu yang tampak sekali pandang namun ia adalah
pesona diri dari tingkah laku sehari-hari sehingga ketika kita bergaul dengan seseorang dan semakin lama kita
semakin merasakan bahwa orang tesebut mempunyai inner beauty yang bagus, tidak lain semua itu berasal dari
akhlak dan perilaku yang mulia. Dan untuk mewujudkan semua itu kita harus selalu memperbaiki dan menghiasi
akhlak kita dengan akhlak Islamy, bukankah ini adalah salah satu tujuan Islam, sebagaimana sabdanya :
' ~ - ` ~ _ ' - ' = '
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
4. Ikhlas. Inner beauty muncul dari dalam hati, bukan dari mulut atau perilaku sesaat, keikhlasan
hati bahkan mempunyai jejak yang nyata pada perilaku dan tindakan seseorang.
5. Cerdas. Seseorang yang mempunyai inner beauty yang tinggi bukanlah orang yang paling
pintar dan pandai di lingkungannya, tetapi dia adalah orang yang cerdas dalam artian mampu memilih apa yang
terbaik untuk dirinya dan lingkungannya yang tidak bertentangan dengan syari`at Islam.
Itulah beberapa langkah untuk mengembangkan inner beauty, seperti diketahui bahwa inner beauty terpancar
dari hati yang ikhlash yang memang tidak dikotori oleh kesyirikan kemaksiatan dan penyakit hati lainnya. Dan cara
agar bisa mengembangkan inner beauty yang benar adalah dengan menghiasi diri kita dengan akhlak Islamy.
Kemudian kita jangan sampai terjebak pada outter beauty yaitu pesona luar di mana kebanyakan masyarakat kita
menyalahartikan inner beauty menjadi outter beauty keduanya sangatlah berbeda, outter beauty lebih cenderung
kepada penampakan fisik saja, sedangkan inner beauty merujuk kepada hati yang baik yang memancarkan
perilaku ( akhlak ) yang mulia.
Menddk anak secara Is|am

Membangun keluarga dan mendidik anak secara islami, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
Menyediakan fasilitas dan membangun keluarga yang
o Ta`aruf : mengenal karakter masing2 anggota keluarga
o Tafahum: saling memahami
o Ta`awun : saling menolong
Menjaga keluarga dari api neraka
Keluarga yang sholeh dan sholehah. Bagaimana membuat program dari awal pernikahan, merencanakan
mempunyai anak, mengandung dan melahirkan anak serta membangun keluarga.

Dalam alQuran dijelaskan di Surat Lukman ayat 13-19, mengenai konsep Alquran mengenai mendidik anak secara
islami, 7 Ayat Surat Lukman ini tidak mudah untuk menjalankan.
Ayat ini menjelaskan:
- Membangun keiimanan. Yang paling utama adalah Akidah. Pelajaran jangan menyekutukan Allah. Diawali
dengan meng Azankan anak pada saat anak lahir. Lafal Allah didengarkan di telinga anak, dan untuk rasa, diawali
dengan memberikan sedikit Kurma dan Madu.
- Mensyukuri nikmat Allah. Walaupun diberi sedikit selalu melafalkan "AlhamdulillahL
- Berbuat baik pada orang tua. Introspeksi diri, apakah kita sudah berbakti pada orang tua.
- Menyusui anak hingga 2 tahun
- Mengajari kejujuran
- Mengajari anak sholat, karena sholat adalah tiang agama.
Bagaimana agar anak terbiasa menjalankan sholat:
o Doakan anak (surat Ibrahim 20-21)
o Membiasakan untuk sholat berjamaah, anak yang sudah besar menjadi imam.
o Wudhu dan sholat diajarkan sejak umur 7 tahun.
o Menyempurnakan sholat dengan rawatib. Bukan sekedar sholat saja, tapi diusahakan juga berdzikir bersama,
membaca Alquran bersama keluarga.

- Melatih anak untuk sabar dalam menghadapi musibah. Tugas seorang ibu, membantu anak bisa sabar. Contoh
kecil; jika anak kehilangan mainan, ajarkan anak untuk bersabar, dan jelaskan.
- Mengajari anak agar tidak sombong.
- Mengajarkan anak kesederhanaan dan melunakkan suara pada saat berbicara pada anak.

Bagaimana Rasulullah mendidik Anak?
1. Anak itu merupakan asset masa depan, maka mendidik anak harus secara benar. Terutama mendidik anak
lelaki, karena mereka adalah calon pemimpin. Hadist Ibnu Abbas: "Ajarilah, Mudahkanlah, Gembirakanlah dan
Janganlah ditakut-takutiL
2. Memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada anak.
3. Memilih waktu yang tepat dalam menasehati anak. Misalnya pada saat jalan2 atau pada saat makan malam
bersama.
4. Memelihara anak dengan bermusyawarah, jangan memaksa, ajak diskusi.
5. Mendoakan anak
6. Memberikan mainan yang memancing kreatifitas anak.
7. Menolong anak agar berbakti pada orang tua.
8. Tidak banyak mencela/memaki anak. Jangan mengatakan sesuati yang tidak baik pada anak.
9. Banyak berdoa untuk kebaikan anak.
10. Memperhatikan gizi anak, karena berpengaruh penting untuk perkembangan anak.

Dalam surat Al Kahfi ayat 10, terdapat do`a untuk menenangkan hati dan terlepas dari kesulitan.
Surat 31; Luqman (12-19)
NASIHAT LUQMAN KEPADA ANAKNYA.
***31:12*** 12. Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
***31:13*** 13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar".
***31:14*** 14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun 1181].
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
1181] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
***31:15*** 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
***31:16*** 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus 1182] lagi Maha Mengetahui.
1182] Yang dimaksud dengan "Allah Maha Halus" ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.
***31:17*** 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
***31:18*** 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
***31:19*** 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan 1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai.
1183] Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.
I|mu bag Wanta, 5ebuah Keharusan
M. Syamsi Ali
'Allah meninggikan orang-orang yang beriman dan menunutut ilmu dalam beberapa derajat` (ayat).
'Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim (pria dan wanita)` (hadits)
'Barangsiapa yang menghendaki kebaikan dunia, hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menghendaki kebaik
Akhirat, hendaklah beilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki kebaikan dari keduanya, hendak pula dengan
ilmu` (hadits).
Jika kita mengingat kembali sejarah sebelum ketibaan Islam di kota Mekah, akan didapati betapa kegelapan saat
itu menyelimuti kehidupan penduduk kota tersebut. Salah satu bentuk kegelapan itu adalah pandangan dan
perlakukan terhadap kaum hawa yang sama sekali tidak manusiawi. Mereka tidak lebih dari sebuah objek kaum
Adam, yang terkadang pula melampaui batas-batas kewajaran sebagai manusia.
Walaupun ada wanita-wanita pengecualian, seperti Khadijah binti al-Khuwailid (kemudian menjadi isteri Rasulullah
SAW, pada umumnya kaum wanita adalah segmen masyarakat yang 'marginalized` dan bahkan 'oppressed`.
Melakukan pembenahan diri, atau meminjam istilah modern 'self empowerment` dilihat sebagai pembangkangan
terhadap tabiat kewanitaan.
Dan oleh karena hal-hal inilah yang menjadikan orang-orang Arab ketika itu, khususnya para pembesar, tidak
menginginkan kehadiran anak-anak wanita di dalam keluarga mereka. Selain bisa menjadi sumber kehinaan, juga
karena anak-anak wanita dianggap hanya beban keluarga dan masyarakat yang tidak dapat bermanfaat,
khususnya di saat terjadi peperangan.
Di tengah tebalnya gulita kegelapan itulah cahaya kebenaran datang dengan terutusnya Rasul terakhir,
Muhammad SAW. Beliaulah yang membawa ajaran tersebut dengan perubahan drastis dalam masyarakat, dari
kegelapan kepada cahaya, dari kebodohan kepada peradaban. Wanita-wanita, tidak saja bahwa mereka kembali
meraih penghormatan dan kesetaraan, justeru dalam banyak hal diberikan 'privileges` (kelebihan-kelebihan) demi
terbentuknya 'kesetaraan gender` yang selama ini telah hilang.
Salah satu di antara kelebihan-kelebihan tersebut adalah diwajibkannya kepada mereka, sebagaimana kepada
Muslim pria untuk menuntut ilmu, seperti yang dikutipkan pada pembukaan tulisan ini.
Wanta dan Penddkan
Ada barangkali kekeliruan dalam melihat defenisi tentang pendidikan selama ini. Pendidikan seharusnya tidak saja
dilihat pada jalur formal lewat bangku sekolah data universitas yang bergengsi. Ternyata pendidikan itu juga bisa
dilakukan lewat jalur-jalur informal yang sesuai dengan keadaan seorang wanita. Saya melihat ini penting untuk
koreksi, mengingat adanya juga kaum ibu yang merasa minder hanya karena tidak sempat duduk di bangku kuliah,
tentu karena satu dan lain hal. Dan ketidak sempatan ini disebabkan buka karena ketidak inginan menunut ilmu,
tapi memang karena adanya hal-hal terkait yang menjadikan mereka tidak duduk di bangku kuliah. Namun
demikian, ibu-ibu tersebut tetap mendalami ilmu-ilmu yang diperlukan dalam melakukan fungsinya sebagai 'abid`
(hamba) maupun 'khalifah` Allah di muka bumi.
Ada beberapa alas an yang dapat dikemukakan mengapa menuntut ilmu bagi kaum Ibu menjadi sangat penting:
Pertama, dalam pandangan Islam wanita dan pria tak ubahnya seperti dua sisi mata uang. Dan dalam membangun
kesalehan, baik pada tataran individual maupun masyarakat, keduanya menjadi 'supporting unit` kepada satu dan
lainnya. Inilah yang disebutkan dalam istilah Al-Qur`an 'awliyaa` antara satu dengan yang lain, seperti yang
difirmankan: 'Dan orang beriman laki-laki bersama orang beriman wanita, mereka adalah pendukung antara satu
dengan yang lain` (ayat).
Artinya dalam upaya membangun kesalehan di atas persada bumi ini, kedua sisi pelaku (pria dan wanita) harus
sama-sama 'equipped` (dilengkapi) dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses mewujudkan kesalehan (ibadah
dan khilafah) tersebut. Dan sudah pasti bahwa ilmu adalah salah satu dari kebutuhan pokok tersebut.
Kedua, secara syar`i pun sesungguhnya menuntut ilmu adalah 'fardh` (kewajiban tertinggi, seperti yang telah
disebutkan pada hadits terdahulu. Dan oleh karenanya, mengabaikan kewajiban ini adalah masuk dalam kategori
dosa besar.
Inilah yang juga mendasari kenapa wanita-wanita Muslimah masa lalu banyak yang menjadi ulama besar, hampir
dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Mungkin contoh terdekat adalah isteri Rasulullah SAW sendiri, Aisya binti
Abi Bakr RA, yang menjadi guru besar ilmu-ilmu Islam justeru bagi banyak sahabat-sahabat agung itu sendiri.
Beliau, selain menghafal Al-Qur`an dan paham, juga menjadi perawi hadits terbesar ketiga dari kalangan sahabat-
sahabat Rasulullah SAW. Bahkan ulama mengatakan ;kalau sekiranya bukan karena keilmuan Aisya RA, maka
sungguh banyak masalah-masalah kewanitaan dan kekeluargaan yang tidak kita ketahui`.
Ketga, dalam tatanan keluarga Muslim, wanita adalah pengelolah (manager) rumah tangga. Dan sudah pasti ini
juga memerlukan ilmu yang tidak sedikit. Menejemen apa saja dalam hiudp ini memerlukan keahlian, dan keahlian
itu tentunya didasari oleh keilmuan.
Oleh karenanya, seorang ibu diperlukan untuk memiliki kemahiran menejemen sehingga rumah tangga tersebut
mampu berjalan secara 'smooth` (lancer). Jangan sampai hal ini dianggap remeh, karena betapa sering
menimbulkan pangkal permasalahan rumah tangga itu sendiri.
Keempat, ada beberapa bidang kehidupan yang memang lebih layak/sesuai ditangani oleh kaum hawa itu sendiri.
Dua di antara beberapa hal tersebut adalah pendidikan dini anak-anak dan ahli kesehatan (dokter) khusus bagi
kaum wanita.
Dalam banyak hal, pendidikan dini anak-anak merupakan tahapan terpenting dalam upaya membangun karakter
dan kepribadian manusia. Dan sudah pasti, karena tabiatnya, wanita ternyata lebih sesuai karena adanya
beberapa ciri pada mereka yang tidak dimiliki oleh pria. Di antara ciri tersebut adalah kelembutan, kasih sayang,
dan tentunya lebih menonjolnya kesabaran pada kaum wanita ketimbang kaum pria.
Ke|ma, dan ini yang paling urgent adalah wanita atau kaum Ibu adalah tangan-tangan pertama dan utama dalam
menentukan wajah generasi masa depan. Kegagalan kaum wanita dalam tanggung jawab ini merupakan
kegagalan generasi dan manusia secara keseluruhan. Inilah yang menjadikan Rasulullah SAW bersaba: 'bahwa
dalam sebuah bangsa, jika kaum wanita baik maka baiklah bangsa itu. Tapi sebaliknya, jika kaum wanitanya rusak,
maka rusaklah bangsa tersebut` (hadits).
Suatu ketika saya diundang untuk ceramah di sebuah majelis di kota New York tentang pendidikan anak. Ketika
saya akan memulai ceramah saya bertanya 'kok saya nggak melihat seorang pun wanita`. Pihak penyelenggara
menjawab bahwa wanita mereka memang tidak biasanya menghadiri acara-acra seperti itu. Saya lalu bertanya
'kaum pria yang hadir ini apakah mereka yang langsung terlibat dalam mendidik anak?`. Hampir semua terdiam,
dan bahkan mengangguk.
Selanjutnya saya Tanya: 'berapa di antara mereka nantinya yang akan menyampaikan ke isteri-isteri mereka hal-
hal yang nantinya saya sampaikan?`. Juga hampir tak seorangpun yang mengangkat tangan. Saya kemudian
mengatakan bahwa ceramah saya mala mini terasa kurang bermanfaat, walau dihadiri sekitar 200-an orang.
Sejarah membuktikan bahwa banyak orang-orang hebat terdahulu karena memang ibulah yang berada di belakang
mereka. Siapa yang tidak mengenal Nabi Ishaq AS? Hajarlah yang membentuk kepribadian yang siap
mengorbankan hidupnya sekalipun demi keridhoaan Allah SWT. Siapa yang tidak mengenal Musa AS? Ibunyalah
yang menjadi factor tumbuhnya manusia pemberani ini. Pemberani dalam menyampaikan kebenaran walaupun
kepada seorang dktator zalim semacam Firaun. Siapa yang tidak mengenal Isa AS? Ibunya yang penuh cinta dan
kasih yang menumbuhkan kepribadian itu dalam menyampaikan risalah kebanaran dengan asas kasih sayang di
saat semua manusia mempertuhankan material kebendaan. Dan tentunya siapa yang tidak mengenal Muhammad
SAW? Ibunyalah yang memainkan peranan, menumbuhkan fondasi karakater yang menjadikan beliau memiliki
sifat-sifat para nabi dan rasul pendahulunya.
Wanta Mus|m dan 0una C|oba|
Dunia kita saat ini dikenal sebagai dunia global yang memliki karakteristik, antara lain, kompetisi, kecepatan dan
keterkaitan. Mau atau tidak, umat ini berada dalam dunia yang dibangun di atas 'istibaaq` (bahasa positif dari
kompetisi atau berlomba-lomba) dalam segala aspek kehidupan manusia. Dan karenanya, hanya dua kemungkinan
yang terjadi. Iktu mengambil bagian dari perlombaan itu, atau sebaliknya, menyerah dan hanya akan menjadi
korban-korban keganasan kompetisi tadi.
Dalam suasana demikian, wanita yang ternyata lebih dari seperdua anggota umat ini akan memainkan peranan
yang tidak sedikit dalam kompetisi tadi. Sungguh merupakan kerugian besar jika umat ini mengabaikan peranan
kaum wanita dalam upaya meraih kesuksesan dan kemenangan dalam berlomba tadi.
Dan sudah pasti, untuk kaum wanita Muslimah dapat berpartisipasi secara efektif dalam perlombaan tadi,
pendidikan menjadi tuntutan utama. Karena ilmu memang juga menjadi factor utama kesuksesan banyak bangsa
dalam dunia global yang seringkali dikenal sebagai dunia modern saat ini.
Akankah mengganggu tabiat kewanitaan dan bahkan peranan kerumah tanggan ketika mereka pendidikan tinggi?
Jawabannya pasti tidak seharusnya, dan bahkan sebaliknya akan semakin mampu menjalankan tugas-tugas
kewanitaannya sesuai tabiat dan komposisi peranan yang Allah SWT amanahkan kepada mereka.
Kita ternyata telah menemukan di masyarakat ibu-ibu yang 'well educated`, memainkan berbagai peranan yang
besar dalam segala aspek kehidupan dan dalam berbagai bidang, termasuk politik, economi, sosial budaya, dan
agama, tapi tetap berada pada tabiat kodratnya sebagai wanita dan ibu rumah tangga. Subhanallah!
Pesan Pasu|u||ah untuk Fatmah az-Zahra
Ada sepuluh wasiat Rasulullah kepada putrinya Fatimah Az-Zahra, wasiat ini merupakan mutiara termahal
nilainya,khususnya bagi setiap istri yang mendambakan kesalehan. Wasiat tersebut adalah:
1.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan
tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta
meningkatkan derajatnya.
2.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepunguntuk suami dan anak-anaknya,
niscayaAllah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalumenyisirnya dan kemudian
mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahalabaginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang
kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4.Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yangmembantu kebutuhan tetangga-tetanggany a,maka Allah akan
membantunya untukdapat meminum telaga kautsar pada harikiamat nanti.
5.Wahai Fatimah! Yang lebih utama dariseluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap
istri.Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu.Ketahuilah Fatimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.
6.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah
tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan,serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit
akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahalab aginya sama dengan pahala para pejuang Allah. Disaat seorang
wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan
ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun,
didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan
padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yangmelaksanakan ibadah haji dan umrah, danseribu
malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimelayani suaminya selama sehari semalam,dengan rasa senang dan ikhlas,
maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sertamemakaikan pakaian padanya dihari kiamatberupa pakaian
yang serba hijau,dan menetapkan baginya setiap rambutpada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan
memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.
8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istritersenyum dihadapan suaminya, makaAllah akan memandangnya dengan
pandanganpenuh kasih.
9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istrimembentangkan alas ! tidur untuksuaminya dengan rasa senang hati,
makapara malaikat yang memanggil darilangit menyeru wanita itu agarmenyaksikan pahala amalnya, dan
Allahmengampuni dosa-dosanya yang telah laludan yang akan datang.
10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya,meminyaki jenggotnya dan
memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya,
yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya,serta
menjadikan kuburnya bagian daritaman surga. Allah pun menetapkanbaginya bebas dari siksa neraka sertadapat
melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.

Sepuluh Wasiat untuk Istri yang Mendambakan "Keluarga Bahagia tanpa ProblemaL
Penu|s: Mazn bn Abdu| Karm A|-Farh
Berikut ini sepuluh wasiat untuk wanita, untuk istri, untuk ibu rumah tangga dan ibunya anak-anak yang ingin
menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman yang dipenuhi cinta dan kasih sayang,
ketenangan dan kelembutan.
Wahai wanita mukminah!
Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannya engkau membuat ridla Tuhanmu, engau dapat
membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga tahtamu.

Wasat Pertama: 1akwa kepada A||ah dan men[auh maksat
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah!!
Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau
goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah
bermaksiat kepada Allah. Maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami:
"Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami.L
Wahai hamba Allah. Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu dan menjaga untukmu suamimu dan rumahmu.
Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan
mengoyak hati dan mencerai-beraikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia
berkata "Aku mohon ampun kepada Allah. itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku).L
Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
- Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar. Duduk di majlis
ghibah dan namimah, berbuat riya` dan sum`ah.
- Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain(karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita
(mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olokkan).L (Al Hujuraat: 11)
- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
= ~` ' _ -' - ~ =' ~ ~ ~` ' _ -' + ' ~
"Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-
pasarnya.L1
- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pembantu dan
pendidik-pendidik yang kafir.
- Meniru wanita-wanita kafir. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
~ ~ , - + +- ~
"Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.L2
- Menyaksikan film-film porno dan mendengarkan nyanyian.
- Membaca majalah-majalah lawakan/humor.
- Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan mendesak.
- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.3
- Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
- ~' _ = - ~ - =
"Seseorang itu menurut agama temannya.L4
- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah)
Wasat kedua: Berupaya mengena| dan memaham suam
Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha
memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama
tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al
Khaliq (Allah Ta`ala).
Berikut ini dengarkanlah kisah seorang istri yang bijaksana yang berupaya memahami suaminya.
Berkata sang suami kepada temannya: "Selama dua puluh tahun hidup bersama belum pernah aku melihat dari
istriku perkara yang dapat membuatku marah.L
Maka berkata temannya dengan heran: "Bagaimana hal itu bisa terjadi.L
Berkata sang suami: "Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak
menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata: 'Jangan tergesa-gesa wahai Abu Umayyah.` Lalu ia berkata:
'Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasulullah. Aku adalah wanita asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu,
maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya dan apa yang engkau tidak
sukai niscaya aku akan meninggalkannya.` Kemudian ia berkata: 'Aku ucapkan perkataaan ini dan aku mohon
ampun kepada Allah untuk diriku dan dirimu.`L
Berkata sang suami kepada temannya: "Demi Allah, ia mengharuskan aku untuk berkhutbah pada kesempatan
tersebut. Maka aku katakan: 'Segala puji bagi Allah dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan
keluarganya. Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya,
maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai
bukti untuk menyalahkanmu. Aku menyukai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu. Apa yang engkau lihat dari
kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekkan tutupilah.` Istri berkata: 'Apakah engkau
suka bila aku mengunjungi keluargaku?` Aku menjawab: 'Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku` (yakni si
suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung). Ia berkata lagi: 'Siapa di antara tetanggamu yang engkau
suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk? Dan siapa yang engkau tidak sukai maka
akupun tidak menyukainya?` Aku katakan: 'Bani Fulan adalah kaum yang shaleh dan Bani Fulan adalah kaum
yang jelek.`L
Berkata sang suami kepada temannya: "Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya. Dan aku hidup
bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di
permulaan tahun, tatkala aku pulang dari tempat kerjaku, aku dapatkan ibu mertuaku ada di rumahku. Lalu ibu
mertuaku berkata kepadaku: 'Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?`L
Aku jawab: "Ia sebaik-baik istri.L
Ibu mertuaku berkata: "Wahai Abu Umayyah.. Demi Allah, tidak ada yang dimiliki para suami di rumah-rumah
mereka yang lebih jelek daripada istri penentang (lancang). Maka didiklah dan perbaikilah akhlaknya sesuai
dengan kehendakmu.L
Berkata sang suami: "Maka ia tinggal bersamaku selama dua puluh tahun, belum pernah aku mengingkari
perbuatannya sedikitpun kecuali sekali, itupun karena aku berbuat dhalim padanya.L5
Alangkah bahagia kehidupannya.! Demi Allah, aku tidak tahu apakah kekagumanku tertuju pada istri tersebut dan
kecerdasan yang dimilikinya? Ataukah tertuju pada sang ibu dan pendidikan yang diberikan untuk putrinya?
Ataukah terhadap sang suami dan hikmah yang dimilikinya? Itu adalah keutamaan Allah yang diberikannya kepada
siapa yang Dia kehendaki.
Wasat ketga: Ketaatan yang nyata kepada suam dan bergau| dengan bak
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
- ' ~ ' ~ = ~ =~ - , ~ = ` ~ ` ~' ~ =~ ' + =
"Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri
untuk sujud kepada suaminya.L6
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul
dengannya serta tidak mendurhakainya. Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
' -` ` ' = ' ~ + ` - ' ~ + ~ : ~ = ~ - ' ~ _ = _ = - ~' - = ' + = _ = _ =
"Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia
kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali.L7
Karena itulah Aisyah Ummul Mukminin berkata dalam memberi nasehat kepada para wanita: "Wahai sekalian
wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita di
antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya.L8
Engkau termasuk sebaik-baik wanita!!
Dengan ketaatanmu kepada suamimu dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjadi sebaik-baik
wanita, dengan izin Allah. Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wanita
bagaimanakah yang terbaik?L Beliau menjawab:
_ ' - ~ ' ~ = - - = ' ~ ~ ` - ' = ' + ~- - ` ' + ' ~ ' ~ - -
"Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada
dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya.L (Isnadnya hasan)
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat
kepada suamimu, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
~ ' ' ~ - ' + ~~ = ~' - ' - + ~ - -= ' + = =' = ' + = . =~ ~ -' - =' -' ~
"Bila seorang wanita shalat lima waktu, puasa pada bulan Ramadlan, menjaga kemaluannya dan taat kepada
suaminya, ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.L9
Wasat keempat: Berskap qana`ah (merasa cukup)
Kami menginginkan wanita muslimah ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya baik itu sedikit ataupun
banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Dalam
riwayat disebutkan "Wanita yang paling besar barakahnya.L Wahai siapa gerangan wanita itu?! Apakah dia yang
menghambur-hamburkan harta menuruti selera syahwatnya dan mengenyangkan keinginannya? Ataukah dia yang
biasa mengenakan pakaian termahal walau suaminya harus berhutang kepada teman-temannya untuk membayar
harganya?! Sekali-kali tidak. demi Allah, namun (mereka adalah):
== -' ~ -' - ~- - ~
"Wanita yang paling besar barakahnya adalah yang paling ringan maharnya.L10
Renungkanlah wahai suadariku muslimah adabnya wanita salaf radliallahu 'anhunna. Salah seorang dari mereka
bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat padanya. Apa wasiatnya? Ia berkata kepada sang
suami: "Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa
lapar namun kami tidak bisa sabar dari api neraka.L
Adapun sebagian wanita kita pada hari ini apa yang mereka wasiatkan kepada suaminya jika hendak keluar
rumah?! Tak perlu pertanyaan ini dijawab karena aku yakin engkau lebih tahu jawabannya dari pada diriku.
Wasat ke|ma: Bak da|am mengatur urusan rumah, sepert menddk anak-anak dan tidak menyerahkannya pada
pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka
ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
Renungkanlah semoga Allah menjagamu, kisah seorang wanita, istri seorang tukang kayu. Ia bercerita: "Jika
suamiku keluar mencari kayu (mengumpulkan kayu dari gunung) aku ikut merasakan kesulitan yang ia temui dalam
mencari rezki, dan aku turut merasakan hausnya yang sangat di gunung hingga hampir-hampir tenggorokanku
terbakar. Maka aku persiapkan untuknya air yang dingin hingga ia dapat meminumnya jika ia datang. Aku menata
dan merapikan barang-barangku (perabot rumah tangga) dan aku persiapkan hidangan makan untuknya.
Kemudian aku berdiri menantinya dengan mengenakan pakaianku yang paling bagus. Ketika ia masuk ke dalam
rumah, aku menyambutnya sebagaimana pengantin menyambut kekasihnya yang dicintai, dalam keadaan aku
pasrahkan diriku padanya. Jika ia ingin beristirahat maka aku membantunya dan jika ia menginginkan diriku aku
pun berada di antara kedua tangannya seperti anak perempuan kecil yang dimainkan oleh ayahnya.L
Wasat keenam: Bak da|am bergau| dengan ke|uarga suam dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami
sebagai orang yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap
lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya
selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
Berapa banyak rumah tangga yang masuk padanya pertikaian dan perselisihan disebabkan buruknya sikap istri
terhadap ibu suaminya dan tidak adanya perhatian akan haknya. Ingatlah wahai hamba Allah, sesungguhnya yang
bergadang dan memelihara pria yang sekarang menjadi suamimu adalah ibu ini, maka jagalah dia atas
kesungguhannya dan hargailah apa yang telah dilakukannya. Semoga Allah menjaga dan memeliharamu. Maka
adakah balasan bagi kebaikan selain kebaikan?
Wasat ketu[uh: Menyerta suam da|am perasaannya dan turut merasakan duka cta dan kesedhannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu maka sertailah dia dalam duka cita dan kesedihannya. Aku ingin
mengingatkan engkau dengan seorang wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah
meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya dan
panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati suami. Bahkan ia terus mengenangnya
dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya
dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya. Suatu hari
istri yang lain itu (yakni Aisyah radliallahu 'anha) berkata:
' ~ = _ = , ~' - ' ~ = _ = =- ~ = - . - = - ' ~ - ~~ ' - ~ -
"Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti cemburuku pada
Khadijah, padahal ia meninggal sebelum beliau menikahiku, mana kala aku mendengar beliau selalu
menyebutnya.L11
Dalam riwayat lain:
' ~ = _ = , ~ = ~ -' ~ - -' _ - -' - = ~ ' ~ = _ = =- ~ = ' ~ ' + - ' -' _ - -' - = ~ ` - ' - ~
"Aku tidak pernah cemburu kepada seorangpun dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti cemburuku pada
Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak
menyebutnya.L12
Suatu kali Aisyah berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah beliau menyebut Khadijah:
- - ' -- ~' ~' ` =- ~ = . - - ' ' + - -' -'
"Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah?!L Maka beliau berkata kepada Aisyah: 'Khadijah itu
begini dan begini.`L13

Dalam riwayat Ahmad pada Musnadnya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "begini dan beginiL (dalam
hadits diatas) adalah sabda beliau:
- ~ - = - ' -' - ~ - - ~ ~ ' -' - ~' ' + ' ~ - ~ =~ ' -' - -' ' +- ~ ~ '
"Ia beriman kepadaku ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia
melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang meng-haramkan (menghalangi) aku dan Allah memberiku
rezki berupa anak darinya.L14

Dialah Khadijah yang seorangpun tak akan lupa bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan memberi dorongan kepada beliau. Dan ia menyerahkan semua yang dimilikinya di bawah pengaturan beliau
dalam rangka menyampaikan agama Allah kepada seluruh alam.
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah
terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama:
-' ` =- = - -' ' ~ = - . - = ' . ~= . ' ~ ~ ~' - _ = -' - ='
"Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau menyambung
silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap
upaya menegakkan kebenaran.L15
Jadilah engkau wahai saudari muslimah seperi Khadijah, semoga Allah meridhainya dan meridlai kita semua.
Wasat kede|apan: Bersyukur (berterma kash) kepada suam atas kebakannya dan tdak me|upakan keutamaanya.
Siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada manusia, ia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah. Maka
janganlah meniru wanita yang jika suaminya berbuat kebaikan padanya sepanjang masa (tahun), kemudian ia
melihat sedikit kesalahan dari suaminya, ia berkata: "Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu.L Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
' - ~ ~ -' ~ -' ~ - - - ` .- ' ' -' - ' - . ~ -' = ~ .' ` ' - - ~ '
"Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian.L Maka
mereka (para wanita) berkata: "Ya Rasulullah kepada demikian?L Beliau menjawab: "Karena kalian banyak
melaknat dan mengkufuri kebaikan suami.L16
Mengkufuri kebikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak menunaikan haknya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat engkau tunjukkan dengan senyuman manis di
wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam
pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali
cintamu dalam hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hakmu. Namun di
mana bandingan kesalahan itu dengan lautan keutamaan dan kebaikannya padamu.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
` =- - -' _ , ~' ` ~ ' + = - ` - ~ - =
"Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup
darinya.L17

Wasat kesemb|an: Menympan rahasa suam dan menutup kekurangannya (abnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya (yang
paling pribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapa
pun maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.
Sesungguhnya majelis sebagian wanita tidak luput dari membuka dan menyebarkan aib-aib suami atau sebagian
rahasianya. Ini merupakan bahaya besar dan dosa yang besar. Karena itulah ketika salah seorang istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menyebarkan satu rahasia beliau, datang hukuman keras, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersumpah untuk tidak mendekati isti tersebut selama satu bulan penuh.
Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya berkenaan dengan peristiwa tersebut.
~ ~ -' _ =' ' `- ~ = ' ~ - - += -' - = - = - = = ,
"Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya suatu peristiwa.
Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada
Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan
menyembunyikan sebagian yang lain.L (At Tahriim: 3)
Suatu ketika Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak mejumpainya. Maka
beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: "Dia keluar mencari nafkah untuk kami.L Kemudian
Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada
Ibrahim: "Kami adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan.L Ibrahim 'Alaihis Salam berkata: "Jika
datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah kepadanya agar ia mengganti ambang
pintunya.L Maka ketika Ismail datang, istrinya menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata:
"Itu ayahku, dan ia memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu.L Maka Ismail
menceraikan istrinya. (Riwayat Bukhari)
Ibrahim 'Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya dan mengeluhkan suaminya
dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan
istrinya.
Oleh karena itu, wahai saudariku muslimah, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan
engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar`i seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau
Mufti (ahli fatwa) atau orang yang engkau harapkan nasehatnya. Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu
'anha di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hindun berkata: "Abu Sufyan adalah pria yang kikir, ia tidak
memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?!L
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang
ma`ruf.L
Cukup bagimu wahai saudariku muslimah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
~ ~ ' -' ~- = -' - ~ - ~' - -' . = ' -- - _ ~' -- - ` ~- - ' ~ - ~ = ~ =' -
"Sesungguhnya termasuk sejelek-jelek kedudukan manusia pada hari kiamat di sisi Allah adalah pria yang
bersetubuh dengan istrinya dan istri yang bersetubuh dengan suaminya, kemudian salah seorang dari keduanya
menyebarkan rahasia pasanannya.L18
Wasat terakhr: Kecerdasan dan kecerdkan serta berhat-hat dar kesa|ahan-kesa|ahan.
- Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang
dikenalnya kepada suaminya, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang yang demikian itu
dengan sabdanya:
` ~' ~ ~' ' + - ' + = - =- - ' +-
"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu ia mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga
seakan-akan suaminya melihatnya.L19
Tahukah engkau mengapa hal itu dilarang?!
- Termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar istri ketika suaminya baru kembali dari bekerja.
Belum lagi si suami duduk dengan enak, ia sudah mengingatkannya tentang kebutuhan rumah, tagihan,
tunggakan-tunggakan dan uang jajan anak-anak. Dan biasanya suami tidak menolak pembicaraan seperti ini, akan
tetapi seharusnyalah seorang istri memilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya.
- Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus
ketika keluar rumah. Adapun di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan.
Dan masih banyak lagi kesalahan lain yang menjadi batu sandungan (penghalang) bagi suami untuk menikmati
kesenangan dengan istrinya. Istri yang cerdas adalah yang menjauhi semua kesalahan itu.
Keistimewaan Wanita Menurut Hadis
Kiriman email dari teman...Maaf tidak disebutkan sumbernya..
1. Doa wanita itu lebih makbuldaripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya
kepada Rasulullah SAWakan hal tersebut, jawab baginda , "Ibu lebih penyayang dari pada bapa dan doa orang
yang penyayang tidak akan sia-sia."
2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis
karena takut akan Allah . Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku(Rasulullah SAW) di dalam syurga.
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka
pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.
Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
6. Syurga itu di bawah telapak kakiibu.
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau
dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan
penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab,maka baginya adalah syurga.
8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.
9. Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia
berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu
syurga. Masuklah dari mana-manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya,maka semua ikan-ikan di laut, burungdi udara, malaikat di langit, matahari
dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga solat dan
12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?"
Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." "Siapa pulaberhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."
13. Perempuan apabila sembahyang limawaktu, puasa di bulan Ramadhan,memelihara kehormatannya serta
kepada suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, makaAllah SWT memasukkan dia ke dalam
syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya,maka beristighfarlah para malaikat
untuknya. Allah SWT mencatatkanb aginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000
kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWTmencatatkan baginya pahala
orang yang berjihad pada jalan Allah.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya
melahirkannya.
18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu
kebajikan.
19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya
pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
Menjaga harga diri sebagai seorang muslimah,
Pertama, tingkatkan hubungan dengan Allah swt dan senantiasa berdoa agar diberikan kekuatan dan bimbingan.
Kedua, tingkatkan pemahaman tentang agama, khususnya fiqh wanita.
Ketiga, ciptakan lingkungan yang selalu menegakkan prinsip 'amar ma'ruf nahi mungkar.
Keempat, rajin meminta nasihat dan doa kepada orang-orang yang terjamin keshalihannya.
Kelima, jangan putus beramal shalih.
Keenam, jangan pernah putus harapan terhadap rahmat Allah.
Insya Allah, harga diri kita selalu terjaga dan dijaga Allah.
Menjadi Wanita yang Bahagia
Apakah sebenarnya arti kata bahagia ? Setiap hati mempunyai jawaban yang berbeda terhadap arti bahagia
.Kebahagiaan seorang wanita . kebahagiaan seorang ibu .memiliki arti yang berjuta, karena kebahagiaan mereka
akan menimbulkan kebahagiaan orang-orang yang berada didekatnya dan orang-orang yang dicintainya. Dengan
kebahagiaan yang dirasakannya, hidup seorang wanita menjadi lebih berarti di mata suami dan anak-anaknya,di
hadapan keluarganya, dan di hati sahabat sertaorang orang disekitanya.
Namun sayang .Sebagian dari mereka tidak mampu mengelola danmempertahankan perasaan bahagia. Saat rasa
bahagia ini datang, mereka sulit mempertahankannya, terlalu mudah rasa ini datang dan pergi, bahkan mudah
sekali mereka terjebak dalam kondisi dan sikap yang dapat menghancurkan rasa bahagia itu sendiri. Yang lebih
menyedihkan lagi .apabila kita sebagai seorang wanita atau sebagai seorang ibu tidak mengerti apakah kita harus
bahagia dengan kondisi kita atau kapan kita seharusnya merasa bahagia atau kemana kita harus mencari rasa
bahagia.
Kita tentu merasa bahagia bila anak kita tumbuh dengan sehat dan ceria, kita tentu merasa bahagia bila buahhati
kita menunjukkan prestasi akademik terbaiknya,kita tentu merasa bahagia bila hati suami hanyatertambat pada diri
kita, kita tentu merasa bahagia bila kita dapat meraih posisi yang tinggi dan terhormat dalam lingkungan kehidupan
sosial kita.Namun sebenarnya kapankah kita seharusnya merasa menjadi wanita yang berbahagia yang harus
selalu berusaha mempertahankan rasa bahagia itu SAAT KITA MENDAPATKAN RASA BAHAGIA YANG
DIRIDHOI OLEH ALLAH SEMATA Yaitu:
Saat kita mengakui Allah sebagai tuhan dan pelindung kita
Saat kita meniti jalan kebenaran dan memikul risalah yang haq dan jujur
Saat kita melakukan jihad dengan kata-kata kita
Saat kita memelihara keimanan kita, selalu berusaha untuk mensucikan jiwa kita, dan selalu memperbarui tobat
kita
Saat kita menjadi ibu yang mendidik anak- anak kita menjadi jiwa-jiwa yang bertaqwa
Saat kita menjadi ibu yang menumbuhkan mereka dengan amalan rasulullah dan menanamkan cinta kebajikan
kedalam jiwa 2 mereka.
Saat - saat itulah sebenarnya kita harus merasa bahagia, dan harus berusaha untuk selalu mempertahankannya.
. Janganlah kita menunggu datangnya kebahagiaan untuk dapat tersenyum, namun tersenyumlah agar kita
berbahagia.Semoga catatan kecil ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah selalu memudahkan kita untuk
meraih kebahagiaan dengan ridho Nya. Amin ya rabbil 'alamin.
Hakikat Kecantikan dan Ketampanan
oleh Sasa Esa Agustiana
Sebutlah namanya Intan, penampilannya oke punya,dengan tinggi 170 cm,langsing, kulit putih bersih. Teman-
temanya sering menjulukinya gadis kutilang (kurus, tinggi, dan langsing). Ia termasuk bunga kampus,banyak pria
yang memuji kecantikannya.Tak jauh beda, Agus pun kerap mengundang decak kagum wanita, ia bintang basket,
aktif di senat dan DKM (Dewan KeluargaMasjid) kampus,dengan tinggi 180 cm, wajah keindo-indoan, padahal ia
orang Indonesia asli lho. Tampilan fisik keduanya, secara umum dapat dijuluki cantik/tampan.
Penampilan Ira dan Anto, biasa-biasa saja, tinggi sedang-sedang saja,kulit hitam manis. Mereka juga banyak
disukai orang.Lalu siapa yang cantik/tampan di antara mereka sesungguhnya?
Mengukur kecantikan/ketampanan seseorang menjadi relatif, tergantung siapa yang berkomentar dan dari sudut
apa penilaian dilakukan, bisa karena ukuran tinggi badan, bentuk wajah, atau warna kulit seseorang.
Sesungguhnya tak mungkin kita akan bersombong ria,dengan menghina orang lain (baik secara lisan atau di
dalam hati) eh.kamu tuh jelek,hidungmu dataran rendah, mukamu berjerawat, badanmu semampai (semeterpun
tak sampai alias pendek), gemuk, kulit hitam legam, matamu sipit,dll. karena kecantikan dan ketampanan lahiriah
ini didapat gratis dariAllah swt. tanpa campur tangan orang yang bersangkutan, diberikan begitu saja,
"Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At- Tiin 95: 4).

Walaupun telah diciptakan dalam sebaik-baik bentuk, kecantikan dan ketampanan ini hanyalah titipan, akan berarti
bila disertai ketaqwaan.
"Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kalian, juga tidak penampilan kalian, tapi melihat hati dan amal
perbuatan kalian. Taqwa itu di sini, taqwa itu di sini, taqwa itu di sini,beliau pun menunjuk dadanya." (H.R. Bukhari
dan Muslim).
Kemuliaan manusia hanya dengan iman dan mengerjakan amal shaleh, sebagaimana diterangkan dalam Q.S.At -
Tiin 95: 6. Oleh karenanya, tampilan apa pun yang ikhwan/akhwat miliki tak usah berkecil hati. Betapa adilnya
Allah yang mengukur kecantikan/ketampanan kita semata dari isi hati masing-masing.
Agar kecantikan/ketampanan yang ada di dalam seseorang terpancar keluar,diperlukan beberapa hal sebagai
berikut:
Menjaga Lisan Dalam bahasa Indonesia dikenal sebuah pepatah, mulutmu adalah harimau. Maksudnya, apa-apa
yang kita ucapkan dapat berdampak langsung mencelakakan si pembicara ke dalam kebinasaan akibat kata-kata
yang diucapkannya itu. Menarik atau tidaknya seseorang, dapat terpancar dengan tutur kata yang santun, lemah
lembut, menyejukkan, sapaan ramah, walau isi yang disampaikannya itu mungkin menyangkut hal yang sederhana
sekali pun,apalagi bila ditambah dengan wawasan keilmuannyamumpuni/berbobot. Ia selalu hadir menempatkan
dirinya menjadi pribadi yang tawadhu (rendahhati), apabila tahu ia katakan tahu, apabila tidak ia akan bertanya
pada ahlinya.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk dapat menjaga tutur kata, ".Dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah bertutur yang baik atau diam." ( DiriwayatkanAsy-Syaikhany dan
IbnuMajah).Rasulullah saw. menetapkan dua pilihan: bertutur kata yang mengandung unsur kebaikan atau diam,
karena pada dasarnya semua perkataan itu tidak terlepas dari dua nilai, yaitu perkataan berunsur kebaikan dan
perkataan berunsur keburukan. Tidak berkata-kata alias diam (tidakberkomentar) karena apabila berkomentar
dipandang mengandung unsurkeburukan. Misalkan menahan diri dari mengeluarkan kata-kata yang dapat
menyakiti hati orang, meledek/menghina, mencaci maki,menghasut/provokasi, mengkritik orang dengan tidak arif,
dll.
Hadits lain dalam riwayat Bukhari dan Muslim menerangkan, perkataanyang manis adalah salah satu bentuk
shadaqah. Bahkan Al Qur`an menerangkan: "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baikdaripada sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan(perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Pengampun."
(Q.S.Al-Baqarah 2: 262).
Perilaku yang Baik"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik perilakunya." (H.R.
Bukhari). At-Tirmidzi meriwayatkan dari hadits Jabir, sesungguhnya Nabi berkata, "Sesungguhnya orangyang
paling aku senangi dan paling dekat kedudukannya denganku kelak pada hari kiamat adalah yang terbaik
perilakunya di antara kalian."
Juga hadits yang lain, "Sesungguhnya aku(Rasulullah saw.) diutus untuk menyempurnakan perilaku yang benar."
(H.R.Ahmad).Firman Allah swt., "Dan sesungguhnya kamu (Rasulullah saw.)benar-benar berbudi pekerti yang
agung." (Q.S. Al Qolam 68: 4).
Menurut Aisyah r.a., istri Rasul, perilaku Muhammad saw. adalah cerminan kandungan Al Qur`an. Misalkan
kesabaran, jiwa pemaaf,keikhlasan dalam beramal, keberanian membela yang benar/hak,bijaksana, dll. Sangat
banyak keterangan yang mengajak kita berperilaku cantik dan tampan dalam hal akhlak/perilaku, dengan cara
berupaya mengamalkan firman-Nya. Kalau perilaku ini sudah terlatih (melalui riyadhoh/latihanmembiasakan diri
sehingga menjadi kebutuhan), insya Allah menjadi sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa. Dengan sendirinya akan
melahirkan perbuatan amal shaleh yang dibiasakan, tanpa harus terpaksa.
Misalnya hati akan mudah tergerak untuk memberi tanpa harus lebih dahulu diberi oleh orang lain, kesabaran
hatinya melahirkan sikap yang tanpa menyerah menghadapi komentar orang bodoh/jahil terhadapnya lalu mampu
memaafkannya, dan bertindak bijaksana/hati-hati mengharuskan ia menimbang dahulu apa saja dengan
pertimbangan kemaslahatan untuk dirinya, keluarganya, lingkungan,dan umat.
Mampu Mengendalikan Diri Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw.bersabda, "Orangkuat itu bukan
karena (kekuatannya) pada saat berkelahi. Tapi,sesungguhnya orang kuat itu adalah orang yang dapat
mengendalikan dirinya pada saat marah." (H.R. Bukhari, Muslim, danAbu Daud). Boleh-boleh saja ikhwan/akhwat
marah terhadap seseorang/pada suatu keadaan, asal dalam kemarahan itu ia tetap dapat menjaga lisan dan
perbuatan, jangan terlalu memperturutkan hawa nafsu ingin marah tanpa kendali. Misalkan sambil mencaci-maki,
memukul, sambil melempar barang, tidak mau memaafkan kesalahan orang yang membuat kita marah/dendam,
marah sampai berhari-hari, memutuskan tali silaturahmi,dll.
Pada umumnya reaksi orang pada saat marah biasanya raut muka memerah,kedua matanya membelalak, urat
leher tegang, hati tersulut emosi, dankata-kata tak terkontrol, sehingga membuat orangdi sekelilingnyatidak nyaman
bila berdekatan dengannya.Upayakan penampilan ikhwan/akhwat tetap menarik walau dalam keadaan marah
sekalipun. Caranya dengan melatih diri untukmenegur/memarahi orang dengan niat karena Allah, membenci pun
karena Allah swt. Kita benci pada perbuatanya bukan pada orangnya, sehingga menjadi ibadah,bukan
memperturutkan hawa nafsu syetan.
Memiliki Rasa Malu Dari Imran bin Hushain, ia berkata, Nabi saw.bersabda, "Malu itu hanya bisa tercipta dari
kebaikan." (H.R. Bukhari,Muslim dan Ahmad).Rasa malu seseorang kepada Allah swt. dapat melahirkan suatu
kebaikan. Misalkan ketika bertemu dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya lalu menundukkan pandangan/tidak
menatap dengan syahwat,ketika bergaul ia mampu menahan kata-katanya untuk tidak membicarakan hal yang sia-
sia,dll. semata-mata karena merasa malu kepada Allahswt. Orang tersebut malu bila menggunakan karunia/nikmat
Allah swt. untukkemaksiatan, iasadar selalu diawasi oleh Nya.
Menjauhi Prasangka, Memata-Matai, Dengki, dan Saling Memusuhi Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah
saw.berkata, "Jauhilah oleh kalian berprasangka, sesungguhnya berprasangka itu sebohong-bohong perkataan.
Dan janganlah kalian saling memata-matai,saling menduga-duga (kesalahan orang lain), saling mendengki, saling
membenci, dan saling memusuhi. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allahyang bersaudara, sebagaimana telah Ia
perintahkan. Orang Muslim itu adalah saudara orang Muslim lainnya, tidak menzaliminya, menghinakannya dan
merendahkannya. Cukuplah kejahatanorang Muslim itu ketika ia merendahkan saudaranya sesama Muslim. Setiap
Muslim atas Muslim lainnya diharamkan: Darahnya, hartanya, dankehormatannya."(H.R. Bukhari dan Muslim).
Kita dilarang: Mengorek/memata-matai aib/aurat/keburukan/sisi negatiforang untuk diberitahukan kepada yang lain
(tajassus)atau untuk dirisendiri (tahassus). Hasad, berharap agar nikmatyang didapat oranglain secepatnya
musnah, sama saja apakah harapan itu diikuti dengan usaha memusnahkannya atau tidak.

Tadabur yaitu saling menjauhi,berpaling, atau memusuhi. Haqr, menghina,merendahkan, dan menganggap remeh.
Zhann, kecurigaan yang tanpa sebab, tanpadasar, yang tidak ada kesesuaian dengan kenyataan, tanpa
melihatbukti-bukti. Walaupun demikian, ada zhann (prasangka) yang diperbolehkan, misalnya terhadap orang yang
terang-terangan menunjukkan potensi untuk diragukan, zhann terhadap masalah yang terang-terang akan
mencelakakan, zhann bahwa Allah itu Maha Adil, tidak pernah zalim pada hambanya. Memata-matai orang
diperbolehkan untuk tujuan menjauhkan dari kerusakan karena pertimbangan kemaslahatan yang lebihbesar.
Misalkan,apabila kita mengetahui ada orang yang berniat melakukan kejahatan pembunuhan atau pencurian, kita
memata-matai mereka agar dapat menggagalkan rencana tersebut.
Berbahagialah ikhwan/akhwat bila kita dapat berpenampilan cantik/tampan luar-dalam, terutama bila hati
kitadipenuhi dengansifat-sifat positif seperti di atas.

Wallahu A`lamBishshawab. Doa kita bersama: "Allaahumma kamaa hassanta khalqii fahassinkhuluqii", Ya Allah,
sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku,maka perindah pulalah akhlakku. (H.R. Ahmad).
1anda-tanda Lemah Iman dan Kat untuk mengatasnya
Tanda-tanda Lemah Iman
1. Terus menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah
2. Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur'an
3. Berlambat-lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat
4. Meninggalkan sunnah
5. Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan dan sering gelisah
6. Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dibacakan, seperti ketika Allah
mengingatkan tentang hukumanNya dan janji-janjiNya tentang kabar baik.
7. Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah
8. Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari'ah
9. Menginginkan jabatan dan kekayaan
10. Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah
11. Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
12. Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya
13. Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram, dan tidak menghindari yang makruh
14. Mengolok-olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid
15. Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin
16. Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam
17. Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap di kuburan
18. Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti
19. Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupn duniawi, seperti merasa resah hanya ketika
kehilangan sesuatu materi kebendaan
20. Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri

Hal-hal berikut dapat meningkatkan keimanan kita:
O Tilawah Al-Qur'an dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka
Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan bahwa Allah
sedang berbicara dengan kita.
O Menyadari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita yang
kita lihat, yang menunjukkan keagunganNya kepada kita. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan
kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang
bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.
O Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti cara berwudlu dengan benar. Mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-orang
yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.
O Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majels-majelis seperti itu.
O Selalu menambah perbuatan baik. Sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik
lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bershadaqah dan juga memudahkan jalan
bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu.
O Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena
terhadap kesenangan dunia.
O Mengingat fase-fase kehidupan akhirat, fase ketika kita diletakkan dalam kubut, fase ketika kita diadili,
fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga, atau neraka.
O Berdo'a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil di hadapan Allah.
Cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala harus kita tunjukkan dalam aksi. Kita harus berharap
semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita, dansenantiasa merasa takut akan melakukan
kesalahan. Malam hari sebelum tidur, seyogyanya kita bermuhasabah, memperhitungkan perbuatan kita
sepanjanghari itu.
O Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan
melakukan kebaikan, dan menurun dengan melakukanperbuatan buruk.
O Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita, itupun
dari Allah.
0oa Penutup Ma[e|s Menghapus 0osa Ma[e|s
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan sehari-hari adalah berwujud ibadah pada
Allah SWT. Karena tujuan hidup manusia di muka bumi ini tidak lain hanyalah semata mata untuk beribadah pada
Allah SWT saja. Sebagaimana Allah SWT sudah memberi aba-aba dengan jelas pada manusia dalam firmanNya:
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (QS. 51:56)
Oleh sebab itu segala aspek kehidupan manusia adalah bersifat ibadah. Sebagian orang ada yang beranggapan
bahwa ibadah itu hanyalah ibadah pokok (asas) saja, (seperti yang tertera dalam Rukun Islam maupun Rukun
Iman) yang kita lakukan seperti, shalat, berpuasa dibulan Ramadan, bershadaqah, naik haji,dlsbnya. Namun
ibadah sunah ataupun yang mubah termasuk juga beribadah pada Allah SWT.
Nah untuk diterimanya amalan ibadah kita ada beberapa ketentuan yang kita harus perhatikan agar ibadah
tersebut bernilai disisi Allah SWT dan kita mendapat pahala karenanya. Kenapa demikian? Karena kalau
melakukan sesuatu tanpa pengetahuan, seperti tidak tahu kenapa harus melakukan shalat, apakah karena hanya
ikut-ikutan. Oleh sebab itu amalan yang dikerjakan tanpa pengetahuan sama saja tidak ada artinya, kita hanya
membuang-buang waktu saja. Sebagaimana firman Allah dibawah ini:

' -- ' ~ - = = _~ ~' - ' ~' -' . = - ' - = ' -~ ~
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.L (QS al-Isra, 17:36)
Adapun ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam melakukan ibadah itu adalah:
1. Niat
Sebelum beraktifitas apapun, kaum muslimin dianjurkan untuk meluruskan niat, karena niat akan menentukan hasil
dari aktifitas tersebut, apakah ada nilai ibadahnya atau tanpa nilai apa-apa disisi Allah.
Dikarenakan niat adalah merupakan hal yang sangat penting pada setiap pekerjaan kita, Rasulullah SAW
bersabda:

'~ - ' .' ~=`' '- - ' ' ~- ' . ~' ' ~ ,- . ~ -' =- _ ' -' ~ =+ _ ' -' ~ ~ -' = - ' - - ~
' + - -- ' ' ~' ' + = -- =+ _ ' ='-' ~ - '

"Sesungguhnya segala amalan itu dengan niat, dan segala sesuatu tidak ada artinya tanpa adanya niat, maka
barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang
siapa yang hijrahnya untuk urusan dunia yang akan didapatkannya atau wanita yang akan dinikahinya, maka
hijrahnya pada sesuatu yang diniatkan kepadanya" (HR. Bukhori)

Dari hadits diatas para ulama fikih mengharuskan atau menjadikan niat sebagai hal yang harus pada setiap
pekerjaan atau ibadah yang kita lakukan sehari-hari, bahkan pada pekerjaan mubah pun bisa bernilai sunnah jika
diniatkan untuk mengikuti Rasulullah SAW, akan tetapi niat berbuat jahat tidak akan ditulis sebagai kejahatan
sampai niat tersebut dilaksanakan, sementara niat kebaikan akan dicatat satu amalan kebaikan walaupun belum
dilakukan walaupun baru berniat saja, demikian indahnya kemurahan Allah SWT yang maha Pemurah.
2. Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan Syari`at
Apapun yang kita lukukan haruslah sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan Nabi Muhammad SAW, dan
apa yang tidak di syari`atkan berarti bid`ah mardudah ( bid`ah yang ditolak ), hal ini berdasarkan sabda Nabi :

~ . ~ = ` ~ = - - = ' - ~ + ~ .

" Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntutan dari Kami, maka amalan tersebut tertolak.L
Allah sudah nyatakan tentang hal ini dengan dengan tegas, bahwa;
"Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali selain-Nya.
Sedikit sekali yang kalian ambil pelajaran.L (Al-A`raf : 3)
Allah SW berfirman:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlahL
( Al Hasyr : 7)

Demikian juga Rasulullah SAW menekan-kan sikap ini di berbagai hadits, di antaranya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhory dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra :
' ~ - + - - = - - =' ' ~ ~ ' - ~ = ~'' ~
"Apa yang telah aku larang untuk kalian, maka jauhilah dan apa yang telah aku perintahkan kepada kalian, maka
kerjakan- lah semampu kalian.L
Apabila dalam soal peribadatan dan mu`amalah sudah berusaha untuk kembali kepada al-Qur`an dan hadits tetapi
tidak ditemukan petunjuk yang eksplisit menjelaskan persoalan tersebut, maka Rasulullah mengizinkan para ulama`
untuk berijtihad, yaitu berijtihad sesuai dengan petunjuk al-Qur`an dan Sunnah. Ijtihad adalah berusaha sekuat
tenaga untuk memahami al-Qur`an dan sunnah untuk menarik kesimpulan hukum tertentu.
Tetapi jika kemudian terjadi perbedaan ijtihad dikalangan para 'Ulama, kaum muslimin diperintahkan untuk kembali
kepada prinsip diatas.
Allah SWT menjelaskan :
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan
Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.L (An Nisaa` : 56)
Prinsip ini adalah jaminan keselamatan dari berbagai bentuk kesesatan selama seorang muslim masih
memeganginya, hal ini diberitakan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya :

- - ~ ' - ~ ' ~ ~ ~ ' ~ + -' ' - ~

Aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat sepening-galku selama-lamanya
selama kalian tetap berpegang teguh dengan keduanya Kitabullah dan SunnahkuL
Juga dalam haditsnya dari Abu Najih Al 'Irbadh bin Sariyah ra :

- ~ - - ~ , - ~ ' ` =' ' - ` - - ~ - ~ -' - =' - ~ ~' ' - - ~+ ~' ' - = ' +- = ~ =' -'

"Karena sesungguhnya siapa diantara kalian yang masih hidup. Maka dia akan melihat peselisihan yang banyak.
Maka wajib bagi kalian memegang teguh Sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin yang diberi petun-juk. Gigit!
Sunnahku dengan gigi geraham kalian. " (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Bahkan seorang itu dinyatakan tidak beriman hingga dia memiliki prinsip ini dan tunduk patuh terhadap ketentuan
hukumnya (Rasulullah saw).
Allah SWT mengancam setiap orang yang menentang prinsip ini setelah dia mendapatkan penjelasan :
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mu`min, Kami palingkan dia kemana dia berpaling dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.L (An Nisa` : 115 )
3. Aktifitas yang dilakukan itu dibolehkan oleh syari`at
Islam menuntut setiap manusia bekerja, berusaha mencari rezeki untuk dirinya, keluarganya dan juga untuk kedua
orang tuanya yang tidak mampu lagi untuk bekerja. Di samping itu Islam juga menyatakan bahwa sesuatu kerja,
usaha, ataupun bisnis yang halal itu adalah merupakan tugas yang diamanahkan oleh Allah kepada seseorang
manusia.

Maka menurut Islam setiap kerja yang diredhai oleh Allah dan disertai dengan niat adalah ibadat. Oleh sebab itu
setiap insan hendaklah menyadari dan menghayati bahwa setiap kegiatannya menjalankan kerja yang halal adalah
wajib baginya dan kegiatannya itu sekiranya dimulai dengan niat, hendaklah dianggap sebagai ibadat.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda:
"Barangsiapa bekerja untuk anak isterinya melalui jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang
berjihad di jalan Allah." (Riwayat Al- Bukhari)
Selain dari itu Rasulullah S.A.W. juga bersabda:
"Mencari kerja yang halal itu adalah fardhu selepas fardhu". (Riwayat Al- Baihaqi)
4. Membawa manfaat
Perbuatan yang akan kita lakukan itu haruslah menghasilkan (natijah) sesuatu yang bermanfaat, baik bermanfaat
untuk dirinya sendiri maupun bermanfaat untuk orang banyak lainnya. Jangan sampai aktifitas yang dilakukan
memberikan mudharat.
Contohnya kita mau bersedekah padaseseorang sebagai wujud tanda syukur kita atas rezki yang telah
diberikanNya pada kita. Oleh sebab itu aktifitas sedekah kita itu akan dinilai ibadah oleh Allah karena hasilnya
memberikan kelapangan hidup pada orang yang sedang membutuhkan. Bahkan aktifitas sedekah ini akan
membawa umatnya kepada rasa syukur pada Allah, Semakin kita bersyukur pada Allah, Allah akan menambah
nikmat reazki pada kita sepanjang aktifitas sedekah kita itu dilandasi dengan niat yang ikhlas.
5. Tidak meninggalkan / melalaikan ibadah pokok (asas).
Aktifitas apa saja yang dilakukan jangan sampai melalaikan kewajiban pokok kita untuk melakukannya. Kewajiban
pokok itu adalah sebagiamana yang tertera dalam Rukun Islam dan Rukun Iman. Dalam rukun Islam, contohnya
shalat. Disaat kita melakukan aktifitas berdagang misalnya, lantaran kesibukan menyebabkan shalat tertinggal.
Makah aktifitas tersebut tidak akan membawa berkah maupun manfaat buat dirinya.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Shalat itu adalah tiang agama. Barang siapa telah mendirikannya maka dia telah mendirikan agama. Dan
barang siapa yang meninggalkannya maka dia telah meruntuhkan agama."
Betapa banyak orang yang mementingkan makanan halal untuk keluarganya, sementara kewajiban yang lain
jarang dikerjakan bahkan ditinggalkan samasekali, shalat sudah diganti dengan nilai2 budaya yang menyebabkan
manusia menjadi lupa akan kewajiban utamanya. Oleh sebab itu ibadah2 sunnah akan menjadi tidak bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain kalau ibadah wajib seperti shalat sudah tidak dijalankan.

0oa Penutup Ma[e|s Menghapus 0osa Ma[e|s
Doa Penutup Majelis Menghapus Dosa Majelis
http://www.eramuslim.com

Salah satu ciri utama orang bertaqwa ialah semangatnya untuk memohon ampun kepada Allah. Ia sangat
menyadari jika dirinya sebagaimana manusia lainnya tidak luput dari dosa dan kesalahan. Maka Muttaqin
senantiasa mencari jalan untuk selalu diampuni segenap dosanya oleh Allah. Bila ia tahu ada suatu amal-
perbuatan yang dapat menghapus dosanya maka dengan segera ia akan kerjakan bila ia sanggup.
"Dan (Muttaqin juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.L (QS Ali
Imran ayat 135)
Bila manusia sedang berkumpul biasanya mereka tidak lepas dari pembicaraan satu sama lain. Setiap kali
manusia berkumpul lalu terlibat dalam suatu pembicaraan maka itu merupakan sebuah majelis. Setiap kali orang
berkumpul banyak sekali hal yang bisa mereka bicarakan. Pembicaraan bisa berkisar dari hal-hal bermanfaat
hingga hal-hal yang tidak bermanfaat.
Islam sebagai ajaran yang bersumber dari Allah Yang Maha Tahu dan Maha Mendengar sangat memperhatikan
masalah majelis. Islam tidak membenarkan sekumpulan orang terlibat dalam pembicaraan yang sia-sia apalagi
mengandung dusta dan kebatilan. Sehingga Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam mengkaitkan masalah kualitas
pembicaraan seseorang dengan keimanan kepada Allah dan Hari Akhir.
Bersabda Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam: "Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara
yang baik atau diam.L (HR Bukhari-Muslim)
Dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu `alaih wa sallam memberi nasihat sorang sahabat mengenai pentingnya
menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia apalagi munkar.
Dari Sufyan Abdullah Ats-Tsaqafy radhiyallahu `anhu ia berkata: LAku berkata: "Ya Rasulullah, beritahukan
kepadaku tentang sesuatu yang harus aku pelihara.L Beliau menjawab: "Katakanlah: 'Rabbku Allah kemudian
beristiqamahlah`.L Aku kembali bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang engkau paling khawatirkan terhadap diriku?L
Beliau lalu memegang lidahnya sendiri dan bersabda: "Ini (lisan)L. (HR Tirmidzi 2334)
Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu `alaih wa sallam mengajarkan ummatnya agar senantiasa mengakhiri
setiap majelis -apapun bentuk majelisnya- dengan membaca do`a kaffaratul-majelis atau do`a penutup majelis.
Sebab dengan demikian maka dosa-dosa pembicaraan yang dilakukan -sengaja maupun tidak- di dalam majelis
tersebut akan dihapus oleh Allah melalui do`a tersebut.
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu `anhu ia berkata: "Jika Rasulullah shollallahu `alaih wa sallam hendak
bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika "Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah
selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu". Seorang sahabat berkata: "Ya Rasulullah, engkau
telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?L Beliau menjawab: "Itu sebagai penebus dosa
yang terjadi dalam sebuah majelis.L (HR Abu Dawud 4217)
Keutamaan 5|aturahm
Kata silaturahmi sering kita dengar dan ucapkan, tetapi sejauh mana kita melakukannya, apa urgensi dan dampak
positifnya, dan bagaimana perhatian Islam mengenai silaturahmi, perlu kita pahami lebih lanjut.
Kata silaturahmi terdiri dari dua kosa kata :
1. Silah : hubungan/menghubung kan
2. Arrahim : kasih sayang/lembut

Bila ada suatu kaum selalu bersilaturahmi, menunjukkan bahwa kaum tersebut selalu berkasih sayang.
Kita dikatakan telah bersilaturahmi adalah bila kita telah menyambungkan kasih sayang dalam kebaikan, bukan
dalam kemaksiatan.
Bila dilihat dari segi bahasa, silaturahmi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan kata rahim, yang berarti peranakan, silaturahmi berarti menyambung tali kasih sayang kepada
keluarga yang masih memiliki hubungan darah, yang harus sangat kita jaga. Sangat disayangkan bila seseorang
memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman dibandingkan dengan hubungan dengan keluarga.
Bangsa Arab dapat kita lihat sebagai bangsa yang sangat menjaga hubungan silaturahmi dengan keluarga. Mereka
terbiasa menyebutkan nama bapak-bapak mereka. Sehingga mereka masih dapat mengetahui runutan generasi
keatas, bahkan bisa mencapai 21 generasi keatas, seperti pada keluarga Rasulullah SAW
Kita diperintahkan untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga kita, jangan sampai kita melupakan orang tua,
keluarga dan karabat kita.
Bila berdasarkan penjelasan ulama ada beberapa perbedaan. Menurut Imam Al Nawawi , silaturahmi dapat
dijelaskan dengan dua katagori:
1. Menjalin hubungan silaturahmi dengan saudara sedarah yang masih dekat dengan kita, hubungan mahram atau
muhrim (hubungan keluarga yang tidak dapat dilangsungkan pernikahan, dijelaskan dalam surat Annisa ayat 23).
2. Menjalin hubungan silaturahmi dengan kerabat, semakin dekat hubungannya, hubungan silaturahmi harus
semakin ditingkatkan.
Bersilaturahmi dapat dilakukan dengan hal-hal yang memungkinkan, misalnya dengan :
- Bicara dengan lemah lembut
- Ucapkan Salam
- Bila bertemu, berikan senyum
- Apabila sakit, kita kunjungi
- Apabila perlu bantuan, kita bantu dengan harta, kedudukan dll.
Selain bersungguh-sungguh dalam melakukan silaturahmi, kita juga harus bersunggung- sungguh dalam menjauhi
hal-hal yang merusak silaturahmi. Ada beberapa orang yang sangat kuat menyambung silaturahmi, sehingga
walaupun ia dimusuhi ia akan tetap berusaha menyambung silaturahmi.
Keutamaan silaturahmi dalam Islam
1. Silaturahmi adalah perintah Allah SWT
Seperti firman Allah SWT :
"dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut
kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang burukL. Al-Rad (13) - 21
Pada kalimat pertama dalam ayat diatas, perintah menghubungkan dari Allah SWT adalah perintah untuk
menyambungkan silaturahmi.
Pada kalimat kedua, sesungguhnya kita harus takut kepada Rabb kita dalam keadaan diam atau bergerak, takut
akan hisab-Nya diakhirat.
Firman Allah SWT yang lain tentang silaturahmi :
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan] nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan peliharalah] hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamuL Annisa (4) - 1
Dalam suatu hadist dikatakan, "Bukanlah seseorang dikatakan bersilaturahmi bila disana ada kebaikan.L
Maksudnya adalah, bila ada seorang sahabat kita memberikan kebaikan kepada kita, dan kita balas dengan
kebaikan; ada salah seorang saudara kita memberikan salam, kemudian kita jawab salamnya; ada saudara kita
berbuat baik, kemudian kita juga berbuat baik; maka kita belum digolongkan dalam orang-orang yang
menyambung silaturahmi, kita hanya membalas silaturahmi.
Menyambung silaturahmi adalah, bila kita berusaha untuk berbuat baik kepada saudara/teman yang hubungan
silaturahminya terputus, kepada saudara/teman yang bila kita kunjungi tidak menyambut dengan menyenangkan,
bila kita sapa tidak membalas, saudara/teman yang berhati keras. Pada kondisi seperti ini, bila kita dengan iklas
berbuat baik dan menyambung silaturahmi dengan saudara/teman kita ini, baru kemudian kita dapat digolongkan
dalam golongan orang-orang yang menyambung silaturahmi.
Bersilaturahmi bukan hanya menunggu kebaikan dari orang lain, tetapi karena melaksanakan perintah Allah SWT.
Mereka baik atau tidak, mau menerima kita atau tidak, yang penting adalah kita berusaha.
Perintah silaturahmi telah disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW, sesuai dengan
firman Allah SWT :
"Dan ingatlah], ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu]: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah
kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi
janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpalingL. Al-Baqarah (2) - 83.
Dikisahkan, terjadi suatu percakapan di masa Rasulullah SAW masih menyiarkan Islam di kota Mekkah. Kala itu
Rasulullah SAW masih menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Seseorang bertanya kepada Rasul :
"Siapakah engkau?L. Jawab Rasul : " Saya NabiL. Orang tersebut kembali bertanya : "Nabi apa?L. Jawab Rasul:
" Nabi yang diutus Allah SWTL
Orang tersebut bertanya lagi: " apa yang diperintahkan kepada engkau?L. Rasul menjawab: "Saya diperintahkan
untuk mengajak manusia menyembah Allah SWT, menghancurkan berhala dan menyambungkan silaturahmiL
2. Adanya larangan bagi orang-orang yang memutuskan tali silaturahmi
Sesuai perintah Allah SWT :
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan
hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila`nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan merekaL Muhammad (47)-22&23.
Dijaman jahiliyah, manusia suka berkelahi dan suka memutuskan silaturahmi, mereka tidak peduli dengan
saudaranya. Jangan sampai kita menyontoh dan kembali pada jaman jahiliyah.
3. Mendapatkan rahmat dan kebaikan
Kita sebagai makhluk Allah SWT kita mempunyai tugas untuk menyambung silaturahmi sesuai fitrah penciptaan
manusia.
4. Mendapatkan pahala yang besar dan syurga Allah SWT
Didalam sebuah hadist diceritakan bahwa, Rasulullah SAW pernah berkata bahwa diantara hamba-hamba Allah
SWT kelak akan ada yang mendapat tempat istimewa disurga. Mereka bukan para Nabi dan mereka bukan para
syuhada. Bahkan para nabi dan syuhada tertarik dengan kedudukan sekelompok orang ini disisi Allah SWT.
Para sahabat bertanya: " Ya Rasulullah, siapakah mereka yang mendapatkan tempat istimewa itu?L
Rasulullah SAW tidak menjawab nama kelompok mereka, tetapi menjelaskan ciri-cirinya, yaitu:L mereka adalah
orang-orang yang ketika hidupnya saling mencintai dan menyanyangi atas dasar keimanan, ketaqwaan, dan
keislaman, bukan karena harta dan kedudukanL
5. Diampuni dosa
Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa
mereka tidak] akan memberi bantuan] kepada kaum kerabat nya], orang-orang yang miskin dan orang-orang
yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha PenyayangL. Annur (14) - 32
Kalau kita lihat dalam Ashabul nuzul-nya, ayat ini turun berkaitan dengan kisah Abu Bakar AS dan keponakannya,
Mitzah, yang biaya hidupnya saat itu masih ditanggung oleh Abu Bakar AS.
Berkaitan juga dengan kisah Aisyah RA, yang sempat mendapatkan fitnah ketika tertinggal dari rombongan
Rasulullah SAW, dan pulang kembali kerumah bersama rombongan sahabat Rasulullah SAW, Soyfan. Ketika saat
itu Aisyah RA mendapatkan fitnah, Mitzah termasuk dalam kelompok orang-orang yang menggembar gemborkan
berita tersebut.
Abu Bakar AS, sebagai orang tua Aisyah RA, saat itu merasa marah, terutama setelah turun ayat Allah SWT yang
membuktikan bahwa Aisyah RA tidak melakukan tindakan yang difitnahkan.
Saat itu itu Abu Bakar AS bersumpah tidak akan memberikan nafkah lagi kepada Mitzah.
Dari peristiwa itulah ayat diatas turun. Sesuai ayat diatas, Abu Bakar AS mengharapkan ampunan dari Allah SWT,
dan Abu Bakar pun memutuskan untuk memaafkan Mitzah, dan melanjutkan berbuat baik dan menafkahi Mitzah.
Dari cerita ini, kita dipahamkan bahwa bila kita menyambung silaturahmi, insya Allah, Allah SWT mengampuni
dosa-dosa kita.
6.Dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya
Dalam sebuat hadist dikatakan: "barang siapa ingin dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya
ia menyambung tali silaturahmiL
Makna dilapangkan umurnya, memiliki beberapa makna dari para ulama :
a. Memiliki umur yang berkah, walaupun umurnya tidak panjang tapi berkah, hidupnya diisi dengan hal-hal yang
bermanfaat, berbuat baik. Diisi dengan hal-hal yang menyibukkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
b. Memang Allah SWT menambahkan umur. Misalnya seseorang awalnya ditakdirkan berumur 60 th, tetapi karena
seseorang tersebut rajin bersilaturahmi, maka Allah SWT menambahkan lagi umurnya. Semua tertulis dan
ditetapkan di Lauh Mahfudz
c.Bila seseorang yang suka menyambung silaturahmi meninggal, maka ia akan terus dikenang, seolah-olah tetap
hidup, seperti sahabat-sahabat Rasulullah SAW dan orang-orang sholeh yang namanya masih sering kita sebut,
walaupun mereka sudah meninggal lebih dari seribu tahun yang lalu.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk dapat berbuat kebaikan dan menyambung
silaturahmi dengan saudara dan kerabat kita, dan semoga Allah SWT memberikan kita semua sebuah tempat
KIA1 MEh0I0IK AhAK
Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka
selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang
cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap
menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan
berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika
ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya
juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan
tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik
terhadapnya sebagai bagian dari haknya.
Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai
berikut:
1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca
basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak
mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red).
Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang
makan.
2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya
mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam
mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan
jangan sampai mengotori pakaian.
3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus
pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan
kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu
banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini
untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut
saja.
4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal
makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu
cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia
melepaskannya.
5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan
warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu
hanya untuk kaumwanita.
6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya
mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya
hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-
hal ini.
7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa
bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka
bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang
jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia
memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras
kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang
salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan
memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.
8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku-
buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya,
hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia
juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah
orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa
mencintai dan menela-dani mereka.
Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah,
Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar
tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang
banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat
kemampuan anak.
9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya
sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan
jiwa.
10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair-
syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan
kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.
11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan
segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-
kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan
disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang
dilakukannya tidak baik.
12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi
di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan
kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci
dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi,
sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh
lagi dengan kemarahan.
13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi
dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali
pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan
perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak
bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan
dari ayah.

14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan
rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari
jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan
dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan
dan melemahnya kondisi badan.

15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk
karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam
kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena
terlalu lama tidur dan kurang gerak.
16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi,
sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan
bahwa itu tidak baik.
17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu
pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah
(atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa
menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.
18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak
(berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.
19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya,
pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia
ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.
20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu
mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan
rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan,
melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari
keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan
menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap
tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu
adalah perbuatan mulia dan terhormat.
22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat
umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama
muslim dan banyak menguap.
23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan
menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan
memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak.
Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa sallam.
24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau
dzikir kepada Allah.

25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau
dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti
melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-
orang yang suka melakukan hal itu.
27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam
kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan
mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk
melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar,
membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus
diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan
bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan
berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-
perintah.
30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru,
pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua.
Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa
mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
31. Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa
tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah
ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di
antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi
pendidikan anak perempuan.
Mempersiapkan Anak Yang Menyejukkan Pandangan
Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA

"Dan orang-orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami
yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwaL. (QS. Al-
Furqan: 75)
Imam Ibnu Katsir memahami qurratu a`yundalam ayat ini sebagai anak keturunan yang taat dan patuh mengabdi
kepada Allah. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa keluarga yang dikategorikan qurratu a`yun adalah mereka yang
menyenangkan pandangan mata di dunia dan di akhirat karena mereka menjalankan ketaatan kepada Allah, dan
memang kata Hasan Al-Bashri tidak ada yang lebih menyejukkan mata selain dari keberadaan anak keturunan
yang taat kepada Allah swt.
Secara bahasa, anak dalam bahasa Arab lebih tepat disebut dengan istilah At-ThiflPengarang Al-Mu`jam al-Wasith
mengartikan kata At-Thifl sebagai anak kecil hingga usia baligh. Kata ini dapat dipergunakan untuk menyebut
hewan atau manusia yang masih kecil dan setiap bagian kecil dari suatu benda, baik itu tunggal.
Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan anak sebagai keturunan kedua. Disamping itu anak juga berarti
manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa
perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa seiring dengan pertambahan usia. Dalam
kontek ini, maka anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa (orang tua dan para
pendidik).
Berdasarkan pembacaan terhadap ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebut kata Ath-Thifl yang berarti anak yang masih
kecil sebelum usia baligh, maka terdapat empat ayat yang menyebut kata ini secara tekstual. Dua ayat berbicara
tentang proses kejadian manusia yang berawal dari air mani, yaitu surah Al-Hajj: 5 dan surah Ghafir: 67.
Sedangkan kedua ayat lainnya yang menyebut kata At-Thifl terdapat dalam surah An-Nur : 31 dan 59 yang
menjelaskan tentang adab seorang anak di dalam rumah terhadap kedua orang tuanya.
Yang paling mendasar dalam pembahasan seputar anak tentu tentang kedudukan anak dalam perspektif Al-Qur`an
agar dapat dijadikan acuan oleh orang tua dan para pendidik untuk menghantarkan mereka menuju kebaikan dan
memelihara serta meningkatkan potensi mereka. Al-Qur`an menggariskan bahwa anak merupakan karunia
sekaligus amanah Allah swt, sumber kebahagiaan keluarga dan penerus garis keturunan orang tuanya.
Keberadaan anak dapat menjadi: 1) Penguat iman bagi orang tuanya QS: 37: 102] seperti yang tergambar dalam
kisah Ibrahim ketika merasa kesulitan melakukan titah Allah untuk menyembelih Ismail, justru Ismail membantu
agar ayahnya mematuhi perintah Allah swt untuk menyembelihnya, 2) Anak bisa menjadi do`a untuk kedua orang
tuanya. QS: 17: 24], 3) Anak juga dapat menjadi penyejuk hati (Qurratu A`ayun), QS: 26: 74], 4) menjadi
pendorong untuk perbuatan yang baik QS: 19: 44]. Akan tetapi, pada masa yang sama, anak juga dapat menjadi
5) fitnah, QS: 8; 28] 6), bahkan anak dapat menjelma menjadi musuh bagi orang tuanya. QS: 65: 14]
Maka dari itu, para ulama sepakat akan pentingnya masa kanak-kanak dalam periode kehidupan manusia.
Beberapa tahun pertama pada masa kanak-kanak merupakan kesempatan yang paling tepat untuk membentuk
kepribadian dan mengarahkan berbagai kecenderungan ke arah yang positif. Karena pada periode tersebut
kepribadian anak mulai terbentuk dan kecenderungan-kecenderunganya semakin tampak. Menurut Syekh Fuhaim
Musthafa dalam karyanya Manhaj al-Thifl al-Muslim: Dalilul Mu`allimin wal Aba` Ilat-Tarbiyati Abna masa kanak-
kanak ini juga merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk membentuk pengendalian agama, sehingga sang
anak dapat mengetahui, mana yang diharamkan oleh agama dan mana yang diperbolehkan.
Dalam hal ini, keluarga merupakan tempat pertama dan alami untuk memelihara dan menjaga hak-hak anak. Anak-
anak yang sedang tumbuh dan berkembang secara fisik, akal dan jiwanya, perlu mendapatkan bimbingan yang
memadai. Di bawah bimbingan dan motifasi keluarga yang continue akan melahirkan anak-anak yang
dikategorikan 'qurratu a`yun`.
Untuk mewujudkan semua itu, maka sejak awal Islam telah menyoroti berbagai hal di antaranya penegasan bahwa
awal pendidikan seorang anak dimulai sejak sebelum kelahirannya, yaitu sejak kedua orang tuanya memilih
pasangan hidupnya. Karena pada dasarnya anak akan tumbuh dan berkembang banyak tergantung dan terwarnai
oleh karakter yang dimiliki dan ditularkan oleh kedua orang tuanya. Di antara tujuan disyariatkan pernikahan adalah
terselamatkannya keturunan dan terciptanya sebuah keluarga yang hidup secara harmonis yang dapat
menumbuhkan nilai-nailai luhur dan bermartabat.
Dalam konteks ini, Al-Ghazali yang kemudian dikuatkan prinsip-prinsipnya oleh Ibn Qayyim al-Jauzyyah
menegaskan bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangatlah penting, oleh kerena itu pelaksanaannya harus
dilakukan dengan baik, dengan pembiasaan dan contoh-contoh teladan, memberikan permainan yang wajar dan
mendidik, jangan sampai memberikan permainan yang mematikan hati, merusak kecerdasan, menghindarkannya
dari pergaulan yang buruk. Pengaruh yang positif diharapkan akan menjadi kerangkan dasar bagi anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Membangun
kerangka dasar pada anak usia dini dapat diibaratkan membangun sebuah bangunan bertingkat. Bangunan seperti
itu tentu saja akan dimulai dengan membuat kerangka pondasi yang sangat kokoh yang mampu menopang bagian
bangunan yang ada di atasnya. Demikian pula anak-anak yang memiliki pondasi yang kuat dan kokoh ketika usia
dini maka akan menjadi dasar dan penopang bagi perkembangan anak memasuki pendidikan selanjutnya,
termasuk mempersiapkan hidupnya di tengah masyarakat.
Menurut pandangan Syekh Mansur Ali Rajab dalam karyanya Ta`ammulat fi falsafah al-Akhlaqterdapat paling tidak
lima aspek yang dapat diturunkan dari seseorang kepada anaknya, yaitu: 1). Jasmaniyah, seperti warna kulit,
bentuk tubuh, sifat rambut dan sebagainya. 2). Intelektualnya, seperti, kecerdasan dan atau kebodohan. 3) tingkah
laku, seperti tingkah laku terpuji, tercela, lemah lembuat, keras kepala, taat, durhaka. 4) alamiyah, yaitu pewarisan
internal yang dibawa sejak kelahiran tanpa pengaruh dari faktor eksternal. 5) sosiologis, yaitu pewarisan yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Ibn Qayyim Al-Jauzyyah dalam salah satu karyanya yang monumental tentang pendidikan anak `Tuhfatul Maudud
bi Ahkamil Maulud` menegaskan bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, suci dan selamat dari
penyimpangan dan menolak hal-hal buruk yang membahayakan dirinya. Namun lingkungan yang rusak dan
pergaulan yang tidak baik akan menodai kefitrahan anak dan dapat mengakibatkan berbagai penyimpangan dan
pada gilirannya akan menghambat perkembangan akal fikirannya. Sehingga tujuan akhir dari dari pendidikan anak
prasekolah adalah memberikan landasan iman dan mental yang kokoh dan kuat pada anak, sehingga akan hidup
bahagia bukan saja di saat ia dewasa dalam kehidupannya di dunia, tetapi juga bahagia di akherat, bahkan
diharapkan dapat mengikut sertakan kebahagiaan itu untuk kedua orang tua, guru dan mereka yang mendidiknya.
Sehingga pendidikan anak usia dini pada hakekatnya juga merupakan intervensi dini dengan memberikan
rangsangan edukasi sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi tersembunyi (hidden potency) serta
mengembangkan potensi tampak (actual potency) yang terdapat pada diri anak. Upaya mengenal dan memahami
barbagai ragam potensi anak usia dini merupakan persyaratan mutlak untuk dapat memberikan rangsangan
edukasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan potensi tertentu dalam diri anak. Upaya ini dapat
dilalukan dengan memahami berbagai dimensi perkembangan anak seperti bahasa, intelektual, emosi, social,
motorik konsep diri, minat dan bakat.
Tujuan lain dari pemberian program simulasi edukasi adalah melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak. Gangguan ini
dapat muncul dari dua faktor, yakni faktor internal yang terdapat dalam diri anak dan dan faktor ekternal yang
berwujud lingkungan di sekitar anak, baik yang berwujud lingkungan fisik seperti tempat tinggal, makanan dan alat-
alat permainan ataupun lingkungan sosial seperti jumlah anak, peran ayah/ ibu, peran nenek/ kakek, peran
pembantu, serta nilai dan norma sosial yang berlaku.
Ayat di atas yang menjadi doa sehari-hari setiap orang tua yang mendambakan hadirnya keturunan yang qurratu
a`yun, hendaknya dijadikan acuan dalam pembinaan anak, sehingga tidak lengah sesaatpun dalam upaya
melakukan pengawasan, pendidikan dan pembinaan anak-anak mereka. Itulah diantara ciri Ibadurrahman yang
disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya yang memilki kepedulian besar terhadap nasib anak-anak mereka di masa
yang akan datang. Semoga akan senantiasa lahir dari rahim bangsa ini generasi yang qurratu a`yun, bukan hanya
untuk kedua orang tuanya, tetapi juga masyarakatnya dan bangsanya. Amin.
Sumber: Dakwatuna.com
Akh|aq & Aqdah Istr Idaman
MediaMuslim.Info - Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang berjudul "Istr Idaman Karr Wanta Mu|a".
Pada pembahasan kali ini akan dipaparkan sedikit mengenai akhlaq bagi seorang Istri dari kalangan kaum
muslimin yang mencari kemulian sejati. Semoga kaum muslimah yang membaca artikel ini tersentuh nuraninya dan
memperoleh jalan hidayah mana kala selama ini telah terjatuh dalam jurang kenistaan dan jebakan-jebakan musuh
Islam.
Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya aqidah islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya
suatu amal tergantung kepada benar dan tidaknya aqidah seseorang. Isteri idaman adalah sosok yang selalu
bersemangat dalam menuntut ilmu agama sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar`i baik yang berhubungan
dengan aqidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana semangatnya para shahabiyah dalam menuntut
ilmu agama Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk menghilangkan
kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah di atas cahaya ilmu.
Sebagaimana riwayat dibawah ini:
Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para wanita berkata kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa sallam: "Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami, Nabi pun menjanjikan
satu hari dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada mereka. Salah
satu ucapan beliau kepada mereka adalah: "Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga
anaknya, kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang wanita bertanya: "Bagaimana
kalau hanya dua? Beliau menjawab: "Juga dua. (HR. Al-Bukhari No 1010)
Seorang isteri yang aqidahnya benar akan tercermin dalam tingkah lakunya misalnya:
O
4 Dia hanya bersahabat dengan wanita yang baik.
4 Selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Rabbnya.
4 Bisa menjadi contoh bagi wanita lainnya.

Akh|ak Ister Idaman.
O Berusaha berpegang teguh kepada akhlak-akhlak Islami yaitu: Ceria, pemalu, sabar, lembut tutur katanya
dan selalu jujur.
O Tidak banyak bicara, tidak suka merusak wanita lain, tidak suka ghibah (menggunjing) dan namimah (adu
domba).
O Selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan isteri suaminya yang lain (madunya) jika suaminya
mempunyai isteri lebih dari satu.
O Tidak menceritakan rahasia rumah tangga, diantaranya adalah hubungan suami isteri ataupun
percekcokan dalam rumah tangga. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukan-nya disisi Allah pada hari kiamat yaitu laki-laki
yang mencumbui isterinya dan isteri mencumbui suaminya kemudian ia sebar luaskan rahasianya. (HR.
Muslim 4/157)
Ister daman d rumah suamnya
O Membantu suaminya dalam kebaikan. Merupakan kebaikan bagi seorang isteri bila mampu mendorong
suaminya untuk berbuat baik, misalnya mendo-rong suaminya agar selalu ihsan dan berbakti kepada
kedua orang tuanya, sebagaimana firman Allah Taala, yang artinya: "Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah
dan melahirkannya dengan susah payah. (Al Ahqaf 15)
O Membantunya dalam menjalin hubungan baik dengan saudara-saudaranya.
O Membantunya dalam ketaatan.
O Berdedikasi (semangat hidup) yang tinggi.
O Ekonomis dan pandai mengatur rumah tangga.
O Bagus didalam mendidik anak.
O Penampilan:
Di dalam rumah, seorang isteri yang shalehah harus selalu memperhatikan penampilannya di rumah
suaminya lebih-lebih jika suaminya berada di sisinya maka Islam sangat menganjurkan untuk berhias
dengan hal-hal yang mubah sehingga menyenangkan hati suaminya.
Jika keluar rumah, seorang isteri yang sholehah harus memperhati-kan hal-hal berikut: Harus minta izin
suami, Harus menutup aurat dan tidak menampakkan perhiasannya, Tidak memakai wangi-wangian, Tidak
banyak keluar kecuali untuk tujuan syar`i atau keperluan yang sangat mendesak.
Ke|uarga Mus|m Bersama 1etangga
MediaMuslim.Info - Sebagian keruwetan dalam bahterah rumah tangga terkadang akan muncul akibat ulah
tetangga. Namun kita harus bijaksana, agar suasana yang seharusnya diredam dan bukan semakin semarak yang
akan berakibat tidak baik bagi kehidupan kita bersama. Mungkin ada diantara kita betanya-tanya, bagaimana hal
itu bisa terjadi?
Banyak dalil-dalil syari`at yang menjelaskan keharusan memenuhi hak tetangga dan berbuat baik terhadapnya.
Memiliki kekhususan yang tidak terdapat pada kebanyakan keluarga, atau kerabat suami istri. Diantaranya adalah,
tempatnya yang berdekatan. Akibat tempat yang berdekatan itu akhirnya terjadi interaksi di antara mereka.
Tetangga yang melihat keadaan keseharian akan lebih akrab dalam pergaulannya. Tidak diragukan lagi bahwa
tetangga mempunyai banyak kebaikan, diantaranya: memberi makan, meminjamkan peralatan rumah tangga,
membantu kaum ibu, menjenguknya dikala sakit serta turut mengawasi keadaan rumahnya sehingga ada perasaan
aman. Dan beberapa kebaikan lainnya.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Asma` binti Abi Bakar Radhiyallahu 'anha, Aku tidak pandai membuat roti,
maka tetanggaku dari kalangan Ansharlah yang telah membuatkan, mereka adalah wanita-wanita yang jujur.
Ibnu Hajar berkata, Kejujuran yang disandarkan padanya adalah menunjukkan bahwa mereka memang wanita-
wanita yang baik dalam mempergauli tetangga serta menetapi janji-janjinya.(Riwayat Al-Bukhari, Fathul Bari: 9/230)
Akan tetapi akibat hubungan dengan tetangga yang akrab itu tidak berarti tanpa resiko, resiko tetap ada, yaitu
tetangga menjadi tahu masalah-masalah yang tadinya merupakan rahasia keluarganya, tanpa boleh diketahui
orang lain. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa sebab:
1. Mereka mendengar sendiri keluhan problem yang diucapkan.
2. Karena istri atau suami sengaja mengadukan masalah pada tetangga untuk diajak bermusyawarah.
3. Bisa jadi suami atau istri merasa lebih tenang mengadukan masalah rumah tangganya pada tetangga
agar permasalahannya tidak bocor pada keluarga.
Mengingat peranan strategis seorang tetangga, maka seharusnya memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menyembunyikan aib yang ada dan jangan menebarkannya.
2. Berusaha meng-islah antara suami istri yang sedang bertikai. Adapun cara meng-islah-nya yaitu dengan
mendengar penuturan dari kedua belah pihak, manakala kedua belah pihak sudah didengar penuturannya
hal itu memungkinkan untuk dicari titik temu antara suami istri yang sedang bertikai. Bolehnya
mengadukan persoalan pribadi kepada tetangga karena tetangga tersebut dipandang memiliki pemikiran
yang baik. Namun kebanyakan tetangga tidak demikian adanya.
3. Tetangga tidak boleh menghasut suami atau istri. Terkadang tetangga sempat menangkap percekcokan
yang terjadi dalam sebuah keluarga, sebagai misal, pertikaian suami istri di malam hari yang berujung
pengusiran istri dari rumah dan penutupan pintu keras-keras. jika sudah demikian, istri hanya bisa
menumpang tidur di rumah tetangga. Untuk pulang dan tidur di rumah keluarga rasa-rasanya tidak
mungkin sebab hal itu justru memperuncing pertikaian.
Ada bentuk kesulitan lain tatkala seseorang berhubungan denga tetangga secara berlebihan, yaitu ketika istri
kelewat batas bergaul dengan tetangga sehingga melanggar norma-norma yang ada. Misalnya; istri berlama-lama
di rumah tetangga atau bahkan anak-anaknya pun ikut nginap tidur di rumah tetangga. Ini jelas menjadikan
marahnya suami dan membuatnya tidak kerasan tinggal di rumah sendiri.
Mungkin juga di kalangan istri ada yang ikut bepergian tatkala tetangganya bepergian dan di rumah tatkala ada di
rumah. Ini semua berawal karena akrabnya hubungan dengan tetangga yang menjadikan istri enggan untuk
berpisah atau sekedar mengurangi kebiasaaan yang pada dasarnya kurang baik ini. Terkadang akibat dekatnya
hubungan dengan tetangga ini menyebabkan terjadinya peelanggaran syari`at. Pelanggaran itu bisa berupa sikap
yang berlebihan terhadap tetangga atau pelecehan terhadap hak-haknya.
Berkenaan dengan ini, manusia dapat digolongkan menjadi tiga:
1. Golongan yang menjauhi tetangga, berburuk sangka padanya dan menimbulkan masalah baginya.
2. Golongan yang berlebihan dalam memperlakukan tetangga hingga mengalahkan kerabat dekatnya.
3. Golongan pertengahan, yaitu mereka yang memenuhi hak tetangga, menjaganya dan menghormatinya.
Semoga Alloh Subhanahu wa Taala senantiasa mengokohkan kita diatas Al Kitab dan Sunnah dan Istiqomah
diatasnya. Wal ilmu indallah.(Sumber Rujukan: Fathul Bari dan lain-lain)
FIH CAh0A 0Ah HUM0P
Dr. Setiawan Budi Utomo.
FIQH CANDA DAN HUMOR

Hidup terasa hambar dan datar tanpa humor dan canda bagaikan masakan tanpa garam. Namun hanya dalam
kadar kuantitas, kualitas dan penyajian tertentu akan menjadi penyedap kehidupan. Memang bercanda kadang
diperlukan untuk memecahkan kebekuan suasana sebagaimana yang dikatakan Said bin Al-`Ash kepada anaknya.
"Kurang bercanda dapat membuat orang yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu.L
Namun canda juga bisa berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batas dan keluar dari
ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Canda yang berlebihan juga dapat mematikan hati, mengurangi wibawa, dan dapat
menimbulkan rasa dengki.
Allah Swt. berfirman, Artinya: "Dan sesungguhnya Dia-lah yang membuat orang tertawa dan menangisL (QS An-
Najm: 43).
Menurut Ibnu 'Abbas, berdasarkan ayat ini, canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah
Saw. pun sesekali juga bercanda, tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah berkata kecuali yang benar. Imam Ibnu
Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah menciptakan dalam diri manusia tertawa dan
menangis. Karena itu silakanlah Anda tertawa dan menangis, namun tawa dan tangis kita harus sesuai dengan
aturan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw.
Berikut ini adalah kaidah fiqih terkait canda dan humor sebagai panduan agar canda dan humor bernilai dan
berdampak positif dan tidak justru berdampak dan bernilai negatif seperti menimbulkan luka hati atau
ketersinggungan orang lain.
1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. Firman Allah:
"Dan jika kamu tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.L Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-
ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?L (QS. at-Taubah:65)
2. Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti
April Mop di masa sekarang ini. Sabda Rasulullah saw: "Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta
untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia.L (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim)
3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan orang lain, kecuali yang bersangkutan
mengizinkannya. Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan
jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu
panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..L
(QS. al-Hujurat:11) "Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.L (HR.
Muslim)
4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan dan ketakutan terhadap orang muslim. Sabda Nabi saw: "Tidak halal bagi
seseorang menakut-nakuti sesama muslim lainnya.L (HR. ath-thabrani) "Janganlah salah seorang di antara kamu
mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud bermain-main maupun bersungguh-sungguh.L (HR. Tirmidzi)
5. Jangan bergurau untuk urusan yang serius dan jangan tertawa dalam urusan yang seharusnya menangis. Tiap-
tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap kondisi ada (cara dan macam) perkataannya sendiri. Allah mencela orang-
orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-Qur`an padahal seharusnya mereka menangis, lalu firman-
Nya: "Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis.
Sedang kamu melengahkannya.L (QS. an-Najm:59-61). Hendaklah gurauan itu dalam batas-batas yang diterima
akal, sederhana dan seimbang, dapat diterima oleh fitrah yang sehat, diridhai akal yang lurus dan cocok dengan
tata kehidupan masyarakat yang positif dan kreatif.
6. Islam tidak menyukai sifat berlebihan dan keterlaluan dalam segala hal, meskipun dalam urusan ibadah
sekalipun. Dalam hal hiburan ini Rasulullah memberikan batasan dalam sabdanya; "Janganlah kamu banyak
tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati.L (HR. Tirmidzi). "Berilah humor dalam perkataan dengan
ukuran seperti Anda memberi garam dalam makanan.L (Ali ra.). "Sederhanalah engkau dalam bergurau, karena
berlebihan dalam bergurau itu dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang-orang bodoh berani
kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadikan kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan.L (Sa`id
bin Ash).
PEMAJA 0Ah E1IKA PEPCAULAh 0ALAM I5LAM
5. Bekt Istyanto, 5.5os
Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini
kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar
pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain,
pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas
yang semakin mengkhawatirkan.
Kemorosotan moral para remaja ini tergambar dari beberapa data seperti laporan Klinik Catur Warga
Denpasar pada tahun 1996 menyebutkan 3000 pasangan KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan/&nwanted Pregnancy)
yang berkunjung ke klinik tersebut ternyata 60%-70% adalah pasangan remaja pranikah. Dalam koran Surya 3 Juli
1995, petugas memergoki remaja berseragam sekolah sedang antri di depan pintu para pelacur. Bahkan Pak AR.
Fakhruddin pernah menulis bahwa 60% remaja putri di Yogyakarta yang memasuki gerbang pernikahan, ternyata
sudah bukan gadis lagi (KR 20 Juni 1996). Belum lagi data terbaru tentang bayi korban pengguguran orang tuanya
yang disinyalir juga kebanyakan dilakukan oleh para remaja kota-kota besar di Indonesia.
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di
daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD
bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan
kemesuman. Penulis yakin akhirnya ini akan merambat pula di kota semacam Purworejo ini, apalagi secara
geografis tidak terlalu jauh dengan kota seperti Yogya atau Solo.
Pema[a 0an Faktor 0asar Pembentuk Keprbadan
Menurut Hasan Basri remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh
ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-
pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami, dalam bidang fisik-biologis maupun
psikis atau kejiwaan. Menstruasi pertama bagi kaum wanita dan keluarnya sperma dalam mimpi basah pertama
kaum pria adalah merupakan tonggak pertama dalam kehidupan manusia yang menunjukkan bahwa mereka
sedang dalam perjalanan usia remaja yang indah dan penuh dengan tanda tanya.
Dalam pertumbuhan fisik-biologisnya, maka kemasakan hormon dalam tubuhnya sangat mempengaruhi
kemasakan seksual dengan timbulnya dorongan-dorongan seksual yang semakin hidup dan bergelora. Minat
terhadap jenis kelamin lain mulai berkembang dalam arti khusus, sedang pengenalan terhadap diri sendiri ternyata
masih sangat kurang. Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya akan
selalu merupakan pertanyaan yang mengganggu dan sangat mengusik ketenangan hidup kaum remaja.
Sementara masyarakat yang telah berkembang demikian pesat baik dalam perubahan materi maupun
pergeseran nilai-nilai kehidupan pun terkena dampaknya, tidak saja kepada orang tua tapi juga kaum remaja. Jika
perhatian dan waktu orang tua terhadap anak disita oleh keunggulan materi maka pemenuhan tanggung jawab
terhadap anak-anaknya menjadi terbengkalai. Secara sederhana ada beberapa faktor penyebab pembentuk
kepribadian remaja, yaitu :
1. Faktor lingkungan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dekat, teman sekolah dan juga pendidik di
sekolah.
2. Faktor kelabilan jiwa remaja yang cenderung mengalami perubahan sehingga remaja mengalami kesulitan
dalam menyeimbangkan dan mengarahkan berbagai dorongan kejiwaan pada dirinya.
3. Terakhir adalah faktor eksternal yang sekarang serba boleh/permisif, seperti berubahnya nilai-nilai dalam
masyarakat, tayangan dan informasi yang tidak mendidik, gaya hidup hedonisme/materialisme.
Bagamana Is|am Mengarahkan Pergau|an Pema[a
Bila kita berbicara tentang pemuda (remaja termasuk), maka Al Qur`an telah menyebut banyak kisahnya.
Ada pemuda Yusuf a.s., pemuda Al Kahfi, pemuda Sulaiman dan banyak kisah lain yang cemerlang. Atau dalam
sirah maka kita bisa temukan banyak pemuda yang menjadi sahabat Rasul, seperti Mus`ab bin Umair, Usamah bin
Zaid atau Hasan-Husein bin Ali dari Ahlul Bait. Di kalangan pemudi kita bisa lihat Aisyah dan Fatimah dari
Keluarga Rasul atau Khaulah yang menunjukkan sisi kepahlawanannya dengan ikut berjuang di jalan Allah, dan
banyak lagi lainnya. Artinya, Islam menganggap pemuda (selanjutnya pemudi masuk ke dalamnya) merupakan
aset potensial yang ikut menentukan arah masa depan. Bila pemuda dalam suatu masyarakat tergolong baik,
maka dapat dipastikan masyarakat tersebut baik, demikian pula sebaliknya.
Tugas berat yang disandang pemuda dapat kita rumuskan sebagai berikut :
1. Sebagai penyambung generasi kaum beriman (QS.52:21, 25:74)
2. Sebagai pengganti orang-orang yang beriman yang telah terjadi degradasi iman (QS.5:54)
3. Sebagai reformer spiritual terhadap kaum yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104)
4. Sebagai unsur perbaikan (QS.18:13-14)
Hanya sayangnya, kebanyakan pemuda tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya pemahaman
terhadap Islam yang syamil dam mutakamil. Suatu hal yang ironis, dikarenakan banyak tugas berat yang tidak
mereka sadari karena ketidak pahaman atas makna dasar kehidupan ini. Seperti dari mana mereka berasal, untuk
apa diciptakan dan akan bagaimana mereka hidup. Jarang jawaban yang dapat kita ambil dari mereka saat ditanya
siapa idolanya, yang menjawab tokoh-tokoh panutan umat. Tapi justru tokoh glamour yang cenderung hedonisme
(keduniaan) seperti artis, atlit -lah yang kebanyakan mereka agung-agungkan dan dijadikan teladan hidup.
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara
pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak
memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya
Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Kita bisa memahami hakikat pergaulan dalam
Islam dengan melihat Al Qur`an :
"Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan
(QS.17:32). Dan, kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut ini :
1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :
"Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan alat kelaminlah yang akan
membuktikan apakah berzina atau tidak.
2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari "
"Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan jenis,pen) yang bukan
muhrimnya karena takut kepada Allah, maka Allah akan membuat dia merasakan manisnya iman.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan hadits lewat Imam Ali : Hai Ali,
hanya dijadikan halal bagimu pandangan yang pertama(Bukhari).
3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan yang tidak senonoh dan jorok.
4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh lawan jenis yang bukan
muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
"Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat) atau ditombak dari duburnya
hingga menembus kepala daripada menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya, hanya
mengucapkan salam.
5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat atau tempat dimana terjadi
pembauran laki-laki wanita yang tidak dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki
dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31).
6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :
"Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu jika kamu
bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lembut dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di
hatinya ada penyakit (keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu kita perlu berhati-hati terhadap suara
yang mendayu, mendesah, merayu seperti sering dieksploitasi media massa.
7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).
"Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan
mukmin, 'Hendaklah mereka itu memakai jilbab atas dirinya. Yang demikian itu supaya mereka
mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampunlagi Maha
Penyayang.
Ayat di atas mewajibkan kita untuk menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, kecuali
muhrimnya. Sementara untuk pria auratnya adalan antara pusar dengan lutut.
Dalam operasional pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti mutlak untuk ditaati a.l. :
1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali empat hal :
1. bertujuan meminang
2. belajar-mengajar
3. pengobatan
4. proses pengadilan (At-Tarbiyah Al-Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih Ulwan)
2. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan lekuk tubuh dan bentuknya.
3. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari semalam (pendapat lain, seukuran jamak
sholat).
4. Bagi yang sudah berkeluarga, seorang isteri dilarang pergi tanpa ijin suami.
5. Larangan bertabarruj bagi wanita (bersolek/berdandan untuk memperlihatkan perhiasan dan kecantikan kepada
orang lain) kecuali untuk suami.
6. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi)
7. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat.
8. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita.
9. Hubungan taawun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam bentuk umum, seperti mu`amalah.
10. Anjuran segera menikah, bila tidak mampu suruhan berpuasa dilaksanakan.
11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah.
12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai kendali internal jiwa seseorang terhadap
perbuatan dosa dan maksiat.
Penutup
Kita memahami bahwa masa muda adalah masa yang sangat berat. Ditambah faktor eksternal yang
demikian kuat membelokkan tujuan utama beribadah mencapai ridha Allah, maka dalam penyampaian kebenaran
ini juga perlu mendapat perhatian yang seksama. Kita tidak bisa saja dengan gampang memberi peringatan tanpa
memahami uslub dan wasilah dakwah dan mengerti sejauh mana pemahaman yang dipahami teman dan
masyarakat kita. Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru
bergaul hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam.
Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin
mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan yang mendekati zina, yang
diharamkan Allah.
KepadaNya lah saja kita bertawakkal.


Minimal yang mesti kita siapkan untuk berdakwah tentang etika pergaulan Islam ini adalah :
1. Menyamakan persepsi dan kepahaman, bahwa ini merupakan masalah yang besar dan cukup kompleks.
2. Memahami fiqh dakwah dan syar`i secara cukup komprehensif.
3. Memahami bahwa hidayah tidak bisa dipaksakan, tapi tetap kita mengupayakan sebab-sebab terjadinya
sunnatullah (turunnya hidayah).
4. Mempelajari kaidah dakwah agar dalam proses penyampaiannya tidak mengalami benturan yang justru
membuat kita tertolak seperti :
1. Qudwah sebelum dakwah ; peringatan harus dimulai dari diri kita dulu.
2. Menjalin keakraban sebelum pengajaran ; menumbuhkan kasih sayang, perhatian, dan kelembutan dalam
kata dan perilaku (suluk).
3. Mengenalkan sebelum memberi tugas ; tingkat kepahaman masing-masing orang berbeda, perlu
pemahaman yang tepat.
4. Bertahap dalam pemberian tugas.
5. Mempermudah bukan mempersulit ; dalam menyampaikan jangan beri aturan yang rumit dan terkesan
menakutkan.
6. Ushul sebelum furu` : yang utama adalah mengajarkan tauhid sebelum yang lain.
7. Memberi kabar gembira sebelum ancaman.
8. Memahamkan dengan perbuatan dan kata, bukan mendikte/instruksi.
9. Mendidik bukan menelanjangi ; bukan malah menyebarkan aib dan dosa orang lain.
10. Menjadi murid orang yang paham bukan hanya baca buku.

Terakhir dalam dakwah tentang pergaulan Islam, kita dianjurkan untuk tidak ekslusif artinya justru bergaul
hanya kepada orang yang sepaham saja dan meninggalkan mereka yang awam terhadap Islam. Terpenting untuk
menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan
dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri dari perbuatan yang mendekati zina, yang diharamkan Allah.
KepadaNya lah saja kita bertawakkal.

Anda mungkin juga menyukai