Disusun oleh :
STKIP BIM
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk
istilahhubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan
pranikah, Islammengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika
seorang laki-lakimenyukai seorang perempuan, maka ia harus
mengkhitbahnya denganmaksud akan menikahinya pada waktu
dekat selama masa khitbah,keduanya harus menjaga agar jangan
sampai melanggar aturan-aturanyang telah ditetapkan oleh Islam,
seperti berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium,
memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.
Namun di zaman sekarang, istilah pacaran tidak bisa lepas dari
remaja. Pada masa ini seorang remaja biasannya mulai "naksir"
lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatanuntuk
mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah
pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya
mulai berpacaran yang identik dengan pelampiasan sayang dengan
cara yang kurang begitu sesuaidengan ajaran Islam. Hal tersebutlah
yang mendasari mengambil tema ini untuk di bahas, karena banyak
yang tidak tau apakah pacaran dalam islam itu di perbolehkan atau
tidak.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian pacaran menurut islam?
2. Apa batasan - batasan yang diperbolehkan laki² dan perempuan sebelum mereka
menikah?
D. Manfaat
1.Sebagai refrensi pengetahuan tentang pacaran menurut islam
2. mampu menjaga dirinnya dari perbuatan zina
3. mampu menjaga diri dan pandangan terhadap yang bukan
mahramnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pacaran menurut Islam.
Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda
sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam
ada yang disebut Khitbah atau masa tunangan. Masa
tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau
misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai
dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa
pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-
bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga
meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Pacaran adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta
setelah pubertas. Tetapi pacaran pada anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena
dengan pacaran yang sehat mereka tidak akan teesesat dalam gaya hidup bebas. Pacaran
dapat memberikan dampak yang posisif bagi remaja, akan tetapi dilain pihak sisi juga
banyak. Maka untuk itu kita harus mengondisikan agar remaja berpacaran yang positif.
Untuk diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar remaja tidak terjerumus kedalam
pacaran yang tidak sehat mengarah freeseks.
Saran
Jadikan agama dan keimanan senagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri dalam
berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas. Bagi yang
mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri ( bila perlu tidak punya pacar ),
kehormatan kesucian dan nama baiknya sendiri, keluarga, agama.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/295091733/Pacaran-Dalam-Islam
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-
agama-islam/tugas-pai-pendidikan-agama-islam/37903591