Anda di halaman 1dari 32

Pacaran dalam Islam

Oleh :
NAMA : Monica Henidar S.
NIM : 25000119130227
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019

NAMA : Aliffia Salvy Diah Cahyani


NIM : 25000119140243
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019

NAMA : Salsabilla Khumaira P.


NIM : 25000119110019
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019
NAMA : Yudha Harist Prasojo
NIM : 25000119130115
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019

NAMA : Dinda Ayu Mentari


NIM : 25000119130176
KELAS :F
TAHUN AKADEMIK : 2019

NAMA : Devano Alfathan G.D


NIM : 25000119140306
KELAS :F
TAHUN AKADEMIK : 2019

NAMA : Diana Wulandari P.


NIM : 2500011914023
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019
Apa itu pacaran ????
Hayoo apa hayooo??
Pacaran merupakan proses perkenalan antara
dua insan manusia yang biasanya berada dalam
rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju
kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan
pernikahan.
HUKUM PACARAN DALAM ISLAM
Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam
Islam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di
antara mereka yang bukan muhrim karena dapat menimbulkan
berbagai fitnah dan dosa. Dalam Islam, pacaran
adalah haram. Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara
lelaki dan perempuan dalam dua hal, yakni:

• Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara
ayah dan anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik
perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram
berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik)
dengan lawan jenis.
• Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan
untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat
larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau
bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya.
Untuk perempuan, harus menggunakan jilbab dan
menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar laki-laki
yang bukan mahramnya tersebut.
• Islam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu,
selain daripada mendekati zina yang merupakan dosa
besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya
yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri
tetapi juga orang lain.
Hal yang ditakutkan akan terjadi:
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-
hal yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal,
tidak ada berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun
juga, pacaran adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa,
iblis adalah temannya.
Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani
dan membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena
dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan
tangan, mulai berdua-duaan, dan akhirnya melakukan yang tidak
sepantasnya untuk dilakukan.
2. Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa,
ada iblis yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu
semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal
kesemuanya hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak
tergoda pun bisa saja terjerumus.
Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah
mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun
terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada
Allah SWT. Naudzubillah, sungguh yang demikian sudah menjadi orang yang
tersesat.
Al-Quran dan Hadist
1. Q.S Al-Isra’ ayat 32

Artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina,


sesungguhnya zina itu adalah salah satu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.”
Pacaran bukan sebuah ikatan yang resmi, ikatan resmi
hanya didapat dengan menikah. Pacaran mendekatkan
pelakunya ke arah zina yang jelas dilarang oleh Allah
dan bukan jalan yang baik dalam islam.
2. Q.S An-Nur ayat 30-31

Artinya: “Katakanlah kepada laki laki yang beriman, hendaklah


mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya,
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”.
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung
3. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak. Demi Allah, tidak
pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyentuh tangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau
membai’at mereka dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” (HR.
Muslim)

4. Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu


‘anhuma, dia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW
tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau
bersabda: ‘Palingkan pandanganmu’.”

5. Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: “Tidak ada yang kuperhitungkan


lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
“Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang
pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat [dengan syahwat],
zinanya lidah adalah mengucapkan [dengan syahwat], zinanya hati
adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat],
maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya.”
(HR. Bukhari & Muslim).
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG
BERPACARAN
Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik
pada laki - laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa
cinta, manusia bisa hidup berpasang-pasangan. Adanya
pernikahan tentu harus didahului rasa cinta. Seandainya
tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau
membangun rumah tangga. Menyatakan cinta sebagai
kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang secara
eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya
memberikan batasan-batasan antara yang boleh dan yang
tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang
bukan suami istri
• Allah memerintahkan kepada wanita untuk menutup
auratnya
Allah SWT. berfirman :

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak


perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)
• Agama Islam melarang berduaan dengan lawan jenis
Dari Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda,
• “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita
kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)

• Rasulullah SAW bersabda,


“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang
tidak halal baginya karena sesungguhnya syaiton adalah orang
ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama
mahromnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
• Jabat tangan dengan lawan jenis termasuk yang dilarang
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan
ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata
adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar.
Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan
meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah.
Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan.
Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau
mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
PENDAPAT KAMI .........
Menurut kami pacaran dalam islam adalah adalah budaya asing
yang masuk ke Indonesia akibat daripada globalisasi.
Karena filter yang kurang, akhirnya banyak yang ikut terjerumus
dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa
pacaran tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan
mendekati kepada zina yang merupakan dosa besar.
Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam Islam.
Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka
yang mukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah
dan dosa. Dalam Islam, pacaran adalah haram. Oleh sebab itu, Islam
mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan dalam dua hal,
yakni:
• Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan
anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik perempuannya
atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram berarti sah-sah saja
untuk berduaan (dalam artian baik) dengan lawan jenis.
• Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk
menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat larangan baginya
jika berdua-duaan, melihat langsung, atau bersentuhan dengan
perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan, harus
menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di
sekitar laki-laki yang bukan mahramnya tersebut.
Bahaya Pacaran dalam Agama Islam

 Mudah terjerumus ke perzinaan


Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang
berbuat dosa, ada iblis yang menemaninya. Meniupkan
berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam
dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya
hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak
tergoda pun bisa saja terjerumus.
 Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang
berbuat dosa, ada iblis yang menemaninya. Meniupkan
berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam
dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya
hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak
tergoda pun bisa saja terjerumus.
 Mengajarkan kepada kemunafikkan.
 Mengurangi produktivitas dan minat belajar
Waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru
lebih banyak dihabiskan bersama pacar. Uang pemberian
orang tua yang semestinya dipakai untuk kepentingan
pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang. Zaman
sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah
prioritas utama dibandingkan dengan diri sendiri.
 Menjadikan hidup boros
 Pemicu tindak criminal
Bagaimana Islam mengatur hubungan
sepasang remaja yang memiliki
perasaan tertarik satu sama lain ????
‫ير‬ ِّ ‫ين َو ْالقَن‬
ِّ ‫َاط‬ َ ‫ساء َو ْالبَ ِّن‬ َ ‫ت ِّم َن ا ِّلن‬ ِّ ‫ش َه َوا‬ َّ ‫ب ال‬ ُّ ‫اس ُح‬ ِّ َّ‫• ُز ِّي َن ِّللن‬
َ ‫ض ِّة َو ْال َخ ْي ِّل ْال ُم‬
‫س َّو َم ِّة َوال َ ْنعَ ِّام‬ َّ ‫ب َو ْال ِّف‬
ِّ ‫ط َرةِّ ِّم َن الذَّ َه‬ َ ‫ْال ُمقَن‬
ِّ ‫ع ْال َحيَا ِّة ال ُّد ْنيَا َوّللاُ ِّعن َدهُ ُح ْس ُن ْال َمآ‬
‫ب‬ ُ ‫ث ذَ ِّل َك َمتَا‬ ِّ ‫َو ْال َح ْر‬
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).”(QS.3:14)
Islam tidak melarang seorang berkasih-kasihan dan
bercinta, karena hal tersebut merupakan naluri
manusia, namun islam menghendaki kesucian dan
ketulusan dalam hubungan itu, sehingga
ditetapkannya pedoman yang harus diindahkan oleh
setiap orang, sehingga mereka tidak terjerumus di
dalam fahisyah (zina dan kekejian lainnya).
Langkah- langkah yang dibenarkan untuk seorang pria untuk
mengenal wanita:
 Mengirim delegasi untuk menyelidiki masing-masing
pasangannya, dengan syarat delegasi tersebut harus adil, dapat
dipercaya dan satu mahram atau satu jenis dengan calon yang
diselidiki.
 Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai
dengan mahramnya.
 Sebatas melihat wajah dan telapak tangan saja (menurut
syafi’iyah).
 Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya
lamarannya.
Rasulullah pernah bersabda dalam Riwayat Jabir berikut
ini :
‫اذا خطب احدكم المراة فان استطاع ان ينظر منها الى ما يدعو الى نكاحها فليفعل‬
“Jika di antara kalian ada yang meminang perempuan maka
jika ia bisa melihat si perempuan sesuai yang ia butuhkan
untuk dinikahinya, maka hendaklah ia melakukan hal itu.”
Selain langkah-langkah di atas, Nabi Saw., memberikan
tips bagi seseorang yang hendak memilih pasangannya, yaitu
mendahulukan pertimbangan keberagamaan daripada motif
kekayaan, keturunan maupun kecantikan atau ketampanan.
KHITBAH.....????
Khitbah adalah sebuah konsep ‘Pacaran Berpahala’
dari dispensasi agama sebagai media yang legal bagi
hubungan lawan jenis untuk saling mengenal sebelum
memutuskan menjalin hubungan suami-istri.
Lebih dari itu dalam “Pacaran Berpahala”
ini juga diperkenankan duduk dan berbincang-
bincang bersama sepanjang tidak sampai bernuansa
khalwah (berduaan), seperti dengan disertakan pihak
ketiga yang bisa melindungi dari fitnah karena
Makhtubah (baca pacar) bagaimanapun masih
berstatus Ajnabiyyah (wanita/orang lain) yang
sedikitpun belum berlaku hukum suami-istri.
Jadi konsep dalam Islam dalam mengatur hubungan
hubungan sepasang remaja yang sedang jatuh cinta
bukan dengan hubungan tanpa batas atau pacaran
islami yang diawali dengan “Basmalah” dan di akhiri
dengan “Hamdalah” melainkan hubungan yang di
bingkai dengan nilai-nilai pekerti luhur dan dihiasi
dengan Fitrah Keindahan
KESIMPULAN
• Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika
seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa.
Termasuk rasa cinta kepada lawan jenis dan lain-lainnya.
• Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah,
dimana manusia tidak ikut andil menentukan sama sekali, manusia hanya
dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam
Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-
wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik
adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu
bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi
mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."
• Pacaran, taarufan atau apapun istilahnya, Bukanlah sesuatu yang dilarang
kerena pada dasarnya manusia diciptakan untuk saling mengenal, yang
tidak diperbolehkan oleh agama adalah aktivitas- aktivitas yang kerapkali
dianggap suatu kewajaran dan bahkan keharusan oleh anak muda
sekarang pada saat berpacaran. Padahal Agama menghendaki kesucian
dan ketulusan dalam hubungan itu, oleh karenanya ditetapkan pedoman
Al-Qur’an yang harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap insan, sehingga
terjamin tidak adanya pelanggaran Agama dan moral.

Anda mungkin juga menyukai