Oleh :
NAMA : Monica Henidar S.
NIM : 25000119130227
KELAS :A
TAHUN AKADEMIK : 2019
• Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara
ayah dan anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik
perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram
berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik)
dengan lawan jenis.
• Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan
untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat
larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau
bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya.
Untuk perempuan, harus menggunakan jilbab dan
menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar laki-laki
yang bukan mahramnya tersebut.
• Islam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu,
selain daripada mendekati zina yang merupakan dosa
besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya
yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri
tetapi juga orang lain.
Hal yang ditakutkan akan terjadi:
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-
hal yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal,
tidak ada berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun
juga, pacaran adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa,
iblis adalah temannya.
Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani
dan membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena
dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan
tangan, mulai berdua-duaan, dan akhirnya melakukan yang tidak
sepantasnya untuk dilakukan.
2. Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa,
ada iblis yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu
semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal
kesemuanya hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak
tergoda pun bisa saja terjerumus.
Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah
mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun
terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada
Allah SWT. Naudzubillah, sungguh yang demikian sudah menjadi orang yang
tersesat.
Al-Quran dan Hadist
1. Q.S Al-Isra’ ayat 32