com
Dioptimalkan 6 menit yang lalu
Lihat yang asli Segarkan
Home » Akhlaq » Larangan » Pacaran Dalam Islam – Hukum, Bahaya dan Akibatnya
ads
Tidak segan oleh mereka berdua-duaan baik di tempat umum bahkan di tempat yang jauh dari keramaian. Padahal,
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh
bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim)
Oh, salah jika hanya menyebut para remaja saja yang berbuat demikian, karena orang dewasa pun juga banyak yang
melakukannya. Sedihnya, budaya pacaran itu bahkan sudah menancapkan akarnya pada anak-anak belia yang masih
duduk dibangku sekolah dasar berseragam merah dan putih. Sungguh miris sekali.
Sebetulnya, budaya pacaran itu adalah budaya asing yang masuk ke Indonesia akibat daripada globalisasi. Karena filter
yang kurang, akhirnya banyak yang ikut terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran
tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina yang merupakan dosa besar.
Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik
perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik) dengan
lawan jenis.
Sebab, dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak boleh dinikahi) daripada seorang laki-
laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan (kandung maupun se-ayah), bibi (dari ibu maupun ayah), keponakan (dari
saudara kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung maupun tiri), ibu susu, saudara sepersusuan, ibu
mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan yang mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan
mempertontonkan auratnya.
Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat larangan
baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk
perempuan, harus menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar laki-laki yang bukan
mahramnya tersebut.
1. Mendekati zina
Ini merupakan bahaya pasti yang disebabkan oleh pacaran. Laki-laki diharuskan menjaga pandangannya dari
perempuan, dan perempuan pun harus sadar diri akan keberadaannya dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya.
Hadist dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, mengatakan:
“Rasulullah SAW berkata kepada Ali: Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena
pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan).” (H. R. Abu
Dawud).
Bahkan, jika ada yang mengaku pacaran dalam jarang jauh atau yang lebih dikenal dengan LDR (long distance
relationship) sama saja perkaranya. Zina bukan berarti bertemu lantas melakukan hubungan intim tanpa ada ikatan
pernikahan. Bahkan ketika si laki-laki mengirimkan pesan pendek kepada si perempuan, itu juga mendekati zina.
Bahkan, bisa jadi sudah termasuk dalam zina hati dan pikiran. Memikirkan betapa bahagianya saat mengirimkan
pesan tersebut sambil membayangkan wajah satu sama lain, bertamblah lagi dosanya.
2. Menghilangkan konsentrasi
Ada yang bilang pacaran itu bisa menjadi penyemangat untuk belajar atau bekerja? Sungguh salah pemikiran yang
demikian. Nyatanya, pacaran itu hanya menguras otak dan membuyarkan konsentrasi. Fokus belajar justru hilang
dan pekerjaan jadi terabaikan. Pacaran itu tidak mudah, sebab melibatkan dua kepala, bahkan bisa tiga, empat, dan
seterusnya, dengan prioritas utama adalah “bagaimana-caranya-membahagiakan-si-pacar.”
Akibatnya, berbagai cara dilakukan hanya demi membuat senang satu sama lain. Rela meninggalkan pekerjaan dan
membuang waktu belajar hanya demi menemani sang Pacar berjalan-jalan. Jika suatu saat terjadi yang nama
perselisihan, justru akan memicu stres yang menyebabkan semangat belajar menjadi hilang.
Bahkan hanya dengan memikirkan si Pacar saja sudah banyak menyita waktu dan membuatnya terbuang secara sia-
sia. Padahal, tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah melanggar perintah Allah SWT dan hanya
menumpuk dosa semata.
Salah satu bagian daripada budaya pacaran itu adalah usahanya memberikan kebahagian bagi pasangan padahal
tanpa ia sadari itu hanya sia-sia. Rela menghabiskan waktu, uang dan harapan hanya demi seseorang yang bahkan
belum tentu adala jodohnya. Padahal, lebih baik jika waktu itu digunakan untuk beribadah dan lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Lalu, uang yang digunakan untuk pergi menonton film di bioskop, makan di restoran mewah, membeli ini itu untuk
pacar, disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan. Sedekah bahkan memberikan berkah kepada harta
kita, sedangkan pacar?—Percayalah, senyum dari mereka yang menerima bantuan kita jauh lebih indah dibandingkan
senyuman pacarmu itu. Belum lagi jika seluruh biaya yang dikeluarkan tak jarang bukan dari penghasilan sendiri
melainkan dari orang tua, sering terjadi pada remaja, bertambahlah beban orang tua.
Kalaupun dari hasil pendapatan sendiri, tetap saja tidak benar hubungan pacaran tersebut karena jika memang
seorang laki-laki itu bersungguh-sungguh, ia tidak akan datang ke rumah hanya untuk mengajak jalan wanitanya, tapi
lelaki yang serius akan datang ke rumah membawa orang tua/walinya dan melamar wanita yang dicintainya
tersebut dihadapan orang tuanya.
Orang yang berpacaran sering meresahkan masyarakat dan menimbulkan berbagai fitnah, terutama mereka yang
sering berdua-duaan di tempat sepi misalnya di dalam kost-kostan. Sering kita mendengar adanya penggrebekkan
kost mesum dan menemukan banyak pasangan yang tidak sah tertangkap. Di dalam kehidupan bermasyarakat, ini
benar-benar merusak moral dan akan menjadi contoh yang teramat buruk bagi anak-anak yang mlihatnya.
Terkhusus bagi remaja yang sudah terjerumus dalam budaya pacaran tersebut, berikut adalah bahaya yang semetinya
mereka dan orang tua ketahui agar segera bisa meninggalkan perilaku tersebut. Juga bagi remaja yang tidak
melakukannya, agar semakin berhati-hati agar tidak terjerumus:
Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal yang demikian. Mereka akan berpacaran
yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun juga, pacaran
adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, iblis adalah temannya.
Sponsors Link
Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan
sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan tangan, mulai
berdua-duaan, dan akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan.
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua
telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya
melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau
digagalkannya.” (H. R Bukhari).
2. Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa, ada iblis yang menemaninya. Meniupkan
berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya
hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak tergoda pun bisa saja terjerumus.
Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang
Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah,
sungguh yang demikian sudah menjadi orang yang tersesat.
Sering mengumbar rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya dihadapan sang pacar, tapi juga akan
melakukan hal yang sama di hadapan orang tua. Jadilah mereka sebagai pembohong yang luar biasa.
Siapa bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Coba pikirkan kembali ke dasarnya bahwasanya pacaran itu
adalah dosa. Selama berpacaran, artinya Anda akan terus memupuk dosa sepanjang waktu. Dari tiap-tiap yang namanya
dosa, tidak akan terdapat kebaikan di dalamnya.
Justru sebaliknya, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru lebih banyak dihabiskan bersama pacar. Uang
pemberian orang tua yang semestinya dipakai untuk kepentingan pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang.
Zaman sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah prioritas utama dibandingkan dengan diri sendiri.
Akhirnya, tak jarang banyak yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas, kebanyakan berhayal, lalu ujung-ujungnya
adalah keteteran dan tinggal kelas atau terlambat wisuda.
Seringkali memberikan ini itu kepada pacar bahkan lebih sering daripada apa yang dilakukan kepada orang tua sendiri.
Padahal, apa yang diperoleh dari semua itu? Apakah dengan membelikan atau mentraktir sesuatu terhadap pacar maka
artinya kita berinvestasi di dalam masa depan?
Justru sebaliknya, pacaran hanyalah penyebab kantong kering yang akan membuat kepala pusing hingga nanti ujung-
ujungnya merengeklah pada orang tua untuk mendapat tambahan uang belanja sekaligus berpura-pura.
Ini mengerikan. Ketika mendengar berita tentang remaja yang membunuh remaja lainnya hanya karena berebut pacar. Luar
biasa. Katakanlah dengan kasar, bahwa mereka lebih rendah daripada hewan sekalipun.
Sponsors Link
Padahal, manusia memiliki akan, bukan? Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, maka akan berjodoh dengan
pacar yang diperebutkan? Yang ada, Anda akan berjodoh dengan iblis dan bersama-sama menghuni neraka.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran seperti
berikut;
“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya
pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum
mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H. R.
Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Artikel Terkait
Cara Menghindari Pacaran Pacaran Beda Agama Hukum Zina Tangan Ta’aruf Menurut Islam
Larangan Minuman Keras Dalam Islam Larangan Saat Haid Dalam Islam Larangan Berpacaran Dalam Islam
Ghibah Dalam Islam Fitnah Dalam Islam Alkohol Dalam Islam Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam
Pacaran Dalam Islam Hukum Percaya Ramalan Menurut Islam Zina Dalam Islam Ri’ya Dalam Islam
Bahaya Lidah Menurut Agama Islam Penyebab Amal Ibadah Ditolak dalam Islam Manfaat Menghindari Ghibah
Cara Menghindari Pelet Menurut Islam Cara Menghindari Ghibah Bahaya ISIS Bagi Kehidupan Bernegara
Wanita Muslimah Menurut Islam Dosa Besar dalam Islam Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam
Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi
Artikel Lainnya
Mandi Wajib Pandangan Islam Terhadap Terorisme Aliran Ahmadiyah : Sesat atau Tidak ?
Jual Beli Menurut Islam Aliran Syiah dalam Ilmu Kalam Cara Menghitung Zakat Maal Posisi Tidur Menurut Islam
Dasar Ekonomi Islam Emansipasi Wanita dalam Islam Cara Menjaga Pandangan Mata Hukum Ziarah Kubur
Cara Membahagiakan Istri Tercinta Keutamaan Doa Seorang Ibu Ijtihad dalam Hukum Islam Zakat Maal
Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian Apa itu Syiah dan Sunni Puasa Ramadhan Nikah Gantung Menurut Islam
Persiapan Pernikahan Dalam Islam Qurban dan Aqiqah Ayat Pernikahan Dalam Islam Fiqih Pernikahan
Puasa Sebelum Menikah Cara Menjaga Hati Sebelum Menikah Menikah Tanpa Cinta Hukum Pernikahan
Pernikahan Sedarah Hukum Talak Dalam Pernikahan Hukum Menikahi Sepupu Nikah Tanpa Wali Shalat Subuh
Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam Mencukur Bulu Kemaluan Dalam Islam
Pengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan Wathaniyah Hukum Bacaan Tajwid Pindah Rumah Menurut Islam
Cara Mendidik Anak Dalam Islam Tujuan Pendidikan Pembagian Harta Warisan
Hukum Mengeluarkan Air Mani dengan Sengaja Fungsi Agama Macam – Macam Mukjizat Nabi
Rumah Tangga Menurut Islam Alif Lam Syamsyah Merayakan Valentine Dalam Islam
Sunnah Rasul Malam Jumat Taubatan Nasuha Keluarga Bahagia Menurut Islam
Fungsi Hadist terhadap Al-Quran Keutamaan Surat Al Kahfi Cara Membersihkan Najis
Asal Usul Bulan Muharram Bersumpah dalam Islam Anak Durhaka Dalam Islam Tanda – Tanda Kiamat
Tasawuf Syiah Cara Menghapus Dosa Zina Tujuan Pendidikan Islam Proses Penciptaan Manusia
Hati Nurani Menurut Islam Hubungan Akhlak dan Tasawuf Puasa Ramadhan dan Cara Pelaksanaannya
Wanita yang Baik Dinikahi Menurut Islam
Shalat Hajat Manfaat takbir Istri – Istri Nabi Muhammad SAW Manfaat Menggunakan Cadar
Hukum Keluar Air Mazi dengan Sengaja Manfaat Tawakal Etika Pemasaran Dalam Islam Keluarga Dalam Islam
Shalat Jum’at Mahar Pernikahan dalam Islam Tunangan Dalam Islam Hukum Menikah Saat Hamil
Pernikahan Beda Agama Nikah Siri dalam Islam Rukun Nikah Dalam Islam Wali Nikah Janda
Kehidupan Setelah Menikah Syarat Wali Nikah Rukun Nikah Dalam Islam Doa Agar Dipermudah Segala Urusan
Keutamaan I’tikaf di Bulan Ramadhan Hakikat Penciptaan Manusia Manfaat Diciptakannya Semut Dalam Islam
Malam Lailatul Qadar Shalat Lailatul Qadar Istiqomah Dalam Islam LDII Menurut MUI Cara Menjadi Wanita Baik
Manfaat Toleransi Antar Umat Beragama Ciri-Ciri Aliran Sesat Menurut Islam Macam-macam Riba
Tidur Dalam Islam Kewajiban dalam Rumah Tangga Tanda-tanda Kiamat Besar Adab Ziarah Kubur
Aliran Islam di Indonesia Gafatar : Sesat atau Tidak ? Perkembangan Islam Cara Mandi Wajib bagi Wanita
Shalat Taubat Manfaat Membaca Al- Qur’an Penerima Zakat Kehidupan Rumah Tangga Dalam Islam
Shalat Jenazah Keistimewaan Ramadhan Kedudukan Wanita Dalam Islam Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan
Syarat Pernikahan dalam Islam Iman dalam Islam Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan
Konsep Manusia dalam Islam Syarat Penerima Zakat Bahagia Menurut Al-Quran Nama – Nama Nabi Dan Rasul
Sombong dalam Islam Pria yang Baik dalam Islam Cara Membuat Hati Ikhlas Kehidupan Setelah Menikah
Tips Mengajar Anak Berpuasa Sumber Pokok Ajaran Islam Kewajiban Menikah Aborsi dalam Pandangan Islam
Khiyar dalam Jual Beli Keistimewaan Amalan Istighfar Rukun Iman
Cara Menenangkan Hati Dalam Islam Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian Hukum Khitan Bagi Perempuan
Kewajiban Wanita dalam Islam Fenomena LGBT Menurut Islam Sukses Menurut Islam
Jenis-Jenis Najis dalam Islam Ilmu Tauhid Islam Hukum Menikahi Wanita Hamil Kewajiban Menikah
Puasa Mutih Sebelum Menikah Nikah Siri Dalam Islam Kewajiban Wanita Setelah Menikah
Menikah di KUA Dengan WNA Hukum Menikah Muda Menurut Islam Wanita yang Haram Dinikahi
Bid’ah dalam Islam Tata Cara Shalat Idul Fitri Anak Perempuan dalam Islam Hubungan Akhlak dengan Iman
Manfaat Beriman Kepada Allah SWT Tingkatan Iman dalam Islam Hukum Ekonomi Syariah
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib Keutamaan Puasa di Bulan Syawal Jual Beli Terlarang dalam Islam
Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat Pengertian Tasawuf Organisasi-Organisasi Pendidikan Islam di Indonesia
Jenis-Jenis Najis Keutamaan Surat Al-Kafirun Hukum Saham dalam Islam
Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam Hikmah Jual Beli Falsafah Ekonomi Islam
cara mengatasi depresi menurut islam Hukum Tidak Membayar Hutang Kiamat Menurut Islam
Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan Perekonomian dalam Islam Contoh Jual Beli Terlaran
Zakat Penghasilan Menurut Islam Bahaya Syiah Perbedaan Ghibah dan Fitnah Transaksi Ekonomi dalam Islam
Cara Taubat Nasuha Fungsi Iman Kepada Kitab Allah Fungsi Iman Kepada Allah SWT
Hubungan Akhlak dengan Iman Asas Sistem Ekonomi Islam Membangun Rumah Menurut Islam
Hukum Mengucapkan Selamat Natal dalam Islam Tips Menjadi Wanita Shalehah
Kewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua setelah Menikah Hak dan Kewajiban dalam Islam
Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Tips Hidup Bahagia Menurut Islam Tata Cara Qurban Idul Adha
Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa Iman dalam Islam
Tweet
larangan pacaran, mahram, pacaran, pacaran haram
ARTIKEL TERKAIT
Makna Cinta Dalam Islam dan Dalilnya Hukum Shalat Berjamaah Dengan Pacar d
ARTIKEL TERBARU
RECENT
TO TOP ↑