Hukum Berpacaran
Dalam Islam
Salsabila jelita
S1 Manajemen
Hukum Berpacaran Dalam Islam
Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacarana dalam Islam melarang adanya pacarana diantara
mereka yang bukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa.
Dalam Islam, pacarana adalah haram.Oleh sebab itu,Islam mengatur hubungan antara lelaki dan
perempuan dalam dua hal yakni:
1. Hubungan mahram
Yang dimaksud hubungan mahram,seperti antara ayah dan anak perempuanya,kaka laki-laki dengan adik
perempuanya atau sebaliknya.Oleh karena yang mahram berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam
artian baik) dengan lawan jenis.
Sebab, dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak boleh dinikahi)
daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan (kandung maupun se-ayah), bibi (dari
ibu maupun ayah), keponakan (dari saudara kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung
maupun tiri), ibu susu, saudara sepersusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan
yang mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan mempertontonkan auratnya.
2. Hubungan Non mahram
“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.”
(Al-Isra: 32)
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran
seperti berikut;
“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena
sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa
diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk
melawan gejolak nafsu.” (H. R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).