Anda di halaman 1dari 2

Bahaya Berkhalwat

Assalamualaikum waramatullahi wabaraktuh. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja-puji


serta rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat
islam, nikmat kesehatan dan begitu banyaknya nikmat yang tak bisa kita hitung sehingga kita
bisa hadir di acara Tausiyah Ramadhan kali ini. Sholawat serta salam tak lupa mari kita junjung
baginda besar kita, yakni nabi Muhammad SAW yang telah membawa ajaran islam dari zaman
jahilliyah sampai zaman sekarang.

Hadirin yang saya hormati, pada kesempatan kali ini, saya akan membahas dan membawakan
tausiyah yang berjudul “Bahaya Berkhalwat”.

Sebelum kita mulai pada tausiyahnya, saya akan memberikan penjelasan tentang apa itu
Khalwat. Secara positif, khalwat adalah menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan makna negatif, khalwat adalah perbuatan
berdua-duaan di tempat sunyi atau terhindar dari pandangan orang lain antara seorang laki-
laki dan perempuan yang bukan mahram (sama seperti mendekati zina). Perbuatan khalwat
secara negatif, tentu dilarang dalam islam. Perbuatan khalwat yang demikian dapat
memberikan dampak negatif, diantaranya : 1. Menjuruskan diri sehingga melakukan
perbuatan yakni berzina, 2. Menurunkan Derajat dimata Allah SWT dan dimata Manusia, 3.
Melemahkan iman Manusia, 4. Melatih kemunafikan, 5. Membuat angan angan yang
berlebihan, dan yang terakhir atau ke 6. Bisa Mengurangi Rezeki.

Dari dampak negatif tersebut, islam tentu melarang berkhalwat dan menegaskan bahwa
berkhalwat merupakan perilaku yang dimana pihak ketiganya adalah setan, seperti sabda
Rasullulah SAW yang diriwayakatkan oleh Ahmad yang berarti: “Janganlah seorang laki-laki
berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa didampingi mahram), karena pihak ketiga dari
mereka adalah syaithan).” Namun berkhalwat untuk mendekatkan diri kepada Allah
diperbolehkan dalam islam dan termasuk perbuatan yang mulia.

Selain dalam hadist, Alquran juga menegaskan larangan berkhalwat seperti dalam surah Al-
Israa ayat 32, yang berbunyi:

‫ان َفا ِح َش ًة َو َس ۤا َء َس ِب ْياًل‬


َ ‫الز ٰن ٓى ِا َّن ٗه َك‬
ِّ ‫َواَل َت ْق َربُوا‬
Walaa taqbarul zinna innahu kaana faahisyatan washaaa’a sabiila(n)
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.

Dalam ayat tersebut, menegaskan bagaimana perbuatan zina atau berkhalwat yang negatif
hanya akan mengarahkan ke dalam jalan yang buruk. Ayat ini menampar sebagian orang muda
yang bersikap mesra-mesraan padahal bukan mahramnya yang kita kenal dengan istilah
berpacaran.

Berpacaran pasti sudah terdengar akrab untuk telinga sebagian orang. Perbuatan yang
pastinya mengarah kedalam zina dan khalwat yang negatif ini, masih sering digunakan sebagai
ajang mencari jodoh bagi para anak muda. Mereka beranggapan, berpacaran merupakan
perbuatan dimana saling membagikan kasih sayang dan cinta yang memberikan banyak
memori atau kenangan. Padahal dalam islam sudah ditegaskan secara jelas bahwa hal yang
mendekati zina adalah jalan yang buruk untuk dipilih, dan hukumnya haram untuk didekati.
Pacaran juga banyak menghasilkan perempuan yang hamil di luar nikah, obat-obatan, dan
paling ngeri adalah aborsi (pembunuhan).

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud, zina terbagi
menjadi beberapa macam, yakni = 1. Zina mata (ain), ketika seseorang memandang lawan
jenisnya dengan perasaan senang 2. Zina hati (qalbi), ketika memikirkan atau mengkhayalkan
lawan jenis dengan perasaan senang dan bahagia. 3. Zina ucapan atau mulut (lisan), ketika
membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan senang.

Setelah tadi saya menyampaikan macam-macam zina, saya akan memberikan cara agar
menjauhi zina ataupun berkhalwat, diantaranya :
1. Jaga Mata
2. Membatasi Pergaulan Dengan Yang Bukan Mahram
3. Tidak berdua-duan dengan yang lawan jenis
4. Meningkatkan ibadah kepada Allah SWT
5. Berdoa agar dilindungi dari godaan setan
6. Memilih pergaulan yang baik, dan terakhir
7. Melakukan aktivitas positif

Demikian tausiyah atau ceramahan yang saya sampaikan. Semoha bermanfaat. Segala bentuk
perhatian para hadirin sekalian dalam mendengar tausiyah saya merupakan sebuah
penghargaan dan saya ucapkan terimakasih, mungkin saya rasa cukup apa yang saya
sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf Billahi Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai