Anda di halaman 1dari 30

Kekerasan Seksual dalam

Perspektf Islam
Kelompok 6
Nama Anggota
1. Dalil Adi Laksono (22670103)
2. M. RaikhanI Firmansyah (22670091)
3. Dinar Priambodo Utomo (22670094)
4. Risma Eva Lestari (22670111)
5. Variska Avelia (22690019)
6. Dola Mareta Anggarini (22690021)
Kedatangan islam mengangkat derajat wanita, akan tetapi
belakangan ini banyak sekali berita berita mengenai kasus
kasus kekerasan seksual dan kebanyakan korbannya adalah
perempuan. Meskipun laki – laki juga bisa menjadi korban
pelecehan seksual, akan tetapi tetap kebanyakan perempuan
yang jadi korbannya.
Dalam ajaran islam, saling menghargai adalah salah satu cara
untuk menghindari perilaku penyimpangangan seksual, karena
dengan saling menghargai orang akan tau batasan batasan
syari. Salah satu cara untuk menghindari penyimpangan
seksual yaitu dengan menjauhi perkara perkara yang
menimbulkan syahwat.
Pengertian Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak
diinginkan, permintaan untuk melakukan perbuatan seksual,
tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang bersifat seksual,
atau perilaku lain apapun yang bersifat seksual, yang
membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan, dan
terintimidasi, sehingga menciptakan lingkungan yang
mengintimidasi, bermusuhan atau tidak sopan.
Perbuatan Kekerasan Seksual
dalam Pandangan Islam
Kekerasan seksual merupakan penyimpangan terhadap
norma agama dan moral. Kedua bentuk ini
mengakibatkan bahaya baik ditinjau dari aspek
psikologis maupun sosiologis sehingga penyimpangan
ini masuk dalam ranah patologi sosial. Ajaran Islam
memandang bahwa prostitusi maupun pelecahan seksual
merupakan perbuatan dosa/ keji dan melanggar larangan
Allah SWT
Q.S Al-a'raf ayat 33
‫اح َش َما َظ َه َر ِمن ْ َها َو َما بَ َط َن َوالْاِثْ َم َوال ْبَ ْغ َي ِب َغيْ ِر ال َْح ِ ّق َوا َ ْن تُ ْش ِرك ُْوا‬
ِ ‫ق ُْل اِن ّ ََما َح َّر َم َر ِبّ َي ال ْ َف َو‬
‫ِبالل ّ ٰ ِه َما ل َْم يُن َ ِ ّز ْل ِب ٖه ُسل ْٰطنًا َّوا َ ْن تَ ُق ْول ُْوا َعل َى الل ّ ٰ ِه َما ل َا تَ ْعل َُم ْو َن‬
Terjemahan
Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan
keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim
tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah
dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan
(mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu
ketahui.”
Jenis-jenis Kekerasan Seksual
1. Pemain – kekuasaan atau “ liquid pro quo ” dimana pelaku melakukan
pelecehan di tukar dengan benefit yang bisa mereka berikan karna posisi
sosialnya, misalnya dalam memperoleh atau mempertahankan pekerjaan,
mendapat nilai bagus, rekomendasi, proyek, promosi, order, dan
kesempatan kesempatan lain.
2. Berperan sebagai figur ibu/ayah, pelaku pelecehan mencoba untuk
membuat hubungan seperti mentor dengan korbannya, sementara itu intensi
seksualnya di tutupi dengan pretensi berkaitan dengan atensi akademik,
profesional, atau personal. Ini di gunakan oleh guru yang melecehkan
muridnya.
3. Anggota kelompok (geng), di anggap sebagai anggota dari suatu
kelompok tertentu. Misalnya, pelecehan di lakukan pada seseorang
yang ingin di anggap sebagai anggota kelompok tertentu, biasanya
di lakukan oleh anggota – anggota kelompok yang lebih senior.
4. Pelecehan di tempat tertutup, pelecehan ini di lakukan oleh
pelaku secara tersembunyi, dengan tidak ingin terlihat oleh
siapapun, sehingga tidak ada saksi.
5. Groper, pelaku yang suka memegang – megang anggota tubuh
korban. Aksi memegang- megang tubuh ini dapat di lakukan di
tempat umum atau di tempat yang sepi.
6. Oportunis, yaitu pelaku mencari kesempatan adanya
kemungkinan untuk melakukan pelecehan. misalnya, di tempat
umum yang penuh sesal, pelaku akan mempunyai kesempatan
mendaratkan tangannya di bagian – bagian tubuh tertentu korban.
7. Confidante, yaitu pelaku yang suka mengarang cerita untuk
menimbulkan simpati dan rasa percaya diri korban. Sebagai contoh,
korban mula – mula terbawa perasaan karena pelaku membawa
korban pada situasi dimana sikorban dipaksa untuk menjadi pelipur
lara atas penderitaan yang di ceritakannya.
8. Incompetent, yaitu orang yang secara sosial tidak kompeten dan
ingin mendapatkan perhatian dari seseorang yang tidak mempunyai
perasaan yang sama terhadap pelaku pelecehan, kemudian setelah di
tolak, pelaku balas dendam dengan cara melecehkan si penolak.
9. Lingkungan, yaitu di anggap sexualized
environment,lingkungan yang mengandung obsenitas,
gurauan–gurauan berbau seks, granitifi yang ekspilist
menampilkan hal–hal seksual dan sebagainya. Biasanya
hal ini tidak di tujukan secara personal pada sesorang,
tetapi bisa menyebabkan lingkungan yang ofensif
terhadap orang orang tertentu.
Faktor-faktor Pemicu
Kekerasan Seksual
• Faktor Sosial atau Budaya, banyak fakta yang memperlihatkan
ketimpangan relasi gender, posisi laki–laki cenderung berbeda dalam
sekian banyak aspek kehidupan.. Ketimpangan gender adalah perbedaan
peran dan hak perempuan dan laki–laki. Laki–laki mempunyai “Hak
Istimewa” di dan di nilai sebagai subjek dan cakap hukum, sedangkan
perempuan di nilai sebagai makhluk yang pasif dan lemah dan objek
kehidupan. Akibatnya, tidak jarang laki – laki menjadikan perempuan
sebagai “barang” milik laki laki yang di perlakukan semena – mena,
termasuk dengan cara kekerasan.
2. Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
tindak kejahatan pelecehan seksual secara khusus atau konsentrasi mengatur
masalah pelecehan seksual itu sendiri. Didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) pelecehan seksual kerap disandingkan dengan
kejahatan kesusilaan atau kejahatan yang melanggar kesopanan. Didalam
pasal 281 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana hanya mengatur tentang
kejahatan kesusilaaan dengan unsur “sengaja dan secara terbuka melanggar
kesusilaan” dan unsur “sengaja di depan orang lain bertentangan dengan
kehendaknya”.
3. Faktor pergaulan bebas pada remaja, terkadang sang anak yang
menginjak masa remaja ini akan banyak mengalami kebingungan, oleh
sebab itu, ia butuh bimbingan, arahan dan dukungan sosial dari orang
orang sekitar agar tumbuh menjadi remaja yang baik secara jasmani dan
rohani. Perubahan fisik dan emosinya inilah yang membuat sang anak
ingin memisahkan dirinya dari orang tuanya dan mulai mencari jati
dirinya. Dan masa masa inilah sang remaja mudah terpengaruh oleh
perbuatan negatif. Dimulai dari rasa penasaran bahkan mencoba
perbuatan negatif tersebut, seperti salah satunya yaitu perilaku
penyimpangan seksual.
QS. Ali 'Imran Ayat 14
‫اطيْ ِر ال ُْم َقن ْ َط َر ِة ِم َن ال ّ َذ َه ِب َوال ْ ِف َّض ِة َوال َْخيْ ِل‬
ِ َ ‫الش َه ٰو ِت ِم َن ال ِن ّ َساۤ ِء َوال ْبَ ِنيْ َن َوال ْ َقن‬
َّ ‫ب‬ ُّ ‫ُز ِيّ َن لِلن ّ َِاس ُح‬
‫ب‬ ِ ٰ ‫الدنْيَا َۗوالل ّ ٰ ُه ِعن ْ َد ٗه ُح ْس ُن ال َْما‬
ُّ ‫اع ال َْحيٰو ِة‬ ُ َ‫ال ُْم َس َّو َم ِة َوالْاَن ْ َعا ِم َوال َْح ْر ِث ۗ ٰذلِ َك َمت‬

Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik.
Dampak Kekerasan
Seksual Terhadap Korban
• Dampak dalam kehidupan pribadi dan sosial korban merasa
direndahkan, hubungan keluarga atau bersosialisasi sangat sulit
membina hubungan kembali terutama pada pria karena adanya rasa
takut. Pada saat penyerangan berlangsung, korban tidak percaya dan
menganggap penyerangan pelecehan seksual hanya terjadi pada orang
lain, bukan dirinya, kemudian muncul rasa takut, minder atau menutupi
bagian-bagian tubuh yang dapat menimbulkan untuk mengundang
pelaku untuk melakukan pelecehan seksual.
2. Dampak perilaku.
Dampak perilaku antar lain: gangguan tidur, gangguan nafsu
makan, dan kecenderungan bunuh diri.
3. Dampak fisik.
Dampak fisik antara lain: Sakit kepala, gangguan pencernaan,
rasa mual, menurun atau bertambahnya berat badan, mengigil
tanpa sebab yang jelas dan nyeri tulang belakang.
Sanksi Pidana Bagi Pelaku Kekerasan
Seksual Menurut Hukum Islam
1. Hukuman hudud yaitu hukuman yang diancam dengan had
dan lebih ditentukan oleh syara. Dan menjadi hak Allah.
Hukuman ini telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas
minimal dan maksimal, hukuman ini tidak bisa lepas oleh
perseorangan (orang yang menjadi korban atau keluarganya)
atau masyarakat yang diwakili oleh negara.
2. Jarimah qishash dan diyat
Qishash dapat diartikan sebagai pembalasan setimpal dengan
perbuatannya. Qishash merupakan hukuman yang sesuai dengan
perbuatannya. Untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban,
hukuman qishash dapat lebih menjamin. Sedangkan jarimah
diyat adalah harta yang wajib diberikan sebagai pengganti
kerugian sebab membunuh atau melukai.
3. Hukuman takzir adalah pidana diluar had dan qishash atau diyat
dan hukuman itu dilaksanakan oleh penguasa dalam negara.
Upaya Mengatasi Kekerasan
Seksual
1. Adanya konsep pendidikan pada anak. Contohnya:
Mengajarkan kepada anak tentang batas aurat yang telah
diatur dalam islam, mengajarkan adab meminta izin ketika
memasuki rumah atau tempat tidur orang lain (termasuk
kamar orang tua), mendidik anak agar senantiasa menjaga
pandangan, mendidik anak agar tidak melakukan khalwat dan
ikhtilat.
2. Memberikan perlindungan anak, ditujukan untuk mencapai sebuah
kebaikan dan keselamatan bersama antar sesama manusia dan makhluk
hidup lainnya. Maka tidak heran jika Islam disimbolkan sebagai rahmatan
lil alamin. Perlindungan anak dalam islam adalah model perlindungan
yang berlapis, bersinergi dan sempurna terhadap tumbuh kembang anak.
Pertama, anak dilindungi oleh keluarga dalam hal ini orangtua dan
seluruh anggotanya. Islam memiliki konsep Hadhanah yang menekankan
pengasuhan anak kepada kedua orangtua dan keluarga dekat, sehingga
anak dapat diasuh dengan penuh kasih sayang dan penuh tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai