Anda di halaman 1dari 7

FIRE FIGHTING

PROSES TERJADINYA
KEBAKARAN
PENDAHULUAN
Untuk mempelajari api secara keseluruhan tidaklah mungkin, walaupun menggunakan konsep dan teori
yang ada pada saat ini, mengingat pengetahuan kita terbatas. Berpuluh tahun dan ber-milyar dollar telah
dihabiskan untuk riset dalam usaha mengatasi fenomena yang menjadikan api sebagai kawan dan lawan
terhadap umat manusia.

PROSES TERJADINYA API ATAU KEBAKARAN


Meskipun api dijelaskan dalam banyak macam, para ahli sepakat bahwa:

Api adalah proses oksidasi tanpa bantuan (self-sustaining) yang cepat disertai dengan evolusi panas dan
cahaya dalam bermacam-macam intensitasnya

Api adalah sebagai hasil percampuran secara kimia dari panas, bahan bakar dan oksigen dalam proporsi
yang tepat
Api hanya dapat terjadi dimana terdapat bahan yang dapat terbakar (bahan bakar), sumber penyalaan
(panas atau energi panas) dan oksigen (bahan oksidator) dari udara atau dari sumber lain. Bilamana ketiga
unsur tersebut berada dalam konsentrasi yang memenuhi syarat, maka timbullah reaksi oksidasi yang
dikenal sebagai proses pembakaran.

Sebagian panas akan diserap oleh bahan yang kemudian melepaskan uap dan gas yang dapat menyala
berganti-ganti bercampur dengan oksigen di udara. Nyala ini akan terus berlangsung selama ketiga unsur itu
ada dalam suatu konsentrasi yang seimbang.
Jadi, untuk menimbulkan api awal diperlukan tiga unsur:
1. Bahan bakar (fuel)
- yang harus menjadi / berbentuk uap
2. Panas (heat)
- yang cukup untuk menentukan titik penyalaan
3. Oksigen (CO2)
- sebagai oksidator

Bilamana suhu sudah mencapai titik penyalaan suatu bahan bakar, maka unsur tersebut akan memproduksi
api, yang tergabung membentuk segitiga yang kita kenal dengan segitiga-api dan digambarkan seperti
berikut ini:
BAHAN BAKAR
GAS
Natural gas, Propane, Acetylene,
Hidrogen, dsb

CAIR
Gasoline, Kerosene, Alkohol,
Terpentin, dsb

PADAT
Gambar 1. Segitiga Api

Proses Terjadinya Kebakaran

Batubara, Plastik, Kayu, Kertas, Kain,


dsb

Halaman 1

Atau...

FIRE FIGHTING
Definisi api menurut Dr. Tuve selain diketahui sebagai pembakaran berisikan tiga kata kunci; oksidasi,
tanpa bantuan (self-sustaining) dan cepat.
Oksidasi adalah suatu reaksi kimia dimana dua bahan bakar (oksidator dan reduktor) bercampur
membentuk suatu produk yang kurang efektif daripada bahan-bahan itu sendiri. Pembakaran adalah sejenis
reaksi oksidasi tertentu dimana oksigen merupakan bahan oksidator, dan bahan bakar adalah reduktor.
Umumnya bahan reduktor atau bahan bakar adalah bahan-bahan yang mengandung unsur karbon dan
hidrogen.
Kata kunci berikutnya adalah tanpa bantuan (self-sustaining).

Halaman 2

Teori segitiga api tersebut dikembangkan menjadi tetrahedron api. Ini disarakan bahwa dalam reaksi
pembakaran tersebut terbentuk zat-zat radikal yang menyebabkan reaksi berantai.

Gambar 2. Tetrahedron

Bahan Bakar
Unsur ini adalah semua bahan yang dapat teroksidasi dengan cepat seperti kayu, kertas, minyak, gemuk,
logam tetrtentu dan gas. Secara mudahnya dapat dikatakan bahwa setiap bahan yang dapat terbakar
dinamakan dengan bahan bakar.

1. Jenis Bahan Bakar


a. Padat (kayu, kertas, kain, plastik, dsb)
Kayu dapat terbakar hanya jika dipanaskan sampai suatu titik dimana gas keluar dari
permukaannya. Pada suhu dan tekanan normal, kayu dan jenis padat lainnya tidak mengeluarkan
uap yang mudah terbakar. Kayu harus terpapar sumber panas sampai periode waktu tertentu
Proses Terjadinya Kebakaran

FIRE FIGHTING
sebelum mengeluarkan uap yang mudah terbakar. Suhu dimana kayu akan terbakar akan bereaksi
tergantung macam, bentuk, ukuran dan kandungan airnya.
Kerugiannya, sulit untuk mengidentifikasi suhu penyalaan kayu yang spesifik karena banyaknya
jumlah yang tercakup. Umunya suhu penyalan kayu rata-rata sekitar 3920F/2000C. Pada suhu ini,
uap yang dapat terbakar dihasilkan dalam jumlah yang cukup untuk terbakar. Sebagaimana nyala
berkembang dan suhu naik, carbon monoxide mulai keluar. Akhirnya kayu yang terbakar menjadi
arang dan abu. Empat tingkatan dekomposisi kayu dan yang berkenaan dengan suhu yang
menyebabkan tiap tingkatan dijelaskan di bawah ini.
Empat tingkatan degradasi panas dari kayu:

REAKSI
3920F/2000C

3920F 5360F
(2000C 2800C)
5360F 9320F
(2800C 5000C)

Lebih dari 9320F


(5000C)

Pengeluaran uap air, carbon dioxide

Uap air berkurang, keluar carbon monoxide, masih dalam


proses endothermik
Reaksi endothermik dengan uap mudah terbakar dan
partikulat. Beberapa reaksi sekunder dari bentuk arang
Residu

b. Cair (yang mudah terbakar dan dapat terbakar (flammable & combustible)
Cairan yang mudah terbakar (flammable liquid) adalah setiap cairan yang mempunyai suatu flash
point/titik nyala dibawah 1000F/37,80C dan mempunyai tekanan uap tidak melebihi 40 PSIA pada
1000F/37,80C.
Cairan yang dapat terbakar (combustible liquid) adalah setiap cairan yang mempunyai flash
point/titik nyala sama atau lebih besar dari 1000F/37,80C.
Nyala api terjadi karena uap dari evaporasi cairan yang flammable atau combustible jika terpapar
dengan panas cukup memadai pada kondisi tercampur dengan udara. Terjadinya suatu campuran
(uap cairan dan udara) yang disebut too lean mixture (campuran terlalu miskin) bla campuran
antara uap bahan bakar dan udara dimana uapnya terlalu sedikit (dibawah flammable range), dan
campuran too rich bila berada dalam campuran konsentrasi uapnya terlalu kaya/banyak. Untuk
gasoline, campuran flammable range-nya adalah antara 1,4% sampai 7,6%.

2. Flash Point / Titik Nyala


Suhu terendah dimana bahan bakar mulai menguap dan bercampur dengan udara bila diberikan
sumber panas akan menyala dan tidak terbakar secara terus-menerus; bila sumber panas diambil maka
tidak akan terjadi nyala.
3. Vapor Density
Adalah suatu perbandingan antara berat molekul uap suatu bahan bakar dan berat molekul udara:
Berat molekul uap bahan bakar
Vapor Density : -----------------------------------------29 (berat molekul udara)

4. Ignition Temperature / Suhu Penyalaan


Ignition temperature suatu bahan bakar adalah suhu paling rendah dimana bahan bakar dipanaskan dan
menyebabkan menyala/terbakar. Ignition temperature kerosin/minyak tanah adalah 4100F/2100C dan
gasoline/bensin adalah 5360F/2800C.
Proses Terjadinya Kebakaran

Halaman 3

SUHU

FIRE FIGHTING
5. Daerah Dapat Terbakar
Daerah dapat terbakar adalah suatu batasan konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan
udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai sumber penyalaan.
Daerah dapat terbakar dibatasi oleh:
Batas dapat terbakar atas (Uper Fire/Explosion Limit/UFL/UEL)
Batas dapat terbakar bawah (Lower Fire/Explosion Limit/LFL/LEL)
Acetylene
Benzene
Ether
Gasoline
Hydrogen
Jet Fuel
Kerosine (minyak tanah)
LPG
Methane
Methyl Alcohol
Turpentin
Vegetable Oil

FLASH POINT
0C
Gas
12
-11
-49
-45
-45
-43
Gas
110
43
110
38
Gas
Gas
52
11
95
35
540
282
0F

FLAMMABLE LIMIT (PERSENTASE ISI)


2,5 - 81
1,3 - 7,1
1,9 - 36
1,4 - 7,6
4,0 - 75

0,7 - 5,0
1,9 - 9,5
5,0 - 15
6,7 - 36,0
0,8 - tak ditentukan
Suhu nyala 8330F

Oksigen
Kebakaran hanya memerlukan 16% oksigen untuk bisa terjadi nyala. Udara yang kita hirup mengandung
21% oksigen, sehingga bahan bakar dikelilingi begitu banyak oksigen untuk menopang terbakar. Beberapa
bahan bakar mengandung cukup oksigen untuk menopang terbakar, sehingga dapat terbakar dalam
lingkungan tanpa adanya oksigen.

Panas

Seringkali dikacaukan dengan suhu/temperatur, panas adalah suatu jenis energi. Panas dalam suatu
kebakaran dapat dimulai pada suatu suhu yang rendah, dapat meningkat dengan cepat sebagaimana
kebakaran atau nyala bekelanjutan tergantung bahan bakarnya dan dapat mencapai beberapa ratus bahkan
ribu derajat.
Sumber panas sebagai inisiator suatu kebakaran dapat dibagi beberapa kelompok, diantaranya:
1. Api terbuka
Api terbuka dapat berupa api dari burner, kompor, pengelasan, pemotongan dengan nyala api dan bara.
2. Permukaan yang panas
Alat-alat pemanas seperti pengering, oven, wadah pemanas air, koplat dan sebagainya.

3. Panas mekanik
Panas mekanik dapat timbul karena gesekan atau karena kompresi dari udara dan gas.

4. Panas listrik
Mengingat bahwa dalam suatu industri selalu menggunakan listrik, maka panas dari listrik dapat
merupakan inisiator suatu kebakaran bila berekatan dengan bahan-bahan yang mudah terbakar. Panas
tersebut dapat berupa:
a. Loncatan bunga api listrik
b. Pemanasan konduktor oleh listrik atau hubungan pendek
c. Listrik statis
Proses Terjadinya Kebakaran

Halaman 4

BAHAN BAKAR

FIRE FIGHTING
5. Panas kimia
Reaksi-reaksi kimia eksotermik dapat merupakan sumber kebakaran yang potensial pula. Diantara
reaksi-reaksi tersebut adalah:
a. Reaksi air dengan asam sulfat, kapur, karbit dan sebagainya
b. Reaksi oksidasi reduksi, dimana pencampuran zat-zat oksidan dan reduktor
c. Dan sebagainya

Perpindahan panas

Perpindahan panas berbeda satu dengan lainnya. Bilamana panas berpindah, dia diangkut dari suatu tempat
ke tempat lain tanpa mengubah bentuk energinya. Ketika panas dipindahkan dari koplat ke cerek/panci air
dengan air di dalamnya, air mendidih karena panas yang diserapnya.
Terdapat tiga dasar perpindahan panas dari pembakaran bahan yaitu konduksi, radiasi dan konveksi.

Halaman 5

1. Konduksi
Panas dapat berpindah dari suatu barang ke barang yang lain dengan cara kontak diantara keduanya.
Dengan kata lain, bahwa panas dapat dipindahkan melalui suatu barang konduktor. Daya konduksi
panas dari suatu benda berbeda-beda.

2. Konveksi
Energi panas dapat dipindahkan dengan sirkulasi cairan atau air. Gas, uap dan cairan yang panas yang
meningkat menambah suhu daerah dan barang-barang disekitar daerah tersebut. Dalam suatu
kebakaran yang besar, gas panas hasil pembakaran mengalir ke atas dan memindahkan panas ke atas
melalui bangunan. Dengan kata lain, panas dipindahkan yang mana dibawa oleh sara yang ada seperti
udara, gas dan air.
3. Radiasi
Panas merupakan suatu energi dan mempunyai
kemampuan bergerak dalam suatu garis lurus
melalui ruangan sampai dia terhenti oleh karena
sesuatu objek. Panas yang dipancarkan oleh
kebakaran, bila cukup kuat dapat membakar
baranng-barang dari kejauhan. Kualitas dan
kuantitas radiasi panas tergantung pada suhu
struktur berhadapan satu sama lainnya. Pancaran
energi bergerak dari yang lebih panas ke yang
lebih dingin dan luas permukaan sampai
keduanya memiliki tingkat suhu yang sama.
Proses Terjadinya Kebakaran

FIRE FIGHTING
Kemampuan menyerap panas yang dipancarkan kepadanya tergantung pada permukaan struktur yang
yang lebih dingin dan luas permukaan struktur yang lebih panas. Bila permukaan yang menerima panas
berwarna hitam atau gelap, ia akan lebih banyak menyerap panas. Bila berwarna terang atau putih akan
memantulakn panas dan sedikit menyerap panas.
Jadi terjadinya api atau kebakaran bilamana terdapat campuran bahan bakar (pada flammable range)
dan udara (minimum 16% oksigen) serta pemanasan yang memadai.

Halaman 6

Misalkan gasoline/bensin (1,4 7,6 %), udara (16% oksigen) dan panasan (auto ignition temperature
5360F), maka terjadilah api atau kebakaran. Gambarannya adalah sebagai berikut:

Kelas-kelas Kebakaran
NFPA membagi kebakaran menjadi beberapa jenis, sesuai dengan bahan yang terbakar. Bahan
pemadam untuk masing-masing kelas tersebut pun berbeda-beda:
1. KelasA
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar biasa contohnya
kertas, kayu, karet, maupun plastik. Cara mengatasinya bisa dengan menggunakan air untuk
menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan, serbuk kimia kering untuk mematikan
proses pembakaran, atau menggunakan bahan halogen untuk memutus reaksi berantai
pembakaran.
2. KelasB
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti pada cairan combustible dan
cairan flammable, contohnya bensin, minyak tanah, gemuk, oli, dan bahan serupa. Cara
mengatasinya dengan menggunakan bahan seperti foam lebih disarankan.
3. KelasC
Yang termasuk dalam kebakaran ini adalah alat-alat yang dijalankan oleh listrik. Untuk mengatasi
kebakaran dengan penyebab ini harus menggunakan bahan pemadam kebakaran yang non
konduktif agar terhindar dari sengatan listrik. Yang terbaik adalah menggunakan CO2 atau Halon,
namun karena sifat dari Halon yang merusak lingkungan maka pemadan dengan bahan Halon
sudah..tidak..lagi..diproduksi.

Proses Terjadinya Kebakaran

FIRE FIGHTING
Sebagai catatan kebakaran kelas C bisa dipadamkan oleh bahan pemadam kebakaran kelas A dan B
asalkan listrik terlebih dahulu dimatikan.

Halaman 7

4. KelasD
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar (contohnya
magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potasium). Bahan pemadamnya adalah powder
khusus kelas D.
5. KelasK
Yang termasuk dalam kebakaran kelas ini adalah yang melibatkan media memasak misalnya
minyak goreng (baik yang berbahan dasar tumbuhan atau hewan). Untuk mengatasinya bisa
menggunakan serbuk kimia basah yang khusus untuk kebakaran kelas ini.

Proses Terjadinya Kebakaran

Anda mungkin juga menyukai