1, Maret 2015
Maryantho Masarrang1)
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako
Email: antho.masarrang@gmail.com
MULAI
PENETUAN
PARAMETER
STANDAR IEEE
STATCOM KONTROL
SVPWM
PEMODELAN
SIMULASI
STATCOM DALAM
SISTEM JARINGAN
PEMODELAN
SIMULASI
ANALISA
STABILITAS
SIMULASI
DENGAN
GANGGUAN
SIMULASI
TANPA
GANGGUAN
ANALISA
PERBANDINGAN RESPON
SELESAI
1. Penelitian pendahuluan.
Penelitian pendahuluan ini dalam
bentuk studi pustaka, baik referensi
maupun jurnal mengenai sistem
kontrol kompensator daya reaktif.
2. Penentuan parameter.
Parameter uji untuk statcom dan
standar
BUS
dapat
diperoleh
parameter statcom dengan mengambil
sumber IEEE.
3. Membuat
model
referensi
STATCOM.
Dengan menggunakan data parameter
STATCOM maka dapat disusun suatu
model
referensi
yang
diimplementasikan.
4. Simulasi unjuk kerja keadaan
dinamik.
Pengaruh perubahan nilai parameter
parameter dan timing pensakalaran
terhadap output disimulasikan dengan
program PSAT yang meliputi
karakteristik harmonisa dan variasi
output tegangan.
5. Simulasi unjuk kerja STATCOM
dalam jaringan.
Pengaruh
perubahan
parameter
STATCOM pada tegangan dan aliran
daya pada BUSuntuk memperoleh
karaketrestik kestabilan. Saat tanpa
gangguan dan dengan gangguan
disimulasikan
dengan
program
PSAT..
6. Analisis data.
Dari hasil simulasi, data yang
diperoleh akan dianalisis untuk
mengetahui unjuk kerja STATCOM
pada saluran transmisiditinjau dari
aspek stabilitas tegangan dan aliran
daya.
7. Pengambilan kesimpulan.
(2)
Dengan menggunakan perhitungan
di atas, maka didapat nilai per-unit
parameter transmisi R dan X seperti
dibawah ini :
Pemodelan Generator
Bus Ayun (Slack Bus) adalah
generator dimana besaran besaran yang
diketahui dalam slack bus adalah V dan ,
dimana biasanya bernilai nol (= 0).
Selama perhitungan aliran daya, besaran V
dan akan tetap dan tidak berubah.
Generator Bus biasanya disebut bus P-V,
(4)
Dimana rx XC / XL , batas
kontroler diberikan oleh batas sudut
penyulutan yang bernilai tetap sesuai
dengan desain. Hukum kontrol steady-state
tipikal SVC yang terdapat pada
karakterestik tegangan arus adalah
(5)
Dimana
V
dan I adalah
magnitudo tegangan dan arus rms dan Vref
adalah tegangan referensi. Nilai tipikal
untuk slope XSL adalah 2 s.d 5%, terhadap
basis SVC; nilai tersebut diperlukan untuk
menghindari melewati batas dari variasi
tegangan bus yang kecil . Nilai tipikal
untuk kisaran tegangan yang dikontrol
adalah = 5% dari Vref. Pada batas sudut
penyulutan,
SVC
ditransformasikan
kedalam reaktansi yang bernilai tetap.
Model pertama adalah model yang sudut
penyulutan SVC sebagai fungsi dari
perubahan sudut, terdiri dari kombinasi
paralel dari admitansi ekivalen reaktor
dikendalikan thyristor (TCR) dan reaktansi
kapasitif tetap.
3) Perbandingan Tegangan Sebelum
dan Setelah Pemasangan Peralatan
Dari hasil analisis aliran daya sebelum
dan setelah pemasangan peralatan, maka
Sebelum
AVR
Bank
Capacitor
SVC
Daya
Aktif
0.435931
0.433155
0.389220
0.591378
Daya
Reaktif
0.830223
0.832598
0.719914
0.818649
Sebelum
AVR
Bank
Capacitor
SVC
Daya
Aktif
0.201947
0.061809
0.177696
0.178528
Daya
Reaktif
0.448039
0.449422
0.368572
0.369431
Sebelum
AVR
Bank
Capacitor
SVC
Daya
Aktif
0.053366
0.052809
0.054739
0.053646
Daya
Reaktif
0.086252
0.084633
0.086340
0.087146
419
[13]
Grainger, J.J. and W.D. Stevenson,
Jr. 1994. Power System Analysis,
McGraw-Hill, Inc., USA.
[14]
Saadat, H. 1999. Power System
Analysis, McGraw-Hill, Inc., USA
420